Anda di halaman 1dari 11

TERBATAS

OPTIMALISASI STRATEGI PERANG KONTINENTAL DIHADAPKAN DENGAN


SPEKTRUM ANCAMAN KE DEPAN

PENDAHULUAN

Strategi pertahanan suatu negara erat kaitannya dengan doktrin


pertahanannya. Doktrin Pertahanan Negara pada hakekatnya adalah suatu ajaran
tentang prinsip-prinsip fundamental pertahanan negara yang diyakini kebenarannya,
digali dari nilai-nilai perjuangan bangsa dan pengalaman masa lalu untuk dijadikan
pelajaran dalam mengembangkan konsep pertahanan sesuai dengan tuntutan
tugas pertahanan dalam dinamika perubahan, serta dikemas dalam bingkai
kepentingan nasional, sifatnya tidak dogmatis namun penerapannya disesuaikan
dengan perkembangan kepentingan nasional. Seiring dengan perkembangan
zaman, pengertian Strategi Perang mengalami perubahan seiring dengan
berkembangnya Teori Perang. Perang yang pada awalnya diartikan sebagai suatu
permusuhan, pertempuran bersenjata antara negara (bangsa). Kemudian
berkembang menjadi sebagai sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit,
adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih
kelompok manusia untuk merebutkan dominasi di suatu wilayah yang
dipertentangkan. Dalam perkembangan strategi perang, para ahli strategi terbagi
dalam beberapa strategi sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang pada
masanya masing-masing. Pada awalnya strategi Perang sebagai strategi untuk
memenangkan pertempuran fisik, namun saat ini strategi Perang tidak hanya
sebagai strategi untuk memenangkan perang secara fisik tetapi juga merupakan
strategi perang non fisik dalam rangka mendukung keberhasilan strategi perang
fisik. Berdasarkan pemikiran dari para ahli strategi perang seperti Sun Tzu, Liddle
Hart dan Alfred Tayer Mahan mereka membagi strategi perang menjadi tiga yaitu
strategi Continental, strategi Maritime dan strategi Aerospace. Strategi Kontinental
merupakan salah satu strategi perang yang menaruh perhatian pada peperangan
darat antar angkatan darat, dan secara historis menjadi instrumen utama strategi
geopolitik militer. Strategi kontinental dalam perkembangan terbagi menjadi 2
(dua) kontinental yang berbeda yaitu strategi perang ofensif dan strategi perang
terbatas atau defensif. Strategi kontinental mempunyai pengaruh yang besar pada
bentuk peperangan di abad ke-20. Machiavelli, Jomini dan Clausewitz digambarkan
sebagai penyusun strategi perang ofensif, sedangkan Liddle-Hart dan Sun Tsu
digambarkan sebagai penyusun strategi perang terbatas atau defensif.
TERBATAS
2

Para penyusun strategi perang ofensif berpedoman pada keyakinan Clausewitz


bahwa kerusakan Angkatan Darat musuh adalah tujuan utama dari perang.

Dari permasalahan di atas, ada persoalan yang harus penulis jawab berkaitan
dengan spectrum ancaman di masa yang akan datang (perang masa depan), yang
meliputi bagaimana bentuk Strategi perang yang sesuai dengan kemungkinan
perang masa depan dalam strategi Perang Kontinental ? Oleh karena itu dari
permasalahan tersebut, maka sebagai pokok permasalahan yang dibahas dalam
penulis ini adalah bagaimana mengoptimalkan strategi perang kontinental
dihadapkan dengan spektrum ancaman ke depan ?

Adapun nilai guna dari penulisan ini, dengan melihat kondisi tersebut diatas,
maka manfaat yang dihasilkan adalah dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana strategi perang kontinental Indonesia dalam menghadapi spektrum
ancaman di masa depan yang semakin nyata. Adapun ruang lingkup tulisan ini
adalah dibatasi pada pembahasan mengenai bagaimana mengoptimalkan strategi
perang kontinental, dengan tata urut terdiri dari pendahuluan, pembahasan dan
penutup. Dengan metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan
pendekatan studi kepustakaan dan pengalaman bertugas saat di satuan Satbanpur.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa strategis, hakikat ancaman yang sangat dinamis adalah


kemungkinan terjadinya penggabungan berbagai spektrum jenis ancaman.
Karenanya ancaman saat ini dan masa depan dapat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu ancaman militer baik bersenjata dan tidak bersenjata, ancaman nonmiliter, dan
ancaman hibrida. Spektrum ancaman pada masa yang akan datang terdiri dari
ancaman nyata dan ancaman belum nyata. Ancaman nyata merupakan ancaman
yang sering terjadi dan dihadapi setiap saat, dapat berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nyata merupakan bentuk
ancaman yang menjadi prioritas dalam penanganannya, meliputi: terorisme dan
radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam,
pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam,
wabah penyakit, serangan siber dan spionase, serta peredaran dan
TERBATAS
3

penyalahgunaan narkoba (Strategi Hanneg 2015). Di sisi lain, ancaman belum


nyata merupakan bentuk ancaman yang terbuka atau perang konvensional, dimana
yang berhadapan adalah kekuatan angkatan bersenjata kedua negara. saat ini
bangsa Indonesia mengalami berbagai ancaman dan tantangan yang semakin
kompleks. Perkembangan teknologi dan Informasi yang semakin modern dan
canggih juga termasuk di dalamnya alutsista militer menjadi ancaman tersendiri
terhadap keamanan dan kedaulatan negara dikarenakan perang di era modern akan
menggunakan alutsista yang canggih.

Pada masa Perang Dingin, adanya dominasi ancaman penghancuran dunia


secara total menggunakan senjata nuklir, kebijakan yang dikenal sebagai mutually
assured destruction atau kehancuran satu sama lain secara pasti. Perbedaan antara
taktik, strategi dan strategi besar mulai kabur, komando dan teknologi komunikasi
diperbaiki ke tingkat yang lebih besar. Angkatan bersenjata dunia ketiga
dikendalikan oleh strategi besar, strategi dan taktik lebih lanjut dua negara
adidaya.Dean Acheson dan George C. Marshall mengakui kunci kemenangan
adalah kehancuran ekonomi US, yang mengadops postur defensif. Berakhirnya PD
II, AS dan AL-nya yang kuat menyadari sebagian dunia harus dibela secara agresif
dari US dan penyebaran komunisme. Menyetujui serangan nuklir dan pembalasan.
AS menegakkan kebijakan serangan pertama terbatas. Jika Soviet menyerang Front
Barat, AS akan menghentikannya dengan senjata nuklir taktis. US merespons
dengan mengadops kebijakan tidak menggunakan yang pertama, membalas secara
besar-besaran.Jika Pakta Warsawa menyerang dengan senjata konvensional,
NATO akan menggunakan senjata nuklir (nukes) taktis. US merespons dengan
serangan nuklir secara penuh, yang mirip dengan AS. Pada masa berakhirnya
perang dingin, semakin meningkatnya dalam mengandalkan keunggulan teknologi
untuk memperkecil korban dan memperbaiki efisiensi. Lompatan kwantum teknologi
melalui Revolusi Digital merupakan inti dari strategi ini. Recovery, restrukturisasi dan
intensifikasi kekuatan nasional melalui upaya peningkatan di bidang teknologi
maupun strategi peperangan untuk menghadapi ancaman yang tidak menentu dan
penuh ketidakpastian. Kecenderungan berbagai bentuk perlombaan persenjataan
diantara negara-negara adidaya dalam pengembangan senjata pemusnah massal,
(Weapon Mass Destruction) sebagai kekuatan deterrence yang sangat ampuh.
TERBATAS
4

Berdasarkan cerita diatas, peperangan ditimbulkan Karena kebutuhan suatu


negara untuk memaksakan dominasinya terhadap suatu negara, selain itu juga
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain. Pertama, penyebab perang
disebabkan oleh alasan perolehan ekonomi, diukur dalam hal perolehan sumber
daya alam seperti emas, perak, minyak, atau monopoli perdagangan atau akses
pasar, bahan mentah (raw materials) dan investasi. Kedua, perang dilangsungkan
untuk alasan keamanan, untuk menentang atau melawan ancaman yang datang dari
luar terhadap integritas bangsa ataupun kemerdekaan. Setelah menjelaskan tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perang pada masa yang akan
mendatang, maka penulis akan menjelaskan kondisi yang diharapkan dalam
kondisi yang dapat menghadapi ancaman yang sewaktu-waktu akan datang. Dalam
hal ini penulis akan menguraikan permasalahan serta gagasan yang penulis
tuangkan dalam essay ini untuk memberikan gambaran serta persiapan kepada
seluruh pembaca agar mempersiapkan diri menghadapi perang di masa depan.
Dalam tulisan ini, penulis memiliki beberapa masalah yang harus dijawab, yang
pertama Bagaimana bentuk ancaman nyata pada masa yang akan datang ?.
Menurut penulis ancaman nyata merupakan ancaman yang sering terjadi dan
dihadapi setiap saat, dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman nyata merupakan bentuk ancaman yang menjadi
prioritas dalam penanganannya, meliputi: terorisme dan radikalisme, separatisme
dan pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan,
perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan
spionase, serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba (Strategi Hanneg 2015).
Yang kedua, strategi perang manakah yang paling mungkin
diimplementasikan dalam perang masa depan dihadapkan strategi perang
ofensif dan defensive ? Penulis berpendapat bahwa pada masa Demokrasi
Terpimpin karakteristik operasi militernya cenderung ofensif dengan karakter
operasi militer yang menekankan pada operasi gabungan ketiga matra, dengan
tujuan-tujuan operasi yang sifatnya agresif dan ekspansionis serta pentahapan
operasi militer yang dirancang untuk konsep pertempuran yang singkat (high speed
warfare) sedangkan pada periode Orde Baru karakteristik operasi militernya
cenderung defensif dengan penggelaran operasi militer terbatas untuk
TERBATAS
5

perlindungan kedaulatan negara dengan menekankan pada tindakan-tindakan


preventif . Berdasarkan doktrin perang Indonesia yang mana mengedepankan politik
bebas aktif yang berpedoman pada prinsip cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan dan kedaulatan, serta berpandangan bahwa negara tetangga
merupakan sahabat yang memiliki komitmen bersama dalam menjaga stabilitas
keamanan kawasan. Oleh karena itu, memperbesar persamaan dan memperkecil
perbedaan dalam penyelesaian masalah perlu diutamakan serta mendorong
perdamaian sesuai prinsip-prinsip dasar Piagam PBB. Yang ketiga, Strategi perang
manakah yang paling mungkin diimplementasikan dalam perang masa depan
dihadapkan strategi perang kontinental ? Pertahanan negara indonesia adalah
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya
nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan NOMOR KEP/435/M/V/2016


tentang kebijakan pertahanan negara tahun 2017, pertahanan negara
diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan sejak dini dengan sistem
pertahanan negara yang bersifat semesta melalui usaha membangun dan membina
segenap sumber daya dan sarana prasarana nasional, serta seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai satu kesatuan pertahanan dalam
menanggulangi ancaman. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman
militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama
dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan
dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar
bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Selanjutnya, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer disebut
dengan “pertahanan militer”, dan dalam menghadapi ancaman nonmiliter disebut
dengan “pertahanan nirmiliter”. Dengan demikian, pertahanan militer terdiri dari
komponen utama (TNI), komponen cadangan, dan komponen pendukung.
Sedangkan pertahanan nirmiliter terdiri dari unsur utama dan unsur lain dari
kekuatan bangsa. Implementasi sistem pertahanan negara yang bersifat semesta
TERBATAS
6

diselenggarakan melalui pengintegrasian pertahanan militer dan pertahanan


nirmiliter. Teori Walt (1987) berpendapat bahwa ada empat faktor yang membangun
persepsi ancaman, yaitu: kekuatan agregat (lawan), kedekatan geografi
(proximity), kemampuan ofensif dan intensi ofensif. Tidak seluruh faktor tersebut
memiliki bobot yang sama dari suatu ancaman. Satu faktor dapat lebih dominan dari
yang lain, contoh hubungan Kanada dan AS, faktor yang menegasikan persepsi AS
sebagai ancaman bagi Kanada adalah ketiadaan intensi ofensif AS terhadap
Kanada. Walau AS memiliki kekuatan agregat yang lebih besar, dekat secara
geografi, dan memiliki kemampuan ofensif. Namun, elit politik Kanada merasa
yakin AS tidak memiliki intensi ofensif terhadap Kanada. AS yang memiliki status
sebagai negara demokratis tertua dan penjunjung Hak Asasi Manusia yang
dipersepsikan Kanada tidak akan menjadi negara ekspansionis yang menganeksasi
Kanada. Terlebih kedua negara didominasi oleh akar budaya yang sama, yaitu
budaya Inggris. Teori Thompson, (1985) adalah teori dasar bagi kaum realis klasik
maupun neorealis dalam menjelaskan perimbangan kekuatan. Bagi kaum realis,
sistem internasional yang menyebabkan anarki membuat negara-negara harus
mempertahankan dirinya dengan memperkuat kekuatan internalnya. Tanpa
adanya kekuasaan melebihi negara, maka negara-negara cenderung menangkal
kebangkitan serangan hegemon dengan membangun kekuatan yang dapat
mengimbangi hegemon tersebut.

Namun demikian, sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia


memiliki 17.499 pulau dari Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Indonesia
adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan,
dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Merupakan suatu Negara dengan
luas perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia disebut
sebagai Negara Maritim. Sebagai Negara Maritim, Indonesia berbatasan dengan
Negara Malaysia, Singapura dan Thailand, oleh karena itu Indonesia rawan
terjadinya pelanggaran batas wilayah. Seperti beberapa kali kasus pelanggaran
batas wilayah yang dilakukan oleh nelayan negeri China, pencambutan patok batas
wilayah oleh Malaysia dan kasus perairan Ambalat. Sesuai dengan kebijakan politik
luar negeri bebas aktif Indonesia yang mengharuskan Indonesia untuk bersikap lebih
persuasif yang mana setiap permasalahan harus diselesaikan dengan cara
TERBATAS
7

Diplomasi untuk memperoleh penyelesaian secara damai, hal ini menyebabkan


Negara Indonesia dianggap lemah.

Untuk menghadapi perubahan spektrum ancaman kedepan yang semakin


komplek, sudah saatnya Negara Indonesia bangkit dan segera bertindak dengan
melakukan terobosan-terobaosan sebagai berikut 1) membangun sistem pertahanan
negara (atau bisa disebut e-defense) yang modern dan terintegrasi di seluruh
Nusantara. Apalagi ke depan, tantangan yang dihadapi bangsa ini semakin
beragam, mulai dari masalah wilayah perbatasan, pengamanan pulau terpencil,
pencurian sumber daya alam (SDA), penyelundupan, hingga aksi terorisme yang
melibatkan dunia maya. Perang yang terjadi di abad ke-21 pun kian bersifat
kompleks dan merasuki seluruh aspek kehidupan. 2) Mengoptimalkan prinsip
pertahanan semesta dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bela Negara
dimulai pada usia sejak dini, seperti pendidikan yang dilaksanakan pada masa orde
lama yang mana sejak usia dini sudah diperkenalkan GBHN, butir-butir Pancasila
dan PPKN yang mana bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
patriotisme kepada generasi muda yang mana akan tumbuh sebagai penerus
perjuangan bangsa. 3) Indonesia harus bertindak tegas terhadap setiap terjadinya
pelanggaran batas wilayah agar Indonesia tidak selalu diremehkan, walaupun
Indonesia menganut politik bebas aktif.

PENUTUP.

Dari uraian penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan tentang beberapa
identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dan upaya-upaya untuk mengatasinya di
antaranya: 1) Bagaimana bentuk ancaman nyata pada masa yang akan datang ?
Ancaman dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman nyata merupakan bentuk ancaman yang menjadi prioritas dalam
penanganannya, meliputi: terorisme dan radikalisme, separatisme dan
pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan,
perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan
spionase, serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba (Strategi Hanneg 2015) .
2) strategi perang manakah yang paling mungkin diimplementasikan dalam
perang masa depan dihadapkan strategi perang ofensif dan defensive?
TERBATAS
8

Berdasarkan doktrin perang Indonesia yang mana mengedepankan politik bebas


aktif yang berpedoman pada prinsip cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan, serta berpandangan bahwa negara tetangga merupakan sahabat yang
memiliki komitmen bersama dalam menjaga stabilitas keamanan kawasan.
Karakteristik strategi militer indonesia cenderung defensif dengan penggelaran
operasi militer terbatas untuk perlindungan kedaulatan negara dengan menekankan
pada tindakan-tindakan preventif .3) Strategi perang manakah yang paling
mungkin diimplementasikan dalam perang masa depan dihadapkan strategi
perang kontinental ? Pertahanan negara indonesia adalah bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah dan berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Untuk mengakhiri tulisan ini penulis menyarankan beberapa hal guna


mendukung tercapainya sistem pertahanan Indonesia dalam mengahadapi perang
masa depan, diantaranya adalah yang pertama Pemerintah agar mananamkan
kembali kepada generasi penerus bangsa dimulai pada usia sejak dini, seperti
pendidikan yang dilaksanakan pada masa orde lama yang mana sejak usia dini
sudah diperkenalkan GBHN, butir-butir Pancasila dan PPKN yang mana bertujuan
untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan patriotisme kepada generasi muda
yang mana akan tumbuh sebagai penerus perjuangan bangsa. Yang kedua,
tingkatkan kualitas SDM di Indonesia, sudah barang umum SDA di Indonesia sangat
melimpah akan tetapi tidak diimbangi dengan majunya SDM, sehingga hal itu
seakan menjadi suatu yang mubah. Yang kedua adalah, dalam menghadapi perang
masa depan yang penuh khayalan Indonesia harus bisa mengeluarkan ide-ide yang
diluar dugaan, jangan terpaku dengan standarisasi militer yang kemungkinan besar
mudah dibaca oleh lawan. Yang ketiga, Indonesia harus bisa memanfaatkan luasnya
wilayah negaranya untuk membuat sistem pertahan e-defense yang kokoh.

Demikian tulisan essay militer yang kami buat dengan judul Optimalisasi
strategi perang kontinental dihadapkan dengan spektrum ancaman ke depan ,
penulis berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh unsur pimpinan
TNI AD, namun disisi lain penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
TERBATAS
9

sempurna, sehingga saran dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan
untuk menyempurnakan tulisan ini.

Lampiran :

1. Lampiran-1 : Alur Pikir


2. Lampiran-2 : Daftar Pustaka

Medan, 22 Januari 2020


Penulis

Andri Yuno Cahyono


. Mayor Arh NRP 11060038640785
TERBATAS
10

ALUR PIKIR

JUDUL : OPTIMALISASI STRATEGI PERANG KONTINENTAL DIHADAPKAN DENGAN SPEKTRUM ANCAMAN KE


DEPAN

INDONESIA
LANDASAN PEMIKIRAN AKAN AMAN,
MAKNA DASAR PERANG MENURUT MENURUT BEBERAPA PAHAM MAKMUR, DAN
SENTOSA.

KESIAPAN KONDISI KONDISI IDEAL : SIAP UNTUK


FAKTUAL : MEMAKSIMALKAN MENGHADAPI
-
KURANGNYA SDM PROSES PEMECAHAN
KUALITAS APA YANG DIMILIKI PERANG DAN
- MASALAH
UNTUK MENGHADAPI ANCAMAN MASA
SAAT INI UNTUK
PERANG MASA DEPAN DEPAN
KEMAMPUAN L PERANG MASA
DEPAN

PENGARUH :

KEMAJUAN TEKNOLOGI

ADU GENGSI DENGAN NEGARA LAIN


TERBATAS

DAFTAR PUSTAKA

1. https://annisamardiana.wordpress.com/2011/01/25/faktor-faktor-penyebab-
perang-2/
2. http://gakseriusbanget.blogspot.com/2015/11/studi-strategi-jenis-jenis-
strategi.html
3. https://www.academia.edu/31885446/KAJIAN_PERANG_DARI_GENERASI_
KE_GENERASI_STRATEGI_TNI_DALAM_MENGHADAPI_ANCAMAN_TERKINI
4. http://www2.kkp.go.id/artikel/2233-maritim-indonesia-kemewahan-yang-luar-
biasa

Anda mungkin juga menyukai