Posisi tidak dapat dipisahkan dengan kekuatan. Posisi yang baik = separuh kekuatan. Posisi
strategis adalah menentukan berhasil tidaknya rencana perjuangan (strategi). Posisi taktis
menentukan berhasil tidaknya langkah-langkah taktik. Machts-vorming dan machts-
anwending yang menjadi tugas stratak tidak lain tujuannya melainkan apa yang disebut Mao
Tse Tung: bahwa tugas stratak ialah untuk mempertahankan/menambah kekuatan dan atau
posisi sendiri serta menghancurkan atau mengurangi kekuatan dan atau posisi lawan. Baik
buruknya suatu staratak ditentukan oleh berhasil tidaknya mempertahankan kekuatan sendiri
atau mengurangi kekuatan lawan. Demikian pula baik buruknya leadership tidak terletak pada
tegas atau tidaknya, berani atau tidak, populer atau tidak melainkan kepada hasil
kepemimpinannya dan hasil dalam kepemimpinan ialah apa saja yang dapat mempertahankan
kekuatan/posisi sendiri serta yang dapat mengurangi kekuatan atau posisi lawan.
3. Kerahasiaan
Biar lawan meraba-raba apa langkah yang akan kita ambil agar mereka tidak dapat
menghalang-halangi.
Hukum-Hukum Stratak
1. Kwantitas
Jumlah yang besar akan mengalahkan jumlah yang kecil. Pihak yang berjumlah kecil tidak
boleh menyerang musuh yang berjumlah besar. Jika musuh yang berjumlah besar menyerang
pihak yang berjumlah kecil hendaknya menyingkir. Musuh yang berjumlah besar tidak dapat
dihancurkan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit dan secara terus menerus. Kehancuran
sedikit demi sedikit disebabkan oleh kesalahannya sendiri, karenanya dengan jalan provokasi
atau lain usahakan di melakukan kesalahan sikap atau gerakan yang salah.
3. Posisi
Posisi yang baik adalah separuh kekuatan. Posisi yang tidak baik memerlukan dua kali
kekuatan.
4. Cadangan
Pihak yang mempunyai cadangan, walaupun telah mundur dan kalah akan dapat maju
kembali. Jika musuh sedang kalah dan mundur, kejarlah. Hancurkan cadangan musuh
sebelum musuhmaju dan bangkit kembali dengan cadangannya.
5. Kawan, Sekutu dan Lawan
Secara ideologis, kawan adalah yang seideologi. Secara strategis sekutu harus selalu
diperbanyak dan pihak-pihak lawan harus dikurangi. Musuh nomor satu adalah golongan
terbesar yang ideologinya membahayakan kehidupan ideologi sendiri. Sekutu dan musuh
nomor satu adalah lawan. Lawan dan sekutu nomor satu adalah musuh. Antara sekutu dan
musuh terdapat golongan-golongan yang bukan musuh dan bukan sekutu. Golongan ini pada
suatu saat dapat menjadi musuh, pada saat lain menjadi sekutu dan pada satu ketika dapat
pula sekaligus menja\di sekutu dan musuh.