Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TOPOGRAFI

PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

KATA PENGANTAR
Berdasarkan Surat Kesepakatan Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan pada pekerjaan
Engineering Desain dan Studi Kelayakan Pembangunan PLTM Enang-enang (2 x 4
MW) Bener Meriah - Aceh antara PT. Bandung Cipta Energi dan PT. Bangun Nusantara
Engineering.
Bersama ini kami sampaikan :

LAPORAN TOPOGRAFI
Demikian laporan hasil pengukuran topografi ini disusun agar dapat memenuhi maksud
dan tujuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Enang-enang di
Desa Alur Cincin, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan kepercayaannya. Semoga laporan
ini dapat memenuhi sasaran pekerjaan ini.

Bandung,

Januari 2015

PT. Bangun Nusantara Engineering

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................
PENGANTAR

DAFTAR ISI....................................................................................
ISI

ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................
GAMBAR

iii

DAFTAR TABEL...............................................................................
TABEL

iv

PENDAHULUAN.......................................................................

1-1

1.1

Latar Belakang...............................................................

1-1

1.2

Maksud dan Tujuan..........................................................

1-2

1.3

Ruang Lingkup Pekerjaan..................................................

1-2

1.4

Keluaran......................................................................

1-2

1.5

Sistematika Pelaporan......................................................

1-2

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI.................................................

2-4

2.1

Lokasi Pengukuran..........................................................

2-4

2.2

Peta Dasar....................................................................

2-5

2.3

Referensi Koordinat.........................................................

2-5

SURVEY LAPANGAN..................................................................

3-1

3.1

Pemetaan Terestris 1 : 5.000..............................................

3-1

3.2

Pengukuran Poligon.........................................................

3-1

3.3

Pengukuran Sipat Datar....................................................

3-5

3.4

Penampang Melintang dan Memanjang..................................

3-7

3.5

Penggambaran...............................................................

3-9

HASIL SURVEY TOPOGRAFI.........................................................

4-1

ii

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bener Meriah.............

2-5

Gambar 3-1

Metoda Tachymetri....................................................

3-8

Gambar 4-1

Kerangka Horizontal Hasil Pengukuran Poligon...................

4-2

iii

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

DAFTAR TABEL
Tabel 4-1

Diskripsi BM PLTM Enang-enang......................................

4-1

iv

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan penyediaan tenaga listrik di Indonesia serta
dalam usaha mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, batu bara
dan gas, pemerintah melalui PT. PLN (Persero) mempunyai program untuk
meningkatkan pembangunan pembangkit tenaga listrik alternatif non minyak
antara lain dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam air sungai yang
banyak tersedia di seluruh Indonesia.
Dengan semakin minimnya cadangan minyak bumi di Indonesia, maka
pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut
diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumber daya energi tak
terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi.
Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan
kualitas lingkungan, hal tersebut berkaitan dengan Protocol Kyoto". Dalam
protokol tersebut disepakati untuk mereduksi kerusakan lingkungan, terutama
pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber energi primer yang dapat
diperbaharui layak didorong dan hal tersebut tertuang pada Kebijakan Energi
Nasional (KEN). Dalam hal ini, pemanfaatan sumber energi primer terbarukan
mulai digalakkan dengan dilakukannya pembangunan PLTM baru.
Sasaran utama pembangunan PLTM adalah untuk memanfaatkan sumber daya
alam terbarukan (renewable energy) yang tersedia sebagai salah satu usaha
menghemat BBM dan meningkatkan devisa selain itu, pembangunan PLTM ini
dilaksanakan terkait dengan program CDM (Clean Development Mechanism), di
mana akan diperoleh tambahan penerimaan dari program penurunan emisi
dan

sertifikatnya.

Salah

satu

upaya

pemanfaatan

tersebut

adalah

mengoptimalkan potensi sumber daya air yang berada di Sungai Enang-enang,


Desa Alur Cincin, Kabupaten Bener Meriah, Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam.
1

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran / scheme
layout

rencana

pembangunan

PLTM

Enang-enang

sebagai

salah

satu

pembangkit listrik tenaga Minihidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di


Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam pada umumnya dan Kabupaten Bener
Meriah pada khususnya.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah : Melakukan kajian terhadap tata
letak bangunan utama / scheme layout dari pembangunan PLTM Enang-enang
yang optimal sesuai dengan potensi yang tersedia yang meliputi : aspek
topografi disekitar lokasi pekerjaan.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Review Survei Topografi PLTM Enangenang adalah sebagai berikut :
Pengukuran

1.

topografi

area

banguan bendung, power house, jalur penstock dan lokasi headpond,


Quick

2.

survey

trace/jalur

Penstock dan pengukuran elevasi,


Pengukuran

3.

detail

untuk

mendapatkan besaran nilai gross head.

1.4 Keluaran
Hasil dari pekerjaan verifikasi (review topografi) PLTM Enang-enang, berupa
laporan data hasil survey topografi.

1.5 Sistematika Pelaporan


Laporan Topografi ini terdiri atas 4 (empat) Bab, meliputi:
1

Pendahuluan

Gambaran Umum Lokasi Studi

Survey Lapangan

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Hasil Survey Topografi

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

2
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
2.1 Lokasi Pengukuran
Proyek PLTM Enang-enang secara administratif terletak pada aliran Sungai
Enang-enang yang terletak di Desa Alur cincin, Kabupaten Bener Meriah,
Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Secara geografis, Kabupaten Bener Meriah
terletak pada posisi 04 33 50 - 04 54 50 Lintang Utara dan 96 40 75 97 17 50 Bujur Timur.
Secara administrasi, batas wilayah Kabupaten Bener Meriah adalah sebagai
berikut :
-

Sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan


Bireuen

Sebelah Selatan :

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah

Sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah

Sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten ini memiliki luas 1.941,61 km2 yang terdiri dari 10 kecamatan dan
233 desa. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Syiah Utama yang
luasnya hampir setengah dari Kabupaten Bener Meriah.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bener Meriah, dapat dilihat pada
Gambar 2-1.

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Gambar 2-1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bener Meriah

Data lokasi rencana PLTM Enang-enang adalah sebagai berikut :

Nama sungai

Enang-enang

Koordinat Bandung

964338.5BT dan 045308.5 LU

Koordinat Power House :

964216.8 BT dan 045347.5 LU

2.2 Peta Dasar


Peta dasar adalah peta skala yang digunakan sebagai acuan dalam pemetaan
partisipatif untuk menggambarkan lokasi dengan berbagai topik atau tema.
Dalam pelaksanaan survey topografi ini, peta yang dijadikan acuan sebagai
peta dasar adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1 : 50.000, lembar 0520-53
Blangrakal, dari BAKOSURTANAL.
Peta Rupabumi Indonesia yang dibuat oleh lembaga resmi BAKOSURTANAL ini
digunakan sebagai peta dasar dikarenakan peta ini mengandung informasi
yang sangat lengkap mengenai ketinggian dan kemiringan suatu tempat (garis
kontur), tanda-tanda alam (sungai, jalan, hutan, danau dan sebagainya)
termasuk pula batas-batas wilayah administratif.

2.3 Referensi Koordinat


Untuk pemetaan diperlukan suatu titik ikat yang digunakan untuk mengikat
pengukuran titik-titik detil dan mengontrol pengukuran titik ikat lainnya. Titik
ikat tersebut dapat berupa titik ikat referensi dan titik ikat sementara. Untuk

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

keperluan tersebut maka pengukuran di lokasi proyek PLTM Enang-enang ini


mengacu kepada titik BM yang telah dibangun sebanyak 8 buah titik ikat
referensi yang terbuat dari beton berukuran (30 x 30 x 80) yang ditanam 50
cm ke dalam tanah dan 30 cm di atas permukaan tanah. Karena tidak adanya
pengikatan ke salah satu titik ikat kerangka dasar nasional maka sistem
koordinat yang digunakan pada pengukuran topografi di proyek PLTM Enangenang adalah sistem koordinat lokal.

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

3
SURVEY LAPANGAN
Kegiatan survey topografi mencakup kegiatan sebagai berikut :
1.

Pemasangan Bench Mark

2.

Pengukuran Poligon.

3.

Pengukuran Waterpass.

4.

Pengukuran Situasi.

5.

Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang

3.1 Pemetaan Terestris 1 : 5.000


Pemetaan Terestris dimaksudkan untuk mendapatkan data posisi planimetris
maupun ketinggian dari semua titik-titik di lapangan, baik itu titik-titik yang
mewakili keadaan topografi kemiringan tanah maupun detail alam maupun
detail bangunan existing yang ada.
Pemetaan Terestris meliputi situasi topografi areal secara keseluruhan, dan
situasi khusus bangunan utama yaitu bendung dan bangunan-bangunan lain
yang membutuhkan perencanaan secara detail.

3.2 Pengukuran Poligon


A. Pengukuran Polygon Utama dan Pengikatan
Poligon Utama adalah suatu jaringan titik-tititk di lapangan yang
ditentukan melalui pengukuran dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan
digunakan sebagai kerangka dasar pengukuran situasi areal secara
keseluruhan, untuk itu pelaksanaan pengukurannya harus dilakukan
secara cermat dan teliti, dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Jaringan Poligon Utama harus membentuk jaringan poligon loop


tertutup.

Jarak antara dua titik poligon adalah berkisar antara 100 meter sampai
dengan 300 meter.

Untuk menentukan jarak poligon harus dilakukan pengukuran jarak.

Kesalahan linier pengukuran jarak adalah 1 : 10.000

Posisi titik-titik poligon sedemikian rupa sehingga sudut dalam pada


masing-masing titik poligon ditentukan minimal 30 derajat dan
maksimal 330 derajat.

Pengukuran sudut-sudut poligon harus menggunakan alat Theodolit


order I, yaitu theodolit Wild T-2 atau yang sederajat ketelitiannya,
dan pengukuran sudut dilakukan minimal dengan satu seri
pengukuran

Ketentuan kesalahan pengukuran sudut poligon adalah tidak lebih dari


10n dimana n adalah jumlah titik poligon.

Jaringan titik-titik poligon harus dipasang tidak jauh dari tepi


saluran/sungai, sehingga pelaksanaan pengukuran situasi sekitar
sungai dapat dilakukan dengan baik.

Data hasil Pengukuran Polygon Utama & Pengikatan, dapat dilihat pada
Lampiran

B. Pengukuran Polygon Sekunder


Poligon Sekunder adalah pengukuran poligon titik-titik profil sepanjang
sungai/saluran, yang dipasang setiap jarak maksimal 50 meter dan
mengikuti bentuk alur saluran.
Pengukuran poligon sekunder harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
-

Titik-titik poligon sekunder yang ditentukan adalah titik profil sungai


yang dipasang dengan jarak maksimum 50 meter dan setiap belokan
alur saluran.

Pengukuran poligon sekunder harus diikatkan dengan titik-titik poligon


utama pada ujung-ujungnya.

Jarak antara dua titik poligon atau patok profil harus diukur dengan
menggunakan midband yang terbuat dari fiberglass, dan pembacaan

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

pengukuran jarak dilakukan 3 kali pembacaan pada setiap titik


poligon.
-

Kesalahan linier pengukuran jarak adalah < 1 : 2.000

Posisi poligon dipilih sedemikian rupa sehingga sudut dalam pada


masing-masing titik poligon ditentukan minimal 30 derajat dan
maksimal 330 derajat.

Pengukuran sudut-sudut poligon harus menggunakan alat Theodolith


order II, yaitu theodolit Wild Tm-5 (5) atau yang sederajat
ketelitiannya, dan pengukuran sudut dilakukan minimal dengan satu
seri pengukuran.

Ketentuan kesalahan pengukuran sudut poligon adalah tidak lebih dari


24n dimana n adalah jumlah titik poligon.

Data hasil Pengukuran Polygon Sekunder, dapat dilihat pada Lampiran

C. Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat


Koordinat yang dihitung adalah koordinat kerangka dasar horizontal/ titiktitik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1.

Syarat Geometric Sudut

awal akhir = (n 2) * 180 f


awal akhir = d sin fx

awal akhir = d cos fy


2.

Koreksi Absis
d

d
3.

fx

Koreksi Ordinat
d

fy

Dimana:

akhir =

Azimuth akhir

awal =

Azimuth awal

Jumlah sudut ukuran

Jumlah titik poligon

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

x akhir =

Absis akhir

x awal

y akhir

4.

Salah penutup sudut

Absis awal

Ordinat akhir

y awal =

Ordinat awal

Azimuth

Jumlah jarak poligon

fx

Salah penutup absis

fy

Salah penutup ordinat

Koordinat Definitif
a)

Hitungan Absis Definitif (x)


x i = x i 1 xi kxi

Dimana:

b)

xi

Absis titik ke i

x i 1

Absis titik ke titik sebelum i

x i

Selisih absis

kxi

Koreksi absis

Hitungan Ordinat Definitif (y)


yi

y i 1 y i ky i

Dimana:
yi

Ordinat titik ke i

y i 1

Ordinat titik ke titik sebelum i

y i

Selisih ordinat

ky i

Koreksi ordinat

3.3 Pengukuran Sipat Datar


A.

Pengukuran Sifat Datar Polygon Utama

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Pengukuran Sifat Datar dimaksudkan untuk menentukan ketinggian titiktitik poligon dan ketinggian patok poligon, BM, dan patok poligon
sekunder sehingga dapat dibagi menjadi dua , yaitu :
1.

Sifat Datar Polygon Utama

2.

Sifat Datar Polygon Sekunder

3.

Sifat Datar Polygon Utama

Pengukuran Sifat Datar polygon utama harus dilaksanakan dengan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
-

Pengukuran levelling poligon harus dilakukan dengan menggunakan


alat waterpass automatis seperti Wild NAK.2 atau Ni.2 atau yang
sederajat ketelitiannya.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan sistim pengukuran


double-stand atau sistim pulang-pergi

Pembacaan rambu ukur selalu dilakukan bacaan tiga benang teropong


(benang atas, benang tengah, dan benang bawah), dengan rambu
yang dipasang tegak lurus dilengkapi dengan nivo rambu.

Bacaan skala rambu harus dilakukan pada interval skala antara 0,5
meter sampai 2,5 meter untuk rambu panjang 3 meter.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak ke depan sama


dengan jarak ke belakang pada setiap slag, atau jumlah jarak ke
depan sama dengan jumlah jarak ke belakang pada seyiap seksi
pengukuran.

Selama pelaksanaan pengukuran tempat berdiri rambu ukur harus


digunakan se batu rambu yang terbuat dari plat besi.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak antara alat dan


rambu maksimal 50 m.

Pengukuran levelling poligon utama, disamping harus melewati semua


titik poligon, tapi juga harus melewati semua BM yang dipasang,
maupun BM lainnya yang ada.

Ketelitian pengukuran levelling ditentukan < 6D mm dimana D adalah


jumlah jarak sisi-sisi poligon dalam Km.

Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Utama, dapat dilihat pada
Lampiran

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

B.

Pengukuran Sifat Datar Poligon Sekunder


Pengukuran levelling poligon sekunder adalah pengukuran levelling pada
jalur titik-titik poligon sekunder, harus dilaksanakan dengan ketentuan
ketentuan sebagai berikut :
-

Pengukuran levelling poligon dilakukan dengan menggunakan alat


Waterpass semi automatis atau waterpass biasa seperti Shokisaha B.2
Wild NAK.1 atau yang sederajat ketelitiannya.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan sistim pengukuran doublestand atau sistim pulang-pergi.

Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan

bacaan tiga benang

teropong (benang atas, benang tengah, benang bawah), dengan rambu


yang dipasang tegak lurus dilengkapi dengan nivo rambu.
-

Bacaan skala rambu harus dilakukan pada interval skala antara 0,5 meter
sampai dengan 2,5 meter untuk rambu panjang 3 meter.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak ke depan sama dengan


jarak ke belakang pada setiap slag, atau jumlah jarak ke depan sama
dengan jumlah jarak ke belakang pada setiap seksi pengukuran.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak antara alat dan rambu
maksimal 50 m.

Pengukuran levelling poligon sekunder harus melewati semua titik poligon


sekunder dan harus diikatkan kepada titik-titik poligon utama yang ada.

Ketelitian pengukuran levelling ditentukan < 10D dimana D adalah


jumlah jarak sisi-sisi poligon dalam Km.

Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Sekunder, dapat dilihat pada
Lampiran

C.

Hitungan Sifat Datar


Langkah-langkah

perhitungan

sifat

datar/ketinggian

elevasi

adalah

sebagai berikut:
1.

Menghitung beda tinggi per seksi


-

Beda tinggi stand satu = h1

Beda tinggi stand dua = h2

Beda tinggi ukuran pergi = hpr = 1 2 D1 D2

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

(Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua tidak boleh
melebihi batas toleransi yang diijinkan (10D), D dalam km.

2.

Jarak tiap slag diperoleh dari jumlah jarak ke belakang ditambah


jarak ke muka

3.

Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H)


H = h1 h2 h3 ...... hn SP = 0

4.

Menghitung tinggi

SP
* d ij
D

= hi hij

Data hasil Pengukuran Sifat Datar, dapat dilihat pada Lampiran

3.4 Penampang Melintang dan Memanjang


Pengukuran Penampang Melintang adalah ketinggian titik-titik disepanjang
garis yang tegak lurus memotong melintang Penampang Memanjang dengan
maksud untuk mendapatkan data ketinggian titik-titik pada garis melintang,
sehingga dapat digambarkan tampang melintang areal pengukuran.
Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
-

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dapat dilakukan


metoda tachimetri menggunakan alat theodolit T-0 atau yang lebih tinggi
derajat ketelitiannya.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan dengan


coverage 30 m sebelah kiri sampai dengan 30 m sebelah kanan as rencana
atau lebih disesuaikan dengan bentuk areal lahan.

Pembacaan rambu ukur selalu dilakukan bacaan tiga benang dengan


rambu yang dipasang tegak.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan sedemikian


rupa sehingga dapat menggambarkan tampang profil sesungguhnya di
lapangan dengan basis pada titik patok profil.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan pada setiap titik


profil dengan interval maksimal 50 meter.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan juga terhadap


posisi ketinggian muka air, ketinggian dasar sungai/saluran (center, sungai),
tanggul kiri dan areal sekitar sungai mengikuti keadaan topografi tanah.
7

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Data situasi dan cross-section hasil pengukuran lapangan dihitung dengan


metoda Tachymetri. Alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (x, y, z)
maka titik B dapat dihitung.
Berdasarkan gambar, dapat diketahui tingginya dari titik yang telah diketahui
elevasinya.

Gambar 3-2 Metoda Tachymetri

TB

T A h

100 Ba Bb sin 2m T A Bt
2

Untuk menghitung jarak datar ( D d ).


Dd

=
=

D0 cos 2 m

100 Ba Bb cos 2 m

Dimana:

TA

Tinggi titik A yang telah diketahui (x, y, z)

TB

Tinggi titik B yang akan ditentukan

Beda tinggi antara titik A dan titik B

Ba

Bacaan diafragma benang atas

Bb

Bacaan diafragma benang bawah

Bt

Bacaan diafragma benang tengah

TA

Tinggi alat

Dd

Jarak optis

Sudut miring

Az

Azimuth

Data hasil Pengukuran Sifat Datar, dapat dilihat pada Lampiran.

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

3.5 Penggambaran
Peta Situasi dalam bentuk skala 1:5,000 akan memuat:
a.

Bangunan-bangunan
headpond,

utama

penstock,

serta

yaitu:

bendung,

powerhouse

sandtrap,

waterway,

dan tailrace.

Bangunan-

bangunan pelengkap seperti: siphon, talang, jalan akses dan jembatan


pada lokasi rencana pembangkit akan dicantumkan dengan symbol
sesuai dengan standar Perencanaan Irigasi (KP).
b.

Saluran Pembuang. Jika ada nama sungai-sungai alam yang tidak


dipelihara oleh Dinas terkait akan dicantumkan dengan garis tebal
putus-putus dengan titik yang ditandai sepanjang saluran pembuang.

c.

Tata guna lahan, termasuk batas-batas areal yang akan di bebaskan dan
akan digunakan sebagai lokasi areal pembangkit.

d.

Jalan (propinsi, kabupaten, desa) jalan inspeksi dan jalan kereta api.

e.

Titik triangulasi dan lokasi BM / CP sera angka garis grid.

f.

Waduk, sungai dan sumber air lain disertai nama, makam, monumen
bangunan lain di tengah areal persawahan dicantumkan dalam bentuk
symbol.

g.

Skala garis numeris dan petunjuk arah Utara.

h.

Keterangan notasi gambar sesuai dengan standar Perencanaan irigasi


(KP-07).

Pada setiap lembar peta situasi/peta dasar skala 1: 5000 dilengkapi dengan
gambar referensi tiap lembar untuk memudahkan membaca peta tersebut.

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

4
HASIL SURVEY TOPOGRAFI
Hasil survey topografi pada rencana pengembangan PLTM Enang-enang ini berupa :
1.

Peta layout topografi

2.

Gambar profil memanjang dan melintang

3.

Deskripsi Bench Mark

4.

Data ukuran

5.

Data hasil hitungan

Data ringkasan Deskripsi Bench Mark (BM) yang dibangun disekitar rencana
pengembangan PLTM Enang-enang dapat dilihat pada Tabel 4-1.

Tabel 4-1

Diskripsi BM PLTM Enang-enang

Nomor
BM

Koordinat
X

Ketinggian
Z (m)

BM 01

247976.539

540399.614

614.676

BM 02

248010.000

540435.000

615.000

BM 03

247197.863

540768.410

565.021

BM 04

247197.809

540792.146

557.801

BM 05

245548.122

541620.532

419.810

BM 06

245593.251

541655.269

434.605

BM 07

245484.724

542097.886

591.199

BM 08

245501.738

542123.039

594.539

LAPORAN TOPOGRAFI
PLTM Enang-enang di Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darusalam

Gambar 4-3

Kerangka Horizontal Hasil Pengukuran Poligon

Anda mungkin juga menyukai