Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

PEMBANGUNAN SUB BIDANG PERHUBUNGAN LAUT


KABUPATEN TAPANULI TENGAH

“LANJUTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN KARGO LAUT OSWALD SIAHAAN


DI KAWASAN LABUAN ANGIN KECAMATAN TAPIAN NAULI DAN
PELABUHAN LAUT BARUS KECAMATAN BARUS
KABUPATEN TAPANULI TENGAH, PROVINSI SUMATERA UTARA
MELALUI SUMBER DANA APBN TA. 2016”

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kabupaten Tapanuli Tengah adalah salah satu dari 33 kabupaten /


kota di Provinsi Sumatera Utara, yang wilayahnya berada di Kawasan
Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara. Kondisi geografis Kabupaten
Tapanuli Tengah berada pada posisi koordinat 1°11’00” - 2°22’0” LU dan
98°07’ - 98°12’ BT dengan luas wilayah 6.194,98 km² meliputi 2.194,98 km²
luas daratan dan 4.000 km² luas laut. Sebagian besar wilayah administrasi
Kabupaten Tapanuli Tengah berada di Pulau Sumatera dan sebagian lagi
merupakan 31 (tiga puluh satu) pulau-pulau kecil, dengan pulau yang
terbesar adalah Pulau Mursala dengan luas ± 8.000 Ha, memiliki panorama
alam yang sangat indah meliputi air terjun yang langsung jatuh ke laut,
terumbu karang dan hutan Pulau Mursala. Kabupaten Tapanuli Tengah
memiliki panjang garis pantai ± 200 km dan salah satu daerah maritim di
Pantai Barat Sumatera Utara.
Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki hamparan gunung, pantai, laut,
dan sungai yang dikenal dengan GUPALA dengan wilayah yang
berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam), disebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli
Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat,

1
disebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, dan disebelah
Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Hindia.
Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah rawan
dengan potensi kebencanaalaman / bencana, meliputi tsunami, gempa
bumi, banjir, dan longsor.
Khusus potensi bencana alam gempa bumi, longsor dan banjir perlu
penanganan yang serius dan lebih baik terhadap lahan – lahan kritis di
dalam kawasan hutan dan diluar kawasan hutan. Hal ini telah dijabarkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012 – 2016 dan Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 – 2033.
Kondisi geografis Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki
kekayaan potensi alam hampir di semua bidang, dengan yang paling
menonjol adalah di bidang Pariwisata dan bidang Kelautan dan Perikanan
sehingga Kabupaten Tapanuli Tengah terpilih sebagai salah satu pilot
project Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap di Indonesia dan di
bidang Pariwisata dan Kebudayaan dengan brand image Negeri Wisata
Sejuta Pesona namun disisi lain besarnya potensi kekayaan alam
Kabupaten Tapanuli Tengah tidak sebanding dengan kondisi infrastruktur
dan sumber daya manusia yang ada sehingga Kabupaten Tapanuli Tengah
merupakan salah satu Daerah Tertinggal di Indonesia.
Seiring dengan percepatan pembangunan yang dilaksanakan di
Kabupaten Tapanuli Tengah maka pada tahun 2014 dKabupaten Tapanuli
Tengah telah keluar dari kategori daerah tertinggal di Indonesia menjadi
daerah kabupaten yang berdaya saing untuk mengejar ketinggalannya
dengan daerah kabupaten / kota lain yang sudah lebih dahulu maju.

2. Kondisi Topografi dan Hidrologi Kabupaten Tapanuli Tengah


Kondisi topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar
berbukit – bukit, dengan ketinggian 0 - 1.266 meter di atas permukaan laut.
Sebagian lagi adalah dataran dan terdapat banyak daerah aliran sungai
(DAS).
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
berbatasan dengan laut sehingga berpengaruh pada suhu udara yang

2
tergolong beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari – Desember 2013,
suhu udara maksimum dapat mencapai 31,94ºC dan suhu minimum
mencapai 21,38ºC. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah
tahun 2013 adalah 26,35ºC. Pada tahun 2013, curah hujan rata-rata 10,70
mm, hari hujan 223,00 hari, kecepatan angin rata-rata 5,67 knot dan
penguapan rata-rata 4,88 mm. Kelembaban udara rata-rata 82,00%.
Potensi hidrologi di Kabupaten Tapanuli Tengah sangat penting untuk
menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan air minum, irigasi,
transportasi, dan untuk kepentingan lainnya.
Wilayah Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh 6 (enam) Daerah Aliran
Sungai (DAS) besar, yaitu DAS Tapus, DAS Aek Sirahar, DAS Lae
Chinong, DAS Aek Sibundong, DAS Aek Kolang, dan DAS Batang Toru.
Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara
ke Pantai Barat Sumatera Utara di wilayah administratif Kabupaten
Tapanuli Tengah. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit
tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas
yang memiliki kapasitas daya listrik 50 MW dan untuk air minum, steiger /
dermaga perhubungan laut, tempat sandar kapal perikanan maupun irigasi
yang mendukung pertanian.
Berdasarkan citra lansat untuk pemetaan wilayah Kabupaten Tapanuli
Tengah yang dilaksanakan pada tahun 2009 bahwa jenis penggunaan
lahan di Kabupaten Tapanuli Tengah menurut persentasenya dapat dibagi
atas :

1. Sawah tersebar pada seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Sitahuis


sebesar 8,26 %. Pada tahun 2012 ini sudah meningkat seiring dengan
adanya pembuatan cetak sawah baru dalam rangka mendukung
peningkatan ketahanan pangan dan target – target Millenium
Development Goals (MDGs) Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten
Tapanuli Tengah yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD)
MDGs Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah
mendukung program prioritas nasional di bidang Ketahanan Pangan.

3
2. Perkebunan besar dengan jenis komoditi kelapa sawit oleh perusahaan
swasta dan yang diusahakan oleh rakyat, perkebunan Karet Rakyat,
Perkebunan Kakao Rakyat dan Perkebunan Kelapa Rakyat. Khusus
perkebunan Kelapa Sawit yang berlokasi di Kecamatan Manduamas
dan Sirandorung sebesar 2,87 %. Pada tahun 2012 ini terjadi
peningkatan investasi budidaya Perkebunan Kelapa Sawit oleh
perusahaan swasta / investor di wilayah Kecamatan Sirandorung,
Kecamatan Kolang, Kecamatan Pinangsori, dan Kecamatan Lumut.
3. Perkebunan Rakyat dengan jenis komoditi karet, kelapa, dan kelapa
sawit penggunaannya mencapai 39,71 %. Pada tahun 2012 ini terjadi
sedikit alih fungsi kepemilikan lahan antara perkebunan rakyat dengan
investor dan pembukaan baru perkebunan rakyat oleh para petani
seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan
pembukaan infrastruktur jalan kabupaten.

4. Perkebunan tanah kering berupa kebun campuran dan tegalan


mencapai 3,46 %. Pada tahun 2012, terjadi perubahan seiring dengan
optimalisasi perluasan perkebunan dan cetak sawah baru oleh
masyarakat dan badan usaha / pengusaha. Masih ada lahan yang
belum dikelola secara optimal dan terkesan kritis dan atau semi kritis
yang perlu didorong optimalisasi produksi berwawasan lingkungan
hidup.

5. Hutan berupa hutan belukar, hutan lebat, hutan Sitorogom dan hutan
rawa yang berlokasi tersebar pada seluruh kecamatan dengan luas
96.386 Ha (43,9 %). Pada tahun 2012 ini terjadi perubahan terhadap
penggunaan lahan di kawasan hutan dan kawasan budidaya. Adanya
pembukaan permukiman baru, penggarapan, dan perambahan hutan
menyebabkan terjadinya degradasi hutan termasuk adanya lahan kritis
yang perlu dioptimalkan pengelolaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan dibutuhkan ketegasan dan keseriusan seluruh pihak dalam
menjaga kelestarian lingkungan hidup.

4
6. Danau Pandan yang terletak di Kecamatan Pinangsori dengan luas 245
Ha (0,11 %) yang merupakan salah satu obyek wisata dan sumber
daya air di Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Kondisi Demografi Kabupaten Tapanuli Tengah


Kondisi demografi Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu penduduk pada
tahun 2013 berjumlah 324.006 orang dengan kepadatan penduduk 147
orang per km². Jumlah rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah
adalah 71.134 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah
tangga adalah 4,55 orang. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu
50,19% laki-laki dan 49,81% perempuan.

4. Kondisi Makro Ekonomi dan PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah


Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli
Tengah adalah Perikanan / Pertanian (38,80%), Industri (14,20%) serta
Perdagangan, hotel dan Restoran (12,20), Bangunan (5,90%), Keuangan
(3,50%), Angkutan dan Komunikasi (2,50), LGA (0,9%), Tambang dan
Galian (0,6).
Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi,
hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang
dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil
pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa
lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga
keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil
perikanan tangkap dan perkebunan.
Kondisi geografis Kabupaten Tapanuli Tengah yang berbatasan
dengan lautan dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitar Samudera Hindia
menjadi faktor utama berkembangnya perusahaan industri di bidang usaha
yang berbasis komoditas unggulan daerah meliputi perikanan, pariwisata,
perkebunan, dan pertanian serta berbagai lapangan usaha di bidang
perdagangan dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012
sebesar 6,35% diatas Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,22%, dan diatas
rata-rata Nasional sebesar 6,20%. Terjadi peningkatan nilai dan kontribusi

5
PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2012 dibanding tahun 2011
untuk ADHB 0,015 dan ADHK 0,045.
Pada tahun 2013 lapangan usaha yang paling banyak mengalami
peningkatan menyerap tenaga kerja di perusahaan swasta di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah industri kilang es batu dan pengolahan perikanan.
Pada makro ekonomi bahwa sektor Pertanian masih mendominasi
sebesar 38,80 % dalam PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2013 di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar Harga Berlaku di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2013 adalah sebesar 3.304.281,30 juta
rupiah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar Harga Konstan
tahun 2000 pada tahun 2013 di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah
sebesar Rp. 1.447.374,30 juta rupiah.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih belum
proporsional dengan penyerapan tenaga kerja sehingga ke depan melalui
percepatan pembangunan “Minapolitan, Negeri Wisata Sejuta Pesona”
yang berbasis kawasan dan terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya
(lintas sektoral) akan dapat mengatasi hal itu.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, Visi, dan Misi


Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dibentuk melalui Undang-
undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092).
Adapun ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pandan. Dalam
perjalanannya, berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Nomor 9 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Nomor 10 Tahun 2010 bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki 20
kecamatan, 56 kelurahan dan 159 desa.
Visi dan Misi Kabupaten Tapanuli Tengah telah dituangkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2012 – 2016, yang saat ini sebagai pelaksanaan

6
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2016 sebagai tahun kelima RPJMD Kabupaten Tapanuli Tengah.

Visi
Visi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah :
“Mewujudkan Masyarakat Tapanuli Tengah yang Maju, Sejahtera, dan
Bermartabat”.

Misi
1. Percepatan pembangunan melalui peningkatan pembangunan
infrastruktur.

2. Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik, serta


menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih (good
governance and clean governance) serta berwibawa.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kesehatan, pendidikan


dan pengembangan SDM.

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor-sektor unggulan serta


menggali & mengembangkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan
Pariwisata dengan kebijakan pembangunan yang pro rakyat.

5. Menegakkan hukum dan HAM serta penguatan proses demokrasi untuk


terciptanya rasa aman dan damai, serta menata iklim kondusif bagi
tumbuhnya investasi.

Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh Pemkab Tapanuli Tengah


untuk memberhasilkan visi dan misi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah
melaksanakan percepatan pembangunan lintas sektoral dan pengembangan
kewilayahan termasuk penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan
kelompok produktif masyarakat sehingga pelaksanaan program / kegiatan
dapat dilakukan secara terpadu, sinkron dan fokus, efektif, efisien dan
berdayaguna terhadap target peningkatan potensi daerah dan produktifitas
masyarakat berbasis lingkungan hidup. Adanya lahan – lahan yang terlantar,

7
kurang produktif, dan atau kritis perlu dikelola dengan baik untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, ketahanan pangan dan
pada akhirnya perluasan lapangan kerja akan dapat menanggulangi
persoalan kemiskinan dan ketertinggalan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Peningkatan pelayanan dasar / pelayanan publik menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah yang tertuang dalam
misi kedua, yaitu Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan
publik, serta menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih (good
governance and clean governance) serta berwibawa. Namun kurangnya
alokasi pendanaan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dibandingkan dengan
luas wilayah administratif Kabupaten Tapanuli Tengah meliputi daratan Pulau
Sumatera dan 31 pulau-pulau kecil, besarnya potensi daerah yang telah
diusahai namun sebagian besar masih minim bagi hasil ke daerah, faktor
jumlah penduduk dan jumlah PNS plus besarnya Indeks Kemahalan
Konstruksi (sebesar 97,36 persen).

6. Potensi Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah


Potensi unggulan Kabupaten Tapanuli Tengah meliputi, yaitu sebagai
berikut :

a. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan


Besarnya potensi daerah Kabupaten Tapanuli Tengah pada bidang
Pariwisata, baik wisata bahari antara lain : wisata pantai, snorkling,
diving. fishing, air terjun di laut, maupun non bahari berupa : air terjun di
darat, wisata lintas alam (jungle tracking), wisata religi, wisata cagar
budaya, wisata sejarah, maupun wisata kuliner yang membuat
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki brand image ”Negeri
Wisata Sejuta Pesona” dan bahkan tertarik untuk mengusulkan
Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai tempat pelaksanaan ”Sail” yang
sekarang ini sedang digalakkan Pemerintah Pusat melalui usulan
pelaksanaan Sail Mansalaar Tapteng 2015 yang telah mendapat
dukungan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Kementerian Infokom
Republik Indonesia bahkan telah mendapat dukungan positif secara
informal dari Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan

8
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saatBupati Tapanuli Tengah
berjumpa dengan Menko Kesra dan Menteri Parikeraf di Sumatera Utara
dan sebagai undangan dalam Acara Puncak Sail Komodo 2013 di
Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur pada tanggal 14 September 2013.

Berbagai obyek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah telah


ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Nomor 4 Tahun 2007, yang terlampir dalam proposal ini.

b. Sektor Kelautan dan Perikanan

Potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri


atas potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, serta kekayaan
panorama ekosistem Terumbu Karang sebagai potensi kelautan yang
terintegrasi dengan potensi pariwisata (alam bawah laut) dan lingkungan
hidup.
Produksi perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009 adalah
22.329,40 ton. Penangkapan Ikan Sumatera Utara di Samudera
Indonesia pada tahun 2006 adalah sangat besar, yaitu 95.459,00 ton
atau 10,41 % dari potensi pemanfaatannya. Hasil tangkap Ikan Tuna
oleh Kapal Motor Nelayan di Tapanuli Tengah terutama untuk jenis Tuna
Mata Besar (Big Eye Tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna), Albacora
(Longfin Tuna), dan Cakalang (Skipjack Tuna).
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu pengembangan
kawasan andalan cepat tumbuh bidang ekonomi meliputi Kawasan
Minapolitan dan Kawasan Strategis Ekonomi Labuan Angin.

Kabupaten Tapanuli Tengah dengan besarnya kekayaan potensi bidang


Kelautan dan Perikanan telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan sebagai salah satu pilot project Minapolitan di Indonesia,
dengan telah disusunnya Master Plan, Road Map dan Detail Engineering
Design (DED) Kawasan Minapoltan Kabupaten Tapanuli Tengah,
memuat Kawasan Zona Inti di Pelabuhan Perikanan Nusantara yang

9
berlokasi di Kecamatan Sarudik, Kawasan Zona Pendukung di PPI
Labuan Angin Kecamatan Tapian Nauli, TPI Sorkam Barat di Kecamatan
Sorkam Barat, TPI Lubuk Tukko di Kecamatan Pandan dan TPI Barus di
Kecamatan Barus, sedangkan Kawasan Zona Pengembangan berada di
Kecamatan Manduamas, Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan
Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Kecamatan Kolang, Kecamatan
Badiri dan Kecamatan Sibabangun.

c. Sektor Perkebunan dan Kehutanan


Secara umum potensi Perkebunan dan Kehutanan di Kabupaten
Tapanuli Tengah meliputi produksi perkebunan rakyat dan perkebunan
perusahaan untuk jenis komoditi unggulan daerah seperti Karet, Kelapa
Sawit, Kakao, Kopi dan Kelapa. Jumlah luasan perkebunan dan jenis
produk perkebunan lainnya, serta keberadaan industri berbasis komoditi
perkebunan dan kehutanan.

Karet

Pada tahun 2013, luas tanaman Karet Rakyat di Kabupaten Tapanuli


Tengah adalah 32.546 Ha dengan produksi 20.072 ton.
Adapun industri pengolahan karet di Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu
PT. Anugerah Sibolga Lestari yang mengolah Bokkar Karet menjadi SID
berada di Kecamatan Sarudik dengan tujuan ekspor ke Taiwan.

Kelapa Sawit

Pada tahun 2013, luas tanaman Kelapa Sawit Rakyat adalah 3.416,80
Ha dengan produksi 5.792 ton.
Selain itu terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah Perusahaan
Perkebunan terdiri atas PMDN sebanyak satu perusahaan yaitu PT.
Sinar Gunung Sawit Raya yang memiliki Pabrik Minyak Kelapa Sawit
(PMKS) dengan kapasitas 40 ton per jam dan Perkebunan Kelapa Sawit
ribuan hektar di Kecamatan Manduamas, Kecamatan Sirandorung dan
Kecamatan Andam Dewi. Selanjutnya PMA sebanyak satu perusahaan
yaitu PT. Cahaya Pelita Andhika yang akan membangun PMKS dengan
kapasitas 40 ton per jam menghasilkan Minyak Sawit dan Inti Sawit dan
memiliki Perkebunan Kelapa Sawit ribuan hektar di Kecamatan Badiri,
Kecamatan Lumut dan Kecamatan Pinangsori. Selanjutnya terdapat 4

10
(empat) perusahaan PT Non Fasilitas yang memiliki ribuan hektar
perkebunan Kelapa Sawit dan khusus PT. Nauli Sawit yang memiliki
PMKS di Kecamatan Sirandorung dengan kapasitas 45 ton per jam
upgrade 90 ton per jam dan perkebunannya terdapat di Kecamatan
Sirandorung, Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Pinangsori.
Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tapteng Anugerah Sawit terdapat di
Kecamatan Kolang, Perkebunan Kelapa Sawit PT. Fajarindah Anindya
terdapat di Kecamatan Lumut dan Kecamatan Sibabangun. Adapun PT.
Bintang Sawit Pratama di Kecamatan Sibabangun memiliki PMKS Mini
dengan kapasitas 5 ton per jam.
Total produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Tapanuli Tengah oleh
perusahaan swasta mencapai diatas 150.000 ton dengan investasi
keseluruhan diatas satu trilyun rupiah.

Kakao

Pada tahun 2013, luas areal perkebunan Kakao di Kabupaten Tapanuli


Tengah adalah 2.852,50 Ha dengan produksi 1.721,50 ton.

Kelapa
Pada tahun 2013, luas lahan yang ditanam Kelapa di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah 5.783 Ha dan produksinya 5.076,50 ton.

Kopi
Pada tahun 2013, luas tanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Tengah
adalah 135,00 Ha dengan produksi 54,80 ton.

Produksi Perkebunan Kabupaten Tapanuli Tengah lainnya pada tahun


2013 adalah Kapuk 45,70 ton dan Aren 56,60 ton.

d. Sektor Industri
Industri berbasis produksi komoditi unggulan Perkebunan di Kabupaten
Tapanuli Tengah yang eksis saat ini yaitu Pabrik Crumb Rubber dan
Pabrik Minyak Kelapa Sawit.
Saat ini dikembangkan Kawasan Labuan Angin di Kecamatan Tapian
Nauli Kab. Tapanuli Tengah sebagai peruntukan Kawasan industri
Terpadu yang diplot dalam Raperda RTRW Provinsi Sumatera Utara
sebagai salah satu Kawasan Strategis Ekonomi di Provinsi Sumatera

11
Utara dan diusulkan untuk salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
di Indonesia.

e. Sektor Pertambangan dan Energi


Potensi Tambang di Kabupaten Tapanuli Tengah meliputi bahan galian
tambang golongan A, B, dan C, termasuk potensi tambang logam dan
Batubara. Saat ini telah terbangun dan operasional PLTA Sipan
Sihaporas dengan kapasitas daya listrik 50 MW di Kecamatan Pandan
dan PLTU Batubara Labuan Angin dengan kapasitas daya listrik 2 x 150
MW di Kawasan Labuan Angin, Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten
Tapanuli Tengah.

f. Sektor Pertanian dan Peternakan

Padi

Pada tahun 2013, luas panen tanaman Padi Sawah di Kabupaten


Tapanuli Tengah adalah 26.771 Ha, dengan produksi 121.704 ton. Luas
Padi Ladang 2.682 Ha dengan produksi 8.866 ton.

Palawija

Produksi Jagung di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2013 adalah


6.225 ton dengan luas panen 1.387 Ha. Produksi dan luas panen
Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar pada tahun 2013
di Kabupaten Tapanuli Tengah berturut-turut adalah 449 ton dengan 476
Ha, 206 ton dengan 194 Ha, 36.256 ton dengan 1.324 Ha, dan 4.531 ton
dengan 339 Ha.

Hortikultura

Buah - buahan
Luas panen dan produksi beberapa komoditi unggulan Buah-buahan di
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2013adalah :
1. Durian : produksi 31.467 ton.
2. Jeruk : produksi 155 ton.
3. Mangga : produksi 2.418 ton.
4. Manggis : produksi 51,00 ton (data tahun 2010).
12
5. Pisang : produksi 1.686 ton.
6. Duku/Langsat : produksi 54,00 ton.
7. Rambutan : produksi 1.721 ton.
8. Sawo : produksi 157,40 ton (data tahun 2010).
9. Pepaya : produksi 975 ton.
10. Alpokat : produksi 79,70 ton (data tahun 2010).
11. Jambu Air : produksi 90 ton.

Luas panen dan produksi tanaman sayur – sayuran di Kabupaten


Tapanuli Tengah tahun 2013 yaitu :
1. Cabe : produksi = 284 ton
2. Ketimun : produksi = 604 ton
3. Terung : produksi = 426 ton
4. Kacang Panjang : produksi = 812 ton
5. Bayam : produksi = 165 ton
6. Kangkung : produksi = 266 ton

Peternakan
Hewan Ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun
2009 meliputi Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Babi, Itik, Ayam
Kampung, Ayam Ras Petelur dan Ayam Ras Pedaging. Berdasarkan
data tahun 2011, banyaknya ternak yang dipotong yaitu :
1. Sapi : 2.314 ekor.
2. Kerbau : 9.364 ekor.
3. Kambing : 16.062 ekor.
4. Domba : 1.537 ekor.
5. Babi : 111.904 ekor.
6. Itik : 15.430 ekor.
7. Ayam Kampung : 655.080 ekor
8. Ayam Ras Petelur : 15.375 ekor
9. Ayam Ras Pedaging : 29.187 ekor.

13
II. DATA PENDUKUNG KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Adapun data – data umum variabel pendukung usulan Pembangunan


Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2016 ini, yaitu sebagai
berikut :

1. Jumlah Penduduk tahun 2013 = 324.006 orang


2. Luas wilayah Darat = 2.194,98 km2
3. Luas wilayah Laut = 2.000 km2
4. Jumlah pulau – pulau kecil = ± 31 pulau
5. IPM Tahun 2012 = 72,04 poin
6. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) = 97,36 persen
7. PDRB Perkapita Harga Berlaku tahun 2012 = Rp. 9.032.939,-
8. Jumlah PNS hingga bulan Juni 2013 = 5.854 orang
terdiri atas Gol. I sebanyak 79 orang, Gol. II sebanyak 1.696 orang, Gol.
III sebanyak 2.654 orang, dan Gol. IV sebanyak 1.425 orang.
a. Jumlah PNS / ASN Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tapanuli Tengah = 29 orang.
b. Jumlah TKS Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tapanuli Tengah = 40 orang.
9. Gaji PNS Daerah per Juni 2013 = Rp. 124.801.864.213,-
10. Pendatapan Asli Daerah Tahun 2012= Rp. 4.929.769.018,57,-
11. DBH Pajak Tahun 2012 = Rp. 22.402.942.581,-
12. DBH Sumber Daya Alam Thn 2012 = Rp. 979.761.188,-

14
III. PEMBANGUNAN PELABUHAN KARGO LAUT OSWALD SIAHAAN DI
KAWASAN LABUAN ANGIN KECAMATAN TAPIAN NAULI DAN
PELABUHAN LAUT BARUS KECAMATAN BARUS, KABUPATEN TAPANULI
TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

1. Sinkronisasi Dokumen Perencanaan Dalam Rangka Pembangunan Sub


Bidang Perhubungan Laut
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang
sinkron dengan perencanaan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara di Kabupaten Tapanuli Tengah maka telah disusun Peraturan Daerah
tentang RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 – 2033 yaitu
dengan Perda Kab. Tapanuli Tengah Nomor 8 Tahun 2013. Dalam substansi
Perda RTRW Kab. Tapanuli Tengah tersebut telah ditetapkan pada Peta
Rencana Pola Ruang untuk Kawasan Industri Labuan Angin yang
mendukung penetapan Kawasan Strategis Ekonomi Kawasan Labuan Angin
Kab. Tapanuli Tengah. Adapun Dinas Tarukim Provinsi Sumatera Utara telah
menindaklanjuti dengan studi RTRK Labuan Angin pada tahun 2011.
Dalam Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) maka Kawasan Barat Sumatera Utara merupakan salah
satu penghasil komoditi unggulan Koridor Pulau Sumatera dan
keberadaannya merupakan jalur utama menuju dan atau keluar Koridor
Intinya di KEK Sei Mangke.
Dalam Peta Rencana Struktur Ruang pada Raperda RTRW Kab.
Tapanuli Tengah telah diplot pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald
Siahaan di Kawasan Labuan Angin untuk mendukung daya saing kawasan
Strategis Ekonomi dalam Raperda RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun
2010 – 2030. Adapun posisi Kecamatan Tapian Nauli ditetapkan sebagai
PKLp Tapian Nauli dalam Raperda RTRW Kab. Tapanuli Tengah dan Kota
Pandan sebagai PKL Pandan. Kedua daerah itu berikut Kawasan Labuan
Angin turut mendorong peningkatan ekonomi di Kawasan Pantai Barat Pulau
Sumatera umumnya dan Provinsi Sumatera Utara khususnya serta
mendorong pertumbuhan Kawasan Labuan Angin dan PKW Sibolga sebagai
simpul pelabuhan laut nasional dengan ditetapkannya Pelabuhan
Internasional Sibolga dalam Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara dan

15
Nasional serta mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Pulau Sumatera.
Keberadan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan untuk tahap pertama
ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan dengan telah disusunnya Master
Plan dan Detail Engineering Design (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Labuan
Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah mendukung Misi
pertama Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012 – 2016, yaitu Percepatan
pembangunan melalui peningkatan pembangunan infrastruktur, dengan
percepatan sub bidang Perhubungan Laut khususnya percepatan
pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin,
Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Keberadaan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kabupaten Tapanuli Tengah selain telah diplotting sebagai Kawasan
Strategis Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara juga mendukung keberadaan
Pelabuhan Internasional Hub PKW Sibolga. Pengembangan fasilitas
transportasi laut khusus kargo sangat memungkinkan di Kawasan Labuan
Angin karena pertimbangan posisi strategis geografis, alur laut, keamanan
dan kenyamanan, ketersediaan lahan dan pengembangan infrastruktur
pendukungnya.
Pengembangan Kawasan Labuan Angin sebagai Kawasan industri
Terpadu di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara diharapkan akan memberi
nilai tambah dan efek berganda processing komoditi unggulan kawasan dan
kemudahan aksesibilitas transportasi darat dan transportasi laut. Jarak area
industri ke Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan adalah 3 – 10 km.
Adapun keberadaan pembangunan Pelabuhan Laut Barus di
Kecamatan Barus memiliki nilai strategis, yang mana daerah tersebut
merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Cagar Budaya/ Sejarah/
Religi, yaitu Barus sebagai tempat pertama kali agama Islam dan agama
Kristen masuk ke Indonesia, yang dibuktikan dengan berbagai situs
peninggalan sejarah seperti Makam Papan Tinggi dan Makam Mahligai di
Kecamatan Barus Utara. Selain itu, dari Barus juga diawali masuknya agama
Kristen hingga masuknya Nommensen selanjutnya. Pembangunan

16
Pelabuhan Barus dimulai tahap pertama pada tahun 2014 dan diharapkan
pada tahun 2016 terus dilanjutkan untuk persiapan pembangunan dermaga
hingga tahap pembangunan trestle dermaganya.

2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pelabuhan Kargo Laut Oswald


Siahaan di Kawasan Labuan Angin Kec. Tapian Nauli dan
Pembangunan Pelabuhan Barus di Kec. Barus Kabupaten Tapanuli
Tengah Provinsi Sumatera Utara

Tujuan pembangunan Pelabuhan Kargo Laut Oswald Siahaan di


Kawasan Labuan Angin, dan Pelabuhan Barus di Kecamatan Barus
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebagai
berikut :
1. Mewujudkan penyelenggaraan transportasi perhubungan laut yang
efektif dan efisien, yang didukung SDM transportasi yang berkompeten
sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012 –
2016 guna mendorong daya saing pertumbuhan ekonomi di Kawasan
Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara dengan adanya Kawasan Strategis
Ekonomi Labuan Angin yang diplot dalam RTRW Provinsi Sumatera
Utara sebagai Kawasan Industri Terpadu untuk mengolah produksi dari
komoditi unggulan Kab. Tapanuli Tengah dan daerah sekitarnya.
2. Penyelenggaraan kegiatan transportasi laut yang efektif dengan
keberadaan Pelabuhan Laut Barus disekitar Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Cagar Budaya/Sejarah/Religi Barus. Meningkatkan
arus penumpang dan barang ke Kabupaten Tapanuli Tengah yang
memiliki slogan “Horas Tapteng, Minapolitan, Negeri Wisata Sejuta
Pesona”.

Sasaran pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di


Kawasan Labuan Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera
Utara, yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan peningkatan fasilitas keselamatan, keamanan, dan
pelayanan percepatan tahapan pembangunan sarana dan prasarana
perhubungan laut Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan

17
Angin sesuai dengan Master Plan dan DED pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Labuan Angin Kab. Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
Utara serta Rencana Induk yang disusun oleh Ditjen Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Selain itu, percepatan
pembangunan Pelabuhan Barus di Kec. Barus akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah Barus dan sekitarnya yang memiliki posisi
strategis berbatasan dengan kecamatan lain dan dekat dengan
kabupaten kota lain selain bagian Baratnya menghadap ke Samudera
Hindia.
2. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat dan pelaku ekonomi terhadap
pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut, yaitu keberadaan
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin Kec.
Tapian Nauli dan Pelabuhan Barus Kec. Barus Kabupaten Tapanuli
Tengah guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah
mengacu pada tatanan kepelabuhanan dan alur pelayanan yang diplot
pada RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara dan RTRW
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013-2033.
3. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi laut
pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan untuk
mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi
laut Pelabuhan kargo Oswald Siahaan maupun Pelabuhan Barus.
4. Mewujudkan daya saing pertumbuhan investasi dan ekonomi Indonesia
melalui peningkatan infrastruktur perhubungan laut di Kawasan Pantai
Barat Provinsi Sumatera Utara khususnya dan Samudera Hindia, Koridor
Pulau Sumatera dalam MP3EI pada umumnya.

3. Tahapan Pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan


Labuan Angin Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah

Pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan


Angin, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi
Sumatera Utara telah dimulai sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
melalui pendanaan APBN dari Kementerian Perhubungan RI.

18
Pada tahun 2008 dilaksanakan pembangunan tahap pertama
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai
anggaran sebesar Rp. 20.000.000.000,00 untuk penimbunan lahan darat
seluas 50 m x 70 m dan pekerjaan pembangunan Trestle A yaitu 43,00 m x
53,00 m.
Pada tahun 2009 dilaksanakan pembangunan tahap kedua Pelabuhan
Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai anggaran
sebesar Rp. 5.000.000.000,00 untuk penimbunan lahan darat seluas
50,00 m x 70,00 m.
Pada tahun 2010 dilaksanakan pembangunan tahap ketiga Pelabuhan
Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai anggaran
sebesar Rp. 5.000.000.000,00 untuk pengadaan dan angkutan tiang
pancang diameter 50,80 cm dengan volume 1.976.347,83 kg.
Pada tahun 2011 dilaksanakan pembangunan tahap keempat
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin dengan nilai
anggaran sebesar Rp. 7.000.000.000,00 untuk pekerjaan Trestle A yaitu
35,20 m x 5,00 m.
Pada tahun 2012, berdasarkan hasil koordinasi Bappeda Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan Kepala Satuan Kerja Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Labuan Angin, Sumatera Utara bahwa akan dialokasikan
dana sebesar Rp. 7.000.000.000,00 untuk Lanjutan pekerjaan Trestle A yaitu
4,80 m x 5,00 m dan pekerjaan Treste B yaitu 72,40 m x 5,00 m. Selanjutnya
terus dialokasikan anggaran APBN hingga tahun 2013 untuk pembangunan
Pelabuhan Kargo Laut Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pada tahun 2015 ini, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
mengalokasikan anggaran APBN sebesar Rp. 70 milyar untuk percepatan
pembangunan Pelabuhan Kargo Laut Oswald Siahaan di Kawasan Labuan
Angin Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.

4. Progres Tahapan Pembanguan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Dalam


Mendukung Percepatan Pembangunan Pelabuhan Kargo Oswald
Siahaan di Kawasan Labuan Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah

19
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas percepatan pembangunan
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin, Kabupaten
Tapanuli Tengah maka dilaksanakan berbagai percepatan pembanguan
Jalan dan Jembatan menuju lokasi Area Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan
dan Area Industri Terpadu Labuan Angin.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di lokasi Kawasan
Labuan Angin yang telah terbangun adalah sebagai berikut :
1. Jalan Mungkur – PLTU Batubara Labuan Angin sepanjang 10,615 km
dengan jenis permukaan diaspal.
2. Jalan PLTU Batubara Labuan Angin – Simpang IV Pelabuhan Kargo
Oswald Siahaan sepanjang 1,680 km dengan jenis permukaan kerikil.
3. Jalan Simpang IV Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan – Dermaga Kargo
Oswald Siahaan sepanjang 1,000 km dengan jenis permukaan tanah.
4. Jalan Jembatan IV Labuan Angin - Simpang IV Pelabuhan Kargo
Oswald Siahaan (keliling Area Industri Labuan Angin) sepanjang 7,900
km dengan jenis permukaan 0,300 km kerikil dan 7,600 km tanah.
5. Jalan Simpang III Labuan Angin – Desa Labuan Angin II sepanjang 1,500
km dengan jenis permukaan tanah.
6. Jalan Simpang IV Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan – Plaza Expo
Labuan Angin sepanjang 1,700 km dengan jenis permukaan 0,900 km
kerikil dan 0,800 km tanah.
7. Jembatan di Segmen G Kawasan Labuan Angin.
8. Selanjutnya usulan penyelesaian pembangunan Jalan Mungkur menuju
Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin Kec.
Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2016 sepanjang 3
km lagi.

Jumlah seluruh infrastruktur Jalan Mungkur Kawasan Labuan Angin yang


telah terbangun dan secara bertahap ditingkatkan adalah 31 km. Adapun
jumlah Jembatan yang telah terbangun adalah 4 unit yang salah satunya
sepanjang 120 m di Labuan Angin.
Pembangunan infrastruktur Jalan Nasional yaitu Jalan Rampa –
Poriaha sepanjang 18 km, yang menghubungkan ruas Jalan Nasional lintas
Barat dan ruas Jalan nasional lintas Tengah tinggal 11 km lagi yang akan

20
diselesaikan pengaspalannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui
dana WINRIP (Western Indonesian National Road Improvement Project),
yang dokumen lingkungan hidupnya (UKL – UPL) telah selesai tahun 2011
dan mulai pembanguann 11 km penyelesaian jalan tersebut pada tahun
2015 ini.
Ruas Jalan Nasional Batas Sibolga – Sitahuis, Kab. Tapanuli
Tengah – Batas Kab. Tapanuli Utara direhabilitasi / ditingkatkan secara
bertahap sepanjang 10 km sejak tahun 2012 melalui dana APBN
Kementerian PU.
Adapun ruas Jalan Nasional Sibolga – Pandan – Batas Kabupaten
Tapanuli Selatan sepanjang 36 km sebagai ruas jalan kolektor primer yang
menghubungkan jalan nasional lintas Barat menuju Kawasan Labuan Angin
akan segera direhabilitasi pada tahun 2012 oleh Kementerian PU.
Secara bertahap telah ada perbaikan / rehabilitasi ruas Jalan Nasional
Batas Sibolga – Barus – Manduamas – Batas Kab. Aceh Singkil, Provinsi
NAD melalui dana APBN Kementerian PU.
Ruas Jalan Provinsi yaitu Jalan Sorkam Barat – Barus, Kab. Tapanuli
Tengah dan ruas Jalan Barus – Husor – Pakkat, batas Kab. Humbang
Hasundutan secara bertahap telah dan sedang direhabilitasi dan
ditingkatkan pembangunannya.
Berbagai perbaikan Jalan meliputi Jalan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten menuju dan atau melintasi Kawasan Labuan Angin dengan
kabupaten / kota sekitarnya adalah memperbesar dan mempermudah akses
moda transportasi penumpang dan barang dalam mendukung keberadaan
Kawasan Industri Terpadu Labuan Angin dan aktifitas sosial ekonomi
masyarakat.

21
IV. USULAN PENDANAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN KARGO
LAUT OSWALD SIAHAAN DI KAWASAN LABUAN ANGIN DAN PELABUHAN
BARUS KECAMATAN BARUS, KABUPATEN TAPANULI TENGAH,
PROVINSI SUMATERA UTARA MELALUI APBN TA. 2016

Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten


Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara khususnya dan wilayah
sekitarnya, mendukung daya saing investasi, perdagangan dan jasa produksi
komoditi unggulan daerah, dan pengembangan Kawasan Industri Terpadu
Labuan Angin dan Kawasan cagar Budaya/Sejarah/Religi Barus, serta
meemperkuat konektivitas transportasi laut di sekitar Samudera Hindia dan
pulau-pulau kecil kab. Tapanuli Tengah secara lokal, Pulau Nias, Pulau
Mentawai, Pulau Banyak dan Pulau Simelue serta Pelabuhan Padang
sebagai regional maupun hingga skala nasional memperkokoh Koridor Barat
Pulau Sumatera (MP3EI) Pulau Sumatera maka sangat ditentukan oleh
infrastruktur perhubungan yang memadai, khususnya keberadaan pelabuhan
laut, yaitu Pelabuhan Kargo Oswald Siahaan di Kawasan Labuan Angin,
Kecamatan Tapian Nauli, dan Pelabuhan Barus, Kecamatan Barus,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Adapun rincinan usulan Lanjutan Pembangunan Pelabuhan Laut di
Kabupaten Tapanuli Tengah melalui dana APBN Tahun Anggaran 2016
mendukung percepatan pembangunan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh,
yaitu sebagai berikut :

1. Lanjutan Pelabuhan Kargo Laut : Rp. 150.000.000.000,00


Oswald Siahaan, Kec. Tapian Nauli
Kab. Tapanuli Tengah, Provinsi
Sumatera Utara

2. Lanjutan Pelabuhan Barus Kec. : Rp. 20.000.000.000,00


Barus, Kab. Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara
Total dana usulan APBN TA. 2015 : Rp. 170.000.000.000,00

22
V. P E N U T U P

Demikian usulan Pembangunan Sub Bidang Perhubungan Laut


Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran 2016, yang bersumber dari Dana
APBN, dengan harapan Bapak Menteri Perhubungan Republik Indonesia
berkenan mengalokasikan dana guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara dan daerah sekitarnya di
Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara dengan ditetapkannya Kawasan Strategis
Ekonomi Labuan Angin di RTRW Provinsi Sumatera Utara, RPJMD Provinsi
Sumatera Utara, RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah, RPJMD Kabupaten
Tapanuli Tengah, Tatralok Kabupaten Tapanuli Tengah, dan posisi strategis
Kawasan Cagar Budaya/Sejarah/Religi Barus di Kecamatan Barus sekitarnya
Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Demikian proposal ini kami susun, atas perhatian dan bantuan Bapak
kami ucapkan terima kasih.

Pandan, 25 Maret 2015

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Drs. BINTON SIMORANGKIR, MM


PEMBINA TK. I
NIP. 19620714 199003 1 002

23

Anda mungkin juga menyukai