BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
1
Kasad, Petunjuk Praktis Binter, Visindo Media Persada, Jakarta 2003
2
Naskah Departemen, Kemanunggalan TNI Rakyat, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
2
c. Pembinaan teritorial adalah solusi terbaik untuk menghadapi perang
modern. Karena Binter menuntut perwujudan kemanunggalan TNI - Rakyat
dalam semua aspek kehidupan dengan indikator keberhasilan yang meliputi;
mempersenjatai bangsa secara psikis dengan Pancasila, secara ekonomis
dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, dan secara paradigmatis
dengan wawasan kebangsaan yang berlandaskan jati diri bangsa, serta secara
fisik dengan menyiapkan potensi nasional untuk diayagunakan dalam
penyelenggaraan sistem pertahanan negara yang bersifat semesta, total, dan
integral sehingga mempunyai kekuatan yang tangguh dalam menangkal perang
modern.
TERBATAS
TERBATAS
3
4. Metode dan Pendekatan. Metode yang digunakan adalah
deskriptif analisis dengan pendekatan observasi dan study referensi.
5. Pengertian-Pengertian.
a. Binter TNI AD adalah merupakan kegiatan TNI AD dalam membina
hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta
kemanunggalan TNI – Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan
pertahanan negara matra darat3.
3
Naskah Sementara, Buku Petunjuk Operasi Binter, Pusdikter 2003
4
Ibid
5
Ibid
6
Naskah Sementara, Buku Petunjuk Operasi Binter, Pusdikter 2003
TERBATAS
TERBATAS
4
e. Komunikasi Sosial
f. Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang diandasi oleh kecintaan
kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan
Pancasila sebagai idiologi negara dan rela berkorban untuk meniadakan
hakekat ancaman dari luar negeri dan dalam negeri yang membahayakan
kemerdekaan wilayah yurisdiksi Indonesia serta nilai – nilai Pancasila dan UUD
1945 beserta amandemenya9.
7
Ibid
8
Ibid
9
Ibid.
10
Naskah Departemen, Sistem Pertahanan Semesta, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
5
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
6. Umum.
Dengan munculnya konsep perang modern11 yang mampu menembus segenap
sendi – sendi kehidupan bangsa dan menyebabkan tercabutnya jati diri bangsa
sehingga menimbulkan kebebasan individu yang lebih mengutamakan hak dari pada
kewajiban dengan mengorbanan tata nilai bangsa. Strategi perang modern
yang menyerang secara langsung terhadap segenap aspek kehidupan harus dilawan
secara total dan integral pula. Dalam hal ini pembinaan teritorial dengan wujud akhir
kemanunggalan TNI – rakyat akan membuktikan ketangguhannya sebagai kekuatan
yang dahsyat untuk mengatasi segenap persoalan bangsa ini, termasuk perang
modern. Sehingga pembiasan persepsi tentang Binter harus segera diakhiri guna
memperoleh pengakuan dan legitimasi dalam tatanan hukum yang berlaku.
7. Landasan Pemikiran.
a. Landasan Historis.
Perjuangan mengusir penjajah timbul secara sporadis di berbagai
wilayah namun belum membawa hasil, menyadari kelemahan tersebut, pada
tahun 1908 munculah gerakan yang merupakan embrio “Budi Oetomo”.
Pada tahun 1912 lahirlah perhimpunan – perhimpunan yang berdasarkan atas
konsepsi kebangsaan dengan tujuan mempersatukan semua golongan di
wilayah Nusantara sehingga pada tahun 1928 lahirlah Sumpah Pemuda di
Jakarta. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, telah menghadapi
Agresi militer Belanda – I dan ke – II, serta menghadapi berbagai
pemberontakan dari dalam negeri diantaranya adalah pemberontakan PKI
Madiun tahun 1948, DI/TII di Jawa Barat tahun 1949 - 1962, pemberontakan
/ Andi…
11
Perang Modern : ditinjau dari perspektif Hubungan Internasional, Mayjen TNI Syarifudin Tippe 2004.
TERBATAS
TERBATAS
6
Andi Aziz, dan APRA, serta RMS pada tahun 1950, pemberontakan Kahar
Muzakar pada tahun 1955, dan PRRI pada tahun 195812. Berkat
kemanunggalan TNI-rakyat maka semua pemberontakan dapat diatasi dengan
baik. Namun di era globalisasi ini gerakan separatis Aceh dan Papua sulit
diatasi karena menurunnya wawasan kebangsaan dan persatuan yang
menyebabkan pembiasan dan distorsi dalam penanganannya.
12
Naskah Departemen, Sejarah Operasi Militer, Seskoad 2003
13
Naskah Departemen, Pancasila, Seskoad 2003
14
Naskah Departemen, UUD 1945, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
7
d. Landasan Konsepsional
e. Landasan Operasional.
15
Naskah Departemen, Wawasan Nusantara, Seskoad 2003
16
Ibid
TERBATAS
TERBATAS
8
17
Narasi ceramah doktrin KEP, hal 14, Dirdok Kodiklat
18
Nasem Bujukops Binter, PO:TER – 01, Skep/22/XII/2003
19
Nasem Bujukbin Binter, PO: TER – 01, Skep/22/XII/2003
TERBATAS
TERBATAS
9
8. Hal – hal lain.
/ BAB – III…..
20
Ancaman Neo Kolonialisme, Jendral TNI Ryamizard
TERBATAS
TERBATAS
10
BAB III
KONDISI BINTER SAAT INI
11. Umum.
Dengan paradigma baru TNI dan berlakunya otonomi daerah maka fungsi
Binter dalam rangka pembinaan potensi pada hakekatnya adalah mengelola potensi
kewilayahan menjadi kekuatan nyata untuk kepentingan pertahanan negara. Fungsi
Binter secara psikis yaitu dalam rangka kemanunggalan TNI – Rakyat guna
mewujudkan sasaran Binter yang meliputi terwujudnya wawasan kebangsaan yang
mantap, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesadaran bela negara dan cinta tanah
air serta kemanunggalan TNI – Rakyat dengan mengedepankan aspek kewenangan
dan kelembagaan. Karena out put pembinaan teritorial pada dasarnya untuk
kepentingan negara maka fungsi Binter ini secara otomatis menjadi bagian dari fungsi
pemerintah.
Dengan demikian fungsi Binter dewasa ini mempunyai beberapa pengertian
yaitu pertama Binter sebagai Pembinaan potensi sumber daya nasional yang dilakukan
oleh Kodam selaku PTF Dephan di daerah, kedua pembinaan teritorial dalam rangka
mewujudkan sasaran – sasaran Binter21, ketiga Binter sebagai pembinaan wilayah
fungsi pemerintahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat oleh
Pemerintah dengan segenap instansinya, dan pengertian keempat, Binter sebagai
fungsi pembinaan keamanan dan ketertiban wilayah oleh Kepolisian RI dengan
perangkatnya. Pembahasan dalam tulisan ini adalah pengertian Binter yang
diselenggarakan oleh Kodam dan dengan segenap keterkaitanya.
21
Naskah Departemen, Pokok-Pokok Binter, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
11
a. Organisasi Pelaksana Binter Kodam dan jajaranya.
22
Naskah Dep, Pengetahuan Kodam, hal 8.
TERBATAS
TERBATAS
12
2) Di tingkat Korem. Korem selain sebagai satuan
operasional juga sebagai pembina dan pelaksana Binter di wilayahnya,
yang meliputi pembinaan perlawanan rakyat, bantuan militer, dan
kekuasaan militer dalam keadaan darurat. Dalam melaksanakan
tugasnya staf teritorial Korem bertanggung jawab untuk; Merencanakan,
mengkordinasikan dan menyiapkan daerah pangkal perlawanan,
perlawanan rakyat dan Bhakti TNI, Pembinaan hubungan masyarakat
dengan memberikan penerangan dalam rangka ketahanan di bidang
IPOLEKSOSBUD HANKAM, Mengkordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan bantuan militer dan penyelenggaraan kekuasaan militer
dalam keadaan darurat.
23
Pokok-pokok Organisasi dan Tugas Korem, hal 20.
24
Pokok-pokok Organisasi dan Tugas Kodim, hal 7.
TERBATAS
TERBATAS
13
4) Di tingkat Koramil. Koramil adalah komando
pelaksana Kodim yang berbentuk kewilayahan dengan tugas pokok
menyelenggarakan pembinaan teritorial dan perlawanan rakyat.
Pembinaan teritorial dilaksanakan guna tercapainya sasaran antara,
sasaran khusus dan sasaran pokok. Sedangkan perlawanan rakyat
adalah penyelenggaraan pelatihan bela negara melalui pengorganisasian
dan pelatihan Hansip, Wanra dan Kamra. Dalam pelaksanaan
tugasnya diarahkan untuk melaksanakan pengumpulan data teritorial
yang meliputi data geografi, demografi dan kondisi sosial.
TERBATAS
TERBATAS
14
Konsep ini digunakan sebagai bahan rapat dengan provinsi dalam rangka
penyusunan repelitada- I. Di tingkat Korem, RenBinter dan Program
Binter Kodam dijabarkan kedalam konsep Renbinter dan Program Binter Korem
dengan mempertimbangkan faktor kondisi wilayah, dan melaksanakan
koordinasi dengan pimpinan TNI AL, TNI AU, dan POLRI setempat. Konsep
renbinter dan progbinter Korem digunakan sebagai bahan rapat dengan
kabupaten dalam rangka penyusunan Repelitada – I.
Kodim berdasarkan Anpotwil dan Anpot Hankam serta Renbinter dan
progbinter Korem maka disusunlah telaahan Binter dan progbinter Kodim.
Konsep Renbinter Kodim digunakan sebagai bahan rapat dengan kabupaten
dalam rangka penyusunan Repelitada – II. Sedangkan konsep Progbinter
Kodim digunakan sebagai acuan bagi Danramil dijajaranya sebagai bahan rapat
koordinasi Temu Karya Pembangunan Tingkat Kecamatan sekaligus petunjuk
bagi para Babinsa untuk melaksanakan musyawarah pembangunan di tingkat
desa atau kelurahan.
TERBATAS
TERBATAS
15
14. Indikator Pencapaian Binter.
TERBATAS
TERBATAS
16
(3) Sumber Daya Buatan. Meliputi
pembinaan dan pemanfaatan listrik dan komunikasi,
industri material, bahan makanan, dan obat – obatan yang
dilaksanakan dengan instansi terkait. Pelaksanaanya
belum maksimal karena minimnya pelibatan TNI oleh
instansi terkait.
(4) Sarana dan prasarana Nasional di wilayah.
Meliputi pembinaan bidang pelabuhan udara dan
laut, galangan kapal, industri strategis, sarana
perhubungan dan transportasi dan komunikasi.
Pelaksanaanya belum maksimal karena vakumnya
pelibatan TNI oleh instansi pemegang otoritas.
TERBATAS
TERBATAS
17
b) Pencapaian sasaran khusus. Meliputi pembinaan
kemanunggalan TNI – Rakyat, pemantapan bela negara,
peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara serta
berfungsinya sistim belanegara dimana penangananya
terlembaga secara terpadu oleh instansi terkait. Namun
hasilnya menunjukan bahwa kemanunggalan TNI - rakyat goyah
dengan indikasi merosotnya kepercayaan rakyat terhadap TNI di
era reformasi dan menurunnya wawasan kebangsaan serta
lemahnya kordinasi dan kerjasama komando kewilayahan dengan
instansi pemerintah di daerah.
BAB – IV
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
11. Umum. Konsepsi Binter sebagai strategi yang berdaya tangkal efektif
terhadap perang modern dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
perkembangan lingkungan strategis dengan segala dinamikanya baik yang bersifat
luas dan abstrak maupun luas konkrit.
/ 12. Perkembangan ……
TERBATAS
TERBATAS
18
12. Perkembangan Lingkungan Strategis. Pemahaman terhadap
perkembangan lingkungan strategis akan meningkatkan daya antisipatif dan
kesiapsiagaan terhadap hakekat ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
dengan segenap aspek dinamis yang menyertainya baik secara global, regional dan
nasional.
TERBATAS
TERBATAS
19
c. Secara Nasional. Konstelasi geografi yang tersebar dalam
bentuk kepulauan dengan beraneka ragam suku, adat dan kebudayaan, dan
agama, serta bahasa dengan tingkat kesejahteraan dan pembangunan yang
bervariasi merupakan kondisi yang rawan terhadap provokasi dan campur
tangan pihak asing. Kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan yang relatif
rendah serta penyebaran penduduk yang terkonsentrasi di kota besar
merupakan kerawanan dan memperlemah ketahanan nasional. Kondisi
sosial politik dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat untuk
menjauhkan TNI dengan Rakyat dan komponen bangsa lainya, serta konflik
horizontal dan vertikal yang berlarut – larut telah menurunkan kemampuan
hankam dan stabilitas kemanan.
Walaupun korban relatif sudah cukup besar baik jiwa, raga, harta dan
sarana serta prasarana nasional yang tak terhitung nilainya namun komponen
bangsa Indonesia belum mempunyai kata sepakat dalam upaya penyelesaian
konflik di Aceh maupun konflik – konflik di daerah lainya. Sehingga dewasa
ini secara umum kondisi bangsa Indonesia sedang mengalami degradasi moral,
material dan spiritual yang bila dibiarkan berlarut – larut tanpa keputusan
pemerintah yang jelas dan konstruktif diperkirakan NKRI akan pecah berkeping
– keping tinggal menunggu waktu saja.
/ 13. Kendala ……
TERBATAS
TERBATAS
20
13. Peluang.
14. Kendala yang dihadapi. Berupa Kondisi sosial sebagai akibat dari
”perang modern“, yang ditandai dengan munculnya pengaruh-pengaruh negatif
antara lain:
/ c. Di bidang ……
TERBATAS
TERBATAS
21
c. Dibidang Ekonomi. Melemahnya sendi-sendi dasar perekonomian
menciptakan lingkaran setan kemiskinan. Masuknya perusahaan asing
dan privatisasi terhadap BUMN serta melemahnya sistim perbankan merupakan
suatu gambaran kondisi ekonomi bangsa yang kritis.
/ h. Di bidang ……
TERBATAS
TERBATAS
22
h. Di bidang Ilmu Pengetahuan/Pemikiran. Ilmu pengetahuan
dan pemikiran para ilmuan indonesia sudah terkooptasi oleh nuansa
liberalisme-kapitalisme yang berasal dari Barat dan menyebabkan pudarnya
Nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Globalisasi pemikiran ini
dilakukan melalui penyebaran buku, program beasiswa belajar di luar negeri
dan melalui media massa.
BAB – IV
KONDISI BINTER YANG DIHARAPKAN
TERBATAS
TERBATAS
23
a. Organisasi Pelaksana Binter Kodam dan jajaranya.
TERBATAS
TERBATAS
24
(b) Melaksanakan pembinaan satuan secara
tersencana, terarah dan terukur di semua aspek
bidang pembinaan satuan yang meliputi bidang
operasi, personil, materiil, pangkalan, dan pinak.
(c) Melaksanakan latihan operasi gabungan guna
memantapkan keterpaduan dan integrasi kekuatan
pertahanan di wilayahnya.
TERBATAS
TERBATAS
25
c) Selaku pelaksana PTF Dephan di daerah.
(1) Merencanakan, mendata dan mengorganisir sumber
daya nasional di daerah yang dapat didayagunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara aspek
darat.
(2) Mensosialisasikan dan melegitimasikan aturan
perundangan tentang tata cara penyiapan dan
pengorganisasian RUTR pertahanan negara.
(3) Melaksanaka pelatihan mobilisasi dan demobilisasi
serta penyiapan sumber daya manusia, sumber daya alam
dan sumber daya buatan untuk meningkatkan pemahaman
semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan sistem
pertahanan semesta.
(4) Membentuk wadah kerjasama secara terstruktur
dan permanen antara Kodam selaku PTF Dephan dengan
pemerintah baik di tingkat provinsi maupun di tingkat
kabupaten atau Kodamdya yang berkaitan dengan
pelatihan partisipasi belanegara oleh masyarakat serta
penyelenggaraan sistem pertahanan semesta.
25
Nasem Bujukbin Binter, hal 7
TERBATAS
TERBATAS
26
a) Korem selaku sub kompartemen Strategis dan PTF Dephan
di daerah.
TERBATAS
TERBATAS
27
(6) Membentuk forum komunikasi sebagai lembaga
kordinasi yang terstruktur secara baku guna mewadahi
kepentingan bersama antara kepentingan pertahanan
negara dan kepentingan pemerintah dalam rangka
pembinaan ketahanan wilayah.
TERBATAS
TERBATAS
28
(2) Melaksanakan pembinaan teritorial secara internal.
TERBATAS
TERBATAS
29
(c) Merumuskan, mensosialisasikan dan
menerapkan konsepsi Binter dalam rangka
menghadapi perang modern dan pemantapan posisi
Binter.
3) Di tingkat Kodim.
a) Selaku sub-sub kompartemen Strategis dan PTF Dephan di
daerah.
(1) Menyiapkan pertahanan aspek darat di daerahnya
yang mengacu RUTR yang telah disusun oleh Korem dan
dipadukan dengan sifat dan karakter wilayah yang meliputi
daerah pangkal perlawanan, daerah belakang, daerah
komunikasi dan daerah tempur.
TERBATAS
TERBATAS
30
(5) Merumuskan dan membentuk forum komunikasi
dengan pemda sebagai lembaga kordinasi yang terstruktur
dan operasional secara baku guna mewadahi kepentingan
bersama antara kepentingan penyelenggaraan pertahanan
negara dan kepentingan pemerintah dalam rangka
pembinaan ketahanan wilayah dengan segenap aspek
keterkaitanya.
/ (a) Pembinaan ……
TERBATAS
TERBATAS
31
(a) Pembinaan Kekuatan. Meliputi
pembinaan organisasi, yaitu perlunya dibentuk staf
khusus Dandim sebagai penanggung jawab
pelaksanaan metode Binter secara spesifik,
meningkatkan kemampuan teritorial, pembinaan
materiil khususnya tentang sarana transporatasi dan
komunikasi, serta pembinaan piranti lunak guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
TERBATAS
TERBATAS
32
(b) Melaksanakan program Binter dalam rangka
mewujudkan tercapainya sasaran – sasaran Binter
yang meliputi sasaran antara, sasaran khusus dan
sasaran pokok.
(c) Merumuskan, mensosialisasikan dan
membuat protap tentang penerapan konsepsi Binter
Kodim dalam rangka menghadapi dan mengatasi
perang modern.
4) Di tingkat Koramil.
/ (2) Pembinaan ……
TERBATAS
TERBATAS
33
(2) Pembinaan Kemampuan.
TERBATAS
TERBATAS
34
17. Mekanisme Pelaksanaan Binter Kodam dan Jajaranya. Disamping
merujuk kepada Peraturan Mendagri No. 9 tahun 1988, kodam juga harus mampu
melaksanakan Binter dalam rangka menghadapi perang modern.
Implementasinya adalah kemitraan dengan pihak – pihak yang mempunyai
kemampuan dan aset strategis yang mendukung pelaksanaan strategi penangkalan
perang modern. Misalnya, pemerintah, swasta, dan masyarakat yang menguasai
jaringan informasi, media massa, cetak dan elektronika, yang mempunyai daya
penetrasi besar terhadap segenap aspek kehidupan.
26
Menhan, Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21, Dephan
TERBATAS
TERBATAS
35
(1) Sumber Daya Manusia. Pembinaan terhadap
rakyat terlatih oleh masing – masing matra meliputi
pembinaan kekuatan, kemampuan dan gelar.
(2) Sumber Daya Alam. Meliputi pembinaan
bidang ekplorasi bahan tambang, pengelolaan hutan, air
dan lingkungan.
(3) Sumber Daya Buatan. Meliputi pembinaan dan
pemanfaatan listrik dan komunikasi, industri material,
bahan makanan, dan obat – obatan yang dilaksanakan
dengan instansi terkait di wilayah.
(4) Sarana dan prasarana Nasional. Meliputi
pembinaan pelabuhan udara dan laut, galangan kapal,
industri strategis, sarana perhubungan dan transportasi
dan komunikasi.
TERBATAS
TERBATAS
36
b) Pencapaian sasaran khusus. Pembinaan
kemanunggalan TNI – Rakyat, pemantapan bela negara,
peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara serta
berfungsinya sistim belanegara yang terlembaga secara terpadu
oleh instansi terkait.
BAB VI
KONSEPSI BINTER DALAM MENGHADAPI PERANG MODERN
19. Umum.
/ 20. Kebijaksanaan ……
TERBATAS
TERBATAS
37
20. Kebijaksanaan.
23. Strategi.
b. Sasaran.
/ 2) Meningkatnya ……
TERBATAS
TERBATAS
38
2) Meningkatnya wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh
semangat patriotisme dan jati diri bangsa yang merupakan modal dasar
dan kekuatan sistem sosial yang tangguh sebagai penangkal utama
dalam menghadapi “Perang Modern”.
/ 4) Kemitraan …..
TERBATAS
TERBATAS
39
4) Kemitraan. Yaitu melibatkan segenap instansi dan
masyarakat dalam melaksanakan Binter sebagai wujud kesadaran dan
partisipasi pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan
kemanunggalan TNI rakyat.
/ 24. Upaya……
TERBATAS
TERBATAS
40
24. Upaya Binter dalam Menghadapi Perang Modern.
TERBATAS
TERBATAS
41
kerakyatan, kewilayahan, dan kesemestaan. Mengatasi
pemanfaatan yang berlebihan untuk mencapai kepentingan
sektoral dan jangka pendek, sehingga menimbulkan kerugian
secara umum jangka panjang.
/ mengairahkan…..
TERBATAS
TERBATAS
42
mengairahkan masyarakat dalam upaya menumbuhkan persatuan dan
kesatuan melalui pemahaman tentang kesadaran berbangsa dan
bernegara, pemahaman terhadap wawasan kebangsaan, kesadaran bela
negara dan cinta tanah air serta kemanunggalan TNI-Rakyat. Faktor
penting yang perlu disiapkan untuk menghadapi ancaman tersebut
adalah penyiapan segenap lapisan masyarakat akan pentingnya:
TERBATAS
TERBATAS
43
(b) Melatih rakyat agar mampu dalam
melaksanakan tugas perlindungan masyarakat guna
menanggulangi akibat bencana perang, bencana
alam atau bencana lainnya sesuai profesinya
masing-masing.
b) Kemanunggalan TNI-Rakyat.
/ masyarakat…..
TERBATAS
TERBATAS
44
masyarakat melalui kegiatan bersama secara formal dan
informal dalam hal kegiatan keagamaan, olah raga,
kesenian dan kebudayaan serta hiburan.
/ 3) Pembinaan…..
TERBATAS
TERBATAS
45
3) Pembinaan dari aspek kondisi sosial. Kowil bersama instansi
terkait melaksanakan Binter untuk menjamin terpeliharanya kondisi
sosial yang memiliki daya tangkal yang ampuh terhadap pengaruh-
pengaruh perang modern. Hal penting yang harus segera diupayakan
adalah:
TERBATAS
TERBATAS
46
(4) Memberdayakan semua jajaran komando
kewilayahan untuk melaksanakan kebijakan Pangdam atas
hasil musyawarah dengan pemda dan instansi lainya dalam
mengatasi permasalahan dengan menggunakan semua
metode dan instrumen yang terdapat pada komando
kewilayahan, khususnya mengoptimalkan dan menggelar
jaring intelijen dan jaring komando secara efektif dan
efisien dari Kodam hingga Koramil dengan memanfaatkan
perangkat K3I.
b) Bidang Politik.
/ (d) Mendukung ……
TERBATAS
TERBATAS
47
(d) Mendukung hasil pemilu dan kebijakan
pemerintah yang sah sepanjang dalam batas koridor
konstitusi dalam mewujudkan NKRI yang
demokratis menuju cita-cita nasional.
/ (3) Melaksanakan……
TERBATAS
TERBATAS
48
(3) Melaksanakan Bhakti TNI untuk mengatasi kesulitan
rakyat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui operasi bhakti dan karya bhakti guna mendorong
dan menggugah semangat membangun dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
TERBATAS
TERBATAS
49
(3) Mengoptimalkan komunikasi sosial dan pembinaan
ketahanan wilayah serta bhakti TNI secara terencana,
terarah dan terukur yang dilaksanakan secara terpadu
dengan segenap instansi terkait sehingga tercipta
kekuatan sinergis yang menjamin tercapainya ketahanan
dan wawasan nasioanal yang tangguh.
TERBATAS
TERBATAS
50
(3) Memantapkan dan mengoptimalkan pelatihan bela
negara dan meningkatkan partisipasi dan perlawanan
rakyat melalui pelaksanaan Binter.
TERBATAS
TERBATAS
51
b. Pembinaan Wawasan Kebangsaan. Pembinaan wawasan
kebangsaan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan
secara sinergis oleh semua pihak. Beberapa obyek atau aspek yang harus
dibina yaitu; masalah cinta tanah air atau patriotisme, calon – calon pemimpin
bangsa masa depan, jati diri bangsa yang dilandasi Sumpah pemuda dan nilai
– nilai 45 serta Pancasila dan memiliki kesembangan kecerdasan ESQ.
TERBATAS
TERBATAS
52
TERBATAS
TERBATAS
53
PPBN dan pelatihan lainya yang mendukung terciptanya
semangat patriotisme dan heroisme.
/ (3) Pengetahuan…..
TERBATAS
TERBATAS
54
(3) Pengetahuan tentang Hukum Tata Negara dan
HAM, serta peraturan perundangan lainya yang terkait.
(4) Otonomi daerah dan sistem pemerintahan
(5) Sosiologi Terapan, dapat berupa materi interaksi
sosial dan teori konflik.
(6) Antropologi Terapan, dapat berupa bagaimana
menganalisis budaya dan adat istiadat suatu daerah
hubungannya dengan budaya daerah lain, gunanya untuk
bahan masukan dalam perencanaan bidang demografi
khususnya progam transmigrasi.
(7) Pengetahuan Psikologi, yang terdiri dari : Psikologi
massa, dan psikologi remaja, serta teknik dan taktik
mengatasi demonstrasi massa dan gangguan keteriban
umum.
(8) Komunikasi yang terdiri dari : Komunikasi massa,
komunikasi antar pribadi, komunikasi antar budaya, Public
Relation, dan Jurnalistik.
(9) Mendalami doktrin-doktrin dan Perundang-
undangan, baik doktrin Hankamneg maupun doktrin dan
perundangan yang berhubungan dengan ke-teritorial-an.
Misalnya UU Hankamneg, UU no 24/1994 tentang Rencana
Tata Ruang.
/ b) Meningkatkan……
TERBATAS
TERBATAS
55
b) Meningkatkan lima kemampuan Teritorial. Meliputi
kemampuan temu cepat dan lapor cepat, penguasaan wilayah,
manajemen teritorial dan komunikasi sosial serta perlawanan
rakyat. Upaya yang dilakukan diantaranya:
TERBATAS
TERBATAS
56
4) Strategi Penangkalan Perang Modern. Strategi
penangkalan perang modern ditinjau dari aspek Binter pada hakekatnya
adalah mempersenjatai bangsa secara psikis dengan Pancasila, dan
secara paradigmatis dengan wawasan kebangsaan yang berlandaskan
jati diri bangsa dan keseimbangan kecerdasan ESQ, secara fisik dengan
menyiapkan potensi nasional untuk diayagunakan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara yang bersifat sishanta. Langkah
yang dilakukan menyesuaikan dengan sifat dan hakekat sifat ancaman
yang ditimbulkan sesuai dengan pentahapan perang modern.
TERBATAS
TERBATAS
57
(3) Kodam menginstruksikan, memantau dan meminta
pertanggung jawaban satuan jajaranya untuk
melaksanakan peran, tugas dan fungsinya sesuai dengan
prioritas permasalahan yang dihadapi atau ditetapkan
dimasing – masing wilayah dengan mengoptimalkan
komunikasi sosial untuk menetralisir pengaruh paradigma
barat, bhakti TNI untuk menciptakan kemanunggalan TNI
rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
pembinaan ketahanan wilayah dalam rangka
menumbuhkan resistensi terhadap provokasi dan hasutan
untuk menghadapi perang modern.
/ (2) Memberdayakan…….
TERBATAS
TERBATAS
58
(2) Memberdayakan dan mengoptimalkan Bakorinda
untuk melaksanakan lawan penggalangan dan
mengungkap jaringan informasi dan klandestin beserta
agen – agennya baik lokal maupun asing.
TERBATAS
TERBATAS
59
d) Tahap Cuci Otak. Ancaman yang dihadapi adalah suatu
kondisi dimana secara mayoritas bangsa Indonesia kehilangan
kepercayaan jati diri dan wawasan kebangsaan, tata nilai
pancasila, dan semakin mantapnya keyakinan akan kebenaran
nilai – nilai barat. Upaya yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
/ (1) Menyarankan……
TERBATAS
TERBATAS
60
(1) Menyarankan diberlakukanya keadaan darurat dan
menyiapkan penggunaan segenap komponen pertahanan
negara untuk menghentikan people power secara represif
dan menangkap aktor intelektualnya serta siap
menghadapi invasi militer asing sesuai dengan doktrin
yang berlaku.
/ BAB - VII
TERBATAS
TERBATAS
61
BAB VII
PENUTUP
25. Kesimpulan.
TERBATAS
TERBATAS
62
26. Saran. Dari pembahasan diatas dalam guna melaksanakan pembinaan
teritorial dalam rangka menghadapi dan menetralisir perang modern dan dampaknya
maka kami sarankan sebagai berikut:
PenulIs
HERU SUDARMINTO.
MAYOR ART NRP 32743
TERBATAS