Tanggal
Lokasi
Berakhirnya kekaisaran
Jerman, Rusia,
Utsmaniyah, dan AustriaHongaria
Hasil
Casus belli
Blok Sentral
Perancis
Imperium Britania
Raya
Kekaisaran Jerman
Austria-Hongaria
Kesultanan
Utsmaniyah
Bulgaria (191518)
Australia
Kanada
India
Newfoundlan
...dan lainnya
Selandia
Baru
Afrika
Selatan
Rhodesia
Selatan
Kekaisaran Rusia
(191417)
Italia (191518)
Amerika Serikat (1917
18)
Rumania (191618)
Kekaisaran Jepang
Serbia
Belgia
Yunani (191718)
Kerajaan Hijaz
Emirat Nejd dan Hasa
dan lain-lain
Komandan
Pemimpin dan
komandan
Pemimpin dan
komandan
Raymond Poincar
Georges Clemenceau
Wilhelm II
Ferdinand Foch
Paul von Hindenburg
H. H. Asquith
Erich Ludendorff
David Lloyd George
Franz Joseph I
Douglas Haig
Karl I
Winston Churchill
Conrad von
Nicholas II
Htzendorf
Nicholas Nikolaevich
Mehmed V
Victor Emanuel III
Enver Pasha
Antonio Salandra
Mustafa Kemal
Vittorio Orlando
Atatrk
Luigi Cadorna
Ferdinand I
Woodrow Wilson
Nikola Zhekov
John J. Pershing
dan lainnya
Peter I, Raja Serbia
dan lainnya
Kekuatan
Entente
[1]
Blok Sentral[1]
12.000.000
8.841.541[2][3]
8.660.000[4]
5.615.140
13.250.000
4.743.826
7.800.000
1.234.000
2.998.321
800.000
1.200.000
707.343
Total: 25.248.321
380.000
250.000
Total: 42.959.850
Korban
Militer gugur:
5.525.000
Militer terluka:
12.831.500
Militer hilang:
4.121.000
Total:
22.477.500 KIA, WIA,
atau MIA ...lebih rinci.
Militer gugur:
4.386.000
Militer terluka:
8.388.000
Militer hilang:
3.629.000
Total:
16.403.000 KIA, WIA,
atau MIA ...lebih rinci.
Balkan
Front Barat
Front Timur
Front Italia
Timur Tengah
Kaukasus
Persia
Gallipoli
Mesopotamia
Arabia Selatan
Afrika
Afrika Barat
Afrika Timur
Afrika Utara
Amerika
Samudra Atlantik
Mediterania
Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal
28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang Dunia atau Perang
Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939, dan Perang Dunia
Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia,[5]
yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang
terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang
terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan
serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang).[6] Kedua aliansi
ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak
negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa,
dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah.[7][8] Lebih dari 9 juta prajurit gugur,
terutama akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata
tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah konflik
paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai
perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.[9]
Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri imperialis kekuatan besar
Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kesultanan Utsmaniyah,
Kekaisaran Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis, dan Italia. Pembunuhan tanggal 28
Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria,
oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina adalah pencetus perang
ini. Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia.[10][11]
Sejumlah aliansi yang dibentuk selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga
dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka,
konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia.
Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dibuka dengan invasi ke Serbia oleh Austria-Hongaria,[12][13]
diikuti invasi Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Perancis; dan serangan Rusia ke Jerman.
Setelah pawai Jerman di Paris tersendat, Front Barat melakukan pertempuran atrisi statis dengan
jalur parit yang mengubah sedikit suasana sampai tahun 1917. Di Timur, angkatan darat Rusia
berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Utsmaniyah, namun dipaksa mundur dari Prusia
Timur dan Polandia oleh angkatan darat Jerman. Front lainnya dibuka setelah Kesultanan
Utsmaniyah ikut serta dalam perang tahun 1914, Italia dan Bulgaria tahun 1915, dan Rumania
tahun 1916. Kekaisaran Rusia runtuh bulan Maret 1917, dan Rusia menarik diri dari perang
setelah Revolusi Oktober pada akhir tahun itu. Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat
tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses
dan pasukan Amerika Serikat mulai memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi
pada saat itu, setuju melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak
dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu.
Peristiwa di front Britania sama rusuhnya seperti front depan, karena para pihak terlibat berusaha
memobilisasi tenaga manusia dan sumber daya ekonomi mereka untuk melakukan perang total.
Pada akhir perang, empat kekuatan imperial besarKekaisaran Jerman, Rusia, AustriaHongaria, dan Utsmaniyahbubar. Negara pengganti dua kekaisaran yang disebutkan pertama
tadi kehilangan banyak sekali wilayah, sementara dua terakhir bubar sepenuhnya. Eropa Tengah
terpecah menjadi beberapa negara kecil.[14] Liga Bangsa-Bangsa dibentuk dengan harapan
mencegah konflik seperti ini selanjutnya. Nasionalisme Eropa yang muncul akibat perang dan
pembubaran kekaisaran, dampak kekalahan Jerman dan masalah dengan Traktat Versailles
diyakini menjadi faktor penyebab pecahnya Perang Dunia II.[15]
Daftar isi
1 Nama
2 Latar belakang
3 Teater konflik
o 3.1 Serangan pembuka
3.7.3.1 Non-intervensi
4 Teknologi
o 4.1 Penerbangan
o 4.2 Pemutakhiran teknologi laut
o 4.3 Pemutakhiran teknologi peperangan darat
o 4.4 Penyembur api dan angkutan subterania
5 Kejahatan perang
o 5.1 Genosida dan pembersihan etnis
6 Pengalaman tentara
o 6.1 Tawanan perang
o 6.2 Atase militer dan koresponden perang
8 Dampak
o 8.1 Dampak kesehatan dan ekonomi
o 8.2 Perjanjian damai dan batas negara
9 Warisan
o 9.1 Tugu peringatan
o 9.2 Ingatan budaya
o 9.3 Trauma sosial
o 9.4 Ketidakpuasan di Jerman
o 9.5 Pandangan di Amerika Serikat
o 9.6 Identitas nasional baru
o 9.7 Dampak ekonomi
10 Lihat pula
o 10.1 Media
11 Catatan kaki
12 Referensi
13 Pranala luar
o 13.1 Peta animasi
Nama
Di Kanada, Maclean's Magazine pada bulan Oktober 1914 menuliskan, "Sejumlah perang
memberi namanya sendiri. Perang ini namanya Perang Besar."[16] Sejarah asal usul dan bulanbulan pertama perang diterbitkan di New York pada akhir 1914 dengan judul The World War
(Perang Dunia).[17] Selama periode antarperang, perang ini lebih sering disebut Perang Dunia
dan Perang Besar di negara-negara berbahasa Inggris.
Setelah pecahnya Perang Dunia Kedua tahun 1939, istilah Perang Dunia I atau Perang Dunia
Pertama menjadi standar, dengan sejarawan Britania dan Kanada yang lebih suka Perang Dunia
Pertama, dan Amerika Perang Dunia I. Kedua istilah ini juga dipakai selama periode
antarperang. Frasa "Perang Dunia Pertama" pertama dipakai bulan September 1914 oleh filsuf
Jerman Ernest Haeckel, yang mengklaim bahwa "tidak ada keraguan bahwa alur dan tokoh
'Perang Eropa' yang dikhawatirkan ... akan menjadi perang dunia pertama dalam arti
sepenuhnya."[18] The First World War (Perang Dunia Pertama) juga merupakan judul buku
sejarah tahun 1920 karya perwira dan jurnalis Charles Court Repington.
Latar belakang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penyebab Perang Dunia I
Peta peserta Perang Dunia I: Blok Sekutu berwarna hijau, Blok Sentral berwarna oranye, dan
negara netral berwarna abu-abu
HMS Dreadnought. Perlombaan senjata laut terjadi antara Britania Raya dan Jerman.
Kekuatan industri dan ekonomi Jerman tumbuh pesat setelah penyatuan dan pendirian
Kekaisaran pada tahun 1871. Sejak pertengahan 1890-an sampai seterusnya, pemerintahan
Wilhelm II memakai basis industri ini untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam jumlah
besar untuk membangun Kaiserliche Marine (Angkatan Laut Kekaisaran Jerman), yang dibentuk
oleh Laksamana Alfred von Tirpitz, untuk menyaingi Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya
untuk supremasi laut dunia.[20] Hasilnya, setiap negara berusaha mengalahkan negara lain dalam
hal kapal modal. Dengan peluncuran HMS Dreadnought tahun 1906, Imperium Britania
memperluas keunggulannya terhadap pesaingnya, Jerman.[20] Perlombaan senjata antara Britania
dan Jerman akhirnya meluas ke seluruh Eropa, dengan semua kekuatan besar memanfaatkan
basis industri mereka untuk memproduksi perlengkapan dan senjata yang diperlukan untuk
konflik pan-Eropa.[21] Antara 1908 dan 1913, belanja militer kekuatan-kekuatan Eropa meningkat
sebesar 50 persen.[22]
Gavrilo Princip, seorang pelajar Serbia Bosnia, ditahan sesaat setelah membunuh Adipati Agung
Franz Ferdinand dari Austria
Austria-Hongaria mengawali krisis Bosnia 19081909 dengan menganeksasi secara resmi bekas
teritori Utsmaniyah di Bosnia dan Herzegovina, yang telah diduduki sejak 1878. Peristiwa ini
membuat Kerajaan Serbia dan pelindungnya, Kekaisaran Rusia yang Pan-Slavik dan Ortodoks
berang.[23] Manuver politik Rusia di kawasan ini mendestabilisasi perjanjian damai yang sudah
memecah belah apa yang disebut sebagai "tong mesiu Eropa".[23]
Tahun 1912 dan 1913, Perang Balkan Pertama pecah antara Liga Balkan dan Kesultanan
Utsmaniyah yang sedang retak. Perjanjian London setelah itu mengurangi luas Kesultanan
Utsmaniyah dan menciptakan negara merdeka Albania, tetapi memperbesar teritori Bulgaria,
Serbia, Montenegro, dan Yunani. Ketika Bulgaria menyerbu Serbia dan Yunani pada tanggal 16
Juni 1913, negara ini kehilangan sebagian besar Makedonia ke Serbia dan Yunani dan Dobruja
Selatan ke Rumania dalam Perang Balkan Kedua selama 33 hari, sehingga destabilisasi di
wilayah ini semakin menjadi-jadi.[24]
Hongaria, Jerman, Rusia, Perancis, dan Britania, yang disebut Krisis Juli. Ingin mengakhiri
intervensi Serbia di Bosnia, Austria-Hongaria mengirimkan Ultimatum Juli ke Serbia, yaitu
sepuluh permintaan yang sengaja dibuat tidak masuk akal dengan tujuan memulai perang dengan
Serbia.[26] Ketika Serbia hanya menyetujui delapan dari sepuluh permintaan, Austria-Hongaria
menyatakan perang pada tanggal 28 Juli 1914. Strachan berpendapat, "Tanggapan ragu dan awal
oleh Serbia yang mampu membuat perubahan terhadap perilaku Austria-Hongaria bisa
diragukan. Franz Ferdinand bukan sosok yang gila popularitas, dan kematiannya tidak membuat
kekaisaran ini berduka sedalam-dalamnya".[27]
Kekaisaran Rusia, tidak ingin Austria-Hongaria menghapus pengaruhnya di Balkan dan
mendukung protg lamanya Serbia, memerintahkan mobilisasi parsial sehari kemudian.[19]
Kekaisaran Jerman melakukan mobilisasi tanggal 30 Juli 1914, siap menerapkan "Rencana
Shlieffen" berupa invasi ke Perancis secara cepat dan massal untuk mengalahkan Angkatan Darat
Perancis, kemudian pindah ke timur untuk melawan Rusia. Kabinet Perancis bergeming terhadap
tekanan militer mengenai mobilisasi cepat, dan memerintahkan tentaranya mundur 10 km dari
perbatasan untuk menghindari insiden apapun. Perancis baru melakukan mobilisasi pada malam
tanggal 2 Agustus, ketika Jerman menyerbu Belgia dan menyerang tentara Perancis. Jerman
menyatakan perang terhadap Rusia pada hari itu juga.[28] Britania Raya menyatakan perang
terhadap Jerman tanggal 4 Agustus 1914, setelah "balasan tidak memuaskan" terhadap ultimatum
Britania bahwa Belgia harus dibiarkan netral.[29]
Teater konflik
Serangan pembuka
Kebingungan Blok Sentral
Strategi Blok Sentral mengalami miskomunikasi. Jerman telah berjanji mendukung invasi
Austria-Hongaria ke Serbia, namun penafsiran maksudnya berbeda. Rencana penempatan
pasukan yang sebelumnya diuji telah diganti pada awal 1914, namun penggantian tersebut tidak
pernah diuji dalam latihan. Para pemimpin Austria-Hongaria yakin Jerman akan melindungi
perbatasan utaranya dari serbuan Rusia.[30] Meski begitu, Jerman mengharapkan AustriaHongaria mengarahkan sebagian besar tentaranya ke Rusia, sementara Jerman menangani
Perancis. Kebingungan ini mendorong Angkatan Darat Austria-Hongaria membagi pasukannya
antara front Rusia dan Serbia.
Pada tanggal 9 September 1914, Septemberprogramm, sebuah rencana memungkinkan yang
menyebutkan tujuan perang tertentu Jerman dan persyaratan yang dipaksakan Jerman terhadap
Blok Sekutu, dibuat oleh Kanselir Jerman Theobald von Bethmann-Hollweg. Rencana ini tidak
pernah dilaksanakan secara resmi.
Kampanye Afrika
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Front Barat (Perang Dunia I)
Pada awal pecahnya Perang Dunia Pertama, angkatan darat Jerman (di sebelah barat terdiri dari
tujuh pasukan lapangan) melaksanakan versi modifikasi Rencana Schlieffen, yang dirancang
untuk menyerang Perancis secara cepat melalui Belgia yang netral sebelum berbelok ke selatan
untuk mengepung pasukan Perancis di perbatasan Jerman.[10]. Karena Perancis telah menyatakan
bahwa mereka akan "bertindak sebebasnya andai terjadi perang antara Jerman dan Rusia",
Jerman memperkirakan kemungkinan serangan di dua front. Jika terjadi hal seperti itu, Rencana
Schlieffen menyatakan bahwa Jerman harus mencoba mengalahkan Perancis secara cepat
(seperti yang terjadi pada Perang Perancis-Prusia 1870-71). Rencana ini menyarankan bahwa
untuk mengulangi kemenangan cepat di barat, Jerman tidak usah menyerang melalui AlsaceLorraine (yang memiliki perbatasan langsung di sebelah barat sungai Rhine), tetapi mencoba
memutuskan Paris secara cepat dari Selat Inggris (terputus dengan Britania Raya). Kemudian
pasukan Jerman dipindahkan ke timur untuk menyerbu Rusia. Rusia diyakini membutuhkan
persiapan lama sebelum bisa menjadi ancaman besar bagi Blok Sentral.
Jerman ingin bergerak bebas melintasi Belgia (dan Belanda juga, meski ditolak Kaiser Wilhelm
II) untuk bertemu Perancis di perbatasannya. Jawaban dari Belgia netral tentu saja "tidak".
Jerman kemudian merasa perlu menyerbu Belgia, karena inilah rencana satu-satunya yang ada
andai terjadi perang dua front di Jerman. Perancis juga ingin menggerakkan tentara mereka
melintasi Belgia, tetapi Belgia menolak untuk menghindari pecahnya perang apapun di tanah
Belgia. Pada akhirnya, setelah serbuan Jerman, Belgia mencoba menggabungkan pasukan
mereka dengan Perancis (namun sebagian besar pasukan Belgia mundur ke Antwerpen tempat
mereka dipaksa menyerah ketika semua harapan bantuan pupus).
Rencana ini meminta agar sisi kanan Jerman bergerak ke Paris, dan awalnya Jerman berhasil,
terutama pada Pertempuran Frontiers (1424 Agustus). Pada 12 September, Perancis, dengan
bantuan dari pasukan Britania, menghambat pergerakan Jerman ke timur Paris pada Pertempuran
Marne Pertama (512 September) dan mendorong pasukan Jerman 50 km ke belakang. Hari-hari
terakhir pertempuran ini menandakan akhir dari peperangan bergerak di barat.[10] Serangan
Perancis ke Alsace Selatan, dimulai tanggal 20 Agustus dengan Pertempuran Mulhouse,
mengalami sedikit kesuksesan.
Di sebelah timur, hanya satu pasukan lapangan, yaitu pasukan ke-8, yang bergerak cepat melalui
kereta api melintasi Kekaisaran Jerman. Pasukan yang dulunya cadangan di barat ini dipimpin
oleh Jenderal Paul von Hindenburg untuk mempertahankan Prusia Timur, setelah berhasil
melakukan serbuan awal ke Rusia dengan dua unit pasukan. Jerman mengalahkan Rusia dalam
serangkaian pertempuran yang secara kolektif disebut Pertempuran Tannenberg Pertama (17
Agustus 2 September). Akan tetapi, invasi Rusia yang gagal lebih disebabkan oleh berhentinya
serangan Jerman di barat dan kekalahan taktis oleh Angkatan Darat Perancis di Marne. Pasukan
Jerman semakin lelah dan pasukan cadangannya dipindahkan untuk menangani invasi ke Rusia.
Staf Jenderal Jerman di bawah Jenderal Helmuth von Moltke yang Muda juga telah
memperhitungkan bahwa pemanfaatan transportasi tentara cepat melalui kereta api tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan di luar Kekaisaran Jerman. Blok Sentral gagal mendapatkan
kemenangan cepat di Perancis dan terpaksa berperang di dua front. Pasukan Jerman mengambil
posisi defensif yang baik di dalam Perancis dan berhasil melumpuhkan mobilisasi 230.000
tentara Perancis dan Britania secara permanen. Meski begitu, masalah komunikasi dan keputusan
komando yang bisa dipertanyakan menggagalkan impian kemenangan awal Jerman.[34]
Asia dan Pasifik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teater Asia dan Pasifik pada Perang Dunia I
Front Barat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Front Barat (Perang Dunia I)
Awal peperangan parit (19141915)
Di dalam parit: Pasukan Bedil Kerajaan Irlandia di parit komunikasi pada hari pertama di
Somme, 1 Juli 1916.
Kedua sisi mencoba memecah kebuntuan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada tanggal 22 April 1915 pada Pertempuran Ypres Kedua, Jerman (melanggar
Konvensi Den Haag) memakai gas klorin untuk pertama kalinya di Front Barat. Tentara Aljazair
mundur ketika digas sehingga terbentuk celah sepanjang enam kilometer (empat mil) terbuka di
lini Sekutu yang segera dimanfaatkan Jerman, mengadakan Pertempuran Kitchener's Wood,
sebelum ditutup oleh tentara Kanada.[41] Tank pertama dipakai dalam pertempuran oleh Britania
pada Pertempuran Flers-Courcelette (bagian dari serangan Somme yang lebih besar) pada
tanggal 15 September 1916 dengan sedikit keberhasilan; Perancis memperkenalkan meriam putar
Renault FT pada akhir 1917; Jerman memanfaatkan tank-tank Sekutu yang ditangkap dan
sejumlah kecil tank mereka sendiri.
Kelanjutan peperangan parit (19161917)
Kedua sisi tidak mampu memberi pukulan menentukan selama dua tahun berikutnya. Sekitar 1,1
sampai 1,2 juta tentara pasukan Britania dan jajahannya berada di Front Barat pada satu waktu.
[42]
Seribu batalion, menempati sektor lini dari Laut Utara sampai Sungai Orne, melakukan sistem
rotasi empat tahap selama satu bulan, kecuali sebuah serangan sedang terjadi. Front ini memiliki
parit sepanjang 9,600 kilometre (5,965 mil). Setiap batalion menduduki sektornya selama
seminggu sebelum kembali ke lini pendukung dan terus ke lini cadangan sebelum seminggu di
luar lini, biasanya di wilayah Poperinge atau Amiens.
Tentara Kanada bergerak di belakang tank Mark II Britania pada Pertempuran Vimy Ridge.
Perwira dan tamtama senior dari Kontingen Bermuda Artileri Milisi Bermuda, Artileri Garnisun
Kerajaan, di Eropa.
Sepanjang 191517, Imperium Britania dan Perancis mengalami lebih banyak korban daripada
Jerman, karena sikap strategi dan taktik yang dipilih oleh sisinya. Secara strategis, saat Jerman
hanya melakukan satu serangan tunggal di Verdun, Sekutu melakukan banyak upaya untuk
mematahkan lini Jerman.
Serangan besar lain dilancarkan terhadap lini kami pada tanggal 20 September ... Serangan
musuh terhadap pasukan ke-20 berhasil, yang membuktikan superioritas serangan terhadap
pertahanan. Kekuatan mereka tidak melibatkan tank; kami melihat mereka begitu tidak nyaman,
tetapi terus mengerahkan semuanya. Kekuatan serangan terletak di artileri, dan faktanya artileri
kami tidak mampu memberi dampak yang cukup untuk memecah infanteri saat mereka terus
bersatu pada saat itu juga.[49]
Pada Pertempuran Arras 1917, satu-satunya keberhasilan besar militer Britania adalah
penaklukan Vimy Ridge oleh Korps Kanada di bawah pimpinan Sir Arthur Currie dan Julian
Byng. Tentara yang menyerang, untuk pertama kalinya, mampu mengalahkan, bersatu dengan
cepat, dan mempertahankan pegunungan yang membatasi dataran Douai yang kaya akan
kandungan batu bara.[50][51]
Perang laut
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peperangan laut pada Perang Dunia I
Pada awal perang, Kekaisaran Jerman memiliki kapal jelajah yang tersebar di seluruh dunia,
beberapa di antaranya dipakai untuk menyerang kapal dagang Sekutu. Angkatan Laut Kerajaan
Britania Raya secara sistematis memburu mereka, meski menanggun malu akibat
ketidakmampuannya melindungi kapal Sekutu. Misalnya, kapal jelajah ringan Jerman SMS
Emden, bagian dari skadron Asia Timur yang berpusat di Tsingtao, menangkap atau
menghancurkan 15 kapal dagang, serta menenggelamkan sebuah kapal jelajah Rusia dan kapal
penghancur Perancis. Namun sebagian besar Skadron Asia Timur Jermanterdiri dari kapal
jelajah lapis baja Scharnhorst dan Gneisenau, kapal jelajah ringan Nrnberg dan Leipzig dan dua
kapal angkuttidak diberi perintah mencegat jalur perkapalan dan malah diperintahkan kembali
ke Jerman ketika bertemu kapal perang Britania. Armada Jerman dan Dresden menenggelamkan
dua kapal jelajah lapis baja pada Pertempuran Coronel, namun hampir hancur pada Pertempuran
Kepulauan Falkland bulan Desember 1914, dengan Dresden dan beberapa kapal pembantu
berhasil kabur, tetapi pada Pertempuran Ms a Tierra kapal-kapal tadi akhirnya hancur atau
ditangkap.[52]
Sesaat setelah pecahnya pertempuran, Britania memulai blokade laut Jerman. Strategi ini terbukti
efektif, memutuskan suplai militer dan sipil, meski blokade ini melanggar hukum internasional
yang diatur oleh beberapa perjanjian internasional selama dua abad terakhir.[53] Britania
membuang ranjau di perairan internasional untuk mencegah kapal apapun memasuki seluruh
wilayah samudra, sehingga membahayakan kapal yang netral sekalipun.[54] Karena ada sedikit
tanggapan terhadap taktik ni, Jerman mengharapkan taktik yang sama terhadap peperangan kapal
selamnya yang tidak terhambat.[55]
Pertempuran Jutland (Jerman: Skagerrakschlacht, atau "Pertempuran Skagerrak") 1916 berubah
menjadi pertempuran laut terbesar dalam perang ini, satu-satunya pertempuran kapal perang
berskala besar dalam Perang Dunia I, dan salah satu yang terbesar dalam sejarah. Pertempuran
ini terjadi pada tanggal 31 Mei 1 Juni 1916 di Laut Utara lepas pantai Jutland. Armada Laut
Lepas Kaiserliche Marine, dipimpin Wakil Laksamana Reinhard Scheer, berperang melawan
Armada Besar Angkatan Laut Kerajaan, dipimpin Laksamana Sir John Jellicoe. Pertempuran ini
buntu, karena Jerman, yang kalah jumlah dengan armada Britania, berhasil kabur dan
mengakibatkan kerusakan lebih banyak bagi armada Britania daripada yang mereka terima.
Secara strategis, Britania menguasai lautan, dan sebagian besar armada permukaan Jerman masih
tertahan di pelabuhan selama perang berlangsung.[56]
Kapal-U Jerman berusaha memotong jalur suplai antara Amerika Utara dan Britania.[57] Sifat
peperangan kapal selam berarti bawha serangan bisa datang tanpa peringatan, sehingga memberi
kemungkinan selamat yang kecil bagi awak kapal dagang.[57][58] Amerika Serikat mengeluarkan
protes, dan Jerman mengganti aturan pertempuran. Setelah penenggelaman kapal penumpang
RMS Lusitania tahun 1915, Jerman berjanji tidak lagi menyerang kapal penumpang, sementara
Britania mempersenjatai kapal-kapal dagangnya dan menempatkan mereka di luar perlindungan
"aturan kapal jelajah" yang meminta peringatan dan penempatan awak di "tempat aman" (standar
yang tidak dimiliki sekoci).[59] Akhirnya, pada awal 1917, Jerman menerapkan kebijakan
peperangan kapal selam tak terbatas, menyadari bahwa Amerika Serikat akan ikut berperang.[57]
[60]
Jerman berupaya menghambat jalur laut Sekutu sebelum Amerika Serikat dapat memindahkan
pasukan dalam jumlah besar ke luar negeri, tetapi hanya mampu mengerahkan lima kapal-U
jarak jauh dengan dampak yang sedikit.[57]
U-155 dipamerkan dekat Tower Bridge di London setelah Perang Dunia Pertama.
Ancaman kapal-U berkurang pada tahun 1917, ketika kapal-kapal dagang mulai berlayar dalam
bentuk konvoi dan dikawal kapal penghancur. Taktik ini terbukti sulit bagi kapal-U untuk
mencari target, sehingga mengurangi kerugian; setelah hidrofon dan ranjau bawah air
diperkenalkan, kapal penghancur pengawal bisa menyerang kapal selam dengan kemungkinan
berhasil. Konvoi memperlambat aliran suplai, karena kapal harus menunggu saat konvoi
dibentuk. Solusi terhadap penundaan ini adalah program pembangunan kapal angkut baru secara
besar-besaran. Kapal tentara terlalu cepat untuk dikejar kapal selam dan tidak berlayar di
Atlantik Utara dalam konvoi.[61] Kapal-U telah menenggelamkan lebih dari 5.000 kapal Sekutu
dengan kerugian sebanyak 199 kapal selam.[62]
Perang Dunia I juga menjadi peristiwa ketika kapal angkut pesawat pertama kali dipakai dalam
pertempuran, dengan HMS Furious meluncurkan pesawat Sopwith Camels dalam serangan
sukses terhadap hangar Zeppelin di Tondern pada bulan Juli 1918, serta blimp untuk patroli
antikapal selam.[63]
Teater Selatan