Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEPULAUWAN KABUPATEN LEMBATA PROVINSI NUSA


TENGGARA TIMUR (NTT)

Disusun Oleh:
Nama: Ansel . M
Lokal: A1

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar bekang


Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulawan di kabupaten Flores Timur yang
sudah memasyarakat sejak tahun 1965. Kabupaten Lembata berada disebuah pulau kecil yang terletak
di bagian timur pulau Flores Nusa Teenggara Timur. Ibu kota Kabupaten Lembata adalah kota
Lewoleba.

Gambar 1.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur

Secara astronomis Lembata terletak pada posisi 8°10' - 8°11' LS dan 123°12' - 123°57 BT.
Luas wilayah Kabupaten Lembata adalah 1.226.36 km² dengan total populasi penduduk 117.829 jiwa
dan kepadatan 93 jiwa/km² yang tersebar di 9 kecamatan dan 114 kelurahan, batas – batas wilayah
Kabupaten Lembata:
Sebelah utara : Laut Froles
Sebelah timur : Selat Alor
Sebelah barat : Selat Boleng dan Selat Lamakera
Sebalah selatan : Laut Sawu
Gambar 1.2 Peta Pulau Lembata

Sebagai Kabupaten yang berada di pulau sendiri transportasi menuju Kabupaten Lembata
hanya ada 2 yaitu transportasi udara dan transportasi air. Transportasi air melayani dua rute. Yang -
pertama dari Lewoleba – Larantuka menggunakan kapal kayu bertikangkat, beroperasi setiap dua kali
sehari yaitu pagi pukul 8 WITA dan siang pukul 14;00 WITA, sedangkan lamanya perjalanan dari
Lewoleba ke Larantuka adalah 3,5 jam. Yang kedua Lewoleba – Kupang menggunakan kapal feri
beroperasi seminggu sekali setiap hari Rabu pagi lama perjalanan 12 jam. Transportasi udara hanya
melayani satu rute dari Lewoleba dan Kupang ke Lewoleba dengan jadwal penerbangan seminggu
tiga kali yaitu hari Senin, Rabu dan Sabtu. Namun sejak tahun 2012 hampir setiap hari selalu ada
penerbangan dari Kupang dan ke Lewoleba, dan dari Lewoleba ke Kupang durasi perjalanan 45-50
menit. Oleh karena itu keberadaan Bandar udara Wunopito di kabupaten Lembata sangat membantu
bagi masyarakat dan wisatawan yang membutuhkan durasi perjalanan lebih cepat dan nyaman.
Keadaan bandar udara Wunopito sejak awal dioperasikan sudah terjadi beberapa kali
pengembangan hingga saat ini. Jenis pesawat terbesar yang di layani bandar udara Wunopito Lembata
adalah jenis Foker 50 (Trans Nusa) dan pesawat jenis
Cessna grand caravan (Susi Air)

Gambar 1.3 Foto Udara Runway Bandar Udara Wunopito Lewolwba

Jumlah pesawat penumpang dan bagasi yang melalui Bandar Udara Wunopito Lewoleba terus
mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah pesawat, penumpang dan bagasi sangat berkaitan
dengan adanya atonomi khusus bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan juga semakin
berjangkaunnya harga tiket pesawat bila di bandingkan dengan biaya menggunakan kapal laut
selisihnya tidak terlalu jauh dan juga bila ditinjau dari efisiensi waktu, sehingga masyarakat lebih
cenderung untuk menggunakan pesawat sebagai salah satu moda angkutan sangat penting di
Lewoleba. Selain itu dengan melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Lembata yang selalu meningkat
jumlah penumpang datang dan pergi dari tahun ke tahun juga jumlah bongkar muat barang yang
semakin meningkat. Potensi daerah Kabupaten Lembata yang mendukung arus lalu-lintas udara
adalah sektor pariwisata seperti penangkapan ikan paus dan pantai – pantai di daerah Lembata yang
masih sangat bersih juga kebudayaan seperti acara pesta kacang yang mengharuskan setiap anak
kampung dari daerah yang melaksanakan acara itu harus hadir. Jumlah anak-anak yang menempuh
pendidikan di luar Kabupaten Lembata khususnya yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
kebanyakan menggunakan transportasi udara.

1.2 Rumusan Masalah


Peningkatan jumlah pesawat, penumpang dan barang dari tahun ke tahun tidak seimbang
dengan keadaan dan fasilitas di Bandar Udara Wunopito Lewoleba. Untuk itu perlu adanya studi
untuk megevaluasi sarana dan prasarana sehingga dapat meningkatkan kemampuan layanan Bandar
Udara Wunopito Lewoleba.
1. Perancangan dilakukan terhadap Bandar Wunopito Lewoleba Kabupaten Lembata Provinsi
NTT.

2. Perancangan geometri fasilitas sisi udara (air side facilities) meliputi runway, taxiway dan apron
tanpa memperhitungkan kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP).

3. Jenis pesawat yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan Bandar ini adalah Boeing 737-
300, yaitu pesawat penumpang komersial buatan Boeing Company.

1.3. Tujuan

Tujuan ini mengambarkan perencanaan pengembangan di Bandar Udara Wunopito


Lewoleba pada lima tahun kedepan ( tahun 2018 ) adapun manfaat yang hendak dicapai dari
perencanaan pengembangan Bandar Udara Wunopito Lewoleba, agar pelayanan penumpang
datang maupun berangkat dari Bandar Udara Wunopito Lewoleba dapat ditingkatkan dan dapat
berfungsi secara efektif sesuai dengan standar-standar yang berlaku. Selain itu diharapkan dengan
adanya perencanaan ini dapat menjadikan masukan atau pertimbangan bagi pemerintah daerah
setempat dalam pengembangan Bandar Udara Wunopito Lewoleba Kabupaten Lembata Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT).
BA II
PEMBAHASAN

1.1. Profil Kecamatan Lembata

Sebagai Kabupaten yang berada di pulau sendiri Kabupaten Lembata, dari luas daratan
126.684 ha itu, 71,46 ha. Diperuntukkan bagi pengembangan kawasan pemukiman dan budidaya
non pertanian, sedangkan sisanya seluas 55.202 diperuntukkan bagi pengembangan potensi
pertanian seperti jagung, kacang-kacang, ubi-ubian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dalam dua
terakhir ini telah di upayakan penanaman berbagai tanaman komoditi perdagangan seperti kelapa,
kemiri, kopi, jambu mete, coklat, cengkih, vanili, pala, kapuk dan pinang. Disisi lain bidang
peternakan memberi potensi pengembangan yang cukup baik karena Kabupaten Lembata
memiliki padang rumput atau padang pengembalaan yang cukup luas terutama di Kacamatan Ile
Ape.

1.2. Objek Wisata

Di Kabupaten Lembata banyak terdapat tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi,


misalnya :
1. Pulau pasir putih
Awelolong/Awololo

2. Gua Maria Lewoleba

3. Pantai Rekreasi Pasir


Putih Waijarang

4. Sumber Air Panas


Sabu Tobo, Adum dan, Labalimut

5. Sumber Gas Alam


Karun Watuwawer dan lain-lainnya.

1.3. Iklim
Kabupaten Lembata merupakan daerah beriklim Sabana Tropis (Aw). Seperti wilayah beriklim
tropis lainnya, hanya ada dua musim di wilayah ini, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim
penghujan berlangsung singkat dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim
kemarau berlangsung secara panjang dari bulan April hingga bulan November setiap tahunnya. Rata-
rata curah hujan per tahun di Kabupaten Lembata ini adalah 500 – 1200 ml. Tingkat kelembapan di
wilayah ini berkisar antara 72% sampai dengan 84%.
Wilayah Administrasi Kabupaten Lembata merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan undang-undang nomor 52 tahun 1999. Saat ini Kabupaten
Lembata terdiri dari 9 meliputi 144 desa dan 7 kelurahan. Ada pun rincian Kacamatan dan jumlah
desa di Kabupaten Lembata adalah:
1. Naga Wutung sebanyak 18 desa
2. Atadei sebanyak 15 desa
3. Ile Ape sebanyak 17 desa
4. Labatukan sebanyak 17 desa
5. Nubatukan sebanyak 11 desa
dan lainnya.

Dari 9 itu Kacamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kacamatan Lebatukan dengan luas wilayah
241,89 km.
Ada juga tradisi penangkapan ikan paus di Kabupaten Lembata ini sebuah tradisi turun
temurun dari leluhur dan nenek moyang suku Lamakera. Tradisi ini dilakukan setahun sekali bahkan
menjadi daya tarik tersendiri para turis luar dalam negeri yang berkunjung di Kabupaten Lembata.
Sebelum tradisi ini dimulai, para pemburu paus biasanya disebut lamafa akan menyiapkan senjata
tepuling yang terbuat dari sabilah bambu atau tongkt yang diujungnya diberikan besi runcing dan
tajam. Senjata ini digunakan untuk menikam paus di perairan Nusa Tenggara Timur.
Gambar 1.2 Foto Tradisi Penangkapan Ikan Paus di Kabupaten Lembata

Setelah Paus berhasil ditangkap, daging ikan Paus akan segera dibagikan kepada penduduk yang
perperan andil dalam tradisi tersebut. Jumlah daging yang diberikan disesuaikan dengan usaha
yang dilakukan oleh para penduduk. Selain itu, minyak yang berada ditubuh ikan Paus juga
dimanfaatkan sebagai minyak urut, minyak gosok dan bahan lampu teplok.

Kabupaten Lembata juga terkenal dengan Gunung Api Ile Lewotolok dimana gunung
tersebut merupakan gunung api yang memiliki ketinggian 4695 kaki atau 1431 mdpal. Gunung
api ini merupakan punggung utama bagian Semenanjung Utara Pulau Lembata, Nusa Tenggara
Timur

Gambar 1.2 Foto Gunung Api Ile Lewotolok Kabupaten Lembata


Bentuk Gunung Api Ile Lewotolok ini simetris bila dilihat dari utara dan timur. Sebuah kubah kecil
dengan kawah selebar 130 m terbentuk disisi tenggara kawah yang lebih besar merupakan titik
tertinggi gunung api Ile Lewotolok. Banyak aliran larva telah mencapai garis pantai. Dari aktivitas
eksplosif dari puncak kawah gunung api Ile Lewotolok. Puncak gunung ini memiliki kawah besar
menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro. Ini
adalah bagian dari kawah lama Gunung Lewotolo. Sebentuk kerucut terbentuk di sisi tenggara
Metong Lamataro dan menjadi puncak tertinggi (+1.423 m) Gunung Lewotolo saat ini. Kerucut
tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan uap solfatara di hampir semua
bagian kerucut. Solfatara berwarna kuning membara; hablur belerang hasil sublimasi banyak
ditemukan di lerang timur, utara, dan selatan dari kerucut baru ini.

BAB. III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kabupaten adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan pemekaran dari
Kabupaten Flores Timur yang dibentuk secara resmi pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan
undang-undang Nomor 52 Tahun 1999. Lembaran Negara RI Nomor 180 tahun 1999 dan tambahan
lembaran Negara RI Nomor 3901, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 12 tahun
2000. Lembaran Negara RI Nomor 79 tahun 2000, tambahan lembaran Negara RI Nomor 3967.
Secara Administratif pemerintahan, Kabupaten Lembata terdiri sembilan Kacamatan dengan
7 kelurahan dan 144 desa atau 151 desa/kelurahan. Kesembilan Kecamatan dimaksud adalah:
1. Kecamatan Nagawutung yang terbagi dalam 18 desa.
2. Kecamatan Wulandoni terbagi dalam 15 desa.
3. Kecamatan Atadei terbagi 15 desa.
4. Kecamatan Nubatukan terbagi dalam 11 desa dan 7 kelurahan.
5. Kecamatan Ile Ape terbagi dalam 17 desa.
6. Kecamatan Ile Ape timur terbagi dalam 9 desa.
7. Kecamatan Lebatukan terbagi dalam 17 desa.
8. Kecamatan Omesuri terbagi dalam 22 desa.
9. Kecamatan Buyasuri terbagi dalam 20 desa.
DAFTAR PUSTAKA

2007. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut Melalui


Pemberdayaan Kearifan Lokal Di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa
Tenggara Timur Jurnal Pasir Laut, 69 (2)
Von Glasersfeld, E. 1996. Introduction: Aspects of Constructivism (in) C. Coscot
(Ed.), Constructivism: Theory, Perspectives, and Practice. New York:
Longman.

Anda mungkin juga menyukai