Anda di halaman 1dari 10

KONTRIBUSI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT PESISIR

DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM PULAU


MURSALA TAPANULI TENGAH GUNA MENINGKATKAN
DAYA TARIK PARIWISATA

DISUSUN OLEH:
Sahila Jasmin Ramadini Harahap - 5020211107

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Drs. M. Mustain, M.Sc., Ph.D.

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER FAKULTAS


TEKNOLOGI KELAUTAN DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menawarkan kekayaan alam dan
budaya yang tak tertandingi, menjadikannya destinasi wisata global yang sangat diminati.
Dengan lebih dari 17.000 pulau, setiap pulau memiliki warisan budaya unik, termasuk tarian,
seni rupa, musik, dan ritual keagamaan. Meskipun menghadapi tantangan infrastruktur dan
lingkungan, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengatasi masalah tersebut melalui
kebijakan pembangunan dan pelestarian. Dengan latar belakang yang kaya, pariwisata di
Indonesia bukan hanya sumber keindahan visual, tetapi juga jendela yang memperlihatkan
kekayaan budaya dan keberagaman alam negara ini, menjaga posisinya sebagai destinasi
wisata utama di dunia melalui upaya peningkatan infrastruktur dan pelestarian.

Pulau Sumatra, terutama di Tapanuli, berperan penting dalam perekonomian nasional melalui
sektor pariwisata. Keindahan alam, pengembangan infrastruktur, dan promosi budaya lokal
menarik wisatawan, memberikan kontribusi besar pada pendapatan daerah melalui pajak dan
retribusi. Pertumbuhan sektor pariwisata juga menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Pariwisata memberikan sumbangan signifikan
pada pendapatan daerah dan mendukung pelestarian warisan budaya serta membuka peluang
ekonomi baru, seperti jasa pariwisata dan kerajinan tangan. Dengan fokus pada
pengembangan ekonomi masyarakat lokal dan keberlanjutan lingkungan, Tapanuli terus
menjadi destinasi wisata yang berdaya tarik, memajukan perekonomian daerah dan nasional.

Artikel ini berfokus kepada pengelolaan sumber daya alam di Pulau Mursala di Tapanuli
Tengah Provinsi Sumatera Utara dan bagaimana kontribusi yang diberikan serta dampak yang
didapat oleh masyarakat di pesisir terdekat yaitu Desa Kalangan.
Selain itu, artikel ini juga membahas langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah
dan masyarakat Sumatera Utara dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas pesisir melalui
pengembangan wisata bahari di Pulau Mursala serta mengeksplorasi apakah ada program
pemberdayaan masyarakat pesisir yang telah diimplementasikan dan memberikan gambaran
mengenai pelaksanaannya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan sebagai langkah untuk
menetapkan panduan penelitian, didapatkan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Upaya pemberdayaan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
dalam mengelola sumber daya alam di Pulau Mursala untuk kepentingan wisata
bahari?
b. Apa dampak positif dari pengelolaan objek wisata Pulau Mursala terhadap masyarakat
dan daerah setempat?
3. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu:
a. Untuk mengetahui upaya pemberdayaan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam di Pulau Mursala untuk
kepentingan wisata bahari.
b. Untuk mengetahui dampak positif dari pengelolaan objek wisata Pulau Mursala
terhadap masyarakat dan daerah setempat.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Kalangan


Dapat diamati bahwa penduduk Desa Kalangan mayoritas mata pencahariannya
adalah sebagai nelayan dan memanfaatkan pekerjaan sebagai pemandu wisata untuk
mendapatkan penghasilan tambahan. Meskipun, tidak semua anggota masyarakat desa ini
turut serta dalam menggunakan sumber daya alam yang ada di Pulau Mursala. Karakteristik
masyarakat Desa Kalangan mencakup beragam aspek kehidupan, seperti jenis pekerjaan,
tradisi adat, dan norma sosial. Masyarakat pesisir, yang umumnya diasosiasikan dengan
profesi nelayan, merupakan bagian dari kelompok yang sering diabaikan dan terus
menghadapi berbagai tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Kondisi kehidupan mereka,
terutama dari segi ekonomi yang sangat tergantung pada faktor alam, membuat sulit untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pembangunan di wilayah pesisir sering kali terkait dengan
upaya mengatasi kemiskinan yang dialami oleh para nelayan, yang hidupnya selalu terpaut
pada hasil usaha perikanan.

Penduduk Desa Kalangan memiliki beragam pekerjaan, namun mayoritas dari mereka
memilih menjadi nelayan sebagai mata pencaharian utama. Berdasarkan statistik dari Kantor
Kelurahan Kalangan di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2018, jumlah penduduk di
kelurahan tersebut mencapai 756 jiwa, dengan 156 kepala keluarga. Data juga menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk, sekitar 15,94% dari total 533 kepala keluarga yang bekerja,
memilih profesi sebagai nelayan. Petani menempati posisi terbanyak sebagai mata
pencaharian dengan persentase 32,83%, sementara nelayan buruh menjadi kelompok
pekerjaan yang paling sedikit dengan 4,31%. Hal ini dapat dijelaskan oleh dominasi satu jenis
pekerjaan tertentu. Dengan melihat pola mata pencaharian masyarakat di Kelurahan
Kalangan, dapat disimpulkan bahwa pilihan pekerjaan mereka sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan preferensi dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

2.2 Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa Kalangan Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam Pulau Mursala.
Bentuk Keterlibatan masyarakat secara langsung yang diarahkan untuk memajukan
sektor pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. Bentuk partisipasi ini mencakup kegiatan
individu atau kelompok masyarakat yang secara aktif menyumbangkan usaha mereka dalam
pengembangan pariwisata. Salah satu contohnya adalah peran penyedia penginapan, yang
menyediakan akomodasi bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Pulau
Mursala di Kabupaten Tapanuli Tengah. Panorama alam yang menakjubkan di pulau tersebut
membuat pengunjung merasa nyaman dan betah untuk menginap.

Pemandu wisata lokal juga merupakan contoh partisipasi langsung, di mana empat
orang pemandu berasal dari masyarakat setempat Tapanuli Tengah. Meskipun mereka bekerja
sesuai permintaan wisatawan dan memiliki pekerjaan lain seperti petani, pedagang, atau
nelayan, mereka berperan dalam memberikan panduan dan informasi tentang keunikan Pulau
Mursala kepada pengunjung. Keamanan Pulau Mursala juga menjadi fokus partisipasi
langsung, melibatkan masyarakat sebagai penjaga pulau, penginapan, dan nelayan yang
berkontribusi dalam menjaga, merawat, dan melestarikan kawasan terumbu karang dari
kerusakan.

Sementara itu, partisipasi tidak langsung melibatkan kontribusi masyarakat yang tidak
langsung terlibat dalam kegiatan pariwisata namun mendapatkan manfaat yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Konsep Community Based
Tourism (CBT) menjadi landasan untuk mencapai pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat sebagai petani, petugas kebersihan, pengurus
koperasi pariwisata, dan rumah tangga nelayan dalam proses pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan.

2.3 Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Kalangan Dalam Upaya Pengelolaan Sumber
Daya Alam Pulau Mursala.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pariwisata bahari di Pulau Mursala
melibatkan penyediaan berbagai sumber daya. Masyarakat lokal di daerah Kalangan
memberikan kontribusi dalam bentuk sumber daya alam, termasuk persawahan, perkebunan,
persiran, dan ternak sapi, serta sumber daya budaya seperti kesenian tari, lagu, pantun randai,
dan talibun. Adapun sumber daya manusia yang terlibat berasal dari masyarakat pesisir,
dengan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa 20% memiliki tingkat partisipasi rendah,
44% partisipasi sedang, dan 36% partisipasi tinggi. Pada tahap perencanaan, mayoritas
partisipasi terfokus pada memberikan ide dan gagasan terkait infrastruktur dan fasilitas di
Pulau Mursala.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan destinasi wisata bahari di Pulau


Mursala, jika dilihat dari mata pencaharian atau pekerjaan, menunjukkan bahwa 48%
memiliki tingkat partisipasi rendah, 28% partisipasi sedang, dan 24% partisipasi tinggi.
Keterlibatan masyarakat pada tahap pelaksanaan/pengelolaan mencakup kontribusi dalam
pembangunan fasilitas seperti gazebo, rumah pohon, dan toilet di objek wisata. Namun,
tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan menunjukkan rendahnya
keterlibatan, dengan 64% tingkat partisipasi rendah, 24% partisipasi sedang, dan 12%
partisipasi tinggi, disebabkan oleh kurangnya keterlibatan dalam kegiatan pelaksanaan
pengembangan pariwisata bahari. Sementara itu, dalam pengontrolan kepariwisataan, tingkat
partisipasi petani dan pemandu wisata lokal tercatat sebagai yang terendah, dengan 56%
partisipasi rendah, 16% partisipasi sedang, dan 28% partisipasi tinggi, disebabkan oleh
kurangnya antusias dan kepedulian masyarakat serta kurangnya perhatian pemerintah dalam
proses evaluasi.
BAB 3
HASIL DAN DISKUSI

3.1 Gambaran Lokasi Studi


Pulau Mursala murupakan pulau yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang
sejak lama dijadikan sebagai persinggahan para nelayan mencari ikan untuk beristirahat.
Namun belakangan, pulau ini tidak saja sebagai tempat persinggahan, tapi sebagai tempat
tinggal tidak diketahui persis, mulai kapan pulau tersebut mulai dijadikan sebagai tempat
tinggal.

Gambar 3.1 Pulau Mursala

Pulau Mursala yang juga sering disebut Mansalaar Island dan merupakan pulau
terbesar di Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Secara administratif pulau ini termasuk
wilayah Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara
yang terletak disebelah Barat Daya Kota Sibolga dan berjarak 45 22,5 Km dari Pandan,
Tapanuli Tengah. Adapun jarak dan waktu yang bisa ditempuh ke Pulau ini menggunakan
kapal kecil Dolphin yaitu 22.5 Km dengan waktu 1-2 jam perjalanan dari Kota Sibolga
ataupun Desa Kalangan.

Gambar 3.2 Peta Lokasi Pulau Mursala


3.2 Upaya Pengembangan Pulau Mursala yang Dilakukan oleh Pemerintah dan
Masyarakat Sekitar
Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah dibangun
berdasarkan evaluasi potensi serta tantangan internal dan eksternal, dan dirumuskan sebagai
arah pencapaian yang diinginkan oleh organisasi dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
Pernyataan ini dianggap sebagai dorongan dan pendorong komitmen untuk merealisasikan
visi tersebut. Visi tersebut menjadi landasan utama untuk aktivitas Kepariwisataan di wilayah
tersebut, dan oleh karena itu, pentingnya kesamaan persepsi, pemahaman, dan tindakan
dalam upaya mencapai tujuan visi tersebut. Adapun bunyi dari visi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah “Terwujudnya Kabupaten Tapanuli Tengah
sebagai Daerah Tujuan Wisata yang aman, Tertib dan Mempesona”.

Pengembangan sektor pariwisata di Pulau Mursala merupakan proses yang dinamis


dan berkelanjutan, bertujuan mencapai standar yang lebih tinggi melalui penyesuaian,
koreksi, dan pembelajaran dari hasil pengamatan, implementasi, serta evaluasi. Pendekatan
ini didasarkan pada umpan balik dari rencana-rencana sebelumnya yang menjadi dasar
kebijakan dan misi pengembangan pariwisata. Fokus pengembangan ini adalah membangun
sektor pariwisata yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga melestarikan aspek sosial,
budaya, dan ekonomi yang mencerminkan kekayaan budaya Sumatera Utara. Salah satu
strategi yang diimplementasikan adalah menciptakan daya tarik wisata, seperti air terjun yang
menakjubkan, tempat di mana pengunjung dapat menikmati berenang, bersantai, dan
memancing. Selain menawarkan daya tarik alam yang menarik, pemerintah dan masyarakat
juga menyediakan fasilitas transportasi, seperti perahu atau speedboat, untuk mempermudah
akses ke Pulau Mursala, serta menyediakan fasilitas seperti restoran, warung, dan musholla.

Strategi pemasaran untuk memperkenalkan Pulau Mursala kepada para wisatawan


melibatkan pemilihan Duta Wisata dan memanfaatkan berbagai jenis media, termasuk media
internet dan cetak. Meskipun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tapanuli Tengah belum
menerapkan promosi melalui aplikasi mobile resmi kota, mereka telah merencanakan untuk
segera meluncurkan aplikasi mobile resmi yang mencakup seluruh objek wisata di Tapanuli
Tengah, bukan hanya Pulau Mursala. Pendekatan promosi yang diterapkan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah terbukti sangat efektif dalam
mengembangkan Pulau Mursala sebagai destinasi wisata. Melibatkan Duta Wisata dan
menggunakan media internet serta media lainnya telah berhasil meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke Pulau Mursala.

3.3 Dampak Positif dari Pengelolaan Objek Wisata Pulau Mursala Terhadap
Masyarakat dan Daerah Setempat
Pengelolaan objek wisata Pulau Mursala membawa sejumlah dampak positif terhadap
masyarakat dan daerah setempat. Pertama, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
melalui peluang pekerjaan baru di sektor pariwisata, seperti pemandu wisata, penyedia
akomodasi, dan pedagang lokal. Dampak ekonomi positif ini dapat mengurangi tingkat
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, melalui pemberdayaan
masyarakat lokal, program pelibatan seperti pelatihan pemandu wisata atau pengelola bisnis
pariwisata kecil dapat memberdayakan masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam
pengembangan dan pemeliharaan Pulau Mursala. Ketiga, adanya peningkatan minat
pariwisata seringkali mendorong pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur di daerah
tersebut, mencakup perbaikan jalan, transportasi, dan fasilitas umum, memberikan manfaat
jangka panjang bagi masyarakat lokal.

Selain itu, pengelolaan yang berkelanjutan juga dapat memberikan dampak positif
terhadap pemeliharaan budaya dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam
melestarikan tradisi, seni, dan kearifan lokal dapat berlangsung seiring waktu, sementara
upaya pelestarian alam dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan lestari.
Berkunjungnya wisatawan ke Pulau Mursala juga membawa dampak positif dalam
peningkatan kesadaran lingkungan. Program edukasi dan promosi keberlanjutan dapat
membentuk pemahaman yang lebih baik di kalangan wisatawan dan masyarakat lokal.
Terakhir, pariwisata dapat membantu diversifikasi ekonomi daerah setempat, menciptakan
ketahanan ekonomi yang lebih baik terhadap fluktuasi ekonomi di sektor lain. Jika dikelola
dengan bijak, pariwisata dapat menjadi kekuatan positif yang tidak hanya memberikan
manfaat ekonomi, tetapi juga melestarikan budaya, memperhatikan lingkungan, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BAB 4
KESIMPULAN

1. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan objek wisata Pulau Mursala telah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap masyarakat dan daerah setempat.
Peningkatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya dan lingkungan,
serta diversifikasi ekonomi menjadi bukti kontribusi positif pariwisata terhadap Pulau
Mursala.

2. Dalam pengembangan Pulau Mursala dalam pariwisata dilakukan secara


berkesinambungan dengan metode survei agar dapat mengembangkan Pulau Mursala
semaksimal mungkin dan mencapai ekspektasi wisatawan.

3. Berdasarkan hasil tersebut apabila ditinjau dari hubungan tingkat partisipasi


masyarakat dengan faktor pendorongnya maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
memiliki rasa kemauan dan rasa tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap
pengembangan obyek wisata Pulau Mursala karena besarnya kontribusi yang
diberikan masyarakat serta pemerintah pelaku pariwisata untuk mengembangkan
wisata dan infrastruktur di daerah sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Irhamsyah, H. 2019. Partisipasi Masyarakat Nelayan Dalam Mengembangkan Destinasi


Wisata Bahari Pulau Mursala di Desa Kalangan Kabupaten Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau:
Pekanbaru

Ummi, S. L. 2019. Model Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Tapanuli Tengah dalam Mengembangkan Pulau Mursala Sebagai Tujuan Wisata.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara:
Medan

Anda mungkin juga menyukai