I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
disebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, dan disebelah
Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Hindia.
Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah rawan
dengan potensi kebencanaalaman / bencana, meliputi tsunami, gempa
bumi, banjir, dan longsor.
Khusus potensi bencana alam gempa bumi, longsor dan banjir perlu
penanganan yang serius dan lebih baik terhadap lahan – lahan kritis di
dalam kawasan hutan dan diluar kawasan hutan. Hal ini telah dijabarkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012 – 2016 dan Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 – 2033.
Kondisi geografis Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki
kekayaan potensi alam hampir di semua bidang, dengan yang paling
menonjol adalah di bidang Pariwisata dan bidang Kelautan dan Perikanan
sehingga Kabupaten Tapanuli Tengah terpilih sebagai salah satu pilot
project Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap di Indonesia dan di
bidang Pariwisata dan Kebudayaan dengan brand image Negeri Wisata
Sejuta Pesona namun disisi lain besarnya potensi kekayaan alam
Kabupaten Tapanuli Tengah tidak sebanding dengan kondisi infrastruktur
dan sumber daya manusia yang ada sehingga Kabupaten Tapanuli Tengah
merupakan salah satu Daerah Tertinggal di Indonesia.
Seiring dengan percepatan pembangunan yang dilaksanakan di
Kabupaten Tapanuli Tengah maka pada tahun 2014 dKabupaten Tapanuli
Tengah telah keluar dari kategori daerah tertinggal di Indonesia menjadi
daerah kabupaten yang berdaya saing untuk mengejar ketinggalannya
dengan daerah kabupaten / kota lain yang sudah lebih dahulu maju.
2
tergolong beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari – Desember 2013,
suhu udara maksimum dapat mencapai 31,94ºC dan suhu minimum
mencapai 21,38ºC. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah
tahun 2013 adalah 26,35ºC. Pada tahun 2013, curah hujan rata-rata 10,70
mm, hari hujan 223,00 hari, kecepatan angin rata-rata 5,67 knot dan
penguapan rata-rata 4,88 mm. Kelembaban udara rata-rata 82,00%.
Potensi hidrologi di Kabupaten Tapanuli Tengah sangat penting untuk
menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan air minum, irigasi,
transportasi, dan untuk kepentingan lainnya.
Wilayah Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh 6 (enam) Daerah Aliran
Sungai (DAS) besar, yaitu DAS Tapus, DAS Aek Sirahar, DAS Lae
Chinong, DAS Aek Sibundong, DAS Aek Kolang, dan DAS Batang Toru.
Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara
ke Pantai Barat Sumatera Utara di wilayah administratif Kabupaten
Tapanuli Tengah. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit
tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas
yang memiliki kapasitas daya listrik 50 MW dan untuk air minum, steiger /
dermaga perhubungan laut, tempat sandar kapal perikanan maupun irigasi
yang mendukung pertanian.
Berdasarkan citra lansat untuk pemetaan wilayah Kabupaten Tapanuli
Tengah yang dilaksanakan pada tahun 2009 bahwa jenis penggunaan
lahan di Kabupaten Tapanuli Tengah menurut persentasenya dapat dibagi
atas :
3
2. Perkebunan besar dengan jenis komoditi kelapa sawit oleh perusahaan
swasta dan yang diusahakan oleh rakyat, perkebunan Karet Rakyat,
Perkebunan Kakao Rakyat dan Perkebunan Kelapa Rakyat. Khusus
perkebunan Kelapa Sawit yang berlokasi di Kecamatan Manduamas
dan Sirandorung sebesar 2,87 %. Pada tahun 2012 ini terjadi
peningkatan investasi budidaya Perkebunan Kelapa Sawit oleh
perusahaan swasta / investor di wilayah Kecamatan Sirandorung,
Kecamatan Kolang, Kecamatan Pinangsori, dan Kecamatan Lumut.
3. Perkebunan Rakyat dengan jenis komoditi karet, kelapa, dan kelapa
sawit penggunaannya mencapai 39,71 %. Pada tahun 2012 ini terjadi
sedikit alih fungsi kepemilikan lahan antara perkebunan rakyat dengan
investor dan pembukaan baru perkebunan rakyat oleh para petani
seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan
pembukaan infrastruktur jalan kabupaten.
5. Hutan berupa hutan belukar, hutan lebat, hutan Sitorogom dan hutan
rawa yang berlokasi tersebar pada seluruh kecamatan dengan luas
96.386 Ha (43,9 %). Pada tahun 2012 ini terjadi perubahan terhadap
penggunaan lahan di kawasan hutan dan kawasan budidaya. Adanya
pembukaan permukiman baru, penggarapan, dan perambahan hutan
menyebabkan terjadinya degradasi hutan termasuk adanya lahan kritis
yang perlu dioptimalkan pengelolaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan dibutuhkan ketegasan dan keseriusan seluruh pihak dalam
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
4
6. Danau Pandan yang terletak di Kecamatan Pinangsori dengan luas 245
Ha (0,11 %) yang merupakan salah satu obyek wisata dan sumber
daya air di Kabupaten Tapanuli Tengah.
5
PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2012 dibanding tahun 2011
untuk ADHB 0,015 dan ADHK 0,045.
Pada tahun 2013 lapangan usaha yang paling banyak mengalami
peningkatan menyerap tenaga kerja di perusahaan swasta di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah industri kilang es batu dan pengolahan perikanan.
Pada makro ekonomi bahwa sektor Pertanian masih mendominasi
sebesar 38,80 % dalam PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2013 di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar Harga Berlaku di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2013 adalah sebesar 3.304.281,30 juta
rupiah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar Harga Konstan
tahun 2000 pada tahun 2013 di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah
sebesar Rp. 1.447.374,30 juta rupiah.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih belum
proporsional dengan penyerapan tenaga kerja sehingga ke depan melalui
percepatan pembangunan “Minapolitan, Negeri Wisata Sejuta Pesona”
yang berbasis kawasan dan terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya
(lintas sektoral) akan dapat mengatasi hal itu.
6
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2016 sebagai tahun kelima RPJMD Kabupaten Tapanuli Tengah.
Visi
Visi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah :
“Mewujudkan Masyarakat Tapanuli Tengah yang Maju, Sejahtera, dan
Bermartabat”.
Misi
1. Percepatan pembangunan melalui peningkatan pembangunan
infrastruktur.
7
kurang produktif, dan atau kritis perlu dikelola dengan baik untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, ketahanan pangan dan
pada akhirnya perluasan lapangan kerja akan dapat menanggulangi
persoalan kemiskinan dan ketertinggalan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Peningkatan pelayanan dasar / pelayanan publik menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah yang tertuang dalam
misi kedua, yaitu Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan
publik, serta menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih (good
governance and clean governance) serta berwibawa. Namun kurangnya
alokasi pendanaan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dibandingkan dengan
luas wilayah administratif Kabupaten Tapanuli Tengah meliputi daratan Pulau
Sumatera dan 31 pulau-pulau kecil, besarnya potensi daerah yang telah
diusahai namun sebagian besar masih minim bagi hasil ke daerah, faktor
jumlah penduduk dan jumlah PNS plus besarnya Indeks Kemahalan
Konstruksi (sebesar 97,36 persen).
8
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saatBupati Tapanuli Tengah
berjumpa dengan Menko Kesra dan Menteri Parikeraf di Sumatera Utara
dan sebagai undangan dalam Acara Puncak Sail Komodo 2013 di
Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur pada tanggal 14 September 2013.
9
berlokasi di Kecamatan Sarudik, Kawasan Zona Pendukung di PPI
Labuan Angin Kecamatan Tapian Nauli, TPI Sorkam Barat di Kecamatan
Sorkam Barat, TPI Lubuk Tukko di Kecamatan Pandan dan TPI Barus di
Kecamatan Barus, sedangkan Kawasan Zona Pengembangan berada di
Kecamatan Manduamas, Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan
Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Kecamatan Kolang, Kecamatan
Badiri dan Kecamatan Sibabangun.
Karet
Kelapa Sawit
Pada tahun 2013, luas tanaman Kelapa Sawit Rakyat adalah 3.416,80
Ha dengan produksi 5.792 ton.
Selain itu terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah Perusahaan
Perkebunan terdiri atas PMDN sebanyak satu perusahaan yaitu PT.
Sinar Gunung Sawit Raya yang memiliki Pabrik Minyak Kelapa Sawit
(PMKS) dengan kapasitas 40 ton per jam dan Perkebunan Kelapa Sawit
ribuan hektar di Kecamatan Manduamas, Kecamatan Sirandorung dan
Kecamatan Andam Dewi. Selanjutnya PMA sebanyak satu perusahaan
yaitu PT. Cahaya Pelita Andhika yang akan membangun PMKS dengan
kapasitas 40 ton per jam menghasilkan Minyak Sawit dan Inti Sawit dan
memiliki Perkebunan Kelapa Sawit ribuan hektar di Kecamatan Badiri,
Kecamatan Lumut dan Kecamatan Pinangsori. Selanjutnya terdapat 4
10
(empat) perusahaan PT Non Fasilitas yang memiliki ribuan hektar
perkebunan Kelapa Sawit dan khusus PT. Nauli Sawit yang memiliki
PMKS di Kecamatan Sirandorung dengan kapasitas 45 ton per jam
upgrade 90 ton per jam dan perkebunannya terdapat di Kecamatan
Sirandorung, Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Pinangsori.
Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tapteng Anugerah Sawit terdapat di
Kecamatan Kolang, Perkebunan Kelapa Sawit PT. Fajarindah Anindya
terdapat di Kecamatan Lumut dan Kecamatan Sibabangun. Adapun PT.
Bintang Sawit Pratama di Kecamatan Sibabangun memiliki PMKS Mini
dengan kapasitas 5 ton per jam.
Total produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Tapanuli Tengah oleh
perusahaan swasta mencapai diatas 150.000 ton dengan investasi
keseluruhan diatas satu trilyun rupiah.
Kakao
Kelapa
Pada tahun 2013, luas lahan yang ditanam Kelapa di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah 5.783 Ha dan produksinya 5.076,50 ton.
Kopi
Pada tahun 2013, luas tanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Tengah
adalah 135,00 Ha dengan produksi 54,80 ton.
d. Sektor Industri
Industri berbasis produksi komoditi unggulan Perkebunan di Kabupaten
Tapanuli Tengah yang eksis saat ini yaitu Pabrik Crumb Rubber dan
Pabrik Minyak Kelapa Sawit.
Saat ini dikembangkan Kawasan Labuan Angin di Kecamatan Tapian
Nauli Kab. Tapanuli Tengah sebagai peruntukan Kawasan industri
Terpadu yang diplot dalam Raperda RTRW Provinsi Sumatera Utara
sebagai salah satu Kawasan Strategis Ekonomi di Provinsi Sumatera
11
Utara dan diusulkan untuk salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
di Indonesia.
Padi
Palawija
Hortikultura
Buah - buahan
Luas panen dan produksi beberapa komoditi unggulan Buah-buahan di
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2013adalah :
1. Durian : produksi 31.467 ton.
2. Jeruk : produksi 155 ton.
3. Mangga : produksi 2.418 ton.
4. Manggis : produksi 51,00 ton (data tahun 2010).
12
5. Pisang : produksi 1.686 ton.
6. Duku/Langsat : produksi 54,00 ton.
7. Rambutan : produksi 1.721 ton.
8. Sawo : produksi 157,40 ton (data tahun 2010).
9. Pepaya : produksi 975 ton.
10. Alpokat : produksi 79,70 ton (data tahun 2010).
11. Jambu Air : produksi 90 ton.
Peternakan
Hewan Ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun
2009 meliputi Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Babi, Itik, Ayam
Kampung, Ayam Ras Petelur dan Ayam Ras Pedaging. Berdasarkan
data tahun 2011, banyaknya ternak yang dipotong yaitu :
1. Sapi : 2.314 ekor.
2. Kerbau : 9.364 ekor.
3. Kambing : 16.062 ekor.
4. Domba : 1.537 ekor.
5. Babi : 111.904 ekor.
6. Itik : 15.430 ekor.
7. Ayam Kampung : 655.080 ekor
8. Ayam Ras Petelur : 15.375 ekor
9. Ayam Ras Pedaging : 29.187 ekor.
13
II. DATA PENDUKUNG KABUPATEN TAPANULI TENGAH
14
III. PEMBANGUNAN PELABUHAN KARGO LAUT OSWALD SIAHAAN DI
KAWASAN LABUAN ANGIN KECAMATAN TAPIAN NAULI DAN
PELABUHAN LAUT BARUS KECAMATAN BARUS, KABUPATEN TAPANULI
TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA
15
Nasional serta mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Pulau Sumatera.
Keberadan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan untuk tahap pertama
ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan dengan telah disusunnya Master
Plan dan Detail Engineering Design (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Labuan
Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah mendukung Misi
pertama Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012 – 2016, yaitu Percepatan
pembangunan melalui peningkatan pembangunan infrastruktur, dengan
percepatan sub bidang Perhubungan Laut khususnya percepatan
pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin,
Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Keberadaan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kabupaten Tapanuli Tengah selain telah diplotting sebagai Kawasan
Strategis Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara juga mendukung keberadaan
Pelabuhan Internasional Hub PKW Sibolga. Pengembangan fasilitas
transportasi laut khusus kargo sangat memungkinkan di Kawasan Labuan
Angin karena pertimbangan posisi strategis geografis, alur laut, keamanan
dan kenyamanan, ketersediaan lahan dan pengembangan infrastruktur
pendukungnya.
Pengembangan Kawasan Labuan Angin sebagai Kawasan industri
Terpadu di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara diharapkan akan memberi
nilai tambah dan efek berganda processing komoditi unggulan kawasan dan
kemudahan aksesibilitas transportasi darat dan transportasi laut. Jarak area
industri ke Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan adalah 3 – 10 km.
Adapun keberadaan pembangunan Pelabuhan Laut Barus di
Kecamatan Barus memiliki nilai strategis, yang mana daerah tersebut
merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Cagar Budaya/ Sejarah/
Religi, yaitu Barus sebagai tempat pertama kali agama Islam dan agama
Kristen masuk ke Indonesia, yang dibuktikan dengan berbagai situs
peninggalan sejarah seperti Makam Papan Tinggi dan Makam Mahligai di
Kecamatan Barus Utara. Selain itu, dari Barus juga diawali masuknya agama
Kristen hingga masuknya Nommensen selanjutnya. Pembangunan
16
Pelabuhan Barus dimulai tahap pertama pada tahun 2014 dan diharapkan
pada tahun 2016 terus dilanjutkan untuk persiapan pembangunan dermaga
hingga tahap pembangunan trestle dermaganya.
17
Angin sesuai dengan Master Plan dan DED pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Labuan Angin Kab. Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
Utara serta Rencana Induk yang disusun oleh Ditjen Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Selain itu, percepatan
pembangunan Pelabuhan Barus di Kec. Barus akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah Barus dan sekitarnya yang memiliki posisi
strategis berbatasan dengan kecamatan lain dan dekat dengan
kabupaten kota lain selain bagian Baratnya menghadap ke Samudera
Hindia.
2. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat dan pelaku ekonomi terhadap
pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut, yaitu keberadaan
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin Kec.
Tapian Nauli dan Pelabuhan Barus Kec. Barus Kabupaten Tapanuli
Tengah guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah
mengacu pada tatanan kepelabuhanan dan alur pelayanan yang diplot
pada RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara dan RTRW
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013-2033.
3. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi laut
pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan untuk
mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi
laut Pelabuhan kargo Oswald Siahaan maupun Pelabuhan Barus.
4. Mewujudkan daya saing pertumbuhan investasi dan ekonomi Indonesia
melalui peningkatan infrastruktur perhubungan laut di Kawasan Pantai
Barat Provinsi Sumatera Utara khususnya dan Samudera Hindia, Koridor
Pulau Sumatera dalam MP3EI pada umumnya.
18
Pada tahun 2008 dilaksanakan pembangunan tahap pertama
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai
anggaran sebesar Rp. 20.000.000.000,00 untuk penimbunan lahan darat
seluas 50 m x 70 m dan pekerjaan pembangunan Trestle A yaitu 43,00 m x
53,00 m.
Pada tahun 2009 dilaksanakan pembangunan tahap kedua Pelabuhan
Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai anggaran
sebesar Rp. 5.000.000.000,00 untuk penimbunan lahan darat seluas
50,00 m x 70,00 m.
Pada tahun 2010 dilaksanakan pembangunan tahap ketiga Pelabuhan
Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai anggaran
sebesar Rp. 5.000.000.000,00 untuk pengadaan dan angkutan tiang
pancang diameter 50,80 cm dengan volume 1.976.347,83 kg.
Pada tahun 2011 dilaksanakan pembangunan tahap keempat
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai
anggaran sebesar Rp. 7.000.000.000,00 untuk pekerjaan Trestle A yaitu
35,20 m x 5,00 m.
Pada tahun 2012, berdasarkan hasil koordinasi Bappeda Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan Kepala Satuan Kerja Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Labuan Angin, Sumatera Utara bahwa akan dialokasikan
dana sebesar Rp. 7.000.000.000,00 untuk Lanjutan pekerjaan Trestle A yaitu
4,80 m x 5,00 m dan pekerjaan Treste B yaitu 72,40 m x 5,00 m. Selanjutnya
terus dialokasikan anggaran APBN hingga tahun 2013 untuk pembangunan
Pelabuhan Kargo Laut Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pada tahun 2015 ini, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
mengalokasikan anggaran APBN sebesar Rp. 70 milyar untuk percepatan
pembangunan Pelabuhan Kargo Laut Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.
19
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas percepatan pembangunan
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin, Kabupaten
Tapanuli Tengah maka dilaksanakan berbagai percepatan pembanguan
Jalan dan Jembatan menuju lokasi Area Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan
dan Area Industri Terpadu Labuan Angin.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di lokasi Kawasan
Labuan Angin yang telah terbangun adalah sebagai berikut :
1. Jalan Mungkur – PLTU Batubara Labuan Angin sepanjang 10,615 km
dengan jenis permukaan diaspal.
2. Jalan PLTU Batubara Labuan Angin – Simpang IV Pelabuhan Kargo
Oswald Siahaan sepanjang 1,680 km dengan jenis permukaan kerikil.
3. Jalan Simpang IV Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan – Dermaga Kargo
Oswald Siahaan sepanjang 1,000 km dengan jenis permukaan tanah.
4. Jalan Jembatan IV Labuan Angin - Simpang IV Pelabuhan Kargo
Oswald Siahaan (keliling Area Industri Labuan Angin) sepanjang 7,900
km dengan jenis permukaan 0,300 km kerikil dan 7,600 km tanah.
5. Jalan Simpang III Labuan Angin – Desa Labuan Angin II sepanjang 1,500
km dengan jenis permukaan tanah.
6. Jalan Simpang IV Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan – Plaza Expo
Labuan Angin sepanjang 1,700 km dengan jenis permukaan 0,900 km
kerikil dan 0,800 km tanah.
7. Jembatan di Segmen G Kawasan Labuan Angin.
8. Selanjutnya usulan penyelesaian pembangunan Jalan Mungkur menuju
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin Kec.
Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2016 sepanjang 3
km lagi.
20
diselesaikan pengaspalannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui
dana WINRIP (Western Indonesian National Road Improvement Project),
yang dokumen lingkungan hidupnya (UKL – UPL) telah selesai tahun 2011
dan mulai pembanguann 11 km penyelesaian jalan tersebut pada tahun
2015 ini.
Ruas Jalan Nasional Batas Sibolga – Sitahuis, Kab. Tapanuli
Tengah – Batas Kab. Tapanuli Utara direhabilitasi / ditingkatkan secara
bertahap sepanjang 10 km sejak tahun 2012 melalui dana APBN
Kementerian PU.
Adapun ruas Jalan Nasional Sibolga – Pandan – Batas Kabupaten
Tapanuli Selatan sepanjang 36 km sebagai ruas jalan kolektor primer yang
menghubungkan jalan nasional lintas Barat menuju Kawasan Labuan Angin
akan segera direhabilitasi pada tahun 2012 oleh Kementerian PU.
Secara bertahap telah ada perbaikan / rehabilitasi ruas Jalan Nasional
Batas Sibolga – Barus – Manduamas – Batas Kab. Aceh Singkil, Provinsi
NAD melalui dana APBN Kementerian PU.
Ruas Jalan Provinsi yaitu Jalan Sorkam Barat – Barus, Kab. Tapanuli
Tengah dan ruas Jalan Barus – Husor – Pakkat, batas Kab. Humbang
Hasundutan secara bertahap telah dan sedang direhabilitasi dan
ditingkatkan pembangunannya.
Berbagai perbaikan Jalan meliputi Jalan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten menuju dan atau melintasi Kawasan Labuan Angin dengan
kabupaten / kota sekitarnya adalah memperbesar dan mempermudah akses
moda transportasi penumpang dan barang dalam mendukung keberadaan
Kawasan Industri Terpadu Labuan Angin dan aktifitas sosial ekonomi
masyarakat.
21
IV. USULAN PENDANAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN KARGO
LAUT OSWALD SIAHAAN DI KAWASAN LABUAN ANGIN DAN PELABUHAN
BARUS KECAMATAN BARUS, KABUPATEN TAPANULI TENGAH,
PROVINSI SUMATERA UTARA MELALUI APBN TA. 2016
22
V. P E N U T U P
23