Anda di halaman 1dari 16

Perang Dunia II

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


"PDII" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat WWII (disambiguasi). Untuk sejarah Winston Churchill, lihat The Second
World War (seri buku).
PerangDunia II
Searah jarum jam dari kiri atas: Pasukan Tiongkok
padaPertempuran Wanjialing, Meriam 25-pounder
Australia padaPertempuran El Alamein Pertama, pesawat
pengebomStuka Jerman di Front Timur musim dingin
19431944, pasukan AL Amerika Serikat di Teluk
Lingayen, Wilhelm Keitel menandatangani Instrumen
Penyerahan Diri Jerman, tentara Soviet
pada Pertempuran Stalingrad
Tanggal
Lokasi

Hasil

1 September 1939 2 September 1945(6


tahun, 1 hari)
Eropa, Pasifik, Atlantik, Asia
Tenggara,Tiongkok, Timur
Tengah, Mediteraniadan Afrika, Amerika
Utara
Kemenangan Sekutu

Pembubaran Reich Ketiga

Pembentukan Perserikatan BangsaBangsa

Kemunculan Amerika
Serikat dan Uni
Soviet sebagai kekuatan super

Awal Perang Dingin (lainnya...)


Pihak yang terlibat

Sekutu

Poros

Uni Soviet (194145)[nb 1]


Amerika Serikat(1941
45)
Imperium Britania
Tiongkok (at war 1937
45)
Perancis[nb 2]
Polandia
Kanada
Australia
Selandia Baru
Afrika Selatan
Yugoslavia (194145)
Yunani (194045)
Norwegia (194045)
Belanda (194045)
Belgia (194045)
Cekoslowakia
Brasil (194245)
...dan lain-lain

Jerman
Kekaisaran
Jepang(at war 193745)
Italia (194043)
Hongaria (194045)
Rumania (194144)
Bulgaria (194144)
Pihak terlibat
Finlandia (194144)
Thailand (194245)
Irak (1941)
Negara klien dan boneka
Manchukuo
Republik Sosial
Italia(194345)
Kroasia (194145)
Slowakia
...dan lain-lain

Negara klien dan boneka


Filipina (194145)
Mongolia (194145)
...dan lain-lain
Komandan
Pemimpin Sekutu

Pemimpin Poros

Winston Churchill
Franklin D. Roosevelt
Joseph Stalin
Chiang Kai-shek
...dan lain-lain

Adolf Hitler
Hirohito
Benito Mussolini
...dan lain-lain

Korban
Korban militer:
Lebih dari 16.000.000
Korban sipil:

Korban militer:
Lebih dari 8.000.000
Korban sipil:

Lebih dari 45.000.000


Total korban:
Lebih dari 61.000.000(1937
45)
...lebih lanjut

Lebih dari 4.000.000


Total korban:
Lebih dari
12.000.000(193745)
...lebih lanjut

[sembunyikan]

Kampanye selama Perang Dunia II


Eropa
Polandia Perang Phoney Finlandia Denmark &
Norwegia
Perancis & Benelux Britania Front Timur
Eropa Baratlaut (194445) Mediterania, Timur
Tengah dan Afrika
Asia & Pasifik
Tiongkok Samudera Pasifik Asia Tenggara
Pasifik Baratdaya Jepang Manchuria (1945)
Kampanye Lainnya
Atlantik Pengeboman Strategis Amerika Utara
Perang Kontemporer
Perang Sipil Tiongkok Perbatasan Soviet-Jepang
Perancis-Thailand Ekuador-Peru
Templat:Topik Perang Dunia II
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2), adalah sebuah perang global yang berlangsung
mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besaryang pada
akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah
yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar
memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara
sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil,
termasuk Holocaust danpemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta
jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.[1]
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937,[2] tetapi
perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian
pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis danBritania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye
dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta
MolotovRibbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk
Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang
melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa
melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan
sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang
Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika
Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan
Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu
Barat menyerbu Perancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta
sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia danpenyerahan tanpa syarat Jerman pada
tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di
Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui
negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus
1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja
sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perangAmerika
Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancismenjadi anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3] Uni
Soviet dan Amerika Serikat muncnul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak
bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi
Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk muali menjlaani pemulihan ekonomi. Integrasi
politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.
Kronologi[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Garis waktu Perang Dunia II
Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia; Britania dan
Perancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang CinaJepang Kedua pada 7 Juli 1937.[4][5]
Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang Cina-Jepang dan perang di Eropa beserta
koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan konvesional. Tanggaltanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935.
[6]
Sejarawan Britania raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus
1939.[7]

Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan
senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini
berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951,[8] dan dengan
Jerman pada tahun 1990.[9]
Latar belakang[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penyebab Perang Dunia II
Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hongaria, Jerman,
dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu
yang menang seperti Perancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta setelah
runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifis setelah perang,[10][11] kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di
sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan
yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan
seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan
membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.[12] Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan
terbentuknya Uni Soviet.[13]
Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 19181919 dan sebuah pemerintahaan demokratis yang kemudian dikenal dengan
nama Republik Weimardibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras
atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah
mengetahui janji-janji Britania dan Perancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai.
Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis, totalitarian, dan
kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan
luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia"Kekaisaran Romawi Baru".[14]
Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai,
dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran
Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi. [15]
Parati Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal
berhasil menyatukan Cina pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalamperang saudara melawan bekas sekutunya
yang komunis.[16] Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Cina[17] sebagai
tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai
alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.[18]
Terlalu lemah melawan Jepang, Cina meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa
setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe,
dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan voluntir Cina melanjutkan pemberontakan
terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.[19]

Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler(kanan)


Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia
menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali.[20] Sementara
itu, Perancis, untuk melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya.
Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak
Perjanjian Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer.[21]
Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Perancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman
mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Perancis. Sebelum diberlakukan, pakta PerancisSoviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna.[22][23] Akan tetapi, pada bulan
Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya.
Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada
bulan Agustus.[24] Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung
tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.[25]
Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit
tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya.[26] Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini
mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet.
Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru, [27] berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada
awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan Jepang
menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di cina, setelah Insiden Xi'an, pasukan
Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentukfront bersatu dan sama-sama melawan Jepang.[28]
Sebelum perang[sunting | sunting sumber]
Invasi Italia ke Ethiopia (1935)[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Italia-Abisinia Kedua
Perang Italia-Abisinia Kedua adalah perang kolonial singkat mulai bulan Oktober 1935 sampai Mei 1936. Perang ini terjadi antara
angkatan bersenjata Kerajaan Italia (Regno d'Italia) dan angkatan bersenjata Kekaisaran Ethiopia (juga disebut Abisinia). Perang ini
berakhir dengan pendudukan militer di Ethiopia dan aneksasinya ke koloni baru Afrika Timur Italia (Africa Orientale Italiana, atau AOI);
selain itu, perang ini membuka kelemahan Liga Bangsa-Bangsa sebagai kekuatan pelindung perdamaian. Baik Italia dan Ethiopia adalah
negara anggota, tetapi Liga ini tidak berbuat apa-apa ketika negara pertama jelas-jelas melanggar Artikel X yang dibuat oleh Liga ini.[29]
Perang Saudara Spanyol (1936-39)[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Saudara Spanyol


Jerman dan Italia memberi dukungan kepada kebangkitan Nasionalis yang dipimpin Jenderal Francisco Franco di Spanyol. Uni Soviet
mendukung pemerintah yang sudah berdiri, Republik Spanyol, yang memiliki kecenderungan sayap kiri. Baik Jerman dan Uni Soviet
memakai perang proksi ini sebagai kesempatan menguji senjata dan taktik baru mereka. Pengeboman Guernica yang disengaja
oleh Legiun Condor Jerman pada April 1937 berkontribusi pada kekhawatiran bahwa perang besar selanjutnya akan melibatkan serangan
bom teror besar-besaran terhadap warga sipil.[30][31]
Invasi Jepang ke Tiongkok (1937)[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Cina-Jepang Kedua

Sarang senjata mesin Cina padaPertempuran Shanghai, 1937.


Pada bulan Juli 1937, Jepang mencaplok bekas ibu kota kekaisaran Cina Beijing setelah memulai Insiden Jembatan Marco Polo, yang
menjadi batu pijakan kampanye Jepang untuk menjajah seluruh wilayah Cina. [32] Uni Soviet segera menandatangani pakta non-agresi
dengan Cina untuk memberi dukungan material yang secara efektif mengakhiri kerja sama Cina dengan
Jerman sebelumnya. Generalissimo Chiang Kai-shek mengerahkan pasukan terbaiknya untuk mempertahankan Shanghai, tetapi setelah
tiga bulan bertempur, Shanghai jatuh. Jepang terus menekan pasukan Cina, mencaplok ibu kota Nanking pada Desember 1937 dan
melakukan Pembantaian Nanking.
Pada bulan Juni 1938, pasukan Jepang menghentikan serbuan Jepang dengan membanjiri Sungai Kuning; manuver ini memberikan waktu
bagi Cina untuk mempersiapkan pertahanan di Wuhan, namun kota ini berhasil direbut pada bulan Oktober.[33] Kemenangan militer Jepang
gagal menghentikan pemberontakan Cina yang menjadi tujuan Jepang. Pemerintahan Cina pindah ke pedalaman di Chongqing dan
melanjutkan perang.[34]
Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia (1938)[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Nanshin-ron dan Konflik perbatasan SovietJepang

Tentara Soviet memerangi Jepang padaPertempuran Khalkhin Gol di Mongolia, 1939.


Pada tanggal 29 Juli 1938, Jepang menyerbu Uni Soviet dan kalah di Pertempuran Danau Khasan. Meski pertempuran tersebut
dimenangkan Soviet, Jepang menyebutnya seri dan buntu, dan pada tanggal 11 Mei 1939, Jepang memutuskan memindahkan perbatasan
Jepang-Mongolia sampai Sungai Khalkhin Gol melalui pemaksaan. Setelah serangkaian keberhasilan awal, serangan Jepang
di Mongolia digagalkan oleh Pasukan Merah yang menandakan kekalahan besar pertama Angkatan Darat KwantungJepang.[35][36]
Pertempuran ini meyakinkan sejumlah faksi pemerintahan Jepang bahwa mereka harus fokus berkonsiliasi dengan pemerintah Soviet
demi menghindari ikut campur Soviet dalam perang melawan Cina dan mengalihkan perhatian militer mereka ke selatan, yaitu ke jajahan
Amerika Serikat dan Eropa di Pasifik, serta mencegah penggulingan pemimpin militer Soviet berpengalaman seperti Georgy Zhukov,
yang kelak memainkan peran penting dalam mempertahankan Moskwa.[37]
Pendudukan Eropa dan perjanjian[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Anschluss, Penenangan, Perjanjian Munich, Pendudukan Jerman di Cekoslowakia, dan Pakta MolotovRibbentrop
Dari kiri ke kanan (depan): Chamberlain,Daladier, Hitler, Mussolini, dan Cianosebelum menandatangani Perjanjian Munich.
Di Eropa, Jerman dan Italia semakin keras. Pada bulan Maret 1938, Jerman menganeksasi Austria, lagi-lagi mendapat sedikit
perhatian dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya.[38] Semakin tertantang, Hitler mulai menegaskan klaim Jerman atas Sudetenland,
wilayah Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis Jerman; dan Perancis dan Britania segera memberikan wilayah ini ke Jerman
melalui Perjanjian Munich, yang dibuat melawan keinginan pemerintah Cekoslowakia, dengan imbalan janji tidak meminta wilayah lagi.
[39]
Sesaat setelah perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan wilayah tambahan ke Hongaria dan Polandia.
[40]
Pada bulan Maret 1939, Jerman menyerbu sisa Cekoslowakia dan membelahnya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia Jerman
dan negara klien pro-Jerman bernama Republik Slovak.[41]
Terkejut, ditambah Hitler menuntut Danzig, Perancis dan Britania Raya menjamin dukungan mereka terhadap kemerdekaan Polandia;
ketika Italia menguasai Albania pada bulan April 1939, jaminan yang sama diberikan untuk Rumania dan Yunani.[42] Tidak lama setelah
janji Perancis-Britania kepada Polandia, Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta Baja.[43]
Bulan Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta MolotovRibbentrop,[44] sebuah perjanjian non-agresi dengan satu
protokol rahasia. Setiap pihak memberikan haknya satu sama lain, "andai terjadi penyusunan wilayah dan politik," terhadap "cakupan
pengaruh" (antara Polandia dan Lituania untuk Jerman, dan Polandia timur, Finlandia, Estonia, Latvia, dan Bessarabia untuk Uni Soviet).
Pakta ini juga memunculkan pertanyaan tentang keberlangsungan kemerdekaan Polandia.[45]
Alur perang[sunting | sunting sumber]
Pecah di Eropa (1939)[sunting | sunting sumber]
Parade umum Wehrmacht Jerman danPasukan Merah Soviet pada tanggal 23 September 1939 di Brest, Polandia Timursetelah Invasi
Polandia berakhir. Di tengah adalah Mayor Jenderal Heinz Guderian dan di kanan adalah Brigadir Semyon Krivoshein.
Pada tanggal 1 September 1939, Jerman dan Slowakianegara klien pada tahun 1939menyerang Polandia.[46] Tanggal 3 September,
Perancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran,[47] menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit

dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Perancis ke Saarland.[48] Britania dan Perancis juga mulai memblokir perairan
Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.[49][50]
Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu Polandia.[51] Wilayah Polandia
terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka
mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeribawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di
luar Polandia.[52]
Sekitar 100.000 personil militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara tersebut kemudian
berperang melawan Jerman di teater perang yang lain.[53] Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis.[54] Pada saat itu
pula, Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Cina yang strategis, tetapi digagalkan pada akhir September.[55]
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan
mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan "bantuan bersama".[56][57][58] Finlandia menolak permintaan wilayah dan
diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939.[59] Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi
oleh Finlandia.[60] Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak
Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa. [58]
Tentara Jerman di Arc de Triomphe, Paris, setelah kejatuhan Perancis tahun 1940.
Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan "Sitzkrieg"
(perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940. [61] Uni
Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan
imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu.[62]
Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak
dihadang oleh Sekutu.[63] Denmarklangsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.
[64]
Bulan Mei 1940, Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu.[65] Ketidakpuasan Britania atas
kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain denganWinston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.
[66]

Serbuan Poros[sunting | sunting sumber]


Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940.[67] Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi
taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu.[68] Jalur Maginot yang dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali
dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes,[69]yang disalahartikan oleh perencana perang Perancis sebagai
penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.[70]
Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.[71] Tanggal
10 Juni, Italia menyerbu Perancis, menyatakan perang terhadap Perancis dan Britania Raya;[72] dua belas hari kemudian Perancis
menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman danItalia,[73] dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim
Vichy. Pada tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh Jerman.[74]
Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania,[57] lalu
menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi NaziSoviet[75][76] perlahan buntu,[77][78] dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.[79]
Dengan Perancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk
mempersiapkan sebuah invasi.[80] Kampanye ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September.[80] Menggunakan
pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut
Kerajaan dengan memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik.[81] Italia memulai operasinya di Mediterania,
memulai pengepungan Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britaniabulan
September 1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Cina pada bulan September dengan merebut sejumlah pangkalan di
wilayah utara Indocina Perancis yang saat ini terisolasi.[82]

Pertempuran Britania mengakhiri serbuan Jerman di Eropa Barat.


Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu Cina dan Sekutu Baratnya. Pada bulan
November 1939, Undang-Undang Netralitas diamandemen untuk memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh Sekutu.[83] Tahun
1940, setelah pencaplokan Paris oleh Jerman, ukuran Angkatan Laut Amerika Serikat meningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke
Indocina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap Jepang.[84] Pada bulan September,
Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya.[85] Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika
Serikat menentang intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.[86]
Pada akhir September 1940, Pakta Tiga Pihak menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman untuk meresmikan Kekuatan Poros. Pakta Tiga
Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun, kecuali Uni Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan Poros
apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya.[87] Pada waktu itu, Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan Cina dengan
memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang mengizinkan pengiriman material dan barang-barang lain[88]dan membuat zona keamanan
yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania.[89] Akibatnya,
Jerman dan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941, bahkan meski Amerika
Serikat secara resmi tetap netral.[90][91]
Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini.[92] Rumania
akan memberi kontribusi besarterhadap perang Poros melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan
kepada Soviet, sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk melawan komunisme.[93] Pada bulan Oktober
1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan.
[94]
Bulan Desember 1940, pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia di Mesir dan Afrika
Timur Italia.[95] Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran, Churchill memerintahkan pengerahan
tentara dari Afrika untuk membantu Yunani.[96] Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar, dengan Angkatan Laut Kerajaan
membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melaluiserangan kapal induk di Taranto, dan menetralisasi beberapa kapal perang lain
pada Pertempuran Tanjung Matapan.[97]

Tentara penerjun Jerman menyerbu pulau Kreta, Yunani, Mei 1941.


Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada bulan Februari, dan pada akhir
Maret mereka melancarkan seranganterhadap pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit.[98] Dalam kurun sebulan, pasukan
Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang dikepung.[99] Persemakmuran berupaya mengusir
pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni, tetapi keduanya gagal.[100] Pada awal April, setelah penandatanganan Pakta Tiga
Pihak oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta; di sini mereka
membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.[101]
Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur Tengah, pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang
dibantu pesawat Jerman dari pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy,[102] kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu Suriah dan
Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi.[103] Di Atlantik, Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan
kapal perang Jerman Bismarck.[104] Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania,Angkatan Udara Kerajaan berhasil
bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.[105]
Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua pihak, perang antara Cina dan Jepang buntu pada tahun 1940. Demi meningkatkan tekanan
terhadap Cina dengan memblokir rute-rute suplai, dan untuk memosisikan pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan
negara-negara Barat, Jepang merebut kendali militer di Indocina selatan[106] Pada Agustus 1940, kaum komunis
Cina melancarkan serangan di Tiongkok Tengah; sebagai balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras (Kebijakan Serba Tiga) di daerahdaerah pendudukan untuk mengurangi sumber daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis.[107] Antipati yang terus berlanjut
antara pasukan komunis dan nasionalis Cina memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941, secara efektif mengakhiri
kerja sama mereka.[108]
Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang, dan Uni Soviet mempersiapkan diri. Dengan kekhawatiran Soviet terhadap
meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang
kaya sumber daya alam di Asia Tenggara, kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas SovietJepang pada bulan April 1941.
[109]
Kebalikannya, Jerman bersiap-siap menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di perbatasan Soviet. [110]
Perang global (1941)[sunting | sunting sumber]
Infanteri dan kendaraan lapis baja Jerman melawan pasukan Soviet di jalanan Kharkov, Oktober 1941.
Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa.
Target utama serangan kejutan ini[111] adalah kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941
dekat jalur Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspiadan Laut Putih. Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet
sebagai sebuah kekuatan militer, menghapus komunisme, menciptakan Lebensraum ("ruang hidup")[112]dengan memiskinkan penduduk
asli[113] dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman yang tersisa. [114]
Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum perang,[115] Barbarossa memaksa komando tertinggi
Soviet mengadopsi pertahanan strategis. Sepanjang musim panas, Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet,
mengakibatkan kerugian besar dalam hal personil dan material. Pada pertengahan Agustus, Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman
memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan Panzer ke-2untuk membantu tentara yang
maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad.[116] Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat
unit pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju (Pertempuran
Kharkov Pertama).[117]
Serangan balasan Soviet padapertempuran Moskwa, Desember 1941.
Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari Perancis dan Mediterania tengah ke Front
Timur[118] membuat Britania mempertimbangkan kembali strategi besarnya.[119] Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet
membentuk aliansi militer melawan Jerman[120] Britania dan Sovietmenyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia dan ladang
minyak Iran.[121] Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik.[122]
Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan
pengepungan Leningrad[123] dan Sevastopol yang masih berlanjut,[124] sebuahserangan besar ke Moskwa dilancarkan kembali. Setelah dua
bulan bertempur sengit, pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang lelah [125] terpaksa
menunda serangan mereka.[126] Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye mereka gagal mencapai tujuan
utamanya: dua kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan
banyak sekali potensi militernya. Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir.[127]
Animasi Teater Eropa PDII.
Pada awal Desember, pasukan cadangan yang baru dimobilisasi[128] memungkinkan Soviet menyamakan jumlah tentaranya dengan Poros.
[129]
Hal ini, bersama data intelijen yang menetapkan jumlah minimum tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan
apapun oleh Angkatan Darat Kwantung Jepang,[130]memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang dimulai tanggal 5
Desember di front sepanjang 1.000 kilometer (620 mil) dan mendesak tentara Jerman mundur 100250 kilometers (62160 mil) ke barat.
[131]

Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah-pemerintah Eropa di Asia
Tenggara. Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan
kendali politik atas koloninya. Perancis Vichy, sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indocina Perancis.[132] Pada bulan Juli 1941,
Amerika Serikat, Britania Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indocina dengan membekukan aset-aset
Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan 80 persen minyak Jepang[133]) merespon dengan menerapkan embargo minyak
secara penuh.[134] Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Cina, atau merebut
sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat
menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung.[135]
Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang
hingga Pasifik Tengah; Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan
melancarkan perang defensif.[136] Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana
menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang.[137] Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang
menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan.
[138]
Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya[138] dan pertempuran
Hong Kong.
Kejatuhan Singapura pada Februari 1942 mengakibatkan 80.000 tentara Sekutu ditangkap dan diperbudak oleh Jepang.

Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Cina, Australia, dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan
perang terhadap Jepang, sementara Uni Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih
untuk tetap netral dengan Jepang.[139][140] Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat. Pada bulan Januari, Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Cina, dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan
mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam Atlantik,[141] dan melakukan kewajiban untuk
tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian
Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Perancis.[142] Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang
berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka
butuh lebih banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orangorang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.[143]
Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma, Malaya, Hindia Timur
Belanda, Singapura,[144] dan Rabaul, sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan. Meski
memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran
Filipina mengasingkan diri.[145] Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Cina Selatan,Laut Jawa, dan Samudra
Hindia,[146] dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang
adalahkemenangan Cina di Changsha pada awal Januari 1942.[147] Kemenangan-kemenangan mudah atas lawan yang tidak punya
persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan.[148]
Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut
Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat.[149] Meski kalah besar, anggota Poros Eropa
menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun
sebelumnya.[150] Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang memukul Britania kembali ke posisinya
di Garis Gazala pada awal Februari,[151] diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk
mempersiapkan serangan mereka selanjutnya.[152]
Kebuntuan serbuan Poros (1942)[sunting | sunting sumber]
Pengebom tukik Amerika Serikatmemerangi Mikuma pada Pertempuran Midway, Juni 1942.
Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan
jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan
pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral.[153] Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya,
adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai aksi pengalihan,
Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska.[154] Pada awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya,
tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan
pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
[155]

Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang memilih fokus pada upaya
menduduki Port Moresby melalui kampanye daratdi Teritori Papua.[156] AMerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi
Jepang di selatan Kepulauan Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama Jepang di Asia
Tenggara.[157]
Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentaratentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan
Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna-Gona.[158] Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar
tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal. Pada awal 1943, Jepang dikalahkan di pulau ini danmenarik tentara mereka.[159] Di
Burma, pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi. Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa
pasukan mundur ke India bulan Mei 1943.[160]Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang,
pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.[161]

Tentara Soviet menyerang sebuah rumah pada Pertempuran Stalingrad, 1943.


Di front timur Jerman, pasukan Poros mematahkan serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov,[162] dan kemudian
melancarkan serangan musim panas utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942 untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus
dan menduduki stepa Kuban, sementara mempertahankan posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah. Jerman membagi Grup
Angkatan Darat Selatan menjadi dua grup: Grup Angkatan Darat A bergerak ke Sungai Don, sementara Grup Angkatan Darat B bergerak
ke sebelah tenggara Kaukasus menuju Sungai Volga.[163] Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan
pasukan Jerman.
Pada pertengahan November, Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran jalanan saat Soviet memulai serangan
balasan musim dingin keduanya, dimulai dengan mengepung pasukan Jerman di Stalingrad[164] dan serangan ke unggulan Rzhev dekat
Moskwa, meski upaya terakhir gagal besar.[165] Pada awal Februari 1943, Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar; tentara
Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah[166] dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum serangan musim panas. Pada
pertengahan Februari, setelah desakan Soviet meruncing, Jerman melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru
di garis depan mereka di sekitar kota Kursk, Rusia.[167]
Tank Crusader Britania bergerak ke posisi depan pada Kampanye Afrika Utara.
Pada bulan November 1941, pasukan Persemakmudan mengadakan serangan balasan, Operasi Crusader, di Afrika Utara dan mengklaim
kembali semua wilayah yang direbut Jerman dan Italia.[168] Di Barat, kekhawatiran bahwa Jepang mungkin memakai pangkalan
di Madagaskar Vichy mendorong Britania menyerbu pulau ini pada awal Mei 1942.[169] Kesuksesan ini tidak bertahan lama setelah Poros
berhasil memukul Sekutu kembali ke Mesir dalam serangan di Libya sampai pasukan Poros dihentikan di El Alamein.[170] Di Eropa,
serangan komando Sekutu terhadap target-target strategis, berakhir dengan Serangan Dieppe yang menghancurkan,[171] menunjukkan
ketidakmampuan Sekutu Barat untuk melancarkan invasi ke daratan Eropa tanpa persiapan, perlengkapan, dan keamanan operasional
yang lebih baik.[172]
Pada bulan Agustus 1942, Sekutu sukses mematahkan serangan kedua terhadap El Alamein[173] dan, dengan banyak korban,
berupaya mengirimkan suplai ke Malta yang sedang dikepung.[174] Beberapa bulan kemudian, Sekutu melancarkan serangan di Mesir,

memecah pasukan Poros dan mendorong mereka ke barat melintasi Libya.[175]Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi
Inggris-Amerika Serikat ke Afrika Utara Perancis, yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan Sekutu.[176] Hitler menanggapi
pendudukan koloni Perancis ini dengan memerintahkan pendudukan Perancis Vichy;[176] meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan
pelanggaran gencatan senjata ini, mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman.[177] Pasukan
Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia, yang kemudian dikuasai Sekutu pada bulan 1943.[178]
Sekutu menguasai medan (1943)[sunting | sunting sumber]

Video lama memperlihatkanpengeboman Hamburg oleh Sekutu.


Pesawat Il-2 Soviet menyerang kolomWehrmacht pada Pertempuran Kursk, 1 Juli 1943.
Setelah Kampanye Guadalcanal, Sekutu memulai sejumlah operasi melawan Jepang di Pasifik. Pada bulan Mei 1943, pasukan Sekutu
dikirim untuk mengusir pasukan Jepang dari Kepulauan Aleut,[179] dan segera memulai operasi besar untul mengisolasi Rabaul dengan
menduduki pulau-pulau sekitarnya, dan menembus perimeter Pasifik Tengah Jepang di Kepulauan Gilbert dan Marshall.[180] Pada akhir
Maret 1944, Sekutu menyelesaikan kedua misi ini, dan selain itu menetralisasi pangkalan Jepang di Trukdi Kepulauan Caroline. Bulan
April, Sekutu melancarkan operasi mencaplok kembali Nugini Barat.[181]
Di Uni Soviet, baik Jerman dan Soviet menghabiskan musim semi dan awal musim panas 1943 dengan bersiap-siap untuk serangan besar
di Rusia Tengah. Tanggal 4 Juli 1943, Jerman menyerang pasukan Soviet di sekitar Kursk Bulge. Dalam satu minggu, pasukan Jerman
lelah menghadapi pertahanan Soviet yang sangat teratur[182][183] dan, untuk pertama kalinya dalam perang ini, Hitler membatalkan sebuah
operasi sebelum memperoleh kesuksesan taktis atau operasional.[184] Keputusan ini sebagian dipengaruhi oleh invasi Sisilia oleh Sekutu
Barat pada 9 Juli yang, bersama kegagalan-kegagalan Italia sebelumnya, berujung pada penggulingan dan penahanan Mussolini pada
akhir bulan itu.[185]
Tanggal 12 Juli 1943, Soviet melancarkan serangan balasannya sendiri, sehingga memupuskan harapan apapun bagi Angkatan Darat
Jerman untuk memenangkan pertempuran atau buntu di timur. Kemenangan Soviet di Kursk menandai kejatuhan superioritas
Jerman[186] dan memberi Uni Soviet inisiatif di Front Timur.[187][188] Jerman berusaha menstabilkan front timur mereka di sepanjang garis
Panther-Wotan yang sangat dipertahankan, namun Soviet berhasil mendobraknya di Smolensk dan Serangan Dnieper Hilir.[189]
Pada awal September 1943, Sekutu Barat menyerbu daratan Italia, diikuti gencatan senjata Italia dengan Sekutu.[190] Jerman
menanggapinya dengan melumpuhkan pasukan Italia, mengambil alih kendali militer di wilayah Italia, [191] dan membuat serangkaian garis
pertahanan.[192] Pasukan khusus Jerman kemudian menyelamatkan Mussolini, yang kemudian mendirikan negara klien baru di Italia
dudukan Jerman bernama Republik Sosial Italia.[193] Sekutu Barat berperang melintasi beberapa garis hingga garis pertahanan utama
Jerman pada pertengahan November.[194]
Operasi Jerman di Atlantik juga terganggu. Pada Mei 1943, dengan efektifnya serangan balasan Sekutu, kerugian kapal selam Jerman
yang besar memaksa kampanye laut Atlantik Jerman ditunda.[195] Pada bulan November 1943, Franklin D. Roosevelt dan Winston
Churchill bertemu dengan Chiang Kai-shek di Kairo[196] dan Joseph Stalin di Teheran.[197] Konferensi pertama menentukan pengembalian
teritori Jepang pascaperang,[196] sementara yang terakhir menghasilkan perjanjian bahwa Sekutu Barat akan menyerbu Eropa pada tahun
1944 dan Uni Soviet akan menyatakan perang terhadap Jepang dalam tiga bulan setelah kekalahan Jerman.[197]
Tentara Britania menembakkan mortirpada Pertempuran Imphal, India Timur Laut, 1944.
Sejak November 1943, selama tujuh minggu di Pertempuran Changde, Cina memaksa Jepang memasuki perang atrisi yang merugikan
sambil menunggu bantuan Sekutu.[198][199] Bulan Januari 1944, Sekutu melancarkan serangkaian serangan di Italia terhadap garis di Monte
Cassino dan berupaya menembusnya dengan mendarat di Anzio.[200] Pada akhir Januari, serangan besar Soviet mengusir pasukan
Jerman dari wilayah Leningrad,[201] dan mengakhiri pengepungan paling mematikan dan terlama sepanjang sejarah.
Serangan Soviet selanjutnya terhalang di perbatasan Estonia sebelum perang oleh Grup Angkatan Darat Utara Jerman yang dibantu
penduduk Estonia yang berharapmenetapkan kembali kemerdekaan nasional mereka. Penundaan ini memperlambat operasi Soviet
selanjutnya di kawasan Laut Baltik.[202] Pada akhir Mei 1944, Soviet berhasil membebaskan Krimea, mengusir pasukan Poros besarbesaran dari Ukraina, dan melakukan terobosan ke teritori Rumania, yang dipukul balik oleh pasukan Poros.[203] Serangan Sekutu di Italia
berhasil dan, dengan mengizinkan sejumlah divisi Jerman mundur, pada tanggal 4 Juni Roma ditaklukkan.[204]
Sekutu mengalami berbagai keberhasilan di daratan Asia. Bulan Maret 1944,Jepang melancarkan invasi pertama dari dua
rencananya, operasi melawan posisi Britania di Assam, India,[205] dan kemudian mengepung posisi Persemakmuran di Imphal dan Kohima.
[206]
Bulan Mei 1944, pasukan Britania melakukan serangan balasan yang mendorong tentara Jepang kembali ke Burma, [206] dan pasukan
Cina yang menyerbu Burma utara pada akhir 1943 mengepung tentara Jepang di Myitkyina.[207] Invasi Jepang kedua berupaya
menghancurkan pasukan tempur utama Cina, melindungi jalur kereta api di antara teritori dudukan Jepang dan menduduki lapangan udara
Sekutu.[208] Bulan Juni, Jepang telah menguasai provinsi Henan dan memulai serangan baru terhadap Changsha di provinsi Hunan.[209]
Sekutu mendekat (1944)[sunting | sunting sumber]

Invasi Normandia oleh Sekutu, 6 Juni 1944

Personil dan perlengkapan Pasukan Merah melintasi sungai saat musim panas utara 1944
Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai D-Day), setelah tiga tahun ditekan Soviet,[143] Sekutu Barat menyerbu Perancis Utara. Setelah
menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka juga menyerang Perancis Selatan.[210] Semua pendaratan ini berhasil dan

berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Perancis. Paris dibebaskan oleh pemberontakan lokal yang dibantu Pasukan
Perancis Merdeka pada tanggal 25 Agustus[211] dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir
tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar-besaran di Belanda tidak berhasil.
[212]
Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia,
serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.
Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus ("Operasi Bagration") yang berakhir dengan nyaris kehancuran
total Pusat Grup Angkatan DaratJerman.[213] Tidak lama selepas itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari
Ukraina Barat dan Polandia Timur. Pergerakan Soviet sukses memaksapasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah
pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa, serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh
pasukan Jerman.[214] Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di
sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara tersebut ke
Sekutu.[215]

Milisi Polandia pada Pemberontakan Warsawa yang menewaskan 200.000 warga sipil.
Pada bulan September 1944, tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan memaksa penarikan cepat Grup
Angkatan Darat Jerman E dan F diYunani, Albania, dan Yugoslavia untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran.[216] Pada saat
ini, Partisan Komunis pimpinan Marsekal Josip Broz Tito, yang memulaikampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941,
menguasai sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman di selatan.
Di Serbia utara, Pasukan Merah, dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria, membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu kota
Belgrade tanggal 20 Oktober. Beberapa hari kemudian, Soviet melancarkan serangan massal terhadap Hongaria dudukan Jerman yang
berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan Februari 1945.[217] Kebalikan dengan kemenangan impresif Soviet di
Balkan, pemberontakan Finlandia terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan
berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata Soviet-Finlandia pada kondisi relatif kondusif,[218][219] disertai memihaknya Finlandia
ke Sekutu.
Pada awal Juli, pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di Assam, memukul pasukannya kembali
hingga Sungai Chindwin[220]sementara Cina mencaplok Myitkyina. Di Cina, Jepang menuai kesuksesan besar, berhasil mencaplok
Changsha pada pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus.[221] Selepas itu, mereka menyerbu provinsi Guangxi,
memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Cina di Guilin dan Liuzhou pada akhir November[222]dan berhasil menyatukan
pasukan mereka di Tiongkok dan Indocina pada pertengahan Desember.[223]
Di Pasifik, pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang. Pada pertengahan Juni 1944, mereka memulai serangan ke
Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina. Kekalahan-kekalahan ini
memaksa Perdana Menteri Jepang Tj mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas pangkalan udara baru untuk
melancarkan serangan bom besar-besaran di kepulauan utama Jepang. Pada akhir Oktober, pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau
Leyte, Filipina; tidak lama kemudian, angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte, salah satu
pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.[224]
Poros runtuh, Sekutu menang (1945)[sunting | sunting sumber]
Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa-sisa pasukan
cadangannya untuk melancarkanserangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar
tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik.[225] Pada Januari,
serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai. [225] Di italia, Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman.
Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia, bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia
Timur.[226] Tanggal 4 Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka menyetujui
pendudukan di Jerman pascaperang,[227] dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang.[228]
Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati
Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr,mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B,
[229]
sementara Soviet melaju ke Wina. Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi
Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April.
Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga.[230]
Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S. Roosevelt meninggal dunia dan digantikan
oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April.[231] Dua hari kemudian, Hitler bunuh diri dan
digantikan oleh Laksamana Agung Karl Dnitz.[232]
Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen penyerahan diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims,
[233]
dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin.[234] Pusat Grup Angkatan Darat Jermanbertahan di Praha sampai 11 Mei.[235]
Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina, membebaskan Leyte pada akhir
April 1945. Mereka mendarat di Luzon bulan Januari 1945 dan mencaplok Manilabulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan
kota ini. Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang.[236]
Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana. Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan
Cina mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret, dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei.[237] Pasukan Cina mulai
balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945. Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke
Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni.[238] Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan
kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang.[239]
Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman,[240] dan
menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang oleh Jepang, dengan menyatakan bahwa "alternatif bagi Jepang adalah
kehancuran dalam waktu singkat".[241] Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan
Churchill sebagai Perdana Menteri.[242]
Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang,
pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet, sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan
cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar.[243][244] Pasukan Merah juga
menduduki PulauSakhalin dan Kepulauan Kuril. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen
penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang
ini.[233]


Tentara Amerika Serikat dan Sovietbertemu bulan April 1945 di timurSungai Elbe.

Jalanan pusat kota Berlin yang hancur pasca-Pertempuran Berlin, diambil tanggal 3 Juli 1945.

Ledakan atom di Nagasaki, 9 Agustus 1945.


Dampak[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak Perang Dunia II
Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman. Negara pertama menjadi negara netral dan tidak memihak dengan
blok politik manapun. Negara terakhir dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet.
Program denazifikasi di Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan, meski
kebijakan ini lebih condong ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat. [245]
Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang (1937), wilayah timur: Silesia, Neumark dan sebagian
besar Pomerania diambil alih Polandia; Prusia Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet, diikuti dengan pengusiran 9 juta warga
Jerman dari provinsi-provinsi tersebut, serta 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman. Pada 1950-an, satu dari
lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur. Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah timur Garis
Curzon (melibatkan pengusiran 2 juta warga Polandia),[246] Rumania Timur,[247][248] dan sebagian Finlandia timur,[249] serta tiga negara
Baltik.[250][251]

Perdana Menteri Winston Churchillmemberi tanda "Victory" kepada kerumunan di London pada Hari Kemenangan di Eropa.
Demi mempertahankan perdamaian,[252] Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945,
[253]
dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya.
[254]
Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi pemenang perangAmerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancismenjadi
anggota permanen Dewan Keamanan PBB.[3] Kelima anggota permanen ini masih ada sampai sekarang, meski terjadi perubahan dua
kursi, angata Republik Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1971, dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi
Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet. Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang
berakhir.[255]
Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman[256] dibentuk di dalam
perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet.[257] Kebanyakan negara
Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau
setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia, Hongaria,[258] Cekoslowakia,[259]Rumania, Albania,[260] dan Jerman
Timur menjadi negara satelit Soviet. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan
Uni Soviet.[261]
Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta
Warsawa pimpinan Soviet;[262] periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin, akan
dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga.[263]
Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet
menganeksasi Sakhalin danKepulauan Kuril.[264] Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika
Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38 pada tahun
1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea.[265]
Di Cina, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan
Republik Rakyat Tiongkok di daratan, sementara pasukan nasionalis mundur keTaiwan tahun 1949.[266] Di Timur Tengah, penolakan Arab
terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab-Israel. Saat
kekuatan-kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber
daya saat perang justru menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.[267][268]
Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai cara. Amerika Serikat tampil
lebih kaya daripada negara lain; negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi
daripada negara-negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia. [269][270] Britania Raya dan Amerika Serikat
menerapkan kebijakanpelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 19451948.[271] Akibat perdagangan internasional yang saling
tergantung, hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun. [272][273]
Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan
ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall (19481951) baik secara langsung maupun tidak langsung.[274][275] Pemulihan Jerman

Barat pasca-1948 disebut-sebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman.[276] Selain itu, ekonomi Italia[277][278] dan Perancis juga meroket.
[279]
Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi,[280] dan terus memburuk selama beberapa dasawarsa.[281]
Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami peningkatan pesat produksi pada masa-masa
pascaperang.[282] Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an.[283] Cina
kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.[284]

Peta kolonisasi dunia tahun 1945. Dengan berakhirnya perang, perang pembebasan bangsa tercipta, berakhir dengan pembentukan
Israel dandekolonisasi Asia dan Afrika.

Komandan Agung 5 Juni 1945 di Berlin:


Korban dan kejahatan perang[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Korban Perang Dunia II dan Kejahatan perang pada Perang Dunia II

Korban jiwa Perang Dunia II


Perkiraan total korban perang bervariasi, karena banyak kematian yang tidak tercatat. Kebanyakan pihak memperkirakan sekitar 60 juta
orang tewas dalam perang, termasuk 20 juta tentara dan 40 juta warga sipil.[285][286][287] Banyak warga sipil tewas
akibat wabah, kelaparan, pembantaian, pengeboman, dan genosida yang disengaja. Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta rakyatnya
sepanjang perang,[288] termasuk 8,7 juta personil militer dan 19 juta warga sipil. Pangsa korban jiwa militer terbesar adalah
etnis Rusia (5.756.000), diikuti etnis Ukraina (1,377,400).[289] Satu dari empat warga sipil Sovet dibunuh atau terluka dalam perang ini.
[290]
Jerman mengalami 5,3 juta kematian militer, kebanyakan di Front Timur dan sepanjang pertempuran terakhir di Jerman. [291]
Dari total korban tewas pada Perang Dunia II, sekitar 85 persenkebanyakan Soviet dan Cinaberada di pihak Sekutu dan 15 persen
sisanya di pihak Poros. Sebagian besar kematian ini diakibatkan oleh kejahatan perang yang dilakukan pasukan Jerman dan Jepang di
wilayah pendudukan. Sekitar 11[292] sampai 17 juta[293] warga sipil tewas akibat kebijakan ideologi Nazi secara langsung maupun tidak
langsung, termasuk genosida sistematis sekitar enam juta kaum Yahudi sepanjangHolocaust ditambah lima juta bangsa
Roma, homoseksual, serta Slav dan suku bangsa atau kaum minoritas lainnya.[294]
Secara kasar 7,5 juta warga sipil tewas di Tiongkok selama pendudukan Jepang.[295] Ratusan ribu (perkiraan bervariasi) etnis Serbia,
bersama gipsi dan Yahudi, dibunuh oleh Ustae Kroasia yang berpihak pada Poros di Yugoslavia,[296] denganpembunuhan balas dendam
terhadap warga sipil Kroasia tepat setelah perang berakhir.

Warga sipil Cina hendak dikubur hidup-hidup oleh tentara Jepang.


Kekejaman Jepang yang paling terkenal adalah Pembantaian Nanking, yaitu ketika sekian ratus ribu warga sipil Cina diperkosa dan
dibunuh.[297] Antara 3 juta hingga lebih dari 10 juta warga sipil, kebanyakan etnis Tionghoa, dibunuh oleh pasukan pendudukan Jepang.
[298]
Mitsuyoshi Himeta melaporkan 2,7 juta korban jiwa selama dilaksanakannya Sank Sakusen. Jenderal Yasuji Okamura menerapkan
kebijakan ini di Heipei dan Shantung.[299]
Pasukan Poros memakai senjata biologis dan kimia dalam jumlah terbatas. Italia memakai gas mustar saat menaklukkan Abisinia,
[300]
sementara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang memakai berbagai macam senjata saat menyerbu dan menduduki Cina (lihat Unit 731)
[301][302]
dan pada konflik awal melawan Soviet.[303] Baik Jerman dan Jepang menguji senjata-senjata tersebut terhadap warga
[304]
sipil
serta tahanan perang.[305]
Meski banyak aksi Poros diadili dalam pengadilan internasional pertama di dunia,[306] insiden yang diakibatkan pihak Sekutu tidak diadili.
Misalnya, pemindahan penduduk di Uni Soviet dan penahanan warga Jepang Amerika di Amerika Serikat; Operasi Keelhaul,
[307]
pengusiran penduduk Jerman setelah Perang Dunia II, pemerkosaan pada pendudukan Jerman; pembantaian Katyn oleh Uni Soviet,
yang tanggung jawabnya dituduhkan kepada Jerman. Sejumlah besar kematian akibat kelaparan juga disebabkan oleh perang,
seperti kelaparan Bengal 1943 dan kelaparan Vietnam 194445.[308]

Sejumlah sejarawan, seperti Jrg Friedrich, menegaskan bahwa pengeboman massal kawasan berpenduduk di wilayah musuh,
termasuk Tokyo dan terutama kota-kota Jerman di Dresden, Hamburg, dan Koln oleh Sekutu Barat, yang mengakibatkan kehancuran lebih
dari 160 kota dan kematian 600.000 warga sipil Jerman, bisa dianggap sebagai kejahatan perang. [309]
Kamp konsentrasi dan perbudakan[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Holocaust, Konsekuensi Nazisme, Kejahatan perang Jepang, dan Kejahatan perang Sekutu pada Perang Dunia II
Jenazah di kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen setelah dibebaskan, kemungkinan tahanan politik atau tahanan perang Soviet
Nazi bertanggung jawab atas terjadinya Holocaust, yaitu pembunuhan sekitar enam juta (meskipun jumlahnya diragukan) kaum Yahudi
(kebanyakan Ashkenazim), serta dua juta etnis Polandia dan empat juta orang lainnya yang dianggap "tidak layak hidup" (termasuk orang
cacat dan sakit jiwa, tahanan perang Soviet, homoseksual, Freemason,Saksi-Saksi Yehuwa, dan Romani) sebagai bagian dari program
pemusnahan dengan sengaja. Sekitar 12 juta orang, kebanyakan penduduk Eropa Timur, dipekerjakan sebagai buruh paksa di ekonomi
perang Jerman.[310] Terlepas dari semua itu, ada beberapa pihak yang meragukan jumlah korban Holocoust. Mereka beranggapan bahwa
korban Holocoust tidak sampai mencapai 6 juta orang, melainkan hanya ratusan ribu saja. Peristiwa ini juga dianggap oleh pihak-pihak
tertentu sebagai propaganda untuk menarik simpati terhadap berdirinya negara Israel. Banyaknya negara-negara Eropa memberikan
hukuman bagi siapa saja yang tidak percaya pada peristiwa Holocoust dan seringnya peristiwa ini ditunjukkan dalam film-film dan dalam
buku-buku sejarah, membuat pihak-pihak tersebut ragu akan kebenaran peristiwa ini. Namun, terlepas dari semua keraguan itu, peristiwa
pembantaian dan penyiksaan terhadap Yahudi benar-benar ada, meskipun jumlah korbannya masih kontroversial.
Selain kamp konsentrasi Nazi, gulag (kamp buruh) Soviet mengakibatkan kematian warga sipil negara-negara yang diduduki seperti
Polandia, Lituania, Latvia, dan Estonia, serta tahanan perang Jerman dan bahkan warga sipil Soviet yang dianggap mendukung Nazi.
[311]
Enam puluh persen tahanan perang Jerman di Soviet tewas sepanjang perang.[312] Richard Overy memberi jumlah 5,7 juta tahanan
perang Soviet. Dari jumlah tersebut, 57 persen meninggal dunia atau dibunuh dengan jumlah 3,6 juta orang.[313]Mantan tahanan perang
Soviet dan warga sipil yang pulang diperlakukan dengan kecurigaan luar biasa sebagai pendukung Nazi yang potensial, dan beberapa di
antara mereka dikirim ke Gulag setelah diperiksa NKVD.[314]
Kamp tahanan perang Jepang, kebanyakan dipakai sebagai kamp buruh, juga memiliki tingkat kematian tinggi. Pengadilan Militer
Internasional untuk Timur Jauhmenemukan tingkat kematian tahanan Barat adalah 27,1 persen (37 persen untuk tahanan perang Amerika
Serikat),[315] tujuh kali lebih tinggi daripada tahanan perang di Jerman dan Italia.[316] Sementara 37.583 tahanan dari Britania Raya, 28.500
dari Belanda, dan 14.743 dari Amerika Serikat dilepaskan setelah penyerahan diri Jepang, tahanan Cina yang dilepas hanya 56 orang.[317]
Menurut sejarawan Zhifen Ju, sedikitnya lima juta warga sipil Cina dari Tiongkok utara dan Manchukuo diperbudak antara 1935 dan 1941
oleh Dewan Pembangunan Asia Timur, atau Kain, untuk bekerja di pertambangan dan industri perang. Setelah 1942, jumlah ini
mencapai 10 juta orang.[318] U.S. Library of Congress memperkirakan bahwa di Jawa, antar 4 dan 10 juta romusha(bahasa Indonesia:
"buruh manual"), dipaksa bekerja oleh militer Jepang. Sekitar 270.000 buruh Jawa dikirim ke wilayah pendudukan Jepang lain di Asia
Tenggara, dan hanya 52.000 orang yang pulang ke Jawa.[319]
Pada tanggal 19 Februari 1942, Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif 9066 yang menahan ribuan orang Jepang, Italia, Jerman
Amerika, dan sejumlah emigran dari Hawaii yang mengungsi setelah pengeboman Pearl Harbor sampai perang berakhir. Pemerintah A.S.
dan Kanada menahan 150.000 warga Jepang Amerika.[320][321] Selain itu, 14.000 penduduk Jerman dan Italia di A.S. yang dianggap sebagai
risiko keamanan juga ditahan.[322]
Sesuai perjanjian Sekutu pada Konferensi Yalta, jutaan tahanan perang dan warga sipil dimanfaatkan sebagai buruh paksa oleh Uni Soviet.
[323]
Dalam hal Hongaria, penduduknya dipaksa bekerja untuk Uni Sovietsampai 1955.[324]
Front dalam negeri dan produksi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Produksi militer pada Perang Dunia II dan Front dalam negeri pada Perang Dunia II
Rasio PDB Sekutu dibandingkan dengan Poros
Di Eropa, sebelum pecah perang, Sekutu memiliki keunggulan signifikan dalam hal populasi dan ekonomi. Pada tahun 1938, Sekutu Barat
(Britania Raya, Perancis, Polandia, dan Jajahan Britania) memiliki populasi 30 persen lebih besar dan produk domestik bruto 30 persen
lebih besar daripada Poros Eropa (Jerman dan Italia); jika koloni disertakan dalam hitungan, Sekutu mendapatkan keunggulan 5:1 dalam
jumlah penduduk dan 2:1 dalam PDB.[325] Di Asia pada saat yang sama, Cina memiliki jumlah penduduk enam kali lebih banyak daripada
Jepang, tetapi PDB yang 89 persen lebih tinggi; jumlah ini berkurang menjadi populasi tiga kali lebih banyak dan PDB 38 persen lebih
tinggi jika koloni-koloni Jepang disertakan dalam hitungan.[325]
Meski keunggulan ekonomi dan populasi Sekutu dimanfaatkan besar-besaran selama serangan blitzkrieg awal Jerman dan Jepang, mereka
menjadi faktor penentu pada tahun 1942, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet bergabung dengan Sekutu, setelah sebagian besar perang
ini menjadi perang atrisi.[326]Sementara kemampuan Sekutu untuk melampaui produksi Poros sering dikaitkan dengan akses Sekutu yang
besar ke sumber daya alam, faktor-faktor lain, seperti keengganan Jerman dan Jepang untuk mempekerjakan wanita dalam tenaga kerja,
[327][328]
pengeboman strategis oleh Sekutu,[329][330] dan peralihan terbaru Jerman ke ekonomi perang[331] sangat berkontribusi besar. Selain itu,
baik Jerman maupun Jepang tidak berencana mengadakan perang yang berkepanjangan, dan tidak sanggup melakukannya.[332][333] Untuk
meningkatkan produksi mereka, Jerman dan Jepang memanfaatkan jutaan buruh budak;[334]Jerman memanfaatkan 12 juta orang,
kebanyakan dari Eropa Timur,[310] sementara Jepang memanfaatkan lebih dari 18 juta orang di Asia Timur Jauh.[318][319]
Pendudukan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia II, Pemberontakan pada Perang
Dunia II, dan Eropa dudukan Jerman

Partisan Soviet digantung oleh tentara Jerman pada Januari 1943


Di Eropa, pendudukan muncul dalam dua bentuk yang sangat berbeda. Di Eropa Barat, Utara, dan Tengah (Perancis, Norwegia, Denmark,
Negara-Negara Hilir, dan wilayah Cekoslowakia yang dianeksasi), Jerman menerapkan kebijakan ekonomi yang berhasil mengumpulkan
69,5 miliar reichmark (27,8 miliar dolar AS) pada akhir perang; jumlah ini tidak meliputi perampokan produk industri, perlengkapan
militer, bahan mentah, dan barang-barang lain.[335] Dari situ, pendapatan yang muncul dari negara-negara pendudukan mencapai 40 persen
dari pendapatan yang dikumpulkan Jerman dari pajak, jumlah yang meningkat hampir 40 persen dari total pendapatan Jerman sepanjang
perang.[336]
Di Timur, keuntungan yang diharapkan dari Lebensraum tidak pernah didapatkan karena garis depan yang berfluktuasi dan
kebijakan bumi hangus Soviet memusnahkan sumber daya bagi para penjajah Jerman.[337] Tidak seperti di Barat, kebijakan ras
Nazi mengizinkan kekejaman berlebihan terhadap "orang inferior" keturunan Slavik; sebagian besar serbuan Jerman disertai

dengan eksekusi massal.[338] Meski kelompok pemberontak berdiri di hampir semua teritori pendudukan, mereka tidak mengganggu
operasi Jerman baik di Timur[339] maupun Barat[340] sampai akhir tahun 1943.
Di Asia, Jepang menyebut negara-negara di bawah pendudukannya sebagai bagian dari Lingkup Persemakmuran Asia Timur Raya, yang
pada dasarnya merupakanhegemoni Jepang yang diklaim bertujuan membebaskan bangsa yang dikolonisasi.[341] Meski pasukan Jepang
awalnya disambut sebagai pembebas dari dominasi Eropa di sejumlah daerah, kekejaman mereka yang berlebihan mengubah opini publik
menjadi menentang mereka dalam hitungan minggu.[342] Selama penaklukan awal Jepang, negara ini mencaplok 4.000.000 barrel
(640,000 m3) minyak (~5.5105 ton) yang ditinggalkan oleh pasukan Sekutu yang mundur, dan pada tahun 1943 Jepang mampu merebut
produksi minyak di Hindia Timur Belanda hingga Templat:Bbl to t, 76 persen dari tingkat produksinya tahun 1940.[342]
Kemajuan teknologi dan peperangan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teknologi pada Perang Dunia II
Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata-mata, pesawat tempur, pengebom, dan bantuan darat, dan masing-masing perannya
memperoleh kemajuan yang berarti. Inovasi-inovasi yang muncul meliputipengangkutan udara (kemampuan memindahkan suplai,
perlengkapan, dan personil berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat);[343] dan pengeboman strategis (pengeboman kawasan
berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral).[344] Persenjataan antipesawat juga dikembangkan, termasuk pertahanan radar dan
artileri darat-ke-udara, seperti senjata 88 mm Jerman. Pemakaian pesawat jet dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat memberi
sedikit pengaruh, pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh dunia. [345]
Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut, terutama kapal angkut pesawat (kapal induk) dan kapal selam. Meski sejak
awal perang, peperangan udara menuai sedikit kesuksesan, berbagai aksi di Taranto, Pearl Harbor, Laut Cina Selatan, dan Laut Koral
membuat kapal induk dianggap mampu menggantikan kapal perang.[346][347][348]
Di Atlantik, kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan meningkatkan radius perlindungan efektif
serta membantu menutup celah Atlantik Tengah.[349] Kapal induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi
pesawat yang relatif rendah[350] dan tidak perlu diperkuat habis-habisan.[351] Kapal selam, terbukti merupakan senjata efektif pada Perang
Dunia Pertama,[352]diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua. Britania memfokuskan
pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam, seperti sonar dan konvoi, sementara Jerman berfokus pada memperbarui
kemampuan serangannya dengan desain seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack.[353] Secara perlaham, teknologi baru Sekutu
seperti sinar Leigh, hedgehog, squid, dan torpedo lacak terbukti unggul.
Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas dan senjata gabungan. Tank, yang sering
dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia Pertama, berubah menjadi senjata utama.[354] Pada akhir 1930-an, desain tank lebih
maju dibandingkan saat Perang Dunia I,[355] dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan, pertahanan, dan daya
tembak.
Saat perang dimulai, kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan spesifikasi yang lebih hebat. [356] Ide ini
ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif ringan melawan kendaraan lapis baja, dan doktrin Jerman menghindari
pertempuran tank-versus-tank. Hal ini, bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman, termasuk di antara leemen kunci kesuksesan
taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Perancis.[354] Banyak cara untuk menghancurkan tank, termasuk dengan artileri tidak
langsung, senjata antitank (baik yang ditarik maupun gerak sendiri), ranjau, senjata antitank infanteri jarak pendek, dan bahkan tank lain
pun diikutsertakan.[356] Bahkan dengan mekanisasi besar-besaran, infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh pasukan,[357] dan
sepanjang perang, sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti saat Perang Dunia I. [358]
Senjata mesin portabel meluas, seperti MG42 Jerman dan berbagai senjata submesin yang dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di
perkotaan dan hutan.[358] Bedil serang, sebuah pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin,
menjadi senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata. [359][360]
Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan yang muncul dari pemakaian buku
kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi, yang paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman.
[361]
SIGINT (signals intelligence) adalah proses melawan dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut
Jepang[362] dan Ultra dari Britania Raya, berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau, yang berhasil mengungkap Enigma selama
tujuh tahun sebelum perang.[363] Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan, yang berhasil dipakai oleh Sekutu dengan
kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan Bodyguard.[362][364] Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang
atau setelah perang, termasuk komputer-komputer terprogram pertama di dunia (Z3, Colossus, dan ENIAC), misil pandu dan roket
modern, pengembangan senjata nuklir Proyek Manhattan, penelitian operasi dan pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah
Selat Inggris.[365]

Boeing B-17E Amerika Serikat. Sekutu kehilangan 160.000 penerbang dan 33.700 pesawat sepanjang perang udara di Eropa.[366]

U-995 Type VIIC Jerman. Antara 1939 dan 1945, 3.500 kapal dagang Sekutu ditenggelamkan dengan mengorbankan 783 kapal-U
Jerman.

T-34 Soviet, tank paling banyak diproduksi dalam perang ini. Lebih dari 57.000 unit dibuat pada tahun 1945.
Penyebab Umum[sunting | sunting sumber]
Penyebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain:

Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi
menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar
berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Ethiopia.

Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat
terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia tetapi kemudian Rusia mencurigaifasisme Italia dan nasionalis-sosialis
Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan persenjataannya.

Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari
kawan dan muncullah dua blok besar yakni:
1.
Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.
2.
Blok Sekutu, terdiri atas:

Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.

Blok komunis yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Rumania, dan Cekoslovakia.

Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi.


1.
Jerman mengumumkan Lebensraumnya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah.
2.
Italia menginginkan Italia Irredenta yang meliputi seluruh laut Tengah dan Abyssinia.
3.
Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.
Ini berarti merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.

Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme, dan komunisme.

Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Perancis karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailes.
Penyebab Khusus[sunting | sunting sumber]
Eropa[sunting | sunting sumber]
Di Eropa, sebab khusus terjadinya Perang Dunia II adalah serbuan Jerman ke Kota Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939.
Polandia merupakan negara dibawah pengawasan Liga-Liga Bangsa. Hitlermenuntut Danzig karena penduduknya adalah bangsa Jerman,
tetapi Polandia menolak tuntutan itu. Pada tanggal 3 September 1939 negara-negara pendukung LBB
terutama Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman, kemudian diikuti sekutu-sekutunya.

Urutan waktu Perang Dunia II (1939)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Petinggi Jerman dan Soviet bertemu di Polandia tengah


1: Penyerangan Polandia dimulai pukul 4:40 pagi dengan Luftwaffe Jerman menyerang sejumlah target di Polandia dengan
nama Blitzkrieg atau Perang Kilat. Luftwaffemelancarkan serangan udara di Krakow, Lodz, dan Warsawa.
1: Norwegia, Swiss dan Finlandia mengumumkan kenetralannya.
1: Britania Raya dan Perancis mengumumkan ultimatum terhadap Jerman, memaksa tentara Jerman keluar dari teritori
Polandia; Mussolini mengumumkan kenetralanItalia; juga Irlandia; pemerintah Swiss memerintahkan mobilisasi terhadap
pasukannya.
2: Peraturan Angkatan Nasional (Angkatan Bersenjata) (1939), dinyatakan semua lelaki antara 18 dan 41 tahun tidak
bertanggung jawab atas wajib militer yang diumumkan melalui Parlemen Britania.
2: Kota Bebas Danzig dianeksasi oleh Jerman.
3: Pukul 11:15 pagi Waktu Musim Panas Britania (BST), Perdana Menteri Britania, Neville Chamberlain, mengumumkan
melalui BBC Radio bahwa ultimatum terakhir Britania untuk penarikan tentara Jerman dari Polandia berakhir pada 11:00 pagi
dan "bangsa tersebut sedang berperang dengan Jerman". Pukul 12:30 BST, Pemerintah Perancis mengirim ultimatum akhir juga;
yang berakhir pada 3:00 sore BST. Australia, India, dan Selandia Baru juga mengumumkan perang terhadap Jerman.
3: Beberapa jam setelah pengumuman perang Britania, SS Athenia, sebuah kapal pesiar Britania
dari Glasgow menuju Montreal ditenggelamkan oleh U-30 250 mil baratlaut Irlandia. 112 penumpang dan kru tewas.
4: Pada serangan pertama Britania, Angkatan Udara Kerajaan melancarkan serangan terhadap armada Jerman di Teluk
Heligoland. Mereka menargetkan Admiral Scheer yang berada di lepas pantai Wilhelmshavendi ujung barat Kanal Kiel.
Beberapa pesawat hilang dalam serangan itu dan meskipun kapal Jerman terkena serangan tiga kali, semua bom gagal meledak.
4: Jepang mengumumkan kenetralan terhadap situasi di Eropa. Amerika Serikat juga mengumumkan hal yang sama keesokan
harinya.
5: Perdana Menteri Afrika Selatan Barry Herzog tidak berhasil mengumpulkan dukungan untuk kenetralan Afrika Selatan dan
digantikan oleh Jan Smuts.
6: Afrika Selatan mengumumkan perang terhadap Jerman.
6: Pertempuran Sungai Barking (sebuah insiden penembakan sekutu menyebabkan peristiwa pilot pesawat tempur RAF pertama
pada perang itu).
6: Satu elemen pasukan Jerman menduduki Krakow di selatan Polandia; pasukan Polandia mundur.
7: Perancis mulai menyerang, maju hingga teritori Jerman dekat Saarbrcken.
7: Peraturan Registrasi Negara (1939) disahkan di Britania, memperkenalkan kartu identitas dan membolehkan pemerintah
mengatur buruh.
8: Pemerintah Britania mengumumkan perkenalan ulang sistem konvoi untuk kapal dan blokade berskala besar pada perkapalan
Jerman.
9: Serangan Saar Perancis terhambat di Hutan Warndt yang memiliki banyak ranjau dan jaraknya sekitar 8 mil dari teritori
Jerman berpengawasan ringan.
10: Kanada mengumumkan perang terhadap Jerman,
11: Raja Muda India Lord Linlithgow mengumumkan kepada dua Badan Perancang UU India (Dewan Negara dan Majelis
Legislatif) bahwa selama partisipasi India pada perang itu, rencana untuk Federasi India dibawah Peraturan Pemerintah India
1935 akan ditunda tak terbatas.
12: Jenderal Gamelin memerintahkan penghalangan terhadap penyerangan Perancis ke Jerman.
16: Pasukan Jerman menyelesaikan pengepungan Warsawa.
17: Uni Soviet menyerang Polandia dari timur, menduduki teritori di timur jalur Curzon juga Biaystok dan Galicia Timur.
18: Presiden Polandia Ignacy Moscicki dan Komandan Pimpinan Edward Rydz-Smigly meninggalkan Polandia ke Rumania,
dimana mereka diasingkan; tentara Rusia mencapai Vilna dan Brest-Litovsk. Kapal selam Polandia keluar dari Tallinn kenetralan Estonia dipertanyakan oleh Uni Soviet dan Jerman.
19: Pasukan Jerman dan Soviet terhubung dekat Brest Litovsk.
20: U-27 ditenggelamkan oleh kapal perusak Britania HMS Fortune dan HMS Forester.
21: Perdana Menteri Rumania Armand Clinescu dibunuh oleh Pasukan Besi, sebuah grup fasis pro-Nazi.
25: Pengukuran front depan Jerman dimulai dengan menjatahkan makanan.
26: Setelah pengeboman artileri besar-besaran, Jerman melancarkan serangan infanteri besar di pusat Warsawa.
27: Pada operasi penyerangan pertama oleh Pasukan Jerman di Eropa Barat, senjata di Jalur Siegfried dibuka di desa-desa di
belakang Jalur Maginot Perancis.
28: Traktat Perbatasan dan Persahabatan Jerman-Soviet ditandatangani oleh Molotov dan Ribbentrop. Protokol rahasia ini
menjelaskan pembagian Polandia yang tercantum dalam Pakta Molotov-Ribbentrop (23 Agustus 1939) dan memasukkan
Lithuania ke Uni Soviet.
28: Pasukan yang tersisa di pusat Warsawa menyerah kepada Jerman.
29: Estonia menandatangani sebuah Persetujuan Bantuan Balasan dengan uni Soviet, yang membolehkan tentara Soviet
memasuki Estonia; Polandia dibagi antara Jerman dan Uni Soviet.
30: Kapal perang kecil Jerman Admiral Graf Spee menenggelamkan kapal pertamanya, kapal kargo Clement milik Britania
ketika berada di lepas pantai Pernambuco, Brazil.
Oktober 1939[sunting | sunting sumber]
1: Pemecah kode Polandia membawa mesin Enigma pertama ke Paris.
2: RAF menyebarkan selebaran propaganda di Berlin.
3: Pasukan Britania bergerak ke perbatasan Belgia, mencegah invasi Jerman ke Barat.
5: Sebuah perjanjian juga ditandatangani dengan Latvia dan memberikan Rusia akses ke pangkalan udara.
6: Pasukan Cina mengalahkan Jepang pada pertempuran Changsha.

6: Pemberontak Polandia di Kampanye September Polandia berakhir. Hitler berbicara sebelum Reichstag, mengumumkan
keinginan untuk berkonferensi dengan Britania dan Perancis untuk berdamai.
9: Hitler membuat perintah (Rencana Kuning) untuk persiapan penyerangan ke Belgia, Perancis, Luksemburg, dan Belanda.
10: Militer Polandia terakhir menyerah kepada Jerman.
10: Pemimpin angkatan laut Jerman menyarankan Hitler menduduki Norwegia.
10: Perdana Menteri Britania Chamberlain menolak Hitler berdamai.
11: Diperkirakan 158.000 tentara Britania berada di Perancis pada waktu itu.
12: Adolf Eichmann mulai mendeportasikan kaum Yahudi dari Austria dan Cekoslovakia ke Polandia.
12: Petinggi Perancis Daladier menolak Hitler berdamai.
12: Dewan Finlandia bertemu Stalin dan Molotov di Moskow. Uni Soviet meminta Finlandia menyerahkan basis militer
dekat Helsinki dan bertukar sejumlah teritori Soviet dan Finlandia untuk menjaga Leningrad dari Britania Raya atau ancaman
masa depan Jerman.
14: Kapal perang Britania HMS Royal Oak tenggelam di pelabuhan Scapa Flow oleh U-47, dibawah pimpinan Gunther Prien.
14: Finlandia bertemu Staslin. Staslin mengatakan bahwa "sebuah kecelakaan" dapat terjadi antara tentara Finlandia dan Soviet,
bila negosiasi terlalu lama.
16: Serangan udara pertama di Britania Raya, ditujukan kepada kapal-kapal di Firth of Forth, Skotlandia.
19: Sebagian Polandia diserahkan kepada Jerman; perkampungan Yahudi pertama didirikan di Lublin.
20: "Perang Palsu": Tentara Perancis menetap di asrama dan terowongan jalur Maginot; Britania membangun pertahanan baru di
sepanjang "celah" antara jalur Maginot dan Channel.
27: Paus Pius XII membuat surat berisi kutukan terhadap rasisme dan kediktatoran.
27: Belgia mengumumkan bahwa mereka netral pada konflik tersebut.
30: Pemerintah Britania menyelesaikan laporan kamp konsentrasi yang dibangun di Eropa untuk kaum Yahudi dan anti-Nazi.]
1: Sebagian Polandia, termasuk Koridor Danzig, dianeksasi oleh Jerman. Uni Soviet menganeksasi wilayah timur yang diduduki
Polandia hingga Ukraina dan Belarusia.
3: Finlandia dan Uni Soviet bernegosiasi mengenai perbatasan baru. Finlandia tidak mempercayai tujuan Stalin dan menolak
memberi teritori yang melewati garis pertahanan mereka.
4: Peraturan Kenetralan AS disahkan: Perancis dan Britania dapat membeli persenjataan, tetapi pada basis keuangan yang
dibatasi. Pengisolasi Amerika menganggap peraturan itu "biadab."
4: Kaum Yahudi Warsawa (sekitar 400.000 orang) dipindahkan ke perkampungan Yahudi.
8: Hitler lolos dari ledakan bom di beerhall Munich, ketika ia berpidato pada perayaan beerhall putsch tahun 1923. Pengebom
Britania kebetulan sedang menyerang Munich.
13: Negosiasi antara Finlandia dan Uni Soviet berakhir. Finlandia mengetahui bahwa Jerman dan Rusia setuju memasukkan
Finlandia ke dalam wilayah Soviet.
13: Bom pertama dijatuhkan di Britania di Kepulauan Shetland dengan sedikit kerusakan.
14: Pemerintah terusir Polandia pindah ke London.
17: IRA disalahkan atas bom yang diledakkan di London.
20: Luftwaffe dan U-Boat Jerman meranjau muara Thames.
23: Kaum Yahudi Polandia diperintahkan mengenakan penutup lengan Bintang Daud.
24: Jepang mengumumkan pendudukan Nanning di selatan Cina.
26: Soviet mengebom Mainila, pasukan Soviet mengebom sebuah lapangan dekat perbatasan Finlandia, menyebabkan tentara
Finlandia menyerang tentara Soviet.
29: USSR memutuskan hubungan diplomatik dengan Finlandia.
30: Uni Soviet menginvasi Finlandia dan dikenal sebagai Perang Musim Dingin.
Desember 1939[sunting | sunting sumber]
1: Rusia melanjutkan perangnya melawan Finlandia, Helsinki dibom. Pada dua minggu pertama bulan itu, Finlandia mundur
hingga jalur Mannerheim, sebuah jalur pertahanan kuno di dalam perbatasan selatan dengan Rusia.
2: Persyaratan Britania untuk tentara meningkat untuk laki-laki berusia 19 hingga 41 tahun.
5: Penyerang Rusia memulai serangan besar terhadap jalur Mannerheim.
7: Italia mengumumkan lagi kenetralannya. Norwegia, Swedia, dan Denmark juga mengumumkan kenetralannya pada
pertempuran Rusia-Finlandia.
11: Rusia dikalahkan oleh beberapa taktik pengalahan oleh pasukan Finlanfia.
13: Pertempuran River Plate, lepas pantai Montevideo, Uruguay. Sebuah skuadron kapal Britania menyerang Admiral Graf Spee
14: Graf Spee mundur hingga pelabuhan Montevideo, rusak parah.
15: USSR dikeluarkan dari Liga Bangsa-Bangsa.
17: Admiral Graf Spee dipaka oleh Hukum Internasional meninggalkan pelabuhan Montevideo; ditenggelamkan di luar
pelabuhan. Kapten Hans Langsdorff diasingkan tetapi pada usia 20 tahun bunuh diri.
18: Tentara kanada pertama tiba di Eropa.
27: Tentara India pertama tiba di Perancis.
28: Penjatahan daging dimulai di Britania.
29: Ketika tahun berakhir, Finlandia terus meraih sukses melawan penjajah, sambil menawan sejumlah orang dan kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai