Anda di halaman 1dari 8

Sandi David P.

Tambunan
10218024
Kepulauan Togean

Kepulauan Togean berada di dalam Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Mungkin namanya tidak
begitu asing karena dalam beberapa waktu terakhir nama Tomini memang tengah mondar-
mandir di media sebagai bentuk promosi dari agenda wisata internasional Sail Indonesia 2015
yang menggunakan teluk terbesar ke-2 di Indonesia tersebut sebagai tuan rumahnya. Teluk
Tomini dikenal sebagai jantung segitiga terumbu karang dunia yang berisi 262 jenis terumbu
karang, 596 spesies ikan dan 555 jenis moluska. Selain alam bawah lautnya yang begitu kaya,
langit di kawasan Teluk Tomini juga tidak kalah memikat. Taburan bintang yang menghiasi
langit malam mampu mengubah suasana main romantis jika Anda menikmatinya dengan
pasangan.

Taman Nasional Kepulauan Togean adalah sebuah sebuah taman nasional di Kepulauan Togean
yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah yang diresmikan pada tahun 2004. Secara
administrasi wilayah ini berada di Kabupaten Tojo Una-Una. Pulau Kadidiri adalah pusat dari
Kepulauan Togean, di Sulawesi Tengah. Tak jauh dari Wakai, sebuah kota kecamatan yang
menjadi sentra kepulauan ini. Pulau Kadidiri adalah yang paling popular diantara pulau pulau
yang tersebar seluas 90 km persegi di Kepulauan Togean. Mayoritas etnik di kepulauan Togean
berasal dari Gorontalo , sementara ada etnik asli yang hidup dengan rumah di atas laut yang
disebut suku bajau. Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai
Taman nasional yang meliputi 292,000 hektar ekosistem laut dan 70.000 hektar area darat.
Karena lokasinya yang jauh dari mana mana, serta posisinya yang terlindungi di teluk Tomini,
membuat daerah ini sangat terasa terpencil sekaligus indah dan bersih dari polusi. Kepulauan ini
dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan dilindungi. Beberapa
aksi wisata yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkelling di
Pulau Kadidiri, memancing ,menjelajah alam hutan yang ada di dalam hutan yang ada di Pulau
Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi
pemukiman orang Bajo di Kabalutan.

Suku dan Bahasa Daerah


Suku yang mendiami kepulauan Togea serta terdistribusi dihampir seluruh Pulau dikenal
beberapa suku dominan yaitu Suku TOGEAN itu sendiri, Suku BOBONGKO, dan Suku
SALUAN. Suku Laut BAJO juga menghuni beberapa Pulau yang komposisi penduduknya relatif
homogen, hanya dihuni oleh orang-orang Bajo dengan keadaan khas dan unik mereka. Adapu
suku lainnya yang datang belakangan di antaranya Bare'e, Gorontalo, Kaili, Bada, Bugis, dan
lain-lain.
Saat ini, bahasa Daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean adalah Bahasa
Togean. Bahasa Togean secara historis merupakan rumpun Bahasa Kaili, sehingga memiliki
kemiripan dengan rumpun Bahasa Kaili secara keseluruhan (Bare'e Tojo, Bare'e Poso, Ta, Ledo,
Tara, Rai, dan lain-lain) kecuali terdapat beberapa kosa kata serta dialeg yang terdapat
perbedaan.

Terumbu Karang
Kepulauan ini dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan
dilindungi. Kepulauan Togean merupakan salah satu bagian ekosistem terumbu karang penting
dari ‘coral triangle’ yang meliputi wilayah Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang
dan Australia. Terumbu karang di Kepulauan Togean kaya akan keanekaragaman hayati laut
dengan 4 tipe terumbu karang: karang tepi (fringing reef), karang penghalang (barrier reef),
karang tompok (patch reef), dan karang cincin (atoll).[2]
Di kepulauan Togean terdapat banyak lokasi penyelaman yang tersebar, yang memiliki aneka
ragam terumbu karang dan kehidupan bawah laut yang menjadi daya tarik wisatawan. Beberapa
aksi wisata yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkelling di
Pulau Kadidiri, memancing,menjelajah alam hutan yang ada di dalam hutan yang ada di Pulau
Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi
pemukiman orang Bajo di Kabalutan.
Hasil Marine RAP mencatat dan 262 spesies karang yang tergolong kedalam 19 Familia pada 25
titik terumbu karang yang tersebar di Kepulauan Togean. Hasil Marine RAP juga mencatat
adanya jenis karang endemik Togean, yaitu Accropora Togeanensis pada 11 titik pengamatan
terumbu karang. Enam jenis karang baru juga ditemukan di Kepulauan Togean dan Banggai
yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2
jenis dari genus Galaxea. Jenis ikan terumbu karang tercatat 596 spesies ikan yang termasuk
dalam 62 Familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan
endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean. Selain itu juga tercatat 555 spesies
moluska dari 103 famili, 336 jenis Gastropoda, 211 jenis Bivalvia, 2 jenis Cephalopoda, 2 jenis
Scaphopoda dan 4 jenis Chiton.

Keanekaragaman Hayati
Dibentuk oleh aktivitas vulkanis, pulau ini ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan yang subur dan
rimbun, serta dikelilingi oleh formasi bukit karang. Batu karang dan pantai menyediakan tempat
bagi beberapa binatang laut untuk tinggal dan berkembang biak merupakan kepulauan yang
terletak dalam zona transisi garis Wallace dan Weber.[3] Beberapa binatang endemik di
Kepulauan ini antara lain: Kacamata togian (Zosterops somadikartai), Burung hantu Togian/
Togian Hawk-owl (Ninox burhani), primata Makaka Togian (Macaca tonkeana)

Aksesibilitas
Dari Palu ke Ampana via Poso (375 kilometer) dengan bis atau mencarter mobil, kemudian
dengan perahu dari Ampana ke Wakai dan Malenge dengan jadwal rutin setiap hari, berangkat
jam 10.00 - 11.00 pagi.
Dari Gorontalo, naik mobil ke Marisa, selanjutnya naik perahu ke Dolong atau Wakai. Untuk
harga tiket ferinya sendiri Rp 64,000 untuk kelas ekonomi (non ac), Rp 89,000 untuk kelas bisnis
(ber-ac), atau Rp 500,000 untuk satu kabin muat untuk 4 orang.
Penerbangan dengan Lion Air atau Sriwijaya, setiap hari dari Jakarta dan Surabaya menuju
Gorontalo, kemudian dilanjutkan dengan public ferry yang berangkat setiap jam 10 malam dan
tiba di Togean jam 11 pagi. Sebaliknya dari Togean berangkat jam 4 sore dan tiba esok jam 6
pagi di Gorontalo.
Pilihan lain dengan mencarter kapal dari Marisa, dengan pilihan jam keberangkatan yang
fleksibel.
Alternatif bisa melalui Palu (Sulawesi Tengah) dilanjutkan sekitar 7 jam perjalanan lewat darat -
375 km - melalui Poso menuju Ampana. Kemudian dilanjutkan dengan kapal sekitar 4 jam
menuju Wakai. Harga tiket kapal Rp 150.000.
Jika menempuh jalur dari Makasar, (Sulawesi Selatan), bisa dicapai dalam waktu 14 jam
perjalanan bus melalui Rantepao ( Tana Toraja ) menuju Ampana yang dilanjutkan dengan kapal.

Penginapan di Sekitar Pulau Togean


Di Pulau Togean sendiri terdapat beberapa jenis penginapan mulai dari beach resort dengan
bungalow kayu dengan hammock di depan kamar untuk bersantai. Biasanya penginapannya itu
menawarkan paket full, termasuk makan 3x sehari. Listrik di Pulau Togean sangat terbatas, jadi
biasanya cuma ada listrik dari jam 6 sore sampai tengan malam.
1. Fadhila Cottages

(Rp 200,000 – 350,000/orang/malam)

Saya sempat menginap beberapa malam di Fadhila Cottages. Letaknya di sebuah pulau kecil di
seberang Pulau Katupat. Saya cukup suka menginap disini karena nuansa pulaunya sangat
tenang, alami, simple dan sederhana. Makanannya enak, porsinya pun cukup memuaskan.
Kamarnya sederhana, ada kelambu dan juga hammock di depan kamar. Hanya saja, mungkin
bisa lebih bersih lagi. Jangan takut dengan binatang liar seperti lebah, kadal, atau laba-laba
berkeliaran. Namanya juga tinggal di pulau terpencil, ya nggak.
2. Kadidiri Paradise

(Rp 200,000 – 450,000/orang/malam)

Saya juga meninap di Kadidiri Paradise yang terletak di Pulau Kadidiri. Pulau ini tidak jauh dari
danau ubur-ubur yang terkenal di kepulauan ini. Penginapannya lebih mewah, dengan fasilitas
seperti canoe, jaring voli, dan dermaga untuk bersantai. Pantainya sih kurang bagus ya.
Makanannya juga enggak terlalu gimana banget. Kalau untuk kebersihan kamarnya saya beri
nilai A deh.

3. Bahia Tomini Eco Resort

(Rp 350,000 – 500,000/orang/malam)

Terletak di Pulau Malenge, Bahia Tomini Eco Resort merupakan tempat favorit saya. Walaupun
saya tidak menginap disini, saya langsung jatuh cinta dengan suasana sekitar. Disini cuma ada 4
bungalow, semunya menghadap langsung ke laut. Pasir pantainya sangat putih dan indah.
Dekorasi bungalownya juga menarik. Saya pribadi tidak akan keberatan untuk tinggal dan
bersantai di pulau ini.
4. Pilihan penginapan lainnya
Kurang lebih kamu bisa cek di aplikasi atau situs booking hotel yang ada.

Beberapa rekomendasi penginapan lain di Kepulauan Togean adalah:

 Sunset Beach, terletak sekitar 20 menit kapal dari Wakai. Harganya sekitar Rp
175,000/orang/malam untuk low season atau Rp 200,000/orang/malam untuk high
season, sudah termasuk 3x makan.
 Lia Beach, terletak di Pulau Waleakodi. Bungalownya terbuat dari bambu terkesan unik.
Harganya Rp 350,000 orang/malam.

10 hal yang bisa dikukan di Pulau Togean


Jika kamu mencari pulau tropis untuk bersantai atau beristirahat, mungkin dengan sedikit rasa
berpetualang, Wisata ke Pulau Togean sangat cocok kamu. Pantai pasir putih yang indah,
terumbu karang berwarna-warni, dan pengalaman langka melihat stingless jellyfish atau ubur-
ubur tanpa sengat, traveling ke Kepulauan Togean akan menjadi pengalaman yang paling seru.

Berikut 10 hal yang bisa dilakukan di Pulau Togean:


1. Nyemplung ke air bening di Pulau Togean

Kepulauan Togean terdiri dari pulau-pulau kecil. Mau pulau yang manapun kemungkinan besar
kamu akan merasakan surga dimana air laut yang bening dan tenang terpampang di depan mata.
Sangatlah sulit untuk menahan diri agar tidak nyemplung ke dalam air, menyegarkan diri di
bawah teriknya matahari. Pastinya kamu juga akan merasakan hal yang sama. Kamu
bisa snorkeling untuk melihat indahnya pemandangan di bawah laut dan berenang bersama ikan-
ikan kecil.

2. Menikmati waktu dan suasana dengan tenang


Agak sulit mendapatkan sinyal telepon di Kepulauan Togean. Listrik juga terbatas hanya dari
jam 6 sore. Lupakan handphone kamu, masalah, maupun soal kerjaan. Mumpung lagi di pulau
terpencil mirip dengan Pulau Weh, nikmatilah tenangnya suasana disini.
Kebanyakan resort menyediakan hammock di depan kamar. Kalau saya sukanya tidur-tiduran di
hammock dan membaca buku, atau menuangkan isi pikiran saya dengan tulisan. Saya juga suka
bermain dengan anjing disana, main voli, yoga, atau sekedar nongkrong sama teman-teman. Di
malam hari kamu bisa melihat bintang juga. Saya tidak keberatan berlama-lama disini.
3. Dive, dive, dive
Daya tarik dari wisata Pulau Togean adalah situs diving-nya. Beberapa situs diving yang bagus
ada di Pulau Kadidiri dan Una-una. Banyak teman saya yang bilang kalau diving di Togean seru.
Kamu bisa menemukan black-tail barracuda, penyu, hiu, dan lainnya. Bukan seorang diver?
Sama saya juga bukan. Snorkeling juga menyenangkan kok. Tempat snorkeling favorit saya
adalah Hotel California dan Reef 1. Terumbu karang disini bagus walaupun tidak banyak variasi
ikan. Keindahan terumbu karangnya mirip seperti  di Pantai Ora yang terletak di Maluku.
4. Naik kapal malam hari untuk melihat plankton
Saya pribadi belum coba, tetapi saya melihat tamu lain meninggalkan resort dengan sampan
kecil dilengkapi peralatan snorkeling pada malam hari. Ketika kembali, mereka bilang kalau
mereka habis berenang dengan plankton yang bersinar. Karena saya belum pernah melihat
plankton yang bersinar, saya tanya seperti apa bentuknya. “Seperti berenang dengan bintang.”
Itulah jawaban salah satu dari mereka.
5. Menyebrangi pulau ke pulau dengan jembatan kayu panjang

Sebuah jembatan kayu dengan panjang hampir satu kilometer menghubungi Pulau Malenge dan
Pulau Papan. Jembatan ini dibangun untuk memudahkan siswa di Pulau Papan agar bisa pergi ke
sekolah yang ada di Pulau Malenge. Salah satu warga lokal memberitahu saya bahwa sebelum
jembatan ini dibangun, para siswa ini akan berenang sehabis sekolah untuk pulang ke rumah.
Tentunya sangat bahaya, makanya pemerintah akhirnya membangun jembatan ini. Berjalan di
atas jembatan kayu ini pastinya sangat berbeda. Soalnya langsung bisa melihat terumbu karang
langsung di bawah. Sebelum meninggalkan pulau ini, saya naik ke sebuah bukit bernama Batu
Karang untuk melihat panorama seluruh desa dan jembatan dari atas.
6. Bertemu dengan penduduk lokal Pulau Togean
Suku Bajo adalah suku yang menempati beberapa perairan Indonesia termasuk di Kepulauan
Togean. Suku ini membangun rumah panggung di atas air. Katanya Orang Bajo bisa menyelam
sampai 20 meter tanpa menggunakan peralatan apapun. Mereka tidak punya mobil tapi punya
kapal. Anak kecil bukannya bermain di taman tapi langsung nyebur ke laut. Pulau Papan adalah
rumah bagi keluarga Orang Bajo. Saya juga mengunjungi Desa Bajo di Pulau Kabalutan.
Tampaknya populasi di pulau ini lebih besar daripada Pulau Papan. Anak kecil senang sekali
melihat tamu datang ke desa. Saya langsung dikerubunin anak kecil. Remaja lain dengan
seragam sekolahnya juga ngobrol sama saya.
7. Duduk di ujung dermaga sambil menunggu matahari terbenam

Setelah pindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Selain makan malam pastinya, hal yang paling
seru untuk dilakukan adalah duduk di dermaga dan menunggu matahari terbenam. Dengan
pemandangan yang luar biasa ini, saya menyadari betapa beruntungya saya bisa berada di tempat
ini.

8. Bermanin dengan Ubur-ubur tanpa sengat di Danau Mariona

Kebayangkah asiknya berenang bersama ubur-ubur? Eh, bukannya mereka beracun ya?
Beberapa jenis ubur-ubur berbahaya bahkan mematikan. Terkadang saya bete dengan ubur-ubur
yang tidak terlihat pas snorkeling tetapi terasa sengatannya. Tetapi, di beberapa tempat, ada juga
ubur-ubur yang tidak menyengat. Di Indonesia ada tiga tempat dimana kita bisa berenang dengan
ubur-ubur tanpa sengat: Danau Kakaban di Pulau Derawan, Misool, dan Danau Mariona di
Togean.

Ubur-ubur tanpa sengat di Danau Mariona

Ubur-ubur ini kehilangan sengatnya karena perubahan geologi. Karena terperangkap di laguna
tanpa predator, ubur-ubur ini pun tidak perlu melindungi diri dengan sengatnya.

Tapi salah satu teman saya kena sengat di bagian bibir pas berenang. Mungkin tipe ubur-ubur
lainnya kali ya. Berenang bersama binatang lucu ini adalah salah satu pengalaman paling seru di
Kepulauan Togean.

9. Mengenal kuliner lokal Kepulauan Togean dan Belajar cara mendaur ulang plastik
menjadi kerajinan tangan
Hampir semua resort di Kepulauan Togean menawarkan paket termasuk 3x makan. Di luar area
resort hampir tidak ada restoran lainnya. Karena di pulau, pastinya mereka
menyajikan seafood yang langsung ditangkat dari laut. Biasa porsinya lumayan mengenyangkan
jadi kamu tidak perlu takut kelaparan. Salah satu makanan yang mencuri perhatian saya adalah
sagu. Sagu adalah makanan utama di wilayah timur Indonesia. Teksturnya agak kenyal dan cara
masaknya bisa dipanggang atau direbus. Favorit saya adalah sagu yang dibulatin jadi bola,
dicampur dengan gula merah dan parutan kelapa. Rasanya kenyal dan tidak terlalu manis.
Agar pariwisata di Kepulauan Togean bisa berkembang dan tetap bersih, salah satu
organisasi non-profit lokal mengajak warganya untuk mendaur ulang sampah plastik dan
menjadikannya bahan untuk kerajinan tangan. Di Pulau Katupat kamu bisa melihat proses
pembuatan kerajinan tangan ini. Hasilnya bisa dijadikan oleh-oleh seperti gantungan kunci, topi,
atau dompet. Harganya dari Rp 20,000 sampai Rp 100,000.

10. Mengamati langit penuh bintang


Selain taman lautnya yang indah, ternyata kepulauan Togean juga memiliki spot yang strategis
untuk mengamati bintang. Lokasi pengamatan yang paling bagus terletak di sekitar pesisir pantai
di mana langit terlihat sangat luas tak berbatas.
Harga kapal untuk snorkeling trip (dari Fadhila Cottage)
 Reef Satu – Hotel California – Pantai Karina – Danau Ubur-ubur – Hutan Bakau: Rp
425,000 (6 – 8 orang)
 Pulau Taipi – Pantai Karina – Danau Ubur-ubur – Hutan Bakau: Rp 425,000 (6 – 8
orang)
 Hotel California – Reef Dua – Atoll – Pantai Malenge: Rp 475,000 (6 orang)
 Reef Satu – Reef Dua – Atoll – Malenge’s Jetty: Rp 525,000 (6 orang)
 Desa Kabalutan – Pulau Talawenga: Rp 525,000 (6 – 8 orang)
 Sewa alat snorkeling dan fin: Rp 50,000/hari
Rekomendasi situs diving di sekitar Pulau Togean
 The Pinaccle – Una Una: Karang pinnacle besar dengan wall atau tebih sedalam 60
meter. Banyak variasi sponge coral
 Apollo – Una Una: Kemungkinan besar bisa melihat school of Blackin Barracuda
 Pasir Tengah: Terumbu atoll selebar 3 kilometer dan nudibranch
 B24 Bomber Wreck: Kapal karam dengan panjang 17 meter dan lebar 22 meter
 Batu Gila: Hiu karang, pari manta, dan barracuda
 Goa Goa: Diving menelurusi lorong dengan terumbu karang indah dan visibilitas air
yang bagus
Referensi
https://www.lightpollutionmap.info/#zoom=10.00&lat=-
0.3836&lon=121.9596&layers=B0FFFFFFFTFFFFFFFFFF
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Togean
http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details/1/14
https://nonanomad.com/cara-menuju-kepulauan-togean/

Anda mungkin juga menyukai