Anda di halaman 1dari 15

BAB.

2 PEMBAHASAN
2.1 SEBAB TERJADINYA PERANG DUNIA 2
Perang Dunia 2 yang berlangsung dari tahun 1939 hingga tahun 1945 ini
diakibatkan beberapa faktor, antara lain adanya perkembangan ideologi totaliter
Nazi yang berada di Jerman, kemudian Komunisme yang berada di Rusia, dan
Fasisme di Italia.

2.1.1 Lahirnya Negara Totaliteran


Negara totaliteran merupakan negara yang menjalankan kekuasaan
pemerintahannya dengan menggunakan cara diktator. Sehingga rakyatnya tidak
dapat dengan bebas mengeluarkan pendapatnya. Maka negara totaliter ini seluruh
aspeknya dari aspek ekonomi, sosial dan politik ditentukan oleh satu partai
penguasanya dan disiplin militer.

A. Fasisme Italia di Bawah Mussolini


Italia yang berada di blok Sekutu pada PD 1 mengalami masalah
ekonomi didalam negerinya. Hal ini mendorong timbulnya gerakan dari
partai yang menentang raja Victor Immanuel III dibawah pimpinan Berito
Mussolini melalui partai fasis. Fasisme sendiri merupakan paham yang
mengutamakan kepentingan negara di atas segala-galanya. Mussolini
sanggup memegang kekuasaan pemerintahan secara diktator setelah
merebut kekuasaan dari tangan Raja Victor Immanuel III. Tetapi, ia belum
cukup untuk mengembalikan keadaan ekonomi negara. Selanjutnya,
pemerintah memutuskan untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan
perang keluar negeri, dengan menyerang Abbesini ditahun 1934.
B. Paham Nazi Jerman di Bawah Hitler
Ketidakmampuan permerintah Jerman dalam menyelesaikan krisis
ekonomi yang menyebabkan rakyat tak lagi percaya terhadap pemerintah.
Hal ini mendorong timbulnya partai-partai baru yang bersifat lebih keras,
seperti Partai Spartacis (Partai Komunis), Partai Nasional Sosialis, dan
Partai Sosial Demokrat. Dan adanya partai terakhir yang bernama
National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partie atau yang disingkat NAZI,
yang dipimpin Aldof Hitler. Dalam buku Mein Kanf atau Perjuanganku, Ia
menjelaskan bahwa dunia ini akan menjadi baik apabila dipimpin orang-
orang Jerman. Selama memimpin ia sangat bertindak secara diktaktor.
Kemudian iapun memiliki tujuan untuk menjalankan pemerintahan
lebensraum atau memperluas ruang hidup.
C. Militerisme Jepang di Bawah Kaisar Hirohito
Di era Showa atau era kekaisaran Hirohito, bidang industri Jepang
semakin berkembang serta kehidupan politik mereka bertumpu pada
pemerintahan parlementer. Berakibat pada kepada menurunnya wibawa
serta pengaruh dari partai-partai politik dan kehidupan perekonomian
bangsa Jepang semakin tidak menentu. Dan dari keadaan inilah
dimanfaatkan oleh kaum ektremis serta kaum militer yang mana semakin
memperburuk Jepang pada saat itu.

2.1.2 Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia 2


Dari Perang Dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939 hingga tahun 1945 ini, yang
dinobatkan sebagai episode lanjutan dari Perang Dunia 1. Maka perang ini
dikatakan jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan Perang Dunia 1. Wilayah-
wilayah yang terlibat pada Perang Dunia 2 cenderung lebih luas. Dan meletusnya
Perang Dunia 2 ini dilatarbelakangi oleh sebab sebab umum serta sebab khusus.
Antara lain sebagai berikut :

Sebab Umum :

- Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)


LBB merupakan badan yang seharunya dapat mencegah perang, serta
tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa putusannya. Saat Italia
menguasai Ethiopia tahun 1935 dan Jepang menguasai Manchuria ditahun
1931, malah kasus tersebut tidak dihiraukan bahkan Jepang keluar dari
LBB. Dan pada akhirnya LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan,
tetapi menjadi alat politik Negara-negara besar untuk mencari keuntungan.
- Adanya Perlombaan Senjata
Industri angkatan perang berkembang dengan sangat pesat sebab
mendapatkan dukungan keuangan dari negara. Negara-negara yang besar
dan maju saling berlomba dalam memperkuat kekuaan militer serta
persenjataan mereka masing-masing.
- Adanya Politik Balas Dendam
Ada politik balas dendam “Revanche Idea” yang mana Jerman merasa
dihina dengan Perjanjan Versailles. Jerman yang sebagai negara yang
kalah dalam Perang Dunia 1 merasa terhina, maka ia berusaha bangkit
dengan upaya pertamanya yakni melanggar perjanjian Versailess yang
terkenal dengan sebutan diklat Varsailess, dan jerman kala itu berusaha
membalaskan dendamnya pada Inggris dan Prancis.
- Persekutuan dan Pertentangan Paham
Saat perang dunia 2 terdapat 3 faham yakni diantaranya : (1) Blok
Komunis : dipimpin oleh Rusia, dan negara lain seperti Bulgaria,
Yugoslavia, Rumania, Cekoslovakia, Polandia dan Hongaria (2) Blok
Fasis : yang dipimpin oleh Jerman dan Italia, adapula Jepang dan (3) Blok
Demokrasi : yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Kemudian terjadilah pertentangan faham demokrasi, komunisme serta
fasisme diantara nmereka. Dan adanya blok-blok ini menimbulkan politik
mencari kawan, dan dimulailah rasa saling curiga diantara negara-negara
besar. Mrtrka tidak dapat berjalan bersama maka salah satu harus menang
dan harus menghancurkan satu sama lain.

Adapula Sebab Khusus dari sebab terjadinya Perang Dunia 2 :

- Serbuan Jerman ke Polandia


Serbuan yang dilakukan Jerman ke Kota Danzig, Polandia ditanggal 1
Septempet 1939. Polandia sendiri merupakan negara yang dibawah Liga
Bangsa-Bangsa (LBB). Hitler menuntut bahwa Danzig penduduknya
adalah bangsa Jerman, namun Polandia menolak akan tuntutan tersebut.
Dan tepat pada 3 September tahun 1939, Inggris dan Perancis yang
merupakan negara-negara pendukung LBB menyatakan perang terhadap
Jerman.
- Pengeboman di Pearl Harbour Hawai
Adapula sebab khusus yang melatarbelakangi Perang Dunia 2 khususnya
kawasan Asia-Pasifik, yakni dengan pengeboman pangkalan angkatan laut
AS di Pearl Harbour Hawaii yang dilakukan oleh Jepang tanggal 7
Desember 1941. Amerika Serikat mengumumkan perang kepada Jepang.
Pasukan Jepang terus menyusup ke HongKong, Filipina, Malaya, dan
Singapura. Pada tanggal 18 Desember 1941 Jepang mendarat di
HongKong dan Desember 1941 tentara Inggris menyerah.
Pendratan Jepang di Filipina yang dipertahankan Amerika Serikat dimulai
di Teluk Lingyen, kemudian di teluk Luzon. Pada tanggal 2 Januari 1942
Manila diduduki. Pertempuran di Bataan dan Carregidor merupakan
pertempuran yang paling dahsyat. Mac Arthur diperintahkan oleh Presiden
Rosevelt meninggalkan Filipina menuju Australia dan digantikan Jendral
Wainwright. Sebelum berangkay ia berkata, Saya Akan Kembali. Pada
tahun 1942, Caregidor jatuh ketangan Jepang yang kemudian menyerang
Filipina dibawah pimpinan Jendral Masaharu Homma. Pada bulan
Desember 1941 Jendral Yamashita menyerang Malaya dan Singapura
yang dipertahankan oleh Inggris dibawah pimpinan Jendral Pecival.
Serangan udara Jepang menenggelamkan kapal perang Inggris, yaitu
Prince of Walles dan Repulce. Pada tanggal 15 Januari 1942 Inggris
menyerah.

2.2 KRONOLOGI PERANG DUNIA 2


Wilayah Perang Dunia 2 terbagi menjadi 3 medan tempur yakni Medan
Afrika Utara, Medan Eropa dan Medan Asia Pasifik, yang mana pada tahap
awalnya hampir disetiap medan tempur Jerman memdapatkan kemenangannya.
2.2.1 Medan Eropa
Mula mulanya Perang Dunia 2 diawali dengan Jerman yang menyerang
dengan serangan kilat (Blitzkrieg) dan berhasil memenangkan pertempuran di
semua medan tempur Eropa.

- Penyerbuan Jerman ke Polandia dan Finlandia


Dengan Jerman menyerang Polandia tanggal 1 September 1939, dan tak
berselang lama Polandia dapat diambil alih dari sebagian besar
wilayahnya.
- Penyerbuan Jerman ke Norwegia dan Denmark
Tanggal 9 April 1940 merupakan tanggal dimana Jerman menyerang
dengan serangan udara serta serangan laut ke Norwegia. Tak berselang
lama Jerman berhasil menguasai Bergen, Stavagar, Narvik, Oslo, dan
Trondheim. Lalu Norwegia sempat memberikan perlawanan kepada
Jerman, yang mana dibantu oleh Inggris serta Prancis. Namun Norwegia
terpaksa menyerah kepada Jerman di tanggal 30 April 1940. Disaat yang
bersamaan, Jerman menyerang Denmark dan mampu menguasai Denmark.
- Jatuhnya Belanda, Belgia dan Prancis
Tidak adanya pemberitahuan mengenai penyerangan, pasukan Jerman
mulai menyerang dengan melancarkan serangan kilat (Blitzkrieg) ke
Belanda lalu ke Belgia dan ke Luxemburg tanggal 10 Mei 1940. Saat Ratu
Wilhemina Belanda sibuk melarikan diri ke London, disisi lain Raja
Leopold 3 menyatakan belgia menyerat atas Jerman tanggal 26 Mei 1940.
Kemudian saat Juni tahun 1940. Jerman pun telah menguasai Luxemburg
yang kemudian siap untuk menyerang Prancis, dan pada akhirnya
kemerdekaan Prancis tidak bertahan.
- Pertempuran Jerman-Inggris
Setelah Prancis dapat dikuasai maka Jerman melanjutkan fokus tujuannya
pada Inggris untuk dikuasai. Namun hal ini menyebabkan Inggris
mengadakan kerjasama pertahanan bersama Amerika Serikat sejak tanggal
2 September 1940. Dan pasukan Inggris dapat melawan dan mengimbangi
kekuatan Jerman dengan bantuan dan kerjasamanya bersama Amerika
Serikat.
Hitler pun merasa kesulitan dan pada akhirnya Jerman mengadakan
kerjasama yang melibatkan poros Roma-Berlin-Tokyo dengan
ditandatanganinya kerjasama militer antara Jerman, Italia serta Jepang saat
27 September 1940.
- Pertempuran Jerman-Rusia
Jerman menyerang Rusia tercatat pada 22 Juni 1941. Dan tak berselang
lama pada akhirnya Jerman mampu menyebabkan Rusia mundur jauh ke
timur. Di timur, Rusia meminta bantuan dari Inggris dan Amerika Serikat.
Pada akhirnya ketiga negara tersebut menandatangani Protokol Moskow
pada tanggal 1 Oktober 1941. Dan Rusia pada akhirnya mampu menahan
seerangan Jerman.

2.2.2 Perang Afrika (1940-1943)


Peperangan di Afrika dan Laut Tengah pecah sejak Italia menyatakan
perang terhadap Perancis dan Inggris pada tanggal 10 Juni 1940. Italia tidak hanya
menyerang Perancis Selatan. Italia juga menghantam pasukan Perancis dan
Inggris di Afrika Utara dan Afrika Timur. Akan tetapi, pasukan Italia dapat
dipukul oleh pasukan Perancis dan Inggris yang dipimpin Jenderal de Gaulle dan
Jenderal Montgomery. Peristiwa itu terjadi di Bardia pada tanggal 5 Januari 1941.
Melihat pasukan Italia yang tidak berdaya itu, Jenderal Erwin Rommel dari
Jerman segera turun tangan memimpin pasukannya menyerbu Libya. Jenderal
Rommel dengan mudah mengalahkan pasukan Inggris di Bardia dan Sollum.
Montgomery terpaksa mundur sampai ke perbatasan Mesir di kota Tobruk pada
tanggal 20 April 1941. Bahkan pada bulan Juni 1941, pasukan Rommel telah
merebut kota El Alamein yang terletak 70 mil jauhnya dari Alexandria. Dengan
demikian, medan perang Afrika Utara sepenuhnya telah ia kuasai.

2.2.3 Perang di Asia-Pasifik


Lain hal saat berada di wilayah Pasifik. Jepang memulai Perang Asia
Timur dengan melakukan pengeboman terhadap pangkalan militer Amerika
Serikat yang berada di Pearl Harbour, Hawaii yang dilakukan pada tanggal 7
Desember 1941. Hal ini mengakibatkan Amerika Serikat sendiri menjadi tidak
mempertahankan sikap netralnya dalam Perang Dunia 2. Dihari yang sama,
Amerika Serikat mengumumkan perang kepada Jepang. Dan dari peristiwa inilah
yang memicu dan pecahnya Perang di Asia Pasifik. Dan dalam tempo kurang dari
5 bulan, Jepang dapat memenangkan dan menguasai sekutu dan seluruh Asia
Tenggara.

2.3 Dampak Perang Dunia 2 bagi Pergerakan Nasional Indonesia


Sebelum Perang Dunia 2 benar-benar terjadi, para pejuang pergerakan
nasional ditakutkan mengenai perkembangan faham fasisme yang semakin
berkembang sejak tahun 1931. Kalangan para pejuang ingin menghalai fasisme
sampai pada Hindia Belanda. Maka dari itu, mereka menyampaikan ketersediaan
mereka untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam usaha menghalai fasisme.
Para pejuangpun pada akhirnya mempertimbangkan agar pemerintah menerima
saran untuk bekerja sama membantu kekuatan misili yang lebih murah disaat
ekonomi yang tidak stabil saat Perang Dunia 2. Tuntutan itu semakin gencar
setelah melihat gerakan militer Jepang yang menuju arah Selatan semakin terlihat.

2.3.1 GAPI (Gabungan Politik Indonesia)


Dasawarsa 1930-an menyaksikan munculnya nazisme atau fasisme yang
ada di Eropa Tengah yang dalam ekspansianya mendesak kedudukan negara-
negara demokrasi di satu pihak, negara komunis dipihak lainnya (Sartono, 2020 :
217). Dalam kerangka politik kooperatif arena politik memang tertutup rapat
terhadap massa aksi, namun ruang gerak masih leluasa untuk membangkitkan
kesadaran nasional serta gerakan-gerakan yang dapat mengonsolidasi solidaritas
dalam dan antarpartai. Salah satu titik pengerahan gerakan itu ialah Petisi
Soetardjo (Sartono, 2020 : 218). Seotardjo Kartohadikoesoemo yang merupakan
seorang Jawa yang selaku wakil PPBB dalam anggota Volksraad yang memiliki
karier dalam birokrasi. Pada 15 Juli 1936, Soetardjo mengajukan suatu petisi
kepada Volksraad yang meminta diselenggarakannya suatu konferensi guna
mengatur otonomi Indonesia didalam suatu uni Belanda-Indonesia selama kurun
waktu 10 tahun mendatang. (Ricklefs: 395). Diterangkan bahwa suatu kerja sama
antara Belanda dan Indonesia sangat dibutuhkan agar tidak merugikan kedua
belah pihak (Sartono, 2020 : 218). Dengan adanya Petisi ini partai-partai
nasionalis Indonesia yang penting terpecah-pecah oleh petisi ini, tetapi wakil-
wakil Kristen, Arab, Cina dan Indo-Eropa didalam Volksraad mendukungnya.
Kemudian berlangsunglah suatu perdebatan publik mengenai petisi Soetardjo
tersebut. Akhirnya pada bulan November 1938, keluarlah ketetapan kerajaan
Belanda atas petisi tersebut yakni hasilnya petisi tersebut ditolak. (Ricklefs : 395-
396). Kekecewaan terhadap penolakan petisi Soetardjo kemudian disusul dengan
masalah-masalah lain, diantaranya : (1) tetap adanya mayoritas nonpribumi dalam
Dewan Rakyat, (2) tidak dipilihnya orang Indonesia yaitu Djajadiningrat sebagai
ketua Dewan Rakyat.

Dengan kekandasan PPKI, sesungguhnya ide untuk membentuk badan


persatuan tidak padam. Untuk menghadapi tekanan politik dari pihak penguasa
kolonial yang sangat kuat, kaum nasionalis belum berhasil menciptakan
solidaritas yang memadai untuk memupuk persatuan yang utuh serta lengkap.
Dikalangan organisasi islam, terdapat kongres Al Islam yang dihidupkan lagi
ditahun 1920 dan diselenggarakan oleh MIAI dari 26 Februari-1 Maret 1938.
Pihak lain juga membentuk persatuan seperti Parindra, PSII, Gerindo dan
Pasoendan. Adapula Badan Perantaraan Partai-Partai Politik Indonesia
(BAPEPPI) yang menjadi wadah bagi kerja sama partai-partai Indonesia yang
memiliki cita-cia memajukan Indonesia.

Atas usul dari Thamrin yang seorang tokoh Parindra, untuk membentuk
suatu badan konsentrasi nasional. Melihatgelagat internasional yang semakin
genting serta memungkinkan keterlibatan langsung Indonesia dalam perang, maka
pembentukan badan seperti itu terasa sangat mendesak, antara lain memupuk rasa
saling menghargai serta kerja sama untuk membela kepentingan rakya. Dan pada
bulan mei 1939, organisasi-organisasi nasionalis Indonesia yang penting
terkecuali PNI-Baru, menyetujui usulan dari Thamrin tersebut. Pada akhirnya
pendirian GAPI disetujui dan diresmikan. GAPI sendiri merupakan singkatan dari
Gabungan Politik Indonesia. Pada bulan ke dua belas, GAPI pun melaksanakan
Kongres Rakyat Indonesia yang dilaksanakan di Batavia, dan hal ini membawa
suatu keberhasilan yang besar yang akan memperjuangkan penentuan nasib
bangsa Indonesia sendiri serta kesatuan dan persatuan Indonesia.

Pada 1 September 1939, terdengar kabar bahwa Hitler beserta pasukan


Jerman menyerbu Polandia dan mulai berkobarlah Perang Dunia 2 di Wilayah
Eropa. Dalam pernyataannya pada 19 September, GAPI menyerukan supaya
dalam keadaan penuh bahaya dapat dibina hubungan dan kerjasama yang sebaik-
baiknya antara Belanda dan Indonesia. Dan dengan harap Belanda memperhatikan
aspirasi dari rakyat Indonesia untuk membentuk pemerintahan sendiri dengan
memberikan suatu perwakilan rakyatnya. Dan apabila Belanda memenuhi
kebutuhan itu, maka GAPI akan mengerahkan rakyat untuk memberi bantuan
sekutu tenaga kepada Belanda.

Pada Desember 1939, terselenggatanya rapat GAPI yang meresmikan


keselamatan dan kesejahteraan rakyat Indoensia. Kemedian disetujui bersama
untuk menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bendera merah putih
sebagai bendera nasional, dan lagu Indonesia Raya sebagai lagu nasional. Namun
pada bulan Februari 1940, pemerintah Belanda menyatakan bahwa selama
tanggung jawab terakhir atas Indonesia masih ditangnnya, tidak akan ada masalah
otonomi maupun pemerintahan parlemen Indonesia. Sudah pasti penolakan
tersebut menimbulkan kekecewaan dimana-mana. Alasan bahwa bangsa Indonesia
belum masak adalah hal yang klasik (Sartono, 2020 :229)

Berita pecah pada tanggal 10 Mei 1940. Pada akhirnya Hitler bersama
dengan pasukan jerman menyerbu negeri Belanda. Disaat yang sama
Pemerintahan Belanda beralih ke London. Dihari yang sama, Pemerintahan
Belanda memberlakukan suatu tindakan yakni diberlakukan undang-undang
darutat perang dan pembatasan kesempatan berkumpul dan mengadakan rapat
politik umum dilarang. Dan pemerintahan Belanda mulai memberlakukan
“moratorium politik” yakni semua pembicaraan dan keputusan politik tentang
perubahan ketatanegaraan ditunda sampai perang berakhir. Dan secara jelas hal ini
menjukkan ketergantungan ketatanegaraan pada daerah jajan terhadao negara
induknya. Keadaan ini menyebabkan keadaan semakin parah yang benar-nemar
menghambat rencana para pejuan pergerakan nasional. Pemerintah keadaan
darurat perang sebagai legitimasi memoratorium politik. Pernyataan loyalitas
kepada pemerintah berakhir dengan kekecewaan karena selalu dijawab atau
direspon dengan jawaban yang samar-samar, terutama dari pernyataan Gubernur
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer didalam pidatonya yang menyatakan bahwa
segala rencana mengenai perubahan keketatanegaraan perlu ditunda hinga sehabis
perang. Meskipun dengan adanya sikap konservatif Belanda degan pembekuan
perkembangan politik, namun kesadaran solidarotas diantara kalangan para
pejuang semakin tumbuh. (Sartono, 2020 : 230)

2.3.2 Aksi GAPI “Indonesia Berpalemen”


Pelaksanaan program GAPI secara konkrer terwujud dalam rapatnya pada
4 Juli 1939. Diputuskan untuk mengadakan Kongres Rakyat Indonesia yang akan
memperjuangkan penentuan nasib bangsa Indonesia sendiri serta kesatuan dan
persatuan Indonesia.

Sebelum aksi dapat dilancarkan secara besar-besaran pada 9 September


1939 sampailah kabar bahwa perang dunia 2 pecah. Dalam pernyataannya pada 19
September, GAPI menyerukan agar dalam keadaan penuh bahaya dapat dibina
hubungan dan kerja sama yang sebaik-baiknya antara Belanda dan Indonesia.
Diharapkan agar Belanda memperhatikan aspirasi rakyat Indonesia untuk
membentuk pemerintahan sendiri dengan diberikan suatu perwakilan rakyatnya.
Apabila Belanda memenuhi keinginan itu, maka GAPI akan mengerahkan rakyat
untuk memberi bantuan sekuat tenaga kepada Belanda.

Golongan progresif Belanda (Kritiek en opbouw) menyerukan kepada


pemerintahan Belanda agar loyalitas yang tertera dalam pernyataan GAPI
ditanggapi secara positif dengan memenuhi keinginannya. Sebaliknya suara-suara
yang memandang pernyataan GAPI itu semata-mmata sebagai suatu chantage
(pemerasan) dengan mengambil kesempatan sewaktu Belanda ada dalam
kesulitan.
Manifestasi pertama dari aksi GAPI ialah rapat umum yang
diselenggarakan pada 1 Oktober 1939. Pada bulan itu di Sala diselenggarakan
Konferensi PVPN yang mendukung sepenuhnya aksi itu.

Sementara itu terjadilah hal yang tidak terduga sama sekali ialah tindakan
GNI untuk menyampaikan petisi kepada Badan Perwakilan Belanda (Staten-
Generaal) untuk memberi suatu parlemen kepada Indonesia. Terlepas dari
motivasi sesungguhnya yang ada di belakang petisi itu, tinfakan itu pada
umumnya dianggap sangat merugikan perjuangan kesatuan dan persatuan
Indonesia. GAPI bertekad meneruskan aksinya. Dianjurkan agar dimana-mana
diadakan rapat cabang salatu anggota GAPI dalam rangka aksi “Indonesia
Berpalemen”

Pada pertengahan Desember 1939 dimana-mana diselenggarakan rapat


GAPI yang meresmikan Kongres Rakyat Indonesia dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Serta menyadarkan rakyat akan
pentingnya tujuan tata negara demokratis di Indonesia.

2.3.3 Mosi Thamrin


Meluasnya gerakan nasional menambah sensitif terhadap istilah-istilah
yang berbau diskriminasi tertutama terhadap kalangan pribumi. Istilah yang
dimaksud ialah Istilah pengelompokan golongan penduduk seperti Hindia Belanda
(Nederlandsch Indie), Pribumi (Irlander) atau Kepribumian (Inlandsch) yang
dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda didalam naskah-naskah pemerintahan,
papan-papan nama berbagai lembaga serta tempat-tempat umum. Mosi Thamrin
ini pada intinya ingin memberi usulan agar istilah-istilah tadi digantikan dengan
Indonesie (Indonesia), Indonesier (bangsa Indonesia) serta keindonesiaan
(Indonesisch) terkhusus dalam penggunaan nya pada dokumen pemerintah.

Jawaban pemerintah mengenai mosi tersebut ialah perubahan istilah akan


berdampak pada perubahan implikasi politik dan ketatanegaraan pada UUD
Kerajaan belanda. Seperti yang diketahui, bahwa segala perubahan harus ditunda
terlbih dahlu setelah situasi peperangan berakhir (Sartono, 2020 : 231)
2.3.4 Mosi Kewarganegaraan Hindia
Secara garis besarnya, Mosi ini menyatakan bahwa usulan untuk
menghapuskan atau menghilangkan status kewarganegaraan berdasarkan
pembagian ras yang telah dimuat dalam perundang-undangan tahun (1854, 1892,
1910) di Hindia belanda. Didalamnya termuat mengenai kategori
kewarganegaraan yang pertama ialah Kewagrnegaraan belanda
(Nederlanderschap), yang kedua ialah Timur Asing (Vreemde Oosterlingen) dan
yang terakhir ialah kewarganegaraan Pribumi dengan dianggap sebagai bawahan
dari Belanda (Nederlandsch Onderdaan). Dengan adanya usulan ini perhapusan
kategori-kategori tersebut memiliki maksud untuk menghilangkan lapisan-lapisan
sosial, mengurangi keanekaragaman serta menuju pada kepersatuan. Namun
jawaban dari pemerintah belanda masih saja sama yakni Menunggu hingga
suasana perang selesai (Sartono, 2020 : 231-232)

2.3.5 Mosi Wiwoho


Secara garis besarnya, Mosi ini menjelaskan mengenai pengungkapan
kembali Petisi Soetardjo dan mosi-mosi dari tahun 1918. Yang mana mengingat
situasi dunia apakah tidak perlu cepat diselesaikan untuk menyelesaikan masalah
Ketatanegaraan Hndia belanda yang antara lain pertanggungjawaban kepala-
kepala departemen kepada dewan ralyat, dan pengembangan Dewan rakyt sebagai
lembaga demokratis yang bulat. Di usulkan juga mengenai perlu membentu suatu
Dewan Kerajaan, dan membentuk panitia yang mengadakan penelitian tentang
situasi politik di Hindia Belanda. Namun jawaban dari pemeritah Belanda masih
sja sama yakni Menunggu hingga suasana perang selesai (Sartono, 2020 : 232-
233)

2.3.6 Memorandum GAPI


Memorandum GAPI merupakan menanggapi dari suasana Perang. GAPI
mengusulkan untuk membentuk suatu ketatanegaraan Indonesia yang pokoknya
berdasarkan demokrasi parlementer. Negara Belanda akan menjadi perserikatan
dibawah negara induk. Namun harapan akan hal tersebut semakin sulit untuk
dicapai. Setelah Ratu Belanda menyampaikan pidato kenegaraan, pidato radio
Ratu Wilhelmina mengenai pengembangan gagasan perubahan ketatanegaraan
pada 10 Mei 1941 merupakan peristiwa yang cukup menarik. Hal ini disebabkan
dalam pidatonya tersebut, Ratu menegaskan nyatanya beliau membuka
kesempatan yang luas (seluas-luasnya) terhadap harapan serta gagasan-gagasan
mengenai usaha untuk mencari penyesuaian terhadap perubahan situasi yang
sekarang. Ratu pun menambahkan mengenai dibutuhkanlah keinginan, harapan,
serta gagasan yang nantinya akan digunakan sebagai sebuah bahan peritmbangan.
Pada nyatanya Ratu bersedia untuk mempertimabngkan penyesuaian struktur
daerah seberan serta keududkannya dalam kerajaan. Namun pidato ini disambung
oleh Gubernur Jendral yang menyatakan mengenai sesudah perang akan
diadakannya Konferensi Kerajaan yang nantinya akan dihadiiri oleh berbagai
unsur dri wilayah Kerajaan. (Sartono, 2020 : 236)

Namun pidato yang disampaikan oleh Ratu Belanda malah memunculkan


tanggapan rasa kecewa dan apatis dari rakyat Indonesia, dan juga para kalangan
nasionalis. Dan jawaban pemerintah mengenai hal ini juga memnyebabkan
kekecewaan yakni Menunggu hinga selesainya perang.

2.3.7 Perang Dunia 2 sebagai Pembuka datangnya Jepang ke Indonesia


Secara perlahan kekuatan Jepang semakin terlihat. Sumberdaya yang
dimiliki oleh Indonesia seperti minyak, bauskit, karet serta sumber daya lainnya
yang dari lama sudah diminati oleh Jepang. Pada tahun 1930an, terjadi depresi
ekonomi internasional yang berdampak di Indonesia yang mempengaruhi
perekonomi Hindia Belanda dengan Jepang. Impor barang Jepang ke Indonesia
semakin besar bahkan mengalahkan impor dari Belanda. Jepang juga mulai
menyebarkan intelejensinya di Hindia Belanda. Karena baran-bang Jepang lebih
murah, rakyat Indonesia menyambut baik impor dari Jepang meskipun setelahnya
Belanda meminta menurunkan jumlah impor ke HIndia Belanda. Pada Juli 1939
Amerika Serikat membatalkan perdagangan dengan Jepang sertamelakukan
embargo barang-barang strategis ke Jepang mendorong Jepang semakin kukuh
untuk menguasai komoditas strategi Hindia Belanda.(Ricklefs : 400)
Pada September 1940, Pakta Tiga Pihak (persekutuan Jerman-Jepang-
Italia) terbentuk. Sebelumnya, Prancis berhasil dikalahkan oleh Jerman pada Juni
1940. Kemudiaan Prancis dan Jerman pada September 1940 mengijinkan Jepang
membangun pangkalan militer di Indochina yang merupakan daerah kekuasaan
Prancis. Pada saat itu, Jepang semakin menginterfensi Belanda dengan
menyuarakan pembebasan Indonesia. Di Den Haad, Jepang semakin mendesak
Belanda untuk memperbolehkan memasuki Indonesia seperti yang sebelumnya
dilakukan di Indochina oleh Prancis.

Suasana yangsemakin mencengkam membuat pemerintah Hindia Belanda


melakukan berbagai kebijakan untuk persiapan perang. Pertama, pemerintah
berusaha menyingkirkan orang-orang yang berpotensi menimbulkan masalah
seperti pada 1941 kepolisian menangkap Tahmrin yang sedang sakit karena
menjalin hubungan dengan Douwes Dekker dan lima hari kemudian Thamrin
wafat didalam tahanan. Pemerintah berusaha untuk memperkuat kekuatan
militernya dan membentukan milisi yang sebelumnya diusulkan dengan jumlah
6.000 orang pribumi didalamnya.

Pada 8 Desember 1941, serangan Jepang ke Pearl Harbor, Hongkong,


Filipina, dan Malaysia. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatakan perang
kepada Jepang tanggal 10 Januari 1942, Jepang memulai menyerbu ke Indonesia
dan pada 15 Februari 1942 mengalahkan pangkalan Inggris di Singapura. Dengan
mengalahkan gabungan pasukan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika tangga
8 Maret 1942, Belanda di Jawa menyarakan menyerah dan Guberur Jenderal van
Starkenborgh ditahan oleh pihak Jepang.

Peristiwa tersebut menjadikan akhir dari pemerintahan Belanda di


Indonsia. Para pejuang nasional menghadapi babak baru dengan berganti
menghadapi Jepang. Kesan awal masyarakat Indonesai seperti mendapat angin
segar dari kekuasaan kolonial Belanda yang diibaratkan sebagai bebam berat yang
tidak dapat ditahan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

M. C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Yogyakarta:


Serambi

Kartodirdjo, Sartono. 2020. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah


Pergerakan Nasional, Yogyakarta : Penerbit Ombak

Tooze.D, Geyer.M. 2015. The Cambridge History of The Second World War,
Total War : Economy, Society and Culture. Cambridge University Press

Anda mungkin juga menyukai