Anda di halaman 1dari 64

LATAR BELAKANG

Kalimantan Utara membutuhkan infrastruktur yang


dapat mempercepat proses pembangunan dan
pertumbuhan perekonomian. Salah satu infrastruktur
yang cukup vital dalam rangka mempercepat arus
pergerakan barang dan manusia guna percepatan
perumbuhan
perekonomian
daerah
adalah
pelabuhan.

Dalam rangka mempersiapkan pembangunan


pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk
operasional kapal-kapal dengan aman dan lancar,
pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui
Dinas perhubungan komunikasi dan informatika
melakukan Penyusunan Master Plan dan DED
Pelabuhan P. Bunyu.

MAKSUD
Sebagai upaya untuk menyediakan pedoman
perencanaan pembangunan dan pengembangan
pelabuhan
sehingga
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur,
menyeluruh
dan
komprehensif,
mulai
dari
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan
pelabuhan yang belum terbentuk.

TUJUAN
Agar

diperoleh rencana Induk Pelabuhan yang akan


mewujudkan pemanfaatan areal pelabuhan yang
berkualitas, serasi dan optimal, sesuai dengan
kebutuhan
pembangunan
serta
sesuai
dengan
kebutuhan pembangunan dan daya dukung lingkungan.
Dapat
menjadi
acuan
dalam
pembangunan
fasilitas/prasaran utama dan pendukung.
2

DASAR HUKUM

Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan;


Undang-undang No. 17 tentang pelayaran;
Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
PP No. 61 tahun 2009 tentang kepelabuhan;
PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota;
PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonomi;
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 15 tahun 1997 tentang Sistem
Transportasi Nasional yang direvisi dengan Keputusan Menteri
Perhubungan No. KM 49 Tahun 2005;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2005 tentang Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANAS) melalui tatranas, tatrawil dan tatralok.

SASARAN

1. Teridentifikasi kondisi eksisting peruntukan ruang kawasan perairan dan daratan


kawasan Pelabuhan P. Bunyu terutama terhadap penggunaan ruang dan kawasan
terbangun dipetakan
2. Tersusunnya pengaturan tata ruang yang memuat tentang kebijakan pelabuhan,
rencana lokasi yang merupakan pedoman dalam penetapan lokasi fasilitas
pelabuhan, pembangunan, pengoperasian dan pengembangan pelabuhan.
3. Tersusunnya Rencana Tata Ruang Kawasan perairan dan daratan, kawasan
Pelabuhan Bunyu dalam bentuk peta rencana pola pemanfaatan ruang, dengan
ukuran skala peta 1:5.000 s/d 1:10.000
4. Rencana Tata Ruang peruntukan lahan, dan perairan pelabuhan sebagaimana
dimaksud dalam point 2 untuk menentukan kebutuhan penempatan fasilitas, dan
kegiatan operasional pelabuhan meliputi :
a. kegiatan jasa kepelabuhanan
b. Kegiatan Pemerintahan
c. Kegiatan jasa kawasan
d. Kegiatan penunjang pelabuhan
4

KELUARAN

1. Kompilasi Data;
2. Analisis dan Prediksi;
3. Rencana Pengembangan dan
Pembangunan;
4. Executive Summary RIP;
5. Album peta/gambar RIP;
6. Soft Copy.

LINGKUP WILAYAH STUDI


Kawasan Pelabuhan Bunyu yang terdiri dari lahan
daratan dan kawasan perairan
P. Bunyu

Lokasi
Pelabuhan

FASILITAS DARATAN
Fasilitas Pokok
Dermaga;
gudang lini 1;
lapangan penumpukan lini 1;
terminal penumpang;
terminal peti kemas;
terminal roro;
fasilitas kapal-kapal negara dan pelayaran
rakyat;
fasilitas penampungan dan pengolahan
limbah;
fasilitas bunker;
fasilitas pemadam kebakaran;
fasilitas gudang untuk Bahan/Barang
Berbahaya dan Beracun (B3);
fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan
dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

Fasilitas Penunjang
kawasan perkantoran;
fasilitas pos dan telekomunikasi;
fasilitas pariwisata dan perhotelan;
instalasi air bersih, listrik, dan
telekomunikasi;
jaringan jalan dan rel kereta api;
jaringan air limbah, drainase, dan
sampah;
areal pengembangan pelabuhan;
tempat tunggu kendaraan bermotor;
kawasan perdagangan;
kawasan industri; dan
fasilitas umum lainnya
8

FASILITAS PERAIRAN

Fasilitas Pokok
alur-pelayaran;
perairan tempat labuh;
kolam pelabuhan untuk kebutuhan
sandar dan olah gerak kapal;
perairan untuk kapal yang
mengangkut Bahan/Barang
Berbahaya dan Beracun (B3);
perairan untuk kegiatan karantina;
perairan pandu; dan
perairan untuk kapal pemerintah.

Fasilitas Penunjang
perairan untuk pengembangan
pelabuhan jangka panjang;
perairan untuk fasilitas
pembangunan dan
pemeliharaan kapal
perairan tempat kapal mati;
perairan untuk keperluan
darurat; dan
perairan untuk kegiatan
kepariwisataan dan perhotelan

Alur Pikir
Penyusunan
Master Plan &
DED Pelabuhan
P. Bunyu

10

SURVEY TOPOGRAFI DAN OSEANOGRAFI


1. Peta Topografi dan Bathrimetri
Hasil Pengukuran titik kontrol horisontal atau titik BM disekitar
Pelabuhan Bunyu
No
1
2
3
4
5
6

Nama Titik
BM 0
CP 1
BM 4
BM 9
BM 10
BM 5

Titik Koordinat UTM (Areal)


Latitude
Longitude
Elevation
117.838019
0.909
3.461195
117.838333
2.242
3.461515
117.839435
4.242
3.460685
117.841209
5.454
3.459922
117.840490
1.212
3.460068
117.839341
3.030
3.460613

11

SURVEY TOPOGRAFI DAN HIDRO OSEANOGRAFI

Peta Topografi dan Bathimetri

12

2. Pengamatan Pasang Surut

13

3. Arah dan Kecepatan Angin


Berdasarkan grafik diketahui bahwa kecepatan di daerah
rencana cukup tinggi dimana persentase distribusi keas
kecepatan angin yang berada diatas 8 9 ms
mendominasi distribusinya. Kelas kecepatan angin 8 9
ms merupakan kelas kecepatan angin terbanyak dengan
30,5% disusul kelas kecepatan 9 10 ms dan > 10 ms
dengan persentase masing-masing sebesar 26,3% dan
26,1%.

14

4. Pengamatan Gelombang

15

Hasil analisa distribusi persentase gelombang


berdasarkan arah datang dan tinggi

16

Hasil analisa kedua


tabel : Menunjukan
bahwa peluang arah
dating gelombang
terbesar berasal
dari arah barat daya
sebanyak 49%
diikuti arah selatan
sebanyak 32%.

4. Pengamatan Arus

Kecepatan arus akan


mencapai maksimum
pada saat arus bergerak
menuju pasang maupun
saat menuju surut.
Sementara itu
kecepatannya akan
tereduksi hingga sangat
minimal saat berada
pada titik elevasi
tertinggi dan titik elevasi
terendah.

17

Pengembangan dan Pembangunan


Pulau Bunyu
Tinjauan Kebijakan Pembangunan Nasional
Secara keruangan keberadaan Provinsi Kalimantan Utara memiliki
peran penting sebagai koridor utara Kalimantan terkait dengan itu
maka kebijakan-kebijakan pusat sebagai bentuk arahan
perencanaan pembangunan daerah turut diperhatikan agar tercipta
keselarasan pembangunan baik dalam konteks perhubungan dan
ekonomi wilayah. Sehingga dapat diketahui arahan-arahan strategi
pembangunan sektor perhubungan laut yang terkait dengan
pengembangan pelabuhan pulau Bunyu
Dalam RTRWN yang disesuaikan dengan lingkup wilayahnya
Penetapan sistem perkotaan yang berada dalam wilayah
Kalimantan Utara terdiri dari PKN Tarakan, PKW Tanjung Selor,
PKW Malinau, PKW Nunukan, PKW Tanlumbis, serta PKSN
Nunukan, PKSN Simanggris, dan PKSN Long Midang.

18

Rencana Induk Perhubungan Prov. Kalimantan Utara

19

20

Berdasarkan rencana struktur ruang pada RTRW


kabupaten Bulungan disebutkan bahwa Kecamatan
Bunyu ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan
Lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten/ kota atau beberapa kecamatan.
Pelayanan PKL P. Bunyu sbb:
1. Pusat pemerintahan kecamatan;
2. Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
3. Pusat pelayanan sistem angkutan umum
penumpang dan angkutan barang;
4. Pusat pertambangan batubara, minyak bumi dan
gas alam) sub wilayah Bunyu
5. Pusat kegiatan penunjang pariwisata

21

ANALISIS KEBUTUHAN PELABUHAN


Rencana Induk Pelabuhan Pelabuhan Pulau Bunyu ini direncanakan akan di
bangun 2 (Dua) jenis, yaitu:

1. Pelabuhan Ferry dan Spedd Boat.


Pelabuhan ferry di disain untuk dapat memenuhi kebutuhan angkutan masal
dan penyeberangan baik angkutan manusia maupun kendaraan. Pelabuhan
ferry tidak berbeda banyak dengan pelabuhan barang.
pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala
kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang bepergian, seperti
kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan
sebagainya.

2. Pelabuhan Kontainer/Barang
Di Desain dengan Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung
seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal.
Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar dan luas untuk keperluan
bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga
dan kemudian diangkat dengan kran masuk kapal.
Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.
Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari dan
ke gudang serta mempunyai fasilitas untuk reparasi.
22

Perkirakan Kapal yang akan masuk dan sandar di Pelabuhan


Pulau Bunyu
Tipe Kapal Penumpang
Tipe Kapal

GT

LOA

Breadth (B)

Draft

(ton)

(m)

(m)

(m)

Type 1000

5700

99.8

18

Type 500

2600

74

15.2

Roro

2600

74

15.2

Rencana Kapal
No
1
2
3

Tahap
Pengembangan
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang

Masa Rencana
2016-2021
2021-2031
2031-2046

Kapal Penumpang Type 1000

Jenis Kapal
Penumpang
Kapal Type 500-1000
Kapal Type 500-1000
Kapal Type 500-1000

Jenis Kapal Barang


Kapal 700-2000 DWT
Kapal 2000-6000 DWT
Kapal 6000-10000 DWT

Kapal Penumpang Type 500


23

Kapal Penumpang Ro-ro

ANALISIS KEBUTUHAN DERMAGA


1. Panjang Dermaga
Perhitungan kebutuhan panjang berth dermaga untuk kegiatan bongkar muat mengacu
pada kapal yang akan sandar di Pelabuhan Bunyu. Adapun rumus yang digunakan

adalah:
Panjang berth = (n x LOA) + (0.1 x LOA) + (0.15 x LOA)
Dimana n
= jumlah kapal rencana yang bersandar
LOA
= Length Over All (Panjang Kapal)

2.Tinggi Dek Dermaga


Kebutuhan tinggi lantai dermaga diperhitungkan dengan mengambil acuan elavasi muka
air LWS (Lowest Water Spring). Perhitungan dilakukan sebagai berikut:
H = HWS + Hd + Freeboard
H = (302.17+ 50 + 100) cm
H = 452.17 cm LWS

3. Lebar Dermaga
Lebar dermaga ditentukan secukupnya agar kegiatan bongkar muat dapat berlangsung
dengan lancar. Pertimbangan dalam menentukan lebar dermaga adalah adanya ruang
gerak yang cukup agar peralatan bantu bongkar muat dapat melalukan manuver dengan
leluasa. Kebutuhan Lebar dermaga untuk dermaga adalah 12 m. Lebar ini ditentukan
berdasarkan kekuatan dermaga terhadap gaya-gaya yang terjadi dan lebar yang
diperlukan untuk operasional kegiatan pelabuhan
24

ANALISIS KEBUTUHAN ALUR PELAYARAN


Kriteria Perencanaan untuk alur pelayaran antara lain:
Kecepatan kapal maksimum adalah 8 knots
Kecepatan arus maksimum 4 knots sejajar sumbu alur pelayaran
Kecepatan angin kategori moderate crosswind (menurut skala
Beaufort)
Bank Clearance = 1.5 x B , B = lebar kapal
A = lebar lintasan manuver kapal = 1.8 B
C = ruang bebas antara lintasan manuver (A) = B, tetapi tidak boleh
kurang dari 30 m.
D = ruang bebas minimum di bawah lunas kapal (keel)

Alur Pelayaran Untuk 2 Jalur Kapal

25

ANALISA KEBUTUHAN KOLAM


PELABUHAN

Kolam pelabuhan merupakan perairan yang terlindung di mana kapal


dapat berlabuh untuk dapat melakukan kegiatan bongkar muat,
mengisi persediaan bahan bakar, air dan memutar kapal (manuver),
reparasi, dan lain-lain.
Agar kolam pelabuhan ini dapat memenuhi syarat keamanan kapal,
maka perlu dilakukan pengerukan untuk memperoleh kedalaman yang
sesuai dengan draft kapal yang diizinkan memasuki Pelabuhan .
sehingga kapal dapat berputar dengan aman.
Pada mulut kolam pelabuhan harus memenuhi syarat :
Lebar = 1.5 LOA = 1.5 x 150 = 225 m
Kedalaman kolam = 1.2 Draft = 1.2 x 8 m = 9,6 m
Untuk kolam putar, harus memiliki lebar yang cukup besar. lebar kolam
putar adalah sebesar 2 LOAmax. Maka perhitungannya:
LOAmax = 150 m
Lebar kolam putar = 2 LOAmax = 2 x 150 m = 300 m
Kedalaman kolam = 1.2 Draft = 1.2 x 8 m = 9,6 m

26

ANALISA KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN LAINNYA


Areal Kolam Labuh
Areal Sandar Kapal
Perairan Tempat Labuh
Areal Perairan Tempat Alih Muat Kapal
Areal Perairan Wajib Pandu
Areal Perairan Untuk Yang Memuat Barang Berbahaya
Areal Perairan Untuk Kegiatan Karantina
Areal Perairan Untuk Kapal Pemerintah
Areal Perairan Untuk Uji Coba Kapal
Areal Perairan Untuk Kapal Mati
Areal Perairan Untuk Keperluan Darurat
Areal Perairan Untuk Pemeliharaan Kapal
Kebutuhan Transit Shed, Open Storage, dan Warehouse
Kebutuhan Alat Bantu Angkat
Kebutuhan Parkir
Kebutuhan Fasilitas Perkantoran
Kebutuhan Fasilitas Terminal Penumpang
Kebutuhan Fasilitas Lainnya ( Gedung Serbaguna, Kantin/Toko,
Pos Jaga, Reservoir dan genset, Toilet Umum, Shelter , Tempat beribadah,
Poliklinik, Gudang peralatan, Pemadam Kebakaran, Gardu PLN, Perbengkelan,
Fasilitas BBM, prsasana limbah padat dan cair, libah B3, Penhijauan, komunikasi
Rumah Dinas dan fasilitas Olah Raga)

27

Rencana Kapal Pelabuhan Barang


Rencana kapal yang akan dilayani di Pelabuhan
Barang P. Bunyu

Jenis Kapal

Bobot

Panjang
(LOA)

Lebar
(B)

Draft
(d)

DWT

Bulk Cargo

6000

119

15.6

3000

89

12

Tongkang

5000

91

25

5.4

Tug Boat

1200

28

600

18

3.5

28

Proyeksi Angkutan Penumpang Kapal Feri Pulau Bunyu


Tahu

Jumlah

Penumpang

Jumlah
penumpang/Bul
an

Jumlah
Kendaraan
Bermotor/Bula
n

2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029

37.739
40.494
43.450
46.621
50.025
53.677
57.595
61.799
66.311
71.151
76.436
81.919
87.899
94.315

3.102
3.328
3.571
3.832
4.112
4.412
4.734
5.079
5.450
5.848
6.275
6.733
7.225
7.752

24
24
25
25
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28

2030

101.200

8.318

28

Hasil Analisis 2016


29

Tahu

Jumlah

n
2031

Penumpang
108.588

2032

Jumlah
penumpang/Bul

Jumlah
Kendaraan

8.925

Bermotor/Bula
28

116.515

9.577

n
28

2033

125.021

10.276

29

2034

134.147

11.026

29

2035

143.940

11831

29

2036

154.477

12.694

29

2037

165.722

13.621

29

2038

177.820

14.615

29

2039

190.801

15.682

29

2040

204.729

16.827

29

2041

219.674

18.055

29

2042

235.711

19.373

29

2043

252.926

20.788

30

2044

271.400

22.307

30

2045

291.222

23.936

30

2046

312.492

25.684

30

an

Proyeksi Pendapatan Pelabuhan Pulau Bunyu

No

Tahun

Proyeksi Pendapatan Pelabuhan (Rp)

2016

1.113.743.700

2021

4.869.577.350

2025

5.745.448.740

2030

8.062.770.240

2035

10.380.091.740

2040

12.697.413.240

2046

15.478.199.040

30

Analisa Kelayakan Ekonomi dan Finansial


Pendekatan untuk melakukan analisis kelayakan ekonomi dan
finansial pembangunan pelabuhan laut Pulau Bunyu adalah dengan
metode perhitungan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio
(BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Secara konsep, alat
analisis ini dibangun dari dua variabel yang sama yaitu besaran
manfaat yang diperoleh (Benefit) dan ongkos/biaya yang
dikeluarkan (Cost).
NPVmenunjukkan selisih antara benefit dan cost yang didapat
dalam rentang waktu tertentu,dimana ketersediaan suatu
komoditas dianggap potensial apabila NPV bernilai positif,demikian
pula sebaliknya
BCR menunjukkan rasio perbandingan antarabenefit dan cost.
Apabila nilai BCR lebih dari 1, maka ketersediaan komoditas
SDAdianggap potensial. Dan sangat potensial apabila lebih dari 2.
Sebaliknya apabila nilaiBCR kurang dari 1, maka dianggap tidak
potensial
IRR adalah tingkat pengembalian dari investasi proyek yang
dianalisis, yaitu berupa tingkat bunga apabila NPV = 0. Apabila IRR
lebih besar dari tingkat suku bunga bank saat ini, maka suatu
31
investasi dianggap layak. Demikian pula sebaliknya

Skema yang digunakan dalam Rencana Induk


Pelabuhan Ferry Bunyu
Skema

Asumsi Khusus

Skema I

Bahwa hanya dengan pembangunan fisik pelabuhan saja sudah cukup


sebagai kontributor pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi
wilayah.

Skema II

Pembangunan pelabuhan juga harus disinergikan dengan


pembangunan fasilitas lain yang mampu mendorong sektor
potensial selain migas dan batubara.
Potensi yang dianggap potensial adalah perikanan, dengan
asumsi sekitar 20 % dari potensi perikanan Kabupaten
Bulungan dapat diserap oleh Pulau Bunyu, dengan added-value
yang diraih berkisar 30 %
Fasilitas tambahan yang dibangun adalah gudang pendinginan
ikan kapasitas 100 ton dengan nilai investasi sebesar dua
milyar rupiah.

32

Indikator Kelayakan Ekonomi Pelabuhan


Ferry Bunyu
Skema

NPV

B/C

IRR

Payback
Period

I
II

Rp.
134.365.389.713
Rp.
250.819.254.004

2.10

4%

Tahun ke-20

3.07

9%

Tahun ke-10

Skema I menunjukkan bahwa pembangunan dengan skalainvestasi pada


kisaran 90 milyar rupiah ternyata layak (feasible) secara ekonomis akan
tetapi dengan catatan. Nilai NPV positif, serta perbandingan benefit/cost
lebih dari 1. Ini menunjukkan kelayakan dari sisi ekonomi. Akan tetapi nilai
IRR, meski tidak negatif, menunjukkan besaran yang kurang dari suku bunga
bank saat ini. Artinya proyek dalam skema ini kurang layak apabila
pembiayaannya menggunakan pinjaman berjangka
Skema II, semua indikator menunjukkan bahwa pembangunan pelabuhan
laut ini dapat dinyatakan layak. Hasil dari kedua skema ini mengkonfirmasi
bahwa jika lingkup manfaat dari pelabuhan hanya berkisar pada pendapatan
dari aktivitas pelabuhan saja, maka akan kurang memberi kontribusi
terhadap pengembangan wilayah.
Sebaliknya apabila ruang lingkup manfaat diperluas hingga mencakup manfaat
tidak langsung yang berimbas pada kemajuan sektor perekonomian, maka
akan terlihat kontribusinya terhadap pengembangan wilayah
33

Rute Pulau Bunyu pada skala Lokal , Regional


maupun Nasional

Skala Lokal :
Skala Regional :
Skala Nasional :
toli

Bunyu - Tarakan - Ancam


Bunyu - Tarakan - Tanjung Selor
Tarakan - Bunyu Nunukan
Tarakan/Tanjung Selor/Ancam - Bunyu - Toli Tarakan/Tanjung Selor/Ancam - Bunyu -

Makassar
Tarakan/Tanjung Selor/Ancam - Bunyu Surabaya
Tarakan/Tanjung Selor/Ancam - Bunyu
Jakarta
34

PERUMUSAN PENILAIAN KESESUAIAN KELAYAKAN PERENCANAAN TATA RUANG

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Sistem Transportasi Nasional
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Tataran Transportasi Wilayah Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bulungan
Rencana Induk / Masterplan Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara

35

KESESUAIAN KELAYAKAN PENGUSAHAAN JASA ANGKUTAN


PENYEBERANGAN

Potensi Angkutan Penumpang


Tingkat Pertumbuhan Volume Asal-Tujuan Angkutan Penumpang
Potensi angkutan penumpang terhadap load factor rencana moda
Potensi Angkutan Barang (Cargo)
Tingkat Pertumbuhan Volume Asal-Tujuan Angkutan Barang (cargo)
Potensi angkutan barang terhadap load factor rencana moda

36

PERUMUSAN PENILAIAN KELAYAKAN EKONOMI DAN


FINANSIAL

Ekonomi Objek Kajian


* Potensi Ekonomi Tarikan Penumpang

Ekonomi Wilayah
Dampak berganda (multiplier effect)
Nilai Tambah (value added)

Terhadap alternatif moda transportasi


Terhadap distribusi orang dan kendaraan bermotor
Proyeksi rute pelayanan

* Potensi Ekonomi dari Arus Barang (cargo)


Potensi Pendapatan dari arus barang (cargo)

* Net Present Value (NPV)


* Benefit Cost Ratio (BCR)
* Internal Rate of Return (IRR)

37

PERUMUSAN PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN FISIK


DAN SOSIAL
Kesesuaian kelayakan dari aspek lingkungan fisik dan sosial menjadi tolak ukur penilaian
apakah rencana pembangunan objek kajian berpotensi menghasilkan dampak pada
lingkungan yang secara eksisting memberikan jasa ekosistem dalam bentuk daya dukung
terhadap lingkungan sekitarnya untuk menopang keseimbangan alam baik secara mikro
maupun makro (global), selanjutnya dari aspek sosial merupakan salah satu factor
penting untuk dilakukan penilaian kelayakannya terutama dalam hal keterpaduan dengan
kultur lokal, penyerapan dan peluang lapangan kerja yang mungkin diciptakan dari
rencana pembangunan objek kajian hingga penilaian terhadap status kepemilikan lahan
sebagai persyaratan dalam pembangunan yang clean and clear

38

PERUMUSAN PENILIAIAN KELAYAKAN ASPEK TEKNIS


PEMBANGUNAN

Aspek teknis pembangunan akan menilai variabel pengamatan


yang bersifat teknis dalam konteks pembangunan pelabuhan
serta aspek keselamatan dan operasionalisasi, terdapat 2
variabel utama yang menjadi kajian yaitu aspek fisik dan
geoteknis

39

KONSEP PEMBANGUNAN PELABUHAN FERRY BUNYU


1. Konsep dan Pola Pikir Pembangunan
Pelabuhan Ferry Bunyu
Pelabuhan Bunyu berfungsi untuk melayani kegiatan naik dan
turun penumpang, kegitan bongkar muat barang yang melibatkan
kapal-kapal yang berukuran besar. Dengan demikan Fasilitas
Pelabuhan yang dirancang untuk Pelabuhan Bunyu ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan setiap fungsi-fungsi pelabuhan
tersebut. Dari sisi Pembangunan Transportasi dan Ekonomi
Wilayah, pembangunan dermaga Pelabuhan Bunyu merupakan
suatu overhead capital dengan tujuan meningkatkan kegiatan
pelayanan transportasi yang secara tidak langsung dapat
meningkatkan produksi ekonomi dan pendistribusiannya, yang
pada ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat

40

KONSEP PEMBANGUNAN PELABUHAN FERRY BUNYU


2. Skenario Pembangunan Pelabuhan Ferry
Bunyu
Fungsi sebagai pelabuhan Multipurpose
Fungsi pelabuhan multipurpose dalam pengembangannya perlu didukung
dengan adanya sarana dan prasarana pendukung yang memadai baik yang
terdapat di lingkungan perairan maupun di lingkungan daratan. Sehingga
diharapkan mampu mendukung dan melayani pergerakan penumpang dan
kapal-kapal laut yang ada

Fungsi sebagai pelabuhan daratan


Fungsi pelabuhan daratan dalam pengembangannya perlu didukung dengan
adanya sarana dan prasarana pendukung yang memadai baik yang
digunakan untuk bongkar muat yaitu berupa lapangan penumpukan dan
gudang yang terdapat di lingkungan perairan maupun di lingkungan daratan.
Sehingga diharapkan mampu mendukung dan melayani pergerakan bongkar
muat yang ada

Fungsi sebagai pusat pelayanan dan pengelolaan


kepelabuhanan

Fungsi sebagai pusat pelayanan dan pengelolaan kepelabuhanan perlu


didukung dengan adanya sarana dan prasarana pendukung yang memadai
yang mampu menampung aktivitas pengelola pelabuhan dengan baik
sehingga urusan administrasi kepelabuhanan dan pengelolaan pelabuhan
dapat
berjalan
dengan
lancar
Fungsi
sebagai
pendukung
aktivitas bersama antara pelabuhan

penumpang dan pelabuhan daratan.


Fungsi sebagai pendukung aktivitas bersama ini merupakan fungsi yang dalam
41pelabuhan penumpang dan pelabuhan
pengembangannya mendukung aktivitas
daratan yang ada.

Strategi Pengembangan Pelabuhan Bunyu


Fungsi Pelabuhan
1. Pelabuhan multipurpose: pelabuhan yang dibangun untuk
kepentingan naik/turun penumpang kapal (baik angkutan laut
maupun angkutan penyeberangan).
2. Pelabuhan daratan: suatu tempat tempat tertentu di daratan
dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas
bongkar muat, lapangan penumpukan, dan gudang serta
prasarana dan sarana angkutan barang dengan pengemasan
khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum.

Peran Pelabuhan
1. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan
hirarkinya.
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian daerah dan
nasional.
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi.
4. Penunjang kegiatan industri dan perdagangan.
5. Tempat distribusi, konsolidasi dan produksi
42

Strategi Pengembangan Pelabuhan Bunyu


Kedudukan Pelabuhan
Kedudukan Pelabuhan Bunyu dalam sistem kepelabuhan
nasional adalah sebagai pelabuhan nasional.
Aktivitas utama adalah Pelabuhan Bunyu adalah sebagai
pelabuhan yang melayani kegiatan naik turun
penumpang, bongkar muat barang.
Anggaran biaya dan operasional Pelabuhan diusahakan
bersama pemerintah pusat dan sektor privat (swasta).

43

LUAS KEBUTUHAN PELABUHAN


Pelabuhan Ferry dan Speedboat

No

I.
a.

Fasilitas

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan


Daerah Lingkungan Kerja Daratan
1
Fasilitas pokok

- Dermaga Ferry dan Speedboat

- Trestle

- Terminal Penumpang

- Fasilitas Depot BBM

- Pemadam Kebakaran

- Instalasi Pengolahan Limbah

- TPS
- Bengkel Peralatan dan Gudang

Perbaikan SBNP

Sub Total

Satua
n

Jangka
Menenga
h

Jangka
Panjang

(20172022)

(20222032)

(20322047)

Total
Lahan
(m2)

m2
m2
m2
m2
m2
m2
Unit

2300
5000
100
40
231
36
1

m2

100

7808

44

Jangka
Pendek

Pelabuhan Ferry dan


Speedbot
2

Fasilitas penunjang

Kantor Administrasi dan Bea Cukai

m2

350

Kantor KP3

m2

60

Toko / Kantin

m2

120

60

40

220

Poliklinik

m2

72

Areal Parkir

m2

1000

250

250

1500

RTH

m2

7635

Ruang Genset

m2

36

Pos Jaga

m2

Ruang Tunggu

m2

150

50

50

200

Loket

m2

30

Garden Gras

m2

400

Kantor Syahbandar

m2

162

Gardu Listrik

m2

15

WC/Toilet

m2

16

20

25

Reservoir

m2

24

Jalan

m2

4750

Sub Total

14826

380

365

Total

22634

Daerah Lingkungan Kerja Perairan

23379

Kedalaman Alur Kolam

m2

-11

-11

-11

Areal Kolam Labuh

m2

19,100

26,100

36,600

Areal Tempat Sandar Kapal

m2

493

493

493

Perairan tempat alih muat antar kapal

m2

36,643.00

36,643.00

36,643.00

Areal Perairan Tempat Labuh Kapal

m2

36,643.00

36,643.00

36,643.00

92,879.00

99,879.00

110,379.00

Sub Total

45

Pelabuhan Ferry dan


Speedbot

II.

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

a.

Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan

m2

542,155.00

542,155.00

542,155.00

b.

Areal Daerah Muat Barang Berbahaya

m2

7,420.00

7,420.00

7,420.00

c.

Areal Perairan Karantina

m2

7,420.00

7,420.00

7,420.00

Areal Perairan Kapal Pemerintah

m2

7,420.00

7,420.00

7,420.00

Areal Perairan Untuk Uji Coba Kapal

m2

7,420.00

7,420.00

7,420.00

Areal Perairan Untuk Kapal Mati

m2

30,000.00

30,000.00

30,000.00

Areal Perairan untuk Keperluan Darurat

m2

18,300.00

18,300.00

18,300.00

Area Perairan Pemeliharaan Kapal

m2

36,643.00

36,643.00

36,643.00

m2

656,778.00

656,778.00

656,778.00

Sub Total

46

Pelabuhan Barang
Luas Fasilitas Perairan
Tahapan Pengembangan

Fasilitas Pelabuhan

Pendek

Menengah

Kedalaman Alur dan Kolam (m)


Luas Kolam Pelabuhan (m )
2

Areal Muat Kapal (m )


2

Panjang

-11

-11

-11

58,535

58,535

58,535

6,825

6,825

13,650

Luas Fasilitas Darat


Fasilitas Pelabuhan

Luas Dermaga
Trestle
Warehouse
Open Storage
Transiit Sheed
Gudang Peralatan
Kantor Administrasi
Jembatan Timbang
Kantor Opr. Dermaga
Silo
Shelter
Pos
Parkir Truk dan Alat
Bantu
Parkir Karyawan dan
Pengunjung
RTH
Jalan

Sat
(m2)

Pendek

Tahapan Pengembangan
Menengah

m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2

5600
10000
375
7500
11000
400
200
125
165
36
36
20
800

125
1500

100

200

500
9000

500

1000

m2

660

m2
m2
Total

21963
1720
60600

5600
7525

7320
68125

47

Total
Panjang

Rekapitulasi Kebutuhan Lahan

Kebutuhan Fasilitas Darat


Pelabuhan
Pelabuhan Ferry
Pelabuhan
Barang
Total

Jangka
Pendek
3, 082

Jangka
Menengah
0, 082
7, 083

Jangka Panjang
0, 03
1, 08

Kebutuhan
Lahan (Ha)
3, 153
8, 164

11, 317

Kebutuhan Fasilitas Perairan


No

Fasilitas Perairan

Ha

DLKR

121

DLKP

54.21

48

RAB Pelabuhan Ferry P. Bunyu


Berdasarkan kebutuhan fasilitasnya kebutuhan biaya untuk
pelabuhan ferry adalah sebesar Rp. 92,897,790,000.00,(Sembilan Puluh Dua Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah).

49

Kebutuhan Biaya Pelabuhan Ferry


I. JANGKA PENDEK
No

Uraian

Satuan

Volume

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Pekerjaan Persiapan

Ls

1.00

200,000,000.00

200,000,000.00

Pekerjaan Pengadaan Alat Berat


untuk Operasional Tahap Awal

ls

1.00

2,474,790,000.00

2,474,790,000.00

Pekerjaan Reklamasi

m3

8.109

1,733,270.78

14,055,092,714.48

Dermaga Ferry dan Speedboat

m2

2300

10,931,224.09

25,141,815,407.00

Trestle + Pedestrian

m2

5000

5,595,205.37

27,976,026,850.00

Terminal Penumpang

m2

100

5,399,221.30

539,922,129.92

Fasilitas Depot BBM

m2

40

5,399,221.30

215,968,851.97

Pemadam Kebakaran

m2

231

5,399,221.30

1,247,220,120.11

Instalasi Pengolahan Limbah

36

5,399,221.30

194,371,966.77

10

TPS

Unit

10,798,442.60

10,798,442.60

11

Bengkel Peralatan dan Gudang


Perbaikan SBNP

m2

100

5,399,221.30

539,922,129.92

12

Kantor Administrasi dan Bea Cukai

m2

350

5,399,221.30

1,889,727,454.71

13

Kantor KP3

m2

60

5,399,221.30

323,953,277.95

14

Toko / Kantin

m2

120

2,345,068.75

281,408,250.00

15

Poliklinik

m2

72

5,399,221.30

388,743,933.54

16

Areal Parkir

m2

1000

340,256.00

340,256,000.00

17

RTH

m2

7635

170,128.00

1,298,927,280.00

18

Ruang Genset

m2

36

5,399,221.30

194,371,966.77

19

Pos Jaga

m2

5,399,221.30

32,395,327.80

50

Kebutuhan Biaya Pelabuhan Ferry

20

Ruang Tunggu

m2

150

5,399,221.30

809,883,194.88

21

Loket

m2

30

5,399,221.30

161,976,638.98

22

Garden Gras

m2

400

302,202.12

120,880,848.00

23

Kantor Syahbandar

m2

162

5,399,221.30

874,673,850.47

24

Gardu Listrik

m2

15

2,345,068.75

35,176,031.25

25

WC/Toilet

m2

16

5,399,221.30

86,387,540.79

26

Reservoir

m2

24

5,399,221.30

129,581,311.18

27

Jalan Utama dan Perkerasan

m2

4750

286,903.14

1,362,789,915.00

28

Pekerjaan Pembangunan
Drainase
Pekerjaan Jaringan Lampu
Penerangan

m'

9500

71,725.79

681,394,957.50

bh

95

2,345,068.75

222,781,531.25

m'

1637

507,983.36

831,568,760.32

Real Cost

82,662,806,683.13

29
30

Pekerjaan Pagar Keliling

PPN 10%

8,266,280,668.31

Jumlah

90,929,087,351.44

Sub Total I

Dibulatkan

90,929,088,000.00

51

Kebutuhan Biaya Pelabuhan Ferry

II. JANGKA MENENGAH*


No
1
2
3
4
5

Uraian
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pembangunan Toko/Kantin
Pekerjaan Pembangunan Areal Parkir
Pekerjaan Pembangunan Ruang Tunggu
Pekerjaan Pembangunan WC/Toilet

Satuan
Ls

Volume
1.00

Harga Satuan (Rp)


300,000,000.00

Jumlah (Rp)
300,000,000.00

m2

60.00

3,517,603.13

211,056,187.50

m2

250.00

510,384.00

127,596,000.00

m2

50.00

8,098,831.95

404,941,597.44

m2

4.00

8,098,831.95

32,395,327.80

Real Cost

1,075,989,112.73

PPN 10%

107,598,911.27

Jumlah

1,183,588,024.01

Sub Total II

Dibulatkan

1,183,588,000.00

III. JANGKA PANJANG*


No

1
2

Uraian
Pekerjaan Persiapan

Satuan
ls

Volume
1.00

Harga Satuan (Rp)


300,000,000.00

Jumlah (Rp)
300,000,000.00

Pekerjaan Pembangunan Toko/Kantin

m2

40.00

3,517,603.13

140,704,125.00

Pekerjaan Pembangunan Areal Parkir

m2

250.00

510,384.00

127,596,000.00

Pekerjaan Pembangunan Ruang Tunggu

m2

50.00

8,098,831.95

404,941,597.44

Pekerjaan Pembangunan WC/Toilet

m2

5.00

8,098,831.95

40,494,159.74

Real Cost

713,735,882.18

Sub Total III


Sub Total I + II + III

PPN 10%

71,373,588.22

Jumlah

785,109,470.40

Dibulatkan

785,114,000.00
92,897,790,000.00

52

RAB Pelabuhan Barang


Berdasarkan kebutuhan fasilitasnya kebutuhan
biaya untuk pelabuhan barang adalah sebesar
Rp. 842,836,615,000.00,- (Delapan Ratus
Empat puluh Dua Milyar Delapan Ratus Tiga
Puluh Enam Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu
Rupah Rupiah).

53

RAB Pelabuhan Barang


I. JANGKA MENENGAH*
No

Uraian
Pekerjaan Persiapan

Satuan

ls

Volume
1.00

Harga Satuan (Rp)


2,029,545,000.00

Jumlah (Rp)
2,029,545,000.00

Pekerjaan Pengadaan Alat Berat untuk Operasional Tahap Awal

ls

1.00

12,177,270,000.00

5,412,120,000.00

Pekerjaan Reklamasi

m3

25,995.00

1,935,704.54

82,122,449,356.37

Pekerjaan Pembebasan Tanah

m3

4,000.00

7,000,000.00

28,000,000,000.00

Pekerjaan Pembangunan Dermaga

m2

5,600.00

8,090,968.09

86,757,640,632.88

3
4

5
Pekerjaan Pembangunan Trestle

m2

10,000.00

7,882,424.06

115,489,975,533.00

Pekerjaan Pembangunan Warehouse

m2

375.00

8,098,831.95

4,444,234,032.35

Pekerjaan Pembangunan Open Storage

m2

7,500.00

8,098,831.95

88,884,680,646.95

Pekerjaan Pembangunan Transit Sheed

m2

11,000.00

8,098,831.95

130,364,198,282.19

Pekerjaan Pembangunan Gudang Peralatan

m2

400.00

8,098,831.95

4,740,516,301.17

Pekerjaan Pembangunan Kantor Administrasi

m2

200.00

8,098,831.95

2,370,258,150.59

Pekerjaan Pembangunan Jembatan Timbang

m2

125.00

8,098,831.95

1,481,411,344.12

Pekerjaan Pembangunan Kantor Operasional Dermaga

m2

165.00

8,098,831.95

1,955,462,974.23

10

11

12

13

Pekerjaan Pembangunan Silo

m2

36.00

8,098,831.95

426,646,467.11

Pekerjaan Pembangunan Shelter

m2

36.00

8,098,831.95

426,646,467.11

Pekerjaan Pembangunan Pos Jaga

m2

20.00

8,098,831.95

237,025,815.06

Pekerjaan Pembangunan Parki Truk dan Alat Bantu

m2

800.00

8,098,831.95

7,980,049,081.17

Pekerjaan Pembangunan Parkir Karywan dan Pengunjung

m2

660.00

8,098,831.95

7,768,399,606.07

14

15

16

17

18
Pekerjaan Buffer Area

m'

21,963.00

302,202.12

8,943,714,805.20

Pekerjaan Jalan Utama dan Perkerasan

m2

1,720.00

10,747,495.38

27,050,729,371.77

Pekerjaan Pembangunan Drainase

m'

3,440.00

1,388,020.00

8,093,267,016.00

Pekerjaan Jaringan Lampu Penerangan

unit

40.00

3,517,603.13

196,770,028.68

Pekerjaan Pagar Keliling

m'

2,366.00

3,809,875.20

13,190,727,711.62

Real Cost

620,924,803,623.61

19

20

21

22
23

PPN 10%

62,092,480,362.36

Jumlah

683,017,283,985.97

Dibulatkan

683,017,284,000.00

Sub Total I

54

RAB Pelabuhan Barang

II. JANGKA PANJANG*


No
1

Uraian
Pekerjaan Persiapan

Satuan
ls

Volume
1.00

Harga Satuan (Rp)


1,522,158,750.00

Jumlah (Rp)
1,522,158,750.00

Pekerjaan Pengadaan Alat Berat


untuk Operasional Tahap Awal

ls

1.00

4,566,476,250.00

4,566,476,250.00

Pekerjaan Pembangunan
Warehouse

m2

125.00

12,148,247.93

2,925,703,041.72

Pekerjaan Pembangunan Open


Storage

m2

2,500.00

12,148,247.93

58,514,060,834.45

Pekerjaan Pembangunan Gudang


Peralatan

m2

100.00

12,148,247.93

2,715,808,313.67

Pekerjaan Pembangunan Parki


Truk dan Alat Bantu

m2

200.00

12,148,247.93

3,930,633,106.17

Pekerjaan Jalan Utama dan


Perkerasan

m2

3,880.00

16,121,243.07

71,115,460,429.77

Real Cost

145,290,300,725.78

PPN 10%

14,529,030,072.58

Jumlah

159,819,330,798.36

Dibulatkan

159,819,331,000.00

Sub Total II
Sub Total I + II

55

842,836,615,000.00

Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pelabuhan


Bunyu
No

Pelabuhan

Pelabuhan
Penumpang

Pelabuhan Kontainer

Total

Jangka Pendek

Jangka
Menengah

Jangka Panjang

90,929,088,000.00

1,183,588,000.00

785,114,000.00

683,017,284,000.0
0

Total
92,897,790,000.00

90,929,088,000.00

684,200,872,00
0.00

56

159,819,331,000.00

842,836,615,000.00

160,604,445,000.
00

935,734,405,000.
00

Layout Rencana Jangka Pendek

57

. Layout Rencana Jangka Menengah

58

Layout Jangka Panjang

59

Desain 3D Pelabuhan Ferry Pulau Bunyu

60

Desain 3D Pelabuhan Ferry Pulau Bunyu

61

Desain 3D Pelabuhan Ferry Pulau Bunyu

62

Desain 3D Pelabuhan Ferry Pulau Bunyu

63

Terima
Kasih

64

Anda mungkin juga menyukai