A. Pendahuluan
Tujuan nasional bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945.
Tujuan nasional tersebut hanya dapat dicapai dengan usaha pembangunan bangsa dan usaha
itu hanya mungkin dilaksanakan, apabila kondisi politik nasional yang merupakan faktor
lingkungan dari usaha pembangunan berada dalam keadaan stabil, dalam arti sistem
konstitusional berjalan dengan efektif; demokrasi tumbuh dengan kuat; hukum berjalan dan
dapat ditegakkan dengan pasti.
Disamping itu tiap-tiap negara mempunyai suatu perangkat kepentingan nasional yang
secara akumulatif berpuncak pada kepentingan nasional utama. Dalam Pembukaan UUD 1945
dapat ditemukan beberapa kepentingan nasional utama, yaitu yang menyangkut kesejahteraan,
keamanan, kecerdasan bangsa, dan hubungan internasional.
Kepentingan nasional tersebut dapat dijabarkan di dalam beberapa kepentingan
nasional di tiap-tiap bidang kehidupan nasional yang selanjutnya dirumuskan menjadi beberapa
sasaran nasional. Sasaran nasional hanya dapat diwujudkan atau dicapai dengan politik dan
strategi nasional.
2. Politik Nasional
Politik nasional adalah azas, haluan, usaha, kebijaksanaan dari negara dalam mencapai
tujuan nasionalnya dengan membina dan menggunakan potensi nasional, sumber daya
nasional dan sarana serta prasarana nasional. Apabila cita-cita nasional dan tujuan nasional
3. Strategi
Kata strategi pada mulanya berasal dari lingkungan khas militer. Strategi berasal dari
kata Yunani strategis yang diartikan sebagai the art of the general atau seni dari para jenderal.
Jauh sebelum abad ke-19 tampak bahwa kemenangan suatu bangsa atas peperangan banyak
ditentukan oleh adanya panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana. Tokoh-tokoh
yang mempelajari strategi secara ilmiah antara lain Antoine Henri Jomini, Karl von Clausewitz,
Liddle Hart dan Sun Tsu.
Dalam perkembangannya di dalam abad modern sekarang ini, arti strategi telah meluas
jauh dari artinya semula menurut pengertian militer. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada
konsep ataupun seni seorang panglima di masa perang, akan tetapi sudah berkembang dan
4. Strategi Nasional
Perjuangan nasional memerlukan penggunaan tidak hanya diplomasi dan perang,
melainkan juga kekuataan ideologi dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan
sosial-budaya, dan kekuatan militer. Seluruh kekuatan ini menghendaki integrasi, pengaturan,
dan penyusunan serta penggunaan yang terarah, maka digunakanlah pengertian strategi
nasional, yang dilandaskan tidak hanya pada pengertian strategi yang semula tetapi
mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih luas.
Strategi nasional adalah pelaksanaan dari politik nasional. Bentuk pelaksanaan ini
tersusun dalam program nasional yang bersifat lebih konkrit baik dari segi tempat, waktu,
bidang, biaya maupun pelaksanaannya. Strategi nasional adalah seni dan ilmu
mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (IPOLEKSOSBUDHANKAM).
Dalam masa damai maupun dalam masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan yang
ditetapkan politik nasional, maka strategi nasional sebagai rencana dan pelaksanaan harus
kenyal dan dinamis disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan disamping seni.
2. Manajemen Nasional
Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem, oleh karena itu lebih
tepat apabila kita menggunakan istilah sistem manajemen nasional.
Sistem manajemen nasional merupakan suatu perpaduan dari tata nilai, struktur dan
proses, yang merupakan himpunan usaha untuk mencapai kekuatan, daya guna dan hasil guna
sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional (Suryosumarto, 1989: 2).
Proses penyelenggaraannya meliputi siklus kegiatan berupa:
a. Perumusan kebijakan (policy formulation)
b. Pelaksanaan kebijakan (policy implementation)
c. Penilaian hasil kebijakan (policy evaluation)
E. Kebijakan Publik
1. Hubungan Dasar Polstranas dengan Kebijakan Publik
Polstranas adalah politik dan strategi nasional yang membahas tentang pembangunan
nasional dalam mencapai tujuan nasional ini dimiliki oleh setiap negara yang merdeka dan
berdaulat sehingga lebih mudah dan terarah dalam mencapai tujuan nasional yang sudah
direncanakan.
Polstranas atau politik dan strategi nasional juga adalah asas, haluan, usaha dan
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharan, dan
pengendalian) serta penggunaan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dengan demikian,
Polstranas memiliki hubungan yang erat dengan pembangunan nasional karena dapat
menentukan prioritas dan pemerataan pembangunan yang damai, aman, adil, dan demokrasi.
Penentuan-penentuan prioritas itulah diwujudkan dalam bentuk kebijakan publik yang meliputi
keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian
publik.
Pembangunan nasional merupakan usaha negara dalam meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang ada. Contonya, dalam mencapai tujuan
nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea
ke-4 maka berbagai kebijakan dan peraturan dibuat agar dapat mencapai tujuan tersebut
dengan memanfaatkan teknologi se-efektif mungkin.
Dengan demikian, pada saat ini arah pembangunan dan kebijakan-kebijakan publik yang
dilakukan pemerintah lebih bersifat transparansi dan mudah untuk disalurkan kepada
masyarakat lewat berbagai media informasi yang mudah diakses. Mayarakat dalam era ini juga
bebas mengemukakan pendapat yang membangun dan mengritik pemerintah jika kebijakan
publik yang diambil memiliki dampak negatif bagi masyarakat. Hal, ini membawa dampak positif
seperti arah pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah akan berjalan lebih bijak dan
terarah tanpa mengorbankan atau terlalu banyak merugikan masyrakatnya.
Namun ternyata disis lain dengan bebasnya masyarakat untuk berpendapat terkait
dengan kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah, membawa problem tersendiri.
Contohnya, dengan banyak pendapat dari berbagai lapisan masyarakat membuat pemerintah
2. Pengertian Kebijakan
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan publik, kita perlu mengakaji
terlebih dahulu mengenai konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris sering kita dengar
dengan istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb);
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran.
Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008: 7) mendefinisikan kebijakan
sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan
kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan
perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi
kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan apa yang sesungguhnya
dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.
Menurut Budi Winarno (2007: 15), istilah kebijakan (policy term) mungkin digunakan
secara luas seperti pada “kebijakan luar negeri Indonesia”, “kebijakan ekonomi Jepang”, dan
atau mungkin juga dipakai untuk menjadi sesuatu yang lebih khusus, seperti misalnya jika kita
mengatakan kebijakan pemerintah tentang debirokartisasi dan deregulasi. Namun baik Solihin
Abdul Wahab maupun Budi Winarno sepakat bahwa istilah kebijakan ini penggunaanya sering
dipertukarkan dengan istilah lain seperti tujuan (goals) program, keputusan, undang-undang,
ketentuan ketentuan, standar, proposal dan grand design (Suharno, 2009: 11).
Irfan Islamy sebagaimana dikutip Suandi (2010: 12) kebijakan harus dibedakan dengan
kebijaksanaan. Policy diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda artinya dengan wisdom
yang artinya kebijaksanaan. Pengertian kebijaksanaan memerlukan pertimbangan
3. Kebijakan Publik
a. Pengertian Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan suatu ilmu multidisipliner karena melibatkan banyak disiplin
ilmu seperti ilmu politik, sosial, ekonomi, dan psikologi. Studi kebijakan berkembang pada awal
1970-an terutama melalui tulisan Harold D. Laswell. Definisi dari kebijakan publik yang paling
awal dikemukakan oleh Harold Laswell dan Abraham Kaplan dalam Howlett dan Ramesh
(1995:2) yang mendefinisikan kebijakan publik/public policy sebagai “suatu program yang
diproyeksikan dengan tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan praktik-praktik tertentu (a projected of goals,
values, and practices)”.
Pelaku
Lingkungan Kebijakan
Ketiga elemen ini saling memiliki andil, dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh,
pelaku kebijakan dapat mempunyai andil dalam kebijakan, namun mereka juga dapat pula
dipengaruhi oleh keputusan pemerintah. Lingkungan kebijakan juga mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pembuat kebijakan dan kebijakan publik itu sendiri. Dunn (2000: 111)
menyatakan, “Oleh karena itu, sistem kebijakan berisi proses yang dialektis, yang berarti bahwa
dimensi obyektif dan subyektif dari pembuat kebijakan tidak tepisahkan di dalam prakteknya”.
F. Otonomi Daerah
1. Makna dan Dasar Hukum Otonomi Daerah
Dalam konteks negara Indonesia, negara Indonesia adalah negara kesatuan. Sebagai
negara kesatuan, maka kedaulatan negara adalah tunggal, tidak tersebar pada negara-negara
bagian seperti negara federal atau serikat. Karena itu, pada dasarnya sistem pemerintahan
dalam negara kesatuan adalah sentralisasi atau dekonsentrasi. Artinya pemerintah pusat
memegang kekuasaan penuh. Namun mengingat negara Indonesia sangat luas yang terdiri
atas puluhan ribu pulau besar dan kecil dan penduduknya yang terdiri dari atas beragam suku
bangsa, etnis, golongan dan memeluk agama yang berbeda-beda, sesuai pasal 18, 18A, dan
18B UUD 1945 penyelenggaraan pemerintahan tidak diselenggarakan secara sentralisasi tapi
desentralisasi. Dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa pemerintah terdiri atas pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang diatur dengan undang-undang.
Sejalan dengan keharusan membentuk pemerintah daerah dalam sistem administrasi
negara Indonesia, maka sejak proklamasi kemerdekaan hingga sekarang negara Indonesia
telah mengeluarkan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah : Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Melalui Undang-Undang tersebut Indonesia menyelenggarakan
pemerintahan daerah dalam sistem administrasi pemerintahannya (Nurcholis, 2007: 7).
Otonomi daerah adalah kewenangan otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.