Prolog:
Dialog:
Sarnowo: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu
datang ke pesta itu
Mutia: (mencoba mengingat - ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amir,
pacarnya yang satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu
depan di kantor ada lembur atau tidak.
Sarnowo: (yang sebenarnya sudah tahu kalau Mutia ada kencan dengan
Amir)..duuh..diusahain donk. Kan aku juga pengen ngenalin kamu ke keluarga besarku.
Mutia: Iya..aku usahain..(tak lama kemudian HP Mutia pun berdering. Mutia melirik layar HP
nya dan ternyata Amir yang menelepon)
Mutia: ah ngga penting..dari temenku kok. Nanti aku telp balik saja (sambil berusaha
menyembunyikan kegugupannya)
Sarnowo: eh pinjam HP nya donk..aku mau sms temen kantorku (sambil senyum - senyum
usil)
Mutia: pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman)
Mutia : (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang
bagaimana caranya bisa mengajak Sarnowo ke mall) kita ke mall dulu yuuk..ngadem bentar
gitu..sambil lihat-lihat
Sarnowo: oh pengen ke mall? ayoo(kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak
antara taman dan mall yang dekat)
Mutia: (sibuk memilih - milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus ngga say? pantes
ngga aku pakai ini? (sambil bergaya bak foto model)
Sarnowo: oh bagus..makin cantik aja kamu (Sarnowo yang tahu akal bulus Mutia yang
selalu morotin uangnya mulai pasang strategi)
Mutia: udah ini aja..setelah bayar kita pulang biar ngga kemalaman (sambil membawa
barang - barang belanjaannya ke kasir)
(Sarnowo yang biasanya langsung mengikuti Mutia ke kasir, saat itu terlihat anteng di dekat
kamar ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan Mutia)
Mutia: (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) eh..hmm...anu..kok kamu bisa di sini?
Amir: aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Sarnowo sudah tahu polah tingkahmu
mempermainkan kamu
Sarnowo: sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami berdua selama ini?
Petugas kasir mengingatkan Mutia untuk segera membayar barang belanjaannya karena
jumlah orang yang antri semakin banyak
Mutia: (dengan tertunduk malu) maaf mbak, saya tidak jadi beli semua barang-barang ini
(kemudian terdengar teriakan cemooh orang - orang yangs edang antri di belakang Mutia)
Amir & Sarnowo: enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan sekarang.
(tanpa menjawab, Mutia kemudian lari meninggalkan Sarnowo dan Amir)