Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN

RAKYAT SEMESTA

DISUSUN OLEH :

Andre Lukas Maraya (F441 16 061)


Asrul (F441 16 063)
Gusnar Anas Toani (F441 16 069)
I Made Randya (F441 16 )
Evenly Ylianto (F441 13 )
Muhammad Nasir Ely (F441 16 )
PENGERTIAN SISHANKAMRATA

 Sishankamrata adalah Suatu sistem pertahanan keamanan dengan komponen-


komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan dan kekuatan
nasional dan bekerja secara total,integral, serta berlanjut dalam rangka
mencapai ketahanan nasional
 Hankam yang bersifat semesta dimana digunakan seluruh kekuatan nasional
secara total, integral, dengan mengutamakan kekuatan militer dalam
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI
 Keikutsertaan seluruh rakyat dalam usaha-usaha hankamnas melalui bidang
profesi masing-masing.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA
BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
(HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945
• Sejarah pertahanan keamanan bangsa Indonesia sejak tahun 1945 memberikan banyak
pengalaman dan data untuk menyusun sistem pertahanan keamanan yang mampu
menanggulangi setiap ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan terhadap kelangsungan
hidup bangsa dan Negara berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.
• pengalaman-pengalaman tersebut dapat dikelopokkan ke dalam 2 jenis pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut invasi,ialah ancaman
dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali, Pengalaman itu yang diperoleh
dari dua kurun waktu:
a) kurun waktu 1945-1947, dengan adanya persetujuan Renvile
b) Kurun waktu 1948-1949, dengan adanya perang kemerdekaan II
• 2. Pelajaran-pelajaran yang dapat di tarik dari pengalaman-pengalaman perjuangan
bersenjata.
a) keteguhan hati rakyat untuk mempertaruhkan Negara dan Bahasa
b) kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang konvensional dan tidak
konvensional
c) persatuan dan kerja sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan angkatan bersenjata
d) kepemimpinan yang ulet dan tahan diuji di semua tingkatan
LANDASAN SISHANKAMRATA

Sishankamrata Republik Indonesia didasari oleh

a. Undang-undang Dasar Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Di dalam Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
KOMPONEN SISHANKAMRATA

Negera mempunyai beberapa komponen dalam upaya mewujudkan pertahanan


nasional rakyat semesta, yaitu :
• Komponen Dasar, rakyat terlatih sebagai komponen dasar yang mampu
melaksanakan ketertiban umum, perlindungan keamanan, serta perlawanan
rakyat dalam rangka mempertahankan Stabilitas dan keamanan negara.
• Komponen Utama, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Indonesia sebagai komponen utama dalam aspek sishankamrata.
• Komponen Khusus, masyarakat sebagai komponen khusus mempunyai
fungsi menanggulangi bencana perang, bencana alam, atau bencana lainnya
yang mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda. Seperti linmas dan
hansip.
• Komponen Pendukung, sumber daya alam, prasarana nasional, sumberdaya
buatan sebagai komponen pendukung untuk peningkatan, kelangsungan serta
kelancaran dalam mempertahankan keamanan negara.
KEKUATAN PERLAWANAN SISHANKAMRATA

Jika dilihat dari kekuatan perlawanan yang ada maka terdapat 2 kekuatan
perlawanan yaitu:
1. Kekuatan perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta.
TNI yang terdiri dari:
a) Bela Negara
ABRI (AD, AL, AU DAN POLRI) merupakan kekuatan
pertahanan dan keamanan negara
b) Bela Potensi
Rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum baik keamanan,
perlawanan, dan perlindungan rakyat.
2. Kekuatan perlawanan tidak bersenjata
Yaitu rakyat diluar bela semesta yang berfungsi untuk
perlindungan masyarakat dalam menanggulagi bencana akibat
perang.
DOKRIN PENYELENGGARAAN SISKAMHARATA

Penyelengaraan system prtahanan dan keamanan mengalami perkembangan dilihat dari


perjuangan yang telah dilakukan dalam masa perang yaitu:
a. Perang gerilya rakyat semesta
Konsep ini memperoleh bentuknya setelah adanya kenyataan pengalaman
pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang sudah sebagian menduduki
wilayah rakyat Indonesia. Pokok pemikiran yang dituangkan oleh Zainal Ittahid
Amin,kedalam konsep perang gerilia rakyat semesta dengan pola pelaksanaan
sebagai berikut :
Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran :
a. Menghambat selama mungkin serangan tentara penjajah sehingga diperoleh
waktu untuk menempati daerah grilya.
b. Dalam daerah yang diduduki tentara penjajah mengadakan serangan untuk
menghancurkan pos yang terpencil letaknya.
b. Perang wilayah, sejak tahun 1950 setuasi dan kondisi yang mempengaruhi system
pertahanan keamanan rakyat semesta. Perlengkapan angkatan perang mulai di
perbaiki mutunya, pendidikan Kemiliteran mulai di adakan dan organisasi
pertahanan keamanan disempurnakan.
c. Perang rakyat semesta, didalam konsep perang wilayah ternyata masih terdapat
beberapa masalah yang belum dimuat dalam pelaksanaannya antara lain bagai mana
menghadapi subversi dan pemberontakan dalam negeri.

• Pokok-pokok doktrin perang rakyat semesta meliputi:


a) Perang rakyat semesta(perata)merupakan bagian mutlak dan tidak terpisahkan
pertahanan keamanan nasional(hamkamnas).
b) Perata adalah yang bersifat semesta,yang menggunakan seluruh kekuatan
nasional secara total dan integral,dengan menggunakan militasi rakyat sebagai
unsur kekuatannya untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara
Republik Indonesia dan mengamankan jalannya pembangunan Nasional.
c) Perang rakyat semesta mempunyai pola operasi:
· Pola operasi keamanan dalam negeri(opersi kamdagri),yang
bertujuan untuk memelihara dan mengembalikan kekuasaan
pemerintah /Negara RI dan mengunakan jenis-jenis operasi intelijen
tempur dan territorial.
· Pola operasi pertahanan yang bertujuan untuk menggagalkan serangan dan
ancaman dari kekuatan perang musuh.
d. Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang perlu di
perbaiki antara lain:
· Bagaimana usah-usaha kita untuk mencegah terjadinya pemberontakan
· Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah adanya serangan mendadak
dari luar.
· Bagaimana usaha-usaha kita untuk mengamankan pendekatan ke wilayah
Indonesia dengan mengadakan kerja sama pertahanan keamanan di wilayah
asia tenggara.
POLA-POLA OPERASI SISKAMHARATA

1. Pola Operasi Pertahanan, bertujuan untuk menggaglkan serangan dan


acaman dari kekuatan perang musuh,dengan jenis-jenis perlawanan rakyat
dan pertahanan sipil merupakan unsur yang penting dalam kekuatan perang
dengan angkatan bersenjata sebagai intinya.
Tahap-tahap operasi pertahanan:
a. Tahap operasi defensif strategis digunakan apabila perbandingan kekuatan
perang antar musuh dengan kita.sehinga tidak memungkinkan bagi kita
melakukan operasai ofensif strategis yang diselengarakan berlandaskan:
1. Keharusan untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Negara RI.
2. Tujuan untuk menjamin terselenggaranya garis- garis komunikasi antar
pulau.
b. Tahap operai ofensif strategi bertujuan untuk menghancurkan kekuatan
perang musuh atau memaksanya menyerah baik dalam bentuk ofensif awal
atau ofensif balas.Operasi efensif strategis digunaksuhan apabila
perbandingan antara kekuatan perang musuh dangan kita adalah sedemikian
rupa,sehingga meenguntungkan kita.
2. Pola operasi keamanan dalam negeri.

Pola operasi keamanan dalam negeri,ialah kerangka tetap dalam


mengunakan segala unsure kekuatan yang berfungsi sebagai alat
untuk memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah Negara
RI terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.

a. Tujuan:memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah RI .

b. Sifat:melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang teerganggu


keamanan atau kestabilannya.
3. Pola operasi intelijen strategis.
Operasi intelijen strategis adalah semua oprasi untuk menjalankan kegiatan
intelijen,dan perang urat syaraf di tingkat strategis.tujuan intelijensi yaitu:

a. Memperoleh informasi yang di perlukan untuk pelaksanaan strategi nasional pada


umumnya dan operasi hankamnas pada khususnya.

b. Menghancurkan sumber yang mengancam keamanan dalam kawasan wilayah


musuh.

c. Mengadakan perang urat saraf dan kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan
kondisi strategis yang menguntungkan.

Sifat operasi intelejensi strategis yaitu menyesuaikan dengan keadaan politik


nasional, dilakukan diluar wilayah nasional, dan pada dasarnya bersifat tertutup
yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.
4. Pola Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara

Pola operasi kerja sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara merupakan


salah satu pola utama sishankamrata. Agar dalam melaksanakan
pembangunan dapat berhasil dengan baik, diperlukan adanya stabilitas dan
perdamaian, yang berarti bahwa kekacoan dan gangguan keamanan harus
dicegah.

Kerja sama hankam adalah usaha bersama dalam menghadapi kemungkinan


gangguan seperti (keamanan, stabilitas nasional, dan perdamaian).
Kerjasama hankam justru melihat kedalam untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan yang terjadi dikawasan tersebut. Kerjasama ini ingin
menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh Negara-
negara lain.Bentuk-bentuk kerja sama ini dapat berupa tindakan-tindakan
bersama mengenai bagaimana mewujudkan daerah damai.
PERAN PEMERINTAH DALAM SISHANKAMRATA

• Peran pemerintah dalam pertahanan dan keamanan rakyat semesta adalah


mnegawasi berjalannya Pasal 30 ayat (1) UUD 1945, dengan melibatkan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
• Dalam rangka menjamin kepentingan keamanan nasional, Sishankamrata
melibatkan segenap pemegang peran secara komprehensif guna terwujudnya
pertahanan negara, keamanan negara, keamanan publik, dan keamanan
individu.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEWUJUDAKAN
PERTAHANAN NASIONAL

A. Doktrin dan Strategi Pertahanan.


• Doktrin Pertahanan dan Strategi Pertahanan disusun untuk mensinergikan kinerja komponen
Militer dan Nir Militer dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara kepentingan
nasional Indonesia.
• Doktrin pertahanan merupakan keterpaduan komponen militer dan Nir Militer bersifat
Dwiwarna Nusantara. Doktrin Militer bersifat Trimatra Nusantara (AD, AL, AU) sedangkan
Doktrin Nir Militer bersifat Dwidarma Nusantara dari komponen cadangan dan komponen
pendukung.
Next
Strategi pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia berupa strategi
Penangkalan yaitu:
• Pertahanan multilapis dengan pusat gravitasi dukungan rakyat atas peran TNI
sebagai kekuatan utama yang menentukan di darat, di laut dan di udara.
• Merupakan pertahanan total secara terpadu antara komponen Militer dan Nir Militer
untuk menghadapi setiap bentuk ancaman.
• Di tingkat nasional berupa jaringan terpadu Ketahanan Nasional di daerah termasuk
di wilayah perbatasan dan daerah terpencil didasari semangat bela negara.
• Di tingkat regional berupa jaringan kerjasama antara negara-negara Association of
South East Asia Nations (ASEAN) dengan menggunakan komponen Militer dan
Nir-Militer (ekonomi, budaya, identitas) secara terpadu dalam rangka menjaga,
melindungi dan memelihara kepentingan Nasional Indonesia.
B. Doktrin dan Strategi Pertahanan.
• Pembangunan kekuatan Pertahanan mencakup pembangunan kemampuan
nasional di bidang pertahanan pada tingkat Kebijakan maupun tingkat
Operasional.
• Pembangunan Komponen Pertahanan diprioritaskan pada pembangunan
Komponen Utama, sedangkan penyiapan Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan
sumber daya yang tersedia.

C. Kebijakan Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan Pertahanan.


• Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada doktrin
dan strategi Sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan
ancaman yang dihadapi Indonesia. Agar pengerahan dan penggunaan
kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan efisien, diupayakan
keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur militer lainnya,
maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir militer.
D. Kebijakan Penganggaran.
• Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran pertahanan
merupakan hambatan yang sangat signifikan bagi upaya pembangunan kekuatan
maupun pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan. Padahal, penentuan
alokasi anggaran tidak cukup hanya berdasarkan kondisi ekonomi nasional, tetapi
juga harus didasarkan pada rasio kebutuhan pertahanan yang mampu menjamin
stabilitas keamanan

E. Kebijakan Kerjasama Internasional.


• Kerjasama internasional dibidang pertahanan merupakan bagian dari kebijakan
politik luar negeri, sehingga tidak akan mengarah atau suatu Pakta Pertahanan.
Kerjasama internasional dibidang pertahanan dilaksanakan baik dalam rangka
pembangunan kekuatan maupun pengerahan dan penggunaan kekuatan.
.
F. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Nasional
Dalam rangka pengelolaan sumber daya nasional untuk kepentingan
Pertahanan Negara, Departemen Pertahanan berperan sebagai penjuru
melibatkan departemen/instansi lain terkait sesuai bidang tugas masing-
masing. Dalam kaitan itu setiap departemen/instansi wajib mempunyai
program untuk menjaga dan menciptakan kondisi ketahanan nasional dalam
rangka pertahanan negara.
G. Kebijakan Pengembangan Postur Pertahanan
• Pengembangan postur pertahanan dilatarbelakangi kondisi lingkungan
strategis dan kemampuan dukungan anggaran pertahanan, serta kebutuhan
mendesak untuk menghadapi ancaman keamanan nasional.
H. Kebijakan Pengawasan.
• Guna menjamin akuntabilitas pelaksanaan fungsi pertahanan, diperlukan
pengawasan eksekutif maupun legislatif terhadap penyelenggaraan
pertahanan negara.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai