I. PENDAHULUAN
Visi Nasional yang dikenal dengan Pembangunan Kawasan Pinggiran atau POROS
MARITIM yang memberikan peluang dan kesempatan kepada Pemerintah kabupaten
Halmahera Tengah berkayikanan bahwa pemerintah pusat mampu melihat kawasan
terluar sebagai beranda atau bagian depan kesartuan Republik Indoensia secara
koomprehensif.
Grand Design 1
II. PROVINSI MALUKU UTARA
Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak di antara 3° Lintang Utara sampai 3°
Lintang Selatan dan 124° – 129° Bujur Timur serta terbentang dari utara keselatan
sepanjang 770 Km dan dari barat ketimur sepanjang 660 Km. Luas wilayah Provinsi
Maluku Utara secara keseluruhan sebesar 145.801,1 Km 2 meliputi luas wilayah daratan
45.069,66 Km2 (23,72 persen) dan wilayah perairan seluas 100.731,44 Km 2(76,28 %)
dengan panjang garis pantai sepanjang 3.104 Km.
Provinsi Maluku Utara yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, memiliki 395 buah
pulau terdiri dari 64 buah berpenghuni dan 331 buah tidak berpenghuni. Pulau-pulau
yang tergolongvbesar antara lain Pulau Halmahera (18.000 Km 2) danpulau-pulau yang
ukurannya relatif sedang yaitu Pulau Obi (3.900 Km 2) dan Pulau Taliabu (3.195 Km2),
Pulau Bacan (2.878 Km2) dan Pulau Morotai (2.325 Km2). Pulau-pulau yang relative kecil
antara lain Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa, Gebe dan sebagainya.
Grand Design 2
(Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan). sebagai provinsi kepulauan sangat
tergantung pada sub-sektor perhubungan laut, pengangkutan yang murah, mudah, dan
dapat mengangkut barang dan orang dalam jumlah besar antar pulau. Sistem
transportasi darat juga sangat penting terutama sebagai pendukung kota-kota dan
wilayah daratan yang relatif luas seperti Pulau Halmahera. Sub sistem transportasi
udara meskipun masih terbatas dapat mendukung pergerakan antar kota di wilayah
dimana saat ini telah tersedia bandar udara (bandara). Pembangunan dan kegiatan
wilayah perlu didukung oleh semua moda (antermoda) transportasi secara optimal dan
efektif mengikuti sistem gugus pulau
Grand Design 3
f. Kesenjangan pembangunan daerah yang sangat mencolok antar wilayah
perbatasan dan wilayah tengah di provinsi Maluku utara.
g. Kerawanan-kerawanan di bidang sosial ekonomi,keamanan, dan kedaulatan
negara dengan daerah perbatasan wilayah Negara Kepulauan Palau.
Grand Design 4
III.
Sejarah kembalinya Irian Barat yang kini dikenal dengan Papua ke pangkuan Ibu
Pertiwi menorehkan nama Halmahera Tengah di dalamnya. Tahun 1956 wilayah ini
termasuk bagian Provinsi Irian Barat. Tak hanya itu,
1. Luas wilayah
Luas wilayah kab. Halmahera Tengah 8.381,48 km2, yang terdiri dari luas
daratan 2.276,83 km2 (27 %) dan luas lautan 6.104,65 km2 (73 %). Jumlah
penduduk 54.232 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Weda, Weda
Utara, Weda Timur, Weda Selatan, Weda Tengah, Patani, Patani Utara, Patani Timur
Patani Barat, dan Pulau Gebe, yang terdiri dari 63 desa.
Terdiri dari kurang lebih 43 pulau, daratan yang terluas berada di pulau
halmahera bagian tengah, kemudian Pulau Gebe, Pulau Yoi dan Pulau Sayafi,
serta pulau-pulau kecil/pulau karang yang tidak dihuni 11 diantaranya berada di
Kawasan Perbatasan, yang terdepan adalah Pulau Jiew.
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Potensi Wisata
Grand Design 6
penduduk, yakni Pulau Gebe dan Pulau Yoi. Pulau Uta, pualau sains yang
merupakan pulau kecil yang langsung berbatasan dengan Raja Ampat,
merupakan habitat Kepiting Kelapa ( Birgus Latro), dan pasir pantainya
sering dijadikan penyu pasifik sebagai tempat menyimpan telurnya
Grand Design 7
agama Islam dalam bentuk zikir diadakan ketika saat bula rabiul awal sebagai
ungkapan rasa syukur atas perayaan hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW
Dijaman kesultanan coka iba merupakan pasukan perang elit Gamrange (weda,
Patani, Gebe dan Maba) yg ditugaskan menyamar dengan menggunakan topeng,
kini coka iba menjadi sebuah atraksi budaya yg dilakukan pada saat perayaan
fanten yang bermnaksa saling memberi dan menerima tanpa pamrih tujuasn
utamanya adalah memupuk persaudaraan masyarakat gamrange qatau tiga
negeri. Atraksi coka iba ini menggunakan Topeng seperti tarian Bali dan tarian
daerah lainya di Indonesia.
Tarian Lala dan Kene : kedua tarian ini merupakan traian khas negeri gamrange
yang sering di pentaskan ketika ada acara acara local yang dianggap umum dan
tarian ini diperagakan oleh pasangan muda mudi sbagai tarian pergaulan
masyarakat gamrange.
Tarian Cakalele : tarian ini merupakan sebuah tarian perang yang dimiliki oleh
Provisnsi Maluku Utara secara keseluruhan tarian dimainkan oleh laki laki karena
tarian ini melambangkan keperkasaan angkatan perang pasukan kesultanan di
jazirah Moloku Kieraha tarian ini sering dipereagakan ketika penjemputan tamu
tamu istimewa dan lain lain. Seni dan budaya ini selalu ada ketika ada acara
selalu ditampilakan.
Grand Design 8
Buah Kelapa Tua dalam bentuk apa saja tergantung pada keinginan para
peminat yang ingin berkunjung. Foto terlampir
6. Pemasaran Pariwisata
a. Transportasi Darat
Jalan dan jembatan merupakan prasarana pendukung alur antar moda cukup
berpengaruh pad ape,mbangunan kawasan pariwisata dalam rangka
mendukung pariwisata maka diperlukan jalan yang berkualitas maka di tahun
2018 akan akan meningkatkan usaha pembangunan Jalan Negara yang
menghub ungkan antara kawasan Kota Weda Wairo sebagai Lintasa
Kaewasan Wisata yang cukup baik dengan kapasitas jalan 26 Km dalam
kondisi baik, sedangkan Jalan Dari Kota Weda menuju Kecamatan patani
sebagai kawasan terluar di tahun 2018 telah dibangun ruas jalan sepanjang
24 Km tambahan di tahun 2019 menjadi 54 Km
b. Transportasi Laut
Grand Design 9
c. Transportasi Udara
Kabupaten Halmahera Tengah saat ini memiliki 3 buah lapangan terbang
yaitu :
(1) Pulau Gebe dengan landasan berukuran (900 x 22 meter) yang dapat
dilewati oleh pesawat Merpati jenis Cassa, dengan frekwensi
penerbangannya dua kali seminggu dengan kapasitas 24 penumpang,
dengan rute penerbangan Ternate – Pulau Gebe.
(2) lapangan terbang di desa Lelilef merupakan lapangan terbang PT. Weda
Bay Nickel yang dikhususkan untuk kegiatan pertambangan. Kedepan
direncanakan dapat ditingkatkan statusnya untuk dapat melayani
kepentingan umum. Lapangan terbang ini memiliki landasan dengan
ukuran 900 x 22 meter yang dapat dilewati oleh pesawat Merpati jenis
Cassa. Frekuensi penerbangannya 1 kali seminggu dengan kapasitas 24
penumpang dengan rute penerbangan Ternate – Weda – Gebe (PP).
(3) Bandara Kota Weda saat ini telah dibangun untuk melayani kawasan
Halmahera bagian selatan dan kawasan kota weda hingga wilayah Oba
Kota Tidore kepulauan dan Raja Ampat sebagai kawasan penyangga
Pembangunan sarana air bersih di Kabupaten Halmahera Tengah saat ini baru
pada tahap menyiapkan perangkatnya. Tahun 2017 telah dibentuk institusinya
melalui peraturan daerah. sumber air untuk kabupaten Halmahera tengah
sangat berlimpah terutama di Wilayah Patani air bawa tanah dan sungai
dengan debit rata diatas 76 liter/detik.
Grand Design 10
e. Keamanan dan ketertiban.
Keamanan dan ketertiban di wilayah ini sangat ideal dilihat dari Angka
Kriminalitas sangat kecil dibandingkan dengan daerah ini di Maluku utara.
Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi berapa tindak kriminalitas untuk
berbagai kategori seperti curanmor, pembunuhan, pemerkosaan, dll terbanyak
hanya 7 sd 11 kasus.
Grand Design 11
Belahan Kabupaten Halmahera Tengah berada pada simpul pulau Halmahera
tentunya memiliki keunggulan komparatif baik dari segi kelautan maupun dari segi
wisata alam. Kawasan ini memiliki garis pantai sangat ideal yang di lilit oleh pulau
pulau kecil yang sangat eksotis, kawasan ini memilik 70 % alam laut yang alami
dayadukung budaya yang masih tetap terjaga, hal ini tentu merupakan potensi
wisata yang harus di kembangkan terus menerus guna dapat mendorong
pembangunan ekonomi daerah menuju pembangunan nasional secara ideal
1. Wilayah Tengah memiliki potensi pariwisata luar biasa seperti daerah daerah
lain di indonesia misalnya Bali, NTB, Raja Ampat, Wakatobi,dll. Dilihat dari letak
posisi kabupaten Halmahera tengah yang berada pada tepian Lautan Pasifik
juga memiliki potensi wisata alam yang jika di kembangkan secara baik
tentunya akan berdampak pada pertumbuhan pembangunan di daerah dimana
wilayah ini memiliki potensi ikutan sungguh sangat luar biasa.
2. Wilayah Kab. Halmahera Tengah memiliki gugus pulau dari utara yang
membujur ke wilayah selatan bersentuhan langsung dengan Kawasan Wisata
Nasional Raja Ampat tidaklah naïf bila keunggulan ini dapat rangkai dan terus
dipacu maka secara keseluruhan atar moda yang dikenal dengan POROS
MARITIM akan terinteraksi antar wilayah akan lebih elegant. Karena pulau di
wilayah ini memiliki khasanah yang khas dan daya sensasi alam yang indah
karena memiliki bujuran garis pantai yang dangkal dengan berpasir putih juga
masih alami, salah satu pantai indah di Pulau Gebe namanya pantai Umere,
pulau ini memiliki hasil pertambangan nikel terbesar ketika Perusahaan
Tambang Milik Negara (PT. Aneka Tambang) masih beroperasi pulau ini sangat
ramai dikunjungi orang dari berbagai suku di Indonesia dan kawasan ini sangat
berdekatan dengan Raja Ampat.
3. Pulau Halmahera di wilayah timur kawasan administrasi Halmahera Tengah,
juga memiliki desa desa yang berderet di sepanjang tanjung yang menjorok
kelautan pasifik juga memiliki bentangan pantai pasir putih. serta garis pantai
yang cukup panjang terlebih lagi air laut yang dikenal bersih tenang karena
berada pada bentangan bibir lautan pasifik, gugusan pulau juga memiliki
panorama alam dan kandungan hayati yang cukup fariatif seperti Pulau Jiew
Grand Design 12
pulau ini ditempat sejenis burung yang cukup indah dikenal dengan nama
Burung Emas, Pulau Moor yang dikenal dengan tempat hidupnya Penyu
Samudera Pasifik.
4. Wisata pantai dan Panorama alam darat Halmahera tengah memiliki destinasi
wisata Goa Alam yang berada pada wilayah sage Goa ini sungguh sangat indah
karena menjorok ke dasar laut dan memiliki pintu masuk goa yang cukup dalam
dapat dilintasi dengan perahu kecil dan harus menggunakan penerang atau
senter.
5. Talaga Nusliku dan teluk Weda adalah sebuah Talaga yang terangkai bersama
teluk weda yang terlilit oleh bujuran pulau pulau kecil yang sangat indah
dinatarany pulau Imam Pulau Uta, Pulau Pado, P. Batukapal dan lainya.
6. kawasan dan keunggulan pulau pulau yang terintegrasi dengan bentangan
pantai yang indah bila dikembangkan akan berdampak positif terhadap desa
disekitarnya. Dimana Talaga Nusliko dan Pantainya yang berada wilayah
pinggiran Ibukota Kabupaten Halmahera tengah dengan jarak 2 Km kawasan ini
berderet sepanjang teluk Weda memiliki Air laut yang jernih karena kawasan
masih tetap terjaga ekosystemnya.
7. Beberapa Burung endemic seperti burung emas dan burung bidadari adalah
salah satu juga keunggulan wisata alam dan wisata riset dan penelitian karena
Burung Bidadari dan burung emas merupakan burung endemic yang hanya
berada di pulau jiew dan pulau Halmahera burung lianya.
8. Kebudayaan masayarakat Halmahera tengah juga merupakan khasana pearna
untuk menjadikan tujuan wisata. Seperti halnya masih terjaganya tradisi
Fagogoru yang merupakan keunggulan komperatif kearifan local masyarakat
terajlin sangat baik hingga memiliki filofi Baku Sayang, Baku, Rasai, artinya
saling menyayangi, saling menghargai, dengan budaya tradisi yang cukup
tersedia adalah Tradisi Fanten, Tarian Cokaiba, Tarian Lalayon dll,
9. Kearifan Lokal ketrampilan masyarakat lainya tidak kalah penting dalam ikut
mewarnai wilayah ini menjadi wilayah yang memiliki potensi ekonomi kreatif
yang tinggi kreatifitas masyarakat anatar lain adalah pembuatan Tembikar dari
daun pandan, pembuatan cendera mata khas Fagogoru, serta kuliner dan
cemilan khas Halmahera tengah cukup untuk disajikan.
Grand Design 13
10. Masyarakat Halmahera tengah sangat mendukung kepariwisataan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan lokal yang dapat memacu pengembangan
kawasan wisata secara berkelompok dimana program-program kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah Festival Teluk Weda, Festifal Goa Boki Maruru, Lomba
Tarian Daerah dll,
Semakin banyaknya pengunjung yang tiap pekannya pergi ke pantai Bongo telah
berdampak langsung pada ekonomi masyarakat di desa bonebaru, salah satu
contohnya, ibu Risna yang pada setiap hari minggu atau hari-hari libur nasional
dapat berjualan makanan dan minuman di sekitar pantai bongo, hal ini tentu saja
meningkatkan pendapatan bagi keluarganya.
Jika pengembangan-pengembangan berkelanjutan dan dapat dilakukan secara
merata pada seluruh obyek wisata yang ada di kabupaten Halmahera tengah tentu
akan mempunyai pengaruh positif pada peningkatan pendapatan asli daerah serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, baik pada sektor
perdagangan, hotel, dan restoran maupun pada industri pengolahan serta dapat
meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat di daerah kab. Halmahera tengah
Grand Design 14
Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata dan perbatasan di Kabupaten
Halmahera Tengah terbagi dalam 3 (tiga) simpul kawasan pengembangan
Pariwisata antara lain :
SIMPUL I CULYEFO
Grand Design 15
Ternate langsung ke Destinasi Wisata wilayah Pinggiran Pasifik
Ternate – Pulau Gebe dengan penerbangan waktu tempuh 20 menit
GERBANG PASIFIK
Pulau Gebe-Pulau Yoi 7 ML waktu tempuh 20 menit,
Pulau Gebe- Pulau Sains – 24 ML wkt tempuh 1.40 menit
PASIFIK PARK
P. Gebe- Pulau Moor jarak 28 ML waktu tempuh 1.45 menit
P. Gebe – Pulau Uta jarak 18 ML waktu tempuh 1 jam
P. P. Pebe- Tanjung Ngolopopo 31 ML waktu tempuh 2 jam
P. Gebe – Gemia 35 ML jarak tempuh 2.25 menit
Gemia – P Jiew (Pulau terluar) 35 ML wkt tempuh 2.10 menit
a. Simpul Pasifik Park dan Gerbang Pasifik
Pembangunan kedua kawasan ini berdasarkan struktur dan kondisi kawasan
yang berada pada lintasan perbatasan laut pasifik dengan Negara Kepulauan
Palau dan Negara Negara di bujuran samudera lainya dimana kawasan
pinggiran Indonesia ini memiliki sumberdaya laut dan darat yang cukup
melimpah maka untuk lebih berdaya guna maka Kawasan ini sangat layak
dibentuk sebagai kawasan riset dan penelitia archipelago samudera pasifik
dengan ikutanya adalah wisata bahari dan alam lainya. Untuk lebih efisien
dan efektif dalam pengembangan kedua kawasan ini ciperlukan sentuhan
alami dengan cakupan program/kegiatan (daftar terlampir)
Grand Design 16
kawasan pinggiran perbatasan antar Negara merupakan konsep dasar Presiden
dalam membangun Poros Maritim agar mewujudkan pembangunan kawasan
terpadu melalui pengembangan kawasan tumbuh yang berada diperbatasan
pasifik dengan terbentuknya Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2015 cukup
untuk menjadikan dasar dalam mengurangi disparitas kawasan antar wilayah
agar terwujudnya percepatan pembangunan diwilayah khusuusnya wilayah
Pinggiran Perbatasan anatara lain kecamatan patani, kecamatan patani utara
dan kecamatan pulau gebe dan pulau pulau disekitarnya agar terangkai
menjadi satu simpul terluar di kawasan Halamhera tengah untuk terus bergerak
sesuai amanah rencana strategis nasional melalui system pengembangan
ekonomi wilayah terluar dengan kawasan bersinggungan dapat terintegrasi dan
sinergi dengan program nasional”, untuk mencapai sasaran ini maka kebijakan
jangka pendek dan jangka menengah akan diarahkan pada upaya dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi inward looking menjadi outworking dimaknai kedalam.
Grand Design 17
laut untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata terutama yang
erat kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan pariwisata.
9. Mengembangkan dan peningkatan kualitas sistim transportasi udara.
10. Mengembangkan dan peningkatan kawasan pariwisata di wilayah perkotaan
khusunya ibukota kabupaten.
11. Mengembangkan potensi wilayah khusunya air bersih untuk mendukung
kawasan pariwisata
12. Mengembangkan seni budaya masyarakat untuk mendukung pariwisata
13. Mengembangan Ekonomi kreatif masyarakat untuk peningkatan usaha
produktif dalam mendukung pariwisata.
14. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan usaha ekonomi kreatif masyarakat
15. Mengembangan sarana prasarana seni dan budaya masyarakat
16. Pengembangan Sarana dan prasarana gedung kreatif bagi pemuda dan
pencinta seni masyarakat
Grand Design 18
9. Lemahnya aspek permodalan dan perdagangan
c. Hambatan
a) Kondisi fisik wilayah Insfrastruktur jalan trans Halmahera yang dikenal dengan
ring road Halmahera menuju Kecamatan Weda Utara ke Kecamatan patani
dimana obyek wisata kawasan ini yang dikenal dengan PASIFIK PARK masih
belum dapat di katakan baik, karena ruas jalan di bentangan tanjung
Halmahera ini belum terbangun secara menyeluruh sebagian telah diaspal.
b) Masih belum adanya kesadaran masyarakat dalam melestarikan potensi wisata
yang dimiliki karena system pengembangan kawasan wisata belum bergerak
akibatnya hutan bakau dan laut masih melakukan pemboman ikan di pulau
pulau kecil yang tersembunyi dari pengawasan.
c) Keelokan Adat dan budaya yang dimiliki merupakan polengkap daerah tujuan
wisata Halmahera tengah belum tergali secara menyeluruh dimana komunitas
adat terpencil seperti suku tagutil dll belum tertata secara baik.
d) Kondisi Pembangunan sarana dan prasarana pendukung yang tersedia pada
obyek wisata belum memadai seperti kamar mandi, tempat sampah dan toilet,
pondokan-pondokan yang masih tradisional, serta wahana-wahana hiburan
misalnya banana boat, alat selam, speed boat dan wahana pendukung lainnya.
Grand Design 19
e) Program srategi pengembangan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan
kabupaten Halmahera tengah memiliki keterbatasan penganggaran,
dikarenakan lemahnya dukungan ketertarikan investor untuk pengelolaan
kepariwisataan Halmahera.
f) Peran pemerintah pusat dalam mendukung/mengembangkan potensi wisata di
daerah kabupaten halmahera tengah masih sangat minim.
g) Infrastruktur wilayah khusunya jalan trans Halmahera yang dikenal dengan
ring road Halmahera dari Kota Weda – Kec. Patani dimana obyek wisata
kawasan ini ditetapkan sebagai PASIFIK PARK belum terbangun secara
menyeluruh.
h) Masih belum adanya kesadaran masyarakat dalam melestarikan potensi wisata
yang dimiliki karena system pengembangan kawasan wisata belum bergerak
akibatnya potensi wisata hutan bakau dan laut masih lemah Karen masih
terjadi pemboman ikan di pulau pulau kecil yang tersembunyi dari
pengawasan.
i) Keelokan Adat dan budaya yang dimiliki merupakan polengkap daerah tujuan
wisata Halmahera tengah belum tergali secara menyeluruh dimana komunitas
adat terpencil seperti suku tagutil dll belum tertata secara baik.
j) Sarana dan prasarana pendukung belum tersedia di obyek wisata seperti
kamar mandi, tempat sampah dan toilet, pondokan-pondokan yang masih
tradisional, serta daya dukung wahana-wahana hiburan misalnya banana boat,
alat selam, speed boat, tali peluncur selvi dan wahana pendukung lainnya.
k) Program srategi pengembangan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan
kabupaten Halmahera tengah memiliki keterbatasan penganggaran,
dikarenakan lemahnya dukungan masyarakat dan ketertarikan investor untuk
pengelolaan pariwisata.
l) Peran pemerintah pusat dalam mendukung/mengembangkan potensi wisata di
daerah kabupaten halmahera tengah masih sangat minmi
Grand Design 20
Dalam rangka pencapaian program Pengembangan Kawasan Pariwisata
Halmahera Tengah dalam mendorong Ketiga Simpul Kawasan Pengembangan
adalah :
a. Simpul Culeyefo sebagai Destinasi Pariwisata Nasional
1. Agenda Pemerintah Daerah tahun 2018
Ulang tahun Pemda Halteng dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2018
Dengan rangkaian kegiatan al :
1). Festifal Fagogoru
Ekspedisi Trikora di Lintasan Weda Patani Gebe raja ampat
Fanten adalah kegiatan kebudayaan 3 negeri Fagogoru yaitu Maba,
(Halmahera Timur Patani dan Weda (Halmahera tengah) acara ini
agendanya mengikuti hari lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.
Atraksi seni dan budaya di Teluk Weda atau dikenal dengan Delek
Culeyefo
Atraksi Olah raga air
Lomba Dayung perahu adat juanga
Lomba Race Jet Ski di teluk weda dan telaga Nusliko.
Lomba Bakar Ikan
Lomba kuliner khas Halmahera Tengah
Lomba Mancing
Lomba seni budaya.
Grand Design 21
Hamahera Tengah maka di harapkan Kementerin Pariwisata Republik
Indonesia dapat mengambil momentum ini sebagai Agenda Nasional
karena kegiatan ini sudah menjadi target utama pengembangan
kawasan pariwisata oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati Halmahera
Tengah, maka diharapkan partisipasi Pemetintah pusat melalui
Kementrian Pariwisata sangatlah penting agar pembobotan acara ini
lebih luas dan kemeriahan acara ini dapat tercapai.
2. SARAN
Grand Design 22
Dalam rangka menempatkan frame batas laut Negara Republik Inonesia dalam
memposisikan sebagai negara yang berada di trans pasifik untuk mencegah
gejolak ekonomi dunia maka disarankan kepada Pemerintah pusat melalui
Kementrian Pariwisata mengambil untuk mengsinergikan konsep
pembangunan Gugus pulau dan pengembangan kawasan pinggiran Negara
harus terus di pacu agar permasalahan klasik yang selama ini terjadi di
masyarakat yang berada di wilayah pinggiran dapat menikmati pembangunan
secara utuh, bila perhatgian pemerintah dalam mengembangkan wilayah
pesisi pada lintasan poros maritime ini tidak memberikan dampak yang elok,
maka dikayikini akan terjadi disparitas kawasan akan lebih terbuka.
XII. Penutup
MOHAMMAD A. ADAM, SE
NIP. 196421110210201
Grand Design 23