Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN 2

Sejarah Konflik dan Perang Terkenal


Perang-Perang terkenal, Sejarah, Penyebab serta Dampaknya
Perang Dunia I
Perang dunia pertama terjadi selama empat tahun, yaitu dari tanggal 28 Juli 1914
sampai 11 November 1918 yang berpusat di Eropa. Blok-blok negara serta kekuatan-
kekuatan besar dunia pada masa itu menjadi aktor yang terlibat dalam perang tersebut. Pada
perang dunia pertama ini, negara-negara yang terlibat terbagi menjadi dua kubu yang
bertentangan, kedua kubu tersebut diisi oleh aliansi negara dari blok tertentu. Aliansi pertama
yaitu aliansi Entente atau dikenal dengan aliansi sekutu, yang mana anggotanya ialah Britania
Raya (Inggris), Prancis dan Rusia. Lalu, aliansi selanjutnya adalah Triple Alliance atau
dikenal dengan blok tengah, yang di dalamnya beranggotakan Jerman, Austria-Hongaria, dan
juga Italia. Keinginan negaraa-negara yang memiliki kekuatan besar untuk memperoleh
hegemoni atas negara-negara lainnya menjadi latar belakng lahirnya perang dunia pertama
ini. Selain adanya perkembangan dan persaingan di sektor Industri, dan paham imperialisme
barat, faktor yang menjadi latar belakang terjadinya perang ini adalah dengan terbunuhnya
putra mahkota Hungaria Franz Ferdinand pada tanggal 28 Juni 1914 oleh seorang
berkebangsaan Serbia, yang kemudian berujung dengan ultimatum Habsburg kepada
Kerajaan Serbia. Konflik ini diawali dengan serangan Austria-Hongaria kepada Serbia, lalu
kemudian dilanjutkan dengan invasi yang dilakukan Jerman kepada Luksemburg dan Prancis
yang nantinya melibatkan Rusia untuk melakukan pukulan balik kepada Jerman. Peraang
yang melibatkan Austria-Hongaria dengan Serbia digadang menjadi suatu kesempatan besar
bagi negara-negara yang beraliansi untuk ikut melakukan peperangan dan menyudahi
sengketa mereka masing-masing maupun saling menguasai wilayah satu sama lain
(Prabaswara).
Perang dunia I adalah perang yang menghabisi seluruh sumber daya, yang kemudian
dikenal dengan istilah Perang Atrisi. Prinsip dari perang ini ialah, apabila suatu negara
berhasil menang, maka pihak yang kalah yang akan membayar ganti ruginya, sedangkan yang
menang akan berhak mengambil beberapa wilayah lawan. Pihak yang kalah juga harus siap
menjadi pecundang di mata dunia. Ambisi Raja Inggris kala itu untuk meruntuhkan Jerman,
Edward VII, geopolitiknya, permainan diplomasinya, agen-agennya, serta system aliansi yang
ia bangun menjadi penyebab pecahnya perang dunia pertama. Grand Design dan segala hal
yang berkaitan dengan ambisinya untuk meruntuhkan Jerman itu, yang kemudian hari
berkembang menjadi perang besar di Eropa dan turut menyeret aliansi dunia menjadi perang
dunia merupakan produk intelektual Edward VII. Dapat dikatakan, Edward VII adalah
mastermind atau dalan dari perang dunia pertama.
Keluar dari persepsi grand design oleh Raja Edward VII, penyebab terjadinya perang
dunia pertama dapat sangat beragam penyebabnya, dikarenakan proses deklarasi perang
untuk menuju titik klimaks, baik dari Kekaisaran Austro-Hungaria maupun Kekaisaran
Jerman sangatlah Panjang, dan tidak serta merta membunyikan loncong peperangan begitu
saja. Dari sekian ragam penyebab terjadinya perang tersebut, dapat diperkecil meenjadi
pemicu-pemicu utama perang tersebut.
1. Adanya perubahan kekuatan ekonomi terbesar, yaitu Inggris dan Jerman dengan kekuatan
penyeimbang (power balance). Hadirnya Jerman membuat Inggris ketakutan dan akan
mengganggu kestabilan power balance di Eropa. Dengan adanya otoritas di Berlin, industry
Jerman dan armada lautnya mulai memegang kendali dengan adanya produksi-produksi kapal
tempur untuk menyaingin kekuatan Inggris.
2. Kebijakan ekspansionis internasional baru yang dikeluarkan Kaisar Wihelm II daei Jerman
di tahun 1890.
3. Persaingan territorial antara Prancis dan Jerman yang saling memperebutkan wilayah
Aisace dan Lorraine.
4. Konflik antara negara imperialis-kolonialis yang bertempat di Afrika dan Asia.

5. Bangkitnya kekuatan Jepang dan Amerika Serikat yang menjadi negara pendukung Blok
Sekutu (Inggris).
6. Persaingan antara Rusia dan Austro-Hongaria atas hegemoni di wilayah Balkan (Arifian,
2020).
Tidak hanya terjadi di daratan saja, perang dunia pertama ini juga mencakupi wilayah
laut yang berada di daerah Eropa. Pada awal masa perang, Jerman yang memiliki kekuatan
Armada laut di atas negara-negara lainnya, digunakan untuk menenggelamka kapal
peumpang milik Amerika Serikat dan juga kapal dagang milik sekutu yang menyebabkan
Inggris atau saat itu dikenal dengan Britania Raya memburu kapal perang Jerman di perairan
dan kemudian melahirkan perang laut. Perang yang terjadi dalam perang dunia pertama dapat
dibagi menjadi dua daerah yang terlibat, yaitu front barat dan front timur.
Selain genjatan senjata, dalam perang dunia pertama juga terjadi perjanjian dan
negosiasi perdamaian. Negara yang pertama melakukan negosiasi perdamaian adalah Jerman
kepada Amerika Serikat yang notabene adalah anggota dari aliansi sekutu. Namun, yang
dilakukan Jerman tersebut dianggap sebagai upayanya untuk memecah aliansi sekutu,
kemudian Amerika menyatakan siap melancarkan perang kepada Jerman. Dengan
berlanjutnya peraang dan gagalnya negosiasi yang dilakukan Jerman, Blok Sentral pun
runtuh. Keruntuhan blok Sentral melahirkan genjatan senjata yang terjadi pada 1918.
Kemudian perang diakhiri dengan ditanda tanganinya perjanjia Versailles dalam kurun waktu
tujuh bulan sete;ah genjatan senjata yang dilakukan Jerman pada tanggal 28 Juni1919
(Prabaswara).

Perang Dunia II
Sama dengan perang dunia I, perang dunia II atau disingkat PDII ini juga merupakan
perang global yang mulai berlangsung pada tahun 1939 sampai tahun 1945. Perang ini juga
melibatkan kekuatan-kekuatan besar negara di seluruh dunia, yang akhirnya melahirkan dua
aliansi militer yang bertentangan, yaitu sekutu dan poros. Ditandai oleh peristiwa-peristiwa
penting yang di dalamnya terdapat kematian massal warga sipil seperti kejadian Holocaust
dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan. 50 sampai70 juta jiwa menjadi korban
dalam peperangan ini. Kemudian menjadikan perang dunia kedua sebagai konflik paling
mematikan sepanjang sejarah umat manusia di muka bumi.
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang
Republik Cina pada tahun 1937, akan tetapi perang dunia yang terjadi secara umum baru
terjadi pada tanggal 1 september 1939 dengan invasi yang dilakukan Jerman kepada Polandia
yang dibersamai oleh pernyataan perang oleh Prancis dan Britania terhadap Jerman. Sejak
akhir tahun 1939 sampai awal 1941, Jerman membentuk aliansi Poros Bersama Italia, mereka
berhasil mendominasi Eropa dengan menaklukkan Sebagian besar wilayah yang ada di benua
tersebut. Selepas Pakta Molotov-Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet kemudian berpisah dan
melakukan pengambilan paksa tanah yang di wilayah negara-negara tetangganya sendiri,
termasuk Polandia. Inggris beserta imperium dan juga persemakmurannya, kemudian
menjadu satu satunya kekuatan besar sekutu yang pertempurannya dengan tim poros masih
teerus berkelanjutan. Juni 1941, poros Eropa meluncurkan invasi terhadap Uni Soviet yang
menandai terbukanya perang darat terbesar sepanjang sejarah, kejadian itu melibatkan
hamper seluruh pasukan militer Poros hingga akhir peperangan. Desember 1941, Jepang
bergabung dengan blok Poros, Jepang kemudian menyerang Amerika Serikat dan juga teritori
Eropa di Samudera Pasifik dan dengan begitu cepat menguasai Sebagian besar wilayah
pasifik barat.
Pada 1942, serangan Poros terhenti, sesaat setelah Jepang mengalami kekalahan
dalam banyak pertempuran laut dan tentara Poros Eropa berhasil dikalahkan pada beberapa
peperangan yang terjadi di beberapa wilayah. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerang Prancis,
sementara Uni Soviet berhasil merebut Kembali teritori yang pernah diambil dan kemudian
menyerang Jerman beserta sekutunya. Pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia
menandai berakhirnya perang di Eropa, dan pada 8 Mei 1945 Jerman menyerah tanpa syarat.
1944 sampai 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan laut Jepang dan menjatuhkan
bom di dua kota yang ada di Jepang. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus
1945, yang kemudian mengakjiri perang di Asia dan semakin memperkuat kemenangan
Sekutu atas Poros.
Perang dunia 2 kemudian merubah jalan politik dunia. PBB didirikan guna
memperkuat kerja sama internasional dan menjauhkan konflik-konflik serupa yang akan
dating. Para pemenang perang menjadi anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Tidak
hanya itu, perang dunia kedua juga bertanggung jawab atas hilang puluhan juta jiwa di
seluruh dunia yang di dalamnya termasuk dalam warga sipil. Pendudukan pendudukan di
sejumlah benua bermunculan, di Eropa, pendudukan dalam dua wujud yang berlainan. Eropa
barat, Utara, dan Tengah (Prancis, Norwegia, Denmark, Negara-Negara Hilir, dan wilayah
Cekoslowakia yang diambil paksa). Di Asia, Jepang menyebut negara-negara di bawah
pendudukannya sebagai anggota dari lingkup persemakmuran Asia Timur Raya.

Perang Dingin
Menurut beberapa sejarawan, perang dinngin adalah perang yang tidak bisa dihindari,
dalam perang ini, tidak ada negara yang sepenuhnya dapat disalahkan. Pada perang dunia II,
Uni Soviet dan Amerika Serikat masuk ke dalam satu aliansi sekutu melawan poros, tetapi
hubungan keduanya menegang, Uni Soviet membenci penolakan Amerika untuk mau
mengnggap negaranya sebagai salah satu dari bagian sah komunitas dunia. Ditambah dengan
ekspansi Soviet ke Timur memantik ketakutan orang Amerika untuk berhasrat mengendalikan
tatanan dunia. Keluhan-keluhan tersebut kemudian berkembang menjadi rasa saling tidak
percaya dan permusuhan yang sulit untuk dihindari.
Dalam perang dingin, terdapat beberapa kejadian atau strategi yang digunakan dengan
tujuan memberi profil yang kuat terhadap megaranya masing-masing. Ketika perang dunia II
berakhir, Sebagian besar pejabat AS menyetujui jikalau pertahanan terbaik yang dilakukan
untuk melawan ancaman Soviet adalah strategi penahanan. Satu-satunya yang dapat menjadi
pilihan Amerika adalah langkah-langkah jangka Panjang, sabar, tetapi keras dan berhati-hati
untuk meahan kecenderungan ekspasif Rusia. Dalam perang dingin, ada yang Namanya
“zaman atom perang dingin.” Strategi penahanan tersebut memberikan alas an untuk
penumpukan senjata AS yang tak pernah terjadi sebelumnya. Kedua negara tersebut
melakukan “perlombaan senjata.” Tahun 1949, Uni Soviet melakukan uji coba bom atomnya.
Presiden Truman memberi tanggapan bahwa Amerika akan menciptakan senjata yang jauh
lebih dahsyat dari atom tersebut, 1950-1960-an, banyak film baru melihat Cahaya hari,
dengan pola gambar serangan nuklir dan diikuti dengan kehancuran, orang yang terpapar
radiasi. Dalam semua aspek kehidupan Amerika tak pernah lepas dari perang dingin.
Ekspansi juga terjadi dalam perang dingin, tetapi ekspansi dalam perang dingin tidak
sama seperti ekspansi lain yang melahirkan genjatan senjata dan menewaskan banyak jiwa.
Ekspansi perang dingin ke luar angkasa. Dalam kompetisi perang dingin, luar angkasa
menjadi arena dramatis peristiwa itu. Tanggal 4 oktober tahun 1957, rudak balistik antar
benua Siviet P-7 dikirim menuju satelit Bumi buatan pertama di dunia, dan objek buatan
manusia pertama yang diluncurkan ke orbit Bumi. Hal itu tentunya tidak menyenangkan bagi
Amerika Serikat, mereka awalnya hanya menganggap luar angkasa sebagai perbatasan
selanjutnya. Hingga pada tahun 1958, AS meluncurkan satelitnya sendiri. Pada tahun itu
juga, Presiden Dwight Eisenhower menandatangani perintah eksekutif untuk mendirikan
badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA). Uni Soviet sempat berads selangkah di
depan Amerika, dengan adanya manusia pertama yang keluar angkasa pada tahun 1961.
Namun, pada 20 Juli 1969, dalam misi Apollo 11 NASA, Neil Armstrong menjadi manusia
pertama yang berjalan di bulan. Hal itu kemudian yang menandai kemenangan Amerikas
dalam perlombaan luar angkasa tersebut. Pada gilirannya, Soviet diperlihatkan sebagai
penjahat yang menginvestasikan semua kekuatan mereka untuk mengambil alih Amerika.
Dampak dari perang dingin ini dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan dampak
negatif.
 Dampak Positif
Bidang ekonomi
Dengan adanya negara super power, perekonomian banyak dikuasai oleh para
pemilik modal. Kemudian mereka menginvestasi ke negara-negara berkembang untuk
meendapat keuntungan sebesar-besarnya, hal itu kemudian juga memberi keuntungan
pada negara yang ditempati, secara tidak langsung negara berkembang tersebut
mengalami kemajuan dalan aspek ekonomi.
Bidang militer
Rasa iri yang ada pada masing-masing negara, membuat negara-negara
tersebut meningkatkan peralatan senjata, hal ini membuat keamanan dan pertahanan
juga persenjataan di hamper semua negara menjadi makin baik.
Luar angkasa
Mungkin apabila tidak terjadinya perang dingin, kita tidak akan pernah tahu
bagaimana bentuk tata surya kita dan tidak akan ada manusia pertama yang sampai ke
bulan.
 Dampak Negatif

Bidang militer
Selain dampak positif yang lahir di bidang militer, tentunya ada dampak
negatif pula. Senjata nuklir yang dikembangkan oleh AS dan Uni Soviet menimbulkan
rasa cemas yang besar terhadap negara-negara lain akan terjadinya perang nuklir yang
begitu mengancam kehidupan manusia di muyka bumi.
Bidang politik
Tembok berlin yang dibangun untuk memisahkan Jerman Barat dan Jerman
Timur. Perpecahan Jerman disebabkan oleh perbedaan, yang mana Jerman Barat lebih
kea rah Liberal, sedangkan Jerman Timur lebih kea rah Komunisme. Seiring
berjalannya waktu, Jerman Barat mengalamiperkembangan yang begitu pesat,
menyebabkan banyak penduduk yang pindah ke Jerman Barat (Dingin, 2019)

Bagian 3
DIPLOMASI

Diplomasi Sebagai Alat Utama Untuk Mencegah atau Mengakhiri Konflik


Sebagai salah satu alat dalam politik luar negeri, diplomasi dapat
menyelamatkan suatu negara dari peperangan. Diplomasi dikatakan sukses apabila
terselesaikannya konflik tanpa kekeraan, peperangan, atau dengan pengorbanan yang
paling sedikit. Diplomasi dapat menjadi alat yang efweektif pada negara-negara yang
sedang mengalami konflik agar hubungan kedua negara tersebut tetap baik. Maka
kemampuan berdiplomasi merupakan gaya seni yang diperlukan untuk
memperjuangkan kepentingan negara dan juga dalam upaya perdamaian atau
meredam konflik (Djelantik).
Diplomasi merupakan suatu praktek dalam hubugan internasional antara
negara melalui perwakilan resmi yang mencakup seluruh proses hubungan luar
negeri. Tujuan diplomasi bagi suatu negara ialah untuk meengamankan integritas
politik, menjaga kepentingan dan keamanan nasional. Diplomasi merupakan upaya
untuk meyakinkan pihak atau negara lain untuk bisa memahami pandangan dan
membenarkan arah pandang kita tanpa harus menggunakan kekerasan. Diplomasi
memiliki fungsi dengan melahirkan negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan dan
juga menjamin Negara melalui sarana dan efektivitas negosiasi yang akurat sebagai
ruang lingkupnya.
Ada berbagai konflik yang diselesaikan dengan diplomasi, salah satu
contohnya ialah konflik kemanusiaan di Myanmar, dalam konflik ini, Indonesia
memiliki peran diplomasi dalan upaya penyelesaiannya. Indonesia terus menerus
mengupayakan bantuan kepada kasus HAM Myanmar, tetapi selalu terkendala
lantaran adanya prinsip non-intervensi yang dipegang erat oleh anggota ASEAN, yang
mana hal ini untuk menjaga kestabilan Kawasan ASEAN. Namun sudah tentu perlu
adanya rasa peduli yang cukup berlebih pasa isu atau masalah HAM yang dinilai
cukup berat. Karena itu, Indonesia ikut membantu dengan menempuh jalur diplomasi.
Dalam kasus ini, Indonesia ada beberapa cara yang ditempuh oleh Indonesia.
Ada tiga jalan yang dilakukan Indonesia dalam upaya menangani kasus ini.
Yang pertama adalah, pemerintah berperan sebagai ktor pencipta perdamaian melalui
diplomasi. Diplomasi Indonesia dalam kasus ini, antara lain :
a) Melakukan pendekatan personal dengan pemerintah Myanmar agar
pemerintah Myanmar secepatnya menyelesaikan konflik etnis tanpa
diskriminasi.
b) Mendorong keterlibatan ASEAN untuk mendukung pemerintah Myanmar
dalam menyelesaikan konflik.
c) Mendirikan kamp untuk pengungasi Myanmar dan memberikan bantuan
senilai 7,5 miliar.
Kedua, bukan Cuma negara, tetapi aktor non-negara juga memiliki peran dalam
proses diplomasi dalam resolusi konflik, termasuk konflik ini. Tujuan jalur ini ialah
membantu upaya penyelesaian dengan meningkatkan pemahaman komunikasi dan
kolaborasi.
Kemudian yang Ketika ialah, penggerakan public agar memberi perhatian lebih
terhadap kasus Rohingya. Peran Masyarakat Internasional tidak boleh lepas begitu saja
karena isu kemanusiaan tumbuh dan berkembang di kalangan Masyarakat itu sendiri. Maka,
cara damai untuk membela nilai-nilai kemanusiaan mamantik media massa Indonesia
semakin tampil di garis terdepan untuk peristiwa pelanggaran HAM di Myanmar ini.
Konflik yang terjsdi di Myanmar bisa dikatakan cukup sulit untuk ditemukan titik
redanya. Selain adanya prinsip non-intervensi daei ASEAN, Myanmar juga menutup diri dari
invensi negara lain dalam urusan negaranya. PBB pun berkata bahwa konflik ini termasuk ke
dalam salah satu konflik yang massif dan mematikan. Berbagai upaya diplomasi sedang
dilakukan oleh negara-negara guna menghentikan konflik ini (Sundari dkk, 2021).

Diplomasi Bilateral, Multilateral, dan Peran PBB


Diplomasi Bilateral
Diplomasi bilateral diartikan sebagai hubungan antara dua pihak dalam membahas
masalah atau kepentingan dari kedua pihak tersebut. Dalam diplomasi ini, dibeerlakukan
hubungan timbal balik, yang mana apabila dalam kesempatan pertama negara yang satu
memberi bantuan, maka di lain haru negara yang lain harus membalas bantuan tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang ada di waktu mendatang. Namun, dalam negosiasi ini kerap adanya
ketimpangan antara negara kuat dan negara lemah (Djelantik)
Contoh praktek diplomasi bilateral pernah dilakukan Indonesia pada saat Covid-19.
Diplomasi Indonesia dilakukan melalui Kerjasama dengan AstraZeneca, Indonesia mendapat
jaminan 100 juta vaksin di tahun 2021. Diplomasi belateral yang dilakukan Indonesia dengan
melalui langkag Menteri Luar Negeri. Menteri Luar Negeri Indonesia berkeliling ke berbagai
negara seperti China, Inggris dan Swiss untuk menjamin ketersediaan vaksin bagi rakyat
Indonesia. Indonesia mengaku telah menerima 290 juta sampai 340 juta dosis vaksin hingga
akhir tahun 2021.
Hal tersebut merupakan contoh dari Kerjasama atau diplomasi bilateral, yaitu
diplomasi yang terjadi antar negara ke negara, yang melibatkan dua negara sertan memiliki
hubungan timbal balik atau balas budi yang sewaktu-waktu harus dilakukan oleh negara yang
sedang dibantu (Setiawan dkk, 2022).
Diplomasi Multilateral
Berbeda dengan diplomasi bilateral yang hanya melibatkan dua negara saja, diplomasi
multilateral adalah hubungan yang terjadi antara tiga negara atau lebih yang memiliki
common interest and common goals. Biasanya diplomasi ini bersifat terbuka dan melalui
negosiasi agar mendapat kepercayaan yang lebih dari dunia Internasional. Keuntungan yang
lain dari diplomasi ini juga ialah adanya kemungkinan terciptanya kebijakan yang
mendapatkan legitimasi kuat karena mengikut sertakan banyak negara (Djelantik)
Praktek multilateral ini juga pernah dilakukan Indonesia dalam upaya penyelesaian
konflik Laut China Selatan. Negara-negara seperti Malaysia, Filipina, Brunei dan Vietnam
memiliki kesamaan kepentingan yaitu sama-sama ingin mengajukan protes karena seeringnya
kapal kapal China masuk ke area ZEE dari negara negara tersebut untuk menyerap sumber
daya yang ada di sana. Dalam kesempatan ini, Indonesia memanfaatkan ASEAN sebagai
wadah untuk melakukan diplomasi multilateral Bersama dengan negara-negara anggota
ASEAN yang terlibat dalam konflik ini.
Sebelum dilakukannya diplomasi multilateral oleh Indonesia dan sejumlah negara
tersebut, sempat dilakukan upaya unilateral, akan tetapi tidak pernah mendapat respon dari
RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Namun dengan upaya diplomasi multilateral, Indonesia
dan negara-negara tersebut berhasil mendapat respon dari RRT dan juga sukses menyepakati
suatu rangka diplomatis untuk mendukung resolusi konflik tersebut. Adanya kepentingan
yang sama dari beberapa negara itu juga menjadi salah satu alasan berhasilnya diplomasi
tersebut, sebab diplomasi multilateral didasari oleh adanya kepentingan yang sama dari
negara-negara terlibat (Adela dkk, 2021).

Peran PBB dalam Diplomasi


Perserikatan Bangsa-Bangsa atau kerap disingkat PBB resmi dibentuk pada tanggal
24 oktober 1945 sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa. Pada tahun 2005, diterbitkan sebuah
Diplomatik Blue Book, yang didalamnya menyatakan bahwa PBB merupakan sebuah
organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dumia, yang dibuat untk
memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi dan
perlindungan sosal.
PBB yang bermarkas di New York itu memiliki tujuan utama yaitu untuk menjaga
perdamaian dunia, mengembangkan hubungan persahabatan amtar bangsa, menumpuk
Kerjasama internasional untuk menyelesaikan berbagai masalah, baik di bidang ekonomi,
sosial, budaya, serta mengembangkan kehormatan HAM dan kebebasan.
Dalam diplomasi, tentunya PBB kerap memiliki peran, bahkan menjadi aktor
langsung yang bernegosiasi dengan negara yang terlibat konflik. Seperti contohnya pada
konflik Rusia dan Ukraina. Negosiasi adalah upaya yang dilakukan PBB pada konflik yang
terjadi di berbagai negara, begitu pun dengan Rusia dan Ukraina. Namun, Dewan Keamanan
PBB yang memiliki peranan dalam konflik seperti ini, nampaknya belum cukup berhasil
memainkan perannya. Sebab, Rusia kerap terlihat acuh terhadap sanksi sanksi yang akan
diberikan padanya. Pada 4 Maret 2022 PBB mengeluarkan resolusi atasnkonflik ini yaitu :
1. Mengecam federasi Rusia untuk melawan Ukraina serta mengutuk kegiatan operasi militer
khusus Rusia di Ukraina.
2. Menuntut Rusia untuk segera menarik semua pasukan militernya yang ada di Ukraina.
3. Menuntut federasi Rusia untuk berhenti menggunakan kekuatan kepada Ukraina.
4. Tidak akan mengakui wilayah-wilayah yang direbut dengan kekuatan militer.
5. mengekspresikan kekhawatiran tentang dampak konflik yang meresahkan kondisi pangan
secara internasional.
6. Mengutuk keputusan federasi Rusia untuk menambah kesiapan pasukan nuklir mereka.
Namun, meskipun resolusi itu telah dikeluarkan, tidak membuat Rusia menghentikan
aksinya kepada Ukraina, yang mana hingga saat ini, penyerangan masih saja terjadi, dan PBB
dinilai tidak cukup berhasil menjalankan perannya dalam konflik ini (Daenuri, 2021).

Bagian 10
Ancaman Keamanan Global (Terorisme dan Cyber Warfare) Beserta Upaya
Mengatasinya Melalui Kerja Sama Internasional

Terorisme dan Upaya Mengatasinya


Pada dasarnya, terorisme merupakan tindakan menggunakan kekerasan terbuka yang
tujuannya menyebarkan terror atau rasa ketakutan. Menurut FBI, Terorisme adalah kekerasan
yang melanggar hukum terhadap orang atau objek untuk mengintimidasi, memaksa warga
sipil atau pemerintahan atau bisa dikatakan semua segmen ancaman dalam pemajuan politik
atau tujuan sosial.
Di xaman ini terorisme nukanlah isu yang baru. Isu ini mulai mendapat perhatian
besar dari Masyarakat Internasional setelah terjadinya peristiwa 9/22 yang mana sebuah
pesawat menabrak Gedung kembar di AS pada tahun 2001. Terorisme kemudia sering
dikaitkan dengan Radikalisme yang digadang sebagai akar terorisme. Radikalisme adalah
paham yang radikal dalam politik. Penganut paham ini kerap menggunakan kekerasan
terbuka untuk mencapai kepentingannya,
Secara garis besar, terorisme dan radikalisme merupakan dua hal berbeda, yang mana
radikalisme adalah sebuah paham, sedangkan terorisme adalah tindakan, keduanya kerap
dikaitkan lantaran memiliki persamaan yaitu sama-sama sering menggunakan aksi kekerasan
terbuka dalam tindakan dan kepentingannya (Alexandra, 2017).
Terorisme berpendapat bahwa penggunaan cara-cara kekerasan dan menimbulkan
ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai tujuannya. Dengan itu, terror merupakan aksi
jahat yang dipandang “lebih jahat” oleh pelaku, sehingga bukan merupakan kejahatan yang
berdiri sendiri. Dalam perspektif konvensi PBB, terorisme adalah segala bentuk aktifitas
kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk terror
terhadap kelompok atau orang tertentu atau Masyarakat luas. Sementara itu, James H. Wolfe
menyebutkan beberapa karaket dai terorisme, yang manameluputi motivasi yang bersifat
politis maupun nonpolitis, bertujuan untuk mengintimidasi dan mempengaruhi kebijakan
pemerintah negara dan tindakan ini tidak menghormati hukum Internasional atau etika
internasional.
Pencegahan terorisme di dunia dapat dilakukan dengan adanya Kerjasama
innternasional. Di ruang lingkup ASEAN, salah satu kerja sama yang dilakukan ialah ASEAN
Convemtion on Counter errorisme (ACCT).yang ditandatangani oleh seluruh kepala negara
anggota ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN tanggal 13 Januari 2007 di Filipina. Dengan
penggunaan AACT dalam penganan terorisme di Indonesia, maka ketentuan yang adadalam
kinvensi ASEAN tersebut akan berlaku bagi Indonseia. Siapapun yang mendanai,
merencanakan, memfasilitasi, atau melakukan tindak teroris dari penggunaan wilayah
masing-masing dengan tjuan melawan pihak dan warga negara pihak lain mencegah dan
menindak pendanaan tindak teroris. Mencegah pergerakan para teroris atau kelompok teroris
dengan pengawasan perbatasan yang efektif dan pengawasa penerbitan surat identitas dan
dokummen perjalanan, dan melalui Langkah-langkah untuk mencegah pemalsuan,
penjiplakan, dan penyalah gunaan identitas serta dokumen perjalanan.
Kerjasama antara negara-negara di ASEAN tersebut merupakan upaya mereka untuk
menangani isu terorisme yang dinilai merupakan isu luar biasan, oleh karena itu harus
memiliki pencegahan yang luar biasa pula. Pemcegahan yang dilakukan yaitu dengan
melakukan Kerjasama, mengngat adanya kesamaan kepentingan darisemua negara yang ikut
meratifikasi ACCT tersebut. Hingga kini, terorisme merupakan isu yang tidak terlalu sering
terjadi, namun isu ini akan ters ada dan mengancam di tengah tengah kehidupan internasional
(Nainggolan dkk, 2019).

Cyber Warfare dan Upaya Menanganinya


Perkembangan dunia maya yang pesat di era ini melahirkan kejahatan dunia maya,
yaitu jenis kejahatan internasional, karena pelaku yang terlibat bisa merupakan pelaku dari
dua negara atau lebih, begitu juga dengan parakorbannya. Cyber Crime bisa menyerang
berbagai situs, blog, email, media sosial, maupun berbagai perangkkat lunak computer
sehingga dapat membahayakan berbagai Perusahaan, perbankan, instansi pemerintahan,
maupun militer dan kepolisian yang berbasis pada computer.
Hadirnya cyber space, syber threat, dan cyber crime dalam kehidupan global telah
menimbulkan cyber defence di berbagai negara. Cyber force sangat diperlukan di setiap
negara, khususnya di era teknologi seperti sekarang, sehingga berbagai cara harus dilakukan
untuk melindungi berbagai pertahanan dunia maya dari berbagai serangan di dunia cyber.
Setiap negara harus mengembangkan kekuatan dan pengamanan di dunia maya terkait
banyak sekali ancaman yang dilakukan pihak-pihak tertentu di dunia digital. Contoh kasus
Perusahaan film yaitu Sony Picture di AS, yang diretas oleh hacker yang diduga berasal dari
KORUT, adanya peretasa situs kementrian AS, dan berbagai kasus penyadapan lainnya yang
terjadi di dunia.
Hal tersebut kemudian menimbulkan ancaman baru dalam dunia internasional, berupa
cyber wafare (perang cyber). Cyber warfare adalah perang yang terjadi di dunia maya dengan
menggunakan teknologi canggih dan jaringan wifi. Cyber warfare berkembang dari cyber
crime yang berarti kejahatan dengan memanfaatkan dunia maya dan kemajuan teknologi.
Dalam cyber warfare terdapat metode penyerangan yang berbeda dengan perang pada
umumnya. Domain dari cyber warfare berada dalam dunia maya, di mana pelakunya adalah
orang yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi. Wilayah yang diserang pun
tentunya bukan wilayah fisik melainkan wilayah dunia maya (Subagyo, 2018).
Upaya Kerjasama internasional dalam mengatasi cyber crime atau cyber warfare bisa
dilihat dari kerja sama dengan ASEAN. Indonesia pernah secara komitmen bermitra dengan
negara anggota ASEAN di sektor keamanan cyber yaitu dengan Malaysia dan Singapura
karena keunggulannya dalam pengembangan keamanan cyber. Indonesia dan ASEAN
Bersama-sama menangani kejahata cyber dengan meningkatkan keamanan cyber di negara
anggota. Terbukti dari adanya partisipasi Indonesia dalam kegiatan ASEAN Forum Regional
yang sejak 2006 berfokus pada ancaman kejahatan cyber. ARF pernah membuat pertemuan
yang bertajuk “Statement on Cooperation in Fighting Cyber Attack and Terrorist Missue of
Cyber Space” di Vietnam pada 2012. Sebelumnya, pada 13-14 Januari 2011 ASEAN sepakat
membentuk komunitas untuk meningkatkan keamanan cyber, sehingga berasil didirikannya
ASEAN-CERT, yang mana, Bersama ASEAN, Indonesia berkomitmen untuk terus
mengembangkan kemanan syber dan melakukannya secara kontinyus (Putri, 2021).

Anda mungkin juga menyukai