Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa wisata adalah pengelolaan desa yang dilakukan oleh masyarakat yang terdiri dari
masyarakat desa yang memiliki minat dan kesadaran akan potensi alam dan bergotong royong
menyatukan atraksi, tempat untuk dikunjungi. dimaksudkan agar berkembang menjadi pariwisata
dengan melakukan pesona Sapta (Kutipan dari Trisnawati et al.). Desa wisata Pujon Kidul
merupakan salah satu desa wisata yang cukup terkenal di kalangan masyarakat domestik maupun
mancanegara. Pujon Kidul merupakan salah satu desa yang sedang mengembangkan pariwisata.
Desa Pujon Kidul memiliki banyak sumber daya alam yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Pujon Kidul adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Desa Pujon kidul luasnya 27 km, terletak di dataran tinggi dan dikelilingi oleh udara
segar serta sumber daya alam yang terjaga dengan baik.
Desa Pujon Kidul merupakan salah satu desa dengan letak yang strategis dan sangat
cocok untuk pengembangan usaha pertanian dan peternakan, serta dijadikan sebagai tujuan
wisata. Pujon Kidul juga menjadi tujuan wisata berkat panorama pedesaan yang megah dan
potensi wisata yang kaya. Wisata di desa ini mulai berkembang pada tahun 2013 ketika
sekelompok warga desa Pujon Kidul menemukan daya pikat wisata air terjun. Mulai dari mereka
yang ingin meningkatkan kehidupan ekonominya, karena hasil panen tidak bisa memberikan
hasil yang sepadan.
Desa tersebut berhasil mengeluarkan potensi alamnya dan diresmikan sebagai Desa
Wisata pada tanggal 6 Agustus 2016. Dalam hal ini desa harus menampilkan potensi desa yang
meliputi kelebihan dan kekurangan serta ciri khas desa agar itu bisa menjadi daya tarik bagi desa.
Kampung Alam Pujonkidul sangat diunggulkan untuk menjadi tujuan wisata yang dapat menarik
minat wisatawan, menawarkan keindahan pemandangan alam di area persawahan yang hijau dan
kesederhanaan gaya hidup masyarakatnya sebagai obyek wisata. perekonomian desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Ciri khas Desa Pujon Kidul yang masih alami dan sangat asri didukung dengan udara
yang sejuk dan segar serta keindahan pemandangan alam merupakan daya tarik wisata yang
dapat berkembang. Desa Pujon Kidul memiliki tiga jenis wisata yaitu wisata pendidikan, wisata
transformasi dan wisata alam.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Desa Pujon Kidul merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Malang. Secara
geografis desa ini terletak pada 7°21'-7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111°40'. Desa Pujon
Kidul sebagaimana terletak di Kecamatan Pujon yang kebetulan termasuk dataran tinggi,
memiliki ciri daerah berupa perbukitan dan pegunungan. Lokalisasi lebih akurat untuk
ketinggian 1200 m. Selain itu, menurut data BPS Kabupaten Malang tahun 2014, curah hujan di
Desa Pujon Kidul pada tahun 2014 rata-rata mencapai 2.000 mm. Desa Pujon Kidul luasnya
sekitar 323.159 hektar. Kawasan ini dibagi atau dikhususkan untuk berbagai hal seperti utilitas
publik, pemukiman manusia, pertanian, perkebunan, objek wisata, dll. Sebanyak 24,9 ha lahan
dialokasikan untuk pertanian, 87 ha untuk kegiatan pertanian, 578 ha untuk lahan hutan produksi
dan 1,4 ha dialokasikan untuk sejumlah fasilitas umum yang melayani kebutuhan masyarakat
Desa Pujon Kidul, antara lain sekolah, olah raga balai dan pemakaman umum.
Wilayah Desa Pujon Kidul secara umum sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan
karena karakteristik geologis berupa tanah hitam yang tergolong tanah subur. Kondisi geologi
Desa Pujon Kidul telah terpetakan yaitu 56 ha sangat subur, 140 ha sangat subur, 1.109 ha
sedang dan 233 ha tidak subur atau terancam punah. Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya
padi dan hasilnya 8,5 ton/ha. Pohon Palawija juga cocok di sini. Menurut data dari Desa Pujon
Kidul, beberapa tanaman yang cocok adalah jagung, buah-buahan seperti apel, tomat dan wortel.
Hasil pertanian tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat Desa Pujon Kidul.
Seperti tanaman, tanaman berkayu adalah pohon pondasi. Selain dijadikan sebagai objek
perkebunan, Lahan Desa Pujon Kidul sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek wisata. Kini
Wisata di Desa Pujon Kidul sangat berkembang.
Pariwisata di desa ini mulai berkembang pada tahun 2013 ketika beberapa kelompok
masyarakat menyadari potensi desa yang menjadi cikal bakal kelompok untuk meningkatkan
kesadaran tentang pariwisata menjelajahi destinasi air Sumber Pitu di desa Tulungrejo desa
Pujon Kidul. Mereka berharap dengan mengeksplor wisata tersebut dapat meningkatkan
kehidupan ekonomi warga sekitar karena pendapatan yang tidak mencukupi dari pertanian.
Upaya penemuan wisata dilakukan dengan memperbaiki akses jalan dan infrastruktur untuk
mengunjungi Air Terjun Sumber Pitu. Namun pada tahun 2014, Perhutani bergabung dalam
pengelolaan wisata ini. Faktanya, kami merasa itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari pengalaman tersebut, pada tahun berikutnya Pokdarwis mengajak masyarakat lain
untuk ikut menggali potensi yang ada di daerah ini dan mengubahnya menjadi objek wisata.
Berbagai bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat adalah; Refleksi partisipasi
merupakan bentuk partisipasi atau musyawarah yang dapat digunakan dalam pengembangan
desa wisata. Berpartisipasi dalam refleksi di desa wisata Pujonkidul dilakukan dengan
melibatkan masyarakat dalam orientasi dan evaluasi setiap kegiatan.
Hingga Pada 10 Agustus 2016, desa ini diresmikan oleh Bupati Malang saat itu dan
menjadi desa wisata Pujon Kidul dengan kafe sawah sebagai salah satu amenitas dan daya
tarik wisatanya. Kafe sawah memiliki pemandangan yang menarik, suasana yang sejuk,
sehingga hampir tidak pernah sepi. Setiap harinya, tak kurang dari 300 pengunjung datang
ke wisata ini. Bahkan di akhir pekan atau hari libur, jumlah pengunjung bisa meningkat
hingga 3000 bahkan sampai 5000 orang perharinya. Tahun berikutnya, fasilitas dan atraksi
diperluas, dengan beberapa wahana tambahan seperti sepeda motor, jip, memetik stroberi,
menunggang kuda, dan menunggang air. Cukup dengan membayar retribusi sebesar Rp
10.000,- di pintu masuk pengunjung membayar parkir dan mendapatkan cash back yang
dapat digunakan sebagai voucher makan di café sawah. Selain café sawah ada beberapa
wisata yang ditawarkan Desa Wisata sebagai guna daya tarik pengunjung, seperti Kirab
Budaya, Festival Ublik, Taman Budaya, Bukit Nirwana.
Festival Budaya merupakan acara tahunan yang diadakan untuk merayakan
kebersihan desa wisata Pujonkidul. Masyarakat desa diundang untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ini. Biasanya, setiap unit lingkungan berkreasi dengan tema yang berbeda dan
mengikuti rute yang telah ditentukan. Festival Ublik merupakan acara tahunan yang
diadakan pada malam hari, masyarakat sekitar akan menjual menu tradisional dengan
pesanan tradisional. Biasanya berlangsung selama 3 hari berturut-turut dan bertepatan
dengan hari jadi desa wisata Pujonkidul. Taman Budaya merupakan wisata yang memiliki
taman bunga, amphiteater yang biasanya digunakan untuk menggelar acara pentas seni dan
budaya. Bukit Nirvana merupakan objek wisata yang terbilang baru di desa wisata
Pujonkidul. Wisata ini terletak di kawasan perbukitan desa Tulungrejo. Atraksi yang
ditawarkan adalah selfie dengan pemandangan desa wisata Pujonkidul dari atas bukit.
Peran pemerintah desa pujon kidul sebagai penggerak pekerja sosial adalah dengan
cara memberikan wadah kepada sekelompok pemuda atau karang taruna berupa
pembentukan Pokdarwis Capung Alas pada tahun 2012. Pokdariwis merupakan sekelompok
pemuda karang taruna yang dibantu oleh pemerintah desa untuk menggali potensi, terutama
dalam memberikan insipirasi agar mereka dapat bergerak untuk mengembangkan desa.
Organisasi ini dibentuk sebagai pengelolaan dana desa untuk pengembangan serta
pembentukan desa nantinya. Pemerintahan desa telah berupaya mendorong pemuda ini
untuk menjadi lebih kreatif dalam pembangunan desa. Upaya dalam memperkuat
kelembagaan karang taruna tersebut terbukti bermanfaat dalam pengembangan wisata desa
pujon kidul.
Peran pemerintah dalam mediasi merupakan peran pemerintah dalam menanggulangi
konflik intern pada desa. Biasanya konflik tersebut yang terjadi di masyarakat di tangani
pemerintah dengan musyawarah bersama. Musyawarah desa diketahui telah berjalan dengan
baik dari pembuatan rancangan desa wisata. Beberapa masyarakat desa awalnya tidak
menyetujui dengan adanya progam wisata desa dan akhirnya dapat diberikan pengertian
mengenai konsep tersebut dengan baik. Pemerintah desa melakukan mediasi dengan cara
turun langsung ke lapangan dan langsung menemui masyarakat desa dan mengambil
langkah yang tepat yaitu dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian masyarakat lebih
menerima untuk bekerja sama dengan pemerintah desa. Lalu pemerintah memberikan
dukungan kepada Pokdarwis berupa pembentukan sebuah lembaga desa wisata yang
kemudian pemerintah desa mensahkan melalui surat keputusan kepala dinas kebudayaan dan
pariwisatakabupaten malang sebagai salah satu peran pemerintah sebagai pemberi
dukungan.
Dukungan pemerintah bukan hanya berupa pembentukan surat keputusan yang sah,
tetapi juga dalam pembangunan sarana dan prasarana wisata. Program pembangunan desa
yang berfokus untuk peningkatan perkonomian warga melalui pemberdayaan masyarakat
merupakan salah satu peran yang secara nyata dari pemerintah desa dari pemerintah desa
bahwa telah memberikan dukungan secara penuh untuk mengembangkan wisata desa.
Pemerintahan desa melakukan pembangunan desa dengan adanya dana desa untuk
program tersebut dan merealisasikan rencana nya dengan baik. Salah satu fasilitas yang
diberikan oleh pemerintah desa dalam upaya pengembangan wisata desa, yaitu sebuah café
sawah
Pemerintah desa juga dapat mengembangkan sumber daya dan keterampilan desa
pujon kidul sebagai desa wisata. Beberapa potensi yang ada pada desa pujon kidul ini adalah
panorama alam, peternakan, pertanian, serta tempat kreasi lainnya. Dengan adanya peran
pemerintah desa dalam pemanfaatan sumber daya ini adalah adanya peningkatan pendapatan
asli desa.
C. Tantangan yang dihadapi pemerintah dalam pengembangan wisata desa
Namun tidak hanya itu tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah untuk
mengembangkan desa, tantangan selanjutnya yaitu tantangan pemasaran. Banyak
kementerian dan lembaga termasuk swasta yang masuk memberikan tambahan modal
kepada desa wisata namun setelah itu kurangnya pembinaan lanjutan. Sehingga desa wisata
kurang berkembang dengan baik. Daya tarik pengunjung merupakan salah satu tantangan
yang perlu ditingkatkan oleh Desa Wisata Pujon Kidul agar tetap eksis sebagai desa wisata
yang maju. Banyaknya desa wisata dan Pokdarwis di kabupaten malang mengharuskan
kelompok pokdarwis capung alas menjadi alasan agar bisa jauh lebih kreatif dalam menarik
wisatawan. Di perlukannya lagi inovasi-inovasi baru untuk membuat obyek wisata baru
yang disuguhkan kepada wisatawan. Dengan demikian, Desa Wisata Pujon Kidul akan tetap
unggul dan berdaya saing tinggi sebagai desa wisata di Kabupaten malang.
Adanya pariwisata yang begitu pesat di desa pujon kidul, banyak membawa dampak
positif terhadap masyarakat setempat terutama daalam penyerapan tenaga kerja. Hampir
50% dari penduduk desa pujon kidul terlibat dalam Pengelolaan desa wisata ini. Hal
membuktikan bahwa dari partisipasi masyarakat dan tercapainya tujuan utama dari
pokdarwis yakni memberdayakan masyarakat desa wisata Pujon kidul. Penyerapan tenaga
kerja pada sektor wisata ini begitu banyak, banyak masyarakat dari semua kalangan baik
remaja sampai orang tua bekerja dan ikut serta mensukseskan program wisata Pujon kidul.
Pada Proses Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemerintah desa wisata Pujon kidul berupaya
menghidupkan Kegiatan Usaha masyarakatnya dengan mengadakan program pemberdayaan
masyarakat, berikut beberapa program yang diterapkan di desa wisata Pujon kidul, yaitu
Program Bantuan Tunai RT, Edukasi Pertenakan, Edukasi Pertanian, dan Edukasi Kesenian.
Tidak hanya itu, masyarakat juga memiliki penghasilan tambahan dengan membuka
warung, jasa taksi wisata, menyediakan jasa homestay dan menjual oleh-oleh khas Desa
Wisata Pujon Kidul seperti baju, gantungan kunci dll dll. Selain itu, dengan pemberdayaan
masyarakat pedesaan, para pengangguran, termasuk pemuda setempat yang tidak
berpendidikan, menerima tawaran pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi desa kerajinan juga tak
terelakkan. Dampak ekonomi yang diperoleh masyarakat setempat akan menjadi pendorong
mereka dan mereka akan menyadari perannya dalam pembangunan desanya. Persepsi inilah
yang kemudian membentuk pengetahuan untuk menjaga kesinambungan wisata, agar
wisatawan yang berkunjung merasa nyaman dan memberikan pendapatnya.
Selain memberikan dampak yang positif, pariwisata juga memberikan dampak yang
negatif bagi lingkungan Desa Pujon Kidul. Adanya kerusakan lingkungan akibat tangan jahil
para wisatawan yang tidak bertanggung jawab, seperti membuang sampah sembarangan.
Polusi udara di desa juga semakin meningkat akibat muncul banyaknya kendaraan
penumpang. Pembangunan infrastruktur pariwisata tentunya akan berdampak pada kondisi
linkungan. Terlalu banyak wisatawan akan mengganggu kenyamanan wisatawan itu sendiri
dan juga penduduk desa.
PENUTUP
Kesimpulan
Peran pemerintah desa juga turut serta untuk berpartisipasi dalam pengembangan wisata
desa Pujon Kidul, yaitu berkewajiban untuk aktif dalam mengembangkan dan memberi motivasi
masyarakat untuk bertindak dan membentuk sebuah organisasi masyarakat, seperti pokdarwis.
Selain itu, peran pemerintah dalam mediasi merupakan penanggulangan konflik internal pada
desa yang ditangani dengan musyawarah bersama.
Banyak tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan wisata desa
Pujon Kidul ini, yaitu infrastruktur yang meliputi jalan dan akses, serta daya tarik pengunjung.
Selain itu, tantangan pemasaran. Kurangnya pembinaan lanjutan oleh kementerian dan lembaga
swasta kepada desa wisata, sehingga desa wisata kurang berkembang dengan baik.
Pengembangan wisata desa Pujon Kidul memiliki banyak dampak bagi masyarakat
sekitar, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. Masyarakat memiliki penghasilan tambahan
dengan membuka warung, jasa taksi wisata, jasa homestay dan menjual oleh-oleh khas desa
wisata Pujon Kidul. Selain itu, para pengangguran, menerima tawaran pekerjaan. Terdapat juga
beberapa dampak negatif, seperti adanya kerusakan lingkungan oleh wisatawan yang tidak
bertanggung jawab, membuang sampah sembarangan, banyaknya kendaraan wisawatan
menyebabkan polusi udara, pembangunan infrastruktur yang berdampak pada kondisi
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ira, W. S., & Muhamad, M. (2020). Partisipasi masyarakat pada penerapan pembangunan
pariwisata berkelanjutan (studi kasus desa wisata pujon kidul, kabupaten malang). Jurnal
Pariwisata Terapan, 3(2), 124-135.
RI, K. K. dan I. (n.d.). Geografis DESA: Website desa Pujon kidul. Geografis Desa | Website
Desa Pujon Kidul. Retrieved April 1, 2023, from
http://pujonkidul-malangkab.desa.id/geografis