Anda di halaman 1dari 41

TUGAS RESUME MATERI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dari Mata kuliah Ilmu Psikologi

Dosen Pengampu: Drs,Firdaos, M. Pd

Disusun Oleh :

Zaini Wahid 2021.01.1.0011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

SEBELAS APRIL SUMEDANG

2022
Materi Pertemuan 1

Dari pemateri: Anzali, Fira, Noviana, Riska

Pengertian Psikologi, Ruang lingkup, Obyek, dan Klasifikasi Psikologi

1. Pengertian dan ruang lingkup Psikologi


Psikologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan
yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan proses mental
manusia melalui prosedur ilmiah. Pendapat lain mengatakan arti psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kejiwaan manusia.
Pada praktiknya, ilmu psikologi melakukan pengamatan dan analisis
terhadap suatu organisme berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui
panca indera.
Adapun pengertian psikologi menurut para ahli:
1) Muhibbin Syah
Menurut Muhibbin Syah, pengertian psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku terbuka
(berbicara, duduk, berjalan, dan lainnya) dan tingkah laku
tertutup (erfikir, berkeyakinan, berperasaan) pada manusia, baik
selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan
lingkungan
2) Wilhem Wundt
Menurut Wilhem Wundt (1829), pengertian psikologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang berbagai pengalaman yang
terjadi pada manusia; seperti perasaan panca indera, perasaan,
pikiran, dan kehendak.
3) Singgih Dirgagunarsa
Menurut Singgih Dirgagunarsa, definisi psikologi adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Untuk memahami psikologi lebih mendalam, maka penting untuk
melihat cakupan dari psikologi itu sendiri. Ditinjau dari objek kajian dari
psikologi adalah dapat dilihat pada dua hal yakni (Ahmadi, 2003) :
a) Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
b) Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan

Dilihat dari ruang lingkupnya, psikologi memiliki beberapa poin.


Diantaranya dapat dilihat dari segi objek penyelidikan, yang kemudian
akan dibagi menjadi dua hal yakni psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya
yang dewasa, yang normal dan yang beradab (berkultur). Psikologi umum
berusaha mencari dalil-dalil yang bersifat umum daripada kegiatan-
kegiatan atau aktivitas psikis. Psikologi umum memandang manusia
seakan-akan terlepas dari manusia yang lain. Ruang lingkup psikologi
umum itu sendiri dilihat dari objeknya merupakan kegiatan seseorang
(baik itu anak-anak, atau orang dewasa) dalam menjalankan aktivitas
psikis.

Psikologi umum mencoba mendefinisikan dan mengurai sesuatu hal


yang sifatnya umum. Misalnya, mempelajari sifat dan kewajiban orang
dewasa. Atau sekedar mengamati perilaku orang gila, mempelajari orang
yang mengalami abnormalitas dan masih banyak lagi. Psikologi khusus
adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan
dari aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari
hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.

Psikologi khusus dapat dipahami dengan melihat beberapa


pembagiannya, diantaranya :

1) Psikologi Perkembangan : psikologi yang membicarakan


perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua.
Perkembangan tersebut biasa mencakup :
a. Psikologi anak (mencakup masa bayi)
b. Psikologi puber dan adolesensi (psikologi masa pemuda)
c. Psikologi orang dewasa
d. Psikologi orang tua

2
2) Psikologi Sosial : Psikologi yang khusus membicarakan tentang
tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya
dengan situasi social
3) Psikologi Pendidikan : Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-
kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan
situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara guru menarik perhatian
siswa agar pelajaran dapat dengan mudah diterima.
4) Psikologi Kepribadian dan Tipologi : psikologi yang khusus
menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe
kepribadian manusia.
5) Psikapatologi : Psikologi yang khusus menguraikan mengenai
keaadaan psikis yang tidak normal (abnormal) atau yang menguraikan
hal-hal klinis manusia.
6) Psikologi Kriminal : Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal
kejahatan atau kriminalitas. Bagian ini terkait dengan psikologi
forensik
7) Psikologi Industri : psikologi yang khusus berhubungan dengan
persoalan perusahaan, misalnya manajemen Sumber Daya Manusia
yang baik, dan sebagainya.

Psikologi khusus ini akan terus berkembang. Hal ini


dikemungkinkan karena perkembangan kajian manusia dalam beragam
aspek yang terus menarik dikaji dan semakin kompleks. Selain itu,
psikologi khusus ini merupakan psikologi praktis, artinya bahwa
pengetahuan yang selalu memungkinkan diaplikasikan sesuai dengan
bidangnya. Dalam hal praktis ini, kajiannya tentu saja mengenai
bagaimana dapat mempraktekkan psikologi untuk kehidupan sehari-hari
sesuai dengan konteksnya.

Dapat dipahami bahwa psikologi dipelajari secara praktis dapat


dipraktekkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya dalam bidang
pendidikan dikenal psikologi pendidikan, dalam bidang industri dikenal

3
psikologi industry dan organisasi, dan dalam bidang klinik dikenal
psikologi klinis.

2. Obyek Psikologi
Menurut Warsah & Daheri (2021, hlm. 4) objek psikologi dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Objek material
yakni objek yang bersifat umum, dilihat dari wujudnya yaitu yang
menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan. Dengan demikian, objek
material psikologi adalah manusia
2) Objek formal
yakni objek yang bersifat spesifik, dari segi tertentu yaitu objek
material yang dibahas. Objek formal psikologi adalah perilaku
manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan proses tersebut
Pada zaman Yunani, objek formal kajian psikologi adalah hakikat
jiwa, namun pada era Decrates objek formal ini berubah menjadi
gejala-gejala kesadaran. Selanjutnya, ketika aliran Behaviorisme
muncul di Amerika pada permulaan abad ke-20, yang tampak menjadi
objeknya ialah tingkah laku manusia yang tampak (lahiriah).
Sedangkan aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, objeknya
adalah gejala-gejala ketidaksadaran manusia. Manusia merupakan
makhluk yang sangat kompleks dan unik sifatnya (Fatuhurrohman,
2016). Dengan demikian, objek psikologi akan sangat bergantung pada
objek material yang dibahas dan perlukan dalam studinya
Misalnya, dalam ilmu sosial dan ilmu psikologi mempunyai objek
material sama, yaitu manusia. Akan tetapi objek formalnya berbeda,
karena ilmu sosial membahas manusia dari sudut pembahasan
kehidupan individu dan interaksinya antar masyarakat, sedangkan ilmu
psikologi membahas manusia dari sudut pembahasan jiwa dan pikiran
dari individu itu sendiri.

4
3. Klasifikasi Psikologi
Pembagian Berdasarkan Objek yang Diselidiki
A. Psikologi umum
Psikologi umum adalah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-
gejala kejiwaan manusia dewasa yang normal dan beradab. Disini
yang dipelajari ialah sifat-sifat manusia yang pada umumnya
artinya persamaan dari manusia dewasa, yang normal dan beradab.
Sedangkan sifat kejiwaan manusia yang belum dewasa (misalnya
orang gila), dan manusia yang tidak beradab (misalnya orang
primitif), tidak termasuk ilmu jiwa umum, melainkan termasuk
dalam ilmu jiwa khusus.
B. Psikologi Khusus
Psikologi khusus adalah ilmu jiwa yang mempelajari sifat-
sifat khusus dan gejala-gejala kejiwaan manusia. Jadi menyelidiki
sifat sifat yang berbeda pada manusia seperti berbeda umur,
kelamin, lapangan hidup dan lain-lain. Psikologi khusus ini
dikelompokkan sebagai berikut.
a) Psikologis Perkembangan atau Psikologi Genetis
Ilmu ini mempelajari jiwa (psyche) dan perkembangan
kehidupan psikis manusia normal. Ini dilakukan menurut
dua jalan, yaitu memasalahkan:
1) Perkembangan dari kehidupan individual. Termasuk
di dalamnya ialah psikologi bayi, psikologi anak,
psikologi anak usia sekolah, psikologi puber,
psikologi remaja dan adolesens, psikologi kakek-
kakek atau geronthologi.
2) Perkembangan kehidupan manusia pada umumnya
yaitu di samping mempelajari psikologi kelompok-
kelompok manusia budaya pada umumnya, juga
meneliti kelompok-kelompok manusia/bangsa-bangsa
primitif.

5
b) Psikologi Abnormal atau psikologi dari kelompok-
kelompok manusia yang tidak normal.
Di dalamnya dimasukkan jenis psikologi sebagai berikut:
1) Psikologi kriminal, yaitu psikologi yang mempelajari
tingkah laku menyeleweng dari norma-norma umum
serta hukum, dan melakukan tindak kriminal.
2) Psikopatologi, yaitu psikologi yang mempelajari
gejala kejiwaan yang sakit dan pola tingkah laku yang
menyimpang dari pola-pola normal, sebagai akibat
dari faktor-faktor keturunan atau hereditas.
3) Patologi sosial, yaitu cabang psikologi yang
mempelajari gangguan-gangguan kejiwaan dan
tingkah laku menyimpang, sebagai akibat dari faktor-
faktor lingkungan sosial dan sosio budaya.
c) Psikologi Kelompok
Dalam psikologi ini dimasukkan jenis psikologi sebagai
berikut.
1) Psikologi yang mempelajari kelompok sosial tertentu.
Misalnya kelompok buruh, pekerja kasar, petani,
nelayan, seniman, mahasiswa, pelajar, militer, polisi,
para alim ulama.
2) Psikologi yang mempelajari kelompok biologis: sekte
(wanita. pria, anak-anak, orang muda, orang tua) ras,
suku, klan, dan bangsa.
3) Psikologi yang mempelajari kelompok historis dan
etnologis: orang Jerman, Hindu, dan lain sebagainya.
d) Psikologi Watak dan Tipe-Tipe, termasuk di dalamnya
ialah: ajaran temperamen, karakterologi (ilmu watak), dan
teori kepribadian.

Pembagian Berdasarkan Kegunaannya

1. Psikologi Teoretis

6
Ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala gejala
itu sendiri disebut psikologi teoretis, belum dihubungkan dengan
praktik hidup sehari-hari, melainkan mempelajari gejala-gejala
tersebut sebagai pengetahuan saja, untuk menambah pengetahuan
tentang kejiwaan. Dengan cara demikian ilmu pengetahuan yang
dikembangkan dengan jalan penyelidikan psikologis dalam
laboratorium dan ruang studi maka bisa tumbuh sangat pesat, oleh
karena tidak dibebani oleh prasangka apa pun. .
2. Psikologi Praktis
Ilmu jiwa yang mempelajari segala sesuatu tentang jiwa untuk
digunakan dalam praktik disebut Psikologi Praktis. Adapun yang
termasuk dalam kategori “psikologi praktis” antara lain:
a. Psikologi teknik
Psikologi yang diterapkan di bidang teknologi industri, perusahaan
perdagangan dan macam-macam profesi Dengan Psikologi Teknik
setiap instansi lembaga kedinasan atau lembaga lainnya dapat
mempergunakan metode kerja yang efisien; sehingga dapat
diharapkan hasil sebagai berikut dengan pembiayaan yang minimal
akan diperoleh hasil produksi maksimal.
b. Psikologi pedagogis
Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan atau aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan. Dengan
mempergunakan psikologi pedagogis bermaksud supaya
pendidikan itu bisa ditanggulangi dengan metode-metode dan alat-
alat pendidikan yang tepat, demi tercapainya tujuan pendidikan.
Maka aktivitas pendidikan disesuaikan dengan bakat dan hakikat
anak dengan memperhatikan kemampuan, watak, bakat, dan
kondisi anak.

c. Psikologi kriminal
Psikologi yang diterapkan pada proses pengadilan. Berdasarkan
wawasan psikologis, para hakim dan jaksa mencoba mengerti motif-

7
motif apa yang mendorong seseorang melakukan suatu kejahatan.
Hakim dan jaksa juga mempertimbangkan motif dan alasan-alasan
para saksi dan jaksa, dengan mana mereka dapat memberikan vonis
atau keputusan hukum seadil mungkin.
d. Psikologi medis
Psikologi yang diterapkan di bidang kedokteran, guna mempercepat
kesembuhan pasien. Dengan wawasan psikologis para dokter berusaha
memahami sebab-musabab psikologis yang lebih dalam dan lebih
serius daripada penyimpangan-penyimpangan psikis para pasien, untuk
mendapatkan diagnosis, pragnosa dan

Materi Pertemuan 2

Dari pemateri: Revina Lestari, Siti Nurhasanah, Nuraini Maharani


Sejarah dan Aliran Psikologi
Sejarah singkat Psikologi sebagai bagian dari filsafat obyeknya asal
usul jiwa, ujud jiwa, akhir dan jadinya jiwa, hubungan jasmani dan rohani.
Tokohnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene Descartes, John
Locke, dll. Psikologi dipengaruhi ilmu alam psikologi merupakan ilmu
pengetahuan eksak dan banyak tergantung pada matematika. Psikologi
berdiri sendiri gejala jiwa tidak dapat hanya diterangkan dari sudut ilmu
alam, namun dapat dilakukan melalui eksperimen.
Psikologi pada abad 20 para ahli saling berargumentasi menurut
hasil penelitiannya masing-masing yang berbeda-beda, namun akhirnya
saling melengkapi menimbulkan berbagai aliran psikologi. Aliran
psikologi ini diantaranya:

1) Strukturalisme
Mendasarkan pada isi dan struktur jiwa. Setiap gejala psikis yang
kompleks selalu memiliki karakteristik dari elemen-elemennya.
Elemen kejiwaan tersebut dikaitkan satu dengan yang lain oleh
asosiasi. Tokoh: William Wundt.

8
2) Fungsionalisme
Mempelajari fungsi dan kegunaan jiwa. Metode yang digunakan
eksperimen dan observasi tingkah laku, ingin mengetahui
mengapa dan untuk apa suatu tingkah laku terjadi. Jiwa
seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan
berfungsi untuk penyesuaian diri. Tokoh: William James
3) Psikologi Dalam
Untuk mengetahui gejala jiwa dibutuhkan analisis sampai kepada
ketidaksadarannya yang tertutup oleh alam kesadarannya.
Beberapa alirannya: – Psikoanalisis (Sigmund Freud) – Psikologi
Individual (Alfred Adler) – Psikologi Analisis (Carl Gustav
Jung)
4) Behaviorisme
Mempelajari tingkah laku nyata, terbuka dan dapat diukur secara
obyektif, tidak perlu menggunakan metode introspeksi. Tokoh:
J.B. Watson.
5) Psikologi Hormic
Setiap tingkah laku dilandasi oleh dorongan dasar (hormo urge)
yang menyebabkan tingkah laku tersebut mempunyai tujuan,
arah. Dorongan dasar tingkah laku adalah naluri (insting). Reflek
bukan tingkah laku karena tidak bertujuan. Tokoh Mc Dougall.
6) Psikologi Gestalt
Muncul sebagai reaksi psikologi elemen. Gestalt = totalitas,
keseluruhan tidak sekedar unsur-unsur atau bagian dari totalitas
yang secara sendiri-sendiri tidak memiliki arti apa-apa. Tokoh:
Von Ehrenfels, Wertheimer.
7) Psikologi Kerokhania
Metodenya verstehen, yakni mengerti dan memahami. Gejala
kejiwaan baru dapat dipahami dan berarti bila gejala jiwa
tersebut merupakan faktor dari totalitas nilai

9
Materi Pertemuan 3

Dari pemateri: Santi, Aisyah, Syifa, Anisa


Metode Penyelidikan Psikologi
Penentuan sesuatu metode penyelidikan dalam ilmu psikologi
merupakan hal yang penting setelah penentuan objek psikologi yang akan
dipelajari. Dari segi metode penyelidikan dalam ilmu psikologi akan
terlihat ilmiah tidaknya sesuatu penyelidikan itu. Dalam kesempatan ini
akan dikemukakan Metode Penyelidikan dalam Ilmu Psikologi yang
digunakan dalam keseharian dan dalam berbagai bidang.

Psikologi juga menerapkan metode penyelidikan dalam ilmu


psikologi yang digunakan oleh ilmu ilmu lain, tetapi tentu disesuaikan
dengan keadaan objek psikologinya itu sendiri. Pada dasarnya, metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi penyelidikan dapat dibedakan atas dua
bagian yang besar, yaitu metode penyelidikan dalam ilmu psikologi
longitudinal dan cross sectional.

Metode Penyelidikan dalam Ilmu Psikologi Longitudinal


1) Pengertian
Metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ini merupakan metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi yang membutuhkan waktu relatif
lama untuk mencapai sesuatu hasil penyelidikan. Dengan metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi ini penyelidikan dilakukan hari
demi hari, bulan demi bulan, malahan mungkin tahun demi tahun.
Sebab itu, bila dilihat segi perjalanannya, penyelidikan ini bersifat
vertikal.
2) Penerapan
Sebagai contoh penerapan, metode penyelidikan dalam ilmu psikologi
yang ditempuh di dalam penyelidikan tentang perkembangan anak.
Hasil pengamatan dikumpulkan dan diolah kemudian ditarik
kesimpulan
3) Kritik

10
Metode ini mungkin memiliki keunggulan dalam hal detail sebab
dilakukan dalam waktu lama, namun juga sering mendapat kritik sebab
lamanya penyelidikan tersebut sehingga tidak efektif untuk dilakukan
pada objek yang memiliki target atau deadline khusus dan
membutuhkan lebih banyak tenaga
Metode Penyelidikan dalam Ilmu Psikologi Cross Sectional
1) Pengertian
Metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ini merupakan suatu
metode penyelidikan dalam ilmu psikologi yang tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama di dalam mengadakan penyelidikan. Dengan
metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ini, dalam waktu yang
relatif singkat dapat dikumpulkan bahan yang banyak. Jadi, kalau
dilihat jalannya, penyelidikan ini berlangsung secara horizontal.
2) Penerapan
Sebagai contoh penerapan penyelidikan dengan menggunakan
kuesioner merupakan penyelidikan yang bersifat cross sectional
3) Kritik
Seringkali metode ini dikritik terlalu cepat dalam mengambil
keputusan atau dalam menyimpulkan, hal ini sebab pengisian
kuesioner bisa saja tidak sesuai keadaan aslinya atau berdasarkan
keadaan sementara pada waktu tersebut dan bisa berubah ubah, sebab
itu hasilnya pun terkadang tidak tepat 100%
Metode Penyelidikan Instropeksi
1) Pengertian
Metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ini merupakan suatu
metode penyelidikan dalam ilmu psikologi dengan melihat peristiwa
peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri.

2) Penerapan
Contoh penerapannya ialah tentang menilai kelebihan dan kekurangan
diri sendiri, dapat dilakukan dengan cara mengetahui dari pendapat
pribadi melalui metode penyelidikan instropeksi.
3) Kritik

11
Kelemahan pokok yang sering dikemukakan terhadap metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi ini yakni metode penyelidikan
dalam ilmu psikologi ini bersifat subjektif, sebab individu sering tidak
jujur dalam mengadakan penilaian. Terhadap dirinya sendiri, apalagi
mengenai hal hal yang tidak baik. Sebab itu dengan metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi ini sukar untuk mencapai segi
objek psikologitivitas, padahal segi objek psikologitivitas dituntut oleh
ilmu pengetahuan.
Metode Penyelidikan dalam Ilmu Psikologi Ekstrospeksi

1) Pengertian
Metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ini dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan kelemahan yang terdapat pada metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi introspeksi. Pada metode
penyelidikan dalam ilmu psikologi ekstrospeksi. Subjek penyelidikan
bukan dirinya sendiri tetapi individu lain. Dengan demikian,
diharapkan adanya sifat yang objek psikologitif dalam penyelidikan
itu. Namun metode penyelidikan dalam ilmu psikologi ekstrospeksi
sebenarnya juga  berdasarkan atas metode penyelidikan dalam ilmu
psikologi introspeksi.
2) Penerapan
Individu akan dapat mengatakan atau menyimpulkan yang terjadi pada
individu lain, juga berdasarkan atas keadaan dirinya sendiri. Individu
dapat mengatakan individu dalam keadaan susah, dalam keadaan
gembira, tergesa gesa dsb sebab bila ia sendiri berada dalam keadaan
demikian tentu mengalami hal hal tersebut.
3) Kritik
Terkadang metode ini juga tidak objektif dimana individu memberikan
penilaian kepada individu lain terkadang tidak sepenuhnya sesuai
keadaan atau tidak sepenuhnya jujur
Materi Pertemuan 4
Dari pemateri: Simtiyah, Febrian, Willan
Stimulus Respon (Pengamatan, Tanggapan dan Persepsi)

12
A. Pengamatan
Manusia mengenali dunia wadag atau dunia riil, baik dirinya sendiri
maupun dunia sekitar tempatnya berada dengan melihat, mendengar,
membau, atau mencecap. Cara mengenal objek yang demikian itu
disebut mengamati: sedangkan melihat, mendengar, dan seterusnya itu
disebut modalitas pengamatan. Hal yang diamati itu dialami dengan
sifat-sifat: disini, kini, sendiri, dan bermateri
Dunia pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek
pengaturannya, supaya memungkinkan subjek melakukan orientasi.
Adapun pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengaturan sudut pandang ruang. Menurut sudut pandang ruang
ini dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian:
atas bawah, kiri-kanan, jauh-dekat, tinggi-redah, dan sebagainya.
2) Pengaturan menurut sudut pandangan waktu. Menurut sudut
pandangan waktu di dunia pengamatan dilukiskan dengan
pengertian-pengertian: masa lampau, kini dan masa yang akan
datang dalam berbagai variasinya.
3) Pengaturan menurut sudut pandangan Gestalt. Suatu gestalt
adalah suatu yang merupakan kebulatan dan dapat berdiri sendiri
lepas dari yang lain. Misalnya rumah, orang, meja, dan lain
sebagainya.

Modalaitas pengamatan

1) Penglihatan
Telah disebutkan bahwa modalitas pengamatan itu dibedakan menurut
pancaindra yang dipergunakan untuk mengamati, yaitu penglihatan,
pendengaran, rabaan, pembauan, atau penciuman, dan pencecapan.
Dari kelima modalitas pengamatan yang telah mendapatkan penelitian
psikologis secara meluas dan mendalam adalah penglihatan
2) Pendengaran
Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap atau menerima
melalui indra pendengaran. Pendengaran yang dimaksud yaitu

13
terhadap bunyi-bunyi yang bersangkutan. Ini berarti, bahwa apa yang
baru saja didengar tidak akan segera hilang, melainkan masih
terngiang dan masih turut bekerja dalam apa yang didengar atau
terdengar pada saat berikutnya. Jadi apa yang telah didengar atau
terdengar dan yang baru saja terdengar secara bersama-sama
membentuk suatu kesatuan yang mengatasi sifat keterbatasan daripada
waktu
3) Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti:
a) Meraba sebagai perbuatan aktif, yang meliputi juga indra
keseimbangan atau kinestesi.
b) Pengalaman raba secara pasif, yang melingkupi pula beberapa
indra, atau kemampuan lain yaitu:
 Indra untuk sentuh dan tekanan
 Indra untuk mengamati panas
 Indra untuk mengamati dingin
 Indra untuk merasa sakit
 Indra untuk vibras

4) Pembauan
Arti psikologis bau dan pembauan (penciuman) masih sedikit sekali
diteliti oleh para ahli, walaupun dalam kehidupan sehari-hari secara
populer kita telah menyaksikan pengaruh bau-bauan kepada aktifitas
manusia, seperti bau-bauan tertentu menimbulkan kegairahan, dan
bau-bau tidak enak tertentu menimbulkan rasa muak. Dan kesemuanya
itu berpengaruh terhadap aktifitas yang dilakukan oleh subjek yang
membau bau-bau tersebut
5) Pencecapan
Mencecap adalah menangkap objek yang berupa kualitas rasa benda
atau sesuatu dengan menggunakan lidah sebagai alat pencecap.
Mengenai rasa cecapan dari setiap objek pencecapan adalah bervariasi.

14
Dalam kenyataannya, indra pencecap kita hanya peka terhadap empat
macam rasa cecapan pokok yaitu rasa manis, masam, asin, dan pahit.
B. Tanggapan
Tanggapan biasa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi
kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi
kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan
konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk
masa yang akan datang.
Dengan uraian ini maka dapat dikemukakan adanya tiga macam
tanggapan, yaitu:
1) Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan
ingatan
2) Tanggapan masa sekarang yang dapat disebut sebagai
tanggapan imajinatif
3) Tanggapan masa mendatang yang dapat disebut sebagai
tanggapan antisipatif
Menurut John FrederichHerbart (1776-1841), tanggapan adalah
merupakan unsur dasar jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai
kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan
keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan.
Tanggapan diperoleh dari pengindraan dan pengamatan. Tanggapan-
tanggapan ada yang berada dalam kesadaran. Ada kebanyakan berada
dibawah sadar. Diantara kedua kesadaran terdapat batas pemisah yang
disebut “ambang kesadaran”.
C. Persepsi
Semua persepsi dalam psikologi melibatkan sinyal dalam system
syaraf. Sinyal ini timbul sebagai akibat dari rangsangan fisik dan
kimiawi terhadap indra perasa. Misalnya, indra pengelihatan
melibatkan cahaya menyentuh retina dari mata, indra penciuman
dirangsang melalui molekul-molekul bau yang tersebar melalui udara
dan indra pendengaran melibatkan gelombang suara.

15
Persepsi bukanlah reaksi pasif terhadap sinyal-sinyal ini,
melainkan lebih cenderung kepada pembentukan pembelajaran,
ingatan, harapan, ekspektasi dan perhatian.
Persepsi sendiri dapat dibagi dalam dua proses
1) Proses pertama
Pemrosesan masukan atau rangsangan yang diterima indra, di
mana terjadi transformasi dari informasi tingkat rendah ini menjadi
informasi dengan tingkat yang lebih tinggi, misalnya adalah
mengenali obyek melalui bentuknya.

2) Proses Kedua
Pemrosesan informasi yang terkait dengan konsep dan ekspektasi
suatu individu yang berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya dan mekanisme selektif atau perhatian yang
mempengaruhi persepsi.

Materi Pertemuan 5
Dari pemateri: Wafiq, Arghi, Zaenal, Endah Nurhayati
Pantasi
Fantasi atau biasa yang orang sebut dengan hayalan adalah sebuah
gejala atau sebuah kondisi yang biasanya terdapat di dalam jiwa manusia,
dalam berfantasi juga dapat menimbulkan khayalan yang melihat suatu
kemungkinan yang belum ada atau bisa juga sesuatu yang baru.
Adapun beberapa hal yang dapat mempengaruhi fantasi
seseorang yaitu:
1) Terdapat suau perasaan atau keinginan tentang masa depan
2) Terdapat waktu yang lebih sehingga digunakan untuk berhayal
3) Terdapat rasa tidak percaya diri terhadap sesuatu yag
diinginkannya
4) Kelemahan yang terdapat seorang individu
Menurut yanto subiyanto (1980) fantasi merupakan sebuah
kemampuan dalam membentuk tanggapan-tanggapan atau pun sebuah
bayangan yang baru.  Fantasi menurut julianto simanjutnak (2007)

16
merupakan sebuah kemampuan dari fungsi jiwa dalam psikologi yang
dapat membentuk suatu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan
yang lama.
Macam- Macam Fantasi
Adapun menurut Bimo walgito dalam sebuah buku yang
dijelaskannya mengemukakan bahwa fantasi merupakan sebuah aktivitas
yang diciptakannya namun sekalipun demikian orang kerap kali
membedakan antara fantasi degan yang menciptaan dan juga sebuah
fantasi yang dipimpim seperti layaknya sebuah jenis fantasi oleh pihak
lainnya
Contohnya saja saat seorang melihat sebuah flm orang tersebut
berhayal berada di dalam keadaan apa yang dilihatnya pada flm tersebut
sehingga fantasi yang dimilikinya berdasarkan yang dia ikuti dalam flm
tersebut. Berikut penjelasan mengenai macam-macam fantasi dan contoh
fantasi dalam psikologi diantaranya:
1) Fantasi yang aktif
Fantasi yang aktif disini dimaksudkan pada sebuah jiwa yang
melakukan fantasi berdasarkan pemikiran perasaan dan kemaun
yang dimilikinya sehingga dari jiwa tersebut munculah suatu
fantasi yan aktif
2) Fantasi pasif
Fantasi yang dilakukan namun tidak melibatkan sebuah gejala
jiwa sehingga menjadi pasif di dalam fantasi pasif ini seolah-olah
hayalan dibiarkan bermain dalam daya fantasi
3) Fantasi disadari
Misalnya saja seorang individu menonton sebuah flm, sehingga
berfantasi berada pada sebuh latar flm tersebut.
4) Fantasi tidak disadariDalam hal ini seperti seorang anak kecil
yang sedang bercerita menurut daya hayalnya namun sebenarnya
hal tersebut tidak benar-benar terjadi
5) Fantasi mencipta

17
Fantasi ini dapat mennciptakan sebuah karya seperti tulisan, flm,
karya lagu, musik dan lain sebagainya
6) Fantasi tuntunan
Fantasi tuntunan merupakan sebuah daya hayal yang terjadi
dibawah tuntunan sesuatu contonya saat seorang mendengar
sebuah musik, melihat sebuah flm
7) Fantasi abstrak
Yang dimaksud dengan fantasi abstrak adalah sebuah fantasi
dengan mengabstrakan bagian sehingga beberapa diantaranya
dapat dihilangkan misalnya saja ada seorang individu yang
belum dapat melihat bentuk asli dari sebuah pantai maka
penjelasannya dijlesan melalui sebuah danau luas

Apabila fantasi tersebut dilakukan sesuai kemampuan mental dalam


hal lain bisa saja dalam hal ini dapat berbentuk subjektif yang dapat
berpengaruh tentang sebuah tanggapan yang dimiliki seorang individu, 
dalam hal ini bayangan juga memiliki sebuah persepsi yang dihasilkan
dalam sebuah persepsi akan tetapi fantasi merupakan hasil dari sebuah
fantasi
Kegunaan fantasi
Dalam kenyataan nya fantasi juga memiliki manfaat serta fungsi pada
sebagian orang  untuk itu dibutuhkan kepahaman adakalanya fantasi itu
perlu dilakukan agar bermanfaat bagi orang banyak, dan kapan waktu
yang tepat fantasi tersebut bisa bermanfaat, diantara manfaat dari fantasi
antara lain:

1) Dari fantasi tersebut dapat mengambil manfaat atau inti sejarah


meski sudah cukup lampau
2) Dengan menggunakan daya fantasi dimana seorang individu dapat
melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat
3) Fatasi juga dapat merencakan hidup di masa depan
4) Fantasi pasif biasanya dapat menjadi penghibur di sela-sela waktu
tertentu

18
5) Apabila melakukan sebuah fantasi manusia juga masuk ke dalam
sebuah dunia imajiner misalnya saja saat membaca sebuah cerita
6) Melalui fantasi dapat menimbulkan simpati pada sesama individu

Materi Pertemuan 6
Dari pemateri: April, Fuzy, Yuda
Asosiasi
Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad ke 17.
Pada saat itu psikologi asosiasi menjadi salah satu aliran psikologi yang
dipengaruhi secar tidak langsung oleh ilmu pengetahuan alam, khususnya
fisika. Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam studinya tentang jiwa
adalah metode analisis-sintetis.
Menurut aliran ini, jiwa itu terdiri atas unsur-unsur atau kumpulan
unsur-unsur atau tanggapan-tanggapan yang berproses menurut hukum-
hukum yang pasti. Unsur-unsur jiwa itu seperti tangapan-tanggapan,
ingatan dan pengindraan.
Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan
yang lain dan saling mereproduksi. Artinya, apabila yang satu disadari,
maka yang lain ikut disadari pula. Sedang reproduksi atau mereproduksi
itu sendiri mempunyai pengertian kemampuan jiwa untuk mengeluarkan
kembali tanggapan dalam kesadaran, yang berarti muncul dari tanggapan
dari keadaan dibawah kesadaran ke dalam keadaan disadari/sadar.
Menurut Para Ahli Asosiasi
 David Hume
Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan
tanggapan yang lain dan saling mereproduksi. Artinya, apabila
yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula. Sedang
reproduksi atau mereproduksi itu sendiri mempunyai pengertian
kemampuan jiwa untuk mengeluarkan kembali tanggapan dalam
kesadaran, yang berarti muncul dari tanggapan dari keadaan
dibawah kesadaran ke dalam keadaan disadari/sadar.
 John Stuart Mill

19
Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan dasar
yang menjadi asas bagi filsafat. Di sini, pandangannya berbeda
dengan Comte.Tugas psikologi adalah menyelidiki apa yang
disajikan oleh kesadaran, artinya sistem indrawi manusia dan
hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa satu-satunya
sumber bagi segala pengenalan adalah pengalaman.Oleh karena
itu, induksi menjadi jalan kepada pengenalan.
Sebaliknya, bagi psikologi modern hanya mengenal satu
hukum asosiasi yaitu hukum kontinuitas (berbatasan,
berdampingan). Bunyi hukumnya sebagia berikut : “ tanggapan-
tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu
kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena
timbul persamaan (koeksisten) secara suksesif di dalam
kesadaran”.
Asosiasi dipengaruhi oleh:
 Keadaan jasmani seseorang
 Tipe-tipe seseorang
 Keperkuan bereaksi terhadap rangsangan.
Pada proses asosiasi, bisa berlangsung hambatan emosional, berupa:
rasa malu, kecemasan, minder, rasa takut, yang menghambat kelancaran
proses reproduksi dan asosiasi.
Ada orang-orang tertentu yang selalu mengasosiasikan kata-kata benda
dengan kata sifat. Ini merupakan asosiasi atributif. Contohnya: rumah,
buku, air, udara selalu dikaitkan dengan besar, kecil, murah , jernih, biru,
dan lain-lain. Biasanya, individu yang bersangkutan suka mengait-
ngaitkan tanggapan-tangapannya dengan aku-nya (diri sendiri).
Ciri-ciri daripada Asosiasi itu adalah.
 Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.
 Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu
masuk bersama sama ke dalam kesadaran.
 Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat
masing-masing elemen

20
Metode kerja Psikologi Asosiasi:
Ilmu jiwa Asosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya (mekanika), dan
darinya dipakai analitis-sintesis dalam kalangan ilmu jiwa.
1) Analitis: Orang berusaha mengadakan analisis untuk mengembalikan
semua gejala jiwa kepada unsur yang paling sederhana, yakni
tanggapan segala sesuatu yang terjadi dalam kesadaran berasal dari
elemen-elemen tersebut. Bahkan semua gejala jiwa yang lebih tinggi
(misalnya memikir, merasa, menghendaki) dapat dikembalikan kepada
tanggapan.
2) Sintesis: Orang berusaha mengadakan sintesis, menyusun gejala-gejala
jiwa yang lebih pelik dari unsur-unsur pangkal yakni tanggapan.
3) Tanggapan-tanggapan, ingatan-ingatan, dan pengindraan, merupakan
unsur-unsur jiwa yang diutamakan oleh aliran ini. Dengan metode
alistis-sintesis, aliran ini meenganalisis jiwa. Dengan analitis dia
berusaha menguraikan gejala-gejala kejiwaan pada unsur-unsur pokok
berupa tanggapan-tanggapan. Dengan sintesis, mereka menata
tanggapan-tanggapan tersebut secara asosiatif menjadi gejala-gejala
psikologi yang bersenyawa.
Materi Pertemuan 7
Dari pemateri: Endah Hamdatul, Wulan, Fatimah, Akbar
Ingatan dan Berfikir
A. Ingatan
Secara teori  dapat kita bedakan adanya tiga aspek dalam
berfungsinya ingatan yaitu :
 Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan
 Menyimpan kesan-kesan
 Mereproduksi kesan-kesan
Jadi definisi ingatan adalah kecakapan untuk menerima,
menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Sifat-sifat ingatan :
 Ingatan cepat, mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa
menjumpai kesukaran

21
 Ingatan setia, apa yang telah diterima akan disimpan
sebaik-baiknya, tak berubah, tetap cocok dengan waktu
menerimanya.
 Ingatan teguh, dapat menyimpan kesan dalam waktu yang
lama, tidak mudah lupa.
 Ingatan luas, dapat menyimpan banyak kesan-kesan.
 Ingatan siap, mudah dapat memproduuksi kesan yang telah
disimpannya.
Mencamkan
Dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Sekehendak, artinya mencamkan dengan disengaja dan
dikehehndaki, dengan sadar  sungguh-sungguh mencamkan
sesuatu. Aktifitas ini biasanya disebut menghafal.
2) Tidak sekehendak, artinya tidak dikehendaki, tidak disengaja,
memperoleh sesuatu pengetahuan.
Hal-hal yang membantu dalam pencaman :
 Menyuarakan pencaman. Pencaman bahan akan lebih berhasil
apabiala berhasil apabila individu tidak saja membaca bahan
pelajaran, tetapi juga menyuarakan dan mengulang-ulangnya.  
 Pembagian waktu belajar yang tepat menambah pencaman, dari
pada belajar secara borongan yang sangat tidak baik.
 Penggunaan metode belajar yang tepat dapat mempertinggi
pencaman. Ada 3 cara metode belajar yaitu :
 Metode keseluruhan atau metode G (Ganzlern-methode), yaitu
metode menghafal adi awal ssampai akhir dan mengulangnya
secara berkali-kali.
 Metode bagian atau metode T (Teillernmethode), yaitu metode
menghafal sebagian demi sebagian. Masing-masing bagian
dihafal secara bertahap.
 Metode campuran atau metode V (Vermittelendelern-methode),
yaitu metode menghafal bagian-bagian yang sukar terlebih
dahulu, selanjutnya dipelajari dengan metode keseluruhan.

22
Menginggat dan Lupa
Meningat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu
pengertian saja yaitu retesi, karena kedua hal tersebut hanyalah
memandang hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal
yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang
dilupakan adalah hal yang tidak di ingat. Interfensi adalah menjadi
lebih sukarnya belajar yang disebabkan oleh hambatan bahan yang
telah dipelajari lebih dulu (interfensi asosiatif).
B. Berfikir
Berfikir adalah kelangsungan tanggapan dimana subjek yang
berfikir pasif.  Menurut plato berfikir adalah berbicara dalam hati.
(berfikir adalah aktivitas adeasional). pada pendapat ini
dikemukakan dua kenyataan :
1) Berfikir adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif.
2) Bahwa aktifitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan
bukan motoris, walaupun disertai oleh kedua hal itu, berfikir itu
menggunakan abstraksi atau “ideas”. Berfikir adalah
meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita
(Bigot. dkk., 1950).
3) Berfikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan
menurut proses atau jalan.
Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Pembentukan pengertian
Pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat yaitu :
 Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
Objek tersebut kita perhatikan satu demi satu. Misal
membentuk pengertian manusia, kita menganalisis
berdasarkan cirri-cirinya.
 Membandingkan ciri tersebut untuk menemukan ciri
yang sama, dan yang tidak sama.

23
 Mengabstrasikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri
yang tidak hakiki, menangkap ciri yang hakiki.
2) Pembentukan pendapat
Adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau
lebih. Subjek adalah pengertian yang diterangkan, sedangkan
predikat adalah pengertian yang menerangkan. Misal rumah itu
baru, rumah (subjek), baru (predikat). Pendapat dibedakan
menjadi tiga :
 Pendapat afirmatif/positif , yaitu pendapat yang
mengayakan, yang secara tegas menyatakan sesuatu.
Misal si totok pandai.
 Pendapat negative, yaitu pendapat yang menidakkan,
secara tegas menerangkan tidak adanya sesuatu sifat
pada suatu hal. Misal si totok tidak bodoh.
 Pendapat modalitas/kebarangkalian, yaitu pendapat
yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan sifat
pada suatu hal. Misal hari ini mungkin hujan.
3) Penarikan kesimpulan atau pembuatan keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk
pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
Ada tiga macam keputusan yaitu :
 Keputusan indukatif, yaitu keputusan yang diambil dari
pendapat-pendapt khusus menuju ke satu pendapat
umum.
 Keputusan dedukatif, yaitu keputusan yang ditarik dari
hal yang umum ke hal yang khusus.
 Keputusan analogis, yaitu keputusan yang diperoleh
dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan
dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
Beberapa Catatan Praktis
 Jauh dari sikap ingin mengagung-ngagungkan akal kiranya
dapat diterima bahwa pikiran mempunyai kedudukan  yang

24
boleh dikata menentukan. Karena itu kewajiban kita para
pendidik mengembangkan aspek-aspek lain daripada anak-
anak didik kita untuk memberikan bimbingan sebaik-baiknya
bagi perkembangan pola pikir.
 Bahasa dan pikir adalah demikin erat hubungannya, oleh
karena itu perkembanggan bahasa yang baik adalah keharusan
yang harus dipenuhi untuk perkembangan pikiran baik.
 Pengetahuan siap merupakan bakal yang sangat berguna
supaya orang dapat berpikir dengan tepat dan cepat.
Materi Pertemuan 8
Dari pemateri: Alan Fauzi, Rifaldi, Zaini
Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu Intellegere artinya
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut willim stern,
intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuan. William Stren juga menyatakan bahwa intelegensi sebagian besar
dengan dasar dan turunan. 
Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada
intelegensi seseorang. Alfred Binet (1905) merumuskan bahwa intelegensi
terdiri dari pengertian atau komprehensen, pendapat atau inpensian
pengarahan dan kritik. Jadi , intelegensi adalah “kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara
yang tertentu”. Didalam psikologi dikenal dengan istilah intelegensi.
Intelegensi ini sekaligus dapat menggantikan berbagai macam istilah yang
berhubungan dengan kecerdasan
Psikologi hakekatnya ialah ilmu tentang tingkah laku. Jadi mengenai
intelegensi, tingkah laku dapat dibagi dalam tingkah laku yang hanya
sedikit membutuhkan intelegansi dan tingkah laku banyak membutuhkan
intelegensi. Misalnya: seseorang yang berada di taman, ia hanya
menikmati bunga-bunga yang memiliki warna warni dan tidak
membutuhkan intelegensi yang tinggi. Tetapi apabila ia menghitungnya

25
dan mengelompokkan bunga-bunga itu menjadi warna yang sama,dan
memisahkan jenis dan nama bunganya masing-masing maka dalam hal ini
membutuhkan intelegensi yang sangat tinggi. Menurut spearman ada dua
faktor yang ada dalam intelegensi yaitu:
1) General intelegensi
2) Spacific intelegensi
Menurut para ahli intelegensi bermacam-macam, yaitu[5]:
 Intelegensi kreatif yang berkemampuan menciptakan, terdapat
pada para penemu barang-barang baru.
 Intelegensi eksekutif yang berkemampuan untuk melihat
fikiran orang lain. Terdapat pada manusia umumnya.
 Intelegensi teoritis, dimiliki oleh para sarjana, mahasiswa, dan
para ahli teori umumnya.
 Intelegensi praktis, ialah kemampuan bertindak secara cepat
dan tepat melakukan suatu pekerjaan, misalnya dimiliki oleh
para pengemudi kendaraan, para guru di sekolah, dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi, sehingga terdapat
perbedaan inteligensi seseorang dengan yang lain ialah:

1) Pembawaan : Pembawaan di tentukan oleh sifat – sifat dan ciri –


ciri yang di bawah sejak lahir. “batas kesanggupan kita”, yakni
dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama – tama di
tentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan
ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang
sama, perbedaan – perbedaan itu masih tetap ada.
2) Kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun
psikis) dapat di katakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing – masing. Anak –
anak tak dapat memecahkan soal – soal itu masih terlampau
sukar baginya. Organ – organ tubuhnya dan fungsinya jiwanya

26
masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu.
Kematangan berhubungan erat dengan umur.
3) Pembentukan : Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelijensi. Dapat
kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah - sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh
alam sekitar).

Ciri-ciri Perbuatan Inteligensi


Adapun Beberapa ciri-ciri perbutan intelegensi yaitu sebagai berikut :
1) Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan maslah yang
baru bagi yang bersangkutan. Misalnya ada soal :”mengapa api jika
ditutup dengan sehelai karung bisa padam? Ditanyakan kepada
anak yang baru bersekolah dapat menjawab dengan betul maka
jawaban itu intelegen. Tetapi jika pertanyaan itu di jawab oleh
anak yang baru saja mendapat pelajaran ilmu alam tentang api, hal
itu tidak dapat dikatakan intelegen.
2) Perbuatan intelegen sifatnya bertujuan. Untuk mencapai tujuan
yang hendak diselesaikannya dicarinya jalan yang dapat
menghemat waktu dan tenaga. Saudara kehilangan bolpoin disuatu
lapangan. Bagaimana mencarinya? Bagaimana menebang pohon-
pohon dirimba raya agar dalam waktu singkat dapat merobohkan
pohon-pohon? Cara mengambil buah kelapa dilampung dengan
memakai gala yang panjang, sedangkan di daerah jawa pada
umumnya dengan memanjat batangnya satu -satu.
3) Masalah yang di hadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan
bagi yang bersangkutan. Ada suatu maslah yang bagi orang dewasa
mudah memecahkan menjawabnya, hampir tiada berfikir, sedang
bagi anak-anak harus dijawabnya dengan otak, tetapi dapat.
Jawaban anak itu intelegen.
Pengukuran Tes Intelegensi dan Manfaatnya
Dapatkah intelegensi atau kecerdasan itu diukur? Bagaimana kita
dapat enentukan cerdas tidaknya seseorang? Salah satu caranya ialah

27
dengan menggunakan tes yang disebut “tes intelegensi”. Adapu orang
yang berjasa menemukan tes intelegensi ialah seorang dokter bangsa
prancis yaitu Alfred Binet dan pembantunya T.Hendri Simon di tahun
1904. 
Pada penyusunan tes yang pertama ini dimaksudkan untuk
menggolongkan anak-anak yang normal dan anak-anak yang lemah
mental. Sehingga tesnya terkenal dengan nama Tes Binet Simon. Tes ini
pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama “Chelle
Matrique de Intelegence” atau Skala Pengukuran Kecerdasan. Tes Biner-
Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang telah dikelompik-
kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun).
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak
berhubungan dengan pelajaran di sekolah
Materi Pertemuan 9
Dari pemateri: Erwin, Rifqi, Tegar, Farid
Emosi
Emosi diartikan sebagai impuls yang muncul akibat dari suatu
rangsangan dari dalam maupun dari luar. Emosi bermacam macam, seperti
emosi sedih, emosi marah, emosi bahagia, dan bentuk emosi lainnya.
Emosi dalam bahasa awamnya seringkali dipakai untuk mendeskripsikan
kemarahan saja, namun sebenarnya emosi memiliki arti yang lebih luar
dan mewakili banyak macam perasaan.

Emosi berkaitan dengan psikologi seseorang dan suasana hati yang


sedang berlangsung. Emosi dapat dikeluarkan berupa perilaku tertentu.
Perasaan dan perilaku saling terhubung dengan emosi. emosi berarti isi
hati yang dituangkan dalam ekspresi fisik. Untuk lebih memahami tentang
emosi dalam psikologi, mari simak artikel ini.

Emosi berasal dari kata emotion dalam bahasa Prancis atau dalam
bahasa Latin emovere yang artinya keluar. Secara etimologisnya emosi
diartikan “bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu konsep yang luas dan
tidak dapat dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif

28
maupun negatif sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri
maupun dari luar. Berikut ini pengertian emosi menurut para ahli:

1) Prez, 1999 merupakan seorang EQ organizasional consultant dan


juga pengajar. Prezz mengungkapkan arti emosi adalah suatu
reaksi tubuh dalam menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas
emosi terkait erat dengan aktivitas kognitif sebagai hasil dari
persepsi terhadap situasi.
2) Hathersall, 1985 emosi adalah kondisi psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau
dilihat darir eaksi wajah atau tubuh.
3) Keleinginan dan Keleinginna, 1981 emosi adalah kondisi yang
berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Emosi diatikan sebagai
perasaan, misalnya pengalaman afektif, kenikmatan, marah,
bahagia, takut, sedih.
Unsur-Unsur Perasaan
Perasaan itu bersifat subjektif daripada gejala lain yang dikenal,
bersangkut paut dengan gejala mengenal, perasaan yang dialami sebagai
rasa senang, atau tidak senang, dengan tingkatkan yang berbeda beda.
Perasaan lebih erat dengan pribadi seseorang dan bekaitan dengan gejala
kejiwaan lainnya. Sehingga perasaan satu orang dengan orang lain tidak
sama.
Macam-Macam Emosi
Emosi pada individu dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Emosi sensoris: Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan
oleh rangsangan dari luar tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit.

29
Teori – Teori Emosi
Teori Emosi disampaikan oleh para ahli melalui penelitian dan
pengamatan mereka dari masa ke masa dan saling menyempurnakan.
Berikut ini adalah teori emosi dalam psikologi:
1) Teori James Lange
Emosi adalah persepsi tentang perubahan tuubuh. James
menyatakan bahwa emosi adalah ketika kita merasa sedih, ketika
menangis, marah, ketakutan. James dan carl mengusulkan gagasan
mengenai rangkaian kejadian pada emosi. Individu menerima
situasi dan menghasilkan emosi. Individu bereaksi pada situasi dan
memperhatikannya. Persepsi terhadap reaksi menjadi dasar untuk
emosi yang dirasakan. Pengalaman emosi dirasa terjadi setelah
perubahan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf otonom.
2) Teori Cannon Bard
Emosi yang dirasakan dan respon dari tubu hmerupakan
keadaan yang berdiri sendiri. Cannon mengajukan pendekatan
untuk melihat adanya hubungan antara keadaan tubuh dan emosi
yang dirasakan melalui riset. Cannon kemudian menyatakan bahwa
emosi merupakan apa yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam
emosi saling bergantung.
Menurut teori ini, emosi dihasilkan dari stimulus luar
kemudian mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus mengirim
output ke dua arah, yaitu (1) organ dalam tubuh dan otot otot
eksternal untuk tubuh berekspresi. (2) ke korteks serebral dimana
pola diterima sebagai emosi yang dirasakan. Berbeda dengan teori
sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh
berdiri sendiri sendiri.

3) Teori Kognitif tentang Emosi


Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi
kognitif dari rangsangan luar atau dalam tubuh. Proses interpretasi
kognitif dalam teori ini dibagi menjadi dua, yaitu (1) Interpretasi
stimuli dari lingkungan. Informasi dari stumulus pertama kali

30
menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan pengalaman
masa lampau dan masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan
pada sistem limbik dan sistem saraf otonom yang menghasilkan
respon fisiologis
Contohnya apabila seseorang yang kamu anggap buruk
datang padamu, maka perasaan cemas atau takut sudah dirasakan.
Namun apabila sahabat baik Anda datang maka perasaan bahagia
muncul. (2) Teori ini menekankan pada strimuli internal dalam
tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi kognitif dari
stimuli, dimana lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.
Pertumbuhan dan Perkembangan Emosi
Emosi dapat juga beradaptasi dan berkembang seperti tingkah laku.
Emosi membutuhkan pengalaman dan pematangan untuk dapat
dikendalikan dengan baik. Semakin besar atau dewasa individu maka
kemampuannya untuk mengendalikan emosi akan semakin kuat.
Perkembangan emosi melalui proses belajar hanya berlangsung sampai
dengan satu tahun usia. Setelah itu perkembangan yang terjadi adalah
ditentukan oleh proses belajar.

Materi Pertemuan 10
Dari pemateri: Lucas, Aradika, Rizky Fauzi
Motif
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to
move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartiakan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau
merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong perilaku kea rah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1) Keadaan terdorong dalam diri organism yaitu kesiapan bergerak
karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan
lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan
ingatan.

31
2) Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3)  Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebu
MOTIF SEBAGAI INFERENSI,EKSPLANASI DAN PREDIKSI
Suatu hal yang penting berkaitan dengan motif ini ialah bahwa motif
itu tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi motif dapat diketahui atau
terinferensi dari perilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat
oleh seseorang. Dari hal – hal tersebut dapat diketahui tentang motifnya.
Dengan kesimpulan orangmempunyai alat yang baik untuk mengadakan
eksplanasi mengenai perilaku.
Motif juga membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang
perilaku. Apabila orang dapat menyimpulkan motif dari perilaku
seseorang dan kesimpulan tersebut benar, maka orang dapat memprediksi
tentang apa yang akan diperbuat oleh orang yangbersangkutan dalam
waktu yang akan datang.
TEORI-TEORI MOTIF
Seperti telihat dalam siklus, motif atau driving state dapat timbul
karena stimulus internal, stimulus eksternal, ataupun interaksi antara
keduanya (Crider,dkk.1983 ). Mengenai motif ini ada beberapa teori yang
diajukan yang member gambaran tentang seberapa jauh peranan dari
stimulus internal dan eksternal. Teori – teori tersebut adalah :
1. Teori insting ( instinct theory)
2. Teori dorongan ( drive theory )
3. Teori insentif ( insentive theory )
4. Teori atribusi
5. Teori kognitif.
JENIS-JENIS MOTIF
1) Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada
keadaan jasmani, misal dorongan untuk makan, dorongan untuk
minum, dorongan seksual, dorongan untuk mendapatkan udara
segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan
kebutuhan – kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya

32
sebagai makhluk hidup. Karena itu motif ini juga sering disebut
sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif primer ( primary
motives ) karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan
pertahanan eksistensi kehidupan
2) Motif Sosial
Motif sosial merupakan moif yang kompleks, dan merupakan
sumber dari banyak perilaku atau perbuatan manusia.
Materi Pertemuan 11
Dari pemateri: Reiky, Afina, Hani, Winda
Sugesti
Sugesti adalah pengaruh terhadap jiwa atau laku seseorang dengan
maksud tertentu, sehingga pikiran dan kemauan terpengaruh olehnya. Hal
ini dapat ditimbulkan kepada siswa mengikuti apa yang dikehendaki dari
padanya.
Menurut KBBI, sugesti adalah pengaruh dan sebagainya yang dapat
menggerakkan hati orang dan sebagainya. Sugesti bisa berarti pendapat
yang dikemukakan atau dorongan yang kuat. Sugesti adalah proses
psikologis di mana seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau
perilaku orang lain.
Lebih jelas mengenai sugesti, Abu Ahmadi mengatakan bahwa
“Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang sehingga
pikiran, perasaan dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang
mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.”
Sedangkan menurut McDougali, sugesti adalah proses komunikasi
yang menghasilkan penerimaan dengan keyakinan atas preposisi yang
dikomunikasikan tanpa adanya alasan yang memadai secara logis untuk
penerimaannya.

Efek Sugesti

Dalam sebuah artikel baru, ilmuwan psikologi Maryanne Garry dan


Robert Michael dari Victoria University of Wellington, bersama dengan
Irving Kirsch dari Harvard Medical School dan Plymouth University,

33
menyelidiki fenomena sugesti, mengeksplorasi hubungan menarik antara
sugesti, kognisi, dan perilaku. 
Penelitian telah menunjukkan bahwa sugesti yang disengaja dapat
memengaruhi bagaimana orang melakukan tugas belajar dan mengingat,
produk mana yang mereka sukai, dan bagaimana mereka merespons
suplemen dan obat-obatan, yang menyumbang efek plasebo yang terkenal.
Tetapi apa yang dapat menjelaskan pengaruh kuat dan meresap
sugesti dalam kehidupan kita? Jawabannya terletak pada 'harapan
tanggapan' kita, atau cara kita mengantisipasi tanggapan kita dalam
berbagai situasi. 
Bentuk Sugesti
Sugesti dapat dibedakan menjadi dua bentuk sesuai dengan asalnya. Ini
meliputi auto sugesti dan hetero sugesti. Baik auto sugesti maupun hetero
sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan penting.
Jenis Sugesti
Sugesti dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sugesti kerumunan, sugesti negatif,
dan sugesti prestise.
1) Sugesti kerumunan (crowd suggestion)
Sugesti kerumunan (crowd suggestion) adalah penerimaan yang
tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena keanggotaan
atau kerumunan. Contohnya siswa terlibat tawuran antar pelajar.
Keterlibatan siswa tersebut pada umumnya dilakukan atas dasar
rasa setia kawan atau merasa takut dikucilkan dari kelompoknya.
2) Sugesti negatif (negative suggestion)
Sugesti negatif (negative suggestion) adalah sugesti yang ditujukan
untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan terhadap
pihak lain. Contohnya seorang preman mengancam pedagang agar
memberi setoran harian padanya.
3) Sugesti prestise (prestige suggestion)
Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang muncul
sebagai akibat dari adanya prestise orang yang memberikan
pengaruh. Contohnya tokoh masyarakat yang dihormati

34
menganjurkan agar semua warganya untuk menjalankan protokol
kesehatan selama pandemi. Anjuran tersebut akan dilaksanakan
tanpa didahului dengan proses berpikir.

Materi Pertemuan 12
Dari pemateri: Puri, Rula, Isyri
Perhatian dan Kelelahan
Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya
aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam
maupun di luar dirinya.
Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap
pengamatan, pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan
yang lain dari pada itu. Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa
terhadap sesuatu objek yang direaksi suatu waktu. Terang tidaknya
kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya
kesadaran kita meningkat (menjadi terang), ada kalanya menurun
( menjadi samar- samar).
Syarat- Syarat Agar Perhatian Mendapat Manfaat Sebanyak-
Banyaknya.
1) Inhibisi ( Pembatasan Lapangan Kesadaran )
Yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak
diperlukan, atau menghalang- halangi masuk ke dalam lingkungan
kesadaran. Misalnya: kita sedang bergiat bersiap diri untuk
menempuh ujian. Supaya perhatian kita tetap terarah pada tugas
ujian, maka hendaknnya ada inhibisi, artinya segala apa yang
mungkin mengganggu harus dicegah jangan sampai masuk
kedalam pikiran kita. Ajakan yang tidak berguna perlu
dikesampingkan. Apersepsi
2) Adaptasi ( Penyusaian diri )
Peristiwa penyesuaian diri desebut adaptasi. Misalnya:
dalam gejala perhatiaan, organ-organ kita baik jasmani maupun
rohani yang diperlukan untuk menerima objek harus bekerja

35
dengan sungguh-sungguh. Dalam memperhatikan sesuatu, organ-
organ kita menjadi giat menyesuaikan diri antara subjek dan objek.
Kalau ketiga syarat tersebut ( inhibisi, appersepsi, dan
adaptasi ) dapat dipenuhi, maka cukuplah perhatian seseorang
terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan dapat
berjalan tanpa gangguaan.
Macam -Macam Perhatian :
1) Perhatian spontan dan disengaja
Perhatian spontan, disebut juga pula perhatian asli atau
perhatian langsung, ialah perhatian yang timbul dengan
sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak
didorong oleh kemauan. Perhatian disengaja yakni
perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena
adanya tujuan tertentu.
2) Perhatian statis dan dinamis
Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap
sesuatu. Ada orang yang dapat mencurahkan
perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang
kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka
dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan
sesuatu dengan perhatian yang kuat.
Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah
berubah-rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari
objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian kita
terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu
diberi perangsang baru.
3) Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni
perhatian yang hanya ditujukan kepada suatu objek
( masalah) tertentu. Perhatian distributif (perhatian
terbagi-bagi). Dengan sifat distributif ini orang dapat

36
membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan
sekali jalan/ dalam waktu yang bersamaan.
4) Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit: Orang yang mempunyai perhatian
sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya
kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada
dalam lingkungan ramai. Dan lagi orang semacam itu
juga tidak mudah memindahkan perhatiannya keobjek
lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan
sekelilingnya.
Perhatian fluktuatif (bergelombang). Pada
umumnya dapat memperhatikan bermacam- macam hal
sekaligus, tetapi tidak seksama. Yang melekat hanya hal
yang dirasa penting.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhatian
1) Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan
objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan
timbul perhatian terhadap objek tertentu.
2) Latihan dan kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang
sesuatu bidang, tetapi karena hasil dari pada latihan/
kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya
perhatian terhadap bidang tersebut.
3) Kebutuhan
Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan
timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan
merupakan dorongan, sedangjkan dorongan itu
mempunyai tujuaan yang harus dicurahkan kepadanya.
Demi tercapainya sesuatu tujuaan, disamping perhatiaan
juga perasaan dan kemauan memberi dorongan yang
tidak sedikit pengaruhnya.

37
4) Kewajiban
Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang
harus dipenuhi, entah kewajiban itu cocok atau tidak,
menyenangkan atau tidak. Maka demi terlaksananya
suatu tugas, apa yang menjadi kewajibannya akan
dijalankan dengan penuh perhatiaan.

Materi Pertemuan 13
Dari pemateri: Salwa. Dede Siti, Milah, Qorni
Kepribadian
Secara umum, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa
dan logos yang berarti ilmu. Dari kedua kata ini bisa disimpulkan bahwa
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan, terutama secara
khusus tentang perilaku manusia.
Nah, sebagaimana diketahui, psikologi merupakan keilmuan yang
cukup luas. Jika Kamu bertanya mengenai apa saja yang dipelajari dalam
ilmu ini, maka jawabannya sangat banyak dan juga luas.
Oleh karena itu, dalam perkembangannya muncul beberapa disiplin
ilmu terapan dari psikologi ini. Selain psikologi kepribadian, ada beberapa
cabang lain yang muncul, yaitu:
 Psikologi forensik
 Psikologi kriminal
 Psikologi sosial
 Psikologi spiritual
 Parapsikologi, dan lainnya.
Dalam praktiknya, ada beberapa objek kajian psikologi kepribadian yang
dikembangkan. Adapun beberapa objek kajian tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Karakter

Karakter adalah objek kajian yang pertama. Ia adalah sifat batin


yang akan mempengaruhi perilaku, pikiran dan juga budi pekerti
dari manusia.

38
2) Trait

Trait merupakan elemen dasar dari kepribadian. Objek ini memiliki


peran vital untuk meramalkan tingkah laku dari manusia.
3) Kebiasaan

Kebiasaan merupakan hal yang berulang kali dilakukan oleh


manusia dalam menanggapi kondisi yang sama. Apa yang menjadi
kebiasaan bisa menjadi salah satu tolak ukur dari kepribadian
seseorang tersebut

Jenis Psikologi Kepribadian


Dalam perkembangannya, ada beberapa jenis psikologi kepribadian
yang muncul di kalangan masyarakat. Jenis dari psikologi kepribadian
tersebut dibedakan berdasarkan metode yang digunakan, komponen
kepribadian yang digunakan dan pendekatan yang digunakan.

Adapun beberapa pembagian jenis psikologi kepribadian tersebut


adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan Metode yang Digunakan
 Teori disusun atas pemikiran spekulatif
 Teori disusun atas data dari hasil penyelidikan empiris.
2) Berdasarkan Komponen Kepribadian yang Digunakan
 Teori konstitusional
 Teori temperamen
 Teori ketidaksadaran
 Teori faktor
 Teori kebudayaan.
3) Berdasarkan Pendekatan
 Teori pendekatan tipologi
 Teori pendekatan sifat.

39
Materi Pertemuan 14
Dari pemateri: Ade Taufik, Wahidatul, Ghias
Fungsi Psikolog dalam Pendidikan

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai


perilaku manusia. Bagaimana manusia belajar, bagaimana manusia
berinteraksi dan segalanya tetang perilaku manusia beserta segala
aktivitasnya.
Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan
berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat
anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.
Psikologi pendidikan memiliki berbagai macam arti menurut para
ahli. Seperti pendapat Muhibin Syah (2002), dimana psikologi pendidikan
diartikan sebagai suatu displin ilmu yang menyelidiki masalah terkait
psikologi di dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia
amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan –
penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan
keefisien di dalam pendidikan.
Peran psikologi pendidikan 
Perkembangan tekonologi dan ilmu pengetahuan yang tidak lagi
dapat dibendung juga berakibat pada perubahan perilaku seseorang. Tidak
hanya itu, dalam dunia pendidikan juga mendapat imbas dari
perkembangan ini, salah satunya yaitu kurikulum yang sering diubah guna
menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan perkembangan global.
Jika dahulu kita belajar cukup hanya dengan mendengarkan guru
berceramah, kini kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya dengan
ceramah. Dibutuhkan berbagai macam teknologi guna membangun
kegiatan belajar yang berkualitas dan hasil belajar yang maksimal.

40

Anda mungkin juga menyukai