Anda di halaman 1dari 6

Nama : Noviana Denianti

Prodi : Pendidikan Agama Islam


Pertemuan Ke : 2
Tanggal : 13 September 2021
Materi : a. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar.

b. Struktur Hadits, Sanad, Matan, dan Mukharrid

Hadits dan Unsur-unsurnya

A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar


1. Pengertian Hadits
a. Kata hadits mengandung pengertian cerita atau percakapan
b. Menurut Shubhi as-shalih, kata hadits merupakan bentuk isim dari tahdits, yang
mengandung arti memberi tahukan atau mengabarkan.
c. Kata hadis secara etimologi (bahasa) berarti al-jadid (baru, antonim kata qadim),
al-khabar yang berarti berita dan al-Qarib (dekat).
Sedangkan secara terminologi hadis adalah segala ucapan, perbuatan, ketetapan
dan karakter Muhammad Saw setelah beliau diangkat menjadi Nabi.
(widanesia.blogspot.com)
d. Dari sisi bahasa, kata hadits memiliki beberapa arti, diantaranya adalah:
1. Al-jadid (ُ‫)اَ ْل َج ِد ْيد‬, artinya "yang baru", lawan kata al-qadim ( ‫)اَ ْلقَ ِد ْي ُم‬, artinya "yang
lama", dalam arti ini menunjukkan adanya "waktu dekat dan singkat"
2. Ath-thariqah (ُ‫ )اَلطَّ ِر ْيقَة‬artinya "jalan", yaitu ُ‫( اَلطَّ ِر ْيقَةُاَ ْل َم ْسلُوْ َکة‬jalan yang ditempuh).
3. Al-khabar (‫ )اَ ْل َخبَ ُر‬artinya"berita"
4. As-sunnah (ُ‫ )اَل ُّسنَة‬artinya"perjalanan" yang memiliki kesamaan arti dengan kata
as-sirah (ُ‫)اَل ِّسي َْرة‬.
Adapun menurut istilah, para ahli memberikan definisi berbeda, sesuai dengan
latar belakang disiplin keilmuan masing-masing. Sebagaimana perbedaan antara
ahli Ushul dan ahli hadits, yaitu :
a). Menurut ahli hadits:
ُ‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َواَ ْف َعا لُه‬
َ ‫اَ ْق َوااُل لنَّبِ ُّي‬
Artinya :"Segala perkataan Nabi Saw., perbuatan dan hal ihwalnya"
‫هّٰللا‬
ِ ْ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَوْ الًاوْ فِ ْعالًاَوْ تَ ْق ِر ْيرًااَو‬
ً‫صفَة‬ ِ ُ‫َماا‬
َ ‫ض ْيفَ اِلَى النَّبِ ُّي‬
Artinya : "Sesuatu yang disandarkan kepada nabi Saw. Baik berupa perkataan,
perbuatan, ketetapan (taqrir) maupun sifat beliau."
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa hadits meliputi biografi Nabi
Saw., sifat-sifat yang melekat padanya, baik berupa fisik (misalnya masalah
tubuh, rambut, dan sebagainya) maupun hal-hal yang berkaitan dengan
masalah psikis dan akhlak kesehariannya, sebelum atau sesudah diangkat
menjadi rasul.
b). Menurut ahli Ushul :
ُ ‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َواَ ْف َعا لُهُ َوتَ ْق ِر ْي َراتُهُ اَلَّتِى تُثَب‬
‫ِّت االَحْ كا َ َم َوتُقَرِّ ُره‍َا‬ َ ‫اَ ْق َوا ُل النَّبِ ُّي‬
Artinya:"Semua perkataan Nabi Saw., perbuatan dan taqrirnya yang berkaitan
dengan hukum-hukum Syara' dan ketetapannya."
Dari dua definisi diatas dapat dipahami bahwa hadits adalah segala sesuatu
yang bersumber dari nabi Saw., baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan.
Akan tetapi, keduanya menampakkan perbedaan mendasar dalam membatasi
pengertian hadits Nabi. Jika ahli hadits memandang hadits sebagai sesuatu
yang keluar dari manusia sempurna bernama Muhammad, hingga setiap yang
melekat padanya, sekalipun berbentuk kebiasaan yang bersifat kemanusiaan,
adalah hadits. (Ilmu Memahami Hadits Nabi : KH.M.Ma’shum Zein, MA)
2. Pengertian Sunnah
As-sunnah adalah kata tunggal. Jamaknya adalah as-sunan ( ‫)ال ُّسن َْن‬, artinya :"jalan yang
dilalui, terpuji atau tidak", atau berarti"perjalanan" Sebagaimana firman Allah dan
sabda Rasul-Nya :
a). Al-Qur'an
ً‫ك ِم ْن َر ُسلِنَا َوالَت َِج ُدلِ ُس َٕنّتِنَاتَحْ ِو ْيال‬ َ َ‫ُسنَّةُ َم ْن قَ ْداَرْ َس ْلنَاقَ ْبل‬
Artinya :"(kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketepatan terhadap rasul-
rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu temukan perubahan
bagi ketetapan kami tersebut.") (Al-isra:77)
... َ‫اربَّه‍ُ ْم اِالَّاَ ْن تَاْتِيَه‍ُ ْم ُسنَّةُاالَ َّولِ ْين‬
َ ْ‫َويَ ْستَ ْغفِرُو‬
Artinya:"Dan memohon ampun kepada Tuhannya kecuali (keinginan menanti)
datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat terdahulu." (Alkahfi:56)
b). Al-hadits yaitu :
‫َم ْن َس َّن ُسنَّةً َح َسنَةًفَلَهُ اَجْ ُر ه‍َا َواَجْ ُر َم ْن َع ِم َل بِه‍َااِلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن َس َّن ُسنَّةًفَ َعلَ ْي ِه ِو ْز ُره‍َا َو ِو ْز ُر َم ْن َع ِم َل بِه‍َااِلَى يَوْ ِم‬
)‫ق َعلَ ْي ِه‬ ٌ َ‫ ( ُمتَّف‬.‫ْالقِيَا َم ِة‬
Artinya:"Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan yang baik maka baginya
mendapatkan pahala atas perbuatan itu dan pahala orang-orang yang mengerjakannya
sampai pada hari kiamat. Siapa yang mengerjakan perbuatan jahat maka baginya
mendapatkan dosa atas perbuatannya dan ikut juga menanggung dosa orang-orang
yang mengikutinya sampai pada hari kiamat."

Para ahli berbeda-beda dalam memberikan definisi Sunnah menurut istilah. Hal ini
lebih di sebabkan perbedaan latar belakang, persepsi dan sudut pandang mereka
terhadap diri Rasulullah Saw., yaitu :
1. Ahli hadits
‫هّٰللا‬
‫ َس َوا ٌء َكانَ قَ ْب َل ْالبِ ْعثَ ِةاَوبَ ْع َده‍َا‬،‫وصفَ ٍةخَ ْلقِيَّ ٍةاَو ِس ْي َر ٍة‬
ِ َ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْن قَوْ ٍل اوفِ ْع ٍل اَوتَ ْق ِري ٍْرا‬ َ ‫َماأُثِ َر َع ِن النَّبِ ِّي‬
Artinya:"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Saw., baik berupa perkataan,
pekataan, ketetapan (taqrir), perangai, budi pekerti, maupun perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat sebagai Rasul maupun sesudahnya."

Dari definisi tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa para ahli hadits membawa
masuk semua bentuk kebiasaan Nabi Saw. (baik yang melahirkan hukum Syara'
maupun tidak) ke dalam pengertian Sunnah. Dan dengan sendirinya, mereka pun
memakai Sunnah sama dengan hadits.
2. Ahli Ushul
‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َغ ْي َرالقُرٓانَ ْال َک ِر ِيم ِم ْن قَوْ ٍل اَوتَ ْق ِري ٍْر ِم َّما يَصْ لُ ُح اَ ْن يَ ُکوْ نَ َدلِ ْيالً لِ ُح ْک ٍم‬
َ ‫ص َد َر َع ِن النَّبِ ِّي‬
َ ‫ُکلُّ َما‬
‫شَرْ ِع ٍّي‬
Artinya :"segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Saw., selain Al Qur'an Al Karim,
baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapan (taqrir)-nya yang memang layak
untuk dijadikan sebagai dalil bagi hukum Syara'."

Dari definisi tersebut, Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi Saw., tetapi hanya yang berhubungan dengan hukum Syara', baik berupa
perkataan, perbuatan maupun ketetapannya. Sedangkan semua yang melekat pada
Nabi, tapi tidak berhubungan dengan hukum Syara' serta terjadi sebelum ia diangkat
sebagai Rasul, tidak masuk dalam kategori pengertian sunnah. (Ilmu Memahami
Hadits Nabi : KH.M.Ma’shum Zein, MA)
a. Sunnah secara etimologi adalah perbuatan atau perjalanan yang pernah dilalui baik yang
tercela maupun yang terpuji. Sedangkan secara terminologi sunnah mempunyai
pengertian yang berbeda-beda, karena ulama memberikan pengertian sesuai dengan
disiplin ilmu masing-masing.
b. Sunnah (‫ )السنة‬secara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba’ah (‫ )السيرة المتبعة‬yang
berarti jalan yang diikuti. Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti dinamakan
sunnah, baik itu jalan yang baik maupun jalan yang buruk.

Adapun sunnah menurut istilah para ahli hadits adalah : Segala sesuatu yang
dinukil dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam baik itu ucapan, perbuatan,
persetujuan, sifat fisik, kepribadian, maupun perjalanan hidup, baik itu sebelum
diutus maupun sesudah diutus. (nasehat quran.com)
3. Pengertian Khabar
Al-khabar (‫)اَ ْلخَ بَ ُر‬, dalam bahasa artinya "warta atau "berita". Maksudnya, "sesuatu
yang diberitakan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain (‫ث بِ ِه َويَ ْنتَقِ ُل‬ ُ ‫") َمايَت ََح َّد‬
sehingga Al-khabar yang diambil dari kata dasar "al-ikhbar( ‫ " )ا ِالخبَا ُر‬ini berasal. ْ َ
Sehingga makna yang timbul jika kata itu dihubungkan dengan istilah "haddatsana
ٍ ‫")ح َدثَنَابِ َح ِد ْي‬
bihaditsin (‫ث‬ َ adalah makna "ahkbarana bihaditsin ( ‫ث‬ ٍ ‫ )اَ ْخبَ َرنَابِ َح ِد ْي‬artinya, dia
mengkhabarkan suatu berita kepada kami).
Sebagaimana firman dan sabda Nabi Saw. sbb :
َ‫صا ِدقِ ْين‬ ٍ ‫فَ ْلئَْاتُوابِ َح ِد ْي‬
َ ‫ث ِم ْثلِ ِه اِ ْن ُک ْنتُ ْم‬
Artinya :"Maka hendaklah mereka mendatangkan berita yang sepertinya, jika
kamu sekalian orang-orang yang benar."

Adapun secara terminologi, para ahli memberikan definisi berbeda, sesuai dengan
latar belakang dan disiplin keilmuan mereka masing-masing, diantaranya adalah :
a). Sebagian ulama mengatakan, Khabar ialah sesuatu yang datang dari selain Nabi
Saw., sedangkan yang selain dari Nabi Saw. disebut hadist
b). Sebagian yang lain mengatakan, hadits lebih luas daripada Khabar sebab setiap
hadits bisa dikatakan khabar, tapi tidak setiap Khabar dapat disebut hadits.
c). Ahli hadits mendefinisikan khabar sama dengan hadits, yaitu" Segala sesuatu
yang datang dari Nabi Saw., sahabat dan tabi'in, baik perkataan, perbuatan maupun
ketetapannya."
Sunnah secara
Dari definisi ini, at-tarmizi berpendapat bahwa klarifikasi hadits marfu', mauquf
dan maqthu' merupakan penggolongan hadits dilihat dari sumber beritanya sehingga
dapat dibedakan antara hadits yang bersumber dari Nabi dan yang hanya dari
sahabat dan tabi'in. Sekalipun demikian, pengklasifikasian ini dapat juga dilihat dari
sisi lain, seperti dari sisi kualitas nya, yaitu hadits shahih, hadits Hasan dan hadits
dha'if. Dari sisi jumlah periwayatan nya, ada hadits mutawatir dan hadits Ahad.
Pengertian khabar dan atsar menurut ulama hadis adalah sama dengan hadis.
Namun sebagian ulama berpendapat bahwasannya sesuatu yang berasal dari Nabi
adalah hadis. Sedangkan yang berasal dari selain Nabi disebut khabar. Para fuqaha
Khurasan menyebut hadis mawquf dengan khabar dan hadis maqthu‘ dengan atsar.
(Ilmu Memahami Hadits Nabi : KH.M.Ma’shum Zein, MA)
4. Pengertian Atsar
Al-Atsar dalam bahasa artinya adalah "sisa ( ‫" )بَقِيَّةُال َّش ْي ِء‬, sedangkan menurut istilah,
ada beberapa pengertian yang sudah di kemukakan para ahli dari berbagai disiplin
keilmuan, diantara adalah :
a). Jumhur ulama berpendapat, atsar sama dengan Khabar, yaitu sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Saw., sahabat dan tabi'in.
b). Menurut ulama lain, seperti'ulama Khurasan, atsar terbatas untuk hadits mauquf
sedangkan khabar untuk hadits marfu'
c). Ahli hadits lain mengatakan, Khabar berasal dari Nabi, sedangkan atsar adalah
sesuatu yang disandarkan hanya kepada sahabat dan tabi'in, baik perbuatan maupun
perkataan.

Dari definisi tersebut, Al-Qasimi berpendapat bahwa atsar ialah :


‫َْض‬ ْ ِ‫ص َحابَ ِة َويَجُو ُزا‬
ًَ˜ً ‫طالَقُهُ َعلَى َکالَ ِم النَّبِ ِّي اَي‬ َّ ‫ي ع َْن ال‬
َ ‫َمار ُِو‬
Artinya:"segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat, dan boleh juga disandarkan
kepada perkataan Nabi Saw.
(Ilmu Memahami Hadits Nabi : KH.M.Ma’shum Zein, MA)
a. Secara etimologi atsar berarti bekas atau sisa. Sedangkan secara terminologi ada 2
pendapat; (1). Atsar sinonim dengan hadis (2). Atsar adalah perkataan, tindakan,
dan ketetapan sahabat. Pendapat yang kedua ini mungkin berdasarkan arti
etimologisnya. Dengan penjelasan, perkataan sahabat merupakan sisa dari sabda
Nabi. Oleh karena itu, perkataan sahabat disebut dengan atsar merupakan hal yang
wajar. (widanesia.blogspot.com)
b. Atsar (‫ )األثر‬secara bahasa berarti Baqiyyatu Asy-Syaii’ (‫ )بقية الشيء‬yang berarti sisa
dari sesuatu, atau jejak. Adapun secara istilah, atsar adalah :
‫ص َحابِي أَوْ التَّابِ ِعي‬ ِ ُ‫َما أ‬
َّ ‫ضيْفُ إِلَى ال‬
Segala sesuatu yang disandarkan pada sahabat atau tabi’in.

B. Struktur Hadits, Sanad, Matan, dan Mukharrid


1. Sanad
Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran,
dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian
sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya
ialah:
- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis:

‫ْق ْال َمتَ ِن‬


ِ ‫ا ِال ْخبَا ُر ع َْن طَ ِري‬
“Berita tentang jalan matan”
- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah :
‫لى ْال َم ْت ِن‬ ِ ْ‫ال ْال ُمو‬
َ ِ‫صلَ ِة ا‬ ِ ‫ِس ْل ِسلَةُ ال ِّر َج‬
“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”
Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang
shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang
cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri,
dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat
kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai
shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik
atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad
tidak bertemu langsung (muttashil), maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa
dijadikan hujjah.
Contoh Sanad
‫ سمعت رسول‬: ‫حدثنا عبد هللا بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال‬
)‫(رواه البخاري‬ .‫هللا صلى هللا عليه قرأ فى المغرب الطور‬
Artinya:“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan
kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari
ayahnya berkata: “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada
salat maghrib.” (HR. Al-Bukhori)

Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah
haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz ‘An biihi qaala, yang
menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan
dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .
2. Matan
Kata matan menurut bahasa berarti ‫ ما ارتفع وص˜˜لب من االرض‬yang berarti tanah yang
tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan,
kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat
yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya:
- Menurut Muhammad At Tahhan
‫ما ينتهى اليه السند من الكالم‬
“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”
- Menurut Ath Thibbi
‫الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني‬
“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”

Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa
perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam
sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari
Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang
lainnya,
Contoh matan
‫ (رواه‬.‫ من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬, ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أم المؤمنين عا ئشة رضى هللا عنها قالت‬
)‫متفق عليه‬
“warta dari Ummu Al Mukminin, ‘Aisyah ra., ujarnya: ‘Rasulullah SAW telah
bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam
urusan (agamaku), maka ia tertolak’. ” (Hr. Bukhori dan Muslim)
Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang
dimulai dengan ‫ من أحدث‬hingga lafadz ‫ فه˜و رد‬atau dengan kata lain yang dimaksud
dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz
‫من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬
“barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan
(agamaku), maka ia tertolak’.”
3. Mukharrij
Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau
istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan
menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan,
menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan
diterimanya dari seseorang (gurunya) . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada
bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal
mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim,
ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya.
Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut
disebutkan nama Al-Bukhari (‫ )رواه البخ˜˜اري‬yang menunjukkan bahwa beliaulah yang
telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-
Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis
tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim.

Anda mungkin juga menyukai