Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PERANG DUNIA TERHADAP POLITIK

GLOBAL
( BAB 6 )

Makalah Sejarah Peminatan yang Disusun sebagai Remedial PSAS

DISUSUN OLEH :

Aira Zahra Syakira ( 02 )


Devinta Marsha Audya ( 10 )
Giana Nurrahma Setyarini ( 14 )
Rania Aliya Fahira ( 28 )
Siti Salma ( 33 )
Syaharani Aulia Nurnajma ( 34 )

PROGRAM STUDI SEJARAH PEMINATAN

SMA PLUS PGRI CIBINONG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Perang Dunia 1

Pada awal abad ke-20, Perang Dunia I (WWI) atau The Great War

dipicu oleh niat Inggris, khususnya Raja Edward VII, untuk

menggulingkan sistem monarki di Eropa. Mereka memanfaatkan metode

imperialisme divide et impera dengan memanipulasi nasionalis-chauvinis

dan memanipulasi keadaan politik di Balkan. Tujuan Inggris adalah

memblokir perkembangan ekonomi Eropa, yang kemudian terwujud

melalui strategi boikot perekonomian. Ini membentuk aliansi dengan

Perancis dan melibatkan Rusia dalam Triple Entente pada tahun 1907.

Keseluruhan peristiwa ini berkontribusi pada terjadinya Perang Dunia I.

 Perang Dunia 2

Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat dibuat

menjadi PDII atau PD2), adalah suatu perang global yang berlaku mulai

tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di

dunia —termasuk semua kekuatan agung—yang pada belakangnya

membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan

Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang

melibatkan lebih dari 100 juta orang di beragam pasukan militer Dalam

kondisi "perang total", negara-negara agung memaksimalkan seluruh


kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk kebutuhan perang,

sehingga menghapus perbedaan selang sumber kekuatan sipil dan militer.

Ditandai oleh sebanyak peristiwa penting yang melibatkan kematian

massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir

dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta

sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II

konflik paling mematikan sepanjang sejarah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Dunia I

2.1.1 Latar Belakang Terjadinya

1. Terbentuknya Dual Alliance (Aliansi Ganda): Jerman, Austria (1879)

Sebuah upaya Otto von Bismarck, kanselir Jerman (1871-1890),

membangun jaring diplomatik internasional sebagai desain permainan politiknya

untuk mengamankan Jerman. Aliansi ini untuk menghambat ekspansi Rusia.

Aliansi ini berdasarkan dukungan Jerman terhadap Austria yang berseteru dengan

Rusia yang tengah mengupayakan ekspansi di Balkan.

2. Terbentuknya Triple Alliance (Aliansi Tiga) (1882)

Jaring diplomatik Otto von Bismarck, yang elemen kuncinya terletak di

Triple Alliance yang menghubungkan Jerman, Austro-Hongaria, dan Italia. Tujuan

utama aliansi ini adalah untuk terus mengisolasi Perancis, yang dikalahkan

Konfederasi Jerman Utara (Kerajaan Prusia) pada tahun 1870 dalam seri Perang

Franco-Prussia. Kesediaan Italia bergabung karena ambisinya atas Mediterania

dan Afrika yang dikonfrontasi Perancis.

3. Perjanjian Reasuransi (Reinsurance Treaty) (1887)

Antara Jerman dan Rusia, di mana keduanya berjanji akan bersikap netral

jika salah satu terlibat perang dengan salah satu great power Eropa: Inggris,

Perancis.
4. Wilhelm II naik takhta Kekaisaran Jerman (1888)

Kehadirannya di atas singgasana pada tahun 1888 telah mengubah situasi

politik internasional secara dramatis. Setelah ia memecat Otto von Bismarck di

tahun 1890, Jerman meluncurkan kebijakan internasional yang baru. Hal ini

terjadi bukan karena sang kaisar tergolong manusia haus darah yang selalu

menginginkan perang, namun lebih pada sikap inferioritasnya terhadap kekuasaan

Inggris di kawasan kontinental sebagai penyangga balance of power di Eropa.

Kaisar Wilhelm Il ingin meneruskan kebijakan pendahulunya untuk menjadikan

Jerman sebagai raksasa ekonomi, militer dan maritim di kawasan kontinental

Eropa, sehingga ia harus berani membuat kebijakan 'Weltpolitik', yakni suatu

kebijakan yang lebih ambisius dan lebih agresif dibandingkan kebijakan buatan

Kanselir Bismarck, yang pada akhirnya memicu reaksi defensif lebih cepat dari

negara lain yang sebelumnya merasa terancam oleh kehadiran Jerman sebagai

kekuatan baru (new power) di Eropa kontinental, yakni Inggris. Apalagi setelah

muncul kebijakan baru Jerman, Inggris merancang skema lebih cepat untuk

meruntuhkan Jerman, melalui Perang Dunia I.

5. Jerman menolak memperbarui Perjanjian Reasuransi (1890)

Kaisar Wilhelm II menolak memperbarui Perjanjian Reasuransi setelah

memecat Bismarck. Ini dipandang sebagai blunder dalam diplomasi. Kesalahan

fatal ini pun membuat Jerman gagal mengisolasi Perancis yang beraliansi dengan

Rusia setelahnya. Satu-satunya harapan aliansi Jerman adalah Austro-Hongaria.


6. Aliansi Perancis-Rusia (1893)

Kebijakan agresif Kaisar Wilhelm II memicu penandatanganan perjanjian

militer yang dibangun sebagai kerjasama militer saling menguntungkan melawan

Jerman, antara dua kekuatan berbeda yang disangka Jerman, namun sudah

diprediksi Otto von Bismarck, yakni antara Kekaisaran Rusia dan Republik

Perancis. Hal ini karena kebodohan Kaisar Wilhelm Il yang enggan memperbarui

Perjanjian Reasuransi dengan Rusia, padahal Rusia sudah menawarkan

perpanjangan kontrak perjanjian dengan kaisar baru itu, yang dimungkinkan akan

mengamankan Jerman di Front Timur. Perancis merespons cepat. Aliansi ini

praktis mengakhiri sistem diplomatik yang didesain Bismarck. Perancis pun telah

keluar dari zona isolasi yang dirancang Jerman melalui Triple Alliance.

7. Splendid Isolation (1891)

Suatu kebijakan yang diterapkan Inggris sejak hasil Kongres Wina yang

membangun era Pax Britannica sebagai satu-satunya penguasa jalur maritim dan

berlangsung antara 1860-1904. Istilah ini populer tahun 1891. Inggris adalah

kekuatan nonaliansi Eropa satu-satunya yang mampu menikmati keamanan

sebagai negara pemilik armada laut terbesar di dunia yang terlindungi oleh

hegemoninya atas laut karena posisinya sebagai negara maritim.

8. Anglo-Japanese Alliance (aliansi Inggris-Jepang) (1902)

Inggris dan Jepang menandatangani perjanjian bahwa Jepang akan

bersikap netral untuk mengonter adanya kemungkinan ancaman Rusia terhadap


India (wilayah protektorat Inggris). Peristiwa ini menandai berakhirnya masa

splendid isolation.

9. Entente Cordiale, Anglo-French Alliance (aliansi Inggris- Perancis) (1904)

Berkat hegemoni ekonomi, laut dan kolonial, sejak lama Inggris tidak

membutuhkan aliansi dengan negara- negara great power di kawasan Eropa

kontinental, yakni antara tahun 1860-1904. Istilah yang sangat umum kala itu

adalah kebijakan splendid isolation yang diperkenalkan Viscount Goschen,

seorang First Lord of Admiralty ( 1871 - 1874 , 1895-1900). Inggris sudah

mandiri secara ekonomi dan militer lantaran hegemoninya telah menggenggam

seperempat dunia. Namun, kebijakan internasional Jerman, Weltpolitik,

merupakan tantangan besar yang memaksa Inggris mencari dukungan

internasional untuk mengukuhkan hegemoninya melalui perjanjian. Selanjutnya,

setelah menyelesaikan perselisihan terkait koloni dalam Insiden Fashoda yang

memperebutkan Mesir dan Sudan (kawasan Sungai Nil), keduanya setuju

menandatangani Entente Cordiale, yang mengawali periode aliansi Inggris-

Perancis melawan agresi Jerman di waktu mendatang (melalui propaganda

Entente). Perancis menerima hak penguasaan Inggris atas Sudan, sementara

Inggris mengakui kontrol Perancis atas Maroko. Inisiasi Entente Cordiale lantaran

Inggris sudah mulai terancam hegemoninya di laut karena Jerman sudah mulai

membangun armada laut. Konflik ini dikenal dengan Anglo-German Naval Arms

Race (Perlombaan Armada Laut Inggris-Jerman)

10. Krisis Maroko Pertama (The First Moroccan Crisis) (1905 -1906)
Saat mengunjungi Tangier, Maroko, Kaisar Wilhelm II, menyatakan

menentang kolonisasi Perancis di Maroko. Jerman mendesak kemerdekaan

Maroko dari Perancis. Sementara itu, Inggris dan Italia mendukung dominasi

Perancis di Maroko dan Tunisia. Tantangan Jerman ini memicu diadakannya

Konferensi Algeciras (1906) yang didukung Inggris. Dalam konferensi ini, Jerman

terisolasi, sedangkan Perancis mendapat dukungan penuh dari Inggris. Entente

Cordiale pun ada gunanya. Dari upaya Jerman mengintervensi kemerdekaan

Maroko yang notabene koloni Perancis, maka Inggris, Perancis, Rusia, bahkan

Amerika Serikat memandang Jerman sebagai ancaman yang berpotensi

menaklukkan Eropa. Jika tidak segera diatasi dengan taktik diplomatik berupa

encirclement (pengepungan untuk mengisolasi), Jerman mampu menjadi penguasa

dunia (new world's power)

11. Entente Inggris-Rusia (Anglo-Russian Convention) (1907)

Di bawah tekanan Perancis sebagai mediator (terutama memaksa Rusia),

yang merupakan sekutu Inggris dan Rusia, serta aktivitas ekspansif Jerman yang

terus tumbuh, Inggris dan Rusia akhirnya sepakat menyudahi konflik teritorial

mereka di kawasan Balkan dan Asia Tengah. Perjanjian ini nantinya yang

mengikat sempurna tiga kekuatan Eropa untuk menjalin satu kekuatan sebagai

Triple Entente melawan Jerman dan Triple Alliance-nya. Blok negara besar

hegemon Eropa ini nantinya lebih dikenal sebagai Blok Sekutu (Allied Force).

Perjanjian ini ditandatangani di Paris.

12. Bosnia-Herzegovina dianeksasi secara resmi oleh Austro-Hongaria (1908)


Dengan memanfaatkan situasi yang sulit di dalam negeri Kekaisaran Turki

Ottoman serta banyaknya wilayah protektorat-nya yang melepaskan diri satu per

satu dan memerdekakan diri sebagai negara otonom, Austro- Hongaria

menganeksasi Bosnia-Herzegovina. Karena Jerman mendukung sekutunya, maka

Rusia terpaksa menyerah terhadap agresi Austro-Hongaria serta tidak mau

mengambil risiko dengan mundur dari tantangan yang dilayangkan Austro-

Hongaria. Pada waktu itu, baik Perancis maupun Inggris tak ada yang berniat

mendukung Rusia lantaran memungkinkan gerakan mereka akan memicu konflik

di kawasan Balkan, terlebih jika Kekaisaran Turki-Ottoman terprovokasi.

13. Insiden Agadir di Maroko (1911)

Ini adalah krisis internasional kedua yang terjadi di Maroko. Dengan

mengirim kapal perang ke pelabuhan Agadir di Maroko, Berlin telah memicu

krisis diplomatik. Meskipun pada akhirnya ada perjanjian diplomatik yang

mengakhiri krisis tersebut, namun Insiden Agadir ini telah menyulut konfrontasi

antara Perancis-Jerman.

14. Perang Balkan I & II (1912 -1913)

Dua Perang Balkan berturut-turut yang melibatkan Turki Ottoman, Serbia,

Yunani, Montenegro, dan Bulgaria berakhir dengan Perjanjian Bucharest tahun

1913. Perang itu menyebabkan pergeseran situasi di kawasan Balkan. Wilayah

Turki-Ottoman di Balkan pun semakin menyempit hingga disisihkan menjadi

daerah kecil di sekitar Istanbul. Serbia (sekutu Rusia dan pembela hak bangsa

Slavia di wilayah Kekaisaran Austro-Hongaria) dilebur sebagai negara utama

bangsa Slavia di kawasan itu. Austro-Hongaria pun dikecewakan dengan hasil


Perjanjian Bucharest yang menguatkan kedudukan Serbia di Balkan. Austro-

Hongaria pun berkesimpulan bahwa pilihannya hanyalah perang yang mampu

mencegah Serbia sebagai garda pemangku hak-hak rakyat Slavia untuk

memberontak melawan hegemoni Kekaisaran Habsburg dari Austro-Hongaria,

yang mendapat dukungan penuh dari bangsa Slavia raksasa, Kekaisaran Rusia.

Sebabnya, Rusia akan mengintervensi tindakan Austro-Hongaria bila menyerang

Serbia. Kekaisaran Austro-Hongaria pun menunggu momen yang tepat agar bisa

memicu perang antara Austro- Hongaria dan Kerajaan Serbia.

15. Pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand di Sarajevo (1914)

Pada tanggal 28 Juni 1914, Adipati Agung (Archduke) Franz Ferdinand,

pewaris takhta Kekaisaran Austro- Hongaria, dibunuh seorang nasionalis Bosnia-

Serbia dari organisasi teroris-nasionalis Serbia 'The Black Hand, bernama Gavrilo

Princip. Aksi yang dilakukan pemuda berusia 19 tahun ini berakibat fatal hingga

memicu perang global. Desain buatan Raja Edward VII pun berjalan Jalinan

aliansi negara-negara superpower Eropa telah menjalankan fungsi komitmennya

sebagai konsekuensi diplomatik yang membawa insiden lokal ini menuju konflik

global di Eropa dan dunia.

2.1.2 Sebab-sebab Terjadinya Perang Dunia 1

1. Sebab Umum

a. Persaingan Ekonomi, Politik, dan Militer

Konflik politik, ekonomi telah memuncak dan diyakini sebagai penyebab

perang pertama yaitu krisis Juli. Apa yang ditemukan di kota Bremen dan
Hamburg didistribusikan. Pecahnya Perang Dunia I disebabkan oleh konflik

antara negara- negara Eropa seperti Jerman dan Prancis, Jerman dan Inggris, serta

Jerman dan Rusia, Perselisihan antara Jerman dan Prancis yang ingin menempuh

kebijakan Kevansch adalah pertikaian antara Jerman dan Prancis yang ingin

membalaskan dendam Jerman atas kekalahannya dalam perang tahun 1870-1871

di bidang industri dan daerah jajahan.

Angkatan Laut Jerman berhasil. Penyebab konflik antara Jerman dan

Rusia terjadi karena Jerman dipandang sebagai penghambat kebijakan air panas

Rusia, upaya negara Rusia untuk menemukan pelabuhan yang tidak membeku di

musim dingin dan terjun ke Laut Mediterania. Oposisi Rusia terhadap Kekaisaran

Austro-Hungaria, kedua negara berusaha untuk mempengaruhi Semenanjung

Balkan. Rusia telah mendukung gerakan Serbia Raya dalam menerapkan

kebijakan udara hangat. Tindakan Rusia ini menimbulkan ketegangan di kawasan

dan sekaligus menyebabkan pecahnya Perang Dunia 1. Dalam konflik antara

Austria dan Italia, Italia menganggap bagian wilayah yaitu Tyrol Selatan,

Dalmatia, dan Istyen sebagai "Irredentist Irredentism" yang didominasi Austria

yaitu wilayah yang dikuasai musuh, milik Italia.

b. Muncul Persekutuan (Aliansi) Negara-negara Eropa

Pada awal abad ke 20, persaingan yang terjadi antara negara-negara di

Eropa menimbulkan kekhawatiran akan adanya serangan dari negara yang

menjadi saingannya. Persaingan-persaingan yang bersumber dari kepentingan

politik antarnegara telah membagi Eropa menjadi dua kekuatan besar yang saling
berlawanan dan memicu terbentuknya persekutuan (aliansi) antarnegara. Inggris,

Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, sedangkan Jerman beserta Kekaisaran

Austria-Hungaria yang diperintah oleh Dinasti Hapsburg asal Jerman

berada di pihak lainnya. Kanselir Jerman, Otto von Bismarck kemudian

mengadakan perundingan dengan Kerajaan Austria-Hongaria dan Rusia.

Perundingan tersebut bertujuan untuk membentuk persekutuan yang bernama Liga

Tiga Kaisar. Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1873. Persekutuan yang

diusulkan oleh Kanselir Jerman ini tidak membuahkan hasil. Rusia tidak

menyetujui usulan untuk membentuk persekutuan tersebut. Jerman bersama

Kerajaan Austria-Hongaria kemudian membentuk sebuah persekutuan yang

bernama Aliansi Dual pada tahun 1879.

c. Terjadinya Perlombaan Sejata dan Perebutan Wilayah Antara Front-Front

Terjadinya perlombaan senjata antara aliansi yang bersaing tersebut timbul

karena adanya rasa saling curiga akan adanya serangan dari negara-negara yang

bersaing. Salah satu bentuk persaingan tersebut adalah adanya perlombaan senjata

antara Inggris dan Jerman. Perlombaan senjata yang dilakukan oleh Inggris dan

Jerman ini kemudian meluas ke seluruh wilayah Eropa. Persaingan tersebut

kemudian meluas dalam bentuk perluasan wilayah jajahan negara lain. Usaha

perebutan wilayah tersebut antara lain pada tahun 1908-1909 Austria-Hongaria

berhasil menguasai wilayah Bosnia Herzegovina. Wilayah ini sebelumnya

merupakan bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman (Turki Usmani).

Penguasaan wilayah Bosnia Herzegovina oleh Austria-Hongaria ini membuat


Dinasti Romano V yang memerintah Rusia dan Kerajaan Serbia sangat marah dan

ingin membalas dendam kepada Austria-Hongaria.

d. Pengaruh Darwinisme

Darwinisme adalah sebuah ideologi yang diilhami oleh filsuf Jerman

Georg Wilhelm Friedrich Hegel yang lahir pada 27 Agustus 1770 di Stuttgart,

Württemberg. Pengaruhnya adalah F.H. Itu luas bagi para pemikir dari berbagai

posisi, termasuk Bradley, Sartre, Hans Kung, Bruno Bauer, Max Steiner, Karl

Marx dan para pengikutnya. Gagasan Georg Wilhelm Friedrich Hegel juga banyak

ditentang oleh para pemikir lain seperti Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche,

Heidegger, dan Schelling. George Wilhelm Friedrich Hegel dapat dikatakan

bahwa ia adalah pemikir pertama yang memperkenalkan ke dalam filsafat gagasan

bahwa sejarah dan lingkungan penting untuk melepaskan diri dari masalah abadi

filsafat. la juga menekankan pentingnya orang lain dalam pencapaian kesadaran

diri atau sering disebut sebagai filsafat dialektika Tuan hamba.

2. Sebab Khusus

Pembunuhan Putra Mahkota Austria-Hongaria Frans Ferdinand dan

istrinya pada 28 Juni 1914 di Sarajevo, Ibu kota Bosnia, dianggap sebagai

penyebab khusus pecahnya Perang Dunia I. Setelah diselidiki, pembunuhnya

diidentifikasi sebagai Gavrilo Princip yang merupakan anggota tentara Tangan

Hitam rahasia Serbia yang berusaha membebaskan Balkan dari cengkeraman

Kekaisaran Austria-Hungaria. Franz Ferdinand (18 Desember 1863-28 Juni 1914)

adalah pewaris takhta Kekaisaran Austria dan Pangeran Hongaria dan Bohemia

dari tahun 1889 hingga hari pembunuhannya di Sarajevo diumumkan. Kekaisaran


Austria-Hungaria adalah tindakan nasionalis Serbia melawan Kekaisaran Austria-

Hungaria.

Salah satu isi ultimatum tersebut adalah menurut Serbia, orang yang

bertanggungjawab atas pembunuhan itu dipindahkan dalam waktu 2 x 24 jam, dan

Austria-Hungaria juga meminta Serbia untuk menghentikan propaganda anti-

Austria di Serbia. Serbia menolak ultimatum Austria-Hungaria dengan alasan

bahwa hal itu dilindungi oleh Rusia. Akibatnya sebulan kemudian pada 28 Juli

1914, Austria menyatakan perang terhadap Serbia. Padahal, ultimatum itu berisi

sepuluh syarat yang harus dipenuhi Serbia. Namun di pihak Serbia, hanya delapan

persyaratan Kekaisaran Austria-Hungaria yang dapat dipenuhi. Pada tahun dua

kekuatan besar Eropa, Front Tengah dan Front Sekutu, memasuki Perang Dunia 1.

Front tengah adalah sekutu trilateral: Jerman, Austria-Hungaria dan Italia. Front

Sekutu terdiri dari 23 negara di seluruh dunia.

2.1.3 Jalannya Perang Dunia 1

Perang Dunia I berlangsung selama empat tahun dengan berbagai

pertempuran dan kampanye militer di berbagai wilayah. Perang ini terbagi

menjadi dua front utama: Front Barat yang melibatkan pertempuran antara Jerman

dengan Prancis, Inggris, dan sekutu-sekutunya di sepanjang perbatasan Prancis

dan Belgia; dan Front Timur yang melibatkan pertempuran antara Jerman,

Austria-Hongaria, dan Turki Utsmani dengan Rusia dan sekutu-sekutunya di

sepanjang perbatasan Rusia dan Balkan. Selain itu, perang ini juga meluas ke

wilayah lain seperti Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Samudra Pasifik.
Salah satu ciri khas Perang Dunia I adalah penggunaan parit sebagai

benteng pertahanan oleh kedua belah pihak. Parit adalah lubang atau saluran yang

digali di tanah untuk melindungi pasukan dari tembakan musuh. Parit membuat

pergerakan pasukan menjadi terbatas dan sulit untuk menembus garis pertahanan

musuh. Akibatnya, perang menjadi buntu dan berlarut-larut dengan banyak korban

jiwa tanpa hasil yang signifikan. Selain parit, perang ini juga ditandai oleh

penggunaan senjata-senjata baru seperti senapan mesin, gas beracun, tank,

pesawat terbang, kapal selam, dan meriam besar.

Perang Dunia I berakhir dengan ditandatanganinya Gencatan Senjata

Compiègne antara Blok Sentral dengan Entente Tiga pada tanggal 11 November

1918. Gencatan senjata ini menghentikan pertempuran di Front Barat dan

mengakui kekalahan Blok Sentral. Perjanjian damai resmi kemudian

ditandatangani pada tahun 1919 di Paris dengan nama Perjanjian Versailles untuk

Jerman, Perjanjian Saint-Germain-en-Laye untuk Austria, Perjanjian

Trianon untuk Hongaria, Perjanjian Neuilly-sur-Seine untuk Bulgaria,

dan Perjanjian Sèvres untuk Turki Utsmani. Perjanjian-perjanjian ini memberikan

syarat-syarat yang sangat berat bagi Bloki Sentral, seperti pengurangan wilayah,

pembayaran ganti rugi, pengurangan angkatan bersenjata, dan pengakuan

kesalahan. Perjanjian-perjanjian ini juga mengubah peta politik dunia dengan

membubarkan beberapa kerajaan dan imperium, serta menciptakan beberapa

negara baru.

2.2 Sejarah Dunia II

2.2.1 Latar Belakang


Perang dunia II dikenal dengan the biggest ever atau disebut total war atau

juga perang semesta, karena perang dunia II adalah perang yang paling

mematikan disepanjang sejarah manusia.

Ada indikasi bahwa terjadinya perang dunia II dikarenakan sikap balas

dendam diantara negara-negara yang kalah dalam perang dunia I, negara-negara

yang kalah dalam perang dunia I merasa terhina dan dipermalukan. Oleh sebab

itu, perang dunia ke II adalah peristiwa kelanjutan dari perang dunia I. Penyebab

terjadinya perang dunia ke II pun cukup beragam, misalnya sikap Jerman yang

tidak suka terhadap Prancis atas perjanjian Versailles, Jerman merasa tersudutkan

oleh perjanjian tersebut. Selain itu adanya persaingan dibidang industri seperti

antara Jerman dan Inggris, sehingga persaingan-persaingan itu menunjukan aliansi

militer. Bergulirnya perang ini karna Jepang gi tahun 1937 yang ingin

mendominasi Asia Timur, dimana Jepang mulai menyerang Tiongkok.

2.2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Perang Dunia II

1. Sebab Umum

a. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)

Dalam menjaga perdamaian dunia maka dibentuklah organisasi

LigaBangsa-Bangsa, namun dalam prakteknya LBB bukan dipergunakan

untukmencapai tujuan bersama, justru dipergunakan sebagai alat politik

untukmencari keuntungan. Italia misalnya, di tahun 1935 melakukan

invasiterhadap anggota LBB yakni Ethiopia. Saat terjadi serangan

terhadapEthiopia, negara-negara yang terbentuk dalam LBB tidak melakukan apa-

apa, padahal dalam organiasi LBB sudah dibuat aturan bahwa sesamaanggota
LBB tidak boleh saling menginvasi satu sama lain, dan ketika adasalah satu

anggota dari LBB yang melakukan pelanggaran seharusnyadiberikan sangsi yang

tegas terhadap negara terebut

b. Negara Maju Membuat Senjata Dan Memperkuat Militer

Adanya perlombaan senjata, perlombaan senjata ini muncul karena terjadinya

sikap saling curiga mencurigai di masing-masing negara yang terlibat dalam

perang dunia ke II, hal ini telah mendorong negara-negara untuk memperkuat

pasukan militer dan persenjataanya masing-masing, untuk berjaga-jaga dalam

rangka mempertahankan negaranya.

c. Munculnya Politik Aliansi

Kegagalan LBB dalam menciptakan perdamaian menimbulkan politikaliansi

di negara-negara dunia, yakni mencari kawan persekutuan atasdasar kepentingan.

Hal ini dilakukan tidak lain adalah karena rasakekhawatiran akan terjadinya

perang besar kembali. Oleh sebab itu, maka banyak negara-negara kemudian

mencari kawan untuk berlindung. Darisinilah kemudian terbentuk blok-blok besar,

yakni:

 Blok Fasis terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.

 Blok Sekutu terdiri atas:

a) Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.

b) Blok komunis yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria,Yugoslavia,

Rumania, dan Cekoslovakia.

2. Sebab Khusus
a. Penyebab Khusus Di Eropa Barat Dan Timur

Pertama, serangan pada Polandia yang terjadi di awal peperangan karena

adanya tuntutan dari Jerman yaitu masuk ke dalam Pakta-Anti Komintern sebagai

negara satelit. Polandia menolak karena khawatir akan kehilangan

kemerdekaannya. Polandia menakut-nakuti Hitler dari jerman yang pengumuman

invasi terhadap Polandia adalah perang dan tetap meyakinkan Uni Soviet untuk

bersama. Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939 dan

menolak adanya tuntutan untuk munder. Kedua negara yaitu Britania dan Perancis

juga ikut menyerang Jerman dengan pernyataan perang pada tanggal 3 September

1939. Kedua adalah serangan pada Uni Soviet yang dilakukan oleh Jerman di

bulan Juni 1941. Uni Soviet diserang oleh Hitler karena dirasa tidak ada persiapan

perang sehingga diharapkan bisa diserang dengan serangan kilat.

b. Penyebab Khusus Di Asia Pasifik

Terjadinya perang di Asia Pasifik ini dikarenakan adanya serangan yang

dilakukan Jepang terhadap pangkalan Armada milik Angkatan Laut Amerika.

Selain itu, serangan Jepang juga ditujukan pada Persemakmuran Filipina yang

sedang dikuasai oleh Amerika Serikat. Karena serangan tersebut maka Amerika

Serikat dan Britania mengumumkan adanya perang yang akan dilakukan kepada

Jepang. Dan AS terbawa pada perang Eropa sehingga Jerman dan Italia

menyatakan perang pada AS. Hitler mengumumkan adanya en Tripartite Pact

yang mana Jerman harus mengikuti seluruh pernyataan dari perang Jepang

meskipun kapal selam sudah melakukan perang sebelumnya. Dengan begitu maka

AS hanya membalas secara resmi dengan cara masuk ke dalam perang Eropa.
2.2.3 Jalannya Perang Dunia II

Perang Dunia II berlangsung selama enam tahun dengan berbagai

pertempuran dan kampanye militer di berbagai wilayah. Perang ini terbagi

menjadi dua teater utama: Teater Eropa yang melibatkan pertempuran antara

Jerman Nazi dengan Inggris, Prancis, Uni Soviet (Rusia), Amerika Serikat, dan

sekutu-sekutunya; dan Teater Asia-Pasifik yang melibatkan pertempuran antara

Jepang dengan Cina, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan sekutu-sekutunya.

Selain itu, perang ini juga meluas ke wilayah lain seperti Afrika Utara, Timur

Tengah, dan Amerika Latin.

Salah satu ciri khas Perang Dunia II adalah penggunaan ideologi sebagai

motivasi dan justifikasi bagi kedua belah pihak. Ideologi adalah sistem pemikiran

atau keyakinan yang mengatur cara pandang seseorang atau kelompok terhadap

dunia. Ideologi yang bertentangan antara kedua belah pihak adalah fasisme versus

demokrasi. Fasisme adalah ideologi yang menekankan pada kekuasaan absolut

negara atau pemimpin atas individu atau kelompok, serta mengagungkan

nasionalisme, rasisme, militerisme, dan imperialisme. Demokrasi adalah ideologi

yang menekankan pada hak-hak individu atau kelompok untuk berpartisipasi

dalam proses politik dan sosial negara secara bebas dan setara. Ideologi ini juga

mempengaruhi cara perang kedua belah pihak, seperti penggunaan propaganda,

spionase, sabotase, gerilya, terorisme, dan genosida.

Perang Dunia II berakhir dengan menyerahnya Jerman Nazi dan Jepang

kepada sekutu. Jerman Nazi menyerah secara tak bersyarat pada tanggal 7 Mei

1945, setelah Hitler bunuh diri di bunker Berlin pada tanggal 30 April 1945.
Jepang menyerah secara tak bersyarat pada tanggal 15 Agustus 1945, setelah

Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal

6 dan 9 Agustus 1945. Penyerahan ini mengakhiri perang di Teater Eropa dan

Teater Asia-Pasifik. Perjanjian damai resmi kemudian ditandatangani pada tahun

1946-1947 di Paris, San Francisco, dan Tokyo dengan nama Perjanjian Damai

Paris, Perjanjian Damai San Francisco, dan Perjanjian Damai Tokyo. Perjanjian-

perjanjian ini memberikan syarat-syarat yang berbeda-beda bagi Jerman Nazi dan

Jepang, seperti pembagian wilayah, pengadilan kejahatan perang, pembentukan

organisasi internasional, dan bantuan pemulihan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Perang Dunia 1

3.1.1 Kesimpulan

Perang Dunia I, yang berlangsung dari tahun 1914 hingga 1918, adalah
konflik besar pertama abad ke-20 yang melibatkan kekuatan global. Kesimpulan
dari perang ini mencerminkan dampak luasnya terhadap politik, ekonomi, dan
masyarakat dunia. Perang ini menghasilkan tingkat kehancuran dan pengorbanan
manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jutaan tentara dan warga sipil
kehilangan nyawa, dan banyak yang mengalami luka fisik dan mental yang parah.
Kesenjangan ini menciptakan trauma mendalam dan merubah pandangan terhadap
konflik berskala besar.

Perubahan politik signifikan juga muncul setelah Perang Dunia I. Empat


kekaisaran besar runtuh, membuka jalan bagi pembentukan negara-negara baru
dan perubahan batas wilayah. Perjanjian Versailles, yang menciptakan landasan
perdamaian, juga menjadi titik fokus kontroversial, dengan konsekuensi jangka
panjang yang memainkan peran penting dalam munculnya Perang Dunia II.

Dalam aspek ekonomi, perang menciptakan kerusakan materi dan ekonomi


yang luas. Negara-negara Eropa terpuruk dalam utang dan krisis ekonomi, dan
kondisi ini memberikan kontribusi pada Depresi Besar pada 1930-an. Perang
Dunia I membawa transformasi teknologi dalam pertahanan, dengan kemajuan
dalam senjata api, pesawat terbang, dan tank, yang membentuk landasan bagi
pengembangan militer selanjutnya.

Munculnya Liga Bangsa-Bangsa sebagai upaya untuk mencegah konflik


masa depan menggambarkan aspirasi untuk perdamaian global. Namun,
kelemahan dan ketidakmampuan Liga Bangsa-Bangsa untuk mencegah konflik
berikutnya menunjukkan tantangan dalam mengelola hubungan internasional.

Perang Dunia I juga menciptakan suasana anti-perang yang meluas.


Kesaksian akan penderitaan dan kehancuran perang memberikan dorongan pada
gerakan perdamaian dan diplomasi untuk mencari solusi damai atas konflik.

Dengan munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan global yang semakin


dominan, Perang Dunia I menggambarkan pergeseran kekuatan dalam geopolitik
dunia. Partisipasi aktif Amerika Serikat di perang membuktikan pengaruhnya dan
mempersiapkan panggung untuk peran utama dalam politik global di masa depan.

Kesimpulan dari Perang Dunia I menunjukkan bahwa konflik ini bukan


hanya suatu peristiwa sejarah tetapi merupakan titik balik yang mendalam dalam
perkembangan dunia modern. Dampaknya menciptakan tantangan dan peluang
baru, memotong jejak bagi perubahan yang akan membentuk abad ke-20 dan
seterusnya.

3.2 Perang Dunia 2

3.2.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Perang Dunia II mencerminkan kompleksitas dan dampak


luar biasa yang dirasakan oleh dunia. Perang ini, yang berlangsung antara tahun
1939 dan 1945, tidak hanya mengubah peta geopolitik, tetapi juga memberikan
pengaruh mendalam terhadap kehidupan manusia, nilai-nilai kemanusiaan, dan
dinamika global. Berikut adalah beberapa poin kesimpulan yang dapat
diperhitungkan:

1. Perubahan Politik dan Pemunculan Blok-Blok Ideologis:


Kesimpulan Perang Dunia II menyaksikan perubahan besar dalam politik
global. Pembentukan Blok Barat dan Blok Timur membagi dunia dalam dua
ideologi utama, menciptakan ketegangan yang berlangsung selama beberapa
dekade dalam periode Perang Dingin.

2. Pembentukan PBB dan Upaya Menuju Perdamaian:

Pembentukan PBB pada tahun 1945 mencerminkan usaha komunitas


internasional untuk mencegah konflik serupa terjadi di masa depan. Organisasi
ini dirancang untuk memfasilitasi dialog, kerjasama, dan menjaga perdamaian
dunia.

3. Revolusi Teknologi dan Dampak Ekonomi:

Perang Dunia II menjadi pemicu bagi revolusi teknologi dan pertumbuhan


ekonomi. Kemajuan dalam teknologi militer merembes ke sektor sipil,
mempercepat inovasi dan memulai periode pertumbuhan ekonomi pasca-
perang.

4. Dekolonisasi dan Perubahan Geopolitik:

Gelombang dekolonisasi yang terjadi pasca-Perang Dunia II menciptakan


perubahan signifikan dalam peta politik dunia. Banyak negara merdeka
muncul, mengubah dinamika kekuasaan global dan membawa perspektif baru
dalam hubungan internasional.

5. Keberanian dan Penderitaan:

Perang Dunia II memperlihatkan keberanian dan penderitaan manusia dalam


skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Keterlibatan warga sipil,
prajurit, dan perlawanan melawan penindasan dan tirani menciptakan kisah-
kisah kepahlawanan yang menginspirasi
DAFTAR PUSAKA

Aditya, I. A. (2022). Sejarah Perang Dunia I : 1914-1918. Sleman : Cv Media


Edukasi Creative.

Arifian, A. (2020). Sejarah Lengkap Perang Dunia I. Yogyakarta: Anak Hebat


Indonesia.

Tantular, M., Pulsa, T. B., & WhatsApp, C. Perang Dunia II.

Nurjaman, D. (2021). Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II. Academia.edu,


3.

Superadmin. (2023, Januari 15). Sejarah Perang Dunia 2, Kronologis, Sebab,


hingga Dampaknya. Retrieved from pijarbelajar.id:
https://www.pijarbelajar.id/blog/sejarah-perang-dunia-2-kronologis-sebab-
hingga-dampaknya#latar-belakang-perang-dunia-2

Universitas Islam An Nur Lampung . (2023, Agustus 26). Perang Dunia I dan II
Penyabab, Jalannya, dan Dampaknya bagi Dunia. Retrieved from an-
nur.ac.id: https://an-nur.ac.id/blog/perang-dunia-i-dan-ii-penyebab-
jalannya-dan-dampaknya-bagi-dunia.html#Jalannya_Perang_Dunia_I

Anda mungkin juga menyukai