Anda di halaman 1dari 46

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL

DI KECAMATAN NUSA TABUKAN


Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

2.1.

LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral dari
Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Tahuna yang jaraknya dari
Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado sekitar 142 Mil Laut,
terletak antara 4 13 - 4.44' 22 Lintang Utara dan 125.9' 28 125.56' 57 Bujur Timur, berada di antara Pulau Sulawesi dengan
Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten
Kepulauan Sangihe di sebut Daerah Perbatasan . Kemudian
disamping Daerah Perbatasan, 3 (tiga) karateristik lain yang cukup
signifikan membedakan Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan
Kabupaten/Kota lain yakni : Daerah Kepulauan, Daerah Tertinggal
dan Daerah Rawan Bencana Alam.
Kepulauan Sangihe terdiri dari 112 pulau, sebanyak 30 pulau atau
sekitar 26,79 % berpenduduk dan 82 pulau atau sekitar 73,21 %
tidak berpenduduk. Pulau yang tidak berpenduduk letaknya
menyebar dengan jarak relatif berjauhan namun tetap merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keutuhan Kabupaten
Kepulauan Sangihe, sehingga perlu dikembangkan, dibina,
dipelihara dan dipertahankan sebagai Aset Nasional.
Kecamatan Nusa Tabukan (Toade) merupakan sebuah kepulauan
kecil yang terletak di sebelah utara Kepulauan Sangihe
menciptakan keselarasan hamparan kepulauan kecil dengan pasir
putihnya yang indah.
Kecamatan Nusa Tabukan terdiri dari 16 pulau dengan perincian
sbb:

2 pulau berpenghuni yaitu Pulau Nusa dan Pulau Bukide

8 pulau tak berpenghuni dan memiliki tumbuhan

6 pulau batu yang tidak memiliki tumbuhan

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -1

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Tabel II-1 Identifikasi Lokasi Pulau-pulau di Kecamatan Nusa Tabukan

Sumber

: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud,


2003; Data dari Kecamatan Nusa Tabukan, 2006; Data Hasil Survey .

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -2

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

2.2.

BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF


Tahun 2002, Kabupaten Kepulauan Sangihe dimekarkan, (pada
saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud) menjadi 2
Kabupaten berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2002, yaitu
Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud (Induk) dan Kabupaten
Kepulauan Talaud.
Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah daerah bahari dengan luas
lautnya sekitar 25.000 km2 dan mempunyai luas daratan 1.012,93
km2. Kemudian dari luas daratan tersebut, terbagi dalam 2 (dua)
gugusan pulau, yaitu gugusan pulau Siau Tagulandang (27,24 %)
berada di 8 (delapan) kecamatan dan gugusan pulau Sangir Besar
(72,76 %) berada di 12 kecamatan, disamping itu terdapat wilayah
khusus yang dikenal sebagai wilayah Check Point Border Crossing
Area Marore. Kabupaten Kepulauan Sangihe mempunyai beberapa
gunung berapi. Tercatat ada 5 gunung berapi yang masih aktif dan
pernah meletus, yang terakhir adalah Gunung Ruang meletus
pada tahun 2002, dan sampai kini wilayah tersebut tertutup untuk
dijadikan wilayah pemukiman.
Luas masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Sangihe dapat dilihat pada Tabel II-2 berikut:

Tabel II-2 Luas Kecamatan Dalam Kab. Kepulauan Sangihe (km2)


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

KECAMATAN
DISTRICT
Tagulandang
Biaro
Tagulandang Utara
Siau Timur
Siau Timur Selatan
Siau Barat
Siau Barat Selatan
Siau Barat Utara
Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan Tengah
Tabukan Selatan Tenggara
Tabukan Tengah
Manganitu
Tahuna
Tabukan Utara
Nusa Tabukan
Kendahe

Jumlah / Total
Sumber : Stasiun Meteorologi Naha

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

LUAS (Km2)
AREA (In.Sq.Km)
66,39
20,85
28,70
55,65
24,35
42,27
17,25
20,50
63,85
28,70
69,42
63,04
48,16
26,68
87,39
66,46
91, 57
121,18
15,07
55,79

6,55
2,06
2,83
5,49
2,40
4,17
1,70
2,02
6,30
2,83
6,85
6,22
4,75
2,63
8,63
6,56
9,04
11,96
1,45
5,51

1.012,93

100,00

BAB II -3

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Batas batas wilayah administrasif Kabupaten Kepulauan Sangihe


adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Kepulauan Karakelong dan Republik
Philipina
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Kepulauan Talaud dan Laut
Sulawesi
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Minahasa
- Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.
Kecamatan Nusa Tabukan (Toade) merupakan hasil pemekaran dari
Kecamatan Tabukan Utara, berdasarkan Perda Kabupaten
Kepulauan Sangihe No. 3 Th 2002, yang kemudian diresmikan
pada tanggal 5 Agustus 2002. Kecamatan Nusa Tabukan terdiri dari
4 kampung (desa), dan 18 Lindongan (dusun/lingkungan) yang
terletak pada 2 pulau sedang, yaitu Pulau Nusa (P. Nanipa) dan
Pulau Bukide. Setiap Lindongan dipisahkan oleh teluk dan selat.
Tabel II-3 Kampung dan Lindongan yang ada di Kecamatan Nusa
Tabukan
NO.

DESA / KAMPUNG

DUSUN / LINDONGAN

1.

Nanedakele

Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun

I
II
III
IV
V

Sasarane
Lue
Paruruang
Bebitung
Nanedakele

2.

Nusa

Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun

I
II
III
IV
V
VI

Nusa
Delaweng
Talahamo
Mohonge
Nipah
Kelumang

3.

Bukide Induk

Dusun I
Dusun II
Dusun III

Enggohe
Enggohe
Enggohe

4.

Bukide Timur

Dusun
Dusun
Dusun
Dusun

Tatengkelan
Limbalo
Tawentung
Bukide

I
II
III
IV

Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006

Kecamatan Nusa Tabukan pada bagian Utara berbatasan dengan


Laut Filipina, pada bagian Barat dan Selatan berbatasan dengan
Tabukan Utara, dan sebelah Timur dengan Kecamatan Kendahe.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -4

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran II yaitu Peta


Batas Wilayah Administratif.
2.3.

KONDISI TOPOGRAFI
Ditinjau dari kondisi topografinya, sebagian besar daerah di
Kabupaten Sangihe terutama Kecamatan Nusa Tabukan merupakan
suatu dataran yang didominasi oleh perbukitan. Terdapat beberapa
daerah yang landai, terutama pada bagian permukiman di bagian
pesisir pantai.
Wilayah perbukitan dengan puncak tertinggi dengan ketinggian 230
m dpl berada di Pulau Nanipa selanjutnya lahannya menuruni
lereng bukit ke arah pantai yang pada umumnya berupa tebingtebing curam dan terdapat beberapa permukiman penduduk.
Kondisi topografi Pulau Nanipa dan Pulau Bukide yang berbukit
dengan lereng yang curam dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1
yaitu pada Lindongan Enggohe. Letak permukiman di lokasi studi
secara umum berada di lereng-lereng bukit dan pinggir pantai yang
mana terdapat dataran yang landai. Di Lindongan Delaweng dan
Mohonge bahkan pemukiman penduduk hingga menjorok ke arah
pantai dengan ditopang tonggak-tonggak kayu dan batuan.

Gambar 2.1 Kondisi topografi di


Enggohe, Pulau Bukide

Lindongan

Begitu pula untuk kondisi topografi di Pulau Bukide terdiri dari


beberapa daerah perbukitan dengan puncak tertinggi adalah 185 m
dpl kemudian semakin melandai ke arah pemukiman di pesisir
pantai. Di pulau ini sebagian besar permukiman berada di pesisir

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -5

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

pantai dengan penataan yang rapi, kecuali Lindongan Tawentung


berada di atas perbukitan. Untuk kondisi topografi di 5 pulau lain
yang termasuk dalam daerah studi yaitu Pulau Salehe, Melihang,
Makoahe, Balontohe dan Inis tidaklah jauh berbeda yaitu
merupakan daerah perbukitan yang tidak dihuni oleh penduduk
tapi berpotensi untuk pariwisata.
Kondisi Topografi Kecamatan Nusa Tabukan secara detail disajikan
pada Lampiran III.

2.4.

KONDISI TATA GUNA LAHAN


Penggunaan tanah pada umumnya dibedakan menjadi lahan untuk
permukiman dan perkebunan rakyat, tidak terdapat lahan untuk
pertanian. Dilihat dari kondisi topografinya tidak dimungkinkan
untuk di buka lahan persawahan atau ladang. Dimana lahan
perkebunan rakyat mendominasi seluruh kawasan di Nusa
Tabukan. Kawasan permukiman di dua pulau besar yang
berpenghuni yaitu Nusa dan Bukide, luas permukiman < 10 % dari
seluruh luas wilayah studi. Tidak terdapat kawasan hutan milik
negara atau perkebunan milik negara, semua milik rakyat dan
dikelola oleh perseorangan dari penduduk pribumi.

Gambar 2.2 Kondisi Tata Guna Lahan


Nanedakele, Pulau Nanipa

di

Lindongan

Berdasarkan data yang didapat dari Biro Pusat Statistik Kabupaten


Sangihe tahun 2004/2005 penggunaan lahan terbesar adalah

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -6

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

untuk perkebunan yaitu mencapai 72.798,4 hektar atau 67,59


persen.
Penggunaan
cukup
besar
lainnya
ialah
untuk
ladang/huma/tegal yang mencapai 14,93 persen. Terdapat hutan
bakau di beberapa tempat di Pulau Nanipa. Kondisi tata guna lahan
Kecamatan Nusa Tabukan secara lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran IV.
2.5.

KONDISI KONSERVASI
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan tidak terdapat
usaha konservasi yang berjalan secara terpadu dan menyeluruh
untuk lahan yang kritis atau lahan tandus. Keberadaan kondisi
lahan kritis atau tandus hampir tidak dijumpai pada area studi,
rata-rata vegetasi lahan cukup lebat antara tanaman produksi
(kelapa, cengkeh, pala, pohon sagu, dll) dan semak-semak. Tetapi
usaha konservasi yang telah dilakukan oleh masyarakat Nusa
Tabukan meliputi konservasi lahan perkebunan milik masingmasing perorangan yang dilakukan secara inisiatif individu dan
cara yang alami tanpa perlakuan teknis.

Gambar 2.3 Kondisi lahan disekitar Mata Air Lamika di


Lindongan Nusa, Pulau Nanipa
Untuk kelestarian bagi kawasan penyangga mata air atau sumber
air diketahui dari hasil survey dan wawancara dengan penduduk
sekitar bahwa masih kurang kesadaran masyarakat untuk menjaga
kondisi vegetasi di sekitar mata air terbukti dari ditebanginya
pohon-pohon dan semak-semak di sekitar mata air karena

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -7

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

dianggap menganggu pertumbuhan pohon yang lain. Hal ini terjadi


di wilayah sekitar mata air Limo di Enggohe Kampung. Dari
kejadian tersebut dapat dirasakan akibatnya yaitu fluktuasi debit
mata air sangat mencolok antara musim penghujan dan musim
kemarau.
Untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas mata air sebagai
salah satu sumber air yang akan digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan penduduk, perlu adanya usaha-usaha secara teratur
dan terencana untuk melestarikan daerah hutan sebagai daerah
penyanggah sumber air yang ada.
2.6.

KONDISI KLIMATOLOGI
2.6.1

Iklim
Iklim di daerah ini dipengaruhi oleh Angin Muson. Pada
bulan Juli sampai dengan September musim kemarau dan
musim penghujan terjadi pada bulan September sampai
dengan Nopember. Type iklim ini menurut Schmidt dan
Ferguson adalah Type A (iklim basah).

2.6.2

Kelembaban Udara
Suhu udara di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut
dan jaraknya dari pantai. Secara umum suhu udara ratarata perbulan pada pengukuran Stasion Meteorologi Naha
tahun 2004 adalah 27,5 C, dimana suhu udara rata-rata
terendah 26,8 C pada bulan Pebruari dan tertinggi 28,3 C
pada bulan April (Tabel II-4). Selain itu, sebagai daerah
tropis dan daerah kepulauan Kabupaten Kepulauan Sangihe
mempunyai kelembaban udara nisbi relative tinggi dengan
rata-rata perbulan pada tahun 2004 adalah 82,92 %.
Kelembaban udara nisbi/relatif beragam tiap bulan dari
terendah 77 % pada bulan Agustus dan tertinggi 87 %
pada bulan Januari. Keadaan suhu minimum dan
maximum, kelembapan udara, tekanan udara dan
penyinaran matahari pada tahun 2004 hasil pengamatan
Stasion Meteorologi Naha dapat dilihat pada Tabel II-4,
dan Tabel II-5.

2.6.3

Penyinaran Matahari
Rata rata penyinaran matahari dapat dilihat pada Tabel
II-5 dimana lama penyinaran terbesar terjadi pada bulan

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -8

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

April sebesar 85% dan terendah pada bulan Juli sebesar


46%.
2.6.4

Kecepatan Angin
Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang
dan angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Oleh karena
itu musim tersebut dikenal juga dengan Musim Barat.
Keadaan angin di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada
tahun 2004 yang dipantau Stasiun Meteorologi Naha
disajikan pada Tabel II-6 Kecepatan Angin perbulan
antara 5 hingga 8 km/jam.

2.7.

KONDISI CURAH HUJAN


Besarnya curah hujan ditunjukkan oleh intensitas hujan di daerah
lokasi. Intensitas hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu
(biasanya digunakan satuan mililiter per hari). Data intensitas
hujan diperoleh dari Stasiun Meteorologi Naha yang terletak di ibu
kota Kecamatan Tabukan Utara.
Curah hujan tertinggi selama tahun 2004 terjadi pada bulan Mei
yaitu 626 mm dengan banyaknya hari hujan 22 hari, sedangkan
curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 74 mm
dengan banyaknya hari hujan 5 hari. Data curah hujan rata-rata
bulanan Stasiun Meteorologi Naha disajikan pada Tabel II-7.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -9

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -10

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -11

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -12

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -13

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

2.8.

POTENSI SUMBER DAYA AIR


2.8.1 Umum
Untuk mengetahui potensi atau dalam hal ini ketersediaan
air di suatu wilayah, maka ada 3 (tiga) hal pokok yang akan
ditinjau, yang pertama ketersediaan (kuantitas), kedua mutu
(kualitas) air dan yang ketiga adalah kontinuitasnya.
Untuk mencari pemecahan dari segala persoalan kekurangan
air tersebut maka potensi sumber daya air yang perlu
diperhatikan di daerah studi terutama adalah meliputi : air
hujan, mata air, air tanah, serta bangunan-bangunan untuk
pengembangan sumber daya air yang sudah ada di wilayah
studi. Potensi air hujan di wilayah studi sangat
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sumber air
baku penduduk. Lebih lanjut, nantinya akan diusulkan
penerapan teknologi tepat guna Akuifer Buatan Simpanan
Air Hujan (ABSAH) yang ramah lingkungan, bila mana
diperlukan.

2.8.2 Mata Air (Springs)

Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah


disebut air tanah. Secara global, dari keseluruhan air tawar
yang berada di planet bumi ini, lebih dari 97 % terdiri berada
di air tanah dan mata air. Tampak bahwa peranan air tanah
dan mata air di bumi adalah penting, demikian pula dengan
peranan keduanya di Kecamatan Nusa Tabukan.
Dari hasil pengamatan di lapangan yang ditunjang dengan
data-data lainnya telah diketahui bahwa kecil sekali potensi
air sungai yang bisa dimanfaatkan, karena sungai yang
terdapat
dilokasi
studi
termasuk
sungai
musiman
(intermitten) yang pada saat musim kemarau airnya kering.
Untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Nusa
Tabukan akan digali potensi sumber daya air lainnya, yaitu
mata air.
Berdasarkan survey dan investigasi ke lokasi studi, tim
konsultan berhasil mengidentifikasi sumber-sumber air yang
telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh penduduk, dan
potensi sumber daya air yang belum dan masih dapat
dikembangkan sebagai sumber penyediaan air baku
penduduk. Beberapa lindongan di Pulau Nanipa seperti Nusa,
Delaweng, Talahamo, Mohonge, Kelumang, Paruruang,
Nanedakele telah mengembangkan sumber mata air sebagai
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -14

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

sumber utama pemenuhan air baku mereka. Namun,


terutama di daerah-daerah sebagian besar lindongan
kampung Bukide dan Bukide Timur seperti daerah Enggohe
dan Bukide adalah merupakan daerah rawan kekurangan air
kecuali Tawentung, Limbalo dan Tatengkelan dapat tercukupi
kebutuhan airnya. Selama ini penduduk daerah tersebut
lebih banyak mengandalkan air hujan dan mata air untuk
pemenuhan kebutuhan air baku.

Gambar 2.4

Mata Air Akek Marange


sebagai salah satu sumber
air baku bagi penduduk di
Lindongan Delaweng

Identifikasi terhadap sumber mata air yang terdapat di Pulau


Nanipa sebanyak 15 sumber mata air. Di Kampung Nusa
sebanyak 7 mata air yang telah dikembangkan dan 4 mata
air yang berpotensi untuk dikembangkan. Sumber mata air
di Kampung Nanedakele sebanyak 3 mata air dan telah
dikembangkan dan terdapat 1 mata air lagi yang berpotensi
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -15

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

untuk dikembangkan. Sedangkan di Pulau Bukide terdapat 7


mata air yang telah dikembangkan, 5 diantaranya berada di
Kampung Bukide Timur dan 2 mata air berada di Kampung
Bukide Induk. Untuk mata air yang belum dikembangkan
terdapat 1 mata air di Dusun Enggohe.
Dari jumlah mata air sebanyak 23 mata air masing-masing
mempunyai debit yang bervariasi, namun secara umum
debitnya sangat kecil (<1 lt/dt). Terdapat 17 mata air yang
telah dimanfaatkan oleh penduduk dan sudah terdapat
beberapa fasilitas seperti bak penampung, jaringan pipa,
hidran dan kran umum. Mata air yang belum dimanfaatkan
dan berpotensi untuk dikembangkan antara lain mata air
Bangka, Akek Marange, Lamika, Bakuling, Dapela, dan Limo
Bawah.
Pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air di daerah
studi
yang
didominasi
perbukitan
adalah
dengan
menggunakan tandon (bak penampung), hidran, kran umum
dan jaringan pipa. Terdapat beberapa mata air yang perlu
dibangun bak penampung baru, perbaikan jaringan pipa
yang pecah maupun yang masih memakai buluh bambu,
perbaikan hidran yang bocor dan kran umum yang sudah
tidak berfungsi. Kondisi sarana penyediaan air bersih yang
perlu diadakan perbaikan/rehabilitasi seperti jaringan pipa di
Lindongan Bukide, Limbalo, Enggohe, Talahamo, Mohonge,
Kelumang, dan Paruruang.
Identifikasi lokasi sumber daya air berupa sumber mata air
di Kecamatan Nusa Tabukan secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran V.

2.8.2.1 Identifikasi Lokasi dan Potensi Mata Air


Umumnya lokasi mata air di daerah ini terletak di
lereng-lereng bukit (lihat Lampiran V : Peta Lokasi
Sumber Air), sehingga lokasinya sangat curam/
terjal (90o). Ada 2 (dua) mata air yang lokasinya
relatif landai dan terletak dekat dengan pemukiman
yaitu mata air Nane dan Akek Marange.
Saat ini terdapat 17 mata air yang telah
dimanfaatkan dan terdapat jaringan pipa dan
penampungnya, mata air tersebut adalah :

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -16

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

1. Mata Air Lempangeng


Mata Air Lempangeng yang terletak di Kampung
Nusa
Dusun
Nusa,
berdasarkan
hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Lempangeng tepat pada koordinat X =
785.121,000 dan Y = 415.073,000.
2. Mata Air Batu Rahula
Mata Air Batu Rahula yang terletak di Kampung
Nusa Dusun Delaweng, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Batu
Rahula tepat pada koordinat X = 785.309,000
dan Y = 415.813,000.
3. Mata Air Talahamo
Mata Air Talahamo yang terletak di Kampung
Nusa Dusun Talahamo, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Talahamo
tepat
pada
koordinat
X
=
785.359,000 dan Y = 415.950,000.
4. Mata Air Kakuwi
Mata Air Kakuwi yang terletak di Kampung Nusa
Dusun Mohonge, berdasarkan hasil pembacaan
dengan menggunakan Geographic Positioning
System (GPS) posisi Mata Air Kakuwi tepat pada
koordinat X = 785.825,000 dan Y =
416.061,000.
5. Mata Air Kumpase
Mata Air Kumpase yang terletak di Kampung
Nusa Dusun Mohonge, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Kumpase tepat pada koordinat X = 785.461,000
dan Y = 416.348,000.
6. Mata Air Pune

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -17

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Mata Air Pune yang terletak di Kampung Nusa


Dusun Mohonge, berdasarkan hasil pembacaan
dengan menggunakan Geographic Positioning
System (GPS) posisi Mata Air Pune tepat pada
koordinat X = 786.469,000 dan Y =
415.604,000.
7. Mata Air Menenawo
Mata Air Menenawo yang terletak di Kampung
Nusa Dusun Kelumang, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Kelumang
tepat
pada
koordinat
X
=
786.735,000 dan Y = 415.700,000.
8. Mata Air Longso
Mata Air Longso yang terletak di Kampung
Nanedakele Dusun Lue, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Longso
tepat pada koordinat X = 784.882,000 dan Y =
415.546,000.
9. Mata Air Paruruang
Mata Air Paruruang yang terletak di Kampung
Nanedakele Dusun Paruruang, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Paruruang
tepat
pada
koordinat
X
=
784.827,000 dan Y = 416.097,000.
10. Mata Air Nane
Mata Air Nane yang terletak di Kampung
Nanedakele Dusun Nanedakele, berdasarkan
hasil
pembacaan
dengan
menggunakan
Geographic Positioning System (GPS) posisi
Mata Air Nane tepat pada koordinat X =
785.799,000 dan Y = 417.111,000.
11. Mata Air Bebahu
Mata Air Bebahu yang terletak di Kampung
Bukide Timur Dusun Bukide, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Bebahu tepat pada koordinat X = 791.179,000
dan Y = 419.151,000.
12. Mata Air Hegi
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -18

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Mata Air Hegi yang terletak di Kampung Bukide


Timur Dusun Tawentung, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Hegi
tepat pada koordinat X = 788.531,000 dan Y =
418.994,000.
13. Mata Air Paninduk
Mata Air Paninduk yang terletak di Kampung
Bukide Timur Dusun Limbalo, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Paninduk tepat pada koordinat X = 788.813,000
dan Y = 418.568,000.
14. Mata Air Peneh
Mata Air Peneh yang terletak di Kampung
Bukide Timur Dusun Limbalo, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Peneh
tepat pada koordinat X = 788.609,000 dan Y =
418.124,000.
15. Mata Air Lehih
Mata Air Lehih yang terletak di Kampung Bukide
Timur Dusun Tatengkelan, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Lehih
tepat pada koordinat X = 788.167,000 dan Y =
418.058,000.
16. Mata Air Limo Atas
Mata Air Limo Atas yang terletak di Kampung
Bukide Induk Dusun Enggohe, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Limo
Atas tepat pada koordinat X = 787.663,000 dan
Y = 418.266,000.
17. Mata Air Lantehe
Mata Air Lantehe yang terletak di Kampung
Bukide Induk Dusun Enggohe, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Lantehe tepat pada koordinat X = 787.745,000
dan Y = 417.937,000.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -19

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Dari 17 mata air yang telah dimanfaatkan tersebut


secara garis besar masyarakat masih memerlukan
adanya pasokan sumber air bersih lagi yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih
terutama di musim kemarau. Dari survey yang telah
dilakukan terdapat 6 mata air yang memiliki debit
yang cukup dan masih perlu dikembangkan lagi
sarana dan prasarananya, mata air tersebut antara
lain adalah :
1. Mata Air Bangka
Mata Air Bangka yang terletak di Kampung
Nanedakele Dusun Nanedakele, berdasarkan
hasil
pembacaan
dengan
menggunakan
Geographic Positioning System (GPS) posisi
Mata Air Bangka tepat pada koordinat X =
785.729,000 dan Y = 417.055,000.
2. Mata Air Lamika
Mata Air Lamika yang terletak di Kampung Nusa
Dusun Nusa, berdasarkan hasil pembacaan
dengan menggunakan Geographic Positioning
System (GPS) posisi Mata Air Lamika tepat pada
koordinat X = 784.954,000 dan Y =
415.333,000.
3. Mata Air Bakuling
Mata Air Bakuling yang terletak di Kampung
Nusa Dusun Delaweng, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air
Bakuling tepat pada koordinat X = 785.531,000
dan Y = 415.664,000.
4. Mata Air Dapela
Mata Air Dapela yang terletak di Kampung Nusa
Dusun Delaweng, berdasarkan hasil pembacaan
dengan menggunakan Geographic Positioning
System (GPS) posisi Mata Air Dapela tepat pada
koordinat X = 785.288,000 dan Y =
415.880,000.
5. Mata Air Akek Marange

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -20

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Mata Air Akek Marange yang terletak di


Kampung Nusa Dusun Delaweng menggunakan
Geographic Positioning System (GPS) posisi
Mata Air Akek Marange tepat pada koordinat X
= 785.400,000 dan Y = 415.360,000.

6. Mata Air Limo Bawah


Mata Air Limo Bawah yang terletak di Kampung
Bukide Induk Dusun Enggohe, berdasarkan hasil
pembacaan dengan menggunakan Geographic
Positioning System (GPS) posisi Mata Air Limo
Bawah tepat pada koordinat X = 787.586,000
dan Y = 418.106,000.
Dari 6 mata air yang dapat dikembangkan tersebut
masih terdapat beberapa mata air lagi yang kurang
dapat dikembangkan untuk air baku, karena selain
debitnya yang kecil sekali ada juga yang debitnya
besar tetapi berada di bagian balik bukit, sehingga
untuk dapat dipakai memerlukan alat bantu berupa
pompa. Identifikasi dan potensi sumber daya air
yang terdapat di daerah studi secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran VI.

2.8.2.2 Pengukuran Debit Mata Air


Untuk mengetahui besarnya debit pada mata air,
dilakukan dengan pengukuran langsung pada mata
air dengan menggunakan gelas ukur. Hasil
pengukuran secara lengkap akan diuraikan pada
Bab III Subbab 3.4.
2.8.2.3 Kualitas Air (Mata Air)
Dalam kajian mengenai kualitas air tersebut, maka
dari semua mata air yang ada telah diambil sampel
airnya yang kemudian dilakukan uji laboratorium.
Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air secara lengkap
dapat dilihat pada Bab III Subbab 3.5.

2.8.3 Air Permukaan/Sungai (Rivers)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -21

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Di lokasi studi terdapat beberapa alur sungai kecil, alur-alur


sungai yang ada di dua pulau ini seluruhnya bersifat
musiman (intermitten), dimana pada musim hujan debit
airnya relatif besar namun cepat mengalir ke hilir (laut), hal
ini disebabkan alur tersebut merupakan lembah antara
tonjolan bukit-bukit sehingga membentuk pola pengaliran
sungai yang memperlihatkan kesejajaran (pararel) dengan
arah aliran langsung ke laut lepas. Sedangkan pada musim
kemarau alur-alur sungai tersebut kering tidak terdapat
airnya sama sekali. Beberapa sumber mata air berada pada
alur sungai tersebut, sehingga seringkali kondisi air menjadi
keruh pada musim hujan.

Gambar 2.5 Kondisi Sungai Delaweng


pada saat musim kemarau
di Lindongan Delaweng,
Kampung Nusa

2.8.4 Air Tanah (Ground Water)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -22

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di


planet bumi ini lebih dari 97% terdiri atas air tanah.
Sumbangan terbesar air tanah berasal dari daerah arid dan
semi arid serta daerah lain yang memiliki formasi geologi
paling sesuai untuk penampungan air tanah. Berdasarkan
jenisnya air tanah dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Air tanah dangkal, dengan kedalaman kurang dari 15 m
sudah umum dipergunakan untuk keperluan rumah tangga
dan sekaligus digunakan sebagai air minum oleh masyarakat
pada umumnya. Namun kualitas air dangkal belum
memenuhi standar sebagai air minum, karena air ini sangat
mudah dipengaruhi oleh lingkungan atau tanah sekitarnya.
Umumnya cara pengambilan air tanah dangkal dengan
mengadakan penggalian yang dilakukan dengan bor tangan
sehingga air yang dihasilkan kurang bagus.

Gambar 2.6 Kondisi Sumur


Paruruang

penduduk

di

Lindongan

Terdapat beberapa sumur air tanah dangkal pada lokasi studi


yaitu di Lindongan Bebitung dan Paruruang, umumnya letak
sumur-sumur tersebut adalah dipinggir pantai yang mana
kualitas airnya dipengaruhi oleh air laut dan secara visual
terlihat agak keruh. Jika musim hujan air tersebut tawar
sedangkan pada musim kemarau air tersebut menjadi asin
karena sudah terkena intrusi air laut sehingga kurang
dimanfaatkan oleh penduduk untuk air baku. Umumnya
sumur yang ada memiliki kedalaman antara 3 5 meter.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -23

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Tidak terdapat sumur air tanah dalam di lokasi studi, karena


selain
membutuhkan
biaya
yang
mahal
untuk
mengeksploitasi air tanah dalam perlu mendapatkan ijin
lebih dahulu dari gubernur, hal ini sesuai dengan undangundang yang berlaku di Indonesia saat ini.
Cara pengeborannya lebih sulit daripada air tanah dangkal,
dimana pengeboran air tanah dalam ini memerlukan
penelitian dan keahlian hidrogeologi sehingga pekerjaan ini
bisa berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Kualitas
air dalam biasanya sudah memenuhi standar sebagai air
minum karena pengaruh lingkungan atau tanah sekitarnya
sudah sangat kecil.
2.9.

KONDISI SOSIAL EKONOMI


2.9.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun 2006 berdasarkan data yang
diperoleh dari papan data kependudukan yang berada di
Kecamatan Nusa Tabukan total penduduk adalah 3.250 jiwa
dengan jumlah keluarga adalah 867 KK. Dilihat dari
pertumbuhan
penduduk
Kecamatan
Nusa
Tabukan
termasuk kecil sekali yaitu sebesar 0,12 %, sehingga
pertambahan penduduknya setiap tahun tidak selalu
bertambah, hal ini bukan disebabkan karena tidak adanya
kelahiran tetapi karena adanya penduduk yang pindah
keluar pulau. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun tidak
selalu bertambah, hal ini dapat dilihat pada Tabel II-8.

Tabel II-8 Data Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Nusa Tabukan


Desa (Kampung)
Kampung Nanedakele
Kampung Nusa
Kampung Bukide
Kampung Bukide Timur
Jumlah

Luas
Area
(Ha)
298
312
133
124
867

Jumlah Penduduk
2002
1.175
1.127
482
460
3.243

2003
1.099
1.057
449
433
3.038

2004
1.161
1.115
475
456
3.207

2005
1.167
1.148
482
470
3.267

2006
1.192
1.118
484
456
3.250

Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006

Dari total luas wilayah yaitu 1.507 ha dan dihuni oleh 3.250
jiwa, kepadatan penduduk di Kecamatan Nusa Tabukan
adalah 213 jiwa/km2. Distribusi / persebaran penduduk di 4
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -24

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

kampung terlihat kurang merata, mayoritas penduduk yaitu


70 % terkonsentrasi di Pulau Nanipa. Dari total 3.250 jiwa
sekitar 37 % penduduk tinggal di Kampung Nanedakele,
34 % tinggal di Kampung Nusa, 15 % tinggal di Kampung
Bukide Induk dan lainnya yaitu 14 % berada di Kampung
Bukide Timur.
Pada Tabel II-9, ditampilkan jumlah penduduk dan jumlah
keluarga untuk masing-masing lindongan.
Tabel II-9 Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Nusa Tabukan
NO.

DESA / KAMPUNG

1.

Nanedakele

DUSUN / LINDONGAN
Dusun I
Dusun II
Dusun III
Dusun IV
Dusun V

2.

Nusa

Dusun I
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun

II
III
IV
V
VI

Sasarane
Tinakareng
Lue
Pempang
Paruruang
Bebitung
Nanedakele

Jumlah Penduduk
(KK)
(Jiwa)
16
61
97
369
39
149
22
82
34
196
31
117
50
219

Nusa
Salisewatu
Delaweng
Talahamo
Mohonge
Nipah
Kelumang
Saliseapeng

58
18
47
61
72
34
46
26

221
69
140
80
176
99
236
98

3.

Bukide Induk

Dusun I
Dusun II
Dusun III

Enggohe
Enggohe
Enggohe

43
43
43

161
161
161

4.

Bukide Timur

Dusun
Dusun
Dusun
Dusun

Tatengkelan
Limbalo
Tawentung
Bukide

31
30
15
32

122
69
162
103

867

3.250

I
II
III
IV

Jumlah
Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006

Di Pulau Nanipa terdapat Ibu Kota Kecamatan yaitu di


Dusun V Nipah, penduduk yang mendiami yaitu sekitar 120
jiwa atau 3,69 % dari total jumlah penduduk di Nusa
Tabukan. Jika ditinjau dari tingkat kepadatan penduduk,
akan terlihat adanya ketimpangan. Kampung Nanedakele
dengan jumlah penduduk terbesar yaitu 1.192 jiwa serta
luasnya hanya sekitar 350 Ha, memiliki tingkat kepadatan
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -25

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

yang tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu


mencapai 340 orang perkilometer persegi. Sedangkan
Kampung Bukide Timur yang memiliki luas sekitar 325 Ha
dengan jumlah penduduk sebesar 456 jiwa, tingkat
kepadatannya hanya 140 orang per kilometer persegi. Peta
Penyebaran Penduduk di Kecamatan Nusa Tabukan dapat
dilihat pada Lampiran VII.

2.9.2.Mata Pencaharian
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda
pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan
terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya
proses demografi. Penduduk usia kerja yang bekerja
menurut lapangan usaha di sektor perikanan laut atau
nelayan masih mendominasi lapangan usaha di Kecamatan
Nusa Tabukan kemudian diikuti oleh sektor perkebunan dan
pegawai pemerintahan kecamatan dan guru.

Gambar 2.7 Industri Kecil


Delaweng

Pengolah

Sagu

di

Lindongan

Umumnya masyarakat di Nusa Tabukan selain sebagai


nelayan mereka juga punya kebun atau perkebunan milik
rakyat.
Dari
hasil
perkebunan
tersebut
mereka
mendapatkan hasil yang tidak menentu karena panennya

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -26

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

tidak setiap saat melainkan setiap tiga bulan sekali. Jadi


berkebun adalah pekerjaan sampingan disaat tidak melaut
atau pada saat gelombang laut besar seperti pada bulan
Agustus.
Ada juga sebagian kecil penduduk yang mempunyai
pekerjaan sebagai pengolah pohon sagu sehingga menjadi
tepung sagu. Terdapat 5 kelompok industri kecil pengolah
sagu, antara lain di Dusun Nusa, Delaweng, Talahamo dan
Mohonge.
Selain itu terdapat juga penduduk yang memanfaatkan
hasil ikan laut yang berlebih untuk dijadikan ikan garam
dan hasilnya dijual ke pasar terdekat di Pulau Sangihe.
Sampai dengan tahun 2004, di Kecamatan Nusa Tabukan
banyak penduduknya yang bermata pencaharian sebagai
pedagang yaitu mereka berdagang di daerah perbatasan
Indonesia-Filipina, namun setelah pemerintahan berganti
dan semakin ketatnya penjagaan bagi barang-barang yang
keluar dari Indonesia maka saat ini banyak penduduk Nusa
Tabukan beralih profesi sebagai nelayan atau merantau ke
daerah lain.
2.9.3.Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus
diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan
maupun jumlah tenaga guru yang memadai dan
mencukupi.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -27

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.8 Sekolah Dasar INPRES


Mohonge Kampung Nusa

di

Lindongan

Tingkat pendidikan hanya mulai pendidikan sekolah dasar,


terdapat beberapa Sekolah Dasar Negeri (INPRES)
maupun dari yayasan GMIST. Di Pulau Nanipa terdapat 5
Sekolah Dasar antara lain di Dusun Nanedakele, Dusun
Nipah, Dusun Tinakareng, Mohonge dan di Dusun
Paruruang sedangkan di Kampung Bukide terdapat 2
Sekolah Dasar di Dusun Limbalo dan Dusun Bukide dan 1
Sekolah Menengah Pertama di Kampung Bukide Induk
(Enggohe). Untuk Sekolah Menengah Atas karena belum
tersedia, siswa yang ingin melanjutkan dapat bersekolah
di Tahuna atau kota lain.
Dilihat dari kondisi bangunan sekolah sebagian besar
masih baik terutama yang dari yayasan GMIST, bangunan
dan lingkungan sekolah masih terjaga dengan baik.
Sedangkan untuk bangunan sekolah di Bukide Timur di
Dusun Bukide perlu dilakukan renovasi, selain tidak
memiliki pintu kondisi bangunannya juga rusak parah.
Untuk kondisi bangunan Sekolah Menengah Pertama yang
ada di Enggohe masih bagus karena termasuk bangunan
baru dan untuk SMP yang ada di Dusun Mohonge belum
dibangun sehingga siswanya belajar di rumah salah satu
guru yang juga merangkap guru Sekolah Dasar dan guru
Sekolah Menengah Pertama.
2.9.4.Kesehatan
Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah
antara lain dengan memberikan penyuluhan kesehatan
agar keluarga berperilaku hidup sehat, dan penyediaan
fasilitas seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa,
pondok bersalin desa serta penyediaan air bersih.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -28

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.9 Puskesmas Nusa


Kampung Nusa

di

Dusun

Nipah,

Puskesmas Nusa berada di Kecamatan Nusa Tabukan yaitu


di Dusun Nipah mempunyai fasilitas yang lengkap antara
lain tempat yang memadai untuk rawat inap, peralatan
bersalin dan persediaan obat-obatan. Terdapat seorang
dokter yang bertanggungjawab di puskesmas tersebut
dengan dibantu 2 orang perawat, yang masing-masing
mempunyai rumah dinas tersendiri. Untuk puskesmas
pembantu terdapat 2 buah yaitu di Dusun Tinakareng
(Sasarane) dan Dusun Enggohe.
Tenaga kesehatan yang ada saat ini di puskesmas Nusa
berjumlah 4 orang PNS dan 1 orang tenaga kontrak
pemerintahan Propinsi Sulawesi Utara. Jumlah tenaga
paramedis yang terbatas sangat mempengaruhi pelayanan
kesehatan, apalagi kecamatan Nusa Tabukan merupakan
kecamatan kepulauan. Puskesmas dan tenaga medis di
Kecamatan Nusa Tabukan berjaga 24 jam, tidak seperti di
tempat lain karena masyarakat disini umumnya pergi
berobat dikala libur atau di hari minggu atau pada sore
hari setelah mereka melaut. Jadi tidak mempunyai jam
kerja seperti pada umumnya, hal ini menginggat pasien
tidak hanya dari Pulau Nanipa tetapi juga dari Pulau
Bukide yang jaraknya cukup jauh.
Pada umumnya penyakit yang diderita oleh kebanyakan
masyarakat Nusa Tabukan adalah penyakit ginjal, maag
dan darah tinggi (stroke). Salah satu penyebab banyaknya
penderita penyakit ginjal adalah kebiasaan masyarakat
yang kurang banyak minum air putih apalagi pada saat
mereka melaut dalam jangka waktu yang relatif lama,
mereka membawa air minum yang kurang. Kebiasaan
makan kuah asam (terbuat dari asam cuka dan air jeruk
limo) yang menjadi menu sehari-hari adalah juga pemicu
banyaknya penderita penyakit maag. Dari kebiasaan

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -29

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

makan yang terlalu banyak garam juga menimbulkan


banyak penderita tekanan darah tinggi (stroke).

2.9.5.Adat Istiadat
Penduduk di Nusa Tabukan sebagai masyarakat beragama
Islam, Kristen, Katolik dan Islam Tua. Kehidupan sosial
budaya masyarakat masih sangat kental, hal ini terlihat
pada kegiatankegiatan kemasyarakatan dan keagamaan
yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga nampak
adanya keakraban, persatuan, dan kebersamaan yang
cukup terpelihara dengan baik. Kerukunan Umat Kristiani,
Umat Muslim dan Islam Tua memberikan nuansa
kehidupan masyarakat yang serasi dan seimbang. Sebagai
contoh, pada perayaan Natal dan Tahun Baru Umat
muslim dan penganut Islam Tua beribadah bersama Umat
Kristiani dan saling bertukar bingkisan Natal dan Tahun
Baru. Demikian pula yang terjadi pada saat perayaan Hari
Raya Idul Fitri.
2.9.6.Kebiasaan Masyarakat
Hingga saat ini, secara umum pemenuhan kebutuhan air
baku penduduk Kecamatan Nusa Tabukan masih sangat
terbatas dan pada daerah-daerah tertentu masih sangat
kekurangan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada bulan
Agustus yaitu bertepatan dengan musim kemarau ada
beberapa daerah yang mengalami kekurangan air bahkan
tidak terdapat sumber air bersih untuk daerah tersebut.
Salah satu daerah yaitu Lindongan Bebitung yang tidak
mempunyai sumber air yang kontinyu dan hanya
mengandalkan air hujan saja, pada waktu musim kemarau
untuk kebutuhan air baku masyarakat mengambil air dari
Lindongan Nanedakele yang jaraknya cukup jauh ( 1
km). Untuk mencapai lokasi tersebut dapat ditempuh
dengan menggunakan perahu maupun berjalan kaki naik
dan turun bukit.
Untuk daerah yang kuantitas airnya terbatas dan dirasa
kurang pada musim kemarau, masing-masing perorangan
yang tidak mendapat bagian dari hidran atau kran umum
karena jarak rumah yang jauh dari hidran, langsung
mengambil sendiri dari sumber mata air dengan
menggunakan buluh bambu sehingga debit yang dipakai
untuk umum berkurang. Hal ini banyak terjadi karena

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -30

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

kurang koordinasi antara pengelola dan pemakai dan ada


juga yang beralasan karena merasa memiliki mata air
tersebut yang kebetulan berada di lahan miliknya. Untuk
itu perlu pembebasan lahan penyangga mata air tersebut
untuk menjaga kontinuitasnya dan pembagiannya agar
merata.
Pada tabel berikut diberikan gambaran secara umum
mengenai kondisi sosial ekonomi Kecamatan Nusa
Tabukan.
Tabel II-10 Kondisi Sosial Ekonomi Kecamatan Nusa Tabukan (2006)
No

Uraian

1.
2.

Jumlah Jiwa
Jumlah KK

Kampung
Nanedakele

Kampung
Nusa

Kampung
Bukide

1.192
298

1.118
312

484
133

Kampung
Bukide
Timur
456
124

105
373

101
305

739
2.661

110
287 Ha
3
1
1
1
1
1
2

50
325 Ha
4
1
3
4
-

412
1507 Ha
18
7
1
1
2
9
11
6

3.
4.
5.

Jumlah Gakin
254
279
Jml.Jiwa Miskin
986
997
Jumlah RT
Penerima BLT
109
143
6.
Luas Wilayah
350 Ha
545 Ha
7.
Lindongan
5
6
Sekolah Dasar
3
2
8.
SMP/SLTP
9.
Puskesmas
1
10. PUSTU
1
11. Gereja
2
3
12. Masjid
2
4
13. HPK
3
1
Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006

Jumlah
3.250
867

2.10. KOMODITAS DAERAH


2.10.1 Tanaman Pangan
Komoditas daerah yang cukup besar berada di wilayah
Kecamatan Nusa Tabukan adalah tanaman pangan berupa
pohon sagu. Pohon-pohon sagu di tanam di wilayah
perkebunan milik masyarakat, tidak terdapat wilayah
khusus yang hanya menanam tanaman sagu tetapi
diantara tanaman-tanaman lain terdapat pohon sagu.
Daerah yang paling banyak menghasilkan pohon sagu
adalah di Dusun Paruruang.
Tepung sagu bagi masyarakat Sangihe pada umumnya
dan bagi masyarakat Nusa Tabukan khususnya merupakan
makanan pokok yang harus dimiliki oleh masing-masing
rumah
tangga.
Dapat
dikatakan
mereka
belum
mempunyai persediaan makanan jika tidak terdapat
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -31

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

tepung sagu di rumah mereka. Biarpun sehari-harinya


mereka makan nasi tetapi juga memiliki persediaan
tepung sagu di rumah mereka.

Gambar 2.10 Komoditas


Pohon
Sagu
di
Dusun
Paruruang, Kampung
Nanedakele
Dalam pengolahannya tanaman sagu diolah oleh
kelompok-kelompok pengolah sagu di masing-masing
lindongan. Tidak semua lindongan terdapat rumah
pengolah sagu, hanya beberapa lindongan saja yang
memiliki kelompok pengolahan sagu antara lain di
Lindongan Delaweng, Paruruang dan Nanedakele.
2.10.2 Perkebunan
Penggunaan lahan terbesar adalah untuk perkebunan
milik rakyat selain juga untuk pemukiman penduduk yang
hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan wilayah studi.
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -32

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Produktivitas tanaman perkebunan antara lain cengkeh,


pala dan kelapa. Cengkeh dan buah pala merupakan
produk unggulan dari Kecamatan Nusa Tabukan. Hasil
buah kelapa selain dijual dalam bentuk kopra mereka juga
memanfaatkan buah ini untuk langsung digunakan untuk
minyak kelapa untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri.
Untuk buah pala dan cengkeh hasil panen biasanya baru
bisa dipetik setelah beberapa bulan, misalnya satu tahun
dua atau tiga kali panen, setelah kering baru dapat
dipasarkan.
Ada beberapa tanaman ubi kayu disela-sela kebun tetapi
bukan untuk dijual karena kualitasnya yang kurang bagus
tetapi hanya untuk konsumsi masyarakat itu sendiri. Tidak
terdapat tanaman sayur-sayuran, tetapi tanaman buah
yang banyak tumbuh liar maupun sengaja ditanam adalah
tanaman nenas dan pohon pisang.
2.10.3 Perikanan
Hasil perikanan yang umumnya ditangkap para nelayan di
perairan Nusa Tabukan antara lain adalah ikan batu atau
ikan dasar karena letaknya berada di dasar laut, ikan
cakalang, ikan tongkol dan ikan terbang. Hasil perikanan
ini dipasarkan langsung pada penduduk maupun dijual di
pasar yang ada di Petta, Pulau Sangihe. Tidak terdapat
tempat pelelangan ikan secara khusus, maka dari itu sisa
tangkapan ikan yang tidak terjual habis dimanfaatkan
sebagai ikan garam (ikan asin) oleh masyarakat di Pulau
Nipa dan Bukide.
Ikan garam yang berasal dari kedua pulau tersebut sangat
dikenal oleh masyarakat Sangihe dengan sebutan Ikan
Garam dari Pulau. Jenis ikan garam yang sering
diproduksi oleh masyarakat adalah ikan terbang dan ikan
batu karena rasanya yang enak dan harga jualnya cukup
tinggi. Disaat musim ikan banyak, harga jual ikan garam
menjadi turun yaitu antara Rp. 15.000,00 sampai dengan
Rp. 20.000,00 sedangkan jika musim ikan sulit atau
gelombang air laut tinggi, harga ikan garam dapat
mencapai Rp. 25.000,00.

2.11. KONDISI INFRASTRUKTUR


2.11.1. Fasilitas Jaringan Air Bersih

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -33

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Kondisi fasilitas jaringan air bersih yang saat ini ada di


lindongan-lindongan cukup baik penataannya, mereka
saling berbagi sumber air bersih antar lindongan yang
terdapat sumber air berlimpah dan lindongan lain yang
tidak memiliki sumber air bersih, atau keberadaan sumber
air di lindongan mereka masih dirasa kurang mencukupi.
Rata-rata jaringan air bersih yang sekarang sudah ada
dalam kondisi baik yaitu sudah digunakan pipa pvc
dengan kualitas yang bagus bahkan beberapa ada yang
memakai bahan besi dan dicat dengan baik untuk
mencegah korosi. Dari kelengkapan jaringan itu sendiri
dari mulai bangunan bak penampung atau bronkaptering,
reservoar, hidran dan kran umum sudah banyak tersedia.
Namun karena faktor usia memang ada beberapa yang
perlu diperbarui agar berfungsi sebagaimana mestinya.
Hingga beberapa lama belum digantinya fasilitas hidran
dan kran umum karena faktor dana, mereka menunggu
adanya bantuan dari pemerintah untuk mengganti karena
mereka merasa keberatan untuk mengganti dengan cara
swadaya masyarakat.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -34

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.11 Kondisi Hidran di Dusun


Bukide, Kampung Bukide
Timur
Dilain pihak banyak juga terdapat saluran air yang masih
memakai buluh bambu, hal ini terjadi di beberapa
lindongan yang umumnya kurang ketersediaan airnya
sehingga
masing-masing
rumah
tangga
berusaha
mengambil sendiri air dari sumber air yang ada.
Pemakaian
buluh
bambu
sebagai
sarana
untuk
mengalirkan air ke pemukiman juga terjadi karena pipa
yang selama ini dipakai telah rusak karena pecah
tertimbun tanah maupun pecah kerena dirusak oleh orang
yang ingin mengambil air dengan cara pintas dari pipa
yang kebetulan melewati dekat rumahnya.
Perbaikan jaringan pipa yang sedemikian seharusnya
segera diganti, tetapi karena kurangnya dana untuk
memperbaiki saluran air bersih yang sudah ada maka
mereka memanfaatkan buluh bambu untuk mengganti
pipa yang rusak tersebut sehingga tingkat kehilangannya
cukup tinggi.

2.11.2. Fasilitas Penampungan Air Hujan (PAH)


Keberadaan bangunan penampungan air hujan terdapat
pada Lindongan Bebitung dan Lindongan Enggohe,
bangunan ini merupakan bangunan penampungan air
hujan
yang
ada
di
Kecamatan
Nusa
Tabukan.
Penampungan air hujan di Bebitung dibangun antara dua
bangunan Sekolah Dasar yang letaknya di bagian atas
bukit dan memanfaatkan air hujan yang jatuh di atap
bangunan sekolahan tersebut. Dengan memakai pipa
aliran air langsung masuk ke penampungan tersebut.
Sedangkan di Lindongan Enggohe PAH dibangun diantara
bangunan Sekolah Menengah Pertama.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -35

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.12 Bangunan Penampungan Air Hujan di


Dusun Bebitung, Kampung Nanedakele
Penampungan
air
hujan
di
Lindongan
Bebitung
mempunyai kapasitas tampungan 20 m 3. Setelah dari
bak penampungan ini air langsung didistribusikan ke
perkampungan di bawahnya. Terdapat 2 hidran umum
yang dipakai untuk menyalurkan air tampungan ini,
karena berfungsinya hanya pada saat musim hujan saja
maka disaat musim kemarau penampungan air hujan
tersebut kosong begitu juga hidran yang ada.

2.11.3. Fasilitas Transportasi Darat


Jalan kampung yang tersedia (yang sudah dibetonisasi )
belum
menjangkau
dan
menghubungkan
seluruh
lindongan-lindongan yang ada. Tidak terdapat alat
transportasi darat di Pulau Nanipa dan Pulau Bukide,
umumnya mereka berjalan kaki antar kampung. Jalan
setapak yang ada secara bertahap dan swadaya
masyarakat
kemudian
diperlebar,
dan
kemudian
dibetonisasi. Perkampungan yang ada tertata rapi dan
apik karena rata-rata penduduknya rajin membersihkan
dan memperindah lingkungan kampung.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -36

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.13

Kondisi Jalan Penghubung Antara Dusun Nusa


dan Salisewatu di Kampung Nusa

Ada juga bantuan betonisasi jalan antar lindongan


bantuan dari pemerintah atau bantuan perorangan dari
calon bupati Sangihe. Jalan darat yang saat ini ada dan
secara bertahap di betonisasi adalah jalan penghubung di
Pulau Nanipa antara Lindongan Sasarane Tinakareng
Pempang Lue Nusa Salisewatu Delaweng
Talahamo Mohonge Nipa Kelumang. Sedangkan di
Pulau Bukide jalan darat di kampung sudah dibetonisasi,
jalan antar Lindongan Tawentung Limbalo Tatengkelan
sudah dibetonisasi dan dalam kondisi masih baik. Jalan
antar lindongan yang lain belum ada karena jaraknya
yang cukup jauh dan selama ini memakai pump boat
untuk mencapai lindongan lainnya.

2.11.4. Fasilitas Pelayaran


Sarana angkutan yang tersedia yang digunakan oleh
Pemerintah Kecamatan berupa perahu jenis Pump Boat
yang tidak dapat digunakan jika berada pada musim angin
atau laut bergelombang (angin utara 3 bulan, angin
selatan 2 bulan, dan angin barat 2 bulan ), sehingga harus
melalui jalan darat.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -37

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.14 Pump Boat Sebagai Sarana Angkutan Laut


Fasilitas pelayaran yang dimiliki oleh masyarakat
Kecamatan Nusa Tabukan adalah perahu jungkung dan
ada beberapa yang memiliki perahu pump boat. Karena
pada umumnya mereka adalah nelayan jadi hampir semua
keluarga mempunyai perahu sendiri-sendiri. Perahu
tersebut selain untuk sarana untuk mencari nafkah,
berfungsi juga sebagai alat transportasi antar lindongan
dan kampung.
Di Kecamatan Nusa Tabukan saat ini belum terdapat
fasilitas pelayaran berupa dermaga, karena kondisi alam
pantai yang datar dan kawasan perkampungan yang kecil
dan letaknya yang berpencar sehingga belum memerlukan
dermaga, jadi selama ini perahu ditambatkan dipantai
dekat rumah atau di biarkan dipantai hanya mesin
penggeraknya saja yang disimpan di rumah masingmasing.
2.11.5. Fasilitas Telekomunikasi
Setiap lindongan dipisahkan oleh teluk dan selat, sehingga
untuk melakukan komunikasi, konsultasi serta koordinasi
seringkali mengalami hambatan karena harus melalui
lautan karena belum memiliki sarana komunikasi yang
memadai seperti telepon, jadi harus melalui jalan darat
atau lautan. Komunikasi lewat laut susah dilakukan jika
mengalami musim angin utara, selatan, barat dengan
gelombang laut yang besar.
Sehubungan dengan kemajuan teknologi komunikasi saat
ini, Kecamatan Nusa Tabukan saat ini sudah merasakan
penggunaan
telekomunikasi
jenis
telepon
selular.
Meskipun jenis komunikasi ini tidak semua orang memiliki
setidaknya lebih membantu kelancaran untuk beberapa
lindongan yang masyarakatnya sudah memiliki telepon
selular. Jenis komunikasi melalui loudspeaker sedang
diusahakan oleh masing-masing lindongan meskipun jarak
pantulan
suaranya
kurang
efektif
namun
dapat
didengarkan antar masyarakat lindongan.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -38

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

2.11.6. Fasilitas Penerangan


Karena
bentuknya
yang
kepulauan
dan
jumlah
penduduknya yang relatif sedikit maka jaringan listrik dari
Perusahaan Listrik Negara belum mencapai kedua pulau
ini. Jadi untuk fasilitas penerangan di Pulau Nanipa
menggunakan tenaga diesel yang pusatnya berada di
Kampung Nanedakele Dusun Lue. Dari tenaga diesel ini
dapat menerangi lindongan-lindongan di Pulau Nanipa dari
pukul 18.00 01.00 WITA. Keterbatasan waktu
penerangan dari tenaga diesel tersebut karena faktor
mahalnya biaya operasional dan tingkat kebutuhan
penduduk yang hanya dipakai untuk penerangan dan
sesekali untuk menghidupkan televisi dan radio.

Gambar 2.15 Kantor dan Rumah Pembangkit Tenaga Listrik di


Dusun Lue, Kampung Nanedakele
Penerangan di Pulau Bukide tidak menggunakan tenaga
diesel karena luasnya pulau dan sedikitnya pemukiman,
jadi memerlukan biaya yang cukup mahal untuk
pembangunan fasilitas listrik tenaga diesel. Sedangkan
penerangan menggunakan listrik tenaga surya tegangan
rendah melalui Bantuan departemen Kelautan dan
perikanan RI, namun tidak cukup untuk menghidupkan
televisi.
Tidak semua rumah memiliki tenaga surya,

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -39

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

hanya beberapa saja dan dipakai untuk beberapa rumah


tangga karena alasan mahal harganya.

2.11.7. Fasilitas Peribadatan


Fasilitas peribadatan yang tersedia di Pulau Nanipa dan
Bukide adalah masjid dan gereja. Hampir semua
lindongan memiliki masjid dan gereja, karena umumnya
mereka termasuk umat yang taat beragama. Untuk
fasilitas peribadatan bagi umat penganut Islam Tua
kegiatan beribadah dilakukan di masjid yang berbeda
dengan penganut agama Islam antara lain ada di
Nanedakele, Paruruang, Delaweng, dan Saliseapeng.

Gambar 2.16 Kondisi


Masjid
Kampung Nusa

di

Dusun

Mohonge,

2.11.8. Fasilitas Pemerintahan


Di Ibukota Kecamatan Nusa Tabukan terdapat bangunan
kantor camat yang baru dibangun pada tahun 2004, dan
kondisinya masih baru dan terawat dengan baik. Selain
kantor kecamatan, tidak terdapat kantor pemerintahan
lainnya baik di Pulau Nanipa maupun di Pulau Bukide.
Untuk kantor Kepala Desa atau Kepala Kampung tidak
mempunyai kantor tersendiri jadi mereka berkantor
dirumahnya masing-masing.
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -40

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

Gambar 2.17 Kantor Kecamatan Nusa Tabukan


Dusun Nipa, Kampung Nusa
2.11.9.

di

Fasilitas Hankam
Terdapat Pos Polisi dan Pos Babinsa di Lindongan
Tinakareng yang penduduknya cukup padat dan
lokasinya berada di Tanjung Baturila (Tonggeng Baturila).

2.11.10. Fasilitas Sanitasi (Lingkungan)


Pengelolaan air limbah dari penduduk Kecamatan Nusa
Tabukan saat ini masih dilakukan secara individu,
biasanya air limbah dibuang begitu saja tanpa dilakukan
pengolahan. Sistem pengolahan semacam ini kurang
baik bagi lingkungan, guna menghindari tercemarnya
lingkungan akibat air buangan tersebut, perlu adanya
pengolahan yang lebih terencana dan terpadu.
Pengelolaan persampahan di Kecamatan Nusa Tabukan
juga masih dilakukan secara individu, yaitu dengan cara
pembakaran atau dibuang begitu saja ke tempat
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -41

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

terbuka. Kondisi seperti ini sangat merusak lingkungan di


sekitarnya.
Sistem drainase/saluran air hujan umumnya berupa
saluran terbuka yaitu berupa parit-parit yang ada
disekitar rumah yang selanjutnya dialirkan langsung ke
laut.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -42

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -43

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

POTENSI WISATA
Pengembangan
kepariwisataan
di
Kabupaten
Kepulauan
Sangihe walaupun belum
berkembang sebagaimana
yang diharapkan, telah
menunjukkan hasil yang
cukup positif. Hal ini dapat
dilihat dari arus kunjungan
wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.
Tahun 2004 kunjungan wisatawan lokal sebanyak 27.019 orang,
sedangkan wisman sebanyak 185 orang, masing-masing berasal
dari Eropa Barat sebesar 38,92 persen, Amerika 18,38 persen,
Australia 2,70 persen, Asean 24,86 persen, Jepang 8,65 persen
dan lainnya 6,49 persen.
Kecamatan Nusa Tabukan memiliki Potensi yang dapat
dikembangkan untuk menunjang Peningkatan Pendapatan Daerah (
PAD ) dan peningkatan Taraf hidup masyarakat. Potensi tersebut
meliputi :

1.

Pulau Buang dan Salehe, merupakan 2 pulau yang saling


berhimpitan, jika air pasang terlihat ada 2 pulau, tetapi jika
air turun kelihatan hanya 1 pulau. Pulau ini memiliki potensi
sarang burung walet yang perlu dikembangkan. Selain itu
juga terdapat lokasi penangkapan ikan yang potensial. Hal ini
terlihat pada saat air tenang, banyak nelayan yang
membangun daseng ( tempat tinggal sementara untuk
mencari ikan ).

2.

Pulau Poa dan Liang, merupakan Habitat Burung Kum Kum


Putih (Ponting) yang dilindungi. Burung ini memakan buah
pala, sehingga sewaktu burung ini mencari makan di daratan
Sangihe, dia akan menjatuhkan buah palanya di pulau ini,
sehingga dapat dimanfaatkan oleh pendududk sekitar.

3.

Terumbu Karang Bukide, merupakan lokasi objek wisata


bawah laut yang memiliki keindahan terumbu karang yang
cukup terkenal. Objek wisata ini terletak di Kampung Bukide
Timur, tepatnya di Lindongan IV.

4.

Pantai Pasir Putih Kasaraeng, adalah pantai terpanjang di


Kecamatan Nusa Tabukan. Pulau ini tidak berpenghuni,
dengan panjang sekitar 2 km dengan pemandangan ombak
laut yang indah.

5.

Pulau Bukide Batu. Pulau ini terletak sekitar 50 m dari


kampung Bukide Timur di pulau Bukide. Pulau ini memiliki

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -44

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

perairan yang dangkal, sehingga keindahan terumbu karang


terlihat jelas. Pulau ini didominasi oleh habitat ikan dugong
dan lumba-lumba. Pulau ini letaknya berdekatan dengan
objek wisata terumbukarang Bukide.

6.

Nane, Limbalo, Kelumang-sarise, dan Nipa. Pulau ini


merupakan perkampungan nelayan tradisional dengan pasir
putihnya yang terhampar indah.

7.

Kampung Enggohe. Terletak di P. Bukide, Enggohe


merupakan kampung pemukiman terluas dan terpanjang di
kepulauan Toade ( Nusa Tabukan ). Di Enggohe terdapat SD
GMIST dan SLTPN I Nusa Tabukan, sehingga mobilisasi
penduduk terpusat di pulau ini. Enggohe memiliki pantai pasir
putih terpanjang dengan pemukimannya yang diimbangi
dengan keindahan karang yang terhampar di depan
perkampungan. Kehidupan masyarakat di Enggohe juga
sangat baik.

8.

Pulau Tinakareng, terletak di pulau Nusa yang strategis


karena menghadap Pulau Sangir Besar, sehingga kegiatan
perekonomian masyarakat mulai nampak. Namun, pulau ini
rawan bencana, baik karena letaknya yang menonjol ke laut,
sehingga rawan bencana gelombang pasang. Selain itu,
letaknya yang lebih rendah dari air laut menyebabkan
kepulauan ini terendam air, bila terus menerus hujan.

9.

Kampung Paruruang, merupakan pemukiman nelayan


tradisional yang tangguh dan handal menghadapi gelombang.
Mayoritas penduduknya adalah penganut kepercayaan
terhadap Tuhan YME (Islam Tua). Letak pemukiman
masyarakatnya berjejer dan bertingkat (karena letaknya yang
berbukit dan bergunung) menambah keindahan dan daya
tarik pulau ini. Pantai pasir putihnya yang pendek, menjadi
tempat penduduk dan anak-anak bermain untuk melepas
lelah.

2.12. KONDISI SANITASI LINGKUNGAN


Fasilitas sanitasi lingkungan yang merupakan sarana dan prasarana
utama dalam rangka pengembangan prasarana kota di Pulau Nusa
Tabukan dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Sistem pengelolaan air limbah
Pengelolaan air limbah penduduk Kecamatan Nusa Tabukan
saat ini masih dilakukan secara individu, biasanya air limbah
dibuang begitu saja tanpa dilakukan pengolahan. Sistem
pengolahan semacam ini kurang baik bagi lingkungan, guna
menghindari tercemarnya lingkungan akibat air buangan
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang

BAB II -45

PEKERJAAN : SID PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL


DI KECAMATAN NUSA TABUKAN
Tahun Anggaran : 2006

LAPORAN AKHIR- (FINAL REPORT)

tersebut, nantinya perlu


terencana dan terpadu.

adanya

pengolahan

yang

lebih

2. Sistem pengelolaan persampahan


Pengelolaan persampahan di Kecamatan Nusa Tabukan juga
masih dilakukan secara individu, yaitu dengan cara
pembakaran atau dibuang begitu saja ke tempat terbuka.
Pengelolaan sampah seperti ini dalam jangka panjang tidak
feasible diterapkan lagi, karena ketika jumlah penduduk
semakin besar maka volume sampah juga akan semakin besar
dan tidak ada tempat lagi untuk membuangnya. Disamping itu
kondisi seperti ini sangat merusak lingkungan di sekitarnya.
3. Sistem Drainase / penyaluran air hujan
Sistem drainase/saluran air hujan di Kecamatan Nusa Tabukan
berfungsi sebagai tampungan air yang umumnya berupa
saluran terbuka yaitu berupa parit-parit yang ada disekitar
rumah
yang
selanjutnya
dimasukkan
pada
kolam
penampungan (buatan dan alami) yang difungsikan untuk
tempat mandi dan minum ternak.

PT. Indra Karya (Persero)


Cabang I - Malang

BAB II -46

Anda mungkin juga menyukai