Hasil
Kemunculan Amerika
Serikat dan Uni
Soviet sebagai kekuatan super
Sekutu
Poros
Jerman
Kekaisaran
Jepang(at war 193745)
Italia (194043)
Hongaria (194045)
Rumania (194144)
Bulgaria (194144)
Pihak terlibat
Finlandia (194144)
Thailand (194245)
Irak (1941)
Negara klien dan boneka
Manchukuo
Republik Sosial
Italia(194345)
Kroasia (194145)
Slowakia
...dan lain-lain
Pemimpin Poros
Winston Churchill
Franklin D. Roosevelt
Joseph Stalin
Chiang Kai-shek
...dan lain-lain
Adolf Hitler
Hirohito
Benito Mussolini
...dan lain-lain
Korban
Korban militer:
Lebih dari 16.000.000
Korban sipil:
Korban militer:
Lebih dari 8.000.000
Korban sipil:
[sembunyikan]
Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan
senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini
berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951,[8] dan dengan
Jerman pada tahun 1990.[9]
Latar belakang[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penyebab Perang Dunia II
Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hongaria, Jerman,
dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu
yang menang seperti Perancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta setelah
runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifis setelah perang,[10][11] kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di
sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan
yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan
seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan
membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.[12] Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan
terbentuknya Uni Soviet.[13]
Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 19181919 dan sebuah pemerintahaan demokratis yang kemudian dikenal dengan
nama Republik Weimardibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras
atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah
mengetahui janji-janji Britania dan Perancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai.
Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis, totalitarian, dan
kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan
luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia"Kekaisaran Romawi Baru".[14]
Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai,
dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran
Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi. [15]
Parati Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal
berhasil menyatukan Cina pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalamperang saudara melawan bekas sekutunya
yang komunis.[16] Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Cina[17] sebagai
tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai
alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.[18]
Terlalu lemah melawan Jepang, Cina meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa
setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe,
dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan voluntir Cina melanjutkan pemberontakan
terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.[19]
dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Perancis ke Saarland.[48] Britania dan Perancis juga mulai memblokir perairan
Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.[49][50]
Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu Polandia.[51] Wilayah Polandia
terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka
mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeribawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di
luar Polandia.[52]
Sekitar 100.000 personil militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara tersebut kemudian
berperang melawan Jerman di teater perang yang lain.[53] Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis.[54] Pada saat itu
pula, Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Cina yang strategis, tetapi digagalkan pada akhir September.[55]
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan
mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan "bantuan bersama".[56][57][58] Finlandia menolak permintaan wilayah dan
diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939.[59] Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi
oleh Finlandia.[60] Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak
Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa. [58]
Tentara Jerman di Arc de Triomphe, Paris, setelah kejatuhan Perancis tahun 1940.
Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan "Sitzkrieg"
(perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940. [61] Uni
Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan
imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu.[62]
Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak
dihadang oleh Sekutu.[63] Denmarklangsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.
[64]
Bulan Mei 1940, Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu.[65] Ketidakpuasan Britania atas
kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain denganWinston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.
[66]
Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah-pemerintah Eropa di Asia
Tenggara. Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan
kendali politik atas koloninya. Perancis Vichy, sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indocina Perancis.[132] Pada bulan Juli 1941,
Amerika Serikat, Britania Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indocina dengan membekukan aset-aset
Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan 80 persen minyak Jepang[133]) merespon dengan menerapkan embargo minyak
secara penuh.[134] Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Cina, atau merebut
sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat
menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung.[135]
Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang
hingga Pasifik Tengah; Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan
melancarkan perang defensif.[136] Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana
menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang.[137] Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang
menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan.
[138]
Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya[138] dan pertempuran
Hong Kong.
Kejatuhan Singapura pada Februari 1942 mengakibatkan 80.000 tentara Sekutu ditangkap dan diperbudak oleh Jepang.
Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Cina, Australia, dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan
perang terhadap Jepang, sementara Uni Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih
untuk tetap netral dengan Jepang.[139][140] Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat. Pada bulan Januari, Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Cina, dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan
mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam Atlantik,[141] dan melakukan kewajiban untuk
tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian
Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Perancis.[142] Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang
berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka
butuh lebih banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orangorang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.[143]
Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma, Malaya, Hindia Timur
Belanda, Singapura,[144] dan Rabaul, sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan. Meski
memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran
Filipina mengasingkan diri.[145] Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Cina Selatan,Laut Jawa, dan Samudra
Hindia,[146] dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang
adalahkemenangan Cina di Changsha pada awal Januari 1942.[147] Kemenangan-kemenangan mudah atas lawan yang tidak punya
persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan.[148]
Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut
Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat.[149] Meski kalah besar, anggota Poros Eropa
menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun
sebelumnya.[150] Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang memukul Britania kembali ke posisinya
di Garis Gazala pada awal Februari,[151] diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk
mempersiapkan serangan mereka selanjutnya.[152]
Kebuntuan serbuan Poros (1942)[sunting | sunting sumber]
Pengebom tukik Amerika Serikatmemerangi Mikuma pada Pertempuran Midway, Juni 1942.
Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan
jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan
pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral.[153] Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya,
adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai aksi pengalihan,
Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska.[154] Pada awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya,
tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan
pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
[155]
Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang memilih fokus pada upaya
menduduki Port Moresby melalui kampanye daratdi Teritori Papua.[156] AMerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi
Jepang di selatan Kepulauan Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama Jepang di Asia
Tenggara.[157]
Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentaratentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan
Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna-Gona.[158] Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar
tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal. Pada awal 1943, Jepang dikalahkan di pulau ini danmenarik tentara mereka.[159] Di
Burma, pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi. Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa
pasukan mundur ke India bulan Mei 1943.[160]Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang,
pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.[161]
memecah pasukan Poros dan mendorong mereka ke barat melintasi Libya.[175]Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi
Inggris-Amerika Serikat ke Afrika Utara Perancis, yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan Sekutu.[176] Hitler menanggapi
pendudukan koloni Perancis ini dengan memerintahkan pendudukan Perancis Vichy;[176] meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan
pelanggaran gencatan senjata ini, mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman.[177] Pasukan
Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia, yang kemudian dikuasai Sekutu pada bulan 1943.[178]
Sekutu menguasai medan (1943)[sunting | sunting sumber]
Personil dan perlengkapan Pasukan Merah melintasi sungai saat musim panas utara 1944
Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai D-Day), setelah tiga tahun ditekan Soviet,[143] Sekutu Barat menyerbu Perancis Utara. Setelah
menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka juga menyerang Perancis Selatan.[210] Semua pendaratan ini berhasil dan
berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Perancis. Paris dibebaskan oleh pemberontakan lokal yang dibantu Pasukan
Perancis Merdeka pada tanggal 25 Agustus[211] dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir
tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar-besaran di Belanda tidak berhasil.
[212]
Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia,
serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.
Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus ("Operasi Bagration") yang berakhir dengan nyaris kehancuran
total Pusat Grup Angkatan DaratJerman.[213] Tidak lama selepas itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari
Ukraina Barat dan Polandia Timur. Pergerakan Soviet sukses memaksapasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah
pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa, serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh
pasukan Jerman.[214] Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di
sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara tersebut ke
Sekutu.[215]
Milisi Polandia pada Pemberontakan Warsawa yang menewaskan 200.000 warga sipil.
Pada bulan September 1944, tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan memaksa penarikan cepat Grup
Angkatan Darat Jerman E dan F diYunani, Albania, dan Yugoslavia untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran.[216] Pada saat
ini, Partisan Komunis pimpinan Marsekal Josip Broz Tito, yang memulaikampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941,
menguasai sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman di selatan.
Di Serbia utara, Pasukan Merah, dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria, membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu kota
Belgrade tanggal 20 Oktober. Beberapa hari kemudian, Soviet melancarkan serangan massal terhadap Hongaria dudukan Jerman yang
berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan Februari 1945.[217] Kebalikan dengan kemenangan impresif Soviet di
Balkan, pemberontakan Finlandia terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan
berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata Soviet-Finlandia pada kondisi relatif kondusif,[218][219] disertai memihaknya Finlandia
ke Sekutu.
Pada awal Juli, pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di Assam, memukul pasukannya kembali
hingga Sungai Chindwin[220]sementara Cina mencaplok Myitkyina. Di Cina, Jepang menuai kesuksesan besar, berhasil mencaplok
Changsha pada pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus.[221] Selepas itu, mereka menyerbu provinsi Guangxi,
memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Cina di Guilin dan Liuzhou pada akhir November[222]dan berhasil menyatukan
pasukan mereka di Tiongkok dan Indocina pada pertengahan Desember.[223]
Di Pasifik, pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang. Pada pertengahan Juni 1944, mereka memulai serangan ke
Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina. Kekalahan-kekalahan ini
memaksa Perdana Menteri Jepang Tj mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas pangkalan udara baru untuk
melancarkan serangan bom besar-besaran di kepulauan utama Jepang. Pada akhir Oktober, pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau
Leyte, Filipina; tidak lama kemudian, angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte, salah satu
pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.[224]
Poros runtuh, Sekutu menang (1945)[sunting | sunting sumber]
Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa-sisa pasukan
cadangannya untuk melancarkanserangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar
tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik.[225] Pada Januari,
serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai. [225] Di italia, Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman.
Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia, bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia
Timur.[226] Tanggal 4 Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka menyetujui
pendudukan di Jerman pascaperang,[227] dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang.[228]
Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati
Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr,mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B,
[229]
sementara Soviet melaju ke Wina. Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi
Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April.
Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga.[230]
Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S. Roosevelt meninggal dunia dan digantikan
oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April.[231] Dua hari kemudian, Hitler bunuh diri dan
digantikan oleh Laksamana Agung Karl Dnitz.[232]
Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen penyerahan diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims,
[233]
dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin.[234] Pusat Grup Angkatan Darat Jermanbertahan di Praha sampai 11 Mei.[235]
Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina, membebaskan Leyte pada akhir
April 1945. Mereka mendarat di Luzon bulan Januari 1945 dan mencaplok Manilabulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan
kota ini. Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang.[236]
Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana. Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan
Cina mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret, dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei.[237] Pasukan Cina mulai
balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945. Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke
Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni.[238] Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan
kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang.[239]
Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman,[240] dan
menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang oleh Jepang, dengan menyatakan bahwa "alternatif bagi Jepang adalah
kehancuran dalam waktu singkat".[241] Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan
Churchill sebagai Perdana Menteri.[242]
Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang,
pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet, sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan
cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar.[243][244] Pasukan Merah juga
menduduki PulauSakhalin dan Kepulauan Kuril. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen
penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang
ini.[233]
Tentara Amerika Serikat dan Sovietbertemu bulan April 1945 di timurSungai Elbe.
Jalanan pusat kota Berlin yang hancur pasca-Pertempuran Berlin, diambil tanggal 3 Juli 1945.
Perdana Menteri Winston Churchillmemberi tanda "Victory" kepada kerumunan di London pada Hari Kemenangan di Eropa.
Demi mempertahankan perdamaian,[252] Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945,
[253]
dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya.
[254]
Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi pemenang perangAmerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancismenjadi
anggota permanen Dewan Keamanan PBB.[3] Kelima anggota permanen ini masih ada sampai sekarang, meski terjadi perubahan dua
kursi, angata Republik Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1971, dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi
Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet. Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang
berakhir.[255]
Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman[256] dibentuk di dalam
perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet.[257] Kebanyakan negara
Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau
setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia, Hongaria,[258] Cekoslowakia,[259]Rumania, Albania,[260] dan Jerman
Timur menjadi negara satelit Soviet. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan
Uni Soviet.[261]
Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta
Warsawa pimpinan Soviet;[262] periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin, akan
dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga.[263]
Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet
menganeksasi Sakhalin danKepulauan Kuril.[264] Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika
Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38 pada tahun
1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea.[265]
Di Cina, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan
Republik Rakyat Tiongkok di daratan, sementara pasukan nasionalis mundur keTaiwan tahun 1949.[266] Di Timur Tengah, penolakan Arab
terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab-Israel. Saat
kekuatan-kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber
daya saat perang justru menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.[267][268]
Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai cara. Amerika Serikat tampil
lebih kaya daripada negara lain; negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi
daripada negara-negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia. [269][270] Britania Raya dan Amerika Serikat
menerapkan kebijakanpelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 19451948.[271] Akibat perdagangan internasional yang saling
tergantung, hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun. [272][273]
Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan
ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall (19481951) baik secara langsung maupun tidak langsung.[274][275] Pemulihan Jerman
Barat pasca-1948 disebut-sebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman.[276] Selain itu, ekonomi Italia[277][278] dan Perancis juga meroket.
[279]
Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi,[280] dan terus memburuk selama beberapa dasawarsa.[281]
Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami peningkatan pesat produksi pada masa-masa
pascaperang.[282] Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an.[283] Cina
kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.[284]
Peta kolonisasi dunia tahun 1945. Dengan berakhirnya perang, perang pembebasan bangsa tercipta, berakhir dengan pembentukan
Israel dandekolonisasi Asia dan Afrika.
Sejumlah sejarawan, seperti Jrg Friedrich, menegaskan bahwa pengeboman massal kawasan berpenduduk di wilayah musuh,
termasuk Tokyo dan terutama kota-kota Jerman di Dresden, Hamburg, dan Koln oleh Sekutu Barat, yang mengakibatkan kehancuran lebih
dari 160 kota dan kematian 600.000 warga sipil Jerman, bisa dianggap sebagai kejahatan perang. [309]
Kamp konsentrasi dan perbudakan[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Holocaust, Konsekuensi Nazisme, Kejahatan perang Jepang, dan Kejahatan perang Sekutu pada Perang Dunia II
Jenazah di kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen setelah dibebaskan, kemungkinan tahanan politik atau tahanan perang Soviet
Nazi bertanggung jawab atas terjadinya Holocaust, yaitu pembunuhan sekitar enam juta (meskipun jumlahnya diragukan) kaum Yahudi
(kebanyakan Ashkenazim), serta dua juta etnis Polandia dan empat juta orang lainnya yang dianggap "tidak layak hidup" (termasuk orang
cacat dan sakit jiwa, tahanan perang Soviet, homoseksual, Freemason,Saksi-Saksi Yehuwa, dan Romani) sebagai bagian dari program
pemusnahan dengan sengaja. Sekitar 12 juta orang, kebanyakan penduduk Eropa Timur, dipekerjakan sebagai buruh paksa di ekonomi
perang Jerman.[310] Terlepas dari semua itu, ada beberapa pihak yang meragukan jumlah korban Holocoust. Mereka beranggapan bahwa
korban Holocoust tidak sampai mencapai 6 juta orang, melainkan hanya ratusan ribu saja. Peristiwa ini juga dianggap oleh pihak-pihak
tertentu sebagai propaganda untuk menarik simpati terhadap berdirinya negara Israel. Banyaknya negara-negara Eropa memberikan
hukuman bagi siapa saja yang tidak percaya pada peristiwa Holocoust dan seringnya peristiwa ini ditunjukkan dalam film-film dan dalam
buku-buku sejarah, membuat pihak-pihak tersebut ragu akan kebenaran peristiwa ini. Namun, terlepas dari semua keraguan itu, peristiwa
pembantaian dan penyiksaan terhadap Yahudi benar-benar ada, meskipun jumlah korbannya masih kontroversial.
Selain kamp konsentrasi Nazi, gulag (kamp buruh) Soviet mengakibatkan kematian warga sipil negara-negara yang diduduki seperti
Polandia, Lituania, Latvia, dan Estonia, serta tahanan perang Jerman dan bahkan warga sipil Soviet yang dianggap mendukung Nazi.
[311]
Enam puluh persen tahanan perang Jerman di Soviet tewas sepanjang perang.[312] Richard Overy memberi jumlah 5,7 juta tahanan
perang Soviet. Dari jumlah tersebut, 57 persen meninggal dunia atau dibunuh dengan jumlah 3,6 juta orang.[313]Mantan tahanan perang
Soviet dan warga sipil yang pulang diperlakukan dengan kecurigaan luar biasa sebagai pendukung Nazi yang potensial, dan beberapa di
antara mereka dikirim ke Gulag setelah diperiksa NKVD.[314]
Kamp tahanan perang Jepang, kebanyakan dipakai sebagai kamp buruh, juga memiliki tingkat kematian tinggi. Pengadilan Militer
Internasional untuk Timur Jauhmenemukan tingkat kematian tahanan Barat adalah 27,1 persen (37 persen untuk tahanan perang Amerika
Serikat),[315] tujuh kali lebih tinggi daripada tahanan perang di Jerman dan Italia.[316] Sementara 37.583 tahanan dari Britania Raya, 28.500
dari Belanda, dan 14.743 dari Amerika Serikat dilepaskan setelah penyerahan diri Jepang, tahanan Cina yang dilepas hanya 56 orang.[317]
Menurut sejarawan Zhifen Ju, sedikitnya lima juta warga sipil Cina dari Tiongkok utara dan Manchukuo diperbudak antara 1935 dan 1941
oleh Dewan Pembangunan Asia Timur, atau Kain, untuk bekerja di pertambangan dan industri perang. Setelah 1942, jumlah ini
mencapai 10 juta orang.[318] U.S. Library of Congress memperkirakan bahwa di Jawa, antar 4 dan 10 juta romusha(bahasa Indonesia:
"buruh manual"), dipaksa bekerja oleh militer Jepang. Sekitar 270.000 buruh Jawa dikirim ke wilayah pendudukan Jepang lain di Asia
Tenggara, dan hanya 52.000 orang yang pulang ke Jawa.[319]
Pada tanggal 19 Februari 1942, Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif 9066 yang menahan ribuan orang Jepang, Italia, Jerman
Amerika, dan sejumlah emigran dari Hawaii yang mengungsi setelah pengeboman Pearl Harbor sampai perang berakhir. Pemerintah A.S.
dan Kanada menahan 150.000 warga Jepang Amerika.[320][321] Selain itu, 14.000 penduduk Jerman dan Italia di A.S. yang dianggap sebagai
risiko keamanan juga ditahan.[322]
Sesuai perjanjian Sekutu pada Konferensi Yalta, jutaan tahanan perang dan warga sipil dimanfaatkan sebagai buruh paksa oleh Uni Soviet.
[323]
Dalam hal Hongaria, penduduknya dipaksa bekerja untuk Uni Sovietsampai 1955.[324]
Front dalam negeri dan produksi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Produksi militer pada Perang Dunia II dan Front dalam negeri pada Perang Dunia II
Rasio PDB Sekutu dibandingkan dengan Poros
Di Eropa, sebelum pecah perang, Sekutu memiliki keunggulan signifikan dalam hal populasi dan ekonomi. Pada tahun 1938, Sekutu Barat
(Britania Raya, Perancis, Polandia, dan Jajahan Britania) memiliki populasi 30 persen lebih besar dan produk domestik bruto 30 persen
lebih besar daripada Poros Eropa (Jerman dan Italia); jika koloni disertakan dalam hitungan, Sekutu mendapatkan keunggulan 5:1 dalam
jumlah penduduk dan 2:1 dalam PDB.[325] Di Asia pada saat yang sama, Cina memiliki jumlah penduduk enam kali lebih banyak daripada
Jepang, tetapi PDB yang 89 persen lebih tinggi; jumlah ini berkurang menjadi populasi tiga kali lebih banyak dan PDB 38 persen lebih
tinggi jika koloni-koloni Jepang disertakan dalam hitungan.[325]
Meski keunggulan ekonomi dan populasi Sekutu dimanfaatkan besar-besaran selama serangan blitzkrieg awal Jerman dan Jepang, mereka
menjadi faktor penentu pada tahun 1942, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet bergabung dengan Sekutu, setelah sebagian besar perang
ini menjadi perang atrisi.[326]Sementara kemampuan Sekutu untuk melampaui produksi Poros sering dikaitkan dengan akses Sekutu yang
besar ke sumber daya alam, faktor-faktor lain, seperti keengganan Jerman dan Jepang untuk mempekerjakan wanita dalam tenaga kerja,
[327][328]
pengeboman strategis oleh Sekutu,[329][330] dan peralihan terbaru Jerman ke ekonomi perang[331] sangat berkontribusi besar. Selain itu,
baik Jerman maupun Jepang tidak berencana mengadakan perang yang berkepanjangan, dan tidak sanggup melakukannya.[332][333] Untuk
meningkatkan produksi mereka, Jerman dan Jepang memanfaatkan jutaan buruh budak;[334]Jerman memanfaatkan 12 juta orang,
kebanyakan dari Eropa Timur,[310] sementara Jepang memanfaatkan lebih dari 18 juta orang di Asia Timur Jauh.[318][319]
Pendudukan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia II, Pemberontakan pada Perang
Dunia II, dan Eropa dudukan Jerman
dengan eksekusi massal.[338] Meski kelompok pemberontak berdiri di hampir semua teritori pendudukan, mereka tidak mengganggu
operasi Jerman baik di Timur[339] maupun Barat[340] sampai akhir tahun 1943.
Di Asia, Jepang menyebut negara-negara di bawah pendudukannya sebagai bagian dari Lingkup Persemakmuran Asia Timur Raya, yang
pada dasarnya merupakanhegemoni Jepang yang diklaim bertujuan membebaskan bangsa yang dikolonisasi.[341] Meski pasukan Jepang
awalnya disambut sebagai pembebas dari dominasi Eropa di sejumlah daerah, kekejaman mereka yang berlebihan mengubah opini publik
menjadi menentang mereka dalam hitungan minggu.[342] Selama penaklukan awal Jepang, negara ini mencaplok 4.000.000 barrel
(640,000 m3) minyak (~5.5105 ton) yang ditinggalkan oleh pasukan Sekutu yang mundur, dan pada tahun 1943 Jepang mampu merebut
produksi minyak di Hindia Timur Belanda hingga Templat:Bbl to t, 76 persen dari tingkat produksinya tahun 1940.[342]
Kemajuan teknologi dan peperangan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teknologi pada Perang Dunia II
Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata-mata, pesawat tempur, pengebom, dan bantuan darat, dan masing-masing perannya
memperoleh kemajuan yang berarti. Inovasi-inovasi yang muncul meliputipengangkutan udara (kemampuan memindahkan suplai,
perlengkapan, dan personil berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat);[343] dan pengeboman strategis (pengeboman kawasan
berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral).[344] Persenjataan antipesawat juga dikembangkan, termasuk pertahanan radar dan
artileri darat-ke-udara, seperti senjata 88 mm Jerman. Pemakaian pesawat jet dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat memberi
sedikit pengaruh, pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh dunia. [345]
Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut, terutama kapal angkut pesawat (kapal induk) dan kapal selam. Meski sejak
awal perang, peperangan udara menuai sedikit kesuksesan, berbagai aksi di Taranto, Pearl Harbor, Laut Cina Selatan, dan Laut Koral
membuat kapal induk dianggap mampu menggantikan kapal perang.[346][347][348]
Di Atlantik, kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan meningkatkan radius perlindungan efektif
serta membantu menutup celah Atlantik Tengah.[349] Kapal induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi
pesawat yang relatif rendah[350] dan tidak perlu diperkuat habis-habisan.[351] Kapal selam, terbukti merupakan senjata efektif pada Perang
Dunia Pertama,[352]diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua. Britania memfokuskan
pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam, seperti sonar dan konvoi, sementara Jerman berfokus pada memperbarui
kemampuan serangannya dengan desain seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack.[353] Secara perlaham, teknologi baru Sekutu
seperti sinar Leigh, hedgehog, squid, dan torpedo lacak terbukti unggul.
Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas dan senjata gabungan. Tank, yang sering
dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia Pertama, berubah menjadi senjata utama.[354] Pada akhir 1930-an, desain tank lebih
maju dibandingkan saat Perang Dunia I,[355] dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan, pertahanan, dan daya
tembak.
Saat perang dimulai, kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan spesifikasi yang lebih hebat. [356] Ide ini
ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif ringan melawan kendaraan lapis baja, dan doktrin Jerman menghindari
pertempuran tank-versus-tank. Hal ini, bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman, termasuk di antara leemen kunci kesuksesan
taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Perancis.[354] Banyak cara untuk menghancurkan tank, termasuk dengan artileri tidak
langsung, senjata antitank (baik yang ditarik maupun gerak sendiri), ranjau, senjata antitank infanteri jarak pendek, dan bahkan tank lain
pun diikutsertakan.[356] Bahkan dengan mekanisasi besar-besaran, infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh pasukan,[357] dan
sepanjang perang, sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti saat Perang Dunia I. [358]
Senjata mesin portabel meluas, seperti MG42 Jerman dan berbagai senjata submesin yang dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di
perkotaan dan hutan.[358] Bedil serang, sebuah pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin,
menjadi senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata. [359][360]
Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan yang muncul dari pemakaian buku
kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi, yang paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman.
[361]
SIGINT (signals intelligence) adalah proses melawan dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut
Jepang[362] dan Ultra dari Britania Raya, berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau, yang berhasil mengungkap Enigma selama
tujuh tahun sebelum perang.[363] Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan, yang berhasil dipakai oleh Sekutu dengan
kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan Bodyguard.[362][364] Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang
atau setelah perang, termasuk komputer-komputer terprogram pertama di dunia (Z3, Colossus, dan ENIAC), misil pandu dan roket
modern, pengembangan senjata nuklir Proyek Manhattan, penelitian operasi dan pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah
Selat Inggris.[365]
Boeing B-17E Amerika Serikat. Sekutu kehilangan 160.000 penerbang dan 33.700 pesawat sepanjang perang udara di Eropa.[366]
U-995 Type VIIC Jerman. Antara 1939 dan 1945, 3.500 kapal dagang Sekutu ditenggelamkan dengan mengorbankan 783 kapal-U
Jerman.
T-34 Soviet, tank paling banyak diproduksi dalam perang ini. Lebih dari 57.000 unit dibuat pada tahun 1945.
Penyebab Umum[sunting | sunting sumber]
Penyebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain:
Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi
menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar
berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Ethiopia.
Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat
terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia tetapi kemudian Rusia mencurigaifasisme Italia dan nasionalis-sosialis
Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan persenjataannya.
Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari
kawan dan muncullah dua blok besar yakni:
1.
Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.
2.
Blok Sekutu, terdiri atas:
Blok komunis yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Rumania, dan Cekoslovakia.
Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Perancis karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailes.
Penyebab Khusus[sunting | sunting sumber]
Eropa[sunting | sunting sumber]
Di Eropa, sebab khusus terjadinya Perang Dunia II adalah serbuan Jerman ke Kota Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939.
Polandia merupakan negara dibawah pengawasan Liga-Liga Bangsa. Hitlermenuntut Danzig karena penduduknya adalah bangsa Jerman,
tetapi Polandia menolak tuntutan itu. Pada tanggal 3 September 1939 negara-negara pendukung LBB
terutama Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman, kemudian diikuti sekutu-sekutunya.
6: Pemberontak Polandia di Kampanye September Polandia berakhir. Hitler berbicara sebelum Reichstag, mengumumkan
keinginan untuk berkonferensi dengan Britania dan Perancis untuk berdamai.
9: Hitler membuat perintah (Rencana Kuning) untuk persiapan penyerangan ke Belgia, Perancis, Luksemburg, dan Belanda.
10: Militer Polandia terakhir menyerah kepada Jerman.
10: Pemimpin angkatan laut Jerman menyarankan Hitler menduduki Norwegia.
10: Perdana Menteri Britania Chamberlain menolak Hitler berdamai.
11: Diperkirakan 158.000 tentara Britania berada di Perancis pada waktu itu.
12: Adolf Eichmann mulai mendeportasikan kaum Yahudi dari Austria dan Cekoslovakia ke Polandia.
12: Petinggi Perancis Daladier menolak Hitler berdamai.
12: Dewan Finlandia bertemu Stalin dan Molotov di Moskow. Uni Soviet meminta Finlandia menyerahkan basis militer
dekat Helsinki dan bertukar sejumlah teritori Soviet dan Finlandia untuk menjaga Leningrad dari Britania Raya atau ancaman
masa depan Jerman.
14: Kapal perang Britania HMS Royal Oak tenggelam di pelabuhan Scapa Flow oleh U-47, dibawah pimpinan Gunther Prien.
14: Finlandia bertemu Staslin. Staslin mengatakan bahwa "sebuah kecelakaan" dapat terjadi antara tentara Finlandia dan Soviet,
bila negosiasi terlalu lama.
16: Serangan udara pertama di Britania Raya, ditujukan kepada kapal-kapal di Firth of Forth, Skotlandia.
19: Sebagian Polandia diserahkan kepada Jerman; perkampungan Yahudi pertama didirikan di Lublin.
20: "Perang Palsu": Tentara Perancis menetap di asrama dan terowongan jalur Maginot; Britania membangun pertahanan baru di
sepanjang "celah" antara jalur Maginot dan Channel.
27: Paus Pius XII membuat surat berisi kutukan terhadap rasisme dan kediktatoran.
27: Belgia mengumumkan bahwa mereka netral pada konflik tersebut.
30: Pemerintah Britania menyelesaikan laporan kamp konsentrasi yang dibangun di Eropa untuk kaum Yahudi dan anti-Nazi.]
1: Sebagian Polandia, termasuk Koridor Danzig, dianeksasi oleh Jerman. Uni Soviet menganeksasi wilayah timur yang diduduki
Polandia hingga Ukraina dan Belarusia.
3: Finlandia dan Uni Soviet bernegosiasi mengenai perbatasan baru. Finlandia tidak mempercayai tujuan Stalin dan menolak
memberi teritori yang melewati garis pertahanan mereka.
4: Peraturan Kenetralan AS disahkan: Perancis dan Britania dapat membeli persenjataan, tetapi pada basis keuangan yang
dibatasi. Pengisolasi Amerika menganggap peraturan itu "biadab."
4: Kaum Yahudi Warsawa (sekitar 400.000 orang) dipindahkan ke perkampungan Yahudi.
8: Hitler lolos dari ledakan bom di beerhall Munich, ketika ia berpidato pada perayaan beerhall putsch tahun 1923. Pengebom
Britania kebetulan sedang menyerang Munich.
13: Negosiasi antara Finlandia dan Uni Soviet berakhir. Finlandia mengetahui bahwa Jerman dan Rusia setuju memasukkan
Finlandia ke dalam wilayah Soviet.
13: Bom pertama dijatuhkan di Britania di Kepulauan Shetland dengan sedikit kerusakan.
14: Pemerintah terusir Polandia pindah ke London.
17: IRA disalahkan atas bom yang diledakkan di London.
20: Luftwaffe dan U-Boat Jerman meranjau muara Thames.
23: Kaum Yahudi Polandia diperintahkan mengenakan penutup lengan Bintang Daud.
24: Jepang mengumumkan pendudukan Nanning di selatan Cina.
26: Soviet mengebom Mainila, pasukan Soviet mengebom sebuah lapangan dekat perbatasan Finlandia, menyebabkan tentara
Finlandia menyerang tentara Soviet.
29: USSR memutuskan hubungan diplomatik dengan Finlandia.
30: Uni Soviet menginvasi Finlandia dan dikenal sebagai Perang Musim Dingin.
Desember 1939[sunting | sunting sumber]
1: Rusia melanjutkan perangnya melawan Finlandia, Helsinki dibom. Pada dua minggu pertama bulan itu, Finlandia mundur
hingga jalur Mannerheim, sebuah jalur pertahanan kuno di dalam perbatasan selatan dengan Rusia.
2: Persyaratan Britania untuk tentara meningkat untuk laki-laki berusia 19 hingga 41 tahun.
5: Penyerang Rusia memulai serangan besar terhadap jalur Mannerheim.
7: Italia mengumumkan lagi kenetralannya. Norwegia, Swedia, dan Denmark juga mengumumkan kenetralannya pada
pertempuran Rusia-Finlandia.
11: Rusia dikalahkan oleh beberapa taktik pengalahan oleh pasukan Finlanfia.
13: Pertempuran River Plate, lepas pantai Montevideo, Uruguay. Sebuah skuadron kapal Britania menyerang Admiral Graf Spee
14: Graf Spee mundur hingga pelabuhan Montevideo, rusak parah.
15: USSR dikeluarkan dari Liga Bangsa-Bangsa.
17: Admiral Graf Spee dipaka oleh Hukum Internasional meninggalkan pelabuhan Montevideo; ditenggelamkan di luar
pelabuhan. Kapten Hans Langsdorff diasingkan tetapi pada usia 20 tahun bunuh diri.
18: Tentara kanada pertama tiba di Eropa.
27: Tentara India pertama tiba di Perancis.
28: Penjatahan daging dimulai di Britania.
29: Ketika tahun berakhir, Finlandia terus meraih sukses melawan penjajah, sambil menawan sejumlah orang dan kendaraan.