Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Ancaman terhadap integrasi nasional bisa terjadi di berbagai bidang, salah satunya


bidang pertahanan dan keamanan. Integrasi nasional merupakan suatu hal yang bisa
mempersatukan segala perbedaan dalam masyarakat. Selain itu, integrasi nasional juga dapat
menjadikan satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Nah, integrasi inilah yang
menyatukan berbagai kelompok kecil menjadi satu kesatuan bangsa.

Meski begitu, melaksanakan integrasi nasional bagi suatu negara tidaklah mudah,
Adjarian. Ada berbagai ancaman, hambatan, tantangan, atau gangguan yang bisa datang dari
dalam maupun luar negeri. Bahkan ancaman terhadap integrasi nasional bisa menyerang ke
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Bidang pertahanan dan keamanan termasuk salah
satu bidang kehidupan yang rawan terjadi ancaman integrasi nasional.

"Integrasi nasional merupakan hal penting untuk mempersatuan perbedaan dalam


masyarakat."
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ancaman Dibidang Pertahanan Keamanan

Seiring berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan kemanan negara


Indonesia tidaklah mudah. Ada berbagai ancaman integrasi nasional yang dapat terjadi di
bidang pertahanan dan keamanan, yaitu:

1. Agresi

Agresi dilakukan dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Suatu negara yang


melakukan agresi terhadap negara lain adalah ancaman bagi kedaulatan negara, keselamatan
suatu bangsa, dan keutuhan wilayah. Bentuk agresi yang terjadi bisa dengan skala paling
kecil sampai skala paling besar.

Nah, invasi ini adalah bentuk agresi berskala paling besar yang menggunakan
kekuatan militer untuk menyerang dan menduduki suatu negara.

2. Pelanggaran Wilayah

Ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dan keamanan bisa berupa


pelanggaran wilayah. Tindakan pelanggaran wilayah ini bisa terjadi di wilayah daratan, laut,
dan ruang udara. Negara Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka, sehingga
memunculkan potensi pelanggaran wilayah.

3. Pemberontakan Bersenjata

Pemberontakan bersenjata adalah ancaman yang muncul dan dilakukan oleh berbagai
pihak tertentu yang berasal dari dalam negeri. Akan tetapi, bisa juga pemberontakan terjadi
karena didukung oleh kekuatan asing, baik secara tertutup maupun terbuka. Pemberontakan
melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan ancaman militer yang bisa menganggu
roda pemerintahan.
4. Aksi Teror

Aksi teror bersenjata adalah bentuk kegiatan terorisme yang mengancam keselamatan
bangsa. Hal ini dilakukan dengan menebarkan ketakutan kepada korban tanpa mengenal
perikemanusiaan.

5. Sabotase dan Spionase

Indonesia mempunyai berbagai objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan
terhadap aksi sabotase. Hal inilah yang membuat segenap bangsa Indonesia harus saling
melindungi.

"Ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dan keamanan, yaitu agresi,


pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, aksi teror, serta sabotase dan spionase."

B. Strategi untuk Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Pertahanan dan


Keamanan

1. Meningkatkan Kekuatan Militer

Strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dan keamanan


yang pertama adalah meningkatkan kekuatan militer. Caranya adalah dengan menambah
alutsista persenjataan bangsa dan negara Indonesia di bidang militer. Alutsista merupakan
peralatan utama dalam sistem senjata yang memiliki kemampuan untuk pelaksanaan tugas
pokok TNI. Alutsista sendiri meliputi senjata, kendaraan tempur, munisi, alat komunikasi,
alat optik, kapal, helikopter, hingga alat perang elektronik.

Strategi ini bertujuan untuk mengatasi krisis, memberikan efek tangkal, dan juga
meningkatkan stabilitas kawasan.

2. Melatih Tentara Nasional dan Kepolisian

Strategi yang bisa dilakukan selanjutnya adalah dengan melatih anggota tentara
nasional dan kepolisian Indonesia. Dengan pelatihan, tentara nasional diharapkan bisa
mengatasi berbagai masalah negara di bidang pertahanan dan keamanan. Misalnya, mengatasi
gerakan separatis, mengatasi pemberontakan, mengatasi aksi terorisme, dan mengamankan
wilayah perbatasan.
Sementara itu, kepolisian dilatih untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
yang bertugas melindungi, mengayomi, dan melayani. Jika sumber daya tentara dan
kepolisian di Indonesia baik, maka ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dan
keamanan bisa dicegah.

3. Menjalin Kerja Sama dengan Negara Lain

Menjalin kerja sama dengan negara lain juga bisa menjadi upaya mengatasi integrasi
nasional di bidang pertahanan dan keamanan. Indonesia harus bekerja sama dengan negara
lain dalam mengembangkan dan meningkatkan bidang pertahanan keamanan. Hal ini bisa
dilakukan dengan kerja sama dalam memasok peralatan tempur hingga pemeriksaan batas
kedua negara bersama. Selain itu, ini juga bisa dilakukan dengan tergabung dalam organisasi
militer dan pertahanan internasional, seperti NATO. 

4. Meningkatkan Sikap Nasionalisme

Mengatasi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan tidak hanya dilakukan oleh
satuan militer dan pemerintah Indonesia.  Sebagai masyarakat sipil, kita juga bisa mengatasi
ancaman integrasi nasional di bidang pertahanan dengan menumbuhkan nasionalisme.
Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan kepada negara kebangsaan

Tujuan nasionalisme adalah untuk menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan


masyarakat nasional melawan musuh dari luar. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
membaca buku sejarah, ikut upacara bendera, dan memiliki sikap rela berkorban.

5. Penerapan Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan adalah pemahaman masyarakat mengenai jati diri bangsanya


untuk mencapai cita-cita nasional.  Diketahui wawasan kebangsaan bisa menumbuhkan rasa
cinta tanah air pemuda Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi. Sementara itu,
rendahnya wawasan kebangsaan berdampak pada tergerusnya rasa nasionalisme dan krisis
jati diri bangsa.
Contoh penerapan wawasan kebangsaan, antara lain:

 Memiliki kesadaran cinta tanah air.


 Mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial dalam masyarakat.
 Berbudi pekerti luhur dan disiplin dalam masyarakat.
 Memelihara nilai positif seperti hidup rukun dan gotong royong.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai