Anda di halaman 1dari 8

Ilustrasi pertunjukan drama (Foto: Wikimedia Commons/Pranayraj1985)

Contoh Naskah Drama (6): Saling Melengkapi

Prolog:

(Setting: di sebuah taman kota pada sore hari)

Dialog:

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT Close
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarnowo: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang
ke pesta itu

Mutia: (mencoba mengingat - ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amir, pacarnya
yang satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor
ada lembur atau tidak.

ADVERTISEMENT

Sarnowo: (yang sebenarnya sudah tahu kalau Mutia ada kencan dengan Amir)..duuh..diusahain
donk. Kan aku juga pengen ngenalin kamu ke keluarga besarku.

Mutia: Iya..aku usahain..(tak lama kemudian HP Mutia pun berdering. Mutia melirik layar HP nya
dan ternyata Amir yang menelepon)

Sarnowo: Kok ngga diangkat say?

Mutia: ah ngga penting..dari temenku kok. Nanti aku telp balik saja (sambil berusaha
menyembunyikan kegugupannya)

Sarnowo: eh pinjam HP nya donk..aku mau sms temen kantorku (sambil senyum - senyum usil)
ADVERTISEMENT Close

Mutia: pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman)

Sarnowo: oh ya sudah lah..yuuk kita pulang saja. Sudah sore nih


Mutia : (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang
bagaimana caranya bisa mengajak Sarnowo ke mall) kita ke mall dulu yuuk..ngadem bentar
gitu..sambil lihat-lihat

Sarnowo: oh pengen ke mall? ayoo(kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak antara
taman dan mall yang dekat)

(Setelah sampai di mall)

Mutia: (sibuk memilih - milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus ngga say? pantes ngga
aku pakai ini? (sambil bergaya bak foto model)

Sarnowo: oh bagus..makin cantik aja kamu (Sarnowo yang tahu akal bulus Mutia yang selalu
morotin uangnya mulai pasang strategi)

Mutia: udah ini aja..setelah bayar kita pulang biar ngga kemalaman (sambil membawa barang -
barang belanjaannya ke kasir)

(Sarnowo yang biasanya langsung mengikuti Mutia ke kasir, saat itu terlihat anteng di dekat
kamar ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan Mutia)

Sarnowo: (berteriak untuk kesekian kalinya)..Sayang..ini lho sudah selesai dihitung


belanjaannya.

Sarnowo: (sambil jalan mendekat) ya udah..tinggal dibayar kan


Mutia: kok kamu gitu..kan biasanya kamu yang bayarin (sambil marah teriak-teriak)

tak lama kemudian Amir pun mendekat ke meja kasir

Amir: oh ini juga yang biasa membayari barang-barang belanjaanmu?

Mutia: (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) eh..hmm...anu..kok kamu bisa di sini?

Amir: aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Sarnowo sudah tahu polah tingkahmu
mempermainkan kamu

Sarnowo: sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami berdua selama ini?

Petugas kasir mengingatkan Mutia untuk segera membayar barang belanjaannya karena jumlah
orang yang antri semakin banyak

Mutia: (dengan tertunduk malu) maaf mbak, saya tidak jadi beli semua barang-barang ini
(kemudian terdengar teriakan cemooh orang - orang yangs edang antri di belakang Mutia)

Amir & Sarnowo: enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan sekarang.
(tanpa menjawab, Mutia kemudian lari meninggalkan
ADVERTISEMENT
Sarnowo dan Amir) Close

Contoh Naskah Drama (7) tentang Masa Depan


Prolog:
Ilham, Mamad, Zahra, Rira, Alan, dan Intan adalah 6 orang yang sudah bersahabat sejak
sekian lama.

Berbeda dengan keempat temannya, sikap dan kepribadian Rira dan Alan sangat kontras
dengan pemikiran Ilham, Mamad, Zahra, dan Intan.

Pada suatu hari ketika mereka sedang bertemu, Rira dan Alan mendapat teguran dari teman-
temannya lantaran sikapnya masih saja seperti anak kecil.

Dialog:

Ilham: Apa sih yang harus kita lakukan supaya keinginan kita itu nantinya bisa terealisasi dan
tidak hanya sekedar mimpi saja? (sambil melirik ke arah Rira dan Alan)

Mamad: Ya tentunya harus banyak sekali yang harus kamu lakukan! Sederhananya, misalkan
dari sekarang, kamu harus mulai menata kehidupan dan kepribadian kamu lebih dewasa lagi!

Epilog:

Jawaban Mamad sejatinya ditunjukan kepada Riri dan Alan. Pasalnya, sebagai sahabat ia ingin
membuat sahabatnya bersikap lebih baik lagi dan sama-sama belajar untuk memahami dan
menghormati karakter masing-masing, agar pertemanan tetap terjalin.

Contoh Naskah Drama (8): tentang Empat Sahabat


Prolog:

Di suatu siang yang sangat terik, ada 4 orang pemuda yang berkumpul di saung di tengah-
tengah sawah. Keempat pemuda tersebut tampak kepanasan dan sesekali mereka
mengipaskan tangannya ke wajahnya.

Dialog:

Dian: Panasnya. Nggak ada angin mampir lagi. Siang bolong begini kita enaknya ngapain ya?
(mengusap keringat di dahi dan lehernya).

Dino: Baru tau aku kalau siang itu bolong. Emang bolongnya itu di sebelah mana?

Dion: Iya, lagian siang bolong itu juga aneh. Lah kalau siang ada bolongnya, malam ada
bolongnya juga nggak?

Dino: Betul itu, malam bolong juga nggak pernah dengar aku. Dari mana sih kamu dapat kata-
kata itu, Dian?

Dian: Nggak tau juga (sambil cengengesan). Pokoknya, kata siang bolong itu sering aja
terdengar di telingaku. Ya udah, aku ikut-ikutan aja. Kali aja bisa bikin gaul gitu.

Doni: Oalah, modal ikut-ikutan gitu mana bisa bikin gaul. Kalau emang bisa, harusnya aku udah
gaul dong, kerjaanku ikutin emak ke pasar melulu tiap hari.
ADVERTISEMENT Close

Dino: Wihhh anak emak, anak yang baik.

Dion: Ya, kalau modal ikut-ikutan juga bisa bikin gaul, mending kamu ikut bapak saya saja.
Dian: Ikut ke mana memangnya?

Doni: Iya, kepo juga nih. Ikut bapak kamu ke mana?

Dion: Kan gini, kemarin itu bapak ngajakin aku ke mana gitu, aku nggak mau. Nah, buat
gantinya, gimana kalau kamu yang ikut. Aku yang bilang sama bapak deh.

Dian: Lah, kau ini. Nyuruh ngikut bapakmu tapi nggak tahu mau diajak ke mana. Gimana sih.

Doni: Ya udahlah, Dion kalian dengerin. Pasti bakal bikin bingung lah dia.

Dino: (Menepuk jidat) Baru inget kalau sebaiknya omongannya si Dion nggak dianggep biar
nggak puyeng.

Dian: Astaga, bener juga. Ya sudahlah, masak gara-gara aku ngomong siang bolong gitu kalian
malah jadi ribut.

Dino: GR aja kamu itu. Kita dari tadi ini cuma ngobrol. Bukan ribut. Nggak ada perkelahian juga.

Dian: Iya, maksud aku, ya sudah jangan dibahas lagi ini.

Doni: Lah kan memang dewan perwakilan kita mau membahas Rancangan Undang-Undang
nanti

Dion: Loh iya ta? Rancangan Undang-Undang yang mana? Undang-Undang soal pengucapan
siang bolong?

Doni: Aduh kau ini (menjitak kepala Dion). Nggak ada hubungannya kali, dewan sama siang
bolong. Lagian ngapain juga mereka bahas ginian

Dian: Eh tapi nggak salah loh, yang namanya dewan perwakilan itu kan wakilnya kita. Jadi ya
wajar dong kalau mereka juga bahas apa yang kita bahas.

Dino: Hmm bener banget (sambil mengacungkan jempol).

Doni: Sudahlah kalian ini. Matahari udah mulai lengser tuh, aku tinggal dulu ya.

Dino: Mau kemana?

Doni: Males ngomong sama kalian, selalu nggak ada ujungnya.

Dian: Lah, kita di tengah sawah, ya pantes ajalah kalau nggak ada ujungnya.

Dion: Bener banget tuh.

Doni: Ya sudahlah, pokoknya intinya aku mau pergi dulu.

Dino: Lah mau pergi, kamu ini kayak nggak betah aja ada di dunia. Kita baru usia 20-an bro,
masak udah pengen koid aja. ADVERTISEMENT Close

Doni: Maksud aku, aku pulang dulu gitu.


Dian: Nah, ini nih. Harus dikoreksi nih. Kata-kata yang nggak bener gini. Kalau memang mau
pulang ya bilang mau pulang dong. Jangan bilang mau pergi. Entar dikira udah nggak demen
hidup kamu.

Doni: Ah terserah kau sajalah. Aku pulang dulu. Takut dicariin emak.

Dion: Ya sudah kalau begitu, kita juga pulang aja teman-teman. Nggak ada Doni nggak seru

Epilog:

Akhirnya, keempat pemuda itu pun kembali ke rumahnya masing-masing.

Contoh Naskah Drama (9) tentang Siswa


Prolog:

Reno, Yanti, Matius, dan Ricard sudah berteman sejak kecil dan mereka berempat sudah
berada dibangku sekolah SMP.

Pada suatu hari Budi bertanya tentang kesiapan temannya itu untuk mengikuti ulangan bahasa
Indonesia yang akan dilangsungkan besok hari.

Dari ketiga temannya itu, Toni mengaku tidak belajar karena lebih memilih untuk bermain PS
sepanjang hari.

Dialog:
Reno: Guys.. besok kita ada ulangan bahasa Indonesia, lho apa kalian sudah pada siap?

Yanti: Siap dong.. aku sudah belajar dari kemarin-kemarin

Matius: Aku juga sudah belajar kok.. Semoga saja nanti nilaiku bagus! Kalu kamu Ton?

Ricard: Aku nggak belajar sama sekali.

Reno: Kok gitu? emang kamu ngapain aja? main PS doang ya?

Matius: Iya sih.. Soalnya tiap malam aku ngabisin banyak waktu untuk main PS doang. Urusan
belajar mah aku nggak terlalu perduliin

Contoh Naskah Drama (10) tentang Persahabatan


Prolog:

Ruangan kelas terasa sangat dingin dan tegang, karena bertepatan dengan momen ujian
semester sekolah. Andi dan Bani duduk sebangku, kemudian ada Siti dan Dina duduk
sebangku di depannya, sedangkan Bidu duduk sendiri di samping Bani.

Saat itu, matematika adalah mata pelajaran yang sedang diujikan. Semua murid pun tampak
kebingungan dan kewalahan saat melihat soalnya. Sehingga, terjadilah percakapan antara para
Close
sekawan, Andi, Bani, Bidu, Siti dan Dina.ADVERTISEMENT

Dialog:
Bani: Dina, aku mau minta jawaban dari soal nomor 6 dan 7 dong!

Dina: B dan D

Siti: Kalau nomor 11, 12, dan 13 jawabannya apa Ban?

Bani: 11 A, 12 D, nomor 13 aku belum nih.

Andi: Husssttt... jangan kenceng-kenceng nanti guru dengar lho.

Siti: Soalnya susah sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan nih.

Kemudian mereka berempat pun memutuskan untuk saling contek menyontek. Namun, tidak
dengan di Bidu. Bidu malah terlihat tenang dan mengerjakan soal ujiannya sendiri tanpa
bergabung untuk menyontek.

Bani: Bid, kamu udah selesai jawab soal?

Bidu: Belum, masih 2 soal lagi.

Bani: Aku mau minta jawaban nomor 16 sampai 20 Bid!

Bidu: Nggak bisa, Ban.

Bani: Lah kenapa? Kita kan sahabat, harus kerja sama.

Dina: Iya Bidu, kita harus kerja sama

Andi: Iya, kamu kan paling pintar di sini Bid.

Bidu: Tapi bukan kerja sama yang seperti ini harusnya.

Siti: Kenapa emangnya? Cuma beberapa soal doang!

Bidu: Menyontek atau memberi contekan itu hal buruk sama dengan soda. Aku tidak mau
menyontek karena dosa, atapun memberi contekan ke kalian. Aku minta maaf ya.

Siti: Tapi saat ini mendesak Bid.

Dina: Ya Bidu, bantu kami.

Bidu: Tidak, maaf.

Andi: Ya sudah, biarkan. Uruslah urusanmu sendiri Bid dan kami akan urus urusan kami sendiri.

Bani: Kita lihat buku saja.

Bani pun lalu mengeluarkan buku matematika dari kolong mejanya secara diam-diam.
Kemudian melihat rumus dan jawabannya. Lalu, Siti menanyakan hasilnya.
ADVERTISEMENT Close
Siti: Bagaimana Ban, ada tidak? apa jawabannya?

Bani: Ada. kalian dengar ya. 16 A, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C.


Namun, suara Bani yang terdengar keras, membuat guru pun mendengarnya. Seketika
menghampiri mereka.

Guru: Hey, kalian ini, mencontek terus. Kelar saja kalian!

Mereka berempat pun keluar dari kelas dan dihukum di lapangan untuk menghormati tiang
bendera.

Bani: Aku tidak menyangka akan dihukum seperti ini.

Siti: Seharusnya kita belajar ya.

Andi & Dina: "Iya benar!"

Tiba-tiba Bidu keluar kelas dan menghampiri mereka. Kemudian ia ikut berdiri hormat sama
seperti yang lain.

Dina: Kenapa Bid? Kamu dihukum juga?

Bidu: Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita kan sahabat? Aku ingin kita
bersama.

Siti: Aku berharap ini jadi pelajaran untuk kita semua ya.

Dina: Dan tidak boleh diulang lagi.

Andi: Kita sahabat sejati!

Epilog:

Lalu, mereka pun menjalani hukuman dengan tawa dan senyum. Persahabatan akan
mengalahkan segala keburukan dan membuat kita tidak akan mengulangi hal buruk lagi.

Penjelasan tentang pengertian hingga struktur naskah drama ada di halaman selanjutnya
...

Baca juga:
30 Contoh Teks Laporan Percobaan tentang Makanan-Tumbuhan Plus
Strukturnya

Halaman

1 2 3 Selanjutnya e

Simak Video "Jaehyun NCT dan Lee Chae Close


Min Dikabarkan Bintangi Drama Sekolah Baru"
ADVERTISEMENT

Anda mungkin juga menyukai