Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

Menurut Crain (2007) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi
perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme, etologis, komparatif dan organismik,
perkembangan kognitif, perkembangan moral, pengondisian klasik, pengondisian operan,
pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko-sosial, perkembangan bahasa, dan humanistik.
Berikut ini penjelasan masing-masing teori tentang perkembangan peserta didik:

1. Environmentalisme

Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan.


Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke (1632-1704). Locke terkenal dengan
istilah tabularasa (meja lilin putih). Locke mengakui kalau individu memiliki
temperamen yang berbeda, namun secara keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk
jiwa (Crain, 2007: 6-7). Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-
anak mudah dididik menurut kemauan pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-
anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi
(melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi (peniruan), dan reward and punishment
(penghargaan dan hukuman).

2. Naturalisme

Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara-caranya sendiri


melihat, berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak mengembangkan
kemampuan berbeda-beda di tingkat pertumbuhan yang berbeda. Teori ini dikemukakan
Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dalam bukunya yang berjudul Emile. Belajar dari
alam anak-anak mungkin berubah mungkin tidak, tetapi anak tetap saja sebagai pribadi
yang utuh dan kuat. (Crain, 2007: 15-17)

3. Etologis

Etologis adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam konteks evolusi.
Teori etologis dikemukakan antara lain Darwin, Lorenz-Tindbergen, dan Bowlby.
Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
seleksi alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik seperti warna kulit, namun juga
pada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz (1903-1989) dan Niko Tindbergen (1907-
1988) menyatakan insting ikut berkembang karena menjadi adaptif dalam lingkungan
tertentu dan insting memerlukan lingkungan yang tepat untuk berkembang dengan benar
(Crain, 2007: 64). Jhon Bowlby (1907-1990) perkembangan manusia ditentukan
lingkungan yang diadaptasinya. Untuk mendapatkan perlindungan anak-anak harus
mengembangkan tingkah laku kemelekatan (attachment) yaitu sinyal yang
mempromosikan dan mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (Bowlby,
1982: 182)

4. Komparatif dan organismik


Teori komparatif dan organismik dikemukakan Heinz Werner (1890- 1964)
menyatakan bahwa perkembangan tidak sekedar mengacu kepada peningkatan ukuran,
tetapi perkembangan mencakup perubahan-perubahan di dalam struktur yang dapat
didefinisikan menurut prinsip ontogenik.
5. Perkembangan kognitif
Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa seorang
anak berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap berpikir
manusia menurut Piaget bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan
bahwa anak-anak melewati tahap-tahap perkembangan kognitif dengan urutan yang tidak
pernah berubah dengan keteraturan yang sama (Crain, 2007: 171).
6. Perkembangan moral
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dilahirkan
pada tanggal 25 Oktober 1925 di Bronxeville (New York). Kohlberg sangat tertarik
dengan karya Piaget yang berjudul The Moral Judgment of the Child. Ketertarikannya
tersebut mendorongnya untuk melakukan penelitian tentang proses perkembangan
“Pertimbangan Moral” pada anak.
7. Pengondisian klasik
Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal prinsip stimulus dan respon. Melalui
eksprimennya Pavlov menemukan bahwa pengondisian dapat menimbulkan respon-
respon bawaan terjadi secara spontan melalui latihan berulang-ulang
8. Pengondisian
Operan Pengondisian operan dikemukakan Skinner (1905-1990). Untuk
menemukan teori pengondisian operan sebagai sebuah teori perkembangan Skinner
membuat “Skinner Box.” Di dalam kotak Skinner mencobakan perkembangan
pengetahuan latihan yang disertai dengan reward dan punishment
9. Pemodelan
Teori pemodelan dikemukakan Albert Bandura, lahir pada tanggal 4 Desember
1925 di sebuah kota kecil, Mundare, yang terletak Alberta bagian utara, Kanada. Sampai
saat ini Bandura masih bekerja Universitas Stanford. Bandura menyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan hasil interaksi antara faktor heriditas dan lingkungan.
10. Sosial-Historis

Teori sosial-historis dikemukakan Vygotsky (1896-1934). Lev Vigotsky


berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang sangat penting dalam proses
belajar seorang anak. Pengalamam interaksi sosial ini sangat berperan dalam
mengembangkan kemampuan berfikir anak. Interaksi antara anak dengan lingkungan
sosialnya akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi.

11. Psikoanalitik
Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued (1856-1939) yang menekankan
pada pentingnya peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang dialami anak khususnya
situasi kekacauan mental. Menurut Frued perkembangan seseorang digambarkan sebagai
sejumlah tahapan psikoseksual yang digambarkan pada tahapan-tahapan: tahap oral,
tahap anal, tahap phallic, tahap laten, dan genital (Santrock, 1995: 22). Setiap tahapan
tersebut berkaitan dengan kepuasan libido seksual yang dapat memainkan peranan pada
kepribadian seseorang ketika dia dewasa
12. Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson (1902) yang menyatakan bahwa perkembangan
terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson meyakini bahwa setiap tahap
perkembangan berfokus pada upaya penanggulangan konflik. Kesuksesan atau kegagalan
menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap perkembangan.
13. Perkembangan Bahasa
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky (1928). Chomsky menyatakan
kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia yang tidak dimiliki makhluk lain.
Kemampuan berbahasa telah dibawa manusia sejak lahir.
14. Humanistik.
Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow (1908-1970). Menurut
Maslow pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukan oleh hakikat batin yang
esensial dan biologis. Inti batin manusia mendorongnya untuk mencapai perealisasian
kemanusiaanya seutuhnya. Pada sejumlah orang yang melakukan aktualisasi diri, mereka
cenderung merdeka dari tekanan budaya, dan tetap mempertahankan kapasitas untuk
memandang dunia secara spontan, segar, dan lugu seperti anak (Maslow, 1962: 207-208).

1. Teori Psikodinamika Teori ini memandang akan pentingnya pengaruh lingkungan,


terutama lingkungan yang diterima oleh individu pada awal perkembangannya.
Lingkungan awal merupakan pondasi yang menjadi pijakan kuat pada tahun-tahun
berikutnya. Komponen yang bersifat sosio-afektif sebagai penentu dinamika
perkembangan individu.
2. Teori Behaviorisme dan Belajar Sosial
a). Behaviorisme
Dalam kajian ini, ahli yang diajukan yang mewakili kaum behavioris adalah
Burrhus Frederic Skinner. Para ahli perilaku (behavioris) yakin bahwa sesuatu yang dapat
diuji hanya yang dapat diamati dan diukur. Dengan kata lain, behavioris menekankan
studi ilmiah tentang tanggapan perilaku yang dapat diamati dan determinan
lingkungannya. Menurut aliran ini, pikiran, sadar atau tidak sadar tidak dapat dipakai
untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan individu. Bagi Skinner sendiri,
perkembangan merupakan perilaku.
b). Teori Belajar Sosial
Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura. Teori ini menekankan perilaku,
lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan individu.
Secara umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah seperti robot yang tidak
mempunyai pikiran dan menurut saja sesuai dengan kehendak pembuatnya. Namun,
manusia mempunyai otak yang dapat berpikir, menalar, menilai, ataupun
membandingkan sesuatu sehingga dapat memilih arah bagi dirinya. Lebih lanjut Bandura
memperjelas teorinya lebih mendalam dengan menamakan teori belajar sosial kognitif.
3. Teori Humanistik
Humanistik theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi
modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan determinisme lingkungan
dari teori pembelajaran. Pendukung humanis memiliki pandangan yang sangat positif dan
optimis tentang kodrat manusia. Pandangan humanistik menyatakan bahwa manusia
adalah agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-simbol
dan berpikir secara abstrak.

4. Teori Kognitif
Kognisi adalah perbuatan atau proses mengetahui. Ada 2 teori sebagai pendekatan
dasar untuk memahami kognisi. Pendekatan pertama adalah Piagetian approach yang
menekankan perubahan kualitatif dalam cara berpikir mereka ketika berkembang.
Pendekatan kedua adalah Teori Vygotsky.

a). Piaget:

Perkembangan Kognitif Jean Piaget (1896-1980) adalah psikolog perkembangan


dari Swiss yang tertarik dengan pertumbuhan kapasitas kognitif manusia. Ia mulai
bekerja di laboratorium Alfred Binet di Paris, dimana pengujian kecerdasan modern
berasal. Piaget mulai memeriksa bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang dalam
kemampuan berpikirnya. Ia menjadi semakin tertarik dengan bagaimana anak-anak
mencapai kesimpulan daripada apakah mereka menjawab dengan benar atau tidak. Jadi
bukannya mengajukan pertanyaan dan menilai mereka benar atau salah, Piaget justru
memberikan pertanyaan kepada anak-anak itu untuk menemukan logika dibalik jawaban
mereka. Melalui pengamatan yang seksama pada anak-anaknya sendiri dan anak-anak
lainnya, ia menyusun teori perkembangan kognitifnya.
b). Lev Vygotsky
Lev Vygotsky lahir di Rusia pada tahun 1986. Ketertarikannya pada
perkembangan bahasa dan kognitif dalam hubungannya dengan proses belajar manusia.
teori yang dihasilkannya merupakan teori yang sangat berarti bagi perkembangan dunia
psikologi dan dunia pendidikan (Mooney, 2003). Satu hal pernyataan Vygotsky yang
terkenal adalah, “Pembelajaran dan Perkembangan merupakan dua hal yang saling
berkaitan sejak hari pertama kehidupan manusia” Vygotsky telah mengubah cara
pendidik berpikir tentang interaksi anak-anak dengan orang lain. Pekerjaannya
menunjukkan bahwa perkembangan kognitif dan sosial berhubungan dan saling
melengkapi.
5. Teori Ekologi
a) Pokok Teori Ekologi
Urie Bronfenbrenner (dalam Santrock, 1995) merupakan ahli yang
mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu
dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi
segala aspek perkembangannya. Teori ekologi ini ialah pandangan sosiokultural
Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai
dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang
berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem, dan kronosistem (Santrock, 1995). Adapun urutan sistem
tersebut sebagai berikut:
a. Mikrosistem, yaitu kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan
orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orangtua, teman
sebaya, dan sekolah.

b. Mesosistem, yaitu hubungan antar dalam mikrosystem. Sebagai contoh, orang


tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan peer menjadi
relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan
keluarga anak dan sekolahnya

c. Eksosistem, yaitu sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi


perkembangan anak, namun anak di sini tidak terlibat dalam suatu peran langsung.
Sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus
bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah.

d. Makrosistem, yaitu sistem yang mengelilingi mikro-meso-dan eksosistem dan


merespresentasikan nilai-nilai, ideologi, hukum, masyarakat dan budaya. Sebagai contoh
anak Indonesia tidak sama dengan anak Amerika e. Kronosistem, yaitu dimensi waktu
yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro ke makro. Kronosistem ini juga
mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-
kultural.

b) Peran terhadap Perkembangan Dari perspektif teori ekologi, individu berkembang


dalam jaringan yang kompleks dari sistem yang saling berhubungan Oleh karena itu
banyak sumber berperan dalam perkembangan tingkah laku. Selain faktor individual,
faktor lingkungan seperti aktivitas pengasuhan dianggap sebagai salah satu determinan
dari permasalahan tingkah laku bermasalah. Teori ini menekankan bahwa manusia tidak
berkembang dalam isolasi, namun merupakan rangkaian interaksi di dalam keluarga,
sekolah, masyarakat atau komunitasnya. Setiap lapisan lingkungan selalu bersifat dinamis
mempengaruhi mempengaruhi perkembangan individu.

6. Teori Etologi
a) Lorentz: Imprinting Ethology menekankan bahwa perilaku adalah produk dari evolusi
dan ditentukan secara biologis. Tiap spesies mempelajari adaptasi apa yang penting untuk
bertahan hidup, dan melalui proses seleksi alam, yang paling baiklah yang mampu hidup
untuk mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunannya. Konrad Lorentz (1903-1989)
merupakan ahli ethologi peraih hadiah Nobel, meneliti pola-pola perilaku dari kawanan
angsa dan menemukan bahwa anak angsa terlahir dengan instink untuk mengikuti
induknya (Santrock 1995; Rice, 2002).
b). Bonding & Attachment Theories Bonding─pembentukan hubungan yang erat antara
seseorang dan seorang anak. Attachment theory─-deskripsi dari proses dengan mana bayi
mengembangkan ketergantungan emosional yang dekat pada satu atau lebih banyak
pengasuh dewasa.

Anda mungkin juga menyukai