Anda di halaman 1dari 6

EXECUTIVE SUMMARY

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI


DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2006 – 2007
KE PROVINSI RIAU
TANGGAL 5 – 9 NOPEMBER 2006
__________________________________________________________________

Yth. Saudara Pimpinan Komisi I DPR RI


Yth. Saudara Anggota Komisi I DPR RI

Assalammu’alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera bagi kita semua,

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat


Republik Indonesia Nomor : 24/PIMP/I/2006-2007 tanggal 3 Oktober 2006 tentang
Penugasan kepada Anggota Komisi I s/d Komisi XI dan Badan Legislasi DPR RI
untuk melakukan Kunjungan Kerja Berkelompok dalam Reses Masa Persidangan I
Tahun Sidang 2006 – 2007. Dalam hal ini, Komisi I DPR RI telah melaksanakan
Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau pada tanggal 5 s.d 9 Nopember
2006 yang terdiri dari 9 (sembilan) orang Anggota Komisi I DPR RI, didukung oleh
2 (dua) orang Sekretariat Komisi I DPR RI, 1 (satu) orang Penghubung Departemen
Pertahanan, dan 1 (satu) orang Penghubung Departemen Komunikasi dan
Informatika.

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang saya hormati,

Kunjungan Kerja yang dilaksanakan Komisi I DPR ke Provinsi Riau


dilakukan sebagai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan, dimana untuk
mengetahui secara langsung situasi dan kondisi Provinsi Riau saat ini yang
memiliki relevansi dengan permasalahan Keamanan, Intelijen, Luar Negeri dan
Informasi yang perlu untuk ditingkatkan.

Dari hasil kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau, beberapa hal
yang akan dilaporkan secara komprehensif, antara lain :
a. Provinsi Riau dengan ibukota Provinsi Pekanbaru mempunyai wilayah dengan
luas 107.932 Km2 , yang terdiri dari : 80,11% luas daratan dan 19.89 % luas
perairan, dengan jumlah penduduk : 4,6 juta jiwa, kepadatan : 43,44 jiwa/ Km 2
dengan laju pertumbuhan : 3,8 %, terdiri dari : 9 kabupaten dan 2 kota.
b. Provinsi Riau memiliki perbatasan disebelah utara dengan : Prov. Sumatera
Utara & Selat Malaka, sebelah timur Provinsi Kepulauan Riau, sebelah selatan :
Prov. Jambi dan sebelah barat : Prov. Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
c. Sebagai Provinsi yang letaknya di central point pulau Sumatera secara
geografis sangat strategis dengan hampir disepanjang timur pantai dari pulau
Sumatera berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan
Singapura & jarak terdekat daratan dengan Semenanjung Malaysia sampai
dengan China yakni Pulau Patin sebagai border dari kawasan yang ada di
Sumatera dan sekitarnya dan hampir 40% dari pelayaran dunia berada di Selat
Malaka.
d. Provinsi Riau merupakan Provinsi ke-3 (tiga) terbesar yang diminati investor
asing setelah Banten dan DKI Jakarta. Hal ini tidak terlepas dari potensi alam
yang dimiliki dan kondisi keamanan yang terkendali sehingga banyak pihak dari
investor asing yang berminat untuk menginvestasikan modal di daerah ini. Lebih
lanjut Pemerintah Daerah mencanangkan visi Riau 2020 : Terwujudnya Provinsi
Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam lingkungan
masyarakat yang agamis, sejahtera, lahir dan bathin di Asia Tenggara Tahun
2020.
e. Kondisi keamanan di Provinsi Riau saat ini cukup aman dan terkendali, hal ini
ditandai dengan keadaan ekonomi yang baik dari masyarakat dimana
penghasilan utama daerah yakni dari minyak bumi, kelapa sawit, kopra, hasil
laut dan pertanian.
e. Keadaan keamanan yang terkendali di Provinsi Riau ini tidak terlepas dari
hubungan yang berjalan baik dan harmonis antara Kepala Daerah dengan
jajaran MUSPIDA (Ketua DPRD, Danrem, Kapolda dan Kajati, serta Ketua
Pengadilan Tinggi) dan seringnya dilakukan rapat MUSPIDA secara insidentil
sesuai dengan skala permasalahan yang dihadapi.

Selanjutnya, beberapa permasalahan yang dihadapi Provinsi Riau saat ini,


ialah :

a. Rendahnya kualitas SDM terdidik yang ada Provinsi Riau. Kondisi ini
memperlihatkan rendahnya standar keahlian dan ketrampilan tenaga kerja yang
berpengaruh pada rendahnya produktifitas sehingga menjadi hambatan bagi
percepatan peningkatan pembangunan daerah yang merata di daerah tersebut,
hal ini menjadi kontradiktif bila dibandingkan dengan potensi sumber alamnya
yang kaya.
b. Defisit Energi listrik yang dihadapi Provinsi Riau sebesar 200 Mega Watt, saat
ini masih tergantung pasokan energi dari Provinsi Sumatera Selatan. Energi
listrik baru mampu melayani 38%.
c. Masih kurangnya kualitas air bersih, dimana 40% penduduk memanfaatkan air
hujan dan sungai untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan untuk Kota Pekanbaru
pelayanan air bersih baru mencapai 18%.
d. Keterbatasan infrastruktur yakni media transportasi terutama jalan provinsi
(lintas Kabupaten/Kota) yang belum terlayani secara optimal, akibat dari volume
ruas jalan yang akan dibangun, peningkatan dan rehabilitasi jauh lebih tinggi
dari ketersediaan dana.

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang saya hormati,

Dari hasil pertemuan dengan Gubernur Provinsi Riau beserta jajarannya juga
dihadiri Kasdam I/Bukit Barisan, Brigjen (TNI) Wilono Djati Woyono yang mewakili
Pangdam, dilanjutkan masing-masing dalam pertemuan dengan : Korem 031, Wira
Bima, Pekanbaru, Batalyon Arhanud 13/Pekanbaru, Lanud Pekanbaru, peninjauan
langsung ke Skadron 12, Pekanbaru, Lanal Dumai, Unit Teknis Persandian, Poswil
BIN, Riau, Kepala TVRI Pekanbaru, Kepala RRI Pekanbaru, PRSSNI Riau,
PT. Telkom Indonesia Cabang Riau dan PT. Pos Indonesia, menyimpulkan hal-hal
sebagai berikut :

A. BIDANG PERTAHANAN

1. Komando Resor Militer 031/Wira Bima sebagai bagian integral dari Kodam
I/Bukit Barisan, yang merupakan Sub Kompartemen Strategis Pertahanan
dalam melaksanakan fungsi dari Kodam I/Bukit Barisan sebagai pelaksana
Operasi TNI dan pelaksana pembinaan TNI AD serta Penyelenggara Tugas
dan Fungsi (PTF) Dephan RI yang diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang kondusif dalam upaya pertahanan negara di daerah, khususnya di

2
wilayah Riau dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.

2. Dampak yang timbul dengan diterapkan minimum essensial forces sebagai


akibat dari minimnya anggaran pertahanan sehingga kebutuhan alutsista
tidak dapat terpenuhi secara optimal, hal ini mempengaruhi mutu tempur
prajurit seperti kondisi alutsista dan alat komunikasi yang dimiliki Korem
031/Wira Bima dan Batalyon Arhanud 13/Pekanbaru sangat perlu untuk
ditingkatkan dan dilakukan penggantian alut sista yang modern bila
dihadapkan dengan perkembangan saat ini, mengingat alutsista yang dimiliki
secara kualitas sudah sangat tua sehingga berpengaruh terhadap efek
tangkal (deterrent effect) dari pertahanan di daerah dan secara kuantitas
kurang mencukupi dari kebutuhan yang diharapkan. (Dalam latihan perang
bersama TNI AU Pekanbaru, Arhanud 13/Pekanbaru menggunakan meriam
T. AKT tahun 1960 dan meriam retrofit diperbaiki tahun 1992 hanya memiliki
kecepatan 200 km/jam, sementara kecepatan pesawat tempur Hawk
100/200 berkecepatan 1.350 km/jam)

3. Kondisi asrama TNI Korem 031/Wira Bima, khususnya asrama Prajurit,


bekas gudang PT. Karkam, jumlahnya belum memenuhi dari yang
diharapkan dan sangat tidak layak huni dengan kondisi asrama yang
memperihatinkan. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kesiapan tempur
pasukan dalam kesatuan.

4. Luas perairan kerja Pangkalan AL (Lanal) Dumai terdiri dari perairan Selat
Malaka, Perairan Bagan Siapiapi, Perairan Dumai, Perairan Bengkalis,
Perairan sungai Siak dan Perairan Selat Panjang. Letak geografis Lanal
Dumai sangat berdekatan dengan pesisir Semenanjung Malaysia dan
Singapura. Jarak antara wilayah daratan yang terdekat adalah Tanjung
Medang (Pulau Rupat) dan Tanjung Rachado (Port Dickson) dapat ditempuh
1 jam pelayaran dengan menggunakan speed boat. sementara Lanal Dumai
dihadapkan dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki
sehingga mengakibatkan belum optimalnya Operasi Kamla yang telah
dilakukan.

5. Dengan letak perairan yang sangat berdekatan negara tetangga maka


banyak potensi yang menimbulkan berbagai kerawanan antara lain :
a. Kecelakaan Laut
Sering terjadi karena lalu lintas perdagangan lintas batas menggunakan
perahu rakyat yang menyeberangi Selat Malaka menuju daratan Malaysia
tanpa didukung peralatan navigasi yang cukup.
b. Perompakan
Didaerah Pulau Jemur sampai perairan Tanjung Balai Asahan.
c. Illegal Logging
penjualan kayu ilegal ke Malaysia dengan menggunakan kapal-kapal
kecil tradional. Kegiatan ini diindikasi dan didanai oleh cukong kayu dari
Malaysia.
d. Illegal Fishing
Banyak dilakukan oleh kapal ikan Malaysia yang menangkap ikan di
perbatasan yang adakalanya masuk ke wilayah perairan Indonesia.

6. Lanud Pekanbaru memiliki fasilitas pendukung dan 1 (satu) Skadron Udara


pesawat tempur Hawk 100/200 sebanyak 17 pesawat. Untuk Tahun
Anggaran 2006, sirkulasi 12 pesawat dan kesiapan 6 pesawat, saat ini rata-
rata kesiapan 4 pesawat. Hal yang perlu ditingkatkan yakni kesejahteraan
prajurit agar dapat bekerja dengan baik.

3
B. BIDANG INTELIJEN

1. Poswil BIN Riau melaksanakan pengumpulan informasi di daerah


berdasarkan Keputusan Mendagri No. 11 Tahun 2006, berkomunikasi
dengan pihak Kominda yakni Inteljen Korem, Polda, Kejaksaan, Bea Cukai,
dan Imigrasi. Dalam mendapatkan informasi yang berkembang melakukan
rapat rutin setiap bulan bahkan sering melakukan rapat yang lebih intensif
pada saat-saat tertentu. isu-isu spesifik yang ada di Riau antara lain
masalah aktivitas penyelundupan yang terjadi dikawasan terbuka di wilayah
pantai. Penyelundupan tersebut seperti barang elektronik, gula pasir, kain
bekas dan makanan ringan. Sementara mengenai kasus illegal logging
dengan dikeluarkannya Keppres No. 4 Tahun 2005, pratek-praktek tersebut
sudah dapat dikurangi.

2. Unit Teknis Persandian (UTP) di Riau memiliki beberapa permasalahan


antara lain :
a. Belum optimalnya pemanfaatan fungsi persandian yang ada di masing-
masing instansi, hal ini disebabkan kesadaran dan kepedulian terhadap
Pengamanan Informasi/Berita Rahasia Negara masih kurang.
b. Belum terpenuhinya SDM secara kuantitas maupun kualitas, ini di
sebabkan tingginya kualifikasi yang disyaratkan untuk seleksi masuk
UTP.
c. Kurang terdukungnya sarana dan prasarana operasional persandian
yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan kerja.
d. Belum semua aparatur menyadari pentingnya Pengamanan
Informasi/Berita Rahasia Instansi maupun Negara.
e. Belum adanya keseragaman pemahaman tentang Tunjangan
Kompensasi Kerja bagi personil sandi.
f. Belum adanya sosialisasi dari pusat akan peran sandi di daerah, sebagai
contoh untuk Sandi di Kajati, hanya di level Kajati yang digunakan.

C. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMASI

1. TVRI Stasiun Riau memiliki 14 Satuan Transmisi yang tersebar di wilayah


Riau dan Kepulauan Riau. Dari sarana yang ada tersebut kondisinya saat ini
sangat memprihatinkan, karena kurangnya biaya perawatan dan hanya 1
Satuan Transmisi VHF yang dapat memancarkan siaran TVRI Stasiun Riau.
Hal ini berpengaruh terhadap kualitas siaran yang diberikan TVRI Riau di
daerah.

2. Lokasi TVRI Stasiun Riau yang tidak strategis dan tidak menguntungkan
sebagai Lembaga Penyiaran Publik karena lokasinya sangat jauh yang
terletak dipinggiran kota dan kurangnya fasilitas sarana dan komunikasi yang
dimiliki.

3. RRI Pekanbaru memiliki keterbatasan dana pemeliharaan dan penyediaan


suku cadang peralatan teknik sehingga mengakibatkan pengoperasian
peralatan siaran tidak dapat maksimal bahkan kadang-kadang terhenti dalam
proses produksi. Sebagai contoh, kondisi aliran listrik PLN diProvinsi Riau
saat ini mengalami penurunan kualitas akibatnya RRI banyak menggunakan
generator diesel padahal karena anggaran yang minim bahan bakar dan
pelumas yang tidak dapat terpenuhi pengadaannya.

4. Banyaknya Radio-radio swasta yang tak berizin perlu ditertibkan.

4
5. Telkom Riau Daratan saat ini telah meng-cover 81 Kecamatan (total 121
Kecamatan yang ada di Prov. Riau) untuk fasilitas telekomunikasi Telkom di
tahun 2006 dan masih terbuka kesempatan untuk dikembangkan. masih 39
kecamatan yang belum tercover fasilitas telekomunikasi dari Telkom karena:
daerah Riau yang menyebar terdiri dari hutan dan sebagian terdiri dari
kepulauan, secara demografis tempat pemukiman penduduk tersebar tidak
merata. Selain itu di beberapa wilayah sebagian besar telepon hanya
digunakan untuk menerima sehingga dari sisi analisis bisnis kurang
menghasilkan profit.

6. PT. Pos Indonesia (Persero) Riau mengharapkan agar pemerintah dapat


merubah status perusahaan menjadi perusahaan terbuka melalui Initial
Public Offering/Penawaran saham kepada pihak ke-3, sehingga PT. Pos
dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan profitabilitasnya ditahun
mendatang. Meskipun secara keseluruhan PT. Pos Indonesia sejak 3 tahun
terakhir merugi, namun khusus PT Pos Indonesia Riau justru masih positif
dan cenderung mengalami kenaikan laba. Secara keseluruhan PT. Pos
Indonesia Riau mencakup 756 desa di daerah Riau daratan.

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI yang saya hormati,

Dari hasil laporan kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau, Tim
menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut :

A. BIDANG PERTAHANAN DAN INTELIJEN

1. Mengingat kondisi alutsista dan alat komunikasi yang dimiliki Korem


031/Wira Bima dan juga kondisi sarana dan prasarana Batalyon Arhanud
13/Pekanbaru masih minim dan perlu mendapatkan perhatian agar dapat
meningkatkan moril dan semangat pengabdian prajurit, mengingat alutsista
yang dimiliki secara kualitas sudah tidak mendukung. Hal ini disebabkan oleh
masih jauhnya anggaran pertahanan yang diharapkan dari kebutuhan yang
diajukan.

2. Pemenuhan Asrama bagi prajurit TNI di Korem 031/Wira Bima Propinsi Riau
harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam hal ini Departemen
Pertahanan (Dephan), mengingat hingga saat ini kondisi asrama TNI di
Korem 031 sangat memperihatinkan.

3. Melihat potensi kerawanan yang begitu tinggi di sekitar perbatasan Propinsi


Riau baik berupa penyelundupan, illegal logging, illegal fishing dan
sebagainya, maka Komisi I DPR RI minta agar pemerintah betul-betul
memperhatikan kawasan ini dengan cara memperkuat pasukan pengaman
dan penambahan fasilitas prajurit TNI di wilayah-wilayah perbatasan.

4. Mengingat begitu tingginya kerawanan di wilayah perbatasan propinsi Riau,


komisi I DPR RI meminta agar pemerintah memperkuat kinerja BIN dalam
melakukan early detection dan early warning dalam upaya mengantisipasi
konflik dan segala bentuk kejahatan di seputar perbatasan di Riau.

5. Pemerintah juga harus memperhatikan urgensi pemanfaatan Sandi,


mengingat hingga kini sosialisasi dan kesadaran untuk menggunakan
keamanan persandian masih sangat rendah, baik di instansi resmi
pemerintah maupun di lembaga-lembaga swasta.

5
B. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMASI

1. Mengingat pentingnya RRI sebagai sarana komunikasi di Riau, maka perlu


adanya dorongan terhadap lembaga pendukung infrastruktur RRI seperti
PLN untuk secara konsisten melakukan pelayanan dengan baik. Selain itu,
perlu dipenuhi kebutuhan minimal secara teknis operasional dengan tetap
mengedepankan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan.

2. Mengingat biaya yang tinggi untuk relokasi, maka Komisi I DPR RI merasa
tidak perlu ada relokasi, dan minta TVRI Riau untuk lebih strategis dan bijak
dalam mengelola stasiunnya untuk melayani masyarakat Riau sehingga
mampu menjalankannya sebagai lembaga penyiaran publik.

3. Untuk Pemerintah Daerah harus memfasilitasi terbentuknya KPID di Provinsi


Riau.

4. Sehubungan pentingnya telekomunikasi, maka selain mengedepankan profit,


Telkom Riau juga harus melayani daerah-daerah yang belum terjangkau di
wilayah Riau.

5. Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kinerja dan prestasi PT. Pos
Indonesia (Persero) perlu dipertimbangkan kemungkinan merubah status PT
Pos menjadi perusahaan terbuka. Dengan jaringan yang luas dan tersebar di
seluruh Indonesia, Komisi I DPR RI akan terus mendorong PT Pos sehingga
benar-benar menjadi instrumen pemerintah dalam memperkuat pelayanan
terhadap publik.

Demikian laporan Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau


dalam Reses Masa Persidangan I Tahun 2007 - 2007. Laporan tersebut menjadi
bahan masukan bagi Pemerintah dibidang Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri dan
Informasi di dalam menentukan arah kebijakan pembangunan nasional.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2006

TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI


KE PROVINSI RIAU

K E T U A, SEKRETARIS,

DR. YUSRON IHZA, LLM SHIDKI WAHAB


A-7 A-102

Anda mungkin juga menyukai