Anda di halaman 1dari 43

BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari

17.504 pulau, dengan garis pantai membentang sepanjang 81.000 km. Dari

sejumlah pulau tersebut, lebih dari 10.000 pulau merupakan pulau-pulau kecil,

bahkan ada pulau juga yang tak memiliki nama. Pulau-pulau kecil memiliki

potensi sumber daya yang sering kali dimanfaatkan oleh manusia yang

bermukim di pulau maupun di sekitar pulau itu. Potensi pulau-pulau kecil dari

segi keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan budaya dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, termasuk pariwisata. Pulau-pulau kecil

memiliki potensi kelautan yang cukup besar. Potensi perikanan didukung oleh

adanya ekosistem terumbu karang, padang tamun dan hutan bakau yang

memiliki keanekaragaman hayati tinggi serta bernilai ekonomi. Pulau-pulau

kecil juga memiliki potensi bagi pengembangan wisata bahari.1 Pengembangan

kawasan ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dari tempat wisata tanpa

harus merusak ekosistem alam yang ada. Pengelolaan dan pemasaran yang baik

adalah salah satu cara untuk mengembangan kawasan wisata supaya dapat

lebih terkenal oleh masayrakat. Sebagian besar kota-kota di Indonesia

1
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomer: KM.67 / UM.001 /MKP/
2004, atau web http://jdih.mkri.id diakses pada tanggal 19 April 2021 pukul 15.05

1
memanfaatkan dan mengembangkan sektor pariwisata alam sebagai daya tarik

dan aset bagi pemasukan daerah.2

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, pada BAB VII Perencanaan Pembangunan Daerah pada

pasal 158. Setiap daerah diwajibkan untuk dapat mengembangkan dan

mengelola potensi daerahnya masing-masing. Pemerintah pusat memiliki

tanggung jawab dalam menyiapkan kebijakan makro sebagai acuan bagi

pemerintah daerah.3 Untuk itu, diperlukan suatu pedoman bagi pemerintah

daerah dalam mengelola dan melestarikan kebudayaan alam dalam hal itu

pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil yang termasuk dalam

wilayahnya, termasuk dalam penyusunan peraturan, pengawasan, pemantauan

dan pengelolaan pariwisata pulau-pulau kecil. Hal ini juga telah dijelaskan

pada Q.S. Ar-Rum/7: 56:

Terjemahannya:

“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah


(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.”4
2
Kemenparekraf, Penyusunan Indeks Pariwisata Indonesia, 2018 atau
https://www.kemenparekraf.go.id, Bab V Kebijakan Pengembangan Pariwisata, hal. diakses pada
tanggal 29 oktober 2021 pada pukul 17.15 WITA
3
Undang-undang Republik Indonesia, No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Dareah
4
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya atau web
https://quran.kemenag.go.id diakses pada tanggal 13 desember 2021 pada pukul 13.00

2
Salah satu pulau kecil yang ada di Kabupaten Mamuju adalah Pulau

Karampung yang memiliki keberagaman hayati dan biota laut yang dapat

dijadikan tempat tujuan pariwisata di Kabupaten Mamaju.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial untuk

dikembangkan oleh setiap daerah, hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki

obyek pariwisata yang dapat dikelola oleh pemerintah sebagai upaya menarik

wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut.dan sebagai sumber potensial

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengembangan sektor pariwisata daerah

Kabupaten Mamuju di dukung Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan yang menyebutkan keberadaan obyek wisata pada suatu daerah

akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan alam dan lingkungan,

memperkukuh jati diri bangsa dan memupuk rasa cinta tanah air. Kemudian

sebagaimana yang tertulis dalam peraturan daerah kabupaten Mamuju No. 9

tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten

Mamuju tahun 2016 - 2021 dijelaskan bahwa, salah satu tujuan dan sasaran

misi Kabupaten mamuju adalah menjadikan Mamuju sebagai daerah

pengembangan pariwisatan dan budaya.5 Sehingga dalam konteks

pengembangan kepariwisataan nasional, Provinsi Sulawesi Barat secara umum

dan Kabupaten Mamuju secara khusus dari sisi produk wisata, menyimpan

sejumlah besar potensi sumberdaya wisata yang cukup memikat. Provinsi

Sulawesi Barat memiliki potensi kepariwisataan yang sangat potensial untuk

5
Muh. Taufik Jaenuddin, jurnal ilmu pemerintahan, Upaya Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah melalui Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Mamuju, vol. 12 No. 2 juli 2019

3
dikembangkan dan mendapat perhatian dalam proses perencanaan serta

pembangunannya.6

Provinsi Sulawesi Barat resmi terbentuk pada tahun 2004 berdasarkan

Undang-Undang No. 26 Tahun 2004, dan telah memiliki Rencana Induk

Pembangunan Pariwisata Provinsi (Ripparprov), yang disusun pada tahun

2016. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2017 tercatat

sebanyak 407.497 orang, dan wisatawan mancanegara sebanyak 723 orang

(Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka, 2018). Dalam upaya peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan pariwisata yang

dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamuju masih

mengalami berbagai macam kendala seperti, fasilitas Daya Tarik Wisata yang

kurang baik, belum dilakukannya pemanfaatan informasi Daya Tarik Wisata

berbasis internet, belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPPDA), peran masyarakat kurang aktif dalam membantu

pengembangan pariwisata dan masalah-masalah lainnya. Kabupaten Mamuju

memiliki beberapa kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi

daerah obyek tujuan wisata seperti: Pulau Karampuang Air Terjun Tammasapi,

Pantai Pasir Putih Tanjung Ngalo, Hutan Mangrove, Gentungan, Pantai

Lombang-Lombang dan lain lainnya.7 Provinsi ini memiliki daya tarik wisata

alam dan budaya yang indah, diantaranya adalah Pulau Karampuang. Daya

6
Satriadi Lomban, Kamran Aksa, dan Ilham Yahya, Journal Urban Planning Studies,
Strategi Pengembngan Wisata Bahari Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat, Vol 1, No. 2, Maret 2021 hal. 186
7
Eko Aryono dan Muh. Taufiq Jaenuddin, Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 diakses pada tanggal 1 November 2021
pada pukul 10.35 Wita

4
tarik wisata di Pulau Karampuang antara lain adalah: terumbu karang yang

indah dan ikan yang beraneka ragam, pantai pasir putih, gua kelelawar, sumur

tiga rasa, mangrove dan hutan yang masih alami.8

Kawasan Pulau Karampuang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

Mamuju sebagai kawasan daerah wisata sekaligus sebagai daerah tujuan

pariwisata, namun dalam pengelolaannya belum sepenuhnya berjalan dengan

baik, sehingga terjadi degrasi lingkungan berupa pembuangan sampah yang

berserakan dan mengalami abrasi cukup berat sehingga kurang menunjang

aktifitas wisata. Fenomena ini terjadi karena kurangnya kepedulian masyarakat

lokal maupun kepemerintahan dalam mengatasi pencemaran lingkungan

tersebut. Padahal di pulau karampuang sendiri sangatlah bagus untuk dijadikan

daerah tujuan pariwisata. Pulau Karampuang adalah sebuah pulau yang terletak

di desa Karampuang kecamatan Simboro tepat di depan Ibukota Sulawesi Barat

Kota Mamuju. Dengan manaiki kapal (kating-ting) sebagai satu-satunya sarana

transportasi menuju Pulau Karampuang dari pelabuhan Mamuju, aktivitas dari

Kota Mamuju menuju Pulau Karampuang maupun sebaliknya tidak pernah

sepi. Hanya dengan menempuh sekitar dua puluh menit, pengunjung akan

langsung tiba di Pulau Karampuang tersebut.

Pulau Karampuang yang terletak di Desa Karampuang, Kecamatan

Mamuju, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dengan luas wilayah

sebesar 6,37 km2 dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.990 jiwa,

memiliki potensi sumber daya pesisir laut yang cukup besar dengan satu-
8
Henry Puspar, Penyusunan Dokumen Pengembangan Kawasan Wisata Khusus
(Pulau Karampuang) di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2019 atau web https://puspar.ugm.ac.id/
diakses pada tanggal 19 April 2021 pukul 15.28 Wita

5
satunya destinasi wisata bahari yang paling diminati oleh masyarakat yang

memiliki daya tarik keindahan terumbu karang mulai dari soft coral hingga

hard coral serta keanekaragaman biota laut di dalamnya, Pulau Karampuang

juga merupakan salah satu tempat yang tepat dalam pemilihan lokasi untuk

rekreasi karena Pulau Karampuang tersebut jauh dari kebisingan kota juga

nyaman untuk menikmati keindahan dari Pulau Karampuang, daya tarik dan

potensi obyek wisata Pulau Karampuang menjadi salah satu aset wisata bahari

dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Mamuju.9

Di Pulau Karampuang terdapat beberapa spot diving yaitu : Ujung

Bulo, Ujung Bulo 1, karayyang dan karampuang. Di Pulau Karampuang

terdapat empat tempat diving yang dikelola sendiri oleh masyarakat.

Wisatawan paling banyak berdatangan ke Pulau Karampuang ini adalah pada

saat hari hari libur. Berbagai fasilitas di Pulau Karampuang terdapat gazebo,

warung-warung kecil dan dermaga, namun listrik belum masuk ke pulau ini,

masyarakat hanya mengandalakan panel surya sebagai sumber listrik untuk

rumah-rumah warga. Masyarakat di Pulau Karampuang tiap tahun sering

mengadakan festival lomba Lopi-lopi’ yaitu perlombaan balap perahu dayung

yang diikuti dan dimeriahkan oleh masyarakat Pulau Karampuang dan

masyarakat di luar pulau serta perayaan pesta nelayan yang merupakan rasa

puji syukur masyarakat Pulau Karampuang akan hasil laut yang melimpah.10
9
Satriadi Lomban, Kamran Aksa, dan Ilham Yahya, Journal Urban Planning Studies,
Strategi Pengembngan Wisata Bahari Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat, Vol 1, No. 2, Maret 2021 hal. 186
10
Abdul Muthalib, Pesona Keindahan Pulau Karampuang di Mamuju atau web

https://www.celebes.co.id diakses pada tanggal 20 April 2021 pada pukul 12.40


Wita

6
Pulau Karampuang sangat baik dijadikan daerah tujuan pariwisata

karna pulau Karampuang memiliki unsur-unsur pariwisata tersebut seperti

wisata alam, wisata budaya dan sejarah, agro wisata dan wisata bahari. Serta

lingkungannya yang masih alami. Nah karena itulah pulau Karampuang harus

dikembangkan dengan baik, karena sangat memiliki potensi yang sangat bagus

untuk dijadikan lokasi tujuan wisata seperti salah satunya yaitu Ujung Bulo.

Tentunya Pemerintah daerah harus lebih memeperhatikan Pulau Karampuang.

Di pulau Karampuang terdapat 3-4 pelabuhan tetapi hanya satu pelabuhan yang

menuju ke tempat pelabuhan dan tiga di antara ke pedesaan di pulau

karampuang. Jadi pengujung wisata tidak melewati pedesaan tersebut, padahal

jika wisatawan melewati atau berkunjung di pedesaan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pedesaan dipulau tersebut. Seharusnya pemerintahan

dan swasta bekerja sama dalam meningkatkan pariwisata di Pulau

Karampuang.

Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju dalam pengembangan

Pariwisata di Mamuju tertuang pada Peraturan Bupati Mamuju No. 41 tahun

2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mamuju pada

pasal 9 dalam Bidang Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata

mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, membagi, memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan

menilai penyelenggaraan tugas dilingkup Bidang Pengembangan Destinasi dan

7
Usaha Pariwisata. Dan pada pasal 12 membahas tentang promosi dan

pemasaran pariwisata.11

Berdasarkan dengan uraian latar belakang di atas penulis bermaksud

melakukan penelitian yang berjudul yaitu “Strategi Pemerintah Dalam

Meningkatkan Objek Pariwisata Pulau Karampuang Kabupaten

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat”. Dengan harapan agar bisa

menjadikan kabupaten Mamuju khususnya pulau Karampuang menjadi objek

wisata unggul yang ada di Kota Mamuju. Selain itu juga dapat memperkaya

khasanah literatur, pengetahuan, pengalaman dan wawasan saya sebagai

mahasiswa dan dapat meningkatkan kualitas pariwisata Mamuju lebih baik

lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji;

1. Bagaimana Strategi Pemerintah Dalam Meningkatkan Pariwisata di Pulau

Karampuang Kabupaten Mamuju ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk:

11
Peraturan Bupati Mamuju Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Mamuju

8
a. Untuk mengetahui Strategi Pemerintahan Daerah Kabupaten Mamuju

dalam meningkatkan objek pariwisata di Pulau Karampuang.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai sumbangan pengembangan ilmu politik, khususnya dalam

pengelolaan dan pengembangan pariwisata Mamuju, dan

2. Hasil penelitian tersebut diharapkan bisa menjadi bahan kajian bagi

peneliti lainnya bagi perguruan tinggi, untuk memahami kebijakan

pemerintah dalam memberikan wewengannya sebagai pemerintah

daerah.

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai sumbangan kepada pemerintah daerah agar selalu

memperhatikan kepentingan masyarakat dalam setiap pengembangan

dan pengelolaan objek pariwisata Mamuju,

2. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah dan

pihak-pihak yang terkait, mengenai dalam pengembangan pariwisata

di Kabupaten Mamuju. dan

3. Sebagai referensi tambahan bagi para peneliti lain yang ingin meneliti

terkait kebijakan pemerintah tentang pariwisata Mamuju.

D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

a. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pengembangan objek pariwisata

Pulau Karampuang.

9
b. Masyarakat dalam peningkatan kualitas pariwisata Pulau karampuang.

2. Deskripsi fokus

a. Kebijakam Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur yang ada di

Pulau Karampung agar untuk meningkatkan minat wisatawan.

b. Peran Masyarakat dalam pengelolaan Pariwisata pulau karampuang

agar dapat menambah pendapatan Masyarakat.

E. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Pada pembahasan penelitian terdahulu, penulis menjadikannya

sebagai salah satu acuan penulis melakukan penelitian. Sehingga penulis dapat

memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.

Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan penelitian dengan judul

yang sama seperti judul penelitian penulis tetapi pembahasan dan teori yang

digunkan si penulis mirip dengan penelitian terdahulu. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa jurnal, skripsi dan karya tulisnya terkait dengan

dengan penelitian yang dilakukan penulis.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sotya Sasongko, Janianton Damanik dan

Henry Brahmantya Penelitian ini mengenai Prinsip Ekowisata Bahari

dalam Pengembangan Produk Wisata Karampuang. Penelitian ini

dilakukan berdasarkan pada keadaan pariwisata di Pulau Karampuang dan

pengembangan yang telah dilakukan. Isu kelestarian alam mendorong

penulis untuk mengkaji tentang pengembangan produk wisata Karampuang

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ekowisata bahari. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh manakah prinsip

10
ekowisata bahari diterapkan dalam usaha maupun program pengembangan

produk wisata Karampuang yang meliputi aksesibilitas, atraksi wisata, dan

fasilitas wisata. Selanjutnya, diharapkan aspek-aspek pengembangan yang

belum menerapkan prinsip ekowisata bahari dapat menjadi fokus perhatian

untuk program pengembangannya. Hasil penelitian ini mengindikasikan

bahwa secara garis besar, usaha dan program pengembangan produk wisata

Karampuang telah menggunakan prinsip ekowisata bahari sebagai acuannya

demi menjaga kelestarian alam yang pada akhirnya akan mewujudkan

sustainable tourism. Namun demikian, terdapat beberapa aspek yang masih

dapat ditingkatkan dalam hal penerapan prinsip ekowisata bahari dalam

pengembangan atau pengelolaan wisata di Pulau Karampuang.12

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sotya Sasongko, Janianton

Damanik dan Henry Brahmantya penelitian ini untuk mengkaji tentang

pengembangan produk wisata Karampuang dengan berpedoman pada

prinsip-prinsip pariwisata bahari. mengidentifikasi sejauh manakah prinsip

ekowisata bahari diterapkan dalam usaha maupun program pengembangan

produk wisata. Sedangkan penelitian saya menerapkan kebijakan

pemerintah daerah dalam perkembangan pariwisata bahari pulau karampung

dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat desa Pulau Karampuang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mirsyad Husain yang berjudul

“Pengembangan Ekowisata Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju”.

Pulau-pulau kecil memiliki potensi dari segi keanekaragaman hayati,


12
Sotya Sasongko, Janianton Damanik dan Henry Brahmantya, Prinsip Ekowisata
Bahari dalam Pengembangan Produk Wisata Karampuang untuk Mencapai Pariwisata
Berkelanjutan, Volume 12, Nomor 2, thn. 2020 hal. 5

11
keindahan panorama alam dan budaya yang dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kegiatan termasuk pariwisata, namun pulau-pulau kecil memiliki

daya dukung lingkungan yang terbatas sehingga harus mendapatkan

perhatian lebih dalam pengelolaannya. Ekowisata merupakan salah satu

konsep wisata yang meitikberatkan pada aspek pelestarian dan penjagaan

lingkungan dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

Penerapan ekowisata dalam pengembangan Pulau Karampuang diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Karampuang dan dapat

melestarikan keanekaragaman hayati pulau meliputi ekosistem darat dan

ekosistem pesisir yang terdiri dari mangrove, padang lamun, dan terumbu

karang. Penentuan konsep ekowisata yang akan diterapkan diawali dengan

mempertimbangkan karakteristik dasar kawasan berupa karakteristik fisik,

ekosistem lingkungan pulau dan sosial budaya masyarakat. Daya tarik

wisata berbasis alam merupakan daya tarik wisata yang paling diminati

sehingga ditetapkan konsep pengembangan kawasan yang diarahkan pada

“Konsep Ekowisata Alam Berbasis Lingkungan (Environtment)” yang

diimplementasikan dalam sebuah konsep dan arahan pengembangan berupa

konsep tata ruang, konsep atraksi wisata, konsep bentang alam, konsep

aksesibilitas/sirkulasi dan konsep macam dan jenis fasilitas.13

Persamaan penelitian Mirsyad Husain dalam penelitiannya Mirsyad

ingin mengembangkan pariwisata Pulau Karampuang agar perekonomian

masyarakat di pulau karampuang sejahtera dan dapat melestarikan

13
Mirsyad Husain, Skripsi, Pengembangan Ekowisata Pulau Karampuan Kabupaten
Mamuju, Universitas Hasanuddin Makassar, thn 2013 hal. iii

12
keanekaragaman hayati dan ekosistem yang ada di sana seperti Terumbu

karang, tumbuhan mangrove, dan aneka ragam biota laut. Begitu dengan

penelitian saya yaitu bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi

masyarakat Pulau Karampuang dan menjaga keanekaragaman ekosisten

yang ada di Pulau Karampuang dan dalam pelitian saya, saya harap

pemerintahan daerah dapat melengkapi fasilitas yang ada di Pulau

Karampuang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Purwo Agung Wicaksono penelitian ini

berjudul ”Efektivitas Program Penataan dan Pengelolaan Obyek Wisata

(Studi Kasus Pariwisata Bahari dan Permandian So’do di Kab. Mamuju)”.

Wisata atau Tourism sudah merupakan salah satu trend yang menjadi bagian

dari gaya hidup masyarakat modern. Wisata tak lagi dipandang sebagai

suatu yang menjadi milik kelompok masyarakat yang mapan saja, tapi juga

bagi semua kalangan masyarakat; meski dalam apresiasi dan budget yang

berbeda.Seperti yang saat ini menjadi trend topik masyarakat Sulawesi

Barat (Kab.Mamuju) sebagai sarana pariwisata yang menjadi salah satu

pendukung positif terhadap pengembangan obyek-obyek pariwisata, yang

mana dalam pengembangan obyek-obyek pariwisatanya saat ini adalah

pengembangan Obyek Pariwisata Bahari dan Wisata Alam. Obyek

Pariwisata Bahari yang diberi nama Pulau Karampuang dan Obyek Wisata

Alam yang dikenal dengan nama Permandian So’do. Tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Efektivitas

Program Penataan dan Pengelolaan Obyek Wisata di Kabupaten Mamuju.

13
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Unit analisis

mengunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif, artinya data

diperoleh dari dokumen berupa jawaban atau keterangan bukan berupa

angka-angka. Hasil penelitian terhadap Efektivitas Program Penataan dan

Pengelolaan Obyek Wisata di Kabupaten Mamuju dapat ditarik kesimpulan

bahwa Program Penataan dan Pengelolaan Obyek Wisata di Kabupaten

Mamuju telah berjalan cukup efektif melihat dari status tanah yang ada di

obyek wisata alam (permandian so’do) telah mencapai kesepakatan

meskipun obyek wisata bahari masih dalam proses penyelesaian untuk

mencapai kesepakatan dengan warga sekitar obyek wisata bahari (Pulau

Karampuang).14

Perbedaan penelitian Purwo Agung Wicaksono yang membahas

tentang Efektivitas Program Penataan dan Pengelolaan Obyek Wisata

(Studi Kasus Pariwisata Bahari dan Permandian So’do di Kab. Mamuju).

Dari penelitian ini, peneliti berusaha menentukan efektifitas program

penataan dan pengelolaan obyek wisata bahari seperti pulau karampuang

dan wisata alam permandiaan so’do. Sedangkan dari penelitian kami itu

membahas tentang kebijakan pemerintah dalam pengelolaan wisata bahari

pulau karampuang dan hubungannya antar masyarakat dalam

pengembangan pariwisata pulau karampuang.

4. Penelitian ini dilakukan oleh Ian Asriandy Mahasiswa Universitas

Hasanudin. Yaitu dengan judul “ Strategi Pengembangan Objek Wisata Air


14
Purwo Agung Wicaksono, Skripsi, Efektivitas Program Penataan dan
Pengelolaan Obyek Wisata (Studi Kasus Pariwisata Bahari dan Permandian So’do di Kab.
Mamuju), Universitas Hasanuddin Makassar, thn. 2013 hal. ii

14
Terjun Bissapu di Kabupaten Bantaeng”.15 Pembahasan mengenai penelitian

ini adalah sebagai gambaran bagaimana strategi pengembangan yang

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng

dalam mengembangkan potensi objek wisata Air Terjun Bissapu. Penelitian

ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan dan

implementasi strategi pengembangan yang teridentifikasi yang dilakukan

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng yang terdiri

dari beberapa dimensi dimensi, yakni Tujuan, Kebijakan, dan Program yang

akan menghasilkan suatu strategi dari beberapa definisi strategi, hasil

penelitian ini menunjukan bahwa strategi pengembangan yang dilakukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng adalah Strategi

sebagai rencana, adapun beberapa implementasi strategi pegembangan yang

teridentifikasi yang dilakukan yakni, (1) pengembangan yang dilakukan

harus terfokus pada satu titik, (2) keterlibatan semua elemenelemen yang

terkait, (3) mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang akan

dikembangkan, (4) melakukan pelatihan, baik pemandu wisata, pelaku

wisata, dan pengelola wisata, (5) koordinasi kepada pemerintah dan warga

sekitar kawasan obyek wisata.

Penelitian yang dilakukan oleh Ian Asriandy memiliki fokus penelitian

yang sama dengan penelitian saya yaitu strategi pemerintah dalam

pengembangan objek wisata disuatu daerah. Yang hanya membedakan yaitu

lokasi tempat penelitian.

15
Asriandy dan Ian, “Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Bissapu di
Kabupaten Bantaeng”, Skripsi,. tahun 2016 hsl. ii

15
5. Penelitian ini dilakukan oleh Irham S, Roland A. Barkey, dan Hasmin,

penelitin mereka yang berjudul “ Strategi Pengembangan Kawasan Wisata

Pulau Karampuang”. Sektor pariwisata sebagai suatu kegiatan ekonomi

memiliki mata rantai yang sangat panjang sehingga banyak menampung

kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya yang selanjutnya akan

menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat dari hasil penjualan barang

dan jasa melalui usaha restoran, hotel, biro perjalanan, penjualan barang

cinderamata dan sebagainya. Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah (a) Untuk Mengetahui pengaruh kawasan Wisata

Pulau Karampuang dengan wisatawan yang berkunjung berdasarkan

karakteristik wisatawan. (b). Untuk mengetahui faktor internal dan faktor

eksternal yang mendukung dan menghambat pengembangan kawasan wisata

Pulau Karampuang. (c). Untuk merumuskan strategi pengembangan

kawasan wisata Pulau Karampuang. Secara umum analisa yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif, dimana data yang

telah diperoleh di lokasi penelitian maupun di instansi-instansi terkait

diolah, kemudian disajikan dalam bentuk narasi, tabel maupun peta.16

Penelitian Irham S, Roland Barkey dan Hasmin, memiliki Perbedaan

dengan penlitian saya, penelitian ini berfokus pada strategi pengembangan

kawasan wisata Pulau Karampuang. Dalam penelitian ini sektor pariwisata

sangat penting dalam suatu daerah selain dapat meningkatkan PAD daerah

dapat juga menampung peluang lapangan pekerjaan yang ada disekitar

16
Irham S, Roland A, Barkey, dan Hasmin, jurnal sosial dan budaya, Strategi
Pengembangan Kawasan Wisata Pulau Karampung, Vol. 7, No. 01 2016 hal. 1

16
daerah tersebut yang dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat

di daerah tersebut. Dan penelitian sayapun begitu. Perbedaan dari penelitian

Irham S Dkk. Di lihat dari tujuan penelitian tersebut, yaitu (a). Untuk

Mengetahui pengaruh kawasan Wisata Pulau Karampuang dengan

wisatawan yang berkunjung berdasarkan karakteristik wisatawan. (b). Untuk

mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung dan

menghambat pengembangan kawasan wisata Pulau Karampuang. (c). Untuk

merumuskan strategi pengembangan kawasan wisata Pulau Karampuang.

Sedangkan penelitian saya betujuan Untuk mengetahui pemerintahan daerah

Kab. Mamuju dalam mengerluarkan kebijakannya untuk meningkatkan

objek pariwisata di pulau Karampuang. Beserta dapat meningkatkan PAD

daerah dapat juga menampung peluang lapangan pekerjaan yang ada

disekitar daerah tersebut yang dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi

masyarakat di daerah kawasan Pulau Karampuang.

17
BAB II TINJAUAN TEORITIS

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis

Teori merupakan alat untuk melakukan analisis, namun teori bukan

merupakan tujuan suatu analisis tetapi merupakan alat untuk memahami suatu

kenyataan atau fenomena yang ada, akan tetapi kadangkalanya teori tidak

mampu secara tuntas menganalisis sesuatu. Oleh karna itu, melalui suatu

penelitian teori dapat dipertajam, diperkuat, atau bahkan sebaliknya dapat

dibantah dengan suatu kenyataan yang ada di lapangan.17

1. Kebijakan Publik

Kebijakan dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program,

aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang

dilakukan oleh para pihak aktor politik, sebagai tahapan untuk penyelesaian

masalah yang dihadapi. Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting

bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.18

Kebijakan publik adalah studi tentang “apa yang dilakukan oleh

Pemerintah, mengapa Pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan apa akibat

dari tindakan tersebut”.19

17
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Edisi Revisi, 2013), hal. 45.
18
Abdullah Ramdhani dan Muhammad Ali Ramdhani, jurnal publik “Konsep Umum
Pelaksanaan Kebijakan Publik”, Vol. 11, No. 01 2017 hal. 2 di akses pada tanggal 28 maret 2021
19
Wayne Parsons, PUBLIC POLICY: Pengantar Teori & Dan Praktik Analisis
Kebijakan (Jakarta: Kencana, 2001), hal. xi.

18
Robert Eyestone membuat definisi yang sangat luas, yaitu bahwa

kebijakan publik adalah hubungan suatu unit Pemerintah dengan

lingkungannya.20

Kebijakan publik adalah. keputusan-keputusan yang dilakukan oleh

seseorang yang mempunyai kewenangan dalam pemerintahan, baik bersifat

formal maupun informal. Sementara Dye berpendapat bahwa policy is

whatever governements choose to do or not to do. Artinya bahwa apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah adalah adalah kebijakan

publik. Melakukan dengan membuat keputusan atau tidak melakukan dengan

tidak membuat keputusan adalah menjadi kebijakan publik.21

Kebijakan publik adalah tidakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh

pemerintah, yang dampaknya menjangkau atau dirasakan oleh seluruh lapisan

masyarakat. Sedangkan menurut Mr. Sugiono bahwa kebijakan publik adalah

usaha bersama dari warga masyarakat untuk membagi resources yang ada di

dalam masyarakat secara damai dan adil serta sifatnya yang mengikat.22

Proses analisis kebijakan publik menurut Dunn adalah serangkaian

aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya

bersifat politis. Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan

kebijakan, dan divisualisasikan sebagai rangkaian tahap yang saling

bergantung dan diatur menurut urutan waktu, yang meliputi penyusunan

20
Samodra Wibawa, Politik Perumusan Kebijakan Publik (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), hal. 2.
21
Hayat Hayat ,kebijakan publik, malang, september 2018 hal. 1
22
Taufiqurokhman, Kebijakan Publik : Pendelegasian TanggungJawab Negara
Kepada negara Selaku Penyelngara Pemerintahan, cet 1 2014, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers) hal. 48

19
agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan

penilaian kebijakan.23

Anderson mengatakan bahwa kebijakan itu adalah serangkaian

tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh

seseorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah

tertentu.24

Kebijakan publik merupakan sebuah proses yang terus menerus,

karena itu yang paling penting adalah siklus kebijakan. Siklus kebijakan

meliputi formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan. Kebijakan yang telah

diformulasikan atau dirumuskan bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam konteks ini dapat dimengerti, bahwa kebijakan tidak akan sukses, jika

dalam pelaksanaannya tidak ada kaitannya dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam proses kebijakan publik yang akan diterapkan, melalui

proses/tahapan yang cukup panjang. Thomas R. Dye menguraikan proses

kebijakan publik dalam beberapa tahapan, di antaranya:25

a. Identifikasi masalah kebijakan

b. Penyusunan agenda

c. Perumusan kebijakan

d. Pengesahan kebijakan

e. Implementasi kebijakan

23
Asna Aneta, jurnal administrasi publik, Implementasi kebijakan Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Di kota Gorontalo, Vol. 1 No. 1 Thn. 2010 hal.
55 di akses pada tanggal 28 Maret 2021
24
Ahmad Sofwani, Ismail MH, Sholih Muadi, Jurnal Review Politik, Konsep Dan
Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik, Vol. 06, No. 02, Desember 2016 hal. 198
25
Ahmad Sofwani, , Ismail MH, Sholih Muadi, Jurnal Review Politik, Konsep Dan
Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik, Vol. 06, No. 02, Desember 2016 hal. 199

20
f. Evaluasi kebijakan.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh Pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna

memecahkan masalah-masalah publik atau demi kepentingan publik.

Kebijakan untuk melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan-

ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang dibuat Pemerintah

sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.

2. Implementasi Kebijakan

Salah satu tahap penting dalam sebuah kebijakan adalah

implementasi, karena pada tahap ini, kebijakan diterapkan dan diukur sejauh

mana kebijakan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan

mencapai tujuan-tujuan kebijakan yang diinginkan. Implementasi menurut

Meter dan Horn dalam Winarno lebih mengarah pada batasan dalam

implementasi yang yang diinterpretasikan sebagai: tindakan yang dilakukan

oleh individu (atau kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Gow dan Morss dalam Pasolong

mengemukakan hambatan yang ditemui dalam implementasi terdiri dari

hambatan politik, ekonomi, lingkungan kelemahan institusi, ketidakmampuan

sumber daya manusia di bidang teknis dan administratif, kekurangan dalam

bantuan teknis, kurangnya desentralisasi dan partisipasi, pengaturan waktu,

21
sistem informasi yang kurang mendukung, perbedaan agenda tujuan antar

aktor, dan dukungan yang berkesinambungan.26

3. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan publik menurut Muhadjir dalam Widodo,

merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik

dapat membuahkan hasil, yaitu dengan membandingkan antara hasil yang

diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan publik yang ditentukan. Bingham

dan Felbinger, Howlet dan Ramesh dalam Nugroho mengelompokkan evaluasi

menjadi tiga, yaitu:

a. Evaluasi administratif, yang berkenaan dengan evaluasi sisi administratif-

anggaran, efisiensi, biaya dari proses kebijakan di dalam pemerintah yang

berkenaan dengan :

1) effort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang

dikembangkan oleh kebijakan.

2) performance evaluation, yang menilai keluaran (output) dari program

yang dikembangkan oleh kebijakan.

3) adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation, yang

menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah ditetapkan.

4) efficiency evaluation, yang menilai biaya program dan memberikan

penilaian tentang keefektifan biaya tersebut.

26
Ratih Anggraeni, Soesilo Zauhar, Siswidiyanto, jurnal adminitrasi publik,
Evaluasi Kebijakan Publik (Evaluasi Terhadap Proses Pengadaan Anjungan Mandiri
Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Malang), vol. 1 No. 1 tahun 2018 hal. 121

22
5) process evaluations, yang menilai metode yang dipergunakan oleh

organisasi untuk melaksanakan program .

b. Evaluasi judicial, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan

hukum tempat kebijakan diimplementasikan, termasuk kemungkinan

pelanggaran terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan administrasi

negara, hingga hak asasi manusia.

c. Evaluasi politik, yaitu menilai sejauh mana penerimaan konstituen politik

terhadap kebijakan publik yang diimplementasikan.27

4. Strategi politik

Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan

lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi28

Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani

merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu

strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi

pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi ialah

suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

27
Ratih Anggraeni, Soesilo Zauhar, Siswidiyanto, jurnal adminitrasi publik,
Evaluasi Kebijakan Publik (Evaluasi Terhadap Proses Pengadaan Anjungan Mandiri
Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Malang), vol. 1 No. 1 tahun 2018 hal. 121
28
Wahyudi setiawan, Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Obyek
Wisata Air Terjun Agal Desa Merente Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, skripsi, tahun 2020
hal. 13

23
mencapai suatu sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan

lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.29

Menurut Chandler Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak

lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. sedangkan menurut Porter strategi

adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Selain

itu juga ada defenisi yang lebih khusus, misalnya dua pakar stratetgi, Hamel

dan Prahalad yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal penting. Mereka

berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya sebagai berikut: “strategi

merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa maningkat) dan

terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh para konsumen dimasa depan”. Dengan demikian, strategi

selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang

terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola

konsumen yang memerlukan kompentensi inti (core kompetencies). Perusahaan

perlu mencari kompetensi inti dalam bisnis yang dilakukan.30

Quinn mengartikan Strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang

mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian

tindakan alam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi

diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian

sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan

29
Sesra Budio, Jurnal Menata, Strategi manajemen Sekolah, Volume 2, No. 2, Juli-
Desember 2019 hal. 58
30
Sesra Budio, Jurnal Menata, Strategi manajemen Sekolah, Volume 2, No. 2, Juli-
Desember 2019 hal. 59

24
dapat bertahan.Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal

dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta

kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.31

Dari pendapat para Ahli di atas, maka strategi dapat diartikan sebagai

suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang

harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi dan

menenangkan persaingan, terutama perusahaan atau organisasi harus memilki

keunggulan kompetitif.

5. Politik Lingkungan / Ekologi Politik

Politik lingkungan adalah politik mengenai pengelolaan sumber daya

alam. Pemerintah harus mendesain kebijakan yang tepat di dalam menangani

masalah lingkungan dan politik lingkungan menawarkan berbagai opsi dan

alternatif yang dapat diambil dalam menangani pengelolaan sumber daya alam.

Menurut Kraft, terdapat tiga perspektif dalam politik lingkungan yaitu

perspektif ilmu pengetahuan, perspektif ekonomi dan perspektif etika

lingkungan. Dalam perspektif ilmu pengetahuan, politik lingkungan harus

mengadopsi dan mengadaptasi kebenaran yang disepakati oleh komunitas

akademis. Pemerintah seharusnya berinvestasi sebesar-besarnya dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadikan.32

Banyak ilmuan memberikan definisi yang berbeda. Paterson

mengatakan bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekatan yang


31
Sesra Budio, Jurnal Menata, Strategi manajemen Sekolah, Volume 2, No. 2, Juli-
Desember 2019 hal. 60
32
Verdinand Robertua Siahaan, Politik Lingkungan Indonesia Teori & Studi Kasus(

25
menggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk mewakili

suatu pergantian tensi yang dinamik antara lingkungan dan manusia, dan antara

kelompok yang bermacam-macam di dalam masyarakat dalam skala dari

individu lokal kepada transnasional secara keseluruhan.33

Politik lingkungan hidup merupakan kajian yang membahas interaksi

antar berbagai elemen sistem di dalam proses perumusan dan pengambilan

keputusan publik yang menuju terbentuknya kebijakan publik terhadap

masalah-masalah lingkungan. Secara komprehensif dibahas berbagai isu krisis

lingkungan, ideologi politik lingkungan, gerakan lingkungan, sistem politik,

partai politik dan lingkungan, dan proses politik dan lingkungan. Singkatnya,

politik lingkungan hidup secara sederhana, meminjam istilah Bryant dan Bailey

dimaknai sebagai bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-masalah

lingkungan.34

Sementara menurut Bryant, politik lingkungan boleh di definisikan

sebagai usaha untuk memahami sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi

suatu jaringan dari pergantian lingkungan. Bryant memusatkan kajian politik

lingkungannya dengan meneliti operasional dalam pengelolaan hutan dalam

kasus indonesia. Dari definisi diatas, jelaslah bahwa definisi Bryant yang

menekankan bahwa politik hal yang pertama atas politik lingkungan, yang

berbasis aspek pembangunan dan berwawasan lestari.35

33
Herman Hidayat, Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan
Reformasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), hal. 9
34
http://repositori.unsil.ac.id  diakses pada tanggal 22 April 2021 pada pukul 10.13
Wita
35
http://repositori.unsil.ac.id  diakses pada tanggal 22 April 2021 pada pukul 10.13
Wita

26
Politik lingkungan adalah sama atas suatu metode terapan oleh ahli

ahli lingkungan yang menganalisis kebijakan mengenai masalah lingkungan

yang relevan, ini yang dikenal dengan sebutan progressive contextualization

(kontekstualisasi yang maju). Pendekatan ini memulai dengan aktor (pelaku),

dalam hal ini para pemakai sumber daya alam yang langsung, dan

mempertimbangkan suatu konteks dengan apa mereka berbuat atau tidak

berbuat dalam cara yang khsusus terhadap sumber daya alam. Pendekatan ini

juga bermaksud untuk menerangkan mengapa masyarakat menggunakan

lingkungan dalam cara-cara yang khusus, kadang-kadang menyebabkan

sumber daya berkurang atau rusak sehingga dapat membahayakan masyarakat

dan lingkungan sekitar.36

Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu

ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumber daya

alam. Artinya membahas ekologi sama dengan membahas sumber daya alam.

Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti “kekuasaan”. Oleh karena

itu secara sederhana ekologi politik mencermati persoalan sumberdaya alam

sebagai persoalan sosial-politik. Senada dengan pengertian sederhana tersebut,

Bryant dan Bailey menjelaskan bahwa ekologi politik fokus pada usaha

mempelajari sumber, kondisi, dan implikasi politik dari perubahan lingkungan

hidup. Menurut Bryant asumsi pokok ekologi politik ialah perubahan

lingkungan tidak bersifat netral, tetapi merupakan suatu bentuk politik

36
Herman Hidayat, Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan
Reformasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), hal. 9

27
lingkungan yang banyak melibatkan aktor-aktor yang berkepentingan baik

pada tingkat lokal, regional, maupun global.37

Blaikie mendefinisikan ekologi politik ini sebagai kombinasi

perhatian dari ekologi dan ekonomi politik dalam arti luas yakni dialektika

antara masyarakat dan sumber daya berbasis tanah dan termasuk juga

dialektika antar kelas dan kelompok di dalam masyarakat itu sendiri Menurut

Walker ekologi politik merupakan kajian yang mendominasi dalam beberapa

penelitian tentang hubungan manusia dan lingkungan dalam ilmu geografi.38

37
http://digilib.uinsby.ac.id di akses pada tanggal 22 april 2021 pada pukul 21.59
Wita
38
Jumiati Lira, Perspektif Ekologi Politik, tahun 2019, hal. 2 atau web
https://faktan.unismuh.ac.id diakses pada tanggal 23 januari 2022 pukul 19.40 wita

28
B. Kerangka Berfikir

Strategi Politik

Ripparprov UU No. 26 tahun 2004

Pariwisata
Pemerintah Daerah Masyarakat
Karampuang

Peningkatan PAD

Dampak Lingkungan
Kabupaten Mamuju

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Kerangka pikir menurut Polancik, merupakan diagram yang berperan

sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Dimana kerangka berpikir

dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang kemudian menggambarkan

himpunan, konsep, atau mempresentasekan hubungan antara beberapa konsep.39

Adapun pada gambar 2.1 di atas, keterkaitan dan permasalahan yang akan diteliti

oleh peneliti terhadap penelitian ini yang berfokus pada strategi pemerintah

daerah dalam pengembangan objek wisata Pulau Karampuang. Dalam hal ini,

pemerintah sebagai fasilator bagi pengelola objek wisata Pulau Karampuang dan

masyarakat memiliki hubungan timbal balik dalam pengembangkan objek wisata


39
Salma awwabin, “Kerangka Berpikir: Pengertian, Cara Membuat, dan contoh
lengkap”, Deepublish, 1 Juli 2021, https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir

29
Pulau Karampuang. Tentu hal itu akan menguntungkan daerah terutama

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk pembangunan daerah,

meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat yang ada di Desa Pulau

Karampuang, serta melestarikan dan menjaga habitat dan lingkungan daerah

khususnya pada lingkungan pariwisata Pulau Karampuang.

30
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Perencanaan Pariwisata Pulau Karampuang dilakukan di Pulau

Karampuang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, yang terletak di

Kecamatan Mamuju, berada 7 km dari kota Mamuju. Hanya perlu waktu

kurang lebih 20 menit untuk sampai di pulau Karampuang dengan

menggunakan kapal kecil dari dermaga. dan lokasi tersebut tidak jauh dari

kampung penulis.

Pelaksanaan dalam sebuah penelitian sangat ditentukan oleh jenis

penelitian dan pendekatan yang digunakan oleh peneliti. Sebab hal tersebut

akan menentukan langkah berikutnya yang lebih rinci seperti penentuan

metode, pembuatan instrumen, pengumpulan data, pengolahan data yang sudah

terkumpul, sampai pembuatan laporan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif karena dengan bentuk penelitian ini, memungkinkan peneliti untuk

dapat menggambarkan objek penelitian secara holistik berdasarkan realitas

sosial yang ada di lapangan. Menurut Lexy J.Moleong “Metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Penelitian

31
kualitatif seperti ini berupaya memandang apa yang sedang terjadi dalam dunia

tersebut dan meletakkan temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya.40

B. Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan,

melalui observasi, wawamcara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan

strategi pemerintah dalam meningkatkan objek wisata Pulau Karampuang

kabupaten Mamuju.41

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah proses pengumpulan data ini diambil dan

diperoleh dari studi literatur/pustaka, sumber internet, jurnal, dan lain lain.

Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang

tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini,

dokumentasi dan angket merupakan sumber data sekunder.42 Metode studi

literatur meliputi kegiatan mencari teori-teori yang berhubungan dengan

pengembangan pariwisata dan yang akan digunakan untuk menganalisis

sehingga dapat dirumuskan suatu konsep pengembangan. Teori-teori

tersebut berhubungan dengan pengertian dan klasifikasi pariwisata dan

40
Devi Setiawati, Persepsi Remaja Mengenai Pendidikan Seks (Studi Deskriptif
Kualitatif Pada Pelajar Sma Negeri 4 Magelang), skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, hal. 37
41
Muhammad Aksan, Tata Kelola Pariwisata Pantai Batumianak Kecematan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, Skripsi, 2019, hal. 42
42
http://eprints.walisongo.ac.id/761/4/082411129 Bab 3.pdf, pada tanggal 29 Mei
2020, pada pukul 20.37 Wita

32
beberapa konsep yang relevan dengan pengembangan kawasan Pulau

Karampuang sebagai kawasan pariwisata.43

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek yang akan diteliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Masyarakat, dan Dinas pariwisata kabupaten Mamuju.

2. Objek penelitian

Objek dari pelaksanaan penelitian ini adalah kebijakan publik yang

dikeluarkan oleh dinas Pariwisata dalam peningkatan pariwisata bahari

Pulau Karampuang.

D. Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi.

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung dengan fakta yang ditemukan di lapangan. 44

Penulis juga melakukan pengamatan dengan mengamati langsung kegiatan

keseharian masyarakat melalui pancaindra mata sebagai alat bantu

utamanya juga pancaindra lainnya seperti telingan, penciuman. Mulut, dan

lainnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.45

43
Mirsyad Husain “Pengembangan Ekowisata di Pulau Karampuang di Kabupaten
Mamuju” tahun”, skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar thn 2013 hal. 47
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Cet.I; Bandung: Alfabeta
2019), hal 297 dan 304.
45
Salfiah, Hubungan Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Swasta, Dalam
Pengelolaan Pariwisata di Desa Patuno Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Tahun
2016, skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat Dan Politik Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2019, hal. 25

33
2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan yaitu, wawancara tatap muka

disebut juga dengan wawancara personal, dapat dilakukan dengan cara

mendatangi tempat kerja atau tempat tinggal informan. Tipe wawancara

tatap muka yang diambil adalah wawancara tatap muka terstruktur artinya

suatu pertanyaan baku yang telah disiapkan sebelumnya dan pewawancara

tidak banyak kebebasan dalam mengajukan berbagai pertanyaan untuk

memperoleh informasi yang diinginkan.46 Tujuan wawancara adalah untuk

menggali pemikiran konstruktif seorang informan, yang menyangkut

peristiwa, organisasi, perhatian dan sebagainya. Pengumpulan data yang

dibimbing oleh pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan, tehnik ini

disertai pencatatan konsep, gagasan, pengetahuan informan yang

diungkapkan lewat tatap muka.47

Informan yang dipilih adalah informan yang benar benar paham dan

mengetahui permasalahan yang dimaksud. Komponen informan yang

penulis wawancarai untuk pengumpulan data ini adalah:

a. Masyarakat Desa Pulau Karampuang berjumlah 5 informan

b. Direktur/pengelola pulau karampuang ujung alo yang berjumlah dua

informan

c. Dinas Pariwisata yaitu Kadis pariwisata dan kebudayaan

46
Habiba, Klanisasi Politik Kabupaten Polewali Mandar, Studi Kasus Politik Klan
H. Andi Masdar Pasmar, skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat Dan Politik
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016, hal 28
47
A. Muri Yusuf, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian Gabungan.
Jakarta : Kencana, 2017, hal. 372

34
Pemilihan informan dapat berkembang dan berubah sesuai dengan

kebutuhan penelitian dalam memperoleh data yang akurat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang ditujukan untuk

mendukung analisa dari materi penelitian. Teknik dokumentasi adalah

metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dengan cara melihat

atau menganalisa suatu objek penelitian. Penggunaan foto untuk

melengkapi sumber data penulis rasa jelas besar sekali manfaatnya.

Sehingga, memberikan gambaran tentang foto sebagai data atau sebagai

pendorong kearah menghasilkan data penulis masukkan ke dalam catatan

lapangan, baru kemudian penulis analisis.48

4. Dokumen/Arsip/literatur/Hasil Penelitian Sebelumnya

Teknik ini merupakan cara pengumpulan dokumen atau arsip yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti merupakaan sumber data

penting dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud berupa dokumen

tertulis yang telah diperoleh dari media cetak dan media eltronik(internet),

data statistik, laporan peneliti an sebelumnya, tulisan-tulisan ilmiah yang

juga merupakan dokumen penting yang telah ditelusuri untuk memperkaya

data yang telah dikumpulkan dalam peneltian ini.49

5. Penelusuran data Online

48
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif. Suka Bumi :
CV Jejak, 2018 hal. 153
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung :
penerbit Alfabeta, Cet. 3 2011, hal. 115

35
Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara

melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atan

media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online. Dalam

penelurusan data online ini dapat membantu peneliti dalam penelitiannya

yang disajiakan melalui website atau situs-situs yang mendukung peneliti

guna melengkapi penelitian ini.50

E. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, penulis menggunakan metode model Miles dan

Huberman. Menurut Mikes dan Huberman, ada tiga aktivitas dalam analisis

data yaitu:51

1. Reduksi data

Teknik mereduksi data penulis lakukan dengan cara merangkum dan

memilih hal-hal pokok serta menfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema serta polanya. Dengan demikian, data yang diperoleh akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yang penulis

lakukan Penyajian data, seperti merakit data dan menyajikan dengan baik

supaya lebih mudah dipahami. Penyajian bisa berupa uraian singkat,

50
Burhan Bungin, Metode Penelitian kuantitatif ; Komunikasi, ekonomi dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: PT Prenada Media Group, 2007 hal. 66
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: CV.
Alfabeta, Cet. I 2009), hal. 247.

36
bagan, hubungan antara kategori, flowchart, dan sejenisnya agar makna

pariwisata lebih mudah dipahami.52

3. Verifikasi data

Langkah yang ketiga penulis lakukan adalah menarik kesimpulan dari

verifikasi. Dari hasil kesimpulan yang didapatkan di lapangan setelah

pengumpulan data, kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel dan bisa saja menjawab rumusan masalah yang dirumusakan

sejak awal namun tidak dipungkiri juga tidak.53

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data. Oleh karena jenis penelitian ini adalah kualitatif maka

instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri. Instrumen penelitian yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah panduan wawancara, kamera

Handphone, alat rekaman salah satunya adalah handphone.54

1. Kamera Handphone

Kamera handphone, Kamera alat yang digunakan oleh penulis untuk

mendokumentasikan setiap wawancara dengan informan.

2. Rekaman Handphone

Alat rekaman (recording) adalah alat yang di gunakan oleh penulis

untuk mendokumentasikan setiap wawancara dengan informan.

52
Muhammad Aksan, Tata Kelola Pariwisata Pantai Batumianak Kecematan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, Skripsi, 2019, hal. 44
53
Muhammad Aksan, Tata Kelola Pariwisata Pantai Batumianak Kecematan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, Skripsi, 2019, hal. 44
54
Jumrah, Politik Dinasti Dan Monopoli Kekuasaan (Studi Terhadap Berkuasanya
Bangsawan Bima Di Pemerintahan), Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2018, hal. 29

37
3. Alat tulis menulis

Alat tulis menulis adalah alat yang di gunakan untuk mencatat

pertanyaan dan beberapa hal hal yang penting

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah alat bantu yang di buat dalam bentuk

pelayan mencakup masalah-masalah yang akan di teliti, guna untuk

menggali informasi yang telah terjadi melalui informan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan pemahaman dan penjelasan secara yang berurut,

pembahasan pada penelitian ini terbagi menjadi lima bagian, meliputi

sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, pada bab ini dipaparkan dan diterangkan terkait,

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan masalah penelitian,

fokus penelitian, tinjauan pustaka terdahulu dan juga sistematika

pembahasan.

Bab II. Landasan Teori, pada bab ini membahsan tentang tinjauan

teoritis rujukan pada penelitian, yang meliputi, Kebijakan Publik, Strategi

Politik, Pembangunan Politik, dan Politik Lingkungan.

Bab III. Metode Penelitian, pada bab ini membahas terkait tentang

metodologi penelitian yang terdiri atas jenis, lokasi penelitian, sumber data,

subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data

dan serta instrumen penelitian.

38
Bab IV. Hasil dan Pembahasan, pada bab keempat akan membahas

tentang strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan objek pariwisata

Pulau Karampuang di Kabupaten Mamuju.

Bab V. Kesimpulan dan Saran, pada bab terakhir membahas terkait

kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan sertakan juga saran

ataupun masukan yang akan disampaikan oleh penulis terkait penelitian ini.

39
DAFTAR PUSTAKA

Aksan, Muhammad. Tata Kelola Pariwisata Pantai Batumianak Kecematan


Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Skripsi, tahun 2019
Aneta, Asna. jurnal administrasi publik. Implementasi kebijakan Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Di kota Gorontalo, Vol.
1 No. 1 tahun 2010
Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Suka Bumi :
CV Jejak, 2018
Anggraeni, Ratih, Soesilo Zauhar dan Siswidiyanto. jurnal adminitrasi publik.
Evaluasi Kebijakan Publik (Evaluasi Terhadap Proses Pengadaan
Anjungan Mandiri Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010
di Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). vol. 1 No. 1 tahun 2018

Aryono, Eko dan Muh. Taufiq Jaenuddin. Pengembangan Kepariwisataan


Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 diakses pada
tanggal 1 November 2021 pada pukul 10.35 Wita
Awwabin, Salma. “Kerangka Berpikir: Pengertian, Cara Membuat, dan contoh
lengkap”, Deepublish 1 Juli 2021. https://penerbitdeepublish.com
Budio, Sesra. Jurnal Menata. Strategi manajemen Sekolah, Volume 2, No. 2, Juli-
Desember 2019
Bungin, Burhan. Metode Penelitian kuantitatif ; Komunikasi, ekonomi dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: PT Prenada
Media Group, 2007
Damsar. Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Edisi Revisi, 2013)
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya atau web
https://quran.kemenag.go.id diakses pada tanggal 13 desember 2021 pada
pukul 13.00 Wita
Habiba. Klanisasi Politik Kabupaten Polewali Mandar, Studi Kasus Politik Klan
H. Andi Masdar Pasmar, skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas
Ushuluddin, Filsafat Dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016
Hayat, Hayat. kebijakan publik, Malang, september 2018

40
Hidayat, Herman. Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan
Reformasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011)
http://digilib.uinsby.ac.id di akses pada tanggal 22 april 2021 pada pukul 21.59
Wita
http://eprints.walisongo.ac.id/761/4/082411129 Bab3 .pdf, pada tanggal 29 Mei
2020, pada pukul 20.37 Wita
http://repositori.unsil.ac.id  diakses pada tanggal 22 April 2021 pada pukul 10.13
Wita
Husain, Mirsyad. Skripsi. Pengembangan Ekowisata Pulau Karampuan
Kabupaten Mamuju, Universitas Hasanuddin Makassar, tahun 2013
Ian, Asriandy. Skripsi. Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Bissapu
di Kabupaten Bantaeng. tahun 2016
Jaenuddin, Muh. Taufik. jurnal ilmu pemerintahan. Upaya Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah melalui Pengembangan Pariwisata di Kabupaten
Mamuju, vol. 12 No. 2 juli 2019
Jumrah. Politik Dinasti Dan Monopoli Kekuasaan (Studi Terhadap Berkuasanya
Bangsawan Bima Di Pemerintahan), Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan
Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, tahun 2018
Kemenparekraf, Penyusunan Indeks Pariwisata Indonesia, 2018 atau
https://www.kemenparekraf.go.id, Bab V Kebijakan Pengembangan
Pariwisata, diakses pada tanggal 29 oktober 2021 pada pukul 17.15 Wita
Lira, Jumiati. Perspektif Ekologi Politik, tahun 2019 hal 2 atau web
https://faktan.unismuh.ac.id diakses pada tanggal 23 januari 2022 pukul
19.40 wita
Lomban, Satriadi, dkk. Journal Urban Planning Studies, Strategi Pengembngan
Wisata Bahari Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat, Vol 1, No. 2, Maret 2021
Muthalib, Abdul. Pesona Keindahan Pulau Karampuang di Mamuju atau web
https://www.celebes.co.id diakses pada tanggal 20 April 2021 pada pukul
12.40 Wita
Parsons, Wayne. PUBLIC POLICY: Pengantar Teori & Dan Praktik Analisis
Kebijakan (Jakarta: Kencana, 2001)
Peraturan Bupati Mamuju Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mamuju

41
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomer: KM.67 / UM.001 /MKP/
2004, atau web http://jdih.mkri.id diakses pada tanggal 19 April 2021
pukul 15.05 Wita
Puspar, Henry. Penyusunan Dokumen Pengembangan Kawasan Wisata Khusus
(Pulau Karampuang) di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2019 atau web
https://puspar.ugm.ac.id/ diakses pada tanggal 19 April 2021 pukul 15.28
Wita
Ramdhani, Abdullah dan Muhammad Ali Ramdhani. jurnal publik. Konsep
Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 01 2017 hal. 2 di
akses pada tanggal 28 maret 2021
S, Irham, Roland A, Barkey, dan Hasmin. jurnal sosial dan budaya. Strategi
Pengembangan Kawasan Wisata Pulau Karampung, Vol. 7, No. 01 2016
Salfiah. Hubungan Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Swasta, Dalam
Pengelolaan Pariwisata di Desa Patuno Kecamatan Wangi-Wangi
Kabupaten Wakatobi Tahun 2016. skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas
Ushuluddin, Filsafat Dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, tahun 2019
Sasongko, Sotya, Janianton Damanik dan Henry Brahmanty. Prinsip Ekowisata
Bahari dalam Pengembangan Produk Wisata Karampuang untuk
Mencapai Pariwisata Berkelanjutan, Volume 12, No. 2 2020
Setiawan, Wahyudi , Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Obyek
Wisata Air Terjun Agal Desa Merente Kecamatan Alas Kabupaten
Sumbawa, skripsi, tahun 2020
Setiawati, Devi. Persepsi Remaja Mengenai Pendidikan Seks (Studi Deskriptif
Kualitatif Pada Pelajar Sma Negeri 4 Magelang), skripsi, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010
Siahaan, Verdinand Robertua. Politik Lingkungan Indonesia Teori & Studi Kasus(
cet. Pertama Jakarta 2020, UKI Press)
Sofwani, Ahmad, Ismail MH dan Sholih Muadi. Jurnal Review Politik. Konsep
Dan Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik, Vol. 06, No. 02,
Desember 2016
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Cet.I; Bandung: Alfabeta
2019)
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: CV.
Alfabeta, 2009
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung :
penerbit Alfabeta, Cet. 3 tahun 2011

42
Taufiqurokhman. Kebijakan Publik : Pendelegasian TanggungJawab Negara
Kepada negara Selaku Penyelngara Pemerintahan, cet 1 2014, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers)
Undang-undang Republik Indonesia, No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Dareah
Wibawa, Samodra. Politik Perumusan Kebijakan Publik (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011)
Wicaksono, Purwo Agung. Skripsi. Efektivitas Program Penataan dan
Pengelolaan Obyek Wisata (Studi Kasus Pariwisata Bahari dan
Permandian So’do di Kab. Mamuju), Universitas Hasanuddin Makassar,
tahun 2013
Yusuf, A. Muri. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
Gabungan. Jakarta : Kencana, 2017

43

Anda mungkin juga menyukai