OLEH:
Dian Eka Permata Sari Winarno
K012171168
Strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu
organisasi dan pemilihan alternative tindakan dan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. ( Dr. Markus Waseso Suharyono,
Perencanaan Strategi. Jurnal PERSI 2004 hal 14 ) Strategi menekankan pada
aksi atau tindakan untuk mencapai suatu tujuan dan juga pada tujuan itu
sendiri. Konsep strategi mencakup komponen perencanaan dan pengambilan
keputusan dan dengan menggabungkan keduanya yang dikenal sebagai
perencanaan besar.
Menurut Hari Lubis (1992: 1), manajemen strategis adalah proses iteratif yang
kontinyu untuk menyelaraskan organisasi secara keseluruhan terhadap
lingkungannya. Menurut definisi diatas, maka Hari Lubis menjelaskan bahwa
manajemen strategis adalah serangkaian tindakan yang dimulai dari analisis
lingkungan, penetapan arah organisasi, perumusan strategi organisasi,
implementasi strategi organisasi serta evaluasi dan pengendalian organisasi.
(Iriantara, 2004 : 3).
Berbekal landasan visi dan misi, serta hasil analisa faktor-
faktor
lingkungan Internal Eksternal, Perusahaan merumuskan alternatif strategi-
strategi yang sesuai dengan kapabilitas dan keadaan perusahaan diikuti
dengan penilaian dan evaluasi kritis menggunakan penyesuaian objektif
jangka panjang agar realisasi dari strategi tersebut dapat membawa hasil
yang maksimal pada perusahaan dan selanjutnya strategi tersebutlah yang
Hierarki strategi dapat dibentuk oleh hierarki yang ada di organisasi tersebut
sesuai karakter organisasinya. Struktur organisasi yang baik seharusnya dapat
memberikan gambaran tentang pola interaksi, tanggung jawab, dan pembagian
kerja. Pembagian kerja ini yang menjadikan stratifikasi dan diferensiasi dalam
organisasi. Dalam struktur organisasi yang baik terdapat seorang manajer
puncak, sekelompok orang, manajer menengah dan sekelompok manajer
tingkatan bawah atau dapat dikatakan juga manajer tingkatan fungsional.
Hierarki strategi dibagi atas tiga tingkatan sesuai dengan stratifikasi organisasi.
Secara umum ada 3 jenis/hierarki strategi yang berlaku dalam dunia bisnis
yang dapat diaplikasikan dalam pemerintahan, yaitu (a) strategi korporasi, (b)
strategi bisnis unit, dan (c) strategi fungsional. Strategi korporasi ialah strategi
yang mendeskripsikan arah sebuah organisasi pemerintahan atau
perusahaan. Strategi ini dibuat oleh level pemimpin puncak bersama pimpinan
teras organisasi dan stakeholders utama atau pemilik organisasi/modal.
Sedangkan strategi bisnis unit merupakan strategi yang dibuat oleh manajer
pada level menengah yang harus menerjemahkan strategi korporasi ke dalam
tujuan-tujuan aktivitas organisasi yang lebih realistis di dalam divisi masing-
masing. Terakhir ialah strategi fungsional, dimana strategi ini dibuat untuk
tujuan-tujuan jangka pendek pada berbagai fungsi organisasi seperti
keuangan, SDM, penelitian dan pengembangan, dan sebagainya. Tiga level
strategi ini biasanya digunakan pada organisasi bisnis yang mempunyai
banyak bidang bisnis. Sementara itu, untuk organisasi yang hanya bergerak
pada satu bidang hanya menggunakan 2 level strategi yaitu korporasi dan
strategi fungsional.
1. Strategi korporasi
Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang
sedemikian rupa guna mencapai tujuan organisasi. Memformulasikan strategi
korporasi di dalam perusahaan besar akan sangat sulit sekali sebab banyak
sekali strategi tingkat bisnis yang sangat berbeda dan memerlukan koordinasi
guna mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Maka model strategi
yang dipakai adalah portofolio bisnis.
a. Strategi Portofolio
Strategi portofolio adalah tipe strategi tingkat perusahaan yang
berhubungan dengan bauran antara unit-unit bisnis (UBS=SBU) dan lini-lini
produk yang sesuai satu sama lain dalam cara-cara yang masuk akal sehingga
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. UBS (Unit Bisnis Strategi)
merupakan suatu divisi organisasi yang memiliki misi bisnis, lini produk, pesaing
dan pasar berbeda terhadap UBS lain dalam organisasi yang sama.
b. Matrix BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group) mengorganisir bisnis-bisnis dalam
dua dimensi yaitu pertumbuhan bisnis dan pangsa pasar (market share).
Tingkat pertumbuhan bisnis (Business Growth Rate) berkaitan dengan
seberapa cepat industry mengalami peningkatan. Pangsa pasar (market
share) mendefinisikan apakah sebuah unit bisnis memiliki pangsa yang lebih
kecil atau lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.
2. Strategi bisnis
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada
tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yamh ditujukan adalah
bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam
merumuskan strategi bisnis sebainya didasarkan atas analisis persaingan yang
dicetuskan oleh Michael Porter:
Lima Kekuatan Kompetitif Porter
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan.
Tekanan persaingan mencakup:
mempunyai komitmen.
4. Sebagai pegangan dalam menghadapi masa depan yang
Berbagai faktor eksternal dapat mempengaruhi arah dan kegiatan rumah sakit,
bahkan mungkin pula merubah struktur organisasi. Secara garis besar
lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
yaitu lingkungan jauh yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi usaha untuk mencapai tujuan. Pengaruh- pengaruh tersebut
dapat bersumber dari perkembangan global, perkembangan nasional,
perubahan demografi dan epidemiologi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya ilmu kedokteran, perkembangan sosial budaya dan lain-
lain.
Analisis keadaan internal meliputi berbagai faktor internal strategis antara lain
terdiri dari sumber daya manusia, fasilitas, organisasi, dana, serta program
pendidikan dan latihan. Analisis eksternal dan internal secara bersama akan
dikombinasikan sehingga menghasilkan analisis SWOT (Strength,
Weaknesses, Opportunity , and Threats). Analisis SWOT ini dapat
menggunakan pendekatan kuantitatif atau kualitatif. Hasil analisis SWOT akan
digunakan untuk melakukan penetapan isu-isu pengembangan yang akan
dipergunakan untuk menyusun Perumusan Strategi. Akan tetapi, hasil analisis
SWOT dapat pula dipergunakan untuk merubah visi dan misi yang sudah
ditetapkan. Setelah melakukan diagnosis dengan adanya isu-isu utama
pengembangan, langkah ketiga yaitu menetapkan strategi. Ketepatan dalam
menetapkan strategi merupakan awal dari suksesnya pengembangan rumah
sakit. Dalam hal ini akan ditemukan penetapan strategi tingkatan rumah sakit
dan strategi unit-unit usahanya. Strategi rumah sakit secara keseluruhan pada
umumnya bersifat umum, komprehensif, dan merupakan pedoman rencana
jangka panjang untuk pencapaian tujuan. Strategi level (tingkatan) unit-unit
usaha mempunyai tujuan yang lebih spesifik. Di samping itu, terdapat berbagai
strategi fungsional yang banyak dilakukan oleh unit-unit pendukung.
rumah sakit dan konsep melakukan proyeksi ke depan untuk berpikir secara
skenario.
diri. Direksi rumah sakit menggunakan berbagai konsep manajemen baru. Para
adalah perubahan global yang dipicu oleh tekanan pasar, dunia (global)
menjadi jenis baru kolonialisme karena kekuatan modal negara maju akan
berbagai promosi gaya hidup melalui iklan. Secara populer hal ini disebut
saat ini justru menguntungkan negara- negara maju seperti Amerika Serikat.
rumah sakit, pola hidup global ini membutuhkan sumber pembiayaan kuat
kelompok dan ahli hukum yang membantu masyarakat dalam menuntut tenaga
maupun swasta yang perlu diawasi mutunya oleh pemerintah dan juga oleh
masyarakat.
antara lain dalam penerapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi
kekuatan dan situasi ekonomi negara. Dalam hal ini negara-negara sedang
dibiayai oleh masyarakat, hal ini berarti sistem pelayanan kesehatan bertumpu
sejak tahun 1995 berkurang sedikit. Sebaliknya, di sektor swasta antara tahun
1995 sampai dengan tahun 2000 tercatat pendirian rumah sakit swasta baru
sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) buah. Pertumbuhan ini berarti terjadi kenaikan
Pemerintah tetap menjadi pemilik rumah sakit. Akan tetapi, terdapat proses
antara fungsi pemerintah sebagai pemberi biaya atau regulator dengan fungsi
menjadi Perjan yang diubah kembali menjadi Perum atau BLU, RSD menjadi
Lembaga Teknis Daerah yang tidak berada di bawah Dinas Kesehatan (PP No.
8 Tahun 2003).
visioner. Dalam konteks kebijakan desentralisasi, ada berbagai hal yang perlu
diproyeksikan, antara lain fungsi pemerintah daerah dan pusat, fungsi lembaga
masyarakat.
mempunyai kinerja yang lebih baik (Pollit, 1990). Akan tetapi, sistem
misalnya, akan cenderung menjadi bagian dari sistem birokrasi besar yang
kaku.
Konsep otonomi rumah sakit diterapkan di berbagai negara. Di berbagai
negara, istilah yang digunakan untuk otonomi rumah sakit adalah hospital
perubahan bentuk lembaga pemerintah dari rumah sakit sebagai Unit birokrasi
pemerintah, rumah sakit sebagai unit otonomi, rumah sakit sebagai unit
korporasi dan rumah sakit yang diswastanisasikan (Preker dan Harding 2003).
insentif di rumah sakit (Eid, 2001). Model ini diujicobakan di Lebanon untuk
miskin.
sakit. Salah satu pokok reformasi di Filipina seperti yang dinyatakan oleh Dr.
dari berbagai aspek otonomi rumah sakit. Kebijakan swadana terbatas pada
seperti pembelian beberapa alat rumah sakit, rekrutmen dokter spesialis masih
dilakukan oleh pemerintah pusat. Istilah korporatisasi sering dipakai oleh Bank
aset milik pemerintah namun manajemen dikelola sebagai lembaga usaha dan