Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN MAGANG

4.1 Profil PT Pelabuhan Tanjung Priok

4.1.1 Latar Belakang ( Sejarah ) berdirinya PT Pelabuhan Tanjung Priok

Sejarah PT Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan pemerintah Republik Indonesia


pada tahun 1960 untuk membentuk Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I hingga Pelabuhan
VIII sebagai pengelola pelabuhan laut di seluruh Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 1960 tentang pengelolaan pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan
Pengusahaan Pelabuhan (BPP).
Pada tahun 1964, pemerintah menata kembali pengelolaan pelabuhan umum dengan
memisahkan aspek operasional dan komersial dalam pengelolaan pelabuhan. BPP yang terdiri
dari PN Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII bertanggung jawab terhadap pengelolaan aspek
komersial, sementara aspek operasional dikoordinasikan oleh Lembaga Administrator
Pelabuhan (Adpel).

Sementara pada periode 1969-1983 pengelolaan masing-masing pelabuhan umum dilakukan


Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkanPeraturan Pemerintah No.18 tahun 1969. PN
Pelabuhan dibubarkanoleh Lembaga Pemerintah Port Authority dan diganti menjadi BPP.

Pada tahun 1983, pemerintah mengubah status BPP menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Dengan status tersebut, BPP hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan saja.
Sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan langsung oleh Unit
Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983 juncto PP No 5 tanggal 5 Februari
1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi menjadi empat wilayah operasi, dengan nama
Perum Pelabuhan I sampai IV. Keempat Perum itu merupakan BUMN yang berada di bawah
pembinaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

[Date] 1
Bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia sehingga namanya berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan
Indonesia II, sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1 Desember 1992.

Selanjutnya bentuk Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perusahaan Perseroan


(Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia sehingga namanya berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Pelabuhan Indonesia II, sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1
Desember 1992, sebagaimana diubah dengan Akta Nomor 4 tanggal 5 Mei 1998 yang
keduanya dibuat oleh Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta serta telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman RI dengan Surat Keputusan Nomor C2-17612-HTO1O1TH.98 tanggal 6 Oktober
1998.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta Notaris No. 2 dari Notaris Agus Sudiono
Kuntjoro, SH., tanggal 15 Agustus 2008 jo. Akta Nomor 3 tanggal 30 Juli 2009. Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
ManusiaRepublik. Indonesia No. AHU-80894.AH.01.02.2008 tanggal 3 November 2008.
Dasar hukum bagi PT Pelabuhan Indonesia II sebagai BUMN penyelenggara usaha pelabuhan
adalah Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 17
tahun 2008 tentang Pelayanan serta Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2009.

Gambar 4.1 Logo PT Pelabuhan Tanjung Priok

Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II


meluncurkan identitas baru Pelindo II dalam bertransformasi menjadi IPC (indonesia Port
Corporation), perusahaan penyedia layanan kepelabuhanan di Indonesia yang lebih efisien dan

[Date] 2
modern dalam berbagai aspek operasinya guna mencapai tujuan menjadi operator pelabuhan
berkelas dunia. Nilai‐nilai yang terkandung di dalam warna jingga di logo baru ini adalah
semangat perubahan, kekuatan, optimisme, serta kebanggaan setiap karyawan, untuk bersama-
sama berdiri di garis terdepan dalam mencapai tujuan organisasi. Sisi biru pada logo
menggambarkan kesiapan memasuki erabaru yang dinamis dan fleksibilitas setiap komponen
dalam perusahaan menghadapi berbagai tantangan guna mencapai tujuan perusahaan, sebagai
a world-class port operator.

4.1.2 Ruang Lingkup PT Pelabuhan Tanjung Priok

Bidang usaha PT Pelabuhan Tanjung Priok meliputi beberapa kegiatan usaha yaitu:

 Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas
dan tempat berlabuhnya kapal;
 Penyediaan dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan
(pilotage) dan penundaan kapal;
 Penyediaan dan/atau pelayanan Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar
muat petikemas, curah cair, curah kering, multi purpose, barang termasuk hewan
(general cargo) dan fasilitas naik/turunnya penumpang dan/atau kendaraan;
 Penyediaan pelayanan jasa bongkar muat, petikemas, curah cair, curah kering (general
cargo), dan kendaraan; – Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah
cair, curah kering, multi purpose, penumpang, pelayanan rakyat, dan Ro-Ro;
 Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan
tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta
peralatan pelabuhan;
 Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri
dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran
angkutan multi moda; – Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum dan instalasi
dan limbah serta pembuangan sampah;
 Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM untuk kapal dan kendaraan di
lingkungan pelabuhan;
 Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan;

[Date] 3
 Penyediaan dan pengelolaan Jasa Konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan
dengan kepelabuhanan;
 Pengusahaan dan penyelenggaraan depo petikemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi,
serta pelayanan logistik;
 Pengusahaan kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara.

Selain berbagai kegiatan usaha utama tersebut PT Pelabuhan Tanjung Priok juga
mengembangkan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan dan
dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan, meliputi: Jasa
Angkutan; Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan; Jasa perawatan kapal dan
peralatan di bidang kepelabuhanan; Jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (Ship to ship
transfer) termasuk jasa ikutan lainnya; Properti diluar kegiatan utama kepelabuhanan;
Kawasan Industri; Fasilitas pariwisata dan perhotelan; Jasa konsultan dan surveyor
kepelabuhanan; Jasa komunikasi dan informasi; Jasa konstruksi kepelabuhanan; Jasa
forwarding/ekspedisi; Jasa kesehatan; Perbekalan dan catering; Tempat tunggu kendaraan
bermotor dan shuttle bus; Jasa penyelaman (salvage); Jasa Tally; Jasa pas pelabuhan; Jasa
timbangan.

4.1.3 Komitmen PT Pelabuhan Tanjung Priok

Merujuk pada UU No 7 Tahun 2008, pelabuhan memiliki tiga fungsi dalam perdagangan,
yaitu sebagai mata rantai transportasi, sebagai entitas industri, dan pintu gerbang negara.
Sebagai mata rantai transportasi, pelabuhan laut merupakan salah satu titik dari pertemuan dan
perpindahan barang atau orang dari moda transportasi darat kemoda transportasi laut, atau
sebaliknya. Barang yang diangkut dengan kapal laut akan dibongkar dan dipindahkan
keangkutan darat seperti truk atau keretaapi. Oleh karena itu, akses jalan mobil, rel kereta api,
jalur dari dan ke bandar udara sangat penting bagi pelabuhan. Selain itu, sarana pendukung
seperti perahu kecil dan tongkang akan sangat membantu kelancaran aktivitas pelabuhan.

Sebagai entitas industri, pelabuhan merupakan jenis industri tersendiri. Aktivitas ekspor-impor
di pelabuhan, menjadikanpelabuhan sebagai tempat berbisnis berbagai jenis usaha seperti
perbankan, transportasi, perusahaan leasing peralatan bongkar muat, termasuk bea-cukai.

Sebagai pintu gerbang atau gapura, pelabuhan berfungsi sebagai pintu masuk kesuatu negara.

[Date] 4
Warga dan barang dari negara lain yang memiliki pertalian ekonomi masuk ke suatu negara
melalui pelabuhan. Oleh karena itu, citra suatu negara juga ditentukan oleh kondisi pelabuhan
lautnya. Kebersihan dan pelayanan di pelabuhan mencerminkan kondisi negara bersangkutan.
Terutama sebagai mata rantai transportasi,pelabuhan berkaitan langsung dengan pertumbuhan
ekonomi. Pelabuhan-pelabuhan yang beroperasi secara efisien akan menurunkan biaya
logistik. Pada gilirannya penurunan biaya logistik akan mendorong pertumbuhan ekonomi
karena biaya transportasi mengalami penurunan dan produk bisa dijual lebih murah.

Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebenarnya memiliki posisi yang menguntungkan.


Kapal-kapal yang datang dari Samudera Hindia dengan tujuan AsiaTimur Jauh akan melintasi
wilayah perairan Indonesia melalui Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Timor.
Sebagian besar kapal tersebut akan melalui Selat Malaka dan Selat Sunda karena jaraknya yang
paling dekat. Sedangkan yang melalui tidak terlalu banyak dan umumnya adalah kapal-kapal
berukuran besar seperti super tanker. Kondisi tersebut jelas akan sangat menguntungkan
Tanjung Priok dan Belawan, sedangkan Tanjung Perak lebih berfungsi sebagai pelabuhan
distribusi untuk kawasan timur Indonesia.
PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) lahir sebagai tindak lanjut UU No 21 tahun 1992
mengenai badan usaha pelabuhan. PT Pelindo II merupakan salah satu BUMN di sektor
perhubungan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengusahaan pelabuhan umum.
Wilayah operasi perusahaan mencakup 10 provinsi untuk mengelola 12 pelabuhan. Pada tahun
2008 pemerintah mengeluarkan UU No.17/2008 tentang Pelayaran yang mengamanatkan agar
PT Pelindo (I-IV) fokus sebagai operator pelabuhan. Sebelumnya, PT Pelindo berperan ganda
sebagai operator sekaligus regulator. Peran operator adalah menjalankan jasa kepelabuhanan,
seperti menyediakan sarana dan prasarana serta peralatan mekanik pelabuhan, dan
melaksanakan seluruh kegiatan bisnis kepelabuhan berkaitan dengan layanan kapal, layanan
barang, dan layanan penumpang. Pelabuhan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya proyek pendulum nusantara
yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai wujud dukungan program
pemerintah yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk dapat mempercepat realisasi perluasan pembangunan
ekonomi dan pemerataan kemakmuran di kalangan masyarakat Indonesia.
Proyek nusantara merupakan jalur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan strategis di
Indonesia dari timur ke barat. Pelabuhan-pelabuhan tersebut akan ditingkatkan baik fasilitas
maupun infrastrukturnya untuk dapat melayani kapal dengan ukuran relatif besar sehingga

[Date] 5
dapat menurunkan biaya logistik nasional dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi
di seluruh Indonesia.

Untuk menjaga eksistensi organisasi, maka PT Pelabuhan Tanjung Priok menetapkan Visi
dan Misi organisasi sebagai berikut :

VISI PERUSAHAAN
“Menjadi Pengelola Pelabuhan Kelas Dunia yang Unggul dalam Operasional dan
Pelayanan.”

MISI PERUSAHAAN
a. Pelanggan & Mitra : Menyediakan, membangun dan mengoperasikan pelayanan
kepelabuhanan dan logistik secara terintegrasi, berkualitas dan handal untuk
memenuhi kepuasan pelanggan dan mitra;

b. Karyawan : Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi karyawan, mewujudkan


Insan perusahaan yang fokus pada pelanggan, berintegrasi, bangga kepada
perusahaan dan budayanya, serta memberikan kesejahteraan dan kepuasan
kepada karyawan.

c. Pemegang Saham : Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham


dan meningkatkan kesehatan perusahaan secara professional dengan memenuhi
aspek-aspek tata kelola perusahaan yang baik.

d. Masyarakat & Negara : Menjamin kelancaran dan keamanan arus kapal dan
barang untuk mewujudkan efisiensi biaya logistik dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat

4.1.4 Struktur Organisasi

PT Pelabihan Tanjung Priok dipimpin oleh seorang Direktur Utama (A1) lalu Direktur
Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok memiliki bawahan yaitu Executive Vice President dan
Direktur Non Kelas yang mengatur setiap divisi seperti Executive Vice President mengatur

[Date] 6
sekretasis perusahaan yang mempunyai Departemen Komunikasi Perusahaan, Departemen
Kepatuhan peraturan perusahaan, Departemen Protokoler & TU Direksi, Departemen
Kemitraan & Bina Lingkungan. Executive Vice President mengatur pula Biro Strategi
Perusahaan yang menaungi banyak Departemen seperti , Departemen Perencanaan Strategi
Perusahaan, Departemen Transformasi Perusahaan, Departemen Pengendalian Kinerja, dan
Project Management Office.

Executive Vice President mengatur juga dibagian Satuan Pengawasan Internal yang menaungi
Departemen Perencanaan Pengawasan Internal, Departemen pelaksanaan pengawasan internal,
Departemen Pengendalian Pengawasan Internal. Direktur utama mengatur pula bagian
Direktur Non Kelas yaitu Direktoral Komersial & Pengembangan Usaha, Direktorat Teknik &
Manajemen Risiko , Direktorat Operasi & Sistem Informasi, Direktorat Keuangan, Direktorat
SDM & Hukum, Direktorat Anak Perusahaan , Divisi Pengelolaan keuangan, Divisi Sistem
Informasi, Divisi Hukum, Divisi Pengadaan. Lalu divisi tersebut banyak menaungi berbagai
divisi yang lainnya ( lebih lengkap nya terdapat pada lampiran ).

4.2 Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja

Standarisasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan di seluruh Indonesia,


maka Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mempunyai tenaga kerja ± 500 orang, berarti
perusahaan ini telah memenuhi Permenaker No. 05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1 yang menyatakan
bahwa ”Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih
dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3”. Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta Utara mempunyai susunan organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) yang bertujuan untuk mengawasi jalannya sistem manajemen di perusahaan ini
berjalan dengan baik atau tidak

Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di perusahaan ini
sudah sesuai dengan Permenaker RI No. PER. 04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina

[Date] 7
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Peninjukan Ahli Keselamatan Kerja.
Dalam Peraturan tersebut disebutkan dalam pasal 3 ayat 1 yaitu ”Keanggotaan P2K3 terdiri
dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota”.
Berarti susunan keanggotaan PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sudah sesuai dengan
peraturan tersebut. Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa ” Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan
Kerja dari perusahaan yang bersangkutan”. Terbukti di PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Utara.Ibu Yessie yang diberi wewenang dari pihak top manajemen menjadi Wakil Deputy
Divisi SSE dan beliau menjadi ahli keselamatan kerja di perusahaan ini.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Pengamatan Umum

PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang terletak di JL.Raya Pelabuhan No.9
Tanjung Priok Jakarta 14310 merupakan salah satu perusahaan T Pelabuhan Indonesia II
(Persero) adalah Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor
transportasi khususnya dalam bidang pelayanan pelabuhan dan logistik. Perusahaan ini juga
turut bergerak dalam area bisnis lainnya yang relevan seperti perawatan alat, penyediaan tenaga
listrik pelabuhan, dan pengembangan pelabuhan.

jumlah waktu kerja di PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sesuai dengan
“Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 77 tentang waktu kerja yang menyebutkan “Setiap
pengusaha wajib melaksanakan ketentuan kerja meliputi 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu
untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja
dalam 1 minggu”.

Jumlah waktu istirahat di PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara sudah sesuai
dengan UU No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat 2 yang menyebutkan bahwa : ”Istirahat antara jam
kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu
istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; dan istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja
dalam 1 minggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu”. Fasilitas kesehatan yang
tersedia di perusahaan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02/Men/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
Peraturan tersebut memuat ketentuan dan tujuan mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
awal, berkala dan khusus.

[Date] 8
4.3.2 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER.05/MEN/1996 menjelaskan tentang penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terdapat lima pedoman
dalam penerapannya, yaitu :
a. Komitmen dan Kebijakan
 Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di
PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara diletakkan dalam posisi Divisi SSE (
Safety, Security, Environment). Hal tersebut berarti bahwa organisasi keselamatan
dan kesehatan kerja dalam posisi yang dapat ikut menentukan dalam pengambilan
keputusan perusahaan.

 Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pemilihan tenaga kerja yang
berkualitas dapat dilihat dari kepedulian perusahaan mengadakan tes kesehatan
sebelum masuk kerja dan adanya sarana penunjang untuk keselamatan dan
kesehatan kerja seperti work intruction, alat pemadam kebakaran, poster K3 dan
disediakannya alat pelindung diri (topi, masker, sepatu).

 Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban


yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Di perusahaan ini
dibentuk Divisi SSE yang berfungsi dalam mengontrol kondisi keselamatan para
pekerja dan di dalamnya dibentuk struktur organisasi agar masing-masing orang
mempunyai tugas sesuai kedudukannya.
 Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi, Perencanaan
dilakukan dengan diadakannya rapat dengan pihak top management menyangkut
peningkatan mutu di perusahaan tersebut.
 Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Perencanaan yang telah disusun kemudian dilaksanakan dan
dilakukan penilaian untuk pelaporan ke pihak top management supaya diketahui
hasil dari pelaksanaan tersebut sudah sesuai dengan tujuan atau belum.

[Date] 9
4.4 Perencanaan

Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko : di PT Pelabuhan


Tanjung Priok, Jakarta Utara yang telah mengidentifikasi bahaya yang ada kemudian hasil
temuan tersebut dinilai dan dilakukan pengendalian agar bahaya yang ada di area kerja tidak
menimbulkan kecelakaan kerja.

Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya : Perusahaan ini telah membandingkan


hasil temuan atau identifikasi bahaya yang telah dinilai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Tujuan dan Sasaran Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan ini dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, ahli K3 dan P2K3 serta
ditinjau secara teratur sesuai dengan perkembangan.

Indikator Kinerja : Indikator kinerja dalam perusahaan dapat diukur sebagai dasar penilaian
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang berlangsung. Perencanaan awal
di perusahaan dilakukan dengan menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah dikonsultasikan dengan Deputy Divisi SSE dan Wakil Deputy SSE .

4.5 Penerapan

Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjukkan
personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diterapkan, meliputi :

1. Jaminan Kemampuan :
 Sumber daya manusia, sarana dan dana
Pihak perusahaan telah berusaha dengan menyediakan sumber daya manusia
yang berpotensi dengan melakukan tes sebelum masuk kerja. Sarana dan dana yang
memadai. Uraian tersebut berarti pihak perusahaan telah menerapkan jaminan
kemampuan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

[Date] 10
 Integrasi
Integrasi Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan. Terbukti dengan angka kecelakaan kerja
menurun di perusahaan ini.

 Tanggung jawab dan tanggung gugat


Struktur organisasi Divisi SSE yang berfungsi menjalankan sistem manajemen
ini sekaligus mengawasinya telah melakukan tanggungjawabnya sesuai dengan
tugas yang telah diberikan pada masing-masing orang.

 Konsultasi, motivasi, dan kesadaran.


Pihak perusahaan melakukan konsultasi dengan perwakilan dari pekerja agar
diperoleh hasil yang seimbang antara pihak perusahaan dengan pekerja sehingga
pekerja termotivasi untuk melakukan hasil dari konsultasi tersebut dengan
kesadaran masing-masing pekerja.

2. Kegiatan Pendukung
 Komunikasi
Komunikasi dua arah telah dilakukan dengan wakil dari pekerja sehingga pihak
perusahaan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan di perusahaan. Adanya
pelaporan jika para pekerja menemukan kejanggalan dalam melakukan
pekerjaannya atau dengan alat kerjanya sehingga pihak yang terkait dapat segera
melakukan tindakan perbaikan.

 Pendokumentasian
Pihak keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan ini selalu melakukan
pendokumentasian jika diketahui ada kerusakan atau kecelakaan dan tindakan apa
yang telah dilakukan. Pendokumentasian juga berguna sebagai acuan agar
perusahaan semakin maju dengan melakukan perbaikan-perbaikan system dalam
perusahaan.

[Date] 11
 Pencatatan dan manajemen Informasi
Pencatatan telah dilakukan oleh pihak keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
sarana bagi perusahaan untuk menunjukkan kesesuaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaan.

 Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko


Identifikasi Sumber Bahaya Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah
mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang terdapat dalam area kerja dengan
tujuan bahaya yang ada di tempat kerja tersebut tidak menyebabkan kecelakaan
kerja.

 Penilaian Risiko
Setelah pihak keselamatan dan kesehatan kerja mengidentifikasi sumber-
sumber bahaya yang ada di tempat kerja, kemudian sumber bahaya yang ditemukan
tersebut dinilai seberapa besar risikonya jika terjadi kecelakaan kerja.

 Tindakan Pengendalian
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah sumber bahaya tersebut
dinilai risikonya yaitu pihak keselamatan dan kesehatan kerja mencari tindakan
pengendalian agar bahaya tersebut dapat diminimalisir dan tidak mengakibatkan
kecelakaan kerja. Pihak perusahaan melakukan langkah pengendalian dengan
melihat hirarki pengendalian risiko yaitu eliminasi, substitusi, rekayasa
engineering, isolasi, pengendalian administrasi dan alat pelindung diri.

 Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana


Perusahaan ini pernah melakukan simulasi jika terjadi kebakaran. Prosedur
untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana diuji untuk mengetahui keandalan
pada saat kejadian yang sebenarnya.

 Prosedur Menghadapi Insiden


Meminimalisir pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden, perusahaan telah
memiliki prosedur yang meliputi : - Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang
cukup dan sesuai sampai mendapatkan pertolongan medik. - Proses perawatan
lanjutan di rumah sakit.

[Date] 12
 Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat
Perusahaan juga membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat secara
cepat mengembalikan pada kondisi yang normal.

4.6 Pengukuran Dan Evaluasi

1. Inspeksi dan Pengujian

Pihak perusahaan melakukan inspeksi setiap waktu agar kerusakan pada sistem kerja
dapat segera diperbaiki.

2. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit secara berkala setiap 5
bulan sekali untuk melihat apakah hasil inspeksi dan langkah pengendalian yang telah
dilakukan tersebut masih berfungsi dengan baik.

3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Hasil temuan dari pelaksanaan inspeksi dan audit didokumentasikan dan digunakan
untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan.

4.7 Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen

Pihak keselamatan dan kesehatan kerja PT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara
telah melakukan tinjauan ulang dari hasil perbaikan yang telah dilakukan kemudian pihak
perusahaan melakukan peningkatan berkelanjutan agar produktivitas perusahaan meningkat.
Tinjauan ulang Sistem Manajemn K3 di perusahaan ini meliputi :

a. Evaluasi terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.


b. Tujuan, sasaran, dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Hasil temuan audit Sistem Manajemn Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
d. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dan kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan :

[Date] 13
 Perubahan peraturan perundangan.
 Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar.
 Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi.
 Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dan kesehatan kerja
 Pelaporan.
 Umpan balik khususnya dari tenaga kerja.

[Date] 14

Anda mungkin juga menyukai