Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AULIA RACHMANITA PUTRI

NIM : 200210302006

KELAS :A

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Judul Buku :

1. Encyclopedia of Human Development (Dr.Neil.J.Salkind)


2. Piaget’s Theory of Intellectual Development (Herbert P. Ginsburg & Sylvia Opper)
3. The Positive Philosophy of August Comte. Volume 2 (Cambridge Library Collection)

 PENGERTIAN INTELEKTUAL
 Kemampuan untuk bertindak secara terarah
 Berpikir secara rasional
 Menghadapi lingkungan secara efektif
 Dalam arti yang luas adalah kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara rasional.

Terdapat 2 tokoh utama yang mengkaji mengenai perkembangan intelektual manusia yakni :

 Jean Piaget (1896-1980) dan


 Vygotsky (1896-1934)

Landasan berfikir mereka berbeda namun berfokus pada perkembangan intelektual manusia.
Namun, saya memilih teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget pada perkembangan
intelektual ini. Pada perkembangan intelektual Jean Piaget bersandar pada perkembangan
kematangan manusia yang dipengaruhi oleh usia. Jean Piaget setelah bertahun-tahun
melakukan observasi, menyimpulkan bahwa perkembangan intelektual adalah hasil dari
interaksi antara faktor bawaan sejak lahir dengan lingkungan dimana anak-anak itu
berkembang. Piaget pun juga memandang bahwa perkembangan intelektual mengontrol
setiap perkembangan aspek lain seperti emosi, moral dan sosial.
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
a. Faktor Bawaan dari lahir (Hereditas)
Faktor yang dibawa/diwariskan dari orang tuanya. Mewarisi potensi baik fisik
maupun psikis nya kepada anak.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini bisa dibagi menjadi 2 faktor yakni dari keluarga (internal) dan
dari sekolah (ekternal)

 TAHAPAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL


A. 4 Tahap menurut Jean Piaget
1. Sensori Motor (Usia 0-2 Tahun)
Membedakan diri dengan objek. Mengenal diri sebagai agen tindakan dan mulai
bertindak secara sengaja
2. Pre Operational (Usia 2-7tahun)
Mulai belajar untuk menggunakan bahasa mulai dari fonem,kata,frase sampai pada
kalimat dan mampu mengelompokkan objek berdasarkan ciri-cirinya
3. Concrete Operational (Usia 7-11tahun)
Mampu berfikir secara logis tentang objek dan kejadian, dapat berbicara tentang
angka-angka, jumlah dan berat barang.
4. Formal operational (Usia 11 ke atas)
Senang membahas dan membicarakan berbagai persoalan yang bersifat hipotetik,
ideologic dan yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

B. 3 Tahap menurut August Comte


Dalam bukunya berjudul “The Positive Philosophy of August Comte” atau “Cours de
Philosophie Positive”
1. Pertama, Tahap Teologis dan Militer (Teologis). Tahap ini merupakan periode
paling lama dalam sejarah manusia dan disebut sebagai masa kekanakan intelegensia
manusia. Pada tahap ini manusia mempercayai adanya kekuatan-kekuatan
supranatural yang muncul dari kekuatan zat adikodrati atau jimat atau kekuatan yang
berasal dari luar diri manusia atau muncul dari kekuatan tokoh-tokoh agamis yang
diteladani oleh manusia. Dalam kehidupan sosial, masyarakat di sini hidup
berdasarakan pada penaklukan, yaitu hubungan sosial bersifat militer yang senantiasa
menaklukkan dan menundukkan masyarakat lain. Oleh karenanya, pada tahapan ini
pula terbagi menjadi tiga sub-tahapan, yaitu: fetisisme, politheisme dan
monotheisme.
2. Tahap Metafisik (Revolutionary crisis). Tahapan ini merupakan fase transisi antara
tahap teologis menuju ke tahap positfistik sehingga disebut dengan masa remaja
intelegensia manusia. Tahap ini ditandai dengan adanya satu kepercayaan manusia
akan hukum-hukum alam secara abstrak yang diilustrasikan dengan bentuk
pemikiran yang bersifat filosofis, abstrak dan universal. Jadi, kepercayaannya bukan
lagi kepada kekuatan dewa-dewa yang spesifik akan tetapi pemikiran manusia
terbelenggu oleh konsep filosofis dan metafisis yang ditanamkan oleh filosof maupun
orang agamawan secara abstrak dan universal (agen-agen ghaib digantikan dengan
kekuatan abstrak), seperti “Akal Sehat”nya Abad Pencerahan.
3. Tahap Positif dan Ilmu Pengetahuan (scientific stage). Tahap ini merupakan tahap
terakhir dalam pemikiran evolusionisme sosial Auguste Comte dan dianggap sebagai
masa dewasa intelegensia manusia. Pada tahap ini pikiran manusia tidak lagi mencari
ide-ide absolut yang asli, yang menakdirkan alam semesta dan menjadi penyebab
fenomena. akan tetapi pikiran manusia mulai mencari hukum-hukum yang
menentukan fenomena, atau menemukan rangkaian hubungan yang tidak berubah
dan memiliki kesamaan ( tahap berfikir secara ilmiah). Tahap ini manusia mulai
mempercayai data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir namun bersifat
sementara dan tidak mutlak. Namun, melalui analisis sosial tersebut memungkinkan
manusia dapat merumuskan hukum-hukum yang seragam, sehingga manusia mulai
maju dan berkembang di depan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai