Anda di halaman 1dari 23

GRAND DESIGN

PEMBANGUNAN KAWASAN PARIWISATA


WILAYAH PERBATASAN INDONESIA
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
PROVINSI MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN

Kawasan Perbatasan merupakan beranda depan Negara ini maka ditetapkanlah


Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2015 tentang RENCANA TATA RUANG
KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI PROVINSI MALUKU UTARA DAN
PROVINSI PAPUA BARAT dengan memprioritaskan pembangunan di wilayah
perbatasan dengan menganut prinsip desentralisasi dan otonomi daerah serta
”Meningkatkan pembangunan dikawasan perbatasan antar daerah, terutama di
Kawasan Timur Indonesia.
Kawasan perbatasan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kawasan sisi
dalam garis batas yurisdiksi, garis Batas Laut Teritorial dalam hal tidak ada batas
yurisdiksi, dan/atau Garis Batas Klaim Maksimum garis batas negara belum disepakati
dengan Negara Palau, hingga garis pantai, maka Kabupaten Halmahera Tengah
sebagai wilayah yang bersinggungan dengan perbatasan Negara Palau tersebut
diharapakan mampu menempatkan posisi dengan menggali potensi pariwisata dan
potensi lainya untuk dikembangkan, wilayah kecamatan yang mencakup perbatasan
antar Negara dei Provinsi Maluku Utara khusus Kabupaten Halmahera Tengah adalah :

1) KECAMATAN PATANI UTARA PULAU JIEW


2) KECAMATAN PATANI, DAN
3) KECAMATAN PULAU GEBE , TERMASUK PULAU JIEW
Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2015 menjelaskan bahwa Kabupaten Halmahera
Tengah termasuk dalam Wilayah Yurisdiksi dan teritorial berbatasan langsung dengan
Negara Kepulauan Palau.  Dimana menjelaskan “kewenangan Pemerintah pusat dan
Pemerintah daerah dapat mengatur pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah negara dan
kawasan perbatasan meliputi wilayah perbatasan laut, dan di udara dengan negara
tetangga”.

Visi Nasional yang dikenal dengan Pembangunan Kawasan Pinggiran atau POROS
MARITIM yang memberikan peluang dan kesempatan kepada Pemerintah kabupaten
Halmahera Tengah berkayikanan bahwa pemerintah pusat mampu melihat kawasan
terluar sebagai beranda atau bagian depan kesartuan Republik Indoensia secara
koomprehensif.

Grand Design 1
II. PROVINSI MALUKU UTARA

Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak di antara 3° Lintang Utara sampai 3°
Lintang Selatan dan 124° – 129° Bujur Timur serta terbentang dari utara keselatan
sepanjang 770 Km dan dari barat ketimur sepanjang 660 Km. Luas wilayah Provinsi
Maluku Utara secara keseluruhan sebesar 145.801,1 Km 2 meliputi luas wilayah daratan
45.069,66 Km2 (23,72 persen) dan wilayah perairan seluas 100.731,44 Km 2(76,28 %)
dengan panjang garis pantai sepanjang 3.104 Km.

Provinsi Maluku Utara yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, memiliki 395 buah
pulau terdiri dari 64 buah berpenghuni dan 331 buah tidak berpenghuni. Pulau-pulau
yang tergolongvbesar antara lain Pulau Halmahera (18.000 Km 2) danpulau-pulau yang
ukurannya relatif sedang yaitu Pulau Obi (3.900 Km 2) dan Pulau Taliabu (3.195 Km2),
Pulau Bacan (2.878 Km2) dan Pulau Morotai (2.325 Km2). Pulau-pulau yang relative kecil
antara lain Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya.

Secara administratif, Provinsi Maluku Utara terbagi menjadi 8 Kabupaten (Kabupaten


Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten HALMAHERA TENGAH,
Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera
Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu) dan 2 Kota yaitu

Grand Design 2
(Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan). sebagai provinsi kepulauan sangat
tergantung pada sub-sektor perhubungan laut, pengangkutan yang murah, mudah, dan
dapat mengangkut barang dan orang dalam jumlah besar antar pulau. Sistem
transportasi darat juga sangat penting terutama sebagai pendukung kota-kota dan
wilayah daratan yang relatif luas seperti Pulau Halmahera. Sub sistem transportasi
udara meskipun masih terbatas dapat mendukung pergerakan antar kota di wilayah
dimana saat ini telah tersedia bandar udara (bandara). Pembangunan dan kegiatan
wilayah perlu didukung oleh semua moda (antermoda) transportasi secara optimal dan
efektif mengikuti sistem gugus pulau

Perhatian pemerintah pusat terhadapat kawasan laut pasifik dibentangan barat yang


sangat rawan akan terjadinya illegal fishing, illegal maining, dan kasus kejahatan trans
global lainya, apresiasi luar biasa kepada Bapak Presiden JOKO WIDODO yang telah
mendorong pengembangan kawasan perbatasan sebagai beranda depan Negara ini
sangatlah tepat karena laut adalah sumber kehidupan sebuah negara kepulauan seperti
Indonesia strategis ini menunjukan bahwa pemerintah pusat benar benar melihat
kawasan terluar sebagai beranda depan sebuah negara maraknya pembicaraan
masalah antar Negara saat ini yang membuat masayarakat di tepian pasifik sangat
mengharapkan perhatian khusus pemerintah pusat dalam menata kawasan menuju
kemakmuran masyarakat perbatasan.

1. Permasalahan Kawasan Perbatasan Provinsi Maluku Utara


Secara umum, provinsi Maluku utara masih dihadapkan pada beberapa
permasalahan, diantaranya meliputi:

a. Kualitas SDM belum memadai, pelayanan kesehatan dan pendidikan masih


terbatas,sehingga penduduk setempat tidak kompetitif dengan para pendatang
yang umumnya memiliki keterampilan.
b. Tingkat pengangguran di Maluku utara telah mencapai 6,01 % dari total
angkatan kerja (1.103.857 orang).
c. Maluku utara juga masih terdapat penduduk miskin cukup tinggi
d. Terbatasnya pelayanan jasa transportasi yang disebabkan oleh terbatasnya
infrastruktur jalan, sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan udara.
e. Ketimpangan Kerusakan lingkungan hidup, akibat penebangan hutan yang tidak
terkendali, kegiatan pertambangan yang kurang memperhatikan dampak
lingkungan, kesadaran masyarakat yang kurang peduli terhadap kelestarian
lingkungan, serta lemahnya penegakan hukum terhadap penyebab pencurian
ikan.

Grand Design 3
f. Kesenjangan pembangunan daerah yang sangat mencolok antar wilayah
perbatasan dan wilayah tengah di provinsi Maluku utara.
g. Kerawanan-kerawanan di bidang sosial ekonomi,keamanan, dan kedaulatan
negara dengan daerah perbatasan wilayah Negara Kepulauan Palau.

2. Kondisi objektif wilayah perbatasan,


Permasalahan yang dihadapi oleh Propinsi Maluku utara antara lain:
a. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat yang berdampak pada tingginya tingkat
kesenjangan wilayah dibandingkan dengan kawasan kabupatern lain di
Indonesia dan khususnya Maluku Utara
b. Terbatasnya sarana dan prasarana dasar, transportasi dan telekomunikasi yang
berdampak pada rendahnya tingkat aksesibilitas serta keterisolasian dari wilayah
sekitarnya.
c. Globalisasi ekonomi dan sistem perdagangan bebas menyebabkan produk-
produk lokal kurang mampu bersaing dengan produk-produk wilayah lainnya.
d. Derajat kesehatan,pendidikan dan keterampilan penduduk umumnya masih
rendah.
e. Rawan terhadap disintegrasi bangsa dan pencurian sumberdaya alam
berdampak pada kerusakan ekosistem alam dan hilangnya keanekaragaman
hayati.

Grand Design 4
III.

KABUPATEN HALMAHERA TENGAH 

Kabupaten Halmahera Tengah dibentuk sejak  tahun 1990 berdasarkan Undang-


undang Nomor 06 tahun 1990 dan pada tahun 2003 dimekarkan kembali sesuai
dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 menjadi dua Kabupaten  dan satu
Kota, yaitu Kabupaten   Halmahera Tengah dengan pusat Pemerintahan  di Weda
Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore  Kepulauan Sehingga pada saat ini
swilayah Kabupaten Halmahera  Tengah  dengan luas 8.381,48 Km2 (daratan
2.276,83 Km2 atau 27% dan luas lautan sekitar 6.104,65 Km2 atau 73%).

Sejarah kembalinya Irian Barat yang kini dikenal dengan Papua ke pangkuan Ibu
Pertiwi menorehkan nama Halmahera Tengah di dalamnya. Tahun 1956 wilayah ini
termasuk bagian Provinsi Irian Barat. Tak hanya itu,

1. Luas wilayah

Luas wilayah kab. Halmahera Tengah 8.381,48 km2, yang terdiri dari luas
daratan 2.276,83 km2 (27 %) dan luas lautan 6.104,65 km2 (73 %). Jumlah
penduduk 54.232 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Weda, Weda
Utara, Weda Timur, Weda Selatan, Weda Tengah, Patani, Patani Utara, Patani Timur
Patani Barat, dan Pulau Gebe, yang terdiri dari 63 desa.

1. KEC. WEDA 6. KEC. PATANI


Luas Wilayah = 182,53 Km2 - Luas Wilayah = 59,25 Km2
1. Jumlah Desa = 5 desa - Jumlah Desa = 5 desa
- Jumlah Pend = 4.554 Jiwa
2. Jumlah Pend = 11.322 Jiwa
7. KEC. PATANI UTARA
1. KEC. WEDA SELATAN
- Luas Wilayah = 53,15 Km2
Grand Design
- Luas 5Wilayah = 348,25 Km2
- Jumlah Desa = 6 desa
- Jumlah Desa = 7 desa
- Jumlah Pend = 6.150 Jiwa - Jumlah Pend = 6.000 Jiwa
2. KEC. WEDA TENGAH 8. KEC. PATANI BARAT
- LuasWilayah =351,34 Km2 - Luas Wilayah = 64,050 Km2
- Jumlah Desa = 5 desa - Jumlah Desa = 5 desa
Kabupaten Halmahera Tengah memiliki batas-batas :

- Sebelah Utara : Kab. Halmahera Timur dan Samudera Pasifik


- Sebelah Selatan : Kab. Halmahera Selatan
- Sebelah Timur : Lautan Pasifik dan Kab.Raja Ampat Papua Barat Batas
timur Samudera Pasifik
- Sebelah Barat : Kota Tidore Kepulauan

Terdiri dari kurang lebih 43 pulau, daratan yang terluas berada di pulau
halmahera bagian tengah, kemudian Pulau Gebe, Pulau Yoi dan Pulau Sayafi,
serta pulau-pulau kecil/pulau karang yang tidak dihuni 11 diantaranya berada di
Kawasan Perbatasan, yang terdepan adalah Pulau Jiew.

2. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Tengah makin menunjukan


pergerakan secara positif setelah sector Partamanagan dan sector lainya makin
menggeliat, dimana pergerakan laju pertumbuhan wilayah semakin bergerak
naik sejalan dengan aksebilitas kawasan makin mudah terakses. Secara makro
ekonomi kondisi perekonomian Kabupaten Halmahera Tengah mengalami
peningkatan dilihat dari tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi naik 6.8 %.

3. Potensi Wisata

1). Destinasi Kawasan wisata

Kabupaten Halmahera Tengah merupakan wilayah Provinsi Maluku Utara


yang jenis wisata nya didominasi oleh wisata bahari dan wisata alam
khususnya hutan.  terdiri dari 37 pulau, namun hanya 2 pulau yang dihuni

Grand Design 6
penduduk, yakni Pulau Gebe dan Pulau Yoi.  Pulau Uta, pualau sains yang
merupakan pulau kecil yang langsung berbatasan dengan Raja Ampat,
merupakan habitat Kepiting Kelapa ( Birgus Latro), dan pasir pantainya
sering dijadikan penyu pasifik sebagai tempat menyimpan telurnya

Jarak tempuh Obyek Wisata Halmahera Tengah


Jarak dari Ibu kota

Nama Obyek Wisata Lokasi Kabupaten (km)


1. Telaga Nusliko Desa Nusliko ± 1,5 km
2. Pantai Nusliko Desa Nusliko ± 1,5 km
3. Pulau Imam (Kuleyefo) Desa Fidi Jaya ± 500 m
4. Pulau Mnaili dan Pulau Yefi Kecamatan Weda ± 500 m
5. Air Terjun Moreala Kecamatan Weda ± 2 km
6. Taman Laut Pasi Gurango dan Pasi Dua Desa Sagea ± 55 km
7. Gua Boki Moruru Desa Sagea ± 59 km
8. Talaga Legaya Lol Desa Sagea ± 56 km
9. Pantai Bay Wolot Desa Sagea ± 57 km
10. Pulau Mtum Ya Desa Messa ± 26 km
11. Tanjung Ngolo popo Kecamatan Patani ± 115 km
12. Pulau Uta Kecamatan Pulau Gebe ± 136 km
13. Pulau Umera Kecamatan Pulau Gebe ± 150 km
14. Talaga Umyal Kecamatan Patani ± 118 km
15. Pulau Moor Kecamatan Patani ± 115 km
16. Talaga Pulau Yoi Kecamatan Pulau Gebe ± 136 km
17. Pulau Lewo Kecamatan Patani Utara ± 118 km
18. Pantai Sayafi Kecamatan Patani Utara ± 118 km
19. Danau Pulau Moor Kecamatan Patani ± 115 km
20. Pantai Pulau Moor Kecamatan Patani ± 115 km
21. Teluk Culeyefo Kota Weda 1 Km

4. Potensi Seni dan Kebudayaan


Tradisi Coka Iba dan fanten
Coka Iba adalah atraksi seni budaya yang sering diadakan oleh masyarakat
Halmahera Tengah ketika ada acara penjemputan tamu dan kegiatan
kebudayaan lainya. Fanten Sebuah rangkaian atraksi budaya yang berlandaskan

Grand Design 7
agama Islam dalam bentuk zikir diadakan ketika saat bula rabiul awal sebagai
ungkapan rasa syukur atas perayaan hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW
Dijaman kesultanan coka iba merupakan pasukan perang elit Gamrange (weda,
Patani, Gebe dan Maba) yg ditugaskan menyamar dengan menggunakan topeng,
kini coka iba menjadi sebuah atraksi budaya yg dilakukan pada saat perayaan
fanten yang bermnaksa saling memberi dan menerima tanpa pamrih tujuasn
utamanya adalah memupuk persaudaraan masyarakat gamrange qatau tiga
negeri. Atraksi coka iba ini menggunakan Topeng seperti tarian Bali dan tarian
daerah lainya di Indonesia.

Tarian Lala dan Kene : kedua tarian ini merupakan traian khas negeri gamrange
yang sering di pentaskan ketika ada acara acara local yang dianggap umum dan
tarian ini diperagakan oleh pasangan muda mudi sbagai tarian pergaulan
masyarakat gamrange.

Tarian Cakalele : tarian ini merupakan sebuah tarian perang yang dimiliki oleh
Provisnsi Maluku Utara secara keseluruhan tarian dimainkan oleh laki laki karena
tarian ini melambangkan keperkasaan angkatan perang pasukan kesultanan di
jazirah Moloku Kieraha tarian ini sering dipereagakan ketika penjemputan tamu
tamu istimewa dan lain lain. Seni dan budaya ini selalu ada ketika ada acara
selalu ditampilakan.

5. Potensi Ekonomi Kreatif masyarakat

Kelompok masyarakat dalam meningkatkan ekonominya membentuk kelompok


kelompok usaha tersebar di kecamatan dalam Wilayah kabupaten Halmahera
Tengah seperti kelompok Kerajinan tangan dengan nama Sef Tene kelompok ini
dibentuk oleh pemudah dari dua desa yaitu desa messa dan Katalo dapat
membuat bermacam-macam ukiran yang unik dan menarik dari bahan Kayu dan

Grand Design 8
Buah Kelapa Tua dalam bentuk apa saja tergantung pada keinginan para
peminat yang ingin berkunjung. Foto terlampir

6. Pemasaran Pariwisata

Managemen Pariwisata Kabupaten Halmahera tengah kini giat mempublikasikan


di khayalayak umum khususnya di dalam wilayah Maluku utara dan sekitarnya
setelah beberapa destinasi wisata mulai dibangun antarala :
Destinasi Wisata Talaga Nusliko saat ini dalam proses pembangunan sarana
pendukung anatara lain :
Pembangunan Jalan Lingkar Talaga sepanjang 8.5 Km
Pembangunan Kotes sebanyak 26 unit terbagi dalam sumberdana DAK 5 Buah
dan DAUH 1 21 unit dengan daya dukung sarana lainya
Destinasi Wisata Goa Boki Maruru, saat ini juga dalam proses pembangunan
sarana pendukung Kotes dan Galeri Ekonomi kreatif

IV. Sarana dan Prasarana pendukung Pariwisata

a. Transportasi Darat
Jalan dan jembatan merupakan prasarana pendukung alur antar moda cukup
berpengaruh pad ape,mbangunan kawasan pariwisata dalam rangka
mendukung pariwisata maka diperlukan jalan yang berkualitas maka di tahun
2018 akan akan meningkatkan usaha pembangunan Jalan Negara yang
menghub ungkan antara kawasan Kota Weda Wairo sebagai Lintasa
Kaewasan Wisata yang cukup baik dengan kapasitas jalan 26 Km dalam
kondisi baik, sedangkan Jalan Dari Kota Weda menuju Kecamatan patani
sebagai kawasan terluar di tahun 2018 telah dibangun ruas jalan sepanjang
24 Km tambahan di tahun 2019 menjadi 54 Km

b. Transportasi Laut

Halmahera Tengah terdapat 2 (dua) pelabuhan laut besar yaitu Pelabuhan


Weda dan Pelabuhan Gebe sedangkan pembangunan Pelabuhan Samudera
Tepeleo yang diresmikan oleh Bapak Presiden tahun 2016 sudah dapat
digunakan untuk pelayaran samudera sedangkan pelabuhan perintis dan
tamabatan perahu tersebar di beberapa kecamatan yang berada di kawasan
perbatasan

Grand Design 9
c. Transportasi Udara
Kabupaten Halmahera Tengah saat ini memiliki 3 buah lapangan terbang
yaitu :

(1) Pulau Gebe dengan landasan berukuran (900 x 22 meter) yang dapat
dilewati oleh pesawat Merpati jenis Cassa, dengan frekwensi
penerbangannya dua kali seminggu dengan kapasitas 24 penumpang,
dengan rute penerbangan Ternate – Pulau Gebe.

(2) lapangan terbang di desa Lelilef merupakan lapangan terbang PT. Weda
Bay Nickel yang dikhususkan untuk kegiatan pertambangan. Kedepan
direncanakan dapat ditingkatkan statusnya untuk dapat melayani
kepentingan umum. Lapangan terbang ini memiliki landasan dengan
ukuran 900 x 22 meter yang dapat dilewati oleh pesawat Merpati jenis
Cassa. Frekuensi penerbangannya 1 kali seminggu dengan kapasitas 24
penumpang dengan rute penerbangan Ternate – Weda – Gebe (PP).

(3) Bandara Kota Weda saat ini telah dibangun untuk melayani kawasan
Halmahera bagian selatan dan kawasan kota weda hingga wilayah Oba
Kota Tidore kepulauan dan Raja Ampat sebagai kawasan penyangga

d. Listrik dan Air Minum

Hingga tahun 2017, pelanggan listrik PLN di Kabupaten Halmahera Tengah


mencapai 2.892 pelanggan atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2017 sebanyak 1.764 Besarnya daya yang dibangkitkan adalah 3.696.562 kWh.
Rata-rata kecamatan sudah teraliri listrik kecuali pulau kecil di kawasan
perbatasan.

Pembangunan sarana air bersih di Kabupaten Halmahera Tengah saat ini baru
pada tahap menyiapkan perangkatnya. Tahun 2017 telah dibentuk institusinya
melalui peraturan daerah. sumber air untuk kabupaten Halmahera tengah
sangat berlimpah terutama di Wilayah Patani air bawa tanah dan sungai
dengan debit rata diatas 76 liter/detik.

Grand Design 10
e. Keamanan dan ketertiban.

Keamanan dan ketertiban di wilayah ini sangat ideal dilihat dari Angka
Kriminalitas sangat kecil dibandingkan dengan daerah ini di Maluku utara.
Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi berapa tindak kriminalitas untuk
berbagai kategori seperti curanmor, pembunuhan, pemerkosaan, dll terbanyak
hanya 7 sd 11 kasus.

V. Ketersediaan Sumber Daya Manusia.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan


pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari bahwa manusia sebagai
subyek dan obyek dalam pembangunan maka pembangunan Sumber Daya
Manusia diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang
produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.

VI. Kawasan Andalan

Kabupaten Halmahera Tengah memiliki kawasan strategi Andalan kawasan ini


dikenal dengan bentangan perbatasan NKRI di ujung utara kawasan timur
Indonesia target pengembangan pariwisata khusunya negara yang bersinggungan
dengan samudera pasifik dimana interkonesitas internal kawasan terkait erat
dengan Raja Ampat Provinsi papua Barat, dan Jazirah Gane wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan, Jazirah Oba Wilayah Kota Tidore Kepualaun dan Bentangan
Maba Wilayah Kabupaten Halmahera Timur, wilayah ini memiliki garis singgung
ekonomi dengan Provinsi Papua Barat sedangkan kawasan Kabupaten Halmahera
tengah memiliki simpul ekonomi global pada lintasan pasifik dan dikenal sebagai
Jalur utama pasar dunia atau trans pasifik, Keunggulan komuditas wilayah ini
adalah wisata alam, wisata bahari, Industri perikanan laut, serta pertambangan
nikel dan tambang ikutan lain.

VII. POTENSI DAN KEUNGGULAN PARIWISATA HALMAHERA TENGAH

Grand Design 11
Belahan Kabupaten Halmahera Tengah berada pada simpul pulau Halmahera
tentunya memiliki keunggulan komparatif baik dari segi kelautan maupun dari segi
wisata alam. Kawasan ini memiliki garis pantai sangat ideal yang di lilit oleh pulau
pulau kecil yang sangat eksotis, kawasan ini memilik 70 % alam laut yang alami
dayadukung budaya yang masih tetap terjaga, hal ini tentu merupakan potensi
wisata yang harus di kembangkan terus menerus guna dapat mendorong
pembangunan ekonomi daerah menuju pembangunan nasional secara ideal

1. Wilayah Tengah memiliki potensi pariwisata luar biasa seperti daerah daerah
lain di indonesia misalnya Bali, NTB, Raja Ampat, Wakatobi,dll. Dilihat dari letak
posisi kabupaten Halmahera tengah yang berada pada tepian Lautan Pasifik
juga memiliki potensi wisata alam yang jika di kembangkan secara baik
tentunya akan berdampak pada pertumbuhan pembangunan di daerah dimana
wilayah ini memiliki potensi ikutan sungguh sangat luar biasa.
2. Wilayah Kab. Halmahera Tengah memiliki gugus pulau dari utara yang
membujur ke wilayah selatan bersentuhan langsung dengan Kawasan Wisata
Nasional Raja Ampat tidaklah naïf bila keunggulan ini dapat rangkai dan terus
dipacu maka secara keseluruhan atar moda yang dikenal dengan POROS
MARITIM akan terinteraksi antar wilayah akan lebih elegant. Karena pulau di
wilayah ini memiliki khasanah yang khas dan daya sensasi alam yang indah
karena memiliki bujuran garis pantai yang dangkal dengan berpasir putih juga
masih alami, salah satu pantai indah di Pulau Gebe namanya pantai Umere,
pulau ini memiliki hasil pertambangan nikel terbesar ketika Perusahaan
Tambang Milik Negara (PT. Aneka Tambang) masih beroperasi pulau ini sangat
ramai dikunjungi orang dari berbagai suku di Indonesia dan kawasan ini sangat
berdekatan dengan Raja Ampat.
3. Pulau Halmahera di wilayah timur kawasan administrasi Halmahera Tengah,
juga memiliki desa desa yang berderet di sepanjang tanjung yang menjorok
kelautan pasifik juga memiliki bentangan pantai pasir putih. serta garis pantai
yang cukup panjang terlebih lagi air laut yang dikenal bersih tenang karena
berada pada bentangan bibir lautan pasifik, gugusan pulau juga memiliki
panorama alam dan kandungan hayati yang cukup fariatif seperti Pulau Jiew

Grand Design 12
pulau ini ditempat sejenis burung yang cukup indah dikenal dengan nama
Burung Emas, Pulau Moor yang dikenal dengan tempat hidupnya Penyu
Samudera Pasifik.
4. Wisata pantai dan Panorama alam darat Halmahera tengah memiliki destinasi
wisata Goa Alam yang berada pada wilayah sage Goa ini sungguh sangat indah
karena menjorok ke dasar laut dan memiliki pintu masuk goa yang cukup dalam
dapat dilintasi dengan perahu kecil dan harus menggunakan penerang atau
senter.
5. Talaga Nusliku dan teluk Weda adalah sebuah Talaga yang terangkai bersama
teluk weda yang terlilit oleh bujuran pulau pulau kecil yang sangat indah
dinatarany pulau Imam Pulau Uta, Pulau Pado, P. Batukapal dan lainya.
6. kawasan dan keunggulan pulau pulau yang terintegrasi dengan bentangan
pantai yang indah bila dikembangkan akan berdampak positif terhadap desa
disekitarnya. Dimana Talaga Nusliko dan Pantainya yang berada wilayah
pinggiran Ibukota Kabupaten Halmahera tengah dengan jarak 2 Km kawasan ini
berderet sepanjang teluk Weda memiliki Air laut yang jernih karena kawasan
masih tetap terjaga ekosystemnya.
7. Beberapa Burung endemic seperti burung emas dan burung bidadari adalah
salah satu juga keunggulan wisata alam dan wisata riset dan penelitian karena
Burung Bidadari dan burung emas merupakan burung endemic yang hanya
berada di pulau jiew dan pulau Halmahera burung lianya.
8. Kebudayaan masayarakat Halmahera tengah juga merupakan khasana pearna
untuk menjadikan tujuan wisata. Seperti halnya masih terjaganya tradisi
Fagogoru yang merupakan keunggulan komperatif kearifan local masyarakat
terajlin sangat baik hingga memiliki filofi Baku Sayang, Baku, Rasai, artinya
saling menyayangi, saling menghargai, dengan budaya tradisi yang cukup
tersedia adalah Tradisi Fanten, Tarian Cokaiba, Tarian Lalayon dll,
9. Kearifan Lokal ketrampilan masyarakat lainya tidak kalah penting dalam ikut
mewarnai wilayah ini menjadi wilayah yang memiliki potensi ekonomi kreatif
yang tinggi kreatifitas masyarakat anatar lain adalah pembuatan Tembikar dari
daun pandan, pembuatan cendera mata khas Fagogoru, serta kuliner dan
cemilan khas Halmahera tengah cukup untuk disajikan.

Grand Design 13
10. Masyarakat Halmahera tengah sangat mendukung kepariwisataan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan lokal yang dapat memacu pengembangan
kawasan wisata secara berkelompok dimana program-program kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah Festival Teluk Weda, Festifal Goa Boki Maruru, Lomba
Tarian Daerah dll,

VIII. Multi effec ekonomi masyarakat terhadap masyarakat

Semakin banyaknya pengunjung yang tiap pekannya pergi ke pantai Bongo telah
berdampak langsung pada ekonomi masyarakat di desa bonebaru, salah satu
contohnya, ibu Risna yang pada setiap hari minggu atau hari-hari libur nasional
dapat berjualan makanan dan minuman di sekitar pantai bongo, hal ini tentu saja
meningkatkan pendapatan bagi keluarganya.
Jika pengembangan-pengembangan berkelanjutan dan dapat dilakukan secara
merata pada seluruh obyek wisata yang ada di kabupaten Halmahera tengah tentu
akan mempunyai pengaruh positif pada peningkatan pendapatan asli daerah serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, baik pada sektor
perdagangan, hotel, dan restoran maupun pada industri pengolahan serta dapat
meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat di daerah kab. Halmahera tengah

IX. Grand Design Pengembangan Kawasan Strategi Pariwisata

Berdasarkan karakteristik wilayah yang memberikan gambaran potensi dan


permasalahan pengembangan Kawasan pariwisata Kabupaten Halmahera Tengah
maka konsep Grand Design dan strategi Kawasn Perbatasan menjadi rujukan untuk
menetapkan pola pengembangan kawasan Pariwisata untuk mendukung Kawasan
pariwisata nasional yang saling mengikat diantara satu dengan yang lainya dimana
kawasan ini memiliki garis singgung dengan Kawasan raja Ampat Provinsi papua
Barat untuk pengembangan struktur tata ruang wilayah Perbatasan antar negara
dengan cakupan wilayah yang berada pada kawasan pinggiran dan perbatasan.

a. Kebijakan Pemanfaatan Kawasan Pariwisata

Grand Design 14
Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata dan perbatasan di Kabupaten
Halmahera Tengah terbagi dalam 3 (tiga) simpul kawasan pengembangan
Pariwisata antara lain :
 SIMPUL I CULYEFO

cakupan wilayah pengembangan potensi wisata adalah :


a). Goa Boki Maruru
b). Telaga Nusliko
c). Teluk Culeyefo
d). Weda Resort
e.) Agro Wisata Wairoro

 SIMPUL II PASIFIK PARK

Cakupan wilayah Pengembanganya Penelitian dan Bahari adalah :


a). Kawasan pantai dan teluk Ngolopopo
b). Kawasan Pulau Moor, Pulau Jiew, Pulau Uta

 SIMPUL III. GERBANG PASIFIK

cakupan wilayah pengembangan Bahari, Peneliti dan Alam adalah


a). Pulau gebe
b). Pulau Yoi
c). Pulau Sains

a. Jarak Tempuh antar Spot Kawasan Pariwisata


Interkonesitas antar kawasan potensi dan pengembangan pariwisata Kabupaten
Halmahera Tengah dengan kawasan Maluku Utara dan Raja Ampat Papua Barat
melalui laut dan darat bila Pintu utama masuk melalui Bandar udara Babullah
Kota Ternate di dengan Sasaran Kawasan Delek Culeyefo dengan destinasi
wisata Teluk Weda, Telaga Nusliko, Weda Resort, Goa Alam Boki Maruru dan
Wairoro sebagai berikut :
Ternate–Sofifi waktu melalui laut 8 ML = 40 menit
Sofifi - Kota Weda jarak tempu 118 Km waktu tempuh 1.50 menit
Kota Weda - spot wisata Telaga Nusliko 3 Km jarak tempuh 15 menit
Kota Weda - Spot Weda Resort jarak 8 Km waktu tempuh 45 menit
Kota weda - spot Goa Boki Maruru 48 Km waktu tempuh 1.30 menit
Kota Weda-Agro Wisata Wairoro 15 Km jrk tempuh 20 menit.

Grand Design 15
Ternate langsung ke Destinasi Wisata wilayah Pinggiran Pasifik
Ternate – Pulau Gebe dengan penerbangan waktu tempuh 20 menit
GERBANG PASIFIK
Pulau Gebe-Pulau Yoi 7 ML waktu tempuh 20 menit,
Pulau Gebe- Pulau Sains – 24 ML wkt tempuh 1.40 menit
PASIFIK PARK
P. Gebe- Pulau Moor jarak 28 ML waktu tempuh 1.45 menit
P. Gebe – Pulau Uta jarak 18 ML waktu tempuh 1 jam
P. P. Pebe- Tanjung Ngolopopo 31 ML waktu tempuh 2 jam
P. Gebe – Gemia 35 ML jarak tempuh 2.25 menit
Gemia – P Jiew (Pulau terluar) 35 ML wkt tempuh 2.10 menit
a. Simpul Pasifik Park dan Gerbang Pasifik
Pembangunan kedua kawasan ini berdasarkan struktur dan kondisi kawasan
yang berada pada lintasan perbatasan laut pasifik dengan Negara Kepulauan
Palau dan Negara Negara di bujuran samudera lainya dimana kawasan
pinggiran Indonesia ini memiliki sumberdaya laut dan darat yang cukup
melimpah maka untuk lebih berdaya guna maka Kawasan ini sangat layak
dibentuk sebagai kawasan riset dan penelitia archipelago samudera pasifik
dengan ikutanya adalah wisata bahari dan alam lainya. Untuk lebih efisien
dan efektif dalam pengembangan kedua kawasan ini ciperlukan sentuhan
alami dengan cakupan program/kegiatan (daftar terlampir)

b. Kebijakan  dan  program  prioritas pengembangan pariwisata

Pembangunan pariwisata laut dan pesisir di wilayah perbatasan Indonesia


terutama di wilayah Timur Indoensia masih sangat lamban maka Pemerintah
Daearh Kabupaten Halmahera Tengah memiliki komitmen kuat dalam
mengambil kebijakan pembangunan Pariwisata dengan menempatkan sector ini
sebagai Program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera
Tengah, diharapkan Pemerintah pusat dapat mengsinergikan dengan sumber
sumber anggaran Negara lainya harapan besar ini cukup beralasan karena

Grand Design 16
kawasan pinggiran perbatasan antar Negara merupakan konsep dasar Presiden
dalam membangun Poros Maritim agar mewujudkan pembangunan kawasan
terpadu melalui pengembangan kawasan tumbuh yang berada diperbatasan 
pasifik dengan terbentuknya Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2015 cukup
untuk menjadikan dasar dalam mengurangi disparitas kawasan antar wilayah
agar terwujudnya percepatan pembangunan diwilayah khusuusnya wilayah
Pinggiran Perbatasan anatara lain kecamatan patani, kecamatan patani utara
dan kecamatan pulau gebe dan pulau pulau disekitarnya agar terangkai
menjadi satu simpul terluar di kawasan Halamhera tengah untuk terus bergerak
sesuai amanah rencana strategis nasional melalui system pengembangan
ekonomi wilayah terluar dengan kawasan bersinggungan dapat terintegrasi dan
sinergi dengan program nasional”, untuk mencapai sasaran ini maka kebijakan
jangka pendek dan jangka menengah akan diarahkan pada upaya  dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi inward looking menjadi outworking dimaknai kedalam.

A. Program Prioritas Pengembangan Kawasan Pariwisata


1. Mengembangkan Pariwisata dengan membentuk simpul kawasan strategis
yang memiliki batas wilayah dengan kawasan pariwisata unggulan nasional.
2. Mengembangkan sistim kawasan dengan meningkatkan prasarana dan
infrastruktur kawasan perbatasan dengan daya dukung pariwisata
3. Meningkatkan akses pelayanan jaringan jalan antar pusat perkotaan,
perdesaan hingga pusat-pusat pengembangan pariwisata
4. Meningkatkan kesejahteraan masayarakat melalui pembangunan sarana dan
parasarana kawasan wisata atau pembentukan desa wisata
5. Meningkatkan SDM melelaui pengembangan usaha kecil di sector pariwisata
6. Mengembangkan potensi Kawasan Pariwisata menjadi destinasi wisata nasional
7. Meningkatkan pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sistem
jaringan transportasi darat, laut dan udara
8. Mengembangkan dan Meningkatan kualitas jangkauan pelayanan sistem
jaringan transportasi laut dan mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan

Grand Design 17
laut untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata terutama yang
erat kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan pariwisata.
9. Mengembangkan dan peningkatan kualitas sistim transportasi udara.
10. Mengembangkan dan peningkatan kawasan pariwisata di wilayah perkotaan
khusunya ibukota kabupaten.
11. Mengembangkan potensi wilayah khusunya air bersih untuk mendukung
kawasan pariwisata
12. Mengembangkan seni budaya masyarakat untuk mendukung pariwisata
13. Mengembangan Ekonomi kreatif masyarakat untuk peningkatan usaha
produktif dalam mendukung pariwisata.
14. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan usaha ekonomi kreatif masyarakat
15. Mengembangan sarana prasarana seni dan budaya masyarakat
16. Pengembangan Sarana dan prasarana gedung kreatif bagi pemuda dan
pencinta seni masyarakat

c. Masalah dan Hambatan Pengembangan Pariwisata

b. Masalah yang dihadapi kawasan perbatasan Halmahera tengah adalah


1. Belum ditemukenalinya secara mendalam dan menyeluruh pemerintah pusat
terhadap potensi pariwsata yang berada di daerah perbatasan.
2. Lemahnya kemampuan pembiayaan pemerintah daerah Halmahera tengah
dalam pengembangan kawasan perbatasan
3. Kurang terdistribusinya program pariwisata secara merata wilayah
perbatasan dilihat atas dasar lokasi (spatial distribution program)
4. Masalah klasik Ekonomi di wilayah perbatasan masih menjadi kendala:
5. Lokasinya yang relatif terisolir (terpencil) dengan tingkat aksesibilitas yang
rendah.
6. Rendahnya Ketersediaan Anggaran pemerintah daerah untuk pengembangan
kawasan wisata
7. Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah
perbatasan
8. Langkanya informasi tentang pemerintah dan masyarakat di daerah
perbatasan (blank spot).

Grand Design 18
9. Lemahnya aspek permodalan dan perdagangan

c. Hambatan

1. Adanya paradigma ’kawasan perbatasan sebagai halaman belakang


2. Sarana dan prasarana masih sangat minim.
3. Rendahnya kualitas SDM.
4. Terisolasinya kawasan perbatasan akibat rendahnya aksesibilitas kawasan.
5. Pulau pulau kecil di wilayah perbatasan belum menjadi target penanganan
yang lebih serius bagi masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang
ada.
6. Perubahan paradigma dan pola pikir pembijak untuk menata beranda
depan Negara perlu dipicu.
7. Peningkatan sarana parasarana dalam mengaksebilitas antar kawasan
masih menjadi penghambat.

d. Hambatan Daya Dukung Sarana Prasarana Pariwisata

a) Kondisi fisik wilayah Insfrastruktur jalan trans Halmahera yang dikenal dengan
ring road Halmahera menuju Kecamatan Weda Utara ke Kecamatan patani
dimana obyek wisata kawasan ini yang dikenal dengan PASIFIK PARK masih
belum dapat di katakan baik, karena ruas jalan di bentangan tanjung
Halmahera ini belum terbangun secara menyeluruh sebagian telah diaspal.
b) Masih belum adanya kesadaran masyarakat dalam melestarikan potensi wisata
yang dimiliki karena system pengembangan kawasan wisata belum bergerak
akibatnya hutan bakau dan laut masih melakukan pemboman ikan di pulau
pulau kecil yang tersembunyi dari pengawasan.  
c) Keelokan Adat dan budaya yang dimiliki merupakan polengkap daerah tujuan
wisata Halmahera tengah belum tergali secara menyeluruh dimana komunitas
adat terpencil seperti suku tagutil dll belum tertata secara baik.
d) Kondisi Pembangunan sarana dan prasarana pendukung yang tersedia pada
obyek wisata belum memadai seperti kamar mandi, tempat sampah dan toilet,
pondokan-pondokan yang masih tradisional, serta wahana-wahana hiburan
misalnya banana boat, alat selam, speed boat dan wahana pendukung lainnya.

Grand Design 19
e) Program srategi pengembangan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan
kabupaten Halmahera tengah memiliki keterbatasan penganggaran,
dikarenakan lemahnya dukungan ketertarikan investor untuk pengelolaan
kepariwisataan Halmahera.
f) Peran pemerintah pusat dalam mendukung/mengembangkan potensi wisata di
daerah kabupaten halmahera tengah masih sangat minim.
g) Infrastruktur wilayah khusunya jalan trans Halmahera yang dikenal dengan
ring road Halmahera dari Kota Weda – Kec. Patani dimana obyek wisata
kawasan ini ditetapkan sebagai PASIFIK PARK belum terbangun secara
menyeluruh.
h) Masih belum adanya kesadaran masyarakat dalam melestarikan potensi wisata
yang dimiliki karena system pengembangan kawasan wisata belum bergerak
akibatnya potensi wisata hutan bakau dan laut masih lemah Karen masih
terjadi pemboman ikan di pulau pulau kecil yang tersembunyi dari
pengawasan.  
i) Keelokan Adat dan budaya yang dimiliki merupakan polengkap daerah tujuan
wisata Halmahera tengah belum tergali secara menyeluruh dimana komunitas
adat terpencil seperti suku tagutil dll belum tertata secara baik.
j) Sarana dan prasarana pendukung belum tersedia di obyek wisata seperti
kamar mandi, tempat sampah dan toilet, pondokan-pondokan yang masih
tradisional, serta daya dukung wahana-wahana hiburan misalnya banana boat,
alat selam, speed boat, tali peluncur selvi dan wahana pendukung lainnya.
k) Program srategi pengembangan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan
kabupaten Halmahera tengah memiliki keterbatasan penganggaran,
dikarenakan lemahnya dukungan masyarakat dan ketertarikan investor untuk
pengelolaan pariwisata.
l) Peran pemerintah pusat dalam mendukung/mengembangkan potensi wisata di
daerah kabupaten halmahera tengah masih sangat minmi

X. Agenda Pariwisata Pemerintah Kab. Halmahera Tengah Tahun 2018

Grand Design 20
Dalam rangka pencapaian program Pengembangan Kawasan Pariwisata
Halmahera Tengah dalam mendorong Ketiga Simpul Kawasan Pengembangan
adalah :
a. Simpul Culeyefo sebagai Destinasi Pariwisata Nasional
1. Agenda Pemerintah Daerah tahun 2018
Ulang tahun Pemda Halteng dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2018
Dengan rangkaian kegiatan al :
1). Festifal Fagogoru
 Ekspedisi Trikora di Lintasan Weda Patani Gebe raja ampat
 Fanten adalah kegiatan kebudayaan 3 negeri Fagogoru yaitu Maba,
(Halmahera Timur Patani dan Weda (Halmahera tengah) acara ini
agendanya mengikuti hari lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.
 Atraksi seni dan budaya di Teluk Weda atau dikenal dengan Delek
Culeyefo
 Atraksi Olah raga air
 Lomba Dayung perahu adat juanga
 Lomba Race Jet Ski di teluk weda dan telaga Nusliko.
 Lomba Bakar Ikan
 Lomba kuliner khas Halmahera Tengah
 Lomba Mancing
 Lomba seni budaya.

Kegiatan festifal Fagogoru ini telah diagendakan dalam program tahun


2018 dalam rangka menggali sejarah dan peradaban Kabupaten
Halmahera Tengah maka kegiatan ini telah diawali dengan Seminar
Nasional di Kota Weda pada tanggal 20 April 2018 dengan dana Rp.
350.000.000.- sumber APBD Kabupaten Halmahera Tengah dikuti
dengan penelitian sejarah tentang mencari jejak Perjuangan Bapak
Salahuddin Talabuddin yang merupakan seorang pejuang nasional
asal Kabupateb Halmahera Tengah yang terlupakan oleh penulis sejarah
bangsa ini.

2). Perkiraan Biaya

Seluruh kegiatan Festifal Fagogoru tersebut dapat di anggarkan dalam


Dokumen induk APBD Tahun 2018 Halmahera Tengah sebesar Rp. 2.5
M, mengingat acara ini sangat penting bagi pengembangan pariwisata

Grand Design 21
Hamahera Tengah maka di harapkan Kementerin Pariwisata Republik
Indonesia dapat mengambil momentum ini sebagai Agenda Nasional
karena kegiatan ini sudah menjadi target utama pengembangan
kawasan pariwisata oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati Halmahera
Tengah, maka diharapkan partisipasi Pemetintah pusat melalui
Kementrian Pariwisata sangatlah penting agar pembobotan acara ini
lebih luas dan kemeriahan acara ini dapat tercapai.

XI. KESIMPULAN DAN SARAN


1. KESIMPULAN

Halmahera Tengah memerlukan peran dari pemerintah daerah dan


pemerintah pusat melalui Kementrian/Lembaga terkait dalam mendukung
pengembangan wisata di daerah. sesuai Visi Bupati dan Wakil Bupati
Halmahera tengah adalah Membangun Halmahera tengah Berlandaskan
Filosofi Fagogoru menuju masyarakat Halmahera tengah yang sejahtera, visi
ini akan terimplementasikan secara menyeluruh dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018- 2023
menjadikan kabupaten Halmahera tengah sebagai ekowisata global, sejalan
dengan itu maka pemerintah daerah mengutamakan pengeluaran belanja
daerah untuk pengembangan obyek-obyek wisata, baik dari segi
insfrastruktur maupun sarana dan prasarana yang mendukung
pengembangan pariwisata sudah di laksanakan dengan system multy years.
Diharapkan promosikan obyek wisata, dibutuhkan kebijakan dan peran
pemerintah provinsi dan Pemerintah pusat agar dapat mencermati peluang
wilayah ini lebih luas lagi, kawasan ini bias dijaduikan sebagai jembatan
ekonomi global atau dikenal dengan trans pasifik agar obyek-obyek wisata
yang berada di wilayah ini, media atau spot wisata indonesia bahkan
keseluruh penjuru dunia.

2. SARAN

Grand Design 22
Dalam rangka menempatkan frame batas laut Negara Republik Inonesia dalam
memposisikan sebagai negara yang berada di trans pasifik untuk mencegah
gejolak ekonomi dunia maka disarankan kepada Pemerintah pusat melalui
Kementrian Pariwisata mengambil untuk mengsinergikan konsep
pembangunan Gugus pulau dan pengembangan kawasan pinggiran Negara
harus terus di pacu agar permasalahan klasik yang selama ini terjadi di
masyarakat yang berada di wilayah pinggiran dapat menikmati pembangunan
secara utuh, bila perhatgian pemerintah dalam mengembangkan wilayah
pesisi pada lintasan poros maritime ini tidak memberikan dampak yang elok,
maka dikayikini akan terjadi disparitas kawasan akan lebih terbuka.

XII. Penutup

Demikian Grand Design Pengembangan Pariwisata Halmahera Tengah dibuat


bersifat makro dalam rangka menginergikan kawasan pariwisata yang berada
di wilayah ini dengan kawasan sandingan lainya seperti destinasi pariwisata
nasional raja Ampat

Semoga dokumen ini menjadi bahan kajian Pemerintah daerah dan


Kementrian terkait untuk mendorong kawasan ini menjadi kawan tumbuh
cepat diwilayah perbatasan dengan membentuk konsep pembangunan
kawasan pinggiran Indonesia lebih baik cepat dan mampu bergerak maju.

Weda 30 Juli 2018

Plt. KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA


HALMAHERA TENGAH

MOHAMMAD A. ADAM, SE
NIP. 196421110210201

Grand Design 23

Anda mungkin juga menyukai