Anda di halaman 1dari 4

Permasalahan Identifikasi Kelompok Masyarakat Pengawas di Desa

Kadoda Kecamatan Talatako

Gambaran Umum Wilayah

Kabupaten Tojo una-una memiliki luas daratan 5. 721,51 km dengan jumlah pulau 483 pulau.
Tojo una-una memiliki 6 kecamatan diwilayah kepulauan seperti, Kecamatan una-una,
Togean, Batudaka, Walea Kepulauan, Walea Besar, dan Talatako, menurut BPS Tojo Una-
Una. 2022.

Secara geografis Tojo Una-Una berada dikawasan Teluk Tomini, hal tersebut menunjukan
Tojo Una-Una adalah daerah yang punya potensi pada sumber daya laut, dengan luas perairan
laut 3.566,21 km. Hasil perikanan tangkap pada tahun 2021mencapai 16.887 ton (BPS Tojo
una-una. 2022), selain hasil perikanan tangkap Tojo Una-Una memiliki potensi wisata bahari
yang tinggi. Berdasarkan data statistik Kabupaten Tojo Una-Una mempunyai 89 lokasi wisata
yang tersebar di 12 Kecamatan. Lokasi wisata yang mendominasi adalah wisata laut yang
menampilkan keanekaragaman bawah laut. Pemerintah pusat telah menetapkan Kawasan
Kepulauan Togean sebagai Kawasan Kepulauan Togean sebagai kawasan Taman Nasional
dengan nama Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT) dengan luas kawasan
kurang lebih 25.121 hektar dan luas kawasan perairan 340.119 hektar.

Salah satunya ialah desa kadoda, kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una, yang
terletak di kawasan segitiga terumbu karang dunia, untuk pertama kalinya melakukan
pengelolaan perikanan skala kecil berkelanjutan, lewat perikanan gurita, dengan cara
penerapan buka tutup sementara wilayah tangkap nelayan. Desa Kadoda sendiri berada di
wilayah Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT). Salah satu yang membuat desa kadoda
unik karena memiliki dusun yang sangat terkenal di mancanegara dan menjadi ikon
pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, yakni pulau papan. Untuk menunjang pariwisata di
desa Kadoda, Masyarakat dan nelayan berupaya melakukan kegiatan konservasi melalui
pengelolaan perikanan gurita.

Permasalahan

1. Aktivitas penangkapan biota laut oleh masyarakat yang merusak ekosistem laut
seperti destructive fishing atau pembongkaran karang dengan menggunakan linggis
untuk menangkap gurita
2. Destinasi wisata bawah laut yang memiliki keanekaragaman tinggi belum mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat secara merata.

Latar belakang dibentuknya kelompok nelayan berbasis masyarakat yang bernama


Pokmaswas Kogito didasari oleh potensi sumber daya alam pesisir dan laut yang cukup
melimpah diwilayah perairan Desa Kadoda. Sumberdaya alam pesisir dan laut tersebut
sedang mengalami tekanan akibat kegiatan penangkapan ikan yang merusak dan tekanan
akibat kegiatan penangkapan ikan yang merusak dan tekanan terhadap ekosistem terumbu
karang. Hal tersebut memberikan dampak negative yang telah dirasakan oleh masyarakat,
sehingga muncul keinginan bersama untuk segera melakukan tindakan pengawasan
pengelolaan dan perlindungan wilayah laut. Berdasarkan rapat musyawarah bersama nelayan,
kelompok perempuan, tokoh desa, dan pemerintah desa maka diperlukan untuk membentuk
kelompok nelayan konsevasi laut berbasis masyarakat yang bernama Pokmaswas Kogito.

Pusat pemerintahan desa kadoda berkedudukan di dusun pasir putih, yang mana luas wilayah
desa kadoda kurang lebih 337 km2 dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara
berbatasan dengan Desa Marisa, sebelah timur berbatasan dengan Desa Milok, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Kalia, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Malenge. Luas
dan batas Desa Kadoda sebagaimana dimaksud diatas ditegaskan dalam peta batas desa.

Wilayah desa Kadoda meliputi dusun balantak, dusun pasit putih, dan dusun pulau papan
awalnya yang semula wilayahnya merupakan bagian dari wilayah Desa malenge, dengan
dibentuknya desa Kadoda ini maka wilayah Desa Malenge terdiri dari dusun malenge dan
dusun tanjung, serta aset-aset pemerintahan yang bersumber dari desa induk menjadi milik
desa Kadoda.

Anda mungkin juga menyukai