2 PEMBAHASAN
2.1 SEBAB TERJADINYA PERANG DUNIA 2
Perang Dunia 2 yang berlangsung dari tahun 1939 hingga tahun 1945 ini
diakibatkan beberapa faktor, antara lain adanya perkembangan ideologi totaliter
Nazi yang berada di Jerman, kemudian Komunisme yang berada di Rusia, dan
Fasisme di Italia.
Sebab Umum :
Atas usul dari Thamrin yang seorang tokoh Parindra, untuk membentuk
suatu badan konsentrasi nasional. Melihatgelagat internasional yang semakin
genting serta memungkinkan keterlibatan langsung Indonesia dalam perang, maka
pembentukan badan seperti itu terasa sangat mendesak, antara lain memupuk rasa
saling menghargai serta kerja sama untuk membela kepentingan rakya. Dan pada
bulan mei 1939, organisasi-organisasi nasionalis Indonesia yang penting
terkecuali PNI-Baru, menyetujui usulan dari Thamrin tersebut. Pada akhirnya
pendirian GAPI disetujui dan diresmikan. GAPI sendiri merupakan singkatan dari
Gabungan Politik Indonesia. Pada bulan ke dua belas, GAPI pun melaksanakan
Kongres Rakyat Indonesia yang dilaksanakan di Batavia, dan hal ini membawa
suatu keberhasilan yang besar yang akan memperjuangkan penentuan nasib
bangsa Indonesia sendiri serta kesatuan dan persatuan Indonesia.
Berita pecah pada tanggal 10 Mei 1940. Pada akhirnya Hitler bersama
dengan pasukan jerman menyerbu negeri Belanda. Disaat yang sama
Pemerintahan Belanda beralih ke London. Dihari yang sama, Pemerintahan
Belanda memberlakukan suatu tindakan yakni diberlakukan undang-undang
darutat perang dan pembatasan kesempatan berkumpul dan mengadakan rapat
politik umum dilarang. Dan pemerintahan Belanda mulai memberlakukan
“moratorium politik” yakni semua pembicaraan dan keputusan politik tentang
perubahan ketatanegaraan ditunda sampai perang berakhir. Dan secara jelas hal ini
menjukkan ketergantungan ketatanegaraan pada daerah jajan terhadao negara
induknya. Keadaan ini menyebabkan keadaan semakin parah yang benar-nemar
menghambat rencana para pejuan pergerakan nasional. Pemerintah keadaan
darurat perang sebagai legitimasi memoratorium politik. Pernyataan loyalitas
kepada pemerintah berakhir dengan kekecewaan karena selalu dijawab atau
direspon dengan jawaban yang samar-samar, terutama dari pernyataan Gubernur
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer didalam pidatonya yang menyatakan bahwa
segala rencana mengenai perubahan keketatanegaraan perlu ditunda hinga sehabis
perang. Meskipun dengan adanya sikap konservatif Belanda degan pembekuan
perkembangan politik, namun kesadaran solidarotas diantara kalangan para
pejuang semakin tumbuh. (Sartono, 2020 : 230)
Sementara itu terjadilah hal yang tidak terduga sama sekali ialah tindakan
GNI untuk menyampaikan petisi kepada Badan Perwakilan Belanda (Staten-
Generaal) untuk memberi suatu parlemen kepada Indonesia. Terlepas dari
motivasi sesungguhnya yang ada di belakang petisi itu, tinfakan itu pada
umumnya dianggap sangat merugikan perjuangan kesatuan dan persatuan
Indonesia. GAPI bertekad meneruskan aksinya. Dianjurkan agar dimana-mana
diadakan rapat cabang salatu anggota GAPI dalam rangka aksi “Indonesia
Berpalemen”
Tooze.D, Geyer.M. 2015. The Cambridge History of The Second World War,
Total War : Economy, Society and Culture. Cambridge University Press