2.1.
LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral dari
Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Tahuna yang jaraknya dari
Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado sekitar 142 Mil Laut,
terletak antara 4 13 - 4.44' 22 Lintang Utara dan 125.9' 28 125.56' 57 Bujur Timur, berada di antara Pulau Sulawesi dengan
Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten
Kepulauan Sangihe di sebut Daerah Perbatasan . Kemudian
disamping Daerah Perbatasan, 3 (tiga) karateristik lain yang cukup
signifikan membedakan Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan
Kabupaten/Kota lain yakni : Daerah Kepulauan, Daerah Tertinggal
dan Daerah Rawan Bencana Alam.
Kepulauan Sangihe terdiri dari 112 pulau, sebanyak 30 pulau atau
sekitar 26,79 % berpenduduk dan 82 pulau atau sekitar 73,21 %
tidak berpenduduk. Pulau yang tidak berpenduduk letaknya
menyebar dengan jarak relatif berjauhan namun tetap merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keutuhan Kabupaten
Kepulauan Sangihe, sehingga perlu dikembangkan, dibina,
dipelihara dan dipertahankan sebagai Aset Nasional.
Kecamatan Nusa Tabukan (Toade) merupakan sebuah kepulauan
kecil yang terletak di sebelah utara Kepulauan Sangihe
menciptakan keselarasan hamparan kepulauan kecil dengan pasir
putihnya yang indah.
Kecamatan Nusa Tabukan terdiri dari 16 pulau dengan perincian
sbb:
BAB II -1
Sumber
BAB II -2
2.2.
KECAMATAN
DISTRICT
Tagulandang
Biaro
Tagulandang Utara
Siau Timur
Siau Timur Selatan
Siau Barat
Siau Barat Selatan
Siau Barat Utara
Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan Tengah
Tabukan Selatan Tenggara
Tabukan Tengah
Manganitu
Tahuna
Tabukan Utara
Nusa Tabukan
Kendahe
Jumlah / Total
Sumber : Stasiun Meteorologi Naha
LUAS (Km2)
AREA (In.Sq.Km)
66,39
20,85
28,70
55,65
24,35
42,27
17,25
20,50
63,85
28,70
69,42
63,04
48,16
26,68
87,39
66,46
91, 57
121,18
15,07
55,79
6,55
2,06
2,83
5,49
2,40
4,17
1,70
2,02
6,30
2,83
6,85
6,22
4,75
2,63
8,63
6,56
9,04
11,96
1,45
5,51
1.012,93
100,00
BAB II -3
DESA / KAMPUNG
DUSUN / LINDONGAN
1.
Nanedakele
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
I
II
III
IV
V
Sasarane
Lue
Paruruang
Bebitung
Nanedakele
2.
Nusa
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
I
II
III
IV
V
VI
Nusa
Delaweng
Talahamo
Mohonge
Nipah
Kelumang
3.
Bukide Induk
Dusun I
Dusun II
Dusun III
Enggohe
Enggohe
Enggohe
4.
Bukide Timur
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Tatengkelan
Limbalo
Tawentung
Bukide
I
II
III
IV
BAB II -4
KONDISI TOPOGRAFI
Ditinjau dari kondisi topografinya, sebagian besar daerah di
Kabupaten Sangihe terutama Kecamatan Nusa Tabukan merupakan
suatu dataran yang didominasi oleh perbukitan. Terdapat beberapa
daerah yang landai, terutama pada bagian permukiman di bagian
pesisir pantai.
Wilayah perbukitan dengan puncak tertinggi dengan ketinggian 230
m dpl berada di Pulau Nanipa selanjutnya lahannya menuruni
lereng bukit ke arah pantai yang pada umumnya berupa tebingtebing curam dan terdapat beberapa permukiman penduduk.
Kondisi topografi Pulau Nanipa dan Pulau Bukide yang berbukit
dengan lereng yang curam dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1
yaitu pada Lindongan Enggohe. Letak permukiman di lokasi studi
secara umum berada di lereng-lereng bukit dan pinggir pantai yang
mana terdapat dataran yang landai. Di Lindongan Delaweng dan
Mohonge bahkan pemukiman penduduk hingga menjorok ke arah
pantai dengan ditopang tonggak-tonggak kayu dan batuan.
Lindongan
BAB II -5
2.4.
di
Lindongan
BAB II -6
KONDISI KONSERVASI
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan tidak terdapat
usaha konservasi yang berjalan secara terpadu dan menyeluruh
untuk lahan yang kritis atau lahan tandus. Keberadaan kondisi
lahan kritis atau tandus hampir tidak dijumpai pada area studi,
rata-rata vegetasi lahan cukup lebat antara tanaman produksi
(kelapa, cengkeh, pala, pohon sagu, dll) dan semak-semak. Tetapi
usaha konservasi yang telah dilakukan oleh masyarakat Nusa
Tabukan meliputi konservasi lahan perkebunan milik masingmasing perorangan yang dilakukan secara inisiatif individu dan
cara yang alami tanpa perlakuan teknis.
BAB II -7
KONDISI KLIMATOLOGI
2.6.1
Iklim
Iklim di daerah ini dipengaruhi oleh Angin Muson. Pada
bulan Juli sampai dengan September musim kemarau dan
musim penghujan terjadi pada bulan September sampai
dengan Nopember. Type iklim ini menurut Schmidt dan
Ferguson adalah Type A (iklim basah).
2.6.2
Kelembaban Udara
Suhu udara di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut
dan jaraknya dari pantai. Secara umum suhu udara ratarata perbulan pada pengukuran Stasion Meteorologi Naha
tahun 2004 adalah 27,5 C, dimana suhu udara rata-rata
terendah 26,8 C pada bulan Pebruari dan tertinggi 28,3 C
pada bulan April (Tabel II-4). Selain itu, sebagai daerah
tropis dan daerah kepulauan Kabupaten Kepulauan Sangihe
mempunyai kelembaban udara nisbi relative tinggi dengan
rata-rata perbulan pada tahun 2004 adalah 82,92 %.
Kelembaban udara nisbi/relatif beragam tiap bulan dari
terendah 77 % pada bulan Agustus dan tertinggi 87 %
pada bulan Januari. Keadaan suhu minimum dan
maximum, kelembapan udara, tekanan udara dan
penyinaran matahari pada tahun 2004 hasil pengamatan
Stasion Meteorologi Naha dapat dilihat pada Tabel II-4,
dan Tabel II-5.
2.6.3
Penyinaran Matahari
Rata rata penyinaran matahari dapat dilihat pada Tabel
II-5 dimana lama penyinaran terbesar terjadi pada bulan
BAB II -8
Kecepatan Angin
Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang
dan angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Oleh karena
itu musim tersebut dikenal juga dengan Musim Barat.
Keadaan angin di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada
tahun 2004 yang dipantau Stasiun Meteorologi Naha
disajikan pada Tabel II-6 Kecepatan Angin perbulan
antara 5 hingga 8 km/jam.
2.7.
BAB II -9
BAB II -10
BAB II -11
BAB II -12
BAB II -13
2.8.
BAB II -14
Gambar 2.4
BAB II -15
BAB II -16
BAB II -17
BAB II -18
BAB II -19
BAB II -20
BAB II -21
BAB II -22
penduduk
di
Lindongan
BAB II -23
Luas
Area
(Ha)
298
312
133
124
867
Jumlah Penduduk
2002
1.175
1.127
482
460
3.243
2003
1.099
1.057
449
433
3.038
2004
1.161
1.115
475
456
3.207
2005
1.167
1.148
482
470
3.267
2006
1.192
1.118
484
456
3.250
Dari total luas wilayah yaitu 1.507 ha dan dihuni oleh 3.250
jiwa, kepadatan penduduk di Kecamatan Nusa Tabukan
adalah 213 jiwa/km2. Distribusi / persebaran penduduk di 4
PT. Indra Karya (Persero)
Cabang I - Malang
BAB II -24
DESA / KAMPUNG
1.
Nanedakele
DUSUN / LINDONGAN
Dusun I
Dusun II
Dusun III
Dusun IV
Dusun V
2.
Nusa
Dusun I
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
II
III
IV
V
VI
Sasarane
Tinakareng
Lue
Pempang
Paruruang
Bebitung
Nanedakele
Jumlah Penduduk
(KK)
(Jiwa)
16
61
97
369
39
149
22
82
34
196
31
117
50
219
Nusa
Salisewatu
Delaweng
Talahamo
Mohonge
Nipah
Kelumang
Saliseapeng
58
18
47
61
72
34
46
26
221
69
140
80
176
99
236
98
3.
Bukide Induk
Dusun I
Dusun II
Dusun III
Enggohe
Enggohe
Enggohe
43
43
43
161
161
161
4.
Bukide Timur
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Tatengkelan
Limbalo
Tawentung
Bukide
31
30
15
32
122
69
162
103
867
3.250
I
II
III
IV
Jumlah
Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006
BAB II -25
2.9.2.Mata Pencaharian
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda
pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan
terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya
proses demografi. Penduduk usia kerja yang bekerja
menurut lapangan usaha di sektor perikanan laut atau
nelayan masih mendominasi lapangan usaha di Kecamatan
Nusa Tabukan kemudian diikuti oleh sektor perkebunan dan
pegawai pemerintahan kecamatan dan guru.
Pengolah
Sagu
di
Lindongan
BAB II -26
BAB II -27
di
Lindongan
BAB II -28
di
Dusun
Nipah,
BAB II -29
2.9.5.Adat Istiadat
Penduduk di Nusa Tabukan sebagai masyarakat beragama
Islam, Kristen, Katolik dan Islam Tua. Kehidupan sosial
budaya masyarakat masih sangat kental, hal ini terlihat
pada kegiatankegiatan kemasyarakatan dan keagamaan
yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga nampak
adanya keakraban, persatuan, dan kebersamaan yang
cukup terpelihara dengan baik. Kerukunan Umat Kristiani,
Umat Muslim dan Islam Tua memberikan nuansa
kehidupan masyarakat yang serasi dan seimbang. Sebagai
contoh, pada perayaan Natal dan Tahun Baru Umat
muslim dan penganut Islam Tua beribadah bersama Umat
Kristiani dan saling bertukar bingkisan Natal dan Tahun
Baru. Demikian pula yang terjadi pada saat perayaan Hari
Raya Idul Fitri.
2.9.6.Kebiasaan Masyarakat
Hingga saat ini, secara umum pemenuhan kebutuhan air
baku penduduk Kecamatan Nusa Tabukan masih sangat
terbatas dan pada daerah-daerah tertentu masih sangat
kekurangan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada bulan
Agustus yaitu bertepatan dengan musim kemarau ada
beberapa daerah yang mengalami kekurangan air bahkan
tidak terdapat sumber air bersih untuk daerah tersebut.
Salah satu daerah yaitu Lindongan Bebitung yang tidak
mempunyai sumber air yang kontinyu dan hanya
mengandalkan air hujan saja, pada waktu musim kemarau
untuk kebutuhan air baku masyarakat mengambil air dari
Lindongan Nanedakele yang jaraknya cukup jauh ( 1
km). Untuk mencapai lokasi tersebut dapat ditempuh
dengan menggunakan perahu maupun berjalan kaki naik
dan turun bukit.
Untuk daerah yang kuantitas airnya terbatas dan dirasa
kurang pada musim kemarau, masing-masing perorangan
yang tidak mendapat bagian dari hidran atau kran umum
karena jarak rumah yang jauh dari hidran, langsung
mengambil sendiri dari sumber mata air dengan
menggunakan buluh bambu sehingga debit yang dipakai
untuk umum berkurang. Hal ini banyak terjadi karena
BAB II -30
Uraian
1.
2.
Jumlah Jiwa
Jumlah KK
Kampung
Nanedakele
Kampung
Nusa
Kampung
Bukide
1.192
298
1.118
312
484
133
Kampung
Bukide
Timur
456
124
105
373
101
305
739
2.661
110
287 Ha
3
1
1
1
1
1
2
50
325 Ha
4
1
3
4
-
412
1507 Ha
18
7
1
1
2
9
11
6
3.
4.
5.
Jumlah Gakin
254
279
Jml.Jiwa Miskin
986
997
Jumlah RT
Penerima BLT
109
143
6.
Luas Wilayah
350 Ha
545 Ha
7.
Lindongan
5
6
Sekolah Dasar
3
2
8.
SMP/SLTP
9.
Puskesmas
1
10. PUSTU
1
11. Gereja
2
3
12. Masjid
2
4
13. HPK
3
1
Sumber : Papan Data Kecamatan Nusa Tabukan, 2006
Jumlah
3.250
867
BAB II -31
BAB II -32
BAB II -33
BAB II -34
BAB II -35
BAB II -36
Gambar 2.13
BAB II -37
BAB II -38
BAB II -39
di
Dusun
Mohonge,
BAB II -40
di
Fasilitas Hankam
Terdapat Pos Polisi dan Pos Babinsa di Lindongan
Tinakareng yang penduduknya cukup padat dan
lokasinya berada di Tanjung Baturila (Tonggeng Baturila).
BAB II -41
BAB II -42
BAB II -43
POTENSI WISATA
Pengembangan
kepariwisataan
di
Kabupaten
Kepulauan
Sangihe walaupun belum
berkembang sebagaimana
yang diharapkan, telah
menunjukkan hasil yang
cukup positif. Hal ini dapat
dilihat dari arus kunjungan
wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.
Tahun 2004 kunjungan wisatawan lokal sebanyak 27.019 orang,
sedangkan wisman sebanyak 185 orang, masing-masing berasal
dari Eropa Barat sebesar 38,92 persen, Amerika 18,38 persen,
Australia 2,70 persen, Asean 24,86 persen, Jepang 8,65 persen
dan lainnya 6,49 persen.
Kecamatan Nusa Tabukan memiliki Potensi yang dapat
dikembangkan untuk menunjang Peningkatan Pendapatan Daerah (
PAD ) dan peningkatan Taraf hidup masyarakat. Potensi tersebut
meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II -44
6.
7.
8.
9.
BAB II -45
adanya
pengolahan
yang
lebih
BAB II -46