Anda di halaman 1dari 17

Ujian Tengah Semester

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Ir. Nyoman Budiartha RM, MSc,

Oleh:
Kadek Ryo Aryawan (1905511137)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang sejarah perkembangan pelabuhan- pelabuhan serta
peranannya dalam perkembangan masyarakat (Ekonomi, Sosial dan Budaya)
a. Pelabuhan dunia
Dari penemuan-penemuan Archaeologists (hasil survei, penggalian-penggalian
dan berdasarkan pada dokumen-dokumen tua), dapat diketahui bahwa sejarah dari
perkembangan pelabuhan pada hakekatnya sudah dimulai pada waktu Kekaisaran
Romawi sekitar tahun 3500 SM. Bangunan-bangunan pelabuhan tersebut banyak
dijumpai di lautan Tengah, lautan Merah dan teluk Persia. Dengan adanya pertualangan
pelaut-pelaut yang gagah berani seperti Colombus, Drake, REleigh, Cook, Mangellan
dan lain-lain yang memelopori pelayaran dengan menggunakan kapal-kapal besar
dengan crew yang besar mengarungi lautan yang luas dari benua ke benua. Awalnya
pelayaran hanya dilakukan dalam jarak dekat yang biasanya hanya sepanjang sungai atau
pantai serta dengan kapal-kapal kecil dengan muatan sedikit, perlahan mulai berganti
dengan kapal-kapal yang besar dengan crew yang banyak dan sudah mulai mengangkut
penumpang dan barang dari benua ke benua, hal ini menyebabkan munculnya
Pelabuhan-pelabuhan modern Dari hasil ekspedisi tersebut, melahirkan pertumbuhan
lalu lintas, perkembangan pembangunan seperti fasilitas-fasilitas Pelabuhan seperti
dermaga. Tetapi pada saat itu, banyak bangunan-bangunan Pelabuhan yang hancur dan
lenyap dikarenakan beberapa factor seperti jatuhnya kekaisaran Romawi, bencana alam
(gempa bumi, banjir, dan sebagainya, serta kurangnya perawatan.
Mulai abad ke XVIII perhatian dalam pekerjaan-pekerjaan pelabuhan muncul
kembali berkenaan dengan keinginan dari bangsa-bangsa di dunia untuk menjelajah
lautan serta pencarian jalur perdagangan dan pencarian tanah-tanah dan daerah baru
dalam memperluas kekuasaannya. Perluasan koloni oleh kerajaan Inggris, Spanyol,
Portugis, Belanda dan lainnya mempunyai andil dalam perkembangan Pelabuhan.
Setelah ditemukannya mesin uap, kapal tidak lagi digerakkan oleh layer tapi sudah
digerakkan oleh mesin uap. Dari saat itulah konstruksi Pelabuhan berkembang pesat,
Jumlah kapal-kapal dan kebutuhan akan fasilitas Pelabuhan meningkat.
Perkembangan Pelabuhan semakin meningkat setelah adanya Pelabuhan bebas
(free port, baunded ware houses) yang merupakan indikasi bahwa Pelabuhan merupakan
suatu unit dalam system ekonomi daerah yang dilayani oleh Pelabuhan tersebut.
Peningkatan perkembangan perdagangan dunia yang cepat mengakibatkan banyak
prasarana yang harus disesuaikan untuk memberikan pelayanan Pelabuhan yang lebih
baik yang berakibat pada biaya dan investasi yang besar.

PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT

Peranan pelabuhan dunia sangat penting dan sangat strategis, dalam menunjang
pertumbuhan perekonomian dan perdagangan, sosial dan budaya Kota dan Provinsi
secara khusus, serta Negara secara umum. Pelabuhan sebagai salah satu sistem
transportasi laut internasional yang pantas dan layak dijadikan hubport dari suatu negara.
Suatu Negara membutuhkan pelabuhan yang bagus untuk memajukan dirinya . Semua
kegiatan yang dilakukan di pelabuhan memiliki peranan kunci untuk berbagai bidang di
suatu Negara seperti pertahanan, perekonomian, dan perikanan. Berbagai jenis
pelabuhan dan prasarananya dikembangkan untuk memaksimalkan fungsi pelabuhan itu
sendiri.

b. Pelabuhan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah
perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan jalur
perdagangan internasional berbasis transportasi laut. Sehingga peran pelabuhan sebagai
pintu perdagangan Ekonomi Internasional sangatlah vital bagi kegiatan ekonomi
Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan pelabuhan menjadi kunci utama pemerintah
untuk menggerakkan aktivitas ekonomi dan mengundang masuk investasi. Berikut
rentang perjalanan Perusahaan Pelabuhan Indonesia 2.

Awal mula dan perkembangan (1960–1970)

Didirikannya Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan Indonesia I sampai dengan


VIII pada tahun 1960 bertujuan untuk mengelola dan membangun pelabuhan di seluruh
nusantara. Tidak lama kemudian, pada tahun 1964 aspek operasional Pelabuhan
dilakukan oleh lembaga pemerintah yang disebut Badan Pengelolaan Pelabuhan.
Sementara itu, untuk aspek komersial tetap dibawah kendali PN Pelabuhan I sampai
dengan VIII.
Pada tahun 1979, tingginya aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok dengan mulai
padatnya arus lalu lintas kargo membuat Pelindo 2 sebagai PN diberi mandat oleh
pemerintah untuk melakukan pembangunan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok yang
dibiayai oleh Bank Dunia, dimana proses pengerjaannya dipimpin oleh staf
ahli Direktorat Jenderal Perhubungan Laut RI (yang kelak akan menjadi salah satu dirut
Pelindo 2), yaitu Richard Joost Lino. Menariknya pembangunan ini menjadikan
Pelabuhan dengan lalu lintas tersibuk di Indonesia ini sebagai Pelabuhan dengan
infrastruktur dan fasilitas terbaik di Asia dan sejajar dengan Pelabuhan yang ada di
Singapura, Hong Kong dan Jepang.

Masa emas (1980–1889)

Selesainya pembangunan Terminal Peti Kemas 1 pada tahun 1980 dan Terminal
Peti Kemas 2 pada tahun 1982 menjadi bukti pesatnya perkembangan dan
pembangunan yang dilakukan oleh Perum Pelindo 2 untuk menjadikan Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai ikon dan tolak ukur infrastruktur dan fasilitas serta, kegiatan
kepelabuhanan di Indonesia. Hal ini terwujud dengan menjadi benchmark (acuan)
dan best practices (praktik terbaik) di Asia untuk kegiatan pengelolaan dan
pembangunan pelabuhan. Tercatat hingga saat ini, terdapat beberapa negara yang
pernah menjadikan Pelindo 2 cabang Tanjung Priok sebagai benchmarking
pembangunan pelabuhan di negara mereka, dari Malaysia, Thailand dan Republik
Rakyat Tiongkok serta Korea Selatan hingga Uni Emirat Arab.
Namun, relevansi Pelindo 2 sebagai perusahaan logistik yang bergerak di bidang
pengelolaan dan pengembangan Pelabuhan dengan praktik terbaik di Asia tidak
bertahan lama. Meningkatnya jumlah peredaran kapal berukuran besar, pada tahun
1990an membuat banyak perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut dari Luar Negeri
untuk menutup rute pengangkutan kargo menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini tak
lepas dari langkah direksi Perum saat itu yang hanya berfokus untuk meningkatkan
keuntungan tanpa diikuti dengan perputaran uang yang signifikan bagi perusahaan,
seperti pembangunan terminal baru yang tentunya akan meningkatkan keuntungan
perusahaan seiring dengan makin membesarnya kapasitas tampung arus lalu lintas
kargo. Lebih jauh lagi, para perusahaan EMKL membuka kartu dan menyatakan bahwa
tingkat pengembalian keuntungan dari rute menuju Pelabuhan Tanjung Priok kecil,
karena Kapal yang melayani rute kesulitan untuk bersandar, berlabuh dan melakukan
bongkar muat karena ukurannya yang besar, sehingga perusahaan yang melayani rute
ke Pelabuhan Tanjung Priok terpaksa melayani rute tersebut menggunakan kapal kecil
yang tertinggal zaman. Hal ini tentunya membuka mata para anggota direksi, dimana
secara jelas, singkat dan eksplisit bahwa Pelabuhan Tanjung Priok tidaklah sesuai,
bahkan sejajar dengan pelabuhan yang ada kawasan sekitarnya. Pernyataan itu menjadi
pukulan telak bagi Perum Pelindo 2 saat itu, karena dulunya Pelindo 2 lah yang justru
menjadikan iklim usaha EMKL menjadi usaha yang menguntungkan, karena Pelabuhan
Tanjung Priok menjadi acuan standar bagi Pelabuhan di Asia untuk berkembang lebih
berkualitas dan perkembangan ini diikuti oleh perusahaan pengelola dan pengembang
pelabuhan yang menjadi pemicu perubahan arah permainan usaha EMKL kelas global,
malahan yang ironis adalah Pelabuhan yang pernah menjadi acuan di Asia tersebut
malah menjadi kawasan yang kumuh, semrawut dan penuh kegiatan pungutan liar.
Belum lagi pengelolaannya, akrab dengan kelambanan, fasilitas kuno dan tata
kelolanya sangat tertinggal zaman.

Stagnansi dan mengejar ketertinggalan (1990–2000)

Ketertinggalan Pelindo 2 dalam kancah usaha logistik dengan bidang


kepelabuhanan, membuat Pemerintah pada tahun 1992 mengeluarkan keputusan untuk
mengubah status usaha Perum Pelindo I-VIII menjadi Perseroan Terbatas Pelindo I-IV
agar BUMN pengelola dan pengembang pelabuhan ini bisa bersaing, tanpa
mendapatkan kekhususan dan mampu mengikuti arus dan dinamika persaingan global.
Dimulainya revitalisasi sejak diubahnya status usaha oleh Pemerintah, Pelindo 2
mengambil langkah stategis dengan membangun Terminal Peti Kemas Koja pada tahun
1995 dan membuka lelang terbuka untuk mengoperasikan Terminal Peti Kemas 1 dan
2. Jatuhnya pertumbuhan ekonomi indonesia, hingga mencapai angka negatif
akibat Krisis finansial Asia 1997, membuat Terminal Peti Kemas Koja yang selesai
pada tahun 1997, mengharuskan Pelindo 2 sebagai BUMN untuk mencari rekanan baru
sekaligus melepas kepemilikan aset pelabuhan Tanjung Priok sebagai langkah untuk
mengisi kekurangan kas perusahaan yang hampir default, karena hampir semua
transaksi dilakukan dengan menggunakan Dolar Amerika. Hal ini bertepatan dengan
kesepakatan paket normalisasi kegiatan ekonomi dari International Monetary
Fund yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia (saat itu) Soeharto bersama Direktur
IMF saat itu, Michael Camdesus sebesar US$ 40 Miliar yang mendorong BUMN untuk
mengurangi besaran kepemilikan dan bekerjasama dengan investor asing sebagai
langkah untuk berkompetisi secara terbuka dan adaptabel. Menindaklanjuti kesepakatan
itu, Pelindo 2 langsung menyusun program pelelangan terbuka Pelindo 2 terhadap
kedua Terminal Peti Kemas 1 dan 2 dengan skema KSO (Kerja Sama Operasional)
yang bertujuan untuk, pertama meningkatkan keuntungan perusahaan, kedua
mendorong kelayakan ekonomi perusahaan untuk mengembangkan Terminal Peti
Kemas baru dan ketiga menggali pengalaman dengan memanfaatkan jaringan global
rekanan kerjasama untuk membuat kegiatan kepelabuhanan di Tanjung priok secara
ekonomi menjadi menguntungkan. Pelelangan yang dilakukan pada tahun 1997 ini
menjadikan Hutchison Ports (Perusahaan asal Hong Kong yang dibentuk di Kepulauan
Virgin Britania Raya yang mengoperasikan pelabuhan di 52 Negara dengan 26
Terminal Peti Kemas) keluar sebagai rekanan yang sesuai dengan kriteria dan syarat
yang ditentukan oleh Pelindo 2, kesepakatan diraih oleh kedua pihak pada tahun 1999
dengan kepemilikan sebesar 51% milik Hutchison Ports, 48,9% milik Pelindo 2 dan
sisanya milik Koperasi pegawai Maritim dengan jangka waktu selama 20 tahun dengan
nilai kontrak investasi sebesar US$ 423 Juta dengan upfront payment sebesar US$ 243
Juta (sebelum pengembalian aset JICT 2) dengan skema pengembangan dan
pengelolaan pelabuhan bahwa, Pelindo 2 harus membeli aset yang dikerjasamakan
dengan harga pasar yang sesuai dan kesepakatan ini baru saja diamendemen dengan
perubahan kepemilikan sebesar 51% dimiliki oleh Pelindo 2 dan sisanya dimiliki oleh
HPH dan besaran kontrak yang telah diperbarui dengan nilai sebesar 486,5 Juta dengan
upfront payment sebesar US$ 215 Juta (setelah pengembalian aset JICT 2) dengan
skema pengembangan dan pengelolaan pelabuhan Built-Operate-Transfer yang dinilai
lebih menguntungkan ketimbang kesepakatan sebeumnya, meski nilai pembayaran
dimuka lebih sedikit, karena dialokasikan ke dalam belanja infrastruktur dan fasilitas
baru yang nantinya akan dipindahtangankan kepemilikannya kepada Pelindo kembali.[2]

Menghadapi perubahan, berubah dan berkembang (2000–2010)


Memasuki milenium baru, masuknya Richard "Manneke" Joost Lino kedalam
jajaran Pelindo 2 oleh Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil pada Bulan Mei 2009,
menjadi tonggak awal perubahan di dalam Pelindo 2. Alumni Fakultas Teknik Sipil
ITB Tahun 1977 yang pernah membidani kelahiran Pelabuhan Tanjung Priok itu
kembali, setelah Ia sukses mengembangkan Pelabuhan Sungai Guigang, Provinsi
Guangxi yang dikelola oleh Aneka Kimia Raya memimpin Pelindo 2 dengan penuh
ketegasan, keberanian dan kelugasan yang tinggi dengan cara yang cerdas dan tidak
kenal kompromi. Lino memutar balikkan situasi dan kondisi Pelabuhan Tanjung Priok
yang semula kumuh, tidak terawat dan ketinggalan zaman. Mula-mula, Lino melakukan
revitalisasi kompetensi SDM yang berkecimpung di perusahaan badan usaha milik
negara (BUMN) itu, agar mental untuk melayani tetap ada, bukan sebaliknya.
Reformasi Sumber Daya Manusia terjadi dengan perombakan standar pengisian jabatan
berdasarkan kompetensi, bukan dengan melobi direksi atau pejabat tinggi. Pelindo 2
(kini menjadi IPC) pun melakukan investasi besar-besaran di human capital
development. Tercatat lebih dari 500 pegawai dikirim ke berbagai Institusi berkelas
dunia, baik di dalam dan luar negeri untuk mengikuti pelatihan, kuliah pascasarjana,
dan program executive master of business administration (MBA).
Bahkan Ia tak gentar menghadapi para birokrat-birokrat mengobrak-abrik
Pelindo 2, sebagai pimpinan perusahaan Ia juga tak pernah gentar saat digertak atau
dibatasi. Dari Dirjen hingga Menteri, Ia memulai perubahan ini dengan serius dan
memulai keseriusan untuk memimpin perubahan. Hal ini bukan alasan, banyak sekali
upaya keras dari berbagai pejabat untuk menjatuhkan Lino. Hal itu bermula dari upaya
Lino menata antrean panjang di pelabuhan pada tahun 2009. Penyebabnya ternyata ada
di loket Bea dan Cukai yang sering kali hanya membuka satu loket. Melihat truk antre,
ia menghubungi Bea dan Cukai setempat, tetapi tidak dilayani. Setelah itu, ia pun
mengirim SMS ke Menteri Keuangan, yang saat itu dijabat Sri Mulyani. Ternyata Sri
Mulyani menindaklanjuti dan para dirjen kalang kabut. Rupanya Lino telah mengusik
ketentraman dan kesejahteraan Dirjen Bea dan Cukai, Dirjen Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan, serta mitra-mitranya dari pemerintah yang mengurus
pelabuhan. Penataan yang dilakukan oleh R.J Lino di Perseroan BUMN rupanya telah
mempengaruhi kerja berbagai kementerian. Tentunya, mengerti bukan, "bahwa
kebanyakan regulasi yang diterbitkan oleh institusi pemerintah sendiri hanya membuat
segalanya berbelit-belit dan sulit", dimana artinya adalah regulasi sudah tidak bertindak
lagi sebagaimana regulasi bertindak mestinya, tetapi berubah menjadi sebuah formalitas
yang hanya membatasi tetapi tidak menyelesaikan permasalahan dan digunakan oleh
mereka yang mengerti peraturan itu, untuk dijadikan “rezeki” bagi mereka dengan
memperlambat proses di pelabuhan dan hal ini berhasi diberantas oleh Pelindo 2.
Tidak hanya itu, Lino juga menata akses lalu lintas keluar-masuk pelabuhan
yang selama ini sering terkenal dengan antrean macet dan semrawut dan penataan
kawasan pelabuhan dengan melakukan pembenahan, termasuk fasilitas utama dan
pendukungnya mendorong manajemen untuk mengatur pembelian alat-alat baru untuk
mengganti peralatan yang lama, usang dan lambat. Kini, antrean tersebut telah terurai
dan menghasilkan arus lalu lintas yang lancar dan akomodatif bagi semua dan penataan
kawasan pelabuhan berhasil melipatgandakan daya tampung kontainer dan arus lalu
lintas kargo dipelabuhan hingga mencapai 7,2 TEUs. Lebih dalam lagi, untuk arus lalu
lintas peti kemas sebelum dilakukan penataan kawasan, Dalam 10 tahun sejak 2000,
volume container traffic di Tanjung Priok hanya tumbuh di kisaran 100.000 hingga
200.000 TEUs dari 2,4 juta TEUs per tahun ketika itu menjadi 3,8 juta TEUs pada
2009. Namun, sejak penataan dilakukan, pertumbuhan arus lalu lintas kontainer melesat
menjadi 4,7 juta TEUs pada 2010, 5,7 juta TEUs pada 2011, dan 7,2 juta TEUs hingga
kuartal III-2012. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa, sebelum penataan
dilakukan, pelayaran langsung menuju Jakarta hanya mengambil pangsa sebesar 35%
dari keseluruhan lalu lintas kapal kontainer di Asia Tenggara, selebihnya melalui tiga
pelabuhan tetangga, yaitu Pelabuhan Singapura, Tanjung Pelepas, dan Port Klang (dua
terakhir di Malaysia). Pada 2010, pelayaran langsung ke Tanjung Priok mencapai 71%
dan setahun kemudian menjadi 82%. Hal ini mendorong IPC (Pelindo 2) untuk
menggulirkan berbagai proyek untuk meningkatkan daya tampung pelabuhan, dari daya
tampung kontainer hingga dermaga sandar dan bongkar muat kapal, serta fasilitas
terkait yang tentunya akan memberikan keuntungan bagi Pelindo 2, dari proyek
pembangunan Terminal Pelabuhan Kalibaru, Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Sauh,
Batam, untuk menjadi transhipment hub port; dan Pelabuhan Sorong, Papua, untuk
menjadi hub port ke kawasan Pasifik Barat. Menurut perhitungan yang sudah disusun,
direncanakan bahwa, laba Pelindo 2 akan mencapai diatas Rp 20 triliun pertahun
dengan peningkatan nilai aset, dari Rp 11 triliun menjadi Rp 40 triliun.
Pencapaian-pencapaian prestasi inilah yang membuat hegemoni pelabuhan di
Singapura dan Malaysia menurun, seiring dengan digalakkannya pembangunan
terminal peti kemas. Dulu hanya kapal-kapal kecil yang bisa merapat, kini kapal-kapal
bermuatan 5.000 kontainer pun mulai berdatangan. Perusahaan EMKL kini justru ingin
langsung melayani rute menuju Tanjung Priok tanpa harus membongkar muat kontainer
ke kapal-kapal kecil di Singapura atau Tanjung Pelepas. Meski kualitas pelayanan
birokrasi (Bea dan Cukai dll) dalam Logistic Performance Index menurun, secara
menyeluruh, malah jadi membaik. Padahal, ini belum termasuk dengan pengembangan
infrastruktur. Tidak hanya itu, berkat kegigihannya membangun sistem dan manajemen,
oleh KPK Ia juga diberi penghargaan sebagai instansi pemerintah yang melayani publik
dengan baik dan setelah itu, reputasinya diakui dunia. Perusahaan yang ia pimpin pun
memperoleh pendapatan yang bagus berkat negosiasinya dengan HPH yang mengelola
pelabuhan lama. Meski ada yang mengatakan bahwa prosesnya melanggar hukum.
Namun, dari kajian hukum yang dilakukan Fakultas Hukum UI, justru apa yang
dilakukan telah sesuai dengan koridor hukum. Lino adalah contoh pejabat yang tertib
dan selalu mengkaji segala kebijakan yang akan diambil.

2010–2020

Pada tanggal 30 Juni 2020, perusahaan ini resmi menyerahkan mayoritas saham
PT. Rumah Sakit Pelabuhan, yang mengelola Rumah Sakit Pelabuhan
di Jakarta, Cirebon, dan Palembang, ke PT. Pertamina Bina Medika, sebagai bagian
dari upaya pemerintah untuk menyatukan kepemilikan semua rumah sakit yang dimiliki
oleh BUMN.

PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT

Sebagai negara kepulauan, peran pelabuhan sangat vital dalam perekonomian


Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang
mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting
untuk menghubungkan antar pulau maupun antar negara. Pelabuhan merupakan salah
satu rantai perdagangan yang sangat penting dari seluruh proses perdagangan, baik itu
perdagangan antar pulau maupun internasional.Sebagai titik temu antar transportasi
darat dan laut, peranan pelabuhan menjadi sangat vital dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian, terutama daerah hinterlandnya menjadi tempat perpindahan barang dan
manusia dalam jumlah banyak. Sebagai bagian dari sistem transportasi, pelabuhan
memegang peranan penting dalam perekonomian.

c. Pelabuhan Bali
Sejarah perkembangan kawasan Pelabuhan Buleleng dibedakan kedalam tiga
tahap, yakni: jaman kerajaan, jaman kolonial, dan jaman kemerdekaan. Pada tahun 1846
pemerintah Hindia Belanda menguasai daerah Bali dan menjadikan beberapa kota di
Bali sebagai pusat pemerintahan di Pulau Bali. Sebagai kota pusat pemerintahan maka
dibangunlah berbagai fasilitas kota termasuk diantaranya adalah pelabuhan. Selain
membuat pelabuhan utama pemerintah Hindia Belanda juga membuat jalan utama baru
menuju pelabuhan. Keberadaan dari jalan ini telah mempengaruhi tata ruang tradisional
kota yaitu dengan mengubah aksis kota yang berpusat pada catus patha (pempatan
agung) menjadi ke kantor pemerintah Hindia Belanda. Keberadaan dari aksis kota yag
baru ini memudahkan pemerintah Hinda Belanda dari Kantor pemerintahannya untuk
dapat memantau (meneropong) aktifitas di pelabuhan.
Pelabuhan-pelabuhan di Bali pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan
pintu gerbang utama Pulau Bali. Berbagai fasilitas pelabuhan seperti: dermaga,
gudang, terminal, kantor pabean dan jembatan yang menyeberangi sungai-sungai yang
dibangun. Pesatnya pertumbuhan kawasan pelabuhan membuat perkampungan nelayan
bugis bergeser dari kawasan ini, kawasan pelabuhan diutamakan sebagai kawasan
pegudangan untuk distribusi barang. Aktifitas yang ramai pada pelabuhan-pelabuhan
memberi pengaruh pada kawasan disekitar pelabuhan yang mulai menjadi kawasan
perdagangan. Deretan pertokoan mulai bermunculan di kawasan ini, sebagai sarana jual-
beli barang distribusi pelabuhan. Pertokoan ini sebagian besar dimiliki oleh kaum dari
etnis Cina, yang memang terkenal sebagai bangsa pedagang.

PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT


 Sebagai perdagangan Bali pada awal kekuasaan Belanda, perdagangan komoditas
lokal yaitu ada komoditas kopi, sapi , babi, gula aren, anyaman bambu.
 Berbagai komoditas ekspor Bali ,impor kebutuhan lokal di Bali
 Struktur perdagangan Bali. Pada zaman kolonial,perdagangan telah mempergunakan
uang resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda, namun uang kepeng
Cina masih tetap dipergunakan, karena sudah memasyarakat dan mendarah daging
jauh sebelumnya.
 Peranan Subandar dalam Perdagangan yaitu pada saat kedatangan Belanda pertama
ke Bali, ditemukan ada tujuh pelabuhan yang disewa oleh Subandar Cina, dengan
pusatnya.

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pelabuhan tersebut


Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pelabuhan antara lain :
 Perdagangan

 Pertumbuhan Industri

 Pertumbuhan Industri Minyak

 Perkembangan Pelabuhan-pelabuhan Khusus

 Modernisasi Pelabuhan

 Perkembangan Armada Dunia

 Kemajuan dalam Perancangan Konstruksi Pelabuhan

a. Pelabuhan Dunia
Pelabuhan dunia dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagaimana telah disebutkan
diatas. Dimana pelabuhan-pelabuhan di dunia terus berkembang dari waktu ke waktu
sehingga perdagangan internasional dapat berkembang pesat dengan pesat.
b. Pelabuhan Indonesia
Sama seperti Pelabuhan dunia Pelabuhan di Indonesia dipengaruhi juga oleh
faktor-faktor seperti perdagangan, pertumbuhan industri, pertumbuhan industri minyak,
perkembangan pelabuhan-pelabuhan khusus, modernisasi pelabuhan, perkembangan
armada dunia, kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan tetapi saat ini
pelabuhan Indonesia masih memerlukan pembaharuan agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal. Indonesia yang berada pada jalur perdagangan dunia dimana
dengan meningkatnya perdagangan internasional pelabuhan di Indonesia menjadi salah
satu jalur yang sering dilewati. Keberadaan kapal-kapal dengan ukuran yang besar ini
semakin mendesak pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan dan armada kapal.

Kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan juga mempengaruhi


perkembangan pelabuhan di Indoensia, dimana penelitian yang ada dapat
mensimulasikan beban yang akan diterima oleh pelabuhan dan menjadikannya semakin
baik.

c. Pelabuhan Bali

Perkembangan pelabuhan di Bali lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan industri.


Dimana diketahui Bali yang dikelilingi oleh lautan membutuhkan pelabuhan yang baik.
Dalam perdagangan pelabuhan Bali terus berkembang tentunya ada perputaran ekonomi
pada daerah Bali, dengan adanya suatu pelabuhan perdagangan pastinya bagi masyrakat
bali yang dimana kebutuhan yang tidak ada di bali bisa didapatkan dari luar.

Daerah Bali merupakan daerah yang terkenal dngan pariwisata sehingga perlu
adanya pelabuhan khususnya bidang pariwisata agara manca negara agar para
wisatawan yang singgah di Bali dapat menikmati keindahan Bali dan tentunya
mendapatkan tambahan devisa daerah tersebut mneghidupkan ekonomi rakyat Bali itu
sendiri.

3. Dalam buku PELABUHAN Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Laut dan
Pantai (RakaMandi,2015) dijelaskan tahap-tahap perencanaan Pelabuhan. Coba anda ambil
contoh minimal 2 kasus yang dilakukan di
a. Pelabuhan negara lain di dunia
1) Pelabuhan Sydney
Lokasi pelabuhan ini pada pantai selatan Australia, Pelabuhan ini
melayani New South Wales dan daerah sekitarnya dan hinter land meliputi hampIr
309.000 meter persegi . Pelabuhan Sydney dapat dilihat pada gambar. Pelabuhan
ini merupakan pangkalan utama bagi kapal-kapal angkatan laut Inggris dan
Amerika semasa perang dunia ke 2 dan masih berlanjut sampai saat ini Disamping
itu pelabuhan ini selalu dikunjungi kapal-kapal besar yang salah satunya yang
terkenal adalah kapal pesiar queen Mary dan Queen Elizabeth Pelabuhan ini
dilengkapi pula dengan fasilitas-fasilitas seperti dermaga dan fasilitas-fasilitas
lainnya.

2) Pelabuhan Hamburg, Jerman Barat

Pelabuhan ini berlokasi pada pertemuan sungai Elbe, kira-kira 76 mil dari
laut utara. Tata letak pelabuhan ini diperlihatkan pada gambar. Seperti diperlihatkan
pada gambar, karakteristik pelabuhan ini tidak menggunakan dermaga tipe fi er.
Basin pelabuhan digunakan alur sungai utama yang sudah ada sedangkan untuk
kapal-kapal yang besar demi untuk keamanannya biasanya menggunakan basin
terbuka dengan dibantu oleh dolphin agar bongkar muat barang-barang dapat
berjalan dengan aman dan lancar anatar satu kapal dengan kapal yang lainnya.
Pelabuhan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas peralatan yang digunakan untuk
bongkar muat semua komoditi yang dipasarkan didunia dan juga untuk semua tipe
barang.
b. Pelabuhan Indonesia
1) Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sudah mencapai kejenuhan. Pelindo
III membangun terminal teluk lamong untuk meningkatkan daya saing pelabuhan.
Terminal ini dibangun sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
sekaligus sebagai antisipasi over capacity di pelabuhan terbesar kedua di Indonesia
itu. Terminal Teluk Lamong, disebut-sebut sebagai pelabuhan paling canggih di
Indonesia. Pembangunan tahap pertama dari Terminal Teluk Lamong memiliki
luas sekitar 40 hektar. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2010 lalu dan
dinyatakan selesai pada tahun 2014. Terminal ini akan digunakan untuk melayani
petikemas domestik, petikemas internasional, dan curah kering dengan standar
pangan. Kapasitas terminal tahap pertama ini mencapai 500.000 TEUs petikemas
domestik dan 1 juta TEUs petikemas internasional.
Sementara itu, untuk curah kering akan siap tahun 2016 dengan kapasitas
5 juta ton. Terminal ini terbilang paling canggih di Indonesia dan pertama
menggunakan sistem operasi otomatis dan ramah lingkungan. Hampir sebagian
besar alat-alatnya digerakkan dengan tenaga listrik dan tenaga gas. Hanya beberapa
alat yang masih menggunakan bahan bakar minyak, itupun bahan bakar dengan
standar EURO 4. Bahkan, terdapat alat yang di atasnya tidak ada operatornya. Alat
tersebut dioperasikan dari ruang kontrol oleh operator-operator perempuan.
Terminal Teluk Lamong mampu mengefi siensikan waktu dwelling time pada post
clearance dengan pengurangan satu hari prosesnya.
2) Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Jumlah kunjungan kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok terus
meningkat dan tahun ke tahun. Namun kondisi ini tidak dibarengi dengan
penyediaan fasilitas pelabuhan yang memadai, sehingga pelayanan kepada kapal
barang maupun kapal penumpang dirasakan rendah. Hal ini terlihat dari pola
pelayanan campuran antara kapal penumpang dan kapal barang yang disebabkan
tambatan khusus kapal penumpang yang tersedia hanya 1 berth dengan panjang
150 meter. Ada beberapa alternatif pemecahannya yaitu dengan pembangunan
dermaga bare, pengembangan dermaga lama, mengefisienkan sistem bongkar muat
dan melakukan pengalokasian unit tambatan.
c. Pelabuhan Bali
1) Pelabuhan Telukan Bawang
Di utara pulau Bali tepatnya di daerah Teluk Bawang kecamatan Gerokgak,
kabupaten Buleleng terdapat pelabuhan umum yang disebut dengan pelabuhan
Telukan Bawang. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan alam karena dibangun
didaerah pantai suatu teluk yang terlindung terhadap arus dan
gelombang.Pelabuhan ini digunakan untuk menerima pengiriman barang-barang
dari pulau-pulau di Indonesia khususnya dari pulau Jawa seperti : semen, kayu dan
sebagainya dan digunakan untuk mengirim barang-barang berupa hasil pertanian
dan peternakan. Tata letak pelabuhan Telukan Bawang dapat diperlihatkan seperti
gambar.
2) Pelabuhan Benoa
Pelabuhan Benoa merupakan peninggalan Belanda yang dulunya
dikembangkan sebagai pelabuhan bongkar muat barang-barang baik untuk tujuan-
tujuan dalam negeri maupun untuk pelabuhan eksport-impor, namunsekarang
pelabuhan benoa hanya sebagi pelabuhan pengumpulan atau feeder port. Tata letak
pelabuhan Benoa dapat dilihat pada gambar.

Sedangkan pelabuhan Benoa yang terletak di ujung selatan pulau Bali


tepatnya di kabupaten Badung, juga merupakan pelabuhan alam karena lokasi
pelabuhan cukup terlindung oleh adanya pulau-pulau kecil disekitarnya.

4. Jelaskan dan beri minimal 2 contoh Aspek-aspek dalam Perencanaan dan Perancangan
daerah Perairan Pelabuhan di
a. Pelabuhan negara lain di Dunia
 Aspek lingkungan dan keselamatan yang memainkan peran dalam perencanaan
lay-out. Masalah utama dalam perluasan atau pengerukan untuk meningkatkan
kedalaman perairan pelabuhan dan saluran yang ada menghasilkan material hasil
pengerukan/galian. Peraturan lingkungan ini pada negara peraturan lingkungan,
saat pengembangan pelabuhan mempengaruhi sistem ekologi yang ada. Misal, di
Pelabuhan Los Angeles harus menyediakan lahan yang dialokasikan untuk
habitat air menggantikan daerah yang dilakukan pengerukan.
 Aspek pertimbangan keamanan yang diperlukan persyaratan tambahan dalam
beberapa kasus, contohnya impor LNG di dermaga Zeebrugge yang memiliki
cekungan sendiri, terisolasi dari daerah pelabuhan lainnya.
b. Pelabuhan Indonesia
 Aspek desain yang sebagian besar berpusat pada kapal dimana jumlah dan
ukuran kapa akan menentukan seberapa besar ukuran pelabuhan serta seberapa
besar pengembangan pelabuhan. Sebagai contohnya ialah pelabuhan Tanjung
Priok yang ukuran pelabuhannya besar dikarenakan kegiatan pada pelabuhan
tersebut sangatlah sibuk sehingga memiliki fasilitas lengkap.
 Aspek Teknis Pelabuhan seperti pada Pelabuhan Nasional Kabupaten Maluku
Tenggara, hasil pemodelan bathimetri memiliki nilai sedang Berdasarkan standar
minimal kedalaman pelabuhan laut dengan Hierarki Pelabuhahan Pengumpan
Lokal yaitu -4 LWS atau kedalaman 4 meter.
c. Pelabuhan Bali
 Aspek penentuan lokasi yang meliputi penentuan karakteristik kapal rencana,
analisis kebutuhan lahan dan penentuan tipe dermaga yang akan digunakan.
Contohnya pada pelabuhan Amed dimana, arak kedalaman minimum berkaitan
dengan biaya pembangunan, semakin pendek jarak ini maka biaya pembangunan
akan semakin kecil. Semakin pendek jarak yang diperlukan untuk mencapai
kedalaman yang diperlukan diberikan nilai yang besar. Pada kondisi perairan di
Amed dengan jarak 35-150 m kedalaman minimum sudah didapatkan.
 Aspek sosial yang mana dianggap terpenuhi jika masyarakat di lokasi
bersangkutan mendukung adanya pembangunan pelabuhan di daerah tersebut.
Seperti aspek teknis, aspeksosial juga memiliki kontribusi sama pentingnya dalam
pertimbangan pembangunan suatupelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai