Armada Laut Inggris tahun 1940 ditinjau dari aspek operasi PGPLL.
1. Latar Belakang.
a. Umum
Pertempuran Atlantik adalah kampanye militer berkesinambungan yang
paling lama dalam sejarah Perang Dunia II, dimulai pada tahun 1939 sampai
kekalahan Jerman pada tahun 1945. Pada intinya adalah pihak Sekutu melakukan
blokade laut terhadap Jerman, diumumkan sehari setelah pernyataan perang, dan
pihak Jerman kemudian melakukan blokade balasan. Puncaknya terjadi pada
pertengahan tahun 1940 sampai akhir tahun 1943. 1 Pertempuran ini telah disebut
sebagai pertempuran laut yang "terlama, terbesar, dan paling kompleks" dalam
sejarah.2
Pertempuran atlantik mengadu kekuatan antara U-boat dan kapal-kapal
perang lainnya dari Angkatan laut Jerman dan Angkatan Udara Jerman melawan
Angkatan Laut Kanada, Angkatan Laut Inggris Raya, dan kapal-kapal dagang
sekutu. Pertempuran Atlantik adalah faktor dominan selama perang. Tidak pernah
untuk satu momen sekalipun kita bisa melupakan bahwa segala sesuatu yang
terjadi di tempat lain, di darat, di laut, atau di udara, akhirnya tergantung pada
hasilnya.
Jerman pada saat itu dipimpin Jendra; Adolf Hitler mengajak Inggris untuk
berdamai dengan tujuan agar Jerman bebas untuk bertindak di daratan Eropa,
Hitler pun mencoba untuk menawarkan perdamaian kepada Inggris melalu
pidatonya dalam gedung parlemen, namum tidak sampai satu jam kemudian
diplomasi damai Hitler ditolak oleh rakyat Inggris melalu radio Inggris BBC.
Penolakan tersebut membuat Hitler marah dan berpikir untuk menggunakan cara-
cara militer guna menduduki Inggris. Rencana penyerangan ke Inggris diawali oleh
operasi udara untuk melaksanakan pemboman. Jerman juga berupaya untuk
menghancurkan konvoi kapal dagang yang berlayar dari dan menuju ke Inggris
dengan menggunakan kapal U-boat. 3
1
Kampiun. Dinas operasi dan Latihan TNI AL. Edisi VII. 2021.
2
David Syrett, The defeat of the German U-boats: The Battle of the Atlantic (1994)
3
Subiakto, Ari. U-Boat: The Battle of the Atlantic. Yogyakarta. 2010
1
b. Kronologis Kejadian.
1) Pra Kejadian.
Pasca perang dunia I untuk menghindari terjadinya perang dibuatlah
berbagai perjanjian dalam bentuk traktat yang salah satu isinya adalah
pembatasan kapal selam yang mengikat Amerika, Inggris, Jepang, Italia dan
Perancis, namun Jerman tidak pernah mematuhi kesepakatan tersebut.
Pada masa itu juga, Kekaisaran Jerman dan Inggris Raya sangat
bergantung pada impor untuk memberi makan penduduk mereka dan suplai
industri perang mereka, sehingga keduanya bertujuan untuk blokade satu
sama lain.5
Dua hari setelah Invasi Jerman ke Polandia negara Inggris dan
Perancis menyatakan perang terhadap Jerman Menyadari bahwa Inggris
memiliki kekuatan Angkatan Laut yang kuat, Jerman berupaya untuk
melakukan perdamaian dengan dan berharap Inggris membiarkan Jerman
bebas bertindak didaratan Eropa. Inggris tidak menghendaki Jerman
menjadi kekuatan hegemoni di Eropa. Untuk mencegah meluasnya invasi
Jerman, Inggris kemudian menyatakan perang kepada Jerman. Sebaliknya,
Jerman mengerahkan kapal-kapal perang dan kapal selamnya untuk
menyerang kapal-kapal pemasok logistik ke Inggris Raya. 6
Meletusnya PD II ditandai dengan invasi Jerman ke Eropa Barat
dengan kronologis sebagai berikut: 7
a) Pada tanggal 23 Maret 1939, tantara Jerman menduduki
Memel di perbatasan Prusia Lithuana Timur. Polandia
memperingatkan Jerman bahwa usaha yang sama untuk merebut
Danzig akan mengarah ke peperangan.
b) Pada tanggal 31 Maret 1939, Perancis dan Inggris menjamin
bahwa akan mendukung polandia.
4
Nino Oktorino. Clash of Titans. Kisah-kisah Pertempuran Laut Terbesar dalam Perang Dunia II. Kompas.
2015
5
Aloysius. Nusantara. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Vol.9 No.1, 2022. Hal. 160-165.
6
Boog, Horst; Rahn, Werner; Stumpf, Reinhard & Wegner, Bernd. 2001. Germany and the Second World
War: Volume 6: The Global War. Oxford: Oxford University Press.
7
Subiakto, Ari. U-Boat: The Battle of the Atlantic. Yogyakarta. 2010
2
2) Kejadian
a) Awal mula pecahnya Pertempuran Atlantik terjadi pada 3
September 1939 ketika Gunther Prien yang sedang bergerak di laut
dan segera menenggelamkan dua kapal pengangkut Inggris. Pada
tanggal 14 Oktober 1939, kapal selam Jerman U-47 dibawah
komando Gunther Prien berhasil memasuki Scapa Flow dan
menenggelamkan kapal tempur (battle ship) yang sedang berlabuh.
Hal ini membuat rakyat Inggris gempar, karena selain sebuah kapal
raksasa Royal Oak berukuran hampir 30.000 ton lenyap, lenyap pula
24 perwira serta 809 anak buahnya yang terjadi hanya dalam
beberapa menit dan hanya dengan menggunakan sebuah kapal
kecil.8
8
P.K Ojong. Perang Eropa. 2003. Jakarta: Kompas.
9
http://www.uboataces.com/battle-scapa-flow6.shtml, diakses tgl 14 Maret 2022. Pukul 11.06 WIB.
3
10
Nino Oktorino. Clash of Titans. Kisah-kisah Pertempuran Laut Terbesar dalam Perang Dunia II. Kompas.
2015
11
Nino Oktorino. Clash of Titans. Kisah-kisah Pertempuran Laut Terbesar dalam Perang Dunia II. Kompas.
2015
4
12
Subiakto, Ari. U-Boat: The Battle of the Atlantic. Yogyakarta. 2010
13
Subiakto, Ari. U-Boat: The Battle of the Atlantic. Yogyakarta. 2010
5
yang ditarik. HMS Loch Arkaig, kapal perang kelas fregat ditugaskan
untuk menenggelamkannya.14
3) Pasca Kejadian
Krisis sebenarnya datang pada awal 1943. Inggris kehabisan bahan
bakar dan jumlah U-boat yang beroperasi meningkat dari 47 menjadi 200.
Senjata terbesar Sekutu menjadi intelijen radio dan kemampuan untuk
mencegat kode Enigma Jerman sehingga manuver U-Boat bisa diantisipasi.
Intelijen menyelamatkan situasi, bersama dengan taktik anti-kapal selam
yang agresif, persenjataan yang lebih baik dan pengembangan pesawat
jarak jauh yang dilengkapi dengan radar.
Pada April 1943, U-boat kesulitan untuk memenangkan
pertempuran.Penghancuran kapal selam Jerman oleh Sekutu pun mulai
meningkat, 45 unit hancur pada bulan April dan Mei. Pimpinan Jerman
memutuskan untuk menghentikan operasi U-boat pada tanggal 23 Mei
1943.16 Pada tanggal 4 Mei 1945, Laksamana Besar Karl Doenitz atas nama
bangsa Jerman akhirnya memutuskan untuk mengakui kekalahannya dan
menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu.
2. Analisa
a. Landasan Pemikiran
Pertempuran laut antara Angkatan Laut Jerman dan Angkatan Laut Inggris
menerapkan taktik operasi laut dari kedua belah pihak yaitu Angkatan Laut Jerman
14
https://news.detik.com/berita/d-4896969/cara-inggris-mengubur-kapal-kapal-selam-nazi/2, diakses tgl 14
Maret 2022. Pukul 20.49 WIB.
15
https://www.canada.ca/en/navy/services/history/naval-service-1910-2010/battle-atlantic-1939-1945.html,
diakses tgl 14 Maret 2022. Pukul 22.14 WIB.
16
https://www.bbc.co.uk/history/ww2peopleswar/timeline/factfiles/nonflash/a1151821.shtml, diakses pada 13
Maret 2021 pukul 09.20 WIB.
6
17
Eccles, Henry. E. Logistic in the National Defense. Harrisburg, Pennsylvania. The Stackpole Company.
1959. 12
18
Doktrin Operasi Laut Gabungan, Kep Panglima TNI Kep/260/IV/2013 tanggal 5 April 2013 tentang Doktrin
TNI Operasi Laut Gabungan
7
b. Pembahasan
1) Dalam Teori Pengendalian Laut oleh Laksamana Muda Henry E.
Eccles, Jerman dan Inggris berupaya menguasai jalur laut untuk menguasai
alur pelayaran dalam mendistribusikan keperluan logistiknya. Jerman dan
Inggris melaksanakan operasi laut yaitu dengan melaksanakan Operasi
Perlindungan Garis Perhubungan Laut Lawan (PGPLL) dan Operasi
Perlindungan Garis Perhubungan Laut Sendiri (PGPLS). Pentahpan jenis
operasi tersebut adalah sebagai berikut:22
19
Roger T. Ames, Sun Tzu: The Art of Warfare, (Batam: Lucky Publisher, 2002), 109.16
20
A.T.Mahan Then Influence of Sea Power Upon History 1660-1783, Dover Publication INC, New York
1987.Hal 12.
21
Julian S Corbett, Some Principles of Maritime Strategy, (London : Conway Maritime Press, 1972), hal 168
22
Seskoal. Paket Instruksi Dikreg Seskoal MP Sea Power. Jakarta: 2018.
8
a) Tahap Perencanaan
Pada tahun 1935 Hitler mengabaikan Perjanjian Versailles dan
menunjuk Laksamana Karl Doenitz sebagai Panglima Armada Kapal
Selam U-Boat Jerman. Laksamana Doenitz pun Menyusun beberapa
konsep, yaitu:
(1) Memformulasikan teorinya dengan menghitung berapa
banyak “tonase kapal” yang harus ditenggelamkan agar
memberi efek serius bagi perekonomian Inggris.
(2) Merencanakan satu taktik dan strategi baru untuk
mengalahkan system pertahanan kapal yang bergerak dalam
kanvoi yaitu metode “Wolf Pack”.
b) Tahap Pelaksanaan
Perang Atlantik merupakan kampanye militer yang berlangsung
dengan periode paling lama dalam sejarah PD II. Perang ini dimulai
pada tahun 1939 sampai kekalahan Jerman pada tahun 1945.
Terdapat tiga fase utama dalam Perang Atlantik yang membawa
kejayaan kepada armada U-boat, yaitu:
(1) Pertempuran 3 September 1939 s.d tahun 1940. Aksi
serangan U-boat pada periode ini meliputi bagian Pantai Barat
hingga menghampiri perairan Inggris. Sejak Juni hingga
Oktober 1940, telah lebih dari 270 kapal Sekutu tenggelam
akibat serangan dari U-boat yang mengembangkan taktik
“Wolf Pack”.
(2) Pertempuran 17 September 1939 di perairan Atlantik
Timur. HMS Courageous tenggelam setelah ditembak U-29
pada pertempuran ini. Akibat tenggelamnya kapal induk HMS
Courageous ini, mendesak pihak Angkatan Laut Inggris untuk
menarik 3 kapal induknya yang masih tersisa di selat Channel.
Sejak itu kapal induk Inggris tidak ada lagi yang berani terlihat
bebas berkeliaran di perairan Laut Atlantik selama 4 tahun.
(3) Pertempuran 14 Oktober 1939 di pangkalan Scapa
Flow. Kapal Selam Jerman U-47 berhasil menenggelamkan
HMS Royal Oak di pangkalan Inggris, Scapa Flow. Jerman
melaksanakan Operasi Penghancuran Kekuatan Armada
Lawan (PKAL) di pangkalan musuh. Sejak inilah pandangan
Hitler terhadap kekuatan armada U-boat berubah seketika.
10
c) Tahap Pengakhiran
Pertempuran dengan menggunakan kapal selam yang
dirancang oleh Doenitz menjadi semakin mahal bagi pihak Jerman
untuk terus dilanjutkan. Hingga pada tanggal 8 Mei 1945, Jerman
menyerah kepada Inggris maka Laksamana Doenitz memerintahkan
kepada seluruh armada U-boat nya untuk ditarik dan menghentikan
perlawanan serta berlayar menuju Pelabuhan Sekutu.
3) Teori Pengelabuan Sun Tzu. Teori ini juga merupakan salah satu
Operasi Pemutusan Garis Perhubungan Laut Lawan (PGPLL) yang
bertujuan untuk mengelabui pihak musuh dan masuk ke wilayah Inggris
dengan penyamaran sebagai kapal dagang bersenjata. Dalam perang
Atlantik, Jerman memiliki ”Secret Raider” atau pembajak rahasia. Kapal ini
bertugas sebagai kapal dagang, kapal pengangkut barang yang telah diberi
senjata dan torpedo. Meskipun kapal dagang, secret raider telah berhasil
mengaramkan hamper tiga kali lebih banyak tonase perkapalan dagang
Sekutu. Hal ini sesuai dengan teori pengelabuan Sun Tzu dalam pelaksaan
PGPLL.
23
A.T.Mahan Then Influence of Sea Power Upon History 1660-1783, Dover Publication INC, New York 1987.Hal 12.
24
Julian S. Corbett, England In The Seven Years War, Pickle Partner Publishing, England 2011 Chapter 2
12
1) Asas-asas
a) Tujuan. Operasi PGPLL dilaksanakan secara terukur,
mengarah pada pencapaian tujuan sesuai pentahapan dan sasaran
yang jelas serta realistis. Jerman, berharap untuk menggagalkan
penggunaan Atlantik oleh Sekutu untuk berperang dengan strategi
PGPLL. Sementara tujuan negara-negara Sekutu yang di dalamnya
termasuk Inggris yaitu untuk blokade kekuatan Poros di Eropa,
keamanan pergerakan laut Sekutu, dan kebebasan untuk
memproyeksikan kekuatan militer di seberang lautan lebih tepatnya
strategi PGPLS.
b) Pemusatan kekuatan. Pemusatan kekuatan dalam
melaksanakan tugas pokok perlu adanya pemusatan kekuatan pada
tempat dan waktu yang menentukan. Penerapan asas ini oleh pihak
Jerman adalah pengerahan kekuatan U-boat Jerman yang
dipusatkan pada jalur pelayaran dari/menuju negara Inggris sehingga
dapat memutus jalur logistic Inggris.
c) Kerja Sama. Operasi PGPLL membutuhkan adanya interaksi
dan koordinasi antarunsur-unsur yang terlibat dalam melaksanakan
kegiatan sehingga tercapai hasil upaya yang optimal. Operasi
dilaksanakan secara terpisah menurut sasaran, tempat dan waktu,
oleh berbagai macam kesatuan. Dengan demikian membutuhkan
interoperabilitas antara kesatuan dalam melaksanakan perencanaan
maupun pelaksanaan kegiatan untuk memperoleh kemenangan.
Kerjasama diterapkan oleh pihak Jerman dengan mengerahkan
pesawat udaranya untuk meng-cover kekuatan laut kapal selam U-
Boat dalam menyerang kekuatan laut Inggris dan Sekutunya.
d) Pendadakan. Tindakan pendadakan dilaksanakan dengan
memper-timbangkan faktor waktu, tempat dan cara-cara yang tidak
diharapkan oleh musuh sehingga dapat mengubah imbangan daya
tempur. Penerapan taktik Wolfpack oleh U-Boat Jerman yang
13
2) Prinsip-prinsip
a) Perencanaan Terpadu. Perencanaan Operasi PGPLL harus
terpadu agar pelaksanaan Operasi PGPLL tidak menyimpang dari
rencana operasi. Laksamana Karl Doenitz menggunakan Taktik Wolf
Pack karena dia tahu bahwa Angkatan Laut Inggris adalah Armada
Laut terkuat di dunia saat itu yang terdiri dari banyak kapal Battleship
dan Cruiser sehingga sangat sulit menghadapi kemampuan Inggris
tersebut jika berhadapan secara terbuka. Oleh karena itu Doenitz
sukses menghancurkan armada kapal dagang Sekutu dengan taktik
kapal selam modern yang dikembangkannya.
b) Fleksibel. Operasi PGPLL harus dapat menyesuaikan
dengan perubahan situasi dan kondisi serta dinamika operasi yang
dihadapi. Armada U-Boat menggunakan taktik berlayar pada malam
hari dengan muncul di permukaan guna menghindari terdeteksi oleh
peralatan Sonar (ASDIC) oleh kapal-kapal Inggris, dikarenakan
kekuatan ASDIC hanya sejauh 1500 yard dan tidak dapat mendeteksi
gema kapal yang berada di permukaan laut. Tindakan tersebut
merupakan fleksibelitas yang efektif untuk menghindari deteksi oleh
sonar kapal perang Inggris perubahan situasi dan kondisi tersebut
16
b. Hal-hal Negatif
Pertempuran antara Jerman dan Ingris di Samudera Atlantik memiliki rekam,
berupa hal-hal negatif, yaitu sebagai berikut :
1) Jerman
a) Enigma, mesin sandi yang ada di kapal selam U-boat jatuh
ketangan Inggris, sehingga jalur lalu lintas komunikasi radio Jerman
menjadi sangat terbuka bagi Inggris yang menyebabkan posisi dai=ri
U-boat diketahui oleh Inggris.
b) Pada awal pertempuran banyak torpedo U-boat yang tidak
berfungsi dengan baik diakibatkan tidak adanya pengkajian terlebih
dahulu, sehingga banyak momen penyerangan yang berakhir sia-sia.
c) Jumlah alutsista Jerman yang mengcover Atlantik bagian
selatan yang luas mengalami kendala sehingga kurang efektifitas dan
kurang cepat dalam coverage area.
d) Tidak adanya pangkalan dalam melaksanakan perbaikan kapal
Jerman yang rusak diakibatkan jauhnya pangkalan utama Jerman.
18
2) Inggris
a) Tidak sampainya perintah dari Laksamana Holland kepada
Laksamana Walker sehingga terjadi kesalahan dalam memperkirakan
kemampuan musuh sehingga Inggris mengalami kekacauan.
b) Terbatasnya jumlah bahan bakar armada Inggris sehingga
upaya pencarian dan penghancuran Bismarck banyak menemui
kendala tetapi akhirnya Bismarck dapat dihancurkan.
4. Manfaat yang dapat Diambil bagi TNI AL. Beberapa manfaat yang dapat
diambil bagi TNI AL dalam pertempuran laut antara Inggris dengan Jerman di Laut
Atlantik Utara Tahun 1941 diantaranya adalah :
a. Aspek Edukatif
1) Perkembangan teknologi persenjataan yang sangat cepat selama
Perang Atlantik dari pihak Jerman maupun Inggris memberikan pelajaran
bahwasanya teknologi sangat dibutuhkan dalam suatu peperangan.
2) Salah satu cara untuk dapat melemahkan kemampuan lawan di
medan pertempuran adalah dengan penghancuran/pemutusan garis
perhubungan laut lawan dan menghancurkan pengiriman logistik lawan
sehingga lawan sulit mengembangkan strategi dan taktik karena kekurangan
logistik dan perbantuan.
3) Operasi Laut memerlukan dukungan alutsista dan peralatan modern
dengan teknologi canggih untuk mencipatakan keunggulan atas musuh
serta membantu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam operasi.
4) Pentingnya pengamanan dan penggunaan teknologi komunikasi
radio yang memiliki kemampuan enkripsi tinggi sehingga sulit untuk di sadap
oleh pihak lawan.
c. Aspek Instruktif
1) Kekalahan armada U-boat milik Jerman oleh kecanggihan teknologi
dan persenjataan kapal perang Inggris memberi pelajaran bahwasannya
strategi perang yang tidak berkembang akan mudah untuk dikalahkan.
Sehingga perlu adanya pengembangan taktik anti kapal selam dalam
pertempuran laut dan di laksanakan Latihan pada personel kapal selam.
2) Bocornya sandi enigma Jerman karena kecerobohan ABK kapal
selam menyebabkan kekalahan pihak Jerman di kemudian hari. Belajar dari
hal tersebut, TNI AL harus melaksanakan Tindakan pengamanan baik
personel, material, dan dokumen sesuai prosedur pengamanan yang telah
ditetapkan mulai dari preventif sampai pada Tindakan penghancuran
dokumen.
3) Untuk melakukan suatu pertempuran yang besar dan menetukan
diperlukan SDM yang menguasai kemampuan teknologi dan taktik untuk itu
hendaknya seluruh Prajurit TNI AL mau mengisi diri dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan profesionalisme ilmu
kemiliteran.
4) Efek dan peranan kapal selam dalam operasi PGPLL oleh pihak
Jerman sangat besar, maka perlu bagi TNI AL untuk meningkatkan
20
5. Penutup.
a. Kesimpulan.
1) Jerman mengoptimalkan kemampuan kapal selam U-boat nya karena
menyadari kekuatan lautnya lebih lemah jika dibandingkan dengan kekuatan
laut yang dimiliki oleh Sekutu. Operasi PGPLL yang dilaksanakan oleh
Jerman dengan mengandalkan kekuatan U-boat yang di awal peperangan
berhasil memberikan tekanan terhadap kekuatan laut negara Inggris,
meskipun pada akhir peperangan Jerman berhasil dikalahkan oleh Sekutu.
2) Jerman mengalami kekalahan pada PD II disebabkan oleh kurangnya
upaya pengembangan teknologi persenjataan dan taktik kapal selam dari U-
boat yang dimiliki Jerman. Inggris berhasil mengevaluasi taktik pertempuran
Jerman dan mengembangkan teknologi persenjataan kapal perang yang
lebih modern disbanding Jerman sehingga dapat memenangkan
pertempuran.
3) Strategi Wolfpack yang di lakukan oleh Laksamana Donitz,
komandan U-boat Jerman pertempuran Atlantik benar-benar meningkatkan
keberhasilan operasi dengan pesat sehingga mampu memperluas
operasinya lebih jauh. Keunggulan manuver dengan taktik wolfpack dapat
mengatasi Asdic (sonar) pendeteksi U-boat pada saat di dasar laut dan
dengan taktik manuver tersebut U-Boat dapat melawan ancaman
permukaan.
4) Penerapan asas dan prinsip dalam operasi PGPLL sangat diperlukan
dalam pelaksanaanya agar mendapatkan keunggulan dan kemenangan
pertempuran seperti yang diharapkan.
b. Saran
1) Perlunya TNI AL untuk meningkatkan alutsista khususnya kapal
selam sebagai senjata strategis pertahanan di laut. Disamping itu juga perlu
adanya peningkatan kemampuan AKS baik pada KRI maupun pesawat
udara yang digunakan dalam operasi PGPLL/PGPLS.
2) Perlunya TNI AL untuk meningkatkan kemampuan SSAT sesuai
perkembangan jaman saat ini dalam menghadapi segala bentuk ancaman
yang dating agar dapat menguasai laut didukung oleh kekuatan armada
21