Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR

IDEOPOLITOR STRATAK
OLEH : NUR AMIN SALEH, S.PSI.,MH

Dipresentasekan pada forum Intermediate Training (LK II)


Tingkat Nasional HMI Cabang Persiapan Buol
ORGANISA • Rumah Perserikatan
Individu-Individu Se-
SI Ideologis

• Perang Tanpa Darah


POLITIK yang Tertumpah

• landasan paradigmatis

IDEOLOGI yang terstruktur,


tersistematis dan bersifat
fundamental
Hukum Stratak dalam Perjuangan Politik

Perjuangan Ideologi tidak hanya cukup dengan memahami Ideologi dan


menyusun Organisasi, melainkan harus disertai STRATAK

Perjuangan Ideologi hanya dapat selesai sempurna dan berhasil


jika disertai dengan STRATAK, karena itu memahami dan
menterapkan STRATAK dalam Perjuangan Ideologi (Politik)
Hukumnya Wajib
Arti STRATEGI & TAKTIK dalam PERANG

taktik adalah penggunaan kekuatan untuk memenangkan


pertempuran , strategi adalah penggunaan pertempuran untuk
mencapai akhir perang
Oleh : Clausewitz

taktik adalah untuk mengarahkan kampanye ( yang merupakan


bagian dari perang ) , strategi adalah untuk mengarahkan
perang secara keseluruhan
Oleh : Mao Tse Tung
Hubungan TAKTIK dengan STRATEGI

Hukum I :
“Taktik adalah bagian dari strategi, karenanya taktik harus tunduk dan
mengabdi pada strategi”

Hukum II :
Rencana Perjuangan (Strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh dan bersifat
jangka panjang, karena itu setiap aktifitas/fungsionaris/ kader organisasi
meskipun ia hanya mempunyai tanggung jawab mengenai satu objek (segi) namun
ia mestilah memahami perjuangan dan rencana strategis dalam keseluruhannya
Rumus Hubungan TAKTIK dengan STRATEGI

■ Rumus I :
Jika semua langkah-langkah taktik dalam seluruh strategi berhasil, pastilah
strateginya sendiri berhasil.
■ Rumus II
Jika semua langkah-langkah taktik dalam seluruh strategi gagal, pastilah strateginya
sendiri gagal.
Rumus Hubungan TAKTIK dengan STRATEGI

■ Rumus I :
Jika sebahagian langkah-langkah taktik gagal, strategi masih dapat berhasil jika kemudian
disusul dengan langkah-langkah taktik yang berhasil serta yang bernilai strategis.

■ Rumus II
Jika sebahagian langkah-langkah taktik berhasil, strategi masih bisa gagal, jika terjadi
kegagalan pada langkah-langkah taktik yang bernilai strategis.

Pesan Bijak :
Indonesia telah kehilangan banyak pertempuran , tapi memenangkan perang
Kesimpulan sementara…
Langkah-langkah taktik yang bernilai strategis ialah yang mengenai suatu
kejadian politik, tetapi kejadian itu menentukan bagi seluruh rencana strategis.
BERPIKIR –
BERJUANG -
BEKERJA
secara 5
DIMENSI
IDEOLOGIs
ORGANISATORis
POLITIs
STRATEGIs
TAKTIs
■ IDEOLOGIs ORGANISASItoris
Menyusun kekuatan melalui
tujuan Perjuangan
organisasi

STRATEGIs
Menyusun garis strategis untuk POLITIs
jangka waktu tertentu dan - Organisasi bergerak dalam Politik
tentukanlah langkah-langkah - Up Date Perkembangan Politik
taktik - Politik Punya Hukum-hukum Sendiri
- Berfikir Politis tidak normatif &
Juridis Formil
TAKTIs
Tunduk pada langkah & haluan
Strategis

Catatan :
Sehingga dalam berjuang kita harus berfikir 5 dimensi (berfikir Ideologis, Orgnisatoris, Politis,
Strategis, dan Taktis) dan kita harus berjuang dan bekerja secara 5 dimensional tersebut. 5 dimensi
ini merupakan kebulatan yang harus dimiliki oleh lapisan pimpinan & para Kader (Tingkat atas).
Tanpa kebulatan 5 dimensi ini perjuangan akan mengalami kegagalan.
Berpolitik tanpa ideologi = Opportunisme

Memaksakan sesuatu dan hanya untuk kepentingan diri sendiri


saja
Berpolitik tanpa organisasi = evoriaisme

Tidak punya prinsip, motifasi berjuang dan hanya sekedar ikut-


ikutan
Berpolitik tanpa Strategi dan Taktik = nagawur
dan nekad

Harus pandai membedakan nekad dan keberanian


Kata Kunci :
Opprtunistis, evorianisme, dan sikap nagwur-nekad adalah
sikap-sikap yang berbahaya bagi kepentingan perjuangan
Posisi STRATAK bagi Kader Organisasi

STRATAK ini hanya boleh dipelajari oleh KADER (Pejuang Tulen)


serta yang sudah mempunyai kesadaran IDEOLOGI dan
ORGANISASI serta sanggup berpikir POLITIS REALISTIS.

Seorang yang “Penakut” yang selalu menghindarkan resiko, yang


kepentingan pribadinya selalu dia utamakan atas kepentingan
perjuangan organisasi, tidak usah mempelajari STRATAK karena
nanti akan menutupi opportunismenya atau sifat penakutnya dengan
dalih-dalih STRATAK
Kedudukan STRATAK dalam PERJUANGAN IDEOLOGI

STRATAK tidaklah berdiri sendiri melainkan hanya merupakan alat


pelaksana untuk mencapai tujuan (ideologi). Karenanya STRATAK harus
mengabdi kepada perjuangan untuk mencapai Tujuan Ideologi/Agama.
Kedudukan STRATAK dengan ORGANISASI

STRATAK adalah cara mempergunakan Organisasi untuk mencapai


“Organisasi sasaran perjuangan. Ini berarti bahwa setiap garis strategi atau
tanpa langkah taktik haruslah disesuaikan dengan kondisi organisasi. Setiap
STRATAK garis strategi atau langkah taktik yang berada diluar kemampuan
organisasi akan gagal.
adalah
Pengorbanan Setiap STRATAK akan berhasil jika sesuai dengan kemampuan (daya
yang sia-sia.” kekuatan) organisasi, tentu saja dengan disertai organisasi yang rapih.
Organisasi yang mempunyai “leadership” dan disiplin akan membawa
STRATAK yang tepat kepada sukses.
Suksesnya STRATAK akan memperkuat
organisasi. Makin kuat organisasi makin
tambah mampu untuk melaksanakan
STRATAK yang lebih besar yang berhasil
akan lebih memperkuat organisasi.
Sebaliknya STRATAK yang gagal akan
mengurangi kekuatan organisasi.  
Leadership yang tidak memahami ideologi bukanlah leaderhip yang
IDEOLOGI baik, karena akan mengakibatkan STRATAK yang tidak
bertujuan/melanggar azas-azas ideologi perjuangan

Melalui pemahan ideologi, leadership menyusun garis STRATAK


LEADERSHIP ORGANISASI
agar Organisasi semakin kuat sehingga tujuan dapat tercapai

soal Leadership adalah identik dengan soal penggarisan strategi


STRATAK
yang besar dan penterapan taktik yang tepat.

1.leadership yang sikapnya kelihatan hebat, berani, tegas, tetapi sikap tegasnya itu tidak disertai dengan penggarisan STRATAK yang
tepat untuk terlaksananya sikap tegas tadi, bahkan lalu dengan sikap tegas yang hebat tapi tidak realistis itu kekuatan organisasi
akan lumpuh, lalu berantakan, betapapun benarnya sikap tegas itu tetapi leadership sedemikian adalah leadership yang gagal.
2.Leadership yang Cuma benar dalam sikap tetapi tidak benar dalam merealisirnya adalah leadership yang gagal. Realisasi yang
benar dari suatu sikap adalah jika dengan realisasi itu kekuatan sendiri dapat dipertahankan/ditambah serta kakuatan lawan
dihancurkan/dikurangi. Sikap tegas demi untuk tegasnya saja tidak menguntungkan perjuangan bahkan dapat merugikan.
■ Tugas STRATAK STRATAK = MEMBANETUK DAN MEMANFAATKAN
adalah : Power = Kekuasaan
■ Menciptakan : Force = Kekuatan
(Kekuasaan, Position = Posisi
Kekuatan Posisi)
WARNING :
■ Memelihara :
-Position without force = nekad position (posisi mentah)
(Kekuasaan, -Force without position = nekad force (kekuatan mentah
Kekuatan Posisi) -Posision, force without ideology = nekad power

■ Menambah : 1. posisi tidak dapat dipisahkan dengan kekuatan; posisi yang baik adalah “separuh
(Kekuasaan, kekuatan”
Kekuatan Posisi) 2. posisi strategis adalah menentukan berhasil tidaknya rencana perjuangan
(Strategi)
3. posisi taktis menentukan berhasil tidaknya langkah-langkah taktik
■ Mao Tse Tung Keberhasilan Leadership
■ to preserve oneself bukan hanya terletak pada
and to annihilate the tegas tidaknya, berani atau
enemy
Baik buruknya suatu tidak, populer atau tidak,
STRATAK ditentukan oleh melainkan kepada hasil
■ “untuk melestarikan berhasil tidaknya
diri sendiri dan untuk kepemimpinannya ialah apa
mempertahankan saja yang dapat
memusnahkan musuh”
kekuatan sendiri atau mempertahankan
mengurangi kekautan kekuatan/posisi sendiri
lawan serta yang dapat
mengurangi
kekuatan/posisi lawan

Tugas STRATAK adalah :


Kesimpulan … untuk mempertahankan/menambah kekuatan dan atau posisi
sendiri serta menghancurkan /mengurangi kekuatan dan atau
posisi Lawan
Dasar-Dasar Menyusun Strategi

Subjek

Sasaran

Waktu

Rencana Perjuangan
DASAR-DASAR
MEMBENTUK
TAKTIK

Sun Tzu
he will win who knows when
to fight and when not to fight
“ia akan menang yang tahu
kapan harus melawan dan
kapan tidak melawan”
Taktik adalah menentukan langkah
atau sikap pada saat tertentu,
menghadapi peristiwa politik
tertentu, dan sifatnya adalah
kemampuan / kepandaian
mengambil keputusan dalam
waktu pendek atau segera.

Karena taktik bagian dari strategi,


maka dasar-dasar yang berlaku
untuk menyusun strategi berlaku
pula pada taktiknya dan syarat-
syarat taktik
5. Sasaran,
sarana,
1.
sandaran,
Fleksibilitas
sistem dan
saat

Syarat Taktik 2.
4. Gerak Orientation,
Tipu Evaluation,
Estimation

3. Rahasia
■ Jumlah yang besar akan
mengalahkan jumlah yang
kecil. Pihak yang berjumlah
kecil tidak boleh menyerang
musuh yang berjumlah lebih
besar.
■ Jika musuh yang berjumlah
besar menyerak yang kecil,
hendaknya yang kecil
menyingkir
■ Musuh yang berjumlah besar
tidak dapat dihancurkan
sekaligus, melainkan dari
sedikit demi sedikit dan secara
terus menerus, hingga
kekuatan berbalik Hukum I : KUANTITAS
■ Kurang dalam kuantitas harus
diimbangi dengan kelebihan
dalam kwalitas
■ Kurang dalam kualitas harus
diimbangi dengan kelebihan
dalam kuantitas
■ Sama dalam kuantitas akan
dimenangkan dengan kelebihan
dalam kualitas
■ Sama dalam kualitas akan
dimenangkan dengan kelebihan
kuantitas

Hukum II :
KUALITAS DAN KUANTITA
■ POSISI YANG
BAIK ADALAH
SEPARUH
KEKUATAN

■ POISIS YANG
TIDAK BAIK
MEMERLUKAN
DUA KALI
KEKUATAN

Hukum III :
POSISI
■ PIHAK YANG MEMPUNYAI
CADANGAN, WALAUPUN
TELAH MUNDUR DAN
KALAH AKAN DAPAT
MAJUN KEMBALI .
■ JIKA MUSUH SEDANG
KALAH DAN MUNDUR,
KEJARLAH DAN PUKUL
TERSU SAMAPI HANCUR
■ HANCURKAN CADANGAN
MUSUH SEBELUM MUSUH
MAJU DAN BANGKIT
KEMBALI DENGANB
CADANGANNYA
■ Cadangan dalam politik adalah
potensi material, potensi tenaga
manusia, dan kader (cadangan
pemimpin)
HUKUM IV :
CADANGAN
■ Secara ideologis, kawan
adalah yang seideologi.
Secara strategis sekutu harus
diperbanyak dan pihak-pihka
lawan harus dikurangi
■ Musuh nomor 1 adalah
golongan terbesar yang
ideologinya membahayakan
kehidupan ideologi sendiri
■ Sekutu dari nomor 1 adalah
lawan. Lawan dari sekutu
nomor 1 adalah musuh
■ Antara sekutu dan musuh
terdapat golongan-golongan
yang bukan musuh dan bukan
sekutu, golongan ini pada
saat tertentu dapat menjadi
musuh pada saat yang lain
dapat menjadi sekutu Hukum V :
KAWAN, SEKUTU DAN
■ PECAH
BELAHLAH
LAWAN DAN
HANCURKAN
DULU YANG
BESAR

Hukum VI :
DEVIDE ET IMPERA (TEORI PECAH
■ MENYERANG
ADALAH
PERTAHANAN YANG
TERBAIK
■ YANG MENANG
IALAH YANG SELALU
PEGANG INISIATIF
■ BIARKAN LAWAN
BERGERAK
MENBURUT
INISIATIF-INISIATIF
(RENCANA) KITA
PADA SAAT DAN
TEMPAT YANG KITA
PILIH
■ BIARKAN LAWAN HUKUM VII :
BEREAKSI TERUS
MENRUS TERHADAP MENYERANG DAN
■ TUJUAN
MEBENARKAN
SETIAP CARA,
SEPANJANG
TIDAK
BERTENTANGAN
DENGAN
KETENTUAN-
KETENTUAN
IDEOLOGI SERTA
TIDAK MEMBAWA
AKIBAT YANG
DAPAT
MERUGIKAN DIRI
SENDIRI
HUKUM VIII
THE END JUSTIFIES THE

Anda mungkin juga menyukai