Anda di halaman 1dari 4

ADATIVE LEADERSHIP

Menurut Dr. Ervin Widodo Adaptive Leadership adalah kemampuan seorang pemimpin
untuk cepat mengarahkan organisasinya beradaptasi terhadap perubahan secara efektif dan
efisiensi.
Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan. Kepemimpinan adaptif
berarti kepemimpinan yang mudah menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan baru.
Perubahan selalu membentuk pandangan baru, dan pandangan baru akan mempengaruhi
berbagai peristiwa yang sedang berjalan. Bila pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya untuk
menjawab pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan untuk mejalani
perubahan itu.
Beradaptasi berarti mengerti arti dari sebuah keadaan baru, dan memiliki inisiatif dalam
kemampuan beradaptasi, serta mempraktekkan perubahan dengan melengkapkan diri dalam
sebuah kepribadian bersama nilai-nilai, tata kelola, sistem, prosedur. Lalu, menemukan cara yang
paling efektif, namun mudah untuk menggunakannya, buat kemajuan dan keberlanjutan dari
aktifitas inti organisasi.
Kecerdasan kepemimpinan harus ditampilkan dalam wujud kepemimpinan yang efektif.
Khususnya, dalam hal pengambilan keputusan yang tegas dan jelas, serta kemampuan
beradaptasi melalui pengalaman belajar dari setiap titik perjalanan menuju perubahan. Pemimpin
harus tetap dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan mempengaruhi. Oleh karena itu,
pemimpin harus menemukan sendiri konsep dan prinsip-prinsip adaptasi dari hasil
pembelajarannya bersama intuisi kepemimpinannya, untuk menciptakan sebuah tata kelola baru
yang efektif dan produktif.
Perubahan memiliki sifat untuk memberi waktu yang terbatas dan informasi yang
terbatas. Oleh karena itu, pemimpin tidak boleh ragu dan menjadi tidak berani bertindak,
pemimpin harus bergerak cepat untuk membuat keputusan dalam waktu yang terbatas itu, serta
menyelesaikan sebuah rencana tindakan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi,
untuk mengatasi risiko yang tidak diinginkan dari proses perubahan tersebut. Bila pemimpin
tidak mampu memahami keterbatasan waktu dan informasi dalam kejadian perubahan, maka
pemimpin akan menunda-nunda tindakan dari keputusan untuk perubahan, dan pada akhirnya dia
pasti gagal memenuhi perubahan itu.
Bila pemimpin lupa akan perubahan, maka dia akan menjadi pribadi sempurna untuk
menunggu izin dari realitas, tapi dia tidak akan pernah mampu beradaptasi dengan realitas, sebab
dia menunggu izin dari realitas, dan realitas selalu menunggu perubahan dari kepribadian dan
tata kelola yang mampu merangkul realitas, untuk menghasilkan efektifitas dalam setiap proses
organisasi. Kepemimpinan adaptif berarti kepemimpinan yang mampu dan cerdas menghadapi
berbagai situasi dalam keragaman kejadian. Dan, mereka tidak diam dengan banyak memikirkan,
tetapi bergerak cepat dengan berbagai tindakan, untuk memecahkan tantangan dengan perubahan
yang sesuai kebutuhan.
Pada bulan maret tahun 2019 Indonesia mengalami musibah nasional yaitu
penyebarluasan virus covid-19 yang sangat berbahaya, kurang lebih 158.000 orang meninggal
dunia akibat virus tersebut. Hal ini sangat berpengaruh dan berdampak di semua bidang
kehidupan tidak terkecuali bidang pendidikan. Di saat krisis seperti inilah dibutuhkan pemimpin
yang adaptive :
1) Anticipation, antisipasi kemungkinan kebutuhan trend, dan opsi di masa depan
2) Articulation, artikulasi kebutuhan ini untuk membangun pemahaman kolektif dan
dukungan untuk melakukan suatu tindakan.
3) Adaptation, adaptasi sehingga terjadi pembelajaran yang berkesinambungan dan
penyesuaian tanggapan seperlunya.
4) Accountability, termasuk transparansi maksimum dalam proses pengambilan keputusan
dan keterbukaan terhadap tantangan dan umpan balik

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menjadi panduan dalam menerapkan
adaptive leadership ini, seperti:
1. Ensure evidence-based learning and adaptation.
Tim dan organisasi harus selalu memperhatikan tindakan mereka, dan sadar bahwa mereka
harus terus beradaptasi dalam melakukan intervensi masalah organisasi. Hal tersebut perlu
dilakukan dengan mengumpulkan, menginterpretasi dan bertindak sesuai bukti yang ada. Ini
membantu juga dalam membuat proses belajar yang efektif dan sesuai.
2. Stress-test underlying theories, assumptions, and beliefs.
Para anggota dapat mengikuti proses pengukuran stress untuk membantu mereka menghadapi
masalah kedepannya. Mereka juga dapat dibimbing untuk mengeluarkan respon adaptif
melalui simulasi terkait skenario yang mungkin terjadi di masa depan.
3. Streamline deliberative decision making.
Pembuat keputusan harus jelas dalam memilih referensi mereka untuk membuat asumsi atau
hipotesa. Mereka perlu menjelaskan alasan mereka tentang bagaimana membuat keputusan,
dan bisa mengindetifikasi masalah yang mungkin terjadi
4. Strengthen transparency, inclusion, and accountability.
Prinsip lain adalah untuk selalu transparan dan berkomitmen dalam membagikan pemikiran
mereka dalam setiap tahapan memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan membangun rasa
kepercayaan dengan pihak lain, sehingga anggota lain bisa merasa lebih aman dan
termotivasi.
5. Mobilize collective action.
Dengan problematika sekarang yang sangat kompleks, sangat dibutuhkan kerjasama dan
kolaborasi dari beragam sektor, industri, level, dan ahli dalam membuat suatu keputusan atau
perbuatan yang efektif dalam meresponi situasi sekarang. Kepemimpinan adaptif memiliki
peran dalam mengidentifikasi dan menyatukan obyektif dari kolaborasi beberapa pihak.

5 prinsip kepemimpinan adaptive (VACIL) menurut Dr. Ervin Widodo, antara lain :
1. Vision
gaya kepemimpinan yang melihat visi kedepan dan mengambil langkah mewujudkannya
dengan gaya kepemimpinan ini akan selalu melihat apa saja potensi perusahaan atau
organisasi yang tidak dilihat oleh orang lain. Lalu, ia akan menciptakan ide-ide brilian
yang memungkinkan perusahaan dapat bersaing dengan competitor.
2. Agile
Kepemimpinan tangkas dan lincah, yang lebih mengutamakan kolaborasi daripada hanya
sekedar memberi perintah dengan gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel, mampu
membangun tim, punya kompetensi sebagai pemimpin, memiliki kelincahan dalam
berbagai sudut pandang, mampu beradaptasi di segala kondisi dan mampu bergerak cepat
untuk menangani berbagai masalah maupun peluang yang datang.

3. Colaboration
Pemimpin perlu mampu membangun network/jejaring kerjasama dengan berusaha
mengumpulkan masukan dan ide dari berbagai sumber sebelum mengambil keputusan
atau mengambil tindakan. Dengan tujuan kelompok yang bekerja bersama menuju tujuan
bersama dapat menciptakan strategi yang lebih baik dan membangun praktik yang
bermakna secara lebih efektif.
4. Innovation
Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk proses kerja yang lebih efisien dan
efektif, serta mampu melihat peluang terlebih dahulu sebelum orang lain melihat yang
dibarengi dengan inisiatif dan membuat strategi dalam mengarahkan organisasi ke
tujuannya.
5. Listen
Kapasitas untuk menciptakan lingkungan yang merangkul keragaman pandangan dan
memanfaatkan pengetahuan kolektif tersebut untuk memberi manfaat bagi organisasi.
Pemimpin perlu memiliki kemampuan mendengarkan dari bawah maupun atas secara
structural dalam pendapat dan pandangan personal, terutama bagaimana millennial
bekerja dan memiliki pandangan terhadap perubahab yang dihadapi.

“Tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri”.

Anda mungkin juga menyukai