Assalammu’alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera bagi kita semua,
Dari hasil kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau, beberapa hal
yang akan dilaporkan secara komprehensif, antara lain :
a. Provinsi Riau dengan ibukota Provinsi Pekanbaru mempunyai wilayah dengan
luas 107.932 Km2 , yang terdiri dari : 80,11% luas daratan dan 19.89 % luas
perairan, dengan jumlah penduduk : 4,6 juta jiwa, kepadatan : 43,44 jiwa/ Km 2
dengan laju pertumbuhan : 3,8 %, terdiri dari : 9 kabupaten dan 2 kota.
b. Provinsi Riau memiliki perbatasan disebelah utara dengan : Prov. Sumatera
Utara & Selat Malaka, sebelah timur Provinsi Kepulauan Riau, sebelah selatan :
Prov. Jambi dan sebelah barat : Prov. Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
c. Sebagai Provinsi yang letaknya di central point pulau Sumatera secara
geografis sangat strategis dengan hampir disepanjang timur pantai dari pulau
Sumatera berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan
Singapura & jarak terdekat daratan dengan Semenanjung Malaysia sampai
dengan China yakni Pulau Patin sebagai border dari kawasan yang ada di
Sumatera dan sekitarnya dan hampir 40% dari pelayaran dunia berada di Selat
Malaka.
d. Provinsi Riau merupakan Provinsi ke-3 (tiga) terbesar yang diminati investor
asing setelah Banten dan DKI Jakarta. Hal ini tidak terlepas dari potensi alam
yang dimiliki dan kondisi keamanan yang terkendali sehingga banyak pihak dari
investor asing yang berminat untuk menginvestasikan modal di daerah ini. Lebih
lanjut Pemerintah Daerah mencanangkan visi Riau 2020 : Terwujudnya Provinsi
Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam lingkungan
masyarakat yang agamis, sejahtera, lahir dan bathin di Asia Tenggara Tahun
2020.
e. Kondisi keamanan di Provinsi Riau saat ini cukup aman dan terkendali, hal ini
ditandai dengan keadaan ekonomi yang baik dari masyarakat dimana
penghasilan utama daerah yakni dari minyak bumi, kelapa sawit, kopra, hasil
laut dan pertanian.
e. Keadaan keamanan yang terkendali di Provinsi Riau ini tidak terlepas dari
hubungan yang berjalan baik dan harmonis antara Kepala Daerah dengan
jajaran MUSPIDA (Ketua DPRD, Danrem, Kapolda dan Kajati, serta Ketua
Pengadilan Tinggi) dan seringnya dilakukan rapat MUSPIDA secara insidentil
sesuai dengan skala permasalahan yang dihadapi.
a. Rendahnya kualitas SDM terdidik yang ada Provinsi Riau. Kondisi ini
memperlihatkan rendahnya standar keahlian dan ketrampilan tenaga kerja yang
berpengaruh pada rendahnya produktifitas sehingga menjadi hambatan bagi
percepatan peningkatan pembangunan daerah yang merata di daerah tersebut,
hal ini menjadi kontradiktif bila dibandingkan dengan potensi sumber alamnya
yang kaya.
b. Defisit Energi listrik yang dihadapi Provinsi Riau sebesar 200 Mega Watt, saat
ini masih tergantung pasokan energi dari Provinsi Sumatera Selatan. Energi
listrik baru mampu melayani 38%.
c. Masih kurangnya kualitas air bersih, dimana 40% penduduk memanfaatkan air
hujan dan sungai untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan untuk Kota Pekanbaru
pelayanan air bersih baru mencapai 18%.
d. Keterbatasan infrastruktur yakni media transportasi terutama jalan provinsi
(lintas Kabupaten/Kota) yang belum terlayani secara optimal, akibat dari volume
ruas jalan yang akan dibangun, peningkatan dan rehabilitasi jauh lebih tinggi
dari ketersediaan dana.
Dari hasil pertemuan dengan Gubernur Provinsi Riau beserta jajarannya juga
dihadiri Kasdam I/Bukit Barisan, Brigjen (TNI) Wilono Djati Woyono yang mewakili
Pangdam, dilanjutkan masing-masing dalam pertemuan dengan : Korem 031, Wira
Bima, Pekanbaru, Batalyon Arhanud 13/Pekanbaru, Lanud Pekanbaru, peninjauan
langsung ke Skadron 12, Pekanbaru, Lanal Dumai, Unit Teknis Persandian, Poswil
BIN, Riau, Kepala TVRI Pekanbaru, Kepala RRI Pekanbaru, PRSSNI Riau,
PT. Telkom Indonesia Cabang Riau dan PT. Pos Indonesia, menyimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
A. BIDANG PERTAHANAN
1. Komando Resor Militer 031/Wira Bima sebagai bagian integral dari Kodam
I/Bukit Barisan, yang merupakan Sub Kompartemen Strategis Pertahanan
dalam melaksanakan fungsi dari Kodam I/Bukit Barisan sebagai pelaksana
Operasi TNI dan pelaksana pembinaan TNI AD serta Penyelenggara Tugas
dan Fungsi (PTF) Dephan RI yang diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang kondusif dalam upaya pertahanan negara di daerah, khususnya di
2
wilayah Riau dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.
4. Luas perairan kerja Pangkalan AL (Lanal) Dumai terdiri dari perairan Selat
Malaka, Perairan Bagan Siapiapi, Perairan Dumai, Perairan Bengkalis,
Perairan sungai Siak dan Perairan Selat Panjang. Letak geografis Lanal
Dumai sangat berdekatan dengan pesisir Semenanjung Malaysia dan
Singapura. Jarak antara wilayah daratan yang terdekat adalah Tanjung
Medang (Pulau Rupat) dan Tanjung Rachado (Port Dickson) dapat ditempuh
1 jam pelayaran dengan menggunakan speed boat. sementara Lanal Dumai
dihadapkan dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki
sehingga mengakibatkan belum optimalnya Operasi Kamla yang telah
dilakukan.
3
B. BIDANG INTELIJEN
2. Lokasi TVRI Stasiun Riau yang tidak strategis dan tidak menguntungkan
sebagai Lembaga Penyiaran Publik karena lokasinya sangat jauh yang
terletak dipinggiran kota dan kurangnya fasilitas sarana dan komunikasi yang
dimiliki.
4
5. Telkom Riau Daratan saat ini telah meng-cover 81 Kecamatan (total 121
Kecamatan yang ada di Prov. Riau) untuk fasilitas telekomunikasi Telkom di
tahun 2006 dan masih terbuka kesempatan untuk dikembangkan. masih 39
kecamatan yang belum tercover fasilitas telekomunikasi dari Telkom karena:
daerah Riau yang menyebar terdiri dari hutan dan sebagian terdiri dari
kepulauan, secara demografis tempat pemukiman penduduk tersebar tidak
merata. Selain itu di beberapa wilayah sebagian besar telepon hanya
digunakan untuk menerima sehingga dari sisi analisis bisnis kurang
menghasilkan profit.
Dari hasil laporan kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Riau, Tim
menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut :
2. Pemenuhan Asrama bagi prajurit TNI di Korem 031/Wira Bima Propinsi Riau
harus menjadi perhatian serius pemerintah dalam hal ini Departemen
Pertahanan (Dephan), mengingat hingga saat ini kondisi asrama TNI di
Korem 031 sangat memperihatinkan.
5
B. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMASI
2. Mengingat biaya yang tinggi untuk relokasi, maka Komisi I DPR RI merasa
tidak perlu ada relokasi, dan minta TVRI Riau untuk lebih strategis dan bijak
dalam mengelola stasiunnya untuk melayani masyarakat Riau sehingga
mampu menjalankannya sebagai lembaga penyiaran publik.
5. Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kinerja dan prestasi PT. Pos
Indonesia (Persero) perlu dipertimbangkan kemungkinan merubah status PT
Pos menjadi perusahaan terbuka. Dengan jaringan yang luas dan tersebar di
seluruh Indonesia, Komisi I DPR RI akan terus mendorong PT Pos sehingga
benar-benar menjadi instrumen pemerintah dalam memperkuat pelayanan
terhadap publik.
K E T U A, SEKRETARIS,