Anda di halaman 1dari 3

Nama/ Nim : Yovita Irawati /23.05.52.

6001

RESUME ARTIKEL
OF STRATEGIES, DELIBERATE, AND EMERGENT
By : Henry Mintzberg & James A. Waters

Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi kompleksitas dan keragaman proses


pembentukan strategi dengan menyempurnakan dan menguraikan konsep strategi yang
disengaja dan strategi yang tiba-tiba muncul. Strategi yang benar-benar disengaja dapat
terjadi jika strategi yang direalisasikan (pola dalam tindakan) dapat terbentuk seperti
yang diharapkan. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan hal tersebut yaitu
harus ada niat yang tepat dalam organisasi yang bersifat kolektif dan harus direalisasikan
persis seperti yang diinginkan serta lingkungan berada di bawah kendali penuh
organisasi. Kemudian sebuah strategi yang muncul dengan sempurna akan terjadi jika
keteraturan-konsistensi dalam tindakan dari waktu ke waktu. Tanpa adanya niat untuk
melakukannya dan tidak ada konsistensi berarti strategi tidak terpenuhi. Sulit untuk
membayangkan tindakan tanpa adanya niat sama sekali-di beberapa bagian organisasi
jika bukan dari kepemimpinan itu sendiri-sehingga kita akan mengharapkan strategi
yang murni muncul sama langkanya dengan strategi yang murni disengaja.
Menurut penelitian yang dilakukan penulis terdapat beberapa pola yang terjadi
cukup mendekati jika sebuah lingkungan secara langsung memaksakan sebuah tindakan
pada sebuah organisasi. Kecendurungan ke arah strategi yang disengaja dan strategi yang
muncul bukan merupakan bentuk sempurna dari keduanya. Berikut adalah beberapa
strategi yang termasuk dalam rangkaian strategi, diawali dari yang paling mendekati strategi
yang disengaja dan diakhiri dengan yang paling mencerminkan karakteristik strategi yang
muncul diantaranya yaitu :
1. Strategi yang Direncanakan
Pemimpin di pusat otoritas merumuskan niat mereka setepat mungkin dan kemudian
mengimplementasikannya. Namun rencana tersebut tidak ada gunanya jika tidak dapat
diterapkan di lingkungan organisasi yang tidak dapat dikontrol.
2. Strategi Kewirausahaan
Dalam strategi Kewirausahaan visi hanya memberikan gambaran umum tentang arah. Di
dalamnya, terdapat ruang untuk adaptasi: rincian visi dapat muncul dalam perjalanan.
Selain itu karena visi pemimpin bersifat pribadi, maka visi tersebut juga dapat diubah
sepenuhnya. Kemampuan beradaptasi inilah yang membedakan strategi kewirausahaan
dengan strategi yang direncanakan
3. Strategi Ideologis
Visi dapat bersifat kolektif maupun individual. Ketika anggota organisasi berbagi visi dan
mengidentifikasikannya dengan kuat sehingga mereka mengejarnya sebagai ideologi, maka
mereka terikat untuk menunjukkan pola dalam perilaku mereka, sehingga strategi yang
direalisasikan dengan jelas dapat diidentifikasi. Hal ini dapat disebut sebagai strategi
ideologis.
4. Strategi Payung
Seperti strategi kewirausahaan, strategi payung besar mewakili visi tertentu yang
berasal dari pimpinan pusat. Namun di sini, mereka yang memiliki visi tidak
mengendalikan realisasinya; sebaliknya mereka harus meyakinkan orang lain untuk
mengejarnya. Payung tersebut setidaknya memberi batasan pada tindakan orang lain
dan idealnya juga memberikan arahan. Kadang-kadang payung itu berbentuk target
yang lebih spesifik.
5. Strategi Proses
Mirip dengan strategi payung, kepemimpinan berfungsi dalam organisasi dimana memiliki
keleluasaan yang cukup besar untuk menentukan hasil, karena lingkungan yang kompleks
dan mungkin juga tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikontrol. Namun, alih-alih
mencoba mengendalikan konten strategi pada tingkat umum, melalui batasan atau target,
kepemimpinan justru perlu menggunakan pengaruh secara tidak langsung. Secara khusus,
mereka mengendalikan proses pembuatan strategi sambil menyerahkan isi strategi kepada
yang lain. Perilaku yang dihasilkan akan disengaja dalam satu hal dan muncul dalam hal
lain: kepemimpinan pusat merancang sistem yang memungkinkan orang lain memiliki
fleksibilitas untuk mengembangkan pola di dalamnya
6. Strategi yang Tidak Terhubung
Strategi yang tidak terhubung merupakan strategi yang paling mudah dari semuanya. Satu
bagian dari organisasi yang memiliki keleluasaan yang cukup besar dari sebuah subunit,
bahkan terkadang satu individu, karena hanya terikat secara longgar pada bagian lainnya
mampu mewujudkan polanya sendiri dalam aliran tindakannya.
7. Strategi Konsensus
Berbeda dengan strategi ideologis, di mana konsensus terbentuk di sekitar sistem
kepercayaan (sehingga mencerminkan niat yang diterima secara luas dalam
organisasi), strategi konsensus tumbuh dari penyesuaian timbal balik di antara para
pelaku yang berbeda, ketika mereka belajar satu sama lain dan dari berbagai tanggapan
mereka terhadap lingkungan dan dengan demikian menemukan pola yang sama, dan
mungkin tidak terduga, yang sesuai untuk mereka.
8. Strategi yang Diterapkan
Strategi juga dapat dipaksakan dari luar; yaitu, lingkungan dapat secara langsung
memaksa organisasi untuk mengikuti suatu pola dalam alur tindakannya, terlepas dari
adanya kontrol pusat. Kasus yang paling jelas dari hal ini terjadi ketika individu atau
kelompok eksternal yang memiliki pengaruh besar terhadap organisasi memaksakan
sebuah strategi
Pembentukan strategi berjalan dengan dua kaki, yang satu disengaja dan lainnya
muncul membutuhkan sentuhan ringan yang cekatan untuk mengarahkan guna mewujudkan
niat sekaligus merespons pola tindakan yang sedang berlangsung. Penekanan relatif dapat
bergeser dari waktu ke waktu. Pengenalan pola kemungkinan besar akan membuktikan
kemampuan penting manajer yang efektif dan penting bagi organisasi yang efektif
adalah kesadaran diri dari semua anggotanya akan pola tindakan mereka sendiri dan
konsekuensinya dari waktu ke waktu. Pilihan strategis menjadi ciri manajer dan organisasi
yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai