Depresi ini menghancurkan ekonomi baik negara industri maupun negara berkembang. Volume
perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan,
pendapatan pajak, harga, dan keuntungan.
Kota-kota besar di seluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada
industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari
hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian turun 40 hingga 60
persen.
Wabah dan Penyakit di Nusantara
Memasuki abad ke-20, sejarah Indonesia juga diwarnai oleh kejadian kematian akibat wabah.
Sepanjang tahun 1910-1936 puluhan ribu orang meninggal akibat wabah pes di pulau Jawa. Pada
tahun 1918-1919, wabah Influenza yang dikenal dengan Flu Spanyol menyebar di seluruh Jawa hingga
ke wilayah Indonesia bagian timur. Tercatat 1,5 Juta orang meninggal akibat wabah ini. De Sumatra
Post edisi 11 Desember 1920 menjelaskan, Flu Spanyol menginfeksi 13,3% dari 35 Juta penduduk
Hindia Belanda pada saat itu. Kondisi saat itu diperparah oleh Krisis Pangan yang terjadi akibat The
Great Depression yang menyebabkan kesengsaraan rakyat terutama di Jawa. Krisis tersebut
menghambat aktivitas pertanian dan perekonomian sehingga banyak yang kelaparan dan menambah
jumlah kematian.
Flu Spanyol, yang juga dikenal dengan
pandemi flu 1918, adalah pandemi
influenza yang sangat sangat
mematikan yang disebabkan oleh virus
influenza A subtipe H1N1. Virus ini
Perang Dunia II berlangsung antara tahun 1939 hingga 1945 yang melibatkan hampir semua negara
yang kemudian terbagi ke dua blok utama: Blok Sekutu dan Blok Poros.
Blok Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, Tiongkok, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan negara yang
menjadi korban Blok Poros, sedangkan Blok Poros sendiri terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang yang
berideologi Fasisme. Karena Ideologi tersebut, Blok Poros menganggap bisa untuk memperluas
wilayah kekuasaan mereka dengan menjajah dan menduduki negara lain.
Jerman menyerang Polandia pada September 1939 yang kemudian menjadi momentum awal mula
terjadinya Perang Dunia II, Inggris dan Prancis bereaksi dan menyatakan perang kepada Jerman.
Tetapi, Jerman terus melakukan operasi di berbagai penjuru Eropa hingga mencaplok sebagian besar
wilayah Eropa. Uni Soviet yang awalnya melakukan perjanjian dengan Jerman dalam Pakta Non-
agresi berbalik menyerang Jerman akibat Jerman menyerang Uni Soviet terlebih dahulu dalam
Operasi Barbarossa.
Perang Dunia II PART 2
Di Pasifik, Jepang menginvasi China, dan negeri jajahan bangsa Eropa termasuk Indonesia (Hindia-
Belanda) dan sebagian besar Asia Tenggara. Jepang pun menyerang Pangkalan Militer AS di Pearl
Harbour, Hawaii, yang membuat AS menyatakan perang terhadap Jepang, dan sejak saat itu, Amerika
Serikat resmi bergabung dengan Blok Sekutu.
Blok Sekutu berhasil menggulingkan pemerintahan fasis di Italia pada 1943, meskipun masih terus
melawan pasukan Jerman yang ada di Italia hingga 1945. Perang Stalingrad menjadi akhir dari
kemajuan pasukan Jerman di Uni Soviet, dan Uni Soviet melakukan pengerahan pasukan besar-
besaran untuk menyerang balik dan memukul mundur pasukan Jerman.
Serangan masif yang dilakukan sekutu di Front Barat pada Operasi Normandia di Perancis yang
akhirnya memukul mundur pasukan Jerman dan serangan balik berakhir pada 1945. Kemudian di
Front Timur Eropa, Uni Soviet terus melakukan serangan hingga Polandia, Cekoslovakia, Hungaria,
Romania, dan menduduki sepertiga bagian timur Jerman ketika Jerman menyerah kepada Uni Soviet
pada Mei 1945.
Perang Dunia II PART 3