Anda di halaman 1dari 28

Nama : Muhammad Ikhsanudin

Nim : 203180256
Matkul : Psikologi Pendidikan GMI-G
Tugas UTS Review
Kelompok 1
Sejarah Psikologi dan Psikologi Pendidikan
A. Pengertian Psikologi Pendidikan
Pengertian Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa inggris yaitu psychology, dalam istilah lama disebut
sebagai ilmu jiwa. Kata psychology merupakan akar kata yang memiliki sumber dar
bahasa Greek (yunani), yakni psyche yang berarti jiwa, logos yang berarti ilmu, jadi,
secara psikologi berarti ilmu jiwa. Sedangkan dalam filsafat, psikologi berperan sebagai
pemecah masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kemauman, dan
pengetahuan. Psikologi juga memiliki banyak macam definisi, diantaranya yaitu: (1)
psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, (2) psikologi adalah ilmu mengeai
pikiran, (3) pskologi adalah ilmu mengenai tingkah laku.
 Pengertian Pendidikan
Istilah pedidikan berasal dari bahasa yunani, yaitu paedagogie yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
dengan education yang berartipengembangan atau bimbingan,dalam bahasa arab istilah ini
sering diterjemahan dengan Tarbiyah yang berarti pendidikan. Psikologi pendidikan ilmu
tentang orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajar (Reynold & Miller, 2003).
Namun, bagi pelajar yan berharap menjadi guru, psikologi pendidikan adalah akumulasi
pengetahuan, kebijaksanaan, dan teori didasarkan pada pengalaman yang mestinya dimiiki
oleh semua guru untuk memecahkan masalah pengajaran sehari-hari dengan pintar. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi pendidikan adalah segala ilmu yeng
mempelajari tentang tingkah laku manusia saat proes belajar mengajar,yang mana ia
memiliki hubungan erat dengan ilmu pengajaran. Dalam proses mengajar, seorang
pendidik dituntut untuk benar-benar paham apa yang ia ajarakan pada murid-muridnya,
takhanya itu, seorang pendidik juga harus menguasai metode dalam menyampaikan materi
yang ia ajarkan, agar peserta didik dapat mudah mengerti dan memahami materi yang
diberikan oleh guru.
 Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
a. Barlow dalam Nyayu Khodijah (2014), psikologi sebagai sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang emnyediakan serangkaian sumber-sumber
untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar
mengajar secara lebih efektif.
b. Syah (1999), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologiyang
menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
c. Santrock (2007), psikologi pendidikan adalah cabang ilmu yang mengkhususkan
diri pada cara memahami pengajaran dan pe,mbelajaran dalam lingkungan
pendidikan.
d. Witherington, psikologi pendidikan adalah studiy sistematis tentang proses dan
fektor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
 Sejarah Psikologi
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa atau mental, dari arti psikologi
menurut bahasa yang berasal dari kata “psyche” dan ‘logos”. Psikologi tergolong
cabang ilmu pengetahuan yang masih muda. Filsafat sudah mempelajari gejala-
gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM. Melalui filsuf-filsuf yunani kuna. Pada
saat itu belum ada pembuktian secara empiris dan terbatas dalam pemikiran belaka.
Uraian para filsuf ini umumnya berkisar pada soal kebutuhan dan kejiwaan. Dua
filsuf yunani kuno yang sudah mempelajari ilmu kejiwaan atau psikologi tersebut
adalah plato (427-347 SM) dan muridnya Aristoteles (384-322 SM). Filsuf lain
juga mempelajari ilmu kejiwaan adalah Thales (624-549 SM) yang dianggap
sebagai Bapak filsafat. Berikut adalah beberapa pendapat para filsuf mengenai
gejala kejiwaan, sebagai berikut: (1) Thales (624-548 SM), Anaximander (611-546
SM), Anaximenes (490-430 SM), Empedokles (490-430 SM), Hipokrates (460-375
SM), Demokritus (460-370 SM,)
 Sejarah Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan, konon dilakukan alakadarnya oleh beberapa ahli, hanya saja
hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan karena keterbatasan wilayah pengembangan
dan telah kadaluarsanya karya-karya tersebut. Karya tulis yang membaha
mengenai psikologi pendidikan sangat jarang jika ada kebanyakan dicampur aduk
menjadi satu dengan psikologi lainnya. Psikologi pendidikan dikemukakan oleh
para ahli sebelum abad 20. Ada 3 perintis terkenal dalam riwayat psikologi
pendidikan yaituWilliam James, John Dewey, dan Thorndike. Psikologi
pendidikan baru merupakan ilmu yang sebenarnya dalam arti sebagai ilmu yang
bersifat empiris,baru timbul pada abad ke 20. Thonrdike oarang yang pertama
mengarang buku psikologi pendidikan yang didasarkan atas hasil-hasil
penyelidikan empiris experimental pada tahun 1913. Pada awal abad 20
pemerintah prancis merasa perlu untuk mengetahui prestasi belajar para pelajar,
yang dirasa semakin menurun pertanyaanya yang ingin dijawab,apakah prestasi
belajar itu semata-matahanya tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar,
adakah faktor kejiwaan atau mental yang ikut peranan. Maka untuk memecahkan
problem itu ditunjukkan seorang ahli psikologi yang bernama Alfret Binet dengan
bantuan Theodere Simon, mereka menyusun sejumlah tugas yang terbentukj
dalamsebuah tes baku untuk mengetahui intelegensi para pelajar. Tes ini dikenal
dengan tes intelegensi. Tes intelegensi Binet Simon ini sangat terkenalyang
kemudian hanya dipakai di Amerika Serikat, yang dinegeri itu mengalami revisi
berkali-kali untuk mendapat tingkat kesesuaianya dengan masyarakat atau orang-
orang Amerika. Diantara para ahli yang mengambil bagian dalam revisi itu
misalnya: Steren, Terman, Merril dan sebagainya. Berikut ini merupakan para ahli
yang ikut andil terhadap perkembangan psikologi pendidikan selain dari tiga tokoh
diatas baik dari segi filsafat, psikologi dan pendidikan, diantaranya: (1) Plato dan
Aristoteles, (2) John Locke, (3) Sigmund Freud (1856-1939), (4) Jean Piaget
(1896-1980).
Kelompok 2
ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI DAN PRAKTIS PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
1. Aliran Fungsionalisme
Fungsionalisme (Functional Psychology) merupakan aliran psikologi yang
tumbuh di Amerika Serikat yang dipelopori oleh William James atau dikenal
dengan bapak psikologi Amerika Serikat. Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya
William James, John Dewey, James Rowland, Angell Harvey A, Carr, James
Mc Keen catell, E,L Thorndike dan R,S Woodworth, aliran ini merupakan
reaksi terhadap struktualisme terhadap mental.
2. Aliran Kognitif
Belajar kognitif Menurut Puspo Nugroho (2015), devinisi “Cognitive”berasal
dari kata lain “Cognition”yang memiliki persamaan dengan ‘Knowing” yang
berrti mengetahui. Dalam arti yang luas kognisi adalah perolehan, penataan
dan penggunaan pengetahuan. Tokoh Jean Piaget adalah psikolog yang
pertama yang menggunakan filsafat,konstruktivisme, sedangkan teori
pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya setiap
orgnisme harus beradaptasi secra fisik dengan lingkungan untuk bertahan
hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan
tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya
secra (kognitif) mental. Tahap-tahap yang dikemukakan oleh Jean Piaget
adalah:
1) Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)
Pengalaman yang diperoleh mnelalui perubahan fisik (gerakan anggota
tubuh)dan sensori (koordinasi alat indera). Contohnya: anak mulai bisa
berbicara meniru suara kendaraan.
2) Tahap Pra Operasi (2-6 tahun)
Pada tahap ini adalah tahap pengorganisasian operasi komkrit. Istilah
operasi yang digunakan disini adalah berupa tindakan-tindakan
kognitif,seperti mengklasifikasikan sekelompok objek. Contoh: jika ada
lima kelereng yang sama besar diatas meja,lalu kelereng itu diubah
letaknya menjadi agak kejauhan maka anak pada tahap ini akan
mengatakan letak kelereng yang jauh lebih banyak.
3) Tahap Operasi Konkrit (6-12 tahun)
Anak yang berada tahap ini umumnya sudah berada di sekolah dasar.
Ditahap ini anak memahami operasi logis dengan abntuan benda-benda
konkrit. Contoh: seorang anak diberi 20 bola kayu, 15 buah diantaranya
berwarna merah, apabila ditanyakan manakah yang lebih banyak bola
kayu atau bola berwarna merah? Anak pada tahap pra operasional
menjawab bahwa bola merah lebih banyak, sedangkan anak pada operasi
konkrit menjawab bvola kayu lebih banyak dari pada bola merah.
4) Tahap Operasi Formal (12tahu keatas0
Tahap ini merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara
kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu mengadakan penalaran
dengan menggunakan hal-hal abstrak. Contoh: anak dihadapkan pada dua
gambar yaitu gambar “pengsil” dan “bolpoin” anak disuruh mengukur
tinggi kedua gambar tersebut dengan menggunakan batang korekl api
dengan klip.
3. Aliran psikoanalisis
Aliran psikoanalisis sangat kontras dengan aliran begaviourisme. Aliran
psikoanalisis merupakan aliran mencari penyebab munculnya perilaku
manusia pada alam tidak sadar.tokoh aliran ini adalah “Sigmund Freud”dari
Australia pada khir abad ke-19,alairan ini berpendapat bahwa “manusia
adalah amkhlik yang berkeinginan (homo volens)”. Di alam tak sadar inilah
tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari kepribadian
kita yaitu (1) Id atau Es (Energi Psikis), (2) Kh atau Ego, (3) uber ler atau
Super ego.
4. Aliran Humanistik
Aliran humanistik muncul pada tahun 1940-an istilah humanistik berasal
dari kata humanitas (pendidikan manusia),dalam bahsa yunani disebut
Paideia,pendidikan yang didukung oleh manusia yang hendak
menempatkan seni liberal yang dijadikan materi atau sarana utamanya.
Aliran humanistik bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah
pertama atau uatama dalam pendidikan. Ia adalah subjek menjadi pusat
kegiatan pendidikan,mereka percaya bahwa siswa mempunyai
potensi,punya kemampuan, dan kekuatan unutk berkembang. Tokoh-tokoh
humanistik antara lain: (1) Abraham Maslow, (2) Arthur Combs.
5. Aliran Gestlat
Aliran gestlat merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari
suatu hejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, dalam psikologi
gestlat disebut phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling
mendasar,dalam hal ini berpendapat bahwa filsafat fenomenologi yang
mengatakan suatu pengalaman harus dilihat secara netral,dalam sutu
fenomena terdapat suatu unsur yaitu objek atau arti. Objek merupakan
sesuatau yang dapat dideskripsikan,setelah tertangkap oleh indera,objek
tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti
pada objek itu. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Max
Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka,mereka sama membangun
dan mempopulerkanya psikologi gestlat ini.
6. Aliran Behaviorisme
Teori behaviorisme dengan tokoh aliran ini adalah Edward LeeThorndike
dimna beliau m,erupakan seporang psikologi Amerika yang lahir pada 31
Agustus 1874 (Rahyubi:2014:31),Menurut Thorndike, belajara adalah
proses interaksi antara stimulus atau respons. Stimulus adalah apa yang
merangsang terjadinya kegiatan belajr seperti pikiran,perasaan atau hal-hal
yang lain dapat ditangkap melalui alat indera. Adapun respons adalah
reaksi dimunculkan oleh peserta didik ketika belajar yang dapat berupa
pikiran,perasaan, dan gerakan atau tindakan. Jadi, perubahan tingkah laku
akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkret yaitu yang dapat
diamati,sedangkan tidak konkret yaitu yang tidak dapaa diamati. Meskipun
aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaiman cara mengukur tingkah laku yang tisdak dapat
diamati.
7. Aliran Struktualisme
Struktualisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena
dikemukakan oleh Wilhelm Wundt,setelah ia melakukan exsperimenya di
labolatoriu, Wunndt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa
berpengalam mental yang kompleks sebenarnya adalah hal pesenyawaan
kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas
premis-premisnya menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan
hukum-hukum pembentukanya. Ciri-ciri struktualisme Wundt adalah
penekanan pada analisi atau proses kesadran yang dipandang terdiri atas
elemen-elemen dasar,serta usuhanya menemukan hukum-hukum yang
mebawahi hubungan antar kesadaran tersebut. Karena pandangannya
elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikolgi
strukluralisme.
Kelompok 3
CABANG PSIKOLOGI DAN PENDEKATAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
A. Cabang-cabang Dalam Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Ada 30 lebih
cabang-cabang dalam psikologi. Di bawah ini akan dibahas 10 cabang
psikologi,diantaranya:
1. Psikologi perkembangan adalah ilmu psikologi yang membahas tentang perubahan
dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang
bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi
lingkungan.
2. Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari psikologi dan merupakan ilmu
pengetahuan yang berbicara tentangtingkah laku manusia dalam proses belajar
mengajar memiliki hubungan yang erat dengan ilmu mengajar.
3. Psikologi konseling adalah proses yang melibatkan seseorang professional
berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (self-
understanding), membuat keputusan dan pemecajhan masalah.
4. Psikologi social adalah disiplin yang terbagi sebagian cenderung memilih psikologi
sosial yang psikologis dan sebagian psikologi sosial yang sosilogis.
5. Psikologi kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem
psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dalam
lingkungan.
6. Psikologi organisasi/individu merupakan cabang ilmu psikologi yang menerapkan
prinsi-prinsip psikologi pada l,ingkungan kerja.
7. Psikologi kriminal ilmu pengetahuan tentang jiwa individu atau kelompok yang
secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perbuatan jahat dan
akibatnya
8. Psikologi Abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang sebab
kebiasaan yang dirasakan oleh tiap individu/kelompok.
9. Psikologi Keluarga adalah cabang ilmu psikologi yang mebahas tentang keluarga
yang berkaitan dengan interaksi atau menjalin hubungan dengan orang lain secara
sosial dengan memperhatikan pola pikir dan tingkah lakunya serta kejiwaan
keluarga.
10. Psikologi Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha yang menggolongkan
manusia menjadi tipe-tipe tertentuatas dasar faktor tertentu.
B. Pendekatan Dalam Psikologi Pendidikan
1. Pendekatan Fisiologis adalah pendekatan berdasarkan aspek fisiologis semta-mata
dan tidak berkaitan dengan jiwa dan perasaan. Seperti contoh sekiranya kita
menemui seorang lelaki dewasa yang tercakap dengan terbat-bata dan tidak lancar.
Jika diperhatikandari aspek fisiologis, ketidak lancaran lelaki tersebut berbicara
mungkin saja diakibatkan oleh kerusakan bagian tertemntupada otak yang
mengontrol aktivitas percakapansehingga mengakibatkan perbuatan tersebut.
2. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan dengan cara memahami aspek
perilakutertentu, yang dapat dipakai untuk menjelaskan semua perilakunya. Contoh
ada seseorang yang terdiam atau merenung, dilihat dari pendekatan filosofisnya
mungkin dia mempunyai gangguan pada jiwannya
3. Pendekatan Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari bahasa yunani yang mengandung arti menampak.
Phaenomenon merujuk kepada yang nampak.fenomena merupakan fakta yang
disadari dan masuk dalam kesadaran manusia. Dengan demikian objek itu berada
dalam relasi dengan kesadaran. Fenomena bukanlah dirinya sebagaimana dengan
tampak secara kasat mata,akan tetapi justru pada didepan kesadaran dan disajikan
dengan kesadran pula. Dengan demikian fenomenologi merefleksikan pengalaman
langsung manusia, sejauh pengalaman itu secara intesif berhubungan dengan suatu
objek.
4. Pendekatan Kognitif merupakan pendekatan yang memberikan perhatian khusus
kepada proses pemikiran individu seperti kemahiran berfikir secra kritis dan
kreatif, kemahiran belajar dan motivasi yang yang dipelopolopori oleh ahli
psikologi Gestalt Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel.
5. Pendekatan Fungsional merupakan penyesuaian diri, yakni proses menyesuaikan
antara diri dan lingkungan. Jean Peaget dalam teori perkembangan kognitif
menerangkan bahwa adaptasi dalam biologi terhadap lingkungan merupakan
bagian dari intelegensi seseorang.
6. Pendekatan Antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Suatu kebijakan dan tindakan
yang baik dalam kaitan dengan lingkungan hidup akan dinilai baik kalau
mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kepentingan manusia.
7. Pendekatan Psikofisi yaitu pendekatan yang dilakukan melalui kedua aspek yaitu
aspek dalam jiwa dan aspek luar fisik dan kedua aspek ini saling berhubungan
antara satu dengan yang lain. Salah satu pendekatan mempelajari hubungan antara
sifat-sifat fisik suatu objek/stimulus dengan sensasi rasa yang ditimbulkan: (a)
menerjemahkan karakter fisik yang dimiliki oleh stimuli menjadi krakteristik
psikologisyang relevan, (b) mencoba menjawab hubungan antara fisik sutu
stimulus dan dampak psikologis akibat perilaku subjek & mengenai cara
mengaitkan nilai skal fisik dengan nilai skala psikologis.
8. Pendekatan kontemplatif adalah melakukan penyelidikan dengan jalam
merenungkan objek yang akan diketahui dengan mempergunakan kemempuan
berfikir kita. Alat yang dipergunakan adalah pikiran kita yang benar-benar sudah
dalam keadaan objektif. Dalam arti murni tidak tercampur dengan alat-alat
lain,serta tidak tercampur dengan pengaruh-pengaruh luar yang bersifat lahiriah
dan biologis. Metode ini sering digunakan sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuanpada abad ke-17, karena pandangan empirisme menjadi domonan.
Pandangan ini menyatakan bahwa untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui
empiri atau pengalaman sehingga observasi untuk memperoleh kenyataan yang
objektif dan pendapat sebelumnya yang tidak lagi memuaskan oleh para
ahli,ditinggalkan.
Kelompok 4+
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Manusia
Pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secra kuantitatif pada fisik manusia
karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitatif sendiri
dapat diukur atau diyatakandalam satuan serta dapat diamati secara jelas. Misalnya
berupa pertumbuhan, pembesaran,perubahan ukuran dan bentuk,hal yang tidak ada
menjadi ada,kecil menjadi besar,sedikit menjadi banyak,pendek menjadi tinggi,kurus
menjadi gemuk. Dengan demikian ilmu psikologi,perkembangan memiliki arti
perubahan secra kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling
berkesinambungan menuju kearah yang lebih baik atau kearah yang sempurna. Yang
dimaksud perunahan fisik pada manusia adalah mengacu pada optimaliasasi fungsi-
fungsi organ jasmaniah manusia,bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri.
Sehingga dari sini dapat dilihat bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah
sesuatu yang berbeda tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.
B. Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Atas dasar perbedaan pada suatu periode inilah para ahli mengadakan fase-fase pada
perkembangan pada manusia. Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak berrti
bahwa antara fase yang satu terpisah secara deksrit dengan fase yang lain,akan tetapi
hanya sekedar untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan mengenai fase
perkembangan Elizabeth B,Hurlock secara lengkap membagi fase perkembangan
manusia dalam sepuluh fase/masa perkembangan yaitu: (1) Fase Pranatal (masa
sebelum lahir) Masa pranatal ini berangsung dari sejak terjadinya konsepsi atau
vertilasi sampai bayi lahir adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan
masa kelahiran. (2) Fase infancy (New Born), Masa ini dimulai sejak lahir sampai
bayi berumur kira-kira 15 hari. Masa ini merupakan masa pemberhentian (plateau
stage)artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. (3) Fase Babyhood
(bayi),masa ini berlangsung sejak mulai usia 2 minggusampai 18 atau 24 bulan. Masa
ini masa yang sangat bergantung pada orang tua. (4) Fase Early Childhood (Masa
Kanak-Kanak Awal),Masa Kanak-Kanak Awal ini berlangsung dari umur 2 sampai 6
tahun. Masa ini disebut usia sulit/problematis karena memelihara/mendidik mereka
sulit. (5) Fase Later Childhood (Masa Kanak-Kanak Akhir), Masa Kanak-Kanak
Akhir ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun,fase perkembangan
yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 12 tahun ini sama dengan masa usia
Sekolah Dasar. (6) Fase Adolescence (remaja) adalah masa perkembangan yang
merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal yang kira-kira umur
11-12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. (7) Fase Early edulthood
(masa awal dewasa),periode ini disebut juga pada fase kematangan dari umur 21tahun
ke atas,seseorang mulai menyadari kekurangan dan kelebihanya yang dihadapi
dengan sikap sewajarnya. (8) Fase Latter Maturity (masa usia lanjut),ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia 50 tahun ke atas dan berakhir pada
kematian.perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya
disebut proses menjadi tua.
C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Perkembangan Aspek Fisiologis
Perkembangan fisik atau yang disebut jugapertumbuhan fisiologis menjadi tolak
ukur perkembangan bayi perubahan yang terjadi adalah menyangkut semua organ
dan struktu organya,seperti organ fisik dalam misalnya jantung,paru-paru,otak dan
sebagainya semuanya mengalami perubahan secara kuantitatif yaitu semakin
besar,semakin banyak,semakin lengkap strukturnya,pertumbuhanya akan selasai
apabila semua organ fisiknya mencapai kematangan,sehingga anak mencapai
kedewasaan fisik semua merupakan konsekuaensi dari proses pemeliharaan dari
orangtuanya. Aspek perkembangan fisik bayi ini dijabarkan menjadi lima antara
lain system organ tubuh system peredaran darah system pernafasan system
pencernaan makanan system pengatur suhu tubuh: system Organ Tubuh, System
Peredaran Darah, System Pernafasan, System Pencernaan Makanan.
2. Perkembangan Aspek Kognitif
Adapun perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan mental
psikologis yang terjadi pada diri si anak yang mencangkup semua aspek mental
psikologis anak yang baik segi pengetahuan,keterampilan,kecerdasan,moral,agama.
3. Perkembanga Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemajuan anak untuk
menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang lebih luas.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Manusia
Perkembangan bersifat kompleks dan faktor yang mempengaruhi tidak dapat selalu
diukur secra tepat dan bahkan ditemukan. Ilmuwan sekalipun tidak dapat menjawab
pertanyaan itu sepenuhnya. Bagaimanpun,para ilmuwan belajar banyak tentang apa
yang orang butuhkan untuk berkembang secra normal,bagaimana ia bereaksi terhadap
berbagi pengaruh yang ada di luar dan di dalam dirinya,serta bagaimana mereka dapat
mencapai potensi mereka sebaik-baiknya. Berikut ini akan dipaparkan sejumlah faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. Herediter lingkungan dan
kematangan, Konteks perkembangan, Pengaruh normatif dan nonnormatif, pengauh
waktu;periode sensitif atau kritis.
E. Aliran-Aliran Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan Manusia Dalam Ilmu
Pendidikan
Aliran-aliran dalam pendidikan perlu dikuasai oleh para calon pendidik karena
pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat
persial dan diskriptif saja, melainkan perlu dipanndang pula secra bolistik
menyeluruh. Menurut Tirtarahardja & sulo 2005 aliran=aliran pendidikan dimulai
sejak awal hidup manusia karena selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunanya yang memelurkan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di
dalam keputusan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran tentang pendidikan di
mulai dari zaman Yunani kuno sampai kini, dikenal dengan istilah rumpun aliran
klasik dan aliran gerakan baru. Bahasa bagian ini hanya dibatasi pada beberapa
numpun aliran klasik. Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran
empirisme,nativisme,natularisme dan konvergensi. Sampai saat ini aliran-aliran
tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman. (1) Aliran Empirisme, (2) Aliran Nativisme, (3) Aliran
Naturalisme, (4) Aliran Konvergensi.

Kelompok 5
PERBEDAAN INDIVIDU
A. Pengertian Perbedaan Individu
Individu adalah bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Kata individu dari bahasa yunani, individum
yang artinya tidak terbagi,dimana dalam ilmu sosiologi individu diartikan sebagai
sebuah organisasi (seseorang) yang bebas atau tidak terikat dengan organisasi yang
lain baik dalam hal,tindakan,pikiran,maupun tingkah laku. Pengertian individu
menurut para ahli: (1) Menurut Martin Luther King Jr individu ini merupakan satuan
kecil yang tidak bisa/dapat dibagi lagi,yakni manusia yang hidup berdiri sendiri. (2)
Menurut Soediman Kartohadiprodjo individu merupakan makhluk hidup ciptaan
Tuhan yang di dalam dirinya itu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga,ras.serta rukun. (3) Menurut Abdul Syani Kata individu ini berasala dari bahasa
yunani “individum” yang memiliki arti satuan terkecil tidak dapat/bisa dibagi lagi.
Jadi perbedaan individu adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu
baik fisik maupun non fisik yang menjadikan sesorang memiliki karakter atau ciri-ciri
yang berbeda antara satu dengan yang lain.
B. Faktor-Faktor Perbedaan Individu
1. Faktor genetik atau keturunan
Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan
individu,keturunan diartikan sebagai “Totalitas karakteristik individu yang
diwariskan oleh orang tuakepada anak atau segala potensi,baik fisik maupun
psikis yang dimilki sejk masa konsepsi (masa perubahan ovum sperma) sebagai
pewarisan pihak orang tua melalui gen-gen”. Perbedaan gen merupakan salah
satu alasan mengapa setpa individu berbeda dengan lainya, baik secara
fisik,psikologis,maupun perilaku meskipun merupakan saudara sendiri.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang terdapat di luar individu tersebut antara lain:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan msyarakat.
C. Macam-Macam Perbedaan Individu
1. Intelegensi adalah salah satu miliki kita yang paling berharga,bahkan orang yang
paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa intelegansi itu. Howard Garder
(1983,1993,2002) mengemukakan delapan kerangka pikiranya tentang macam
kecerdasan (multiple intelligence); (a) keahlian verbal: kemampuan untuk
bervikir dengan kata dan menggunakan bahsa untuk mengekspresikan makna. (b)
keahlian spiritual eksistensial; keterampilan,kemampuan dan perilaku yang
diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan dengan sumber utama
(Tuhan Yang Maha Esa )dari segal sesuatu. (c) keahlian logika matematika;
kemampuan unutk menyelasaikan operasi matematika. (d) keahlian spasial;
kemampuan untuk berfikir tiga dimensi. Kemampuan melihat ruang adan
bangunan. (e) keahlian kinestetik; kemampuan untuk memanipulasi objek dan
kecerdasan dengan hal-hal yang berhubungan dengan fisik. (f) keahlian musical;
kemampuan dalam memahami nada,melodi,irama dan suara. (g) keahlian
intrapersonal; kemampuan untuk memahmi diri sendiri dan menata kehidupan
dirinya secra efektif. (h) keahlian interpersonal; kemampuan untuk memahami
interaksi secara efektif dengan orang lain. (i) keahlian naturalis; kemampuan
unutk mengamati pola-pola dialam dan memahami sistem alam dan sistem buatan
manusia.
2. Gaya belajar dan gaya berfikir bukanlah kemampuan,tetapi cara yang dipilih
seseorng unutk menggunakan kemampuanya (Drysdale,Ross & Schuylis,2001;
Stenberg,1997). Dua dikotomi gaya belajar dan berpikir yang palin banyak
didiskusikan adalah; 1). Gaya Impulsive/ reflektif menunjukkan bahwa siswa
reflektif lebih memungkinkan unutk melakukan tugas dengan baik dari siswa
inpulsive (Jonassen & Grabowsky,1993) yaitu mengingat informasi yang
tertrukstur pemahamn bacaan dan intrepestasi teks dan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. 2) Gaya dalam/ permukaan, peserta didik gaya dalam
lebih mungkin lebih aktif untuk membangun apa yang mereka pelajri dan sumber
makna apa yang mereka butuhkan untuk mengingat.
3. Kepribadian dan temperamen
Kepribadian mengacu dalam pemikiran,emosi dan perilaku khas yang menjadi
ciri bagaiman individu beradaptasi dengn lingkungan. Beberapa peneliti telah
menmukan bahwa kepribadian pada masa remaja cenderung tidak stebil seperti
masa dewasa. Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara karakteristik
merespon.
4. Perbedaan jenis kelamin atau gender
Jenis kelamin merujuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan
perempuan,sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan
perempuan. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran,tingakh
laku,kecendrungan,sifat,dan atributlain yang menjelaskan artiseorang laki-laki
dan perempuan dalam kenyataan yang ada.
5. Perbedaan Kemampuan definisi secara umum diartikan sebagai prestasi
komporatif individu dalam berbagai tugas,termasuk memecahkan masalah dengan
waktu yang terbatas dengan meliputi prestasi individu dalam sebagian besar tugas
belajar.
6. Perbedaan Kepribadian merupakan pola fikirdan berfikir yang khas,yang
menentukan penyesuaian diri seseorang dalam lingkungan.
7. Perbedaan gaya belajar merupakan pola perilaku yang spesifikdalam menerima
informasi dan mengembangkan kemampuan baru serta proses menyimpan
informasi dan ketrampilan baru.
8. Perbedaan dalam bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak
lahir.kemampuan tersebut akan berkembangan dengan baik apabila mendapat
rangsangan dan pemupukan secra tepat.
D. Implikasi Perbedaan Individual Dalam Proses Pembelajaran
Salah satu karakteristik penting dalam pembelajaran yang efektif adalah ketika proses
pembelajaran tersebut mampu merspon kebutuhan individual siswa. Memang terlalu
banyak perbedaan yang ada diantara siswa,sementara guru dituntut untuk dapat
mengajar sesuatu materi dalam waktu yang sama. Banyak progam yang dapat dipilih
guru sebagai implikasi dari adanya perbedaan individu diantara siswa,khususnya
perbedaan kemampuan. Dan sekian banyak bentuk progam pendidikan yang dapat
dipilih,terdapat tiga jenis progam yang dilaksanakan yaitu; 1) progam percepatan
(acceleration), 2) Remedial, 3) Pengayaan (enrichment).

Kelompok 6
INTELEGENSI
A. Pengertian Intelegensi
Menurut Wangmuba intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
umum yang ini kemampuan yang sangat spesifik. Kemampuan yang spesifikini
memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan,kecakapan,atau katrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah
disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes intelegensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan khusus ini,maka bakat tidak segera diketahui lewat tes
intelegensi. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai
dengan pemahaman atau pengertian. David Wechster 1986. Definisi mengenai
intelegensi mula-mula sebagai kapsitas untuk mengerti ungkapan atau kemauman akal
budi untuk mengatasi tantangannya. Namun dilain kesempatan ia mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,berfikir secra rasional
dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
B. Macam-Macam Intelegensi
1. Intelegensi Keterampilan verbal yaitu kemampuan untuk berfikir dengan kata-
kata dan menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna. Contohnya;
seorang anak harus berpikir secra logis dan abstrak untuk menjawab sejumlah
pertanyaan tentang bagaimana beberapa hal bisa menjadi mirip.
2. Intelegensi keterampilan matematis yaitu kemmpuan untuk menjalankan operasi
matematis.
3. Intelegensi kemampuan ruang yaitu kemampaun untuk berfikir secara tiga
dimensi. Contohnya; seoarang anak menyusun serangkaian balok dan mewarnai
agar sama dengan rancangan yang ditunjukkan penguji.
4. Intelegensi kemampuan musical yaitu kepekaan terhadap pola tangga anda
lagu,ritme, dan mengingat nada-nada.
5. Intelegensi keterampilan kinestetik tubuh yaitu kemapuan untuk memanipulasi
objek dan mahir sebagai tenaga fisik.
6. Intelegensi keterampilan intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami diri
sendiri dengan efektif mengarah hidup seseorang
7. Intelegensi keterampilan interpersonal yaitu kemampuan untuk memahami dan
secara efektif berinteraksi dengan orang lain.
8. Intelegensi keterampilan naturalis yaitu kemampuan untuk mengamati pola di
alam serta memahami system buatan manusia dan alam.
9. Intelegensi emosional yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan
emosi secara akurat dan dan adaftif seperti memahami persfektif orang lain.
C. Faktor-faktor Mempengaruhi Intelegensi
1. Hederitas atau Pembawaan. Salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
intelegensi seseorang ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak
lahir.
2. Lingkungan. Pemahaman tentang faktor yang hubungan anatara tinggi rendahnya
intelegensi ditemukan oleh lingkungan (pendidikan dan pengalaman)dipengaruhi
oleh teori empirisme John Locke.
3. Penagruh antara faktor pembentukan. Tiap organ dalam tubuh manusia
mengalami pertumbuhan atau perkembangan.
4. Minat dan pembawa yang khas. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
5. Kebebasan. Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah manusia mempunyai kebebasan dam
memilih metode.
D. Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Intelegensi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah intelegensi,antara lain:
1. Intelegensi dengan bakat
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai jkemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Suatu tes intelegensi biasanya tidak
dirancang khusus untuk mengungkapkan kemampuan khusus ini,sehingga bakat
tidak segera diketahui melalui tes intelegensi. Selain tiu, dikarenakan rangsangan
lingkungan yang secara tidak sadardiarahkan pada kemampuan khusus ini,maka
bakat tidak selalu dengan sendirinya menampakkan diri. Alat yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan khusus ini disebut aptitude tes atau tes bakat.
Karena sifatnya yang khusus, maka tes ini dirancang khusus untuk
mengungkapkan kemampuan yang amat spesifik.
2. Intelegensi dan kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang intelegen,karena
kreativitas merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun dengan
demikian hubungan antara kreativitas dengan intelegensi tidak selalu
menunjukkan keselarasannya. Walaupun ada yang beranggapan bahwa kreativitas
mempunyai hubungan yang bersifat kurva liniar dengan intelegensi,tetapi bulkti
yang dapat dari penelitian yang kurang mendukung pendapat itu. Skor IQ yang
rendah diikuti oleh tingkat kreativitas rendah pula,namun semakin tinggi tingkat
IQ tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi.
3. Hubungan intelegensi dengan kehidupan
Kecerdasan/intelegensi memainkan peran dalam penting kehidupan seseorang.
Akan tetapi kehidupan merupakan hal yang sangat kompleks. Sehingga
intelegensi bukan satu-satunya faktor yang kesuksesan seseorang. Masih banyak
faktor yang dapat mempengaruhi misalnya; faktor kesehatan, faktor adanya
kesempatan, dan lain sebagainya.
Kelompok 7
MOTIVASI DAN PENDIDIKAN
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat
memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia
atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Menurut Sardiman menjelaskan motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Peranya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah,merasa senang dan semangat untuk belajar. Banyak peserta didik yang tidak
berkembang dalam belajarkarena kurangnya motivasi yang dapat mendorong
semangat peserta didik dalam belajar. Martinis juga berpendapat bahwa motivasi
belajar merupakan daya pergerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.
Berdasarkan pengertian mengenai motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
sesuatu dan juga sebagai pemberi arah dalam tingkah lakunya,salah satunya
dorongan seseorang belajar.
2. Jenis-Jenis Motivasi
Adapun jenis-jenis motivasi belajar dapat dibedakan menjadi 4 macam,antara lain:
1) Motivasi instrumental yaitu doongan untuk peserta didik belajar karna ingin
mendapatkan hadiah. 2) Motivasi sosial yaitu pserta didik belajar untuk
penyelenggaraan tugas atau menjadi peserta didik lebih terlibat langsung dalam
tugas. 3) Motivasi berprestasi, dorongan yang ada pada peserta didik karena
ingin berprestasi. 4) Motivasi Instrinsik, dorongan yang ada pada diri peserta
didik untuk belajar pada diri sedirinya,karena ada dorongan motivasi instrinsik.
3. Indikator Orang Termotivasi
Ciri-ciri orang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam mengerjakan
suatu pekerjaan,selalu merasa ingin membuat prestasinya teus meningkat.
Sudirman mengemukakan motivasi yangada dalam dir seseorang itu memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: a). Tekun menghadapi tugas, b). Ulet menghadapi kesulitan,
3). Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, 4). Dapat
mempertahankan pendapatnya, 5). Senang mencari dan memecahkan masalah.
4. Fungsi motivasi
Sudirman menjelaskan motivasi akan mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu,karena motivasi memiliki fungsi sebagai berikut: a). Mendorong orang
untuk berbuat, b). Menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai,
c).menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang baik untuk mencapai tujuan dan menyisihkan perbuatan yang kurang
bermanfaat.
B. Pandangan Behaviorisme Dan Kognitifisme Terhadap Motivasi
1. Pandangan behaviorisme tehahadap motivasi
Menurut behavioristik, motivasi merupakan faktor eksternal yang perlu didesai
untuk mengubah perilaku individu sesuai dengan perilaku yang diharapkan dengan
jalan melakukan modifikasi yang perlu diterapkan dengan mengaplikasi
konsekuensi dari perilaku yang ditampilkan individu seperti reinforcement dan
punishment.
2. Pandangan kognitifisme terhadap motivasi
Motivasi menurut paham kognitivisme merupakan faktor yang datang dari dalam
diri manusia, oleh sebab itu, individu tidak secara otomatis memberikan respons
terhadap peristiwa yang datang dari luar dirinya atau sebagai tindakan yang
berkaitan dengan motivasi eksternal.
C. Pandangan Motivasi Menurut Para Ahli
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) pada intnya berkisar pada pendapat
bahwa manuia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu: 1).
Kebutuhan fisiologikal (physiological needs),seperti; rasa,lapar,haus,istirahat dan
sex, 2). Kebutuhan rasa aman (sefety needs),tidak dalam arti fisik,semata akan
tetapi juga mental,psikologikal dan intelektual, 3). Kebutuhan akan kasih sayang
(love needs), 4). Kebutuhan akan harga diri (esteem needs),yang pada umumnya
tercemin dalam berbagai simbol-simbol status, dan 5). Aktualisasi diri (self
actualization),dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang dapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
2. Teori McChelland (Teori Kebutuhan Berprestasi) karakteristik orang yang
berprestasi tinggi memiliki tiga ciri-ciri umum yaitu:1). Sebuah proferensiuntuk
mengerjakan tugas dengan derajat kesulitan moderat, 2). Menyukai situasi dimana
kinerja mereka timbul karena upaya mereka sendiri dan bukan arena faktor-faktor
lain seperti: kemujuran, 3). Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan
kegagalan mereka,dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori ERG) dikenal dengan okronim “ERG”. Akonim
ERG dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilh yaitu: E=
Existence (Kebutuhan dan Eksistensi), R= Relatedness (Kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak yang lain),dan G= Growth (Kebutuhan akan
prtumbuhan).
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrisic yang berarti bersumber dalam diri
seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygieni atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berrti bersumber dari luar diri
yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
5. Teori keadilan inti teori terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Artinya apabila seseorangpegawai mempunyai
presepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai dua kemungkinan dapat
terjadi: seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lenih besar atau
menurangi intensies usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas menjadi
tanggung jawabanya.
6. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) Edwin Locke mengemukakan
bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional
yakni: a). Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian, b). Tujuan-tujuan mengatur
upaya, c). Tujuan-tujuan menunjang strategi dan rencana kegiatan.
7. Teori Viktor H. Vroom (Teori Harapan) dalam bukunya yang berjudul “Work And
Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut sbagai “Teori Harapan”.
Menurut teori ini motivasi merupakan akibat suatu yang hasil dari ingin yang
dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakanya akan
berarah kepada hasil yang diinginkanya itu. Artinya apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya yang
bersangkutan akan berupaya mendapatkanya.
8. Toeri Penguatan dan Modifikasi Perilaku dalam hal ini berlakulah upaya yang
dikenal dengan “hokom pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung
untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan
dirinya dan mengelekkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi
yang merugikan.
9. Teori kaitan Imbalan dengan Prestasi motivasi seorang individu sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Termasuk pada faktor internal adalah: a). Persepsi seseorang
mengenai diri sendiri, b). Harga diri, c). Harapan pribadi, d). Kebutuhan, e).
Keinginan, f). Kepuasan kerja, g). Prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor
eksternal antara lain: a). Jenis dan sifat pekerjaan, b). Kelompok kerja dimana
seseorang bergabung, c). Organisasi tempat bekerja, d). Situasi lingkungan pada
umumnya, e). System imbalan yang berlaku dan cara penerapanya.
D. Proses Penerapan Teori Motivasi DalamPendidikan Dan Pembelajaran
1. Sebelum pendidikan dan pembelajaran dilakukan pendidik memberi beberapa
pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap proses
pendidikan atau pembelajaran yang dijalaninya.
2. Selama proses pndidikan dan pembelajaran berlangsung. motivasi yang dilakukan
selama proses pendidikan dan pembelajaran bertujuan untuk menjaga ksatabilan
semangat dan emosi siswa dan mengikuti proses belajar
3. Akhir proses pendidikan dan pembelajaran, motivasi siswa sangat dipengaruhi oleh
percapaian hasil belajar yang diperoleh peserta didik.
Kelompok 8
INDIVIDU DAN BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Pengertian Individu dan Bekebutuhan Khusus
1. Individu adalah bagi antar kecil dari klompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam hal tindakan,pikiran,maupun tingkah
laku. Setiapa individu memiliki keunikan dalam latar belakang
kehidupanya,dinamika perilakunya,perkembangan dirinya,aspek kepribadianya dan
pola interaksinya dengan lingkungan. Dalam upaya meningkatkan produktivitas
kerja,maka hal tersebut hendaknya mendapat perhatian secara cermat. Individu
merupakan perwujudan dari suatu latar belakang tertentu. Oleh karena itu,
perbedaan latar belakang seseorang akan membuat keunikan kepribadianya. Latar
belakangyang dimaksud adalah meliputi latar belakang,biologis,sosial,psikologis.
2. Ciri-ciri Individu Secara Umum diantaranya sebagai berikut: 1). Individu ini
mempunyai raga atau jasmani yang khas antara satu dengan yang lainya,walaupun
memiliki ciri umum itu yang sama sebagai manusia. 2). Individu ini mempunya
pikiran,perasaan,kehendak,serta juga hasrat,sehingga dapat menetapkan
kenyataan,interprestasi situasi,menetapkan aksi dari luarsera dalam dirinya. 3).
Individu ini mempunyai kepribadian dan bakat berbeda antara satu dengan lainya.
4). Individu ini mempunyai tingkah laku yang khas antara satu dengan lainya. 5).
Individu ini mempunyai naluri,naluri untuk bertahan hidup,naluri untuk
mempertahankan ketrunan,serta juga naluri untuk mencari kepuasan. 6). Individu
ini mempunyai karakteristik sama dngan individu lainya yang berada di dalam
kelompok yang sama.
3. Berkebutuhan Khusus
Individu berkebutuhan khsusu (IBK) adalah seseorang atau anak yang memiliki
keterbatasan dalam fungsi kognitif, maupun emosi yang menghalangi kemampuan
individu unuk berkembang baik yang terklasifikasi dalam kesulitan belajar,ADHD,
retardasi mental,gangguan fisik,sensoris,ganguan bicara dan bahasa,Autisme
maupun gangguan emosi dan perilaku. Hallahan dan Kauffan (2009)
mendefinisikan IBK adalah mereka yang memerlukan pendidikan khusus dan
layanan terkait. Gearheart dam Mangunsong 2009 mengatakan bahwa seorang
anak dianggap berkelainan bila memerlukan progam,pelayanan dan materi khusus.
B. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Pada Individu Berkebutuhn Khusus
1. Faktor Neurologi yaitu adanya fungsi pada central nervous system (CNS)atau
sistem syarat pusat,sementara carlson (2007) menyatakan adanya kelainan dalam
jaringan otak yang melibatkan stratum (caudate inti dan putamen)dan prefontal
cortex.
2. Faktor genetik diduga menjadi bagian dari penyebab gangguan anak berkebutuhan
khusus, seperti pada gangguan kesulitan belajar (Learning disability) diketahui
merupakan gangguan yang sifatnya herediter.
3. Faktor Teratogenik yaitu kerusakan perkembangan janin dimana faktor perantara
yang dapat menyebabkan cacat atau kerusakan dalam perkembangan janin seperti
Fetal Alcohol Syndrome (FAS) yaitu suatu kondisi dimana bayi lahir dengan berat
badan kurang,kemundurun intelektual dan ketidakkesempurnaan bentuk fisik yang
merupakan menyebabkan utama dari kesulitan intelektual.
4. Faktor Medis biasanya disebabkan karena kelahiran premature dan konplikasi pada
saat lahir,rendahnya berat badan, dan kekurangan oksigenpada saat proses
kelahiran menempatkan anak dalam resiko disfungsi neurology dan pedietric AIDS
yang menyebabkan kerusakan syaraf.
5. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor eksternal yaitu hambatan yang dimiliki anak karena faktor diluar dari
anak,faktor tersebut dapat berupa bencana alam,kemiskinan,narkotik,dan obat-obat
terlarang,terisolis dl.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pada Individu dan Bekebutuhan Khusus
a. Prinsip Umum
1. Prinsip Motivasi, guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar
tetap memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2. Prinsip latar/konteks,guru perlu mengenal siswa secara mendalam,menggunakan
contoh,memanfaatkan sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar.
3. Prinsip keterarahan, guru harus merumuskan tujuan secara jelas,menerapkan bahan
alat yang sesuai serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.
4. Prinsip hubungan sosial, guru mengembangkan strategi pembeljaran yang mampu
mengoptimalkan interaki antara guru dengan siswa.
5. Prinsip belajar sambil bekerja, guru harus banyak memberi kesempatan kepada
anak untuk melakukan praktek atau percobaan atau menemukan sesuatu melalui
pengamatan,penelitin,dan sebagainya.
6. Prinsip individualisasi, guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteritik
setiap anak secara baik segi kemampuan maupun ketidakmampuanya.
7. Prinsip menemukan, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang perlu
memancing anak untuk terlihat secara aktif baik fisik,mental,sosial,dan emosional.
8. Prinsip pemecahan masalah, guru hendaknya sering mengajukan bebagai
persoalan/problem yang ada di lingkungan sekitar.
b. prinsip Khusus
1. Tunanetra:
a. Prinsip kekonkretan, guru dituntut semaksimal mungkin dapt menggunakan
benda konkret baik asli maupun tiruan sebagai alat bantu media dan sumberbelajr.
b. Prinsip pengalaman yang menyatu, pengalaman visual cenderung menyatukan
informasi.
c. Prinsip belajar sambil melakukan, guru dalam proses belajar mengajar tidak
hanya bersifat informatif akan tetapi semaksimal mungkin.
2. Tunarungu: a). Prinsip keterahan wajah, b). Prinsip keterarahan suara, c). Prinsip
keperagaan.
3. Tunagrahita:
a. Prinsip kasih sayang, mengajar anak tunagrahita/lamban belajar membutuhkan
kasih sayang tulus dan guru.
b. Prinsip kepergaan anak perlu dibawa ke lingkungan yang nyata,baik lingkungan
fisik,lingkungan saosial maupun lingkungan alam.
c. Prinsip habilitasi dan rehabilitasi, Habilitasi adalah usaha yang dilakukan
seseorang agar anak memiliki kemampuan/potensi yang dapat dikembangkan.
Sedangkan rehabilitasi adalah usaha yang dilakukan dengan berbagai bentuk dan
cara sedikit demi sedikit mengembalikan kemampuan/ hilang/ belum optimal.
4. Tunadaksa yaitu pelayanan medik, pelayanan pendidikan, pelayanan sosial, yang
pada dasarnya juga tidak dapat lepas dengan prinsip habilitasi dan rehabilitasi.
5. Tunalaras: a). Prinsip kebutuhan dan keaktifan, b). Prinsip kebebasan yang terarah
guru hendaknya mengarahkan dan menyalurkan, c). Prinsip penggunaan waktu
luang guru, d). Prinsip kekeluargaan dan kepatuhan guru, e). Prinsip setia kawan
dan idola, f). Prinsip minat dan kemampuan guru, g). Prinsip emosional.

Kelompok 9

PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN

1. Pengertian
a. Pengukuran merupakan kegiatan pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang melekat pada objek atau kegiatan atas dasar ketentuan yang berlaku. Apabila
kita mengetahuai keberhasilan suatu progam maka dibutuhkan kegiatan pengukuran.
Kemajuan ilmu dan teknologi juga tidak bisa dilepaskan dari kegiatn
pengukuran.pengukuran memegang peranan penting baik dalam rangka pengembangan ilmu
dan teknologi maupun untuk pemenuhan kebutuhan hajat orang banyak. Zainul dan Noehi
Nasoetion (1997:5)memberikan batasan pengukuran merupakan pemberian angka pada
suatu atribut atau karaktersitik tertentu yang dimiliki oleh orang atau objektertenu menurut
aturan atau formulasi yang jelas. Untuk menaksir prestasi siswa guru melakukan
pengukuran dengan membaca apa yang dilakukan siswa misalnya mengamati kinerja
mereka mendengarkan apa yang dikatakan. Kemudian dan hasil pengukuran dapat diambil
keputusan tentang kondisi siswa misalnya dinaikkan,diluluskan,dan sebagainya. Hasil
pengukuran tersebut biasanya dinyatakan dengan score kuantitatif.
b. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menetapkan keberhasilan atau kualitas suatu progam
atau kegiatan. Evaluasi dapat dikatakan suatu kegiatan identifikasi untuk melihat apakah
suatu progam yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,berharga atau tidak
berharga,dan dapat pula untuk melihat tingkat efesiensi pelaksanaanya. Evaluasi
berhubungan erat dengan keputusan nilai (value judgement). Dalam dunia pendidikan dapat
dilakukan evaluasi terhadap kurikulum baru,kebijakan pendidikan sumber belajar tertentu
atau etos kerja guru.
2. Prinsip-Prinsip
a) Pengukuran, hasil tes prestasi merupakan salah satu informasi penting guna pengambilan
keputusan pendidikan. Namun perlu diingit apabila informasi tersebut merupakan informasi
yang benar dan dapat dipercaya tergantung pada sejauh mana tes yang digunakn itu
memenuhi kriteria sebagai tes prestasi yang layak.
b) Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan agama & islam misalnya
kompetensi mempraktikkan gerak sholat, maka penilaian valid apabila menggunakan
penilaian untuk kerja, jika menggunakan tes tulis maka penilaian tidak valid.
c) Reliabitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang reliable
memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi misalnya guru
menilai dengan unjuk kerja,penilaian akan reliable jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yanh relatif sama.
d) Menyeluruh, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang
tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian haus menggunakan beragam cara dan alat
untuk menilai bergam kompetensipeserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi
peserta didik.
e) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secar terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f) Obyektif, penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil,
terencana dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
g) Mendidik, proses dan hasil pnilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki
proses pmbeljaran bagi guru,meningkatkan kualitas belajar dan pesert didik akan bertumbuh
dan berkembang secara optimal.
3. Tujuan
1. Pengukuran
a. Meningkatkan pembelajaran
b. Memandu masalah pembelajaran dan performa
c. Meningkatkan pengaturan diri
d. Memutukan apa yang akhirnya telah dipelajari siswa
2. Evaluasi
Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
a. Mengambil keputusan tentang hasil belajar
b. Memahami peserta didik
c. Memperbaiki dan mengembangkan progam pembelajaran
Selanjutnya mengambil keputusan hasil belajar merupkn suatu keharusan bagi seorang guru
agar dapat mengetahui berhasilnya tidaknya peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ketidakberhasilan proses pembelajaran itu disebabkan anatara lain sebagai berikut:
a. Kemampuan peserta didik rendah
b. Kualitas materi pembelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.
c. Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.
d. Komponen proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
oleh guru itu sendiri.
Disamping itu mengambil keputusn juga sangat diperlukan untuk memahami peserta didik
dan mengetahui sampai sejauhmana dapat memberikan bantuan terhadap kekurangan
peserta didik. Evaluasi juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan progam
pembelajaran.
Dngan demikian tujuan evaluasi, tujuan evaluasi adalah untukmemperbaiki cara
pemblajaran, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkan
peserta didk pada situasi pembeljaran yag lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan
yang dimilikinya. Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki dan mendalami dn memperluas
pelajaran dan yang terakhi adalah untuk memberitahukan atau melaporkan kepada para
orang tua/ wali peserta didik mengenai penentuan kenaikan kelas atau penentuan kelulusan
peserta didik.

Kelompok 10
MANAJEMEN KELAS YANG BERBASIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen kelas dibagi menjadi dua pemaknaan yaitu, pertama, kelas dalam arti sempit yaitu
berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Kelas dalam hal ini mengandung sifat-sifat statiskarena sekedar menunjuk pada
adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umum kronologis masing-masing, kedua,
kels alam arti luas, yaitu suatu masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar secara kreatif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik dengan
baik. Menurut Sudirman Danim, manajemen kelas dapat didefiniikan sebagai berikut:
1. Manajemen kelas adalah seni atau praktis (praktik dan strategi) kerja, yaitu pendidik
bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain, semisal bekerja dengan sejawat
atau peserta didik sendiri untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan
proses pembelajaran yang efektif danfesien. Disini sumber daya kelas merupakan
instrumen proses pembelajaran sebagai inti dan hasil belajar sebagaiman semestinya.
B. Tujuan Fungsi dan Masalah Dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
dalam pencapain tujuan pembelajaran. Selain itu, manajemen kelas juga bertujuan untuk
menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Sedangkan tujuan manajemen kelas menurut Dirjen Puod dan Dirjen Dikdasmen
adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampan
semaksimal mungkin. 2). Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terjadinya interaksi pembelajaran. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas. 3). Membina dan membimbing
siswa sesui dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.
Fungsi manajemen adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dari segi-segi potensi peserta didik yang lainya.
Agar fungsi manajemen kelas tersebut sebagai berikut: 1). Memberi guru pemahaman yang
lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubunganya dengan pengajaran yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu. 2). Membantu guru memperjelas kelas pemikiran
tentang sumbangan pengajaranya terhadap pencapaian tujuan pendidikan. 3). Menambahkan
keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dn prosedur yang digunakan. 4).
Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan murid, minat murid dan mendorong
motivasi belajar. 5). Mengurangi kegiatan bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu. 6).
Murid-murid akan menghormati guru dengan sungguh mempersiapkn diri untuk mengajar
sesuai dengan harapan mereka. 7). Memberikan kesempatan bagi guru untuk memajukan
pribadinya dan perkembangan profesionalnya. 8). Membantu guru memiliki perasaan percaya
pada diri sendiri dan menjamin atas diri sendiri.
Gangguan kelas dapat dilihat berbagai sudut; (1) menurut jumlah pelakunya, masalah dapat
dikatagorikan sebagai (a) masalah individual dan (b) masalah kelompok, (2) berdasarkan
substansi masalahnya dapat diklasifikasikan kedalam (a) masalah disiplin kelas, (b) masalah
sosial kelas, (c) masalah sosio-emosional kelas, dan (d) masalah fisikal kelas.
C. Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas Sebagai Wujud Manajemen Kelas Yang Berbasis
Psikologi pendidikan
Disiplin kelas merupakan hal penting terhadap terciptanya perilku tidak menyimpang dari
ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin yang mengacu psikologi
pendidikan hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip demokrasi. Oleh karena itu,
pendekatan disiplin yang dilakukan oleh para guru harus memperhatikan beberapa prinsip
berikut ini, yaitu: 1). Menggambarkan prinsip pedagogic dan hubungan kemanusian di kelas.
2). Mengembangkan budaya disiplin di kelas dan mengembangkan profesionalisme guru
dalam menumbuh kembangkan budaya disiplin di dalam kelas. 3). Merefleksikan tumbuhnya
kepercayaan dan control dari pserta didik dalam melasanakan budaya displin dikelas. 4).
Menumbuh kembangkan untuk berbuata dan berinovasi dalam menegakkan budaya displin di
kelas oleh para guru dan peserta didik. 5). Menghindari perasaan tertekan dan rasa terpaksa
pada diri gurudan peserta didik dalam menegakkan budaya disiplin di kelas.
Prinsip-prinsip dalam mendisiplinkan kelas tersebut sangat perlu dilakukan, karena disiplin
kelas merupakan hal penting terhadap terciptanya perilaku disiplin di kelas. Namun, dalam
usaha menegakkan di siplin di kelas, para guru harus tetap memperhatikan berbagi, teori,
prinsip dan konsep yang tersurat dalam materi psikologi pendidikan agar para guru secara
afektif persuasive dan demokratif yang menguntungkan bagi para guru dan peserta didik di
sekolahan.
D. Pemeliharaan Budaya Disiplin dan Usaha Kuratif Terhadap Pelanggaran Disiplin
Dengan Pendekatan Psikologi Pendidikan.
Pemeliharaan budaya displin mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam memelihara
disiplin (termasuk disiplin kelas), yaitu: (1) tahap pencegahan, (2) tahap pemeliharaan, (3)
tahap campur tangan, dan (4) tahap pengaturan. Pada tahap penecegahan para guru perlu
menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketepatan intruksional, dan perencanaan pendidikan
yang disiplin. Pada tahap pemeliharaan disiplin, para guru perlu melakukan hubungan sosial
emosional dengan peserta didik dalam menunjukkan perilaku disiplin di dalam kelas. Pada
tahap campur tangan, para guru perlu menangani perilaku peserta didik yang melanggar
disiplin kelas dengan mempelajari gejalanya dan mencari akar permasalahanya dengan
teknik-teknik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi/hukuman. Pada
tahap pengaturan, para gur perlu mengatur perilaku peserta didik yang menyimpang dari
disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang mendidik, persuasif, dan
demokratis agar peserta didik menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali
mematuhi disiplin kelas. Berikut ini dikemukakan beberapa jenis gangguan disiplin kelas dan
cara menanggulanginya. Jika gangguan disiplin kelas berupa gangguan percakapan yang
dilakukan antar peserta didik yang mengganggu proses pembelajaran, maka guru segera
menghampiri peserta didik yang sedang menjelaskan materi pelajaran di muka kelas.
Sedangkan jika pelanggaran terhadap disiplin kelas berupa pelemparan catatan dari peserta
didik yang satu ke pserta didik yang lain, maka tindakan yang perlu diambil oleh guru di
kelas ialah mendekati siswa tersebut secara persuasive dan menyatakan bahwa perbuatan
seperti itu kurang baik, merugikan diri sendiri, dan orang lain. Masih banyak contoh lain
tentang pelanggaran disiplin kelas. Namun, tidak dapat disebutkan satu persatu dalam sajian
ini, akan tetapi yang penting bagi para guru ialah mengatasi berbagai bentuk pelanggaran
disiplin kelas dengan pendekatan demokratif, edukatif, dan persesuasif. Selain tiu, para guru
juga perlu menerapkan prinsip-prinsip, teori, dan konsep dalam psikologi pendidikan dalam
mengatasi pelanggaran disiplin kelas.
Kelompok 11
PERIHAL ANAK BERMASALAH
A. Pengertian Anak Bermasalah
Anak bemasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian semua pihak, bukan
semata-mata perilku itu mengganggu suatu proses pembelajaran melainkan suatu bentuk
perilaku agresif maupun pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan
teman. Orang tua atau guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “ anak yang
bermasalah” bihasanya tampak didalam kelas bahkan dia menampakkan bermasalah itu dalam
keseluruhan interaksi dengan lingkunganya. Adapun menurut Sofyan S Willis. Kenakalan
anak atau tindak perbuatan anak yang tidak sesuai dengan undang-undang dan norma yang
berlaku di masyarakat. Kenakalan remaja meliputi perbuatan yang sering menimbulkan
keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah maupun keluarga. Contoh bentuk kenakalan
remaja antara lain: pencurian, minuman keras, narkoba, seks bebas,perkelahian (tawuran) dan
lain sebagainya. Anak-anak bermasalah cenderung memiliki beberapa masalah diantaranya:
konsep diri yang rendah,kecemasan dan depresi, konsep diri banyk pnelitian menunjukkan
bahwa anak-anak bermasalah emosi memiliki pandangan yang negatif terhadap diri mereka.
Perasaan dalam diri mereka dan respon mereka terhadap lingkungan yang mengancam
mereka sehingga mereka tidak merasa aman dan melihat diri mereka sehingga tidak mampu.
Kcemasan anak bermasalah pembelajaran menunjukkan banyak gejala kecemasan
dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang normal. Mereka merasakan bahwa peristiwa
diluar kontrol mereka juga dapat terajadi depresi banyak siswa bermasalah pembelajaran yang
mengalami kemurungan dan perasaan ketidakbahagiaan.
B. Sebab-Sebab Anak Bermasalah
1. Dalam perkembangan kognitif anak/remaja lainya adalah munculnya egosentrisme remaja
yang menggambarkan meningkatnya kesadaran diri dan keyakinan anak /remaja bahwa
orang lain memilki perhatian amat besar sebesar perhatian mereka sendiri terhadap
perasaan dan keunikan pibadi mereka (Tracy,Margaret dan Adam dalam Sndrock,2003)
Egosentrisme remaja ini menyebabkan anak /remaja berani mengambil resiko tinggi,
karena mereka memandang diri mereka tak terkalahkan kebal fisik dan kebal terhadap
sanksi hukum (Sandrock,2003) halninilah membuat para anak/remaja ini sering melanggar
hukum sepertitidak pakai helm saat bermotor, melanggar lampu merah dan lainya.
2. Dalam perkembangan moral anak, pada masa pekembangan moral anak/remaja memiliki
dorongan untuk melakukan perbuatan yang dapat dinilia baik oleh orang lain, Anak remaja
berperilakuk bukan hanya untuk memnuh kepuasan fisiknya saja tetapi juga psikologis
seperti rasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain menganai
tindakanya. Dalam tahapan perkembangan moral kohlberg (dalam Desmita,
2013)tingakatan penalaran moral remaja pada tahap konvensional dimana suatu perbuatan
yang dinalai baik oleh remaja apabila mematuhi harapan otoritas atau klompok teman
sebayanya. Teori belajar sosial (Bandura dalam Sandrock,2003)menjelaskan mengapa dan
bagaimana proses penguatan hikuman davn imitasi mempengaruhi perilaku moral
anak/remaja melakukan tindakan yang sesuaidengan hukum mereka mendapat penguatan,
maka merekaakan cenderung untuk mengulang perilaku tersebut dan sebaliknya ketika
anak/remaja berperilaku yang melanggar hukum kemudian mendapat sanksi atau hukuman
maka mereka cenderung tidak mengulanginya dan tingkah laku dapat dihilangkan
(Sandrock,2003)
3. Dalam perkembangan sosial anak, masalah dalam pernkembangan sosil anak/remaja
adalah adanya mengetahui tentang strategi tepat atau tidak tepat dalam mencari teman
yang berhubungan dari penerimaan darji teman sebaya dan perilaku prososial (Wentzel
dan Erdley dalm Sandrock,2003) strategi dalam pertemanan yang tidak tepat, akan
menyebabkan anak/remaja menadapatmkan penolakan dari teman sebaya dan sebaliknya.
Penolakan dari teman sebaya,dalam keadaan yang ekstrem dapat menyebabkan remaja itu
melakukan bunuh diri. Hal ini terjadikarena dalam perkembangan sosial remaja,
anak/remaja melakukan ua macam gerak yaitu gerakan untuk memisahkan diri dari orang
tua disatu sisi dan bergerak menuju ke arah teman sebaya disisi lain, sehingga ketika anak
sudah bergerak mmisahkan diri dari orang tua tapi mengalami penolakan dari teman
sebayanya maka anak/Remaja akan mengalami alienasi yang selanjutnya bis stress, depresi
dan pada ujungnya memilih untuk mengakhiri hidupnya.
4. Dalam Perkembangan Kepribadian Anak, perkembangan psikososial remaja menurut
Erikson (dalam Santrock,2003) bahwa seorang remaja berda pada tahap perkembangan
identitas versus kekacauan identitas. Tahap perkembangan ini individu dihadapkan pada
kemampuan mempersiapkan diri untuk masa depan,mampu menjawab pertanyaan siapa
mereka dan apa tujuan hidupnya. Bila remaja mampu mengeksplorasi tahap ini dengan
cara yang sehat dan positif maka akan terbentuk identitas diri yang positif. Remaja akan
menyadari ciri-ciri khas kepribadianya seprti kesukaan atau ketidaksukaan, aspirasi dan
tujuan masa depan. Identitas dan dipakasakan remaja yang kurang mengeksplorasi peran
yang berbeda maka akan terjadi kekacauan identitas yang dampak pada pengembangan
perilaku menyimpang, tindak kriminal, atau menutup diridari masyarakat. Perkembangan
identitas pada masa remaja mnjadipenting kerena memberikan suatu landasan bagi
perkembangan psikososial dan relasi interpersonal pda masa dewasa.
5. Permasalahan Anak Dengan Orang Tua, rumah merupakan lingkungan primer anak, sejak
lahir sampai dengan datangya waktu untuk meninggalkan rumah karena pernikahan
(Sarwono,2013),sebelum anak mengenal lingkungan yang lebih luas maka di mengenal
lebih dahulu lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, keluarga dan orang tua memilki
pengaruh yang luar biasa teradap anak dan lingkungan keluarga juga menjadi awal dari
faktor resiko dalam perilaku kenakalan dan tindakan kriminal oleh anak. Hal itu karena
lingkungan keluargalah yang menjadi awal terbentuknya nilai yang diterima oleh anak
melalui pola pengasuh yang dilakukan oleh orang tua. Kondisi lingkungan keluarga pada
masa perkembangan anak dan remaja telah lama dianggap memliki hubungan munculnya
perilaku antisosial dan kejahatan yang dilakukan oleh remaja. Selain kondisi diatas, pola
asuh yaitu bagaimana orang tua mengasuh dan mendidik anaknya di rumah,juga sangat
berperan dalam mendidik anak. Pola asuh dibagi menjadi pola asuh otoriter, permisif dan
univolved. Pola asuh otoriter dicirikan dengan orang tua selalu menuntut anak tanpa
memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya tanpa disertai dengan
komunikasi terbuka antara orang tua dan anak tanpa kehangatan dari orang tua. Pendidikan
disiplin dengan penerapan dengn keras denganmemberikan hukuman fisik dapat
menimbulkan berbagai pengaruh yang burukbagi remaja.
C. Bentuk-bentuk Perilaku Bermasalah
Bentuk-bentuk masalah yang bersifat regresif antara lain yaitu suka menyendiri, pemalu,
penakut, mengantuk, tidak mau masuk sekolah, suka membolos dan lain sebagainya.
Sedangkan yang bersifat agresif anatara lain yaitu membohong, membuat onar, memeras
temanya dan perilaku-perilaku yang lain dapat menarik perhatian orang lain perilaku yang
bersifat regresif biasanya ditunjukkan oleh anak dengan kepribadian introvert, sedangakan
perilaku yang bersifat agresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan kepribadian
ekstrovert.

Kelompok 12
PENDIDIK PROFESIONAL
A. Pengertian Pendidik Profesional
Profesioanal merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasil kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau normal tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
sebagaimana yang tercantum di dalam UU Nomar 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Dngan demikian profesi guru adalah keahlian atau kewenangan khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang ditekuni untuk mata pencahariaan dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Pendidik sendiri adalah seorang yang
memberi bimbingan kepada seseorang dalam mencari sebuahilmu atau pengetahuan. Pendidik
dijadikan sebuah fasilitator atau yang memenuhi kebutuhan peserta didiknya baik dari segi
materi maupun motivasi. Jadi pendidik itu tidak lepas dari kata guru. Menjadi guru bukan
pekerjaan mudah seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang dengan bermodal penguasaan
materi dan menyampaikanya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah daat dikatagorikan
sebagai guru yang memiliki pekerjaan yang profesional. Hal tersebut dikarenakan mereka
harus memilki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaanya, menjaga
kode etik guru dan lain sebagainya. Dalam menciptakan kondisi profesional sebagai seorang
guru, maka harus dilakukan beberapa hal yang berhubungan dengan keprofesionalitasan
seorang guru.
B. Guru Sebagai Pendidik Profesional
Guru sebagai pendidik profesioanal bertugas untuk mendidik,mengajar,membimbing,
mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
pad jalur pndidikan formal. Pada pelaksanaan tugasnya, guru bertanggung jawab terhadap
peserta didik,orang tua,masyarakat, bangsa negara dan agama. Dalam menjalankan tugasnya,
guru mempunyai hak berupa penghasian, promosi,kesempatan meningkatkn kompetensi serta
berkewjiban untuk merencanakan pembelajaran secara baik.mengembangkan kualifikasi dan
kompetensinya secara berkesinambungan dan sebagainya. Guru menjlankan tugasnya dengn
baik disebut guru yang berprofesional, yakni guru yang memilki beberpa kehlian atau
kompetensi meliputi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang terjalin dengan
lainnya.
C. Kompetensi Guru Profesional, kompetensi guru merupakan penguasaan kemampuan yang
harus dimilki oleh seorang guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional
harus memiliki beberapa kompetensi dinatara lain sebagai berikut:
1. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil,dewasa dan berwibawa menjadi teladan bagi pesrta didik
dan berakhlak mulia. Berikut contoh penerapan kompetensi kepribadian seorang guru: a).
Kepribadian yang mantap dan stabil, contohnya bertindak sesuai dengan norma hukum,
bertindak sesuai dengan norma sosial, b). Kepribadian yang dewasa, contohnya
menampilkan kemandiran dalam bertindak sebagai pendidik dan memilki etos kerja
sebagai guru, c). Kepribadian yang arif, contohnya menampilkan tindakan yang didasrkan
pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat, d). Kepribdian yang berwibawa,
contohnya memilki perilaku yng berpengaruh positif terhadap peserta didik, e).
Kepribadian yang akhlak mulia dan dapat menjadi teladan, contohnya bertindak sesuai
denga norma religius (iman,takwa,jujur,ikhlas,suka menolong).
2. Kompetensi pedagogis adalah kompetensi atau kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik, kompetensi pedagogis meliputipemahaman terhadap peserta
didik pelaksanaan pembelajaran,evaluasi belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilkinya.
3. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materipembelajaran secar luas dan
mendalam yang mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran sekolah dan
subtansi keilmuan yang menungi materinya serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuanya.
4. Kompetensi sosial merupakan kemampuan seorang guru untuk berkomunikasi secara
efektif secara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, oarang tua wali peserta
didik dan masyarakatsekitar. Jadi seorang guru yang profesional harus memilki keempat
kompetensi tersebut yaitu komptensi kepribadian, kompeteni pedagogik,kompetensi
profesioanal dan kompetensi sosial. Dengan kompetensi tersebut maka guru dapat
melaksanakan pemebalajaran dengan baik.
D. Karakteristik Guru Profesional
Karakteristik guru profesional merupakan segala tindakan dan pemikiran yang harus dimilki
seseorng untuk disebut sebagai seorang guru yang profesional. Berikut karakteristik guru
profesional abad 21: 1). Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, 2). Menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, 3). Menguasai keterampilan untuk
membangkitkan minat dan potensi peserta didik, 4). Pengembangan profesi yang
berkesinambunagan. Profesi guru adalah profesi mendidik seperti halya ilmu yang mendidik
agar senantiasa berkembangan.
Dalam pendidikan islam seorang guru yang profesional juga memilki karakteristik tersendiri
diantara lain ebagai berikut: 1).bertaqwa bukanlah sekedar takut,akan tetapi juga merupakan
kekuatan untuk taat kepada perintah Allah SWT, 2). Berilmu pengetahuan luas, isalam
mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu, Allah sngat senang kepada orang yang
suka mencari ilmu, 3). Berlaku adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, maksudya
tidak termasuk memihak antara yang satu dengan yang lain, 4) berwibawa, guru yng
berwibawa dilukikan oleh Allah dan Al quran. “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan
apabila oarng-orang yang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.” Dan oang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka”. 5). Ikhlas artinya bersih, murni dan tidak tercampur dengan
yang lain. Sedangkan ikhlas menurut istilah adalah ketulusan hati alam melaksanakan suatu
amal yang baik yang semata-mata karena Allah. 6). Mempunyai tujuan yang Rabbani,
Hendaknya guru mempunyai tujuan yang rabbani, dimana segala sesuatunya bersandar
kepada Allah dan selalu mentaati-Nya mengabdi kepada-Nya, mengikuti syariat-Nya dan
mengenal sifat-sifat-Nya. Jika guru telah mempunyaiRabbani, maka dalam segala kegiatan
pendidikan muridnya akan menjadi Rabbani juga yaitu orang-orang yang hatinya selalu
bergetar ketika disebut nama Allah. 7). Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi
Pendidikan, perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,
imajinasi dan kesanggupan melihat ke depan. Dengan demikian seorang guru harus mampu
merencanakan proses belajar mengajar dengan baik. Guru yang dapat membuat perencanaan
adalah sama pentingnya dengan orang yang melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena
sebuah perencanaan yang matang dalam sebuah proses belajar mengajar membutuhkan suatu
pemikiran dan kesanggupan melihat masa depan yang akan berhasil manakala rencana
tersebut akan dilaksanakan dengan baik. 8). Menguasai Bidang yang Ditekuni, Guru harus
cakap dalam mengajar ilmunya, karena seoran guru hidup dengan ilmunya. Guru tanpa ilmu
ang dikuasainya bukanlah guru lagi. Oleh karena itu kewajiban seorang guru adalah selalu
menekuni dan menambah ilmu pengetahuanya.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Guru Profesional
1. Komitmen Organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik pada terhadap
tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasinya. Mayaer & Allen mengidentifikasi tiga
komponen komitmen organisasi yaitu: 1). Komitmen afektif yang mengacu pada
pendekatan emosional dan karyawan dan keterlibatanya dengan organisasi, 2). Komitmen
kontinuasi mengacu kepada komitmen berdasarkan biaya dengan hubunganya dengan
karyawan dengan meninggalkan organisasi, 3). Komitmen noormatif mengacu kepada
perasaan tanggung jawab kepada kryawan untuk tetap bersama dengan organisasi.
2. Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengenai emosi diri,mengelola emosi,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dalam berinteraksi
dengan orang lain. El seringkali digunakan secara bergantian dengan istilah emotional
literacy.emotional quotien t, personal intelligence, social intelligence, dan interpersonal
intelligence.
3. Budaya organisasi adalah asumsi dasr yang dipelajari bersama oleh anggota organisasi dan
merupakan solusi secara konsisten yang dapat berjalan dengan baik bagi sebuah kelompok
dalam menghadapi persoalan-persoalan eksternal dan internainya sehingga dapat diajarkan
kepada para anggota baru sebagai suatu persepsi, berfikir dan merasakan dalam
hubungannya dengan persoalan-persoalan tersebut.
4. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai sebgai balas jasa
untukkerja mereka. Selain itu, kompensasi juga merupakan bentuk kembalian fenancial,
dan tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah hubungan
kepegawaian. Menurut Dessler 1998:41 ada dua komponen kompensasi yaitu; pembayaran
keuangan langsung daam bentuk upah, gaji, insentif komisi dan bonus. Serta pembayaran
tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan.
5. Kepuasan kerja merupakan perasaan pekerja terhadap pekerjaanya. Berdasarkan hasil
penelitian Bavendam Research Incorporated (2005:1), karawan memiliki kepuasaan yang
tinggi dalam bekerja dicirikan oleh lima hal yaitu: 1). Percaya bahwa organisasi akan dapat
memuaskan dalam jangka panjang, 2). Menjaga kualitas kerjanya, 3). Komitmen pada
organisasi, 4). Memilki ingatan yang tinggi, dan 5). Lebih produktif.
F. Tugas Guru Profesional
Guru memiliki tugas, terkait dengan dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengbdian.
Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis guru,yaitu: 1). Tugas dalam bidang profesi meliputi
mendidik, mengajar, melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa, 2). Tugas guru dalam
bidang kemanusiaan disekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus
mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya, 3). Tugas guru dalam
bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya, karena dari seorang guu diharapkn dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
Adapun tugas guru secara umum adalah mendidik, dalam operasionalnya, mendidik adalah
ragkaian proses pengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi hadiah, membentuk
contoh dan membiasakan. Sedangkan tugas khusus guru adalah;
1. Sebagai pengajar (instruksional), merencanakan progam pengajaran dan melaksanakan
progam yang tlah disusun dan penilaian setelah progam itu dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (edukator), mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang
berkepribadian yang sempurna.
3. Sebagai pemimpin (manajerial), memimpin dan mengendalikan diri sendiri dan peserta
didik dan masyarakat, yang terkait menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai