Jiwa/Psikis Manusia
Psyche atau jiwa sulit didefinisikan karena bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya,
tetapi keberadaannya tidak dapat dimungkiri, saat ini istilah jiwa jarang dipakai
dan diganti dengan istilah “psikis”.
1. Psikologi Perkembangan yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua
2. Psikologi Sosial, yaitu yaitu psikologi yang khusus membicarakan tingkah laku atau aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi social
3. Psikologi pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan atau aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya cara
menarik perhatian siswa sehingga ia dapat dengan mudah menerima dan memahami pelajaran, mempelajari cara belajar, dan sebagainya
Ruang Lingkup Psikologi
4. Psikologi kepribadian, yaitu psikologi kepribadian dan tipologi psikologi yang khusus menguraikan struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian
manusia
5. Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal atau abnormal
6. Psikologi kriminal, yaitu psikologi yang khusus berkaitan dengan halhal yang berkaitan dengan kejahatan atau kriminalitas
7. Psikologi perusahaan, yaitu psikologi yang khusus berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.
B. Psikologi Khusus adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari
aktivitas psikis manusia
C. Psikologi Praktis sering disebut psikologi terapan, yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam bidang kehidupan tertentu.
Tujuan Psikologi praktis adalah menemukan prinsip-prinsip psikologi untuk keperluan pemecahan masalah-masalah kehidupan atau tingkah laku individu.
Batasan Pengertian
Psikologi Hukum
2. Pendekatan psikologi
Brian L. Cutler membaginya menjadi:
a. Psikologi perkembangan seperti pengaturan hak asuh anak yang mendukung perkembangan
kesehatan anak karena akibat perceraian.
b. Psikologi social seperti polisi menggunakan prinsip koersi dan persuasi dalam menginterogasi
pelaku tindak kejahatan.
c. Psikologi klinis, cara memutuskan seorang yang menderita gangguan jiw cukup kompeten dalam
menghadapi proses persidangan, apakah kelak penderita ganggugan jiwa akan berbahaya
d. Psikologi kognitif, membahas seberapa akuratkan kesaksian para saksi mata, dll
Ruang lingkup psikologi hukum Substansi psikologi dalam sistem hukum
Secara
pertama
kedua
etimogolis
Crime berarti Logos berarti ilmu Kriminologi
kejahatan berarti ilmu yang
menelaah masalah
kejahatan
Kriminalitas menurut bahasa kejahatan (pelanggaran yang dapat dihukum), yaitu perkara kejahatan yang
dapat dihukum menurut undang-undang
Kriminalitas menurut istilah adalah kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum
yang berlaku dalam suatu Negara)
Secara sosiologis
kejahatan dibagi menjadi 2
Kejahatan yaitu perbuatan yang merugikan
unsur seecara ekonomis dan merugikan secara
psikologis
Sigmund Freud
• Psikologi kriminal dengan menggunakan teori psikoanalisa menghubungkan antara delinquent (kejahatan) dan
perilaku kriminal dengan suatu conscience (hati nurani) yang baik dia begitu menguasai sehingga menimbulkan
perasaan bersalah atau ia begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan–dorongan individu.
W.A Bonger
• Dalam arti sempit meliputi pelajaran jiwa si penjahat secara perorangan
• Dalam arti luas, meliputi arti sempit serta jiwa penjahat penggolongan, terlibatnya seseorang atau golongan baik
langsung maupun tidak langsung serta akibat–akibatnya
Lundin, R.W
• Theories and system of criminal psycology, yaitu melihat pada proses bawah sadar dari jiwa individu terhadap adanya
probablitas individu melakukan kejahatan.
Teori yang relevan untuk melakukan pengkajian menurut Koesnoen
BODY TYPES THEORIES (TEORI CULTURAL DEVIANCE THEORIES TEORI LABELING (TEORI TEORI PILIHAN RASIONAL
TIPE FISIK) (TEORI PENYIMPANGAN BUDAYA) PEMBERIAN CAP / LABEL) berati pertimbangan–pertimbangan
bahwa penjahat itu dilihat melalui berkaitan dengan diintegrasi nilai–nilai kejahatan tidaklah sepenuhnya hasil yang rasioanal dalam menentukan
keadaan fisik, baik fisik yang terlihat konvensional yang disebabkan oleh dari kekurangmampuan seseorang pilihan perilaku yang kriminil atau
maupun fisik yang termasuk kedalam industialisasi yang cepat, peningkatan untuk menyesuaikan dengan non kriminil dengan kesadaran
gen imigrasi dan urbanisasi. kelompoknya, akan tetapi dalam bahwa ada ancaman pidana
kenyataanny ia dipaksa untuk apabila perbuatannya yang kriminil
menyesuaikan bahwa kejahatan diketahui dan dirinya diproses
merupakan hasil dari konflik antara melalui peradilan pidana. Dengan
kelompok dengan masyarakatnya demikian maka semua perilaku
kriminil adalah keputusan–
keputusan rasional
Deutsch Krauss tentang level of aspiration bahwa keinginan seseorang Perilaku yang tidak terencana dapat dijelaaskan dengan persamaan yang
melakukan tindakan ditentukan oleh tingkat kesulitan dalam mencapai tujuan diusulkan oleh kelompok Gestalt tentang Life Space yang dirumuskan
dan probabilitas pelaku dan dirumuskan sebagai berikut sebaagai berikut
3
Definisi Psikologi Forensik
• Psikologi forensik adalah bidang psikologi yang
berkaitan dan/atau diaplikasikan dalam bidang
hukum, khususnya peradilan pidana ( Kode Etik
Psikologi, Bab X, Ps. 56 ayat 1)
• Psikologi Forensik sangat terkait dengan sistem
hukum di suatu negara
Penerapan psi.dalam bidang hukum meliputi 3 ranah
(Bartol & Bartol, 1994 & Blackburn,1997) :
• Psychology in Law (Hukum lebih memiliki inisiatif
dibanding psikologi) – dilakukan oleh profesi psikologi
• Psychology and law (Psikologi dipandang sebagai disiplin
yang mengevaluasi dan menganalisis berbagai komponen
hukum dari perspektif psikologi) – dilakukan oleh ilmuwan
psikologi
• Psychology of law (psikologi berusaha menjelaskan
mengapa hukum dapat sebagai penentu perilaku) –
dilakukan oleh ilmuwan psikologi
Psy in Law
• Banyak terkait dengan profesi psikologi dalam
membantu proses hukum
• Profesi psikologi dapat psikolog maupun
asisten psikolog yang bekerja sesuai dengan
kewenangannya
Psy & Law + Psy of Law
• Dalam penerapannya banyak bekerja sebagai
ilmuwan Psikologi
• Melakukan kajian terhadap masalah hukum
• Melakukan penelitian terhadap masalah
diarea hukum
• Bartol & Bartol (dalam Wrightsman, 2001; Weiner & Hess, 2006)
Individu yang berkecimpung dalam psikologi forensik dibedakan :
• Sebagai profesi – psikolog membantu menyelesaikan
permasalahan hukum dengan menggunakan kemampuannya
sebagai psikolog profesional
• Sebagai ilmuwan – Ilmuwan Psikologi melakukan kajian/penelitian
terkait dengan permasalahan hukum yang muncul
• Hal ini sesuai dengan Kode etik Psikologi Bab X, pasal 56, ayat 2
Ilmuwan Psikologi
Hukum
• Penelitian dalam bidang psikologi hukum di luar negeri sudah sangat banyak
dilakukan.
• Psychology and criminology, psychology of court room, investigative
psychology , correctional psychology, dll untuk bidang risetnya.
• Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menjalankan tugas psikologi
forensik wajib memiliki kompetensi sesuai dengan tanggung jawab yang
dijalaninya, memahami hukum di Indonesia dan implikasinya terhadap
peran tanggung jawab, wewenang dan hak mereka (Kode etik Psikologi
Indonesia, Bab X, Pasal 56 ayat 3)
Untuk dapat menjalin kerja sama antara psikologi
dan hukum diperlukan :
PUBLIK PERDATA
1. Tujuannya untuk 1. Tujuannya melindungi
melindungi kepentingan individu
kepentingan
masyarakat 2. Keduabelah pihak biasanya
perorangan (walau ada juga
2. Salah satu pihaknya juga yang melibatkan
adalah penguasa penguasa)
3. Bersifat memaksa
3. Bersifat melengkapi
PSIKOLOG DAPAT MENJADI AHLI DI
PERADILAN PERDATA
Atas Permintaan :
1. Pihak Yang bersengketa/ Pengacara
2. Lembaga yang terkait (Misal DINSOS, LPSK)
3. Pengadilan
Salah satu Hukum Publik adalah hukum
Pidana
1
HUKUM PIDANA
Hukum Pidana Materiil – memuat perbuatan- perbuatan
melanggar hukum yang disebut delik dan diancam dengan
sanksi. Hukum pidana di Indonesia sebagian aturannya telah
dikodifikasikan dalam KUHP.
Sidang (PN)
Dakwaan & tuntutan
JPU
banding
kasasi
Putusan tk III (MA)
21
Peta Kompetensi Psikologi Forensik
Dalam Sistem Hukum Pidana