Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI

1. PENGETAHUAN UMUM YANG LUAS

Tugas tugas kepemimpinan apalagi pada tingkat puncak memang


menuntut kehadiran generalisasi dengan pengetahuan ilmiah yag luas yang
memungkinkannya berpikir dan bertindak dengan pendekatan yang holistik dan
integralistik , suatu hal yang tidak mudah bagi sesorang yang berangkat dari
pengetahuan yang spesifikasi yang biasanya tercermin dalam persepsi dan
pendekatan yang inkrementalistik dan atomistik memang tetap diperlukan.

2. KEMAMPUAN UNTUK BERTUMBUH DAN BERKEMBANG

Pentingnya kemampuan bertumbuh dan berkembang lebih jelas lagi


terlihat apabila diingat bahwa setiap organisasi bergerak dalam suatu
lingkungan yang dinamik dan selalu berubah , bahkan perubahan ini sering
berlangsung dengan sangat cepat. Baik sebagai akibat perkembangan pesat
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun karena tuntutan masyarakat
yang sering terjadi.

3. SIFAT INKUISITIF

Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu merupakan suatu sikap yang
mencerminkan 2 hal, yaitu:

Pertama : tidak merasa puas dengan tingkat ilmupengetahuan yang telah


dimiliki.

Kedua : Kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal


baru , dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat yang
inkuisitif merupakan kelanjutan dari atau manifestasi dari
kemampuan bertumbuh dan berkembang.

1
4. KEMAMPUAN ANALITIK

Kemampuan analitik harus tercermin pada Kemampuan diagnostik dan


prognosa yang tepat sehingga tindakan yang diambil dalam bentuk keputusan
yang merupakan inti kepemimpinan , benar benar menghilangkan sumber
permasalahan dan tidak sekedar mengatasi gejala gejala yang nampak dengan
segera.

5. DAYA INGAT YANG KUAT

Tanpa mengurangi peranan penting tang dapat dimainkan berbagai alat


bantu yang semakin lama semakin canggih itu , berkat penemuan dan
perkembangan pesat dibidang teknologi ,hakikat daya yang kuat sebagai salah
satu ciri pemimpin yang efektif tidak akan berkurang.

6. KAPASITAS ITEGRATIF
Guna lebih menjamin bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitaslah
peranan pimpinan selaku integrator menjadi sangat pimpinanlah yang
mempunyai pandangan yang holistik mengenai organiasi ,sedangkan para
pelaksana kegiatan operasional akan memiliki pandangan yang parsial dan
bahkan mungkin sangant bersifat mikro.
7. KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF
Fungsi dari komunikasi ialah sebagai wahana penyampaian informasi
yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk memperlancar jalannya proses
pengambilan keputusan,seperti dimaklumi proses pengambil keputusan sukar
berlangsung dengan lancar dan efektif tanpa tersedianya berbagai jenis
informasi ,terutama dalam usaha mencari dan menemukan serta menganalisa
berbagai alternatif yang mungkin ditempuuh dalam memiliki salah satu
diantaranya untuk ditempuh.

2
8. KETERAMPILAN MENDIDIK
Setiap Pimpinan adalah seorang pendidik yang berarti secara luas tidak
terbatas hanya pada cara – cara mendidik yang ditempuh secara formal
,tujuannya untuk meningkatkan kemampuan bawahan serta mengubah sikap dan
perilakunya.dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi

9. RASIONALITAS
Setiap pejabat pimpinan harus mampu berpikir dan bertindak secara
rasional , tidak hanya menyelenggarakan berbagai fungsi kepemipinannya, akan
tetapi dalam menentukan sikap dan perilakunya dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak,baik didalam maupun diluar organisasi.

10. OBJEKTIVITAS
Seriap pejabat pimpinan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat
bagi bawahannya bahwa para pejabat pimpinan menjadi tempat bertanya
bagi para anggota organisasi , tidak hanya menyangkut soal organisasi
tetapi juga diluar organisasi,bahkan bersifat pribadi .

11. PRAGMATISME
Pragmatis pada dasarnya berarti berpikir dan bertindak secara
realistik,berpikir dan bertindak secara pragmatik sama sekali tidak berarti
tidak boleh mempunyai ciri-ciri yang tinggi,bersifat fatalistik menganut
paham deterministik atau bersifat pasrah.

12. KEMAMPUAN MENENTUKAN SKALA PRIORITAS


Bahwa suatu organisasi tidak mungkin melakukan semua kegiatan yang
seyogyanya dilaksanakan dengan intensitas yang sama,berarti selalu ada
keharusan untuk menentukan skala prioritas tertentu ,menentukan skala
perioritas tidak hanya dituntut oleh keterbatasan kemampuan

3
organisasional akan tetapi juga oleh situasi yang dihadapi ,kondisi yang
menantang ,rintangan yang menghadang dan ancaman yang timbul .

13. KEMAMPUAN MEMBEDAKAN YANG URGEN DAN YANG


PENTING
Bahwa secara intuitif seorang pmpinan dapat membedakan hal –hal yang
bersifat urgen dalam dinamika organisasi dan hal-hal apa yang bersifat
penting

14. NALURI TEPAT WAKTU


Seseorang tidak berhasil mencapai sasaran dan tujuannya karena waktu
yang dipilihnya melakukan kegiatan tertentu atau keputusannya untuk
tidak melakukan sesuatu tidak tepat.

15. RASA KOHESI YANG TINGGI


Kohesi dalam organisasional dalam mana para anggota organisasi
memiliki rasa solidaritas organisasional yang tinggi yang pada gilirannya
mempermudah usaha peningkatan kerja sama terlepas dari
hirarki,struktur,pembagian tugas dan pola pendelegasian wewenang yang
terdapat dalam organisasi .

16. NALURI RELEVANSI YANG TINGGI


Melaksanakan kegiatan faktor relevansi perlu diperhitungkan.
memperhitungkan dalam hal ini tidak berarti mengesampingkan kegiatan itu
melainkan melakukan penilaian yang tepat kegiatan mana yang harus
dilaksanakan sendiri dan kegiatan manapula diserahkan kepada orang lain
,misalnya pejabat pimpinan yang lebih rendah untuk mewakilikinya.

4
17. KETELADANAN
Efektifitas kepemimpinan seseorang akan lebih besar apabila
keteladanannya tidak hanya tercermin dalam kehidupan organisasi ,akan tetapi
juga dalam kehidupan pribadinya seperti keluarga yang harmonis gaya hidup
sesuai kemampuan dan kepekaan terhadap kondisi sosial sekitarnya.

18. MENJADI PENDENGAR YANG BAIK


Seorang pemimpin perlu melatih diri menjadi pendengar yang baik
apalagi bagi seorang pemimpin yang karena status posisi dan
wewenangnya bisa didengar dan bukan mendengar.tanpa membedakan
untuk maksud apa perlu mendengar orang lain .

19. ADAPTABILITAS

Efektifitas kepemimpinan seseorang memerlukan sikap yang adaptif


disinilah nampak seni memimpin karena dapat memahami situasi dan kondisi
serta waktu dan ruang dimana kepemimipinan itu diterapkan .

20. FLEKSIBILITAS
Sikap pleksibel berarti mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir
,cara bertindak sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip –prinsip hidup
yang dianut seseorang.
21. KETEGASAN
Jika usaha pembinaan dan pengarahan tidak mendatangkan hasil yang
diharapkan sudah barang tentu hukuman harus diambil ,agar hukuman itu
diterima orang yang dikenakan tindakan tersebut menerimanya secara ikhlas
dan tidak justru menimbulkan sikap yang antipati dan dalam bentuknya ekstrim
yang menjurus kepada penolakan aktif .

5
22. KEBERANIAN
Seorang pemimpin memerlukan keberanian dalam pengambilan
keputusan dan penuh perhitungan untuk mengatasi yang problematik ,ada hal
tertentu yang harus diluruskan agar roda organisasi tetap berada rel yang benar.

23. ORIENTASI MASA DEPAN


Merencanakan masa depan yang diinginkan berarti mendekatkan
organisasi dimasa depan dengan kondisi masa depan yang sesungguhnya, untuk
itu disusun berbagai alternatif rencana, sehingga apabila situasi nyata
menghendakinya, segera dapat dilakukan pilihan rencana yang telah disusun
tersebut.

24. SIKAP YANG ANTISIPATIF DAN PROAKTIF


Merencanakan masa depan yang diinginkan belum tentu sama dengan
kenyataannya ,mengenali sejauh mungkin ciri –ciri masa depan tersebut salah
satu sikap yang perlu di pupuk dan dikembangkan dalam merencakan masa
depan yang diinginkan ialah sikap yang antisipatif dan proaktif.

6
ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN PERILAKU

Didamika manusia yang menampahkan diri pada dinamika


organisasi,dan masyarakat sebagai keeluruhan merupakan salah satu
faktor sebagai bagian jenis kemajuan yang dicapai oleh manusia.terlepas
dari meningkatnya pengetahuan dan keterampilanberkat pendidikan yang
semakinn tinggi, ialah dengan menggunakan berbagai jalur organisas,
Dalam kehidupan organisasi perlu di jamin adanya keseimbangan antara
hak dan kewajiban seseorang dengan para cara anggotanya.
Akumulasi pengetahuan tentang kepemimpinan yang efektif
dilakukan, tidak dilakukan oleh ilmuan saja dengan pengembangan teori
baru tentang kepemimpinan, juga tetapi melalui analisis pengalaman
empirik dari orang orang yang pernah menduduki berbagai jenjan
jabataan pimpinan.
Keberhasilan seseorang pemimping satu organisasi sudah
merupakan satu jaminan mutlat untuk keberhasilannya memimpin
organisasi yang lain,meskipun tujuan misi ,funsi, sasaran dan kegiatannya
berbeda.

1. STUDI KEPEMIMPINAN BERDASARKAN PRAKARSA


STRUKTUR DAN PERHATIAN
Studi Kepemimpinana dimaksud dengan Prakarsa struktur yakni
sampai sejauh mana seseorang pimpinan mendefenisikan dan menyusun
struktur peranannya dan peranan bawahannya dalam usaha mancapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya ,artnya sampai sejauh mana
seorang pimpinan menonjolkan peranannya dalam mengorganisasikan hal
hal seperti :
- Tugas yang harus diselenggarakan dalam organisasi
- Hubungan antara satu tugas dengan yang lain

7
- Penekanan pada pentingya kaitan tugas yang diselenggarakan
dengantujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2. PERILAKU BERDASARKAN ORIENTASI PADA BAWAHAN DAN


PRODUKSI
Para Pejabat pimpinan yang berorientasi pada bawahan ternyata
lebih efektif dalam menjalankan tugas tugas kepemimpinannya
dibandingkan dengan para pimpinan dengan berorientasi pada produksi
,hasil studi yang diselenggarakan oleh Universitas Michigan .dari
beberapa pewujudan bahwa - Orientasi pada bawahan penekanan pada
hubungan atasan –bawahan sedangkan pada orientasi produksi cenderung
menekankan segi-segi teknis dari pekerjaan yang harus dilakukan oleh
para bawahan dan kurang pada segi manusianya.

3. KISI –KISI MANAJERIAL


Kisi kisi Manajerial tersebut sesungguhnya menggambarkan
secara grafik kriteria artinya dengan kristalisasi pemikiran sehingga
berbagai konsep ,toeri dan paradigma yang telah dikembangkan melalui
berbagai kegiatan penelitian dan menerapkan dalam praktek
kepemimpinan ,validitas dan relevansi suatu konseptual gaya
kepemimpinan serta analisis efektifitas kepemimpinan dengan
pendekatan perilaku dan teori agar pimpinan yang efektif dalam semua
situasi ,semua kondisi ,semua tempat dan setiap waktu tanpa mengurangi
analisis efektifitas kepimimpinan. .

8
9

Anda mungkin juga menyukai