Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Rivaldi Pane

Nim : 0501191004

Matakuliah : Metodeologi Studi Islam

STUDI HADIST

Para ulama sepakat bahwa hadis merupakan sumber hukum yang kedua dalam ajaran Islam. Di
antara dalil tentang kehujahan hadis dalam Islam adalah firman Allah Swt surat an-Nisa ayat 59,

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Adapun kehujahan hadis sebagai sumber hukum dalam Islam yang bersumber dari hadis Nabi
Saw adalah hadis Mu’adz yang populer ketika Nabi Saw mengutusnya berdakwah ke daerah Yaman,

َ‫ف‬7‫ « َك ْي‬:‫ا َل‬7َ‫ا ًذا ِإلَى ْاليَ َم ِن ق‬7‫ث ُم َع‬ َ ‫لَّ َم لَ َّما َأ َرا َد َأ ْن يَ ْب َع‬7‫ ِه َو َس‬7ْ‫لَّى هللاُ َعلَي‬7‫ص‬
َ ِ ‫و َل هَّللا‬7‫ َأ َّن َر ُس‬،‫ ٍل‬7َ‫ب ُم َعا ِذ ب ِْن َجب‬
ِ ‫ ِم ْن َأصْ َحا‬،‫ص‬ ٍ ‫ع َْن ُأنَا‬
ٍ ‫س ِم ْن َأ ْه ِل ِح ْم‬
َ 7َ‫ ق‬،‫لَّ َم‬7‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬
:‫ال‬7 َ ِ ‫ فَبِ ُسنَّ ِة َرسُو ِل هَّللا‬:‫ قَا َل‬،»‫ب هَّللا ِ؟‬ َ َ‫ ق‬،ِ ‫ب هَّللا‬
ِ ‫ «فَِإ ْن لَ ْم تَ ِج ْد فِي ِكتَا‬:‫ال‬ ِ ‫ضي بِ ِكتَا‬ ِ ‫ َأ ْق‬:‫ قَا َل‬7،»‫ضاءٌ؟‬ َ َ‫ض ل‬
َ َ‫ك ق‬ َ ‫ضي ِإ َذا ع ََر‬ ِ ‫تَ ْق‬
‫ َأجْ تَ ِه ُد َرْأيِي‬:‫ب هَّللا ِ؟» قَا َل‬
ِ ‫ َواَل فِي ِكتَا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫«فَِإ ْن لَ ْم تَ ِج ْد فِي ُسنَّ ِة َرسُو ِل هَّللا‬

Mengenai fungsi hadis terhadap al-Qur’an, secara umum hadis merupakan penjelas terhadap ayat-
ayat al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt surat an-Nahl ayat 44,

َ‫اس َما نُ ِّز َل ِإلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ‫َوَأ ْن َز ْلنَا ِإلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬
Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”

Adapun secara terperinci, fungsi hadis adalah sebagai berikut:

Penjelas ayat al-Qur’an yang masih global

Contohnya adalah penjelasan Nabi Saw mengenai tatacara atau gerakan shalat, karena dalam ayat
al-Qur’an tidak dijelaskan bagaimana tatacara shalat yang benar. Di dalam al-Qur’an hanya ada perintah
untuk mengerjakan shalat.

Penjelas ayat al-Qur’an yang maknanya masih samar

Contohnya adalah kesamaran makna yang dialami oleh shahabat ‘Ady bin Hatim ketika turun
firman Allah Swt surat al-Baqarah ayat 187,

‫َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َحتَّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْال َخ ْيطُ اَأْل ْبيَضُ ِمنَ ْال َخ ْي ِط اَأْل ْس َو ِد ِمنَ ْالفَجْ ِر‬

Ia kemudian mengambil benang warna putih dan benang warna hitam. Setelah Nabi Saw mengetahui
hal tersebut, beliau lantas tertawa dan berkata, “sesungguhnya yang dimaksud ayat di atas adalah
hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang.”

Pembatas kemutlakan ayat al-Qur’an


Contohnya adalah penjelasan Nabi Saw tentang batasan potong tangan bagi seorang pencuri
dalam surat al-Maidah ayat 38,

ِ ‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا َأ ْي ِديَهُ َما َج َزا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ ع‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬

Bahwa yang dipotong adalah sebatas pergelangan tangan tidak sampai sikut seperti halnya dalam
masalah wudhu. Hal ini karena ketika kata “tangan” diucapkan, terkadang makna yang dimaksud adalah
pergelangan tangan, terkadang juga maknanya adalah sikut.

Pengkhusus keumuman ayat al-Qur’an

Contohnya adalah pengkhususan Nabi Saw mengenai makna zhalim yang terkandung dalam
firman Allah Swt surat al-An’am ayat 83,

َ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم َي ْلبِسُوا ِإي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم ُأولَِئ‬


َ‫ك لَهُ ُم اَأْل ْمنُ َوهُ ْم ُم ْهتَ ُدون‬

Ketika ayat di atas turun, para shahabat merasa berat karena tidak ada satupun dari mereka yang
terbebas dari sifat zhalim. Nabi Saw kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan zhalim dalam
ayat di atas adalah kemusyrikan.

Penguat hukum yang terkandung dalam al-Qur’an


Contohnya adalah sikap Nabi Saw yang menghukum peminum khamar sebagai penguat
keharaman meminum khamar yang terkandung dalam surat al-Maidah ayat 90,

َ‫صابُ َواَأْل ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواَأْل ْن‬

Pengertian Hadis dan Istilah Yang Terkait Dengannya

Pengertian Hadis

Menurut para pakar ilmu hadis, Hadis mempunyai beberapa sinonim yaitu Sunnah, Khabar dan
Atsar. Secara bahasa, hadis adalah berita, pembicaraan dan perkataan. Adapun secara istilah maknanya
adalah sesuatu yang datang dari Nabi Saw baik berupa perkataan, perbuatan atau persetujuan.

Pengertian Sunnah

Secara bahasa, kata sunnah memiliki banyak pengertian. Di antaranya adalah suatu perjalanan
yang diikuti, baik itu perjalanan yang baik ataupun perjalanan yang buruk. Makna lain dari kata sunnah
adalah tradisi yang berkelanjutan.

Adapun sunah menurut istilah, juga terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Menurut
ulama ilmu hadis, sunnah secara istilah adalah segala perkataan Nabi Saw, perbuatan dan segala tingkah
lakunya. Adapun menurut ulama ushul fiqih, sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi
Saw baik berupa segala perbuatan, perkataan dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum syara’.

Menurut ulama fikih, sunnah artinya adalah suatu ketetapan yang datang dari Nabi Saw dan tidak
termasuk kategori fardhu dan wajib, ia adalah sebuah pekerjaan tapi tidak wajib dan tidak disiksa bagi
yang meninggalkannya.

Pengertian Khabar
Menurut bahasa, khabar diartikan berita. Dari sisi istilah, khabar identik dengan hadis, hanya saja
mayoritas ulama melihat hadis lebih khusus yang datang dari Nabi Saw, adapun khabar sesuatu yang
datang dari Nabi Saw dan dari yang lain termasuk berita-berita umat terdahulu, para nabi dan lain-lain.

Pengertian Atsar

Dari segi bahasa, atsar diartikan sebagai peninggalan atau bekas sesuatu, maksudnya peninggalan
atau bekas Nabi karena hadis itu merupakan peninggalan beliau Saw. Sedangkan menurut istilah adalah
khusus untuk apa yang diriwayatkan oleh para shahabat dan tabi’in, baik bersifat perkataan maupun
perbuatan.

Perbedaan Antara Hadis Nabawi Dan Hadis Qudsi

Hadis nabawi adalah apa yang disandarkan kepada Nabi Saw sedangkan hadis qudsi adalah apa
yang disandarkan kepada Allah Swt. Dari definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa Nabi Saw hanya
menceritakan berita yang disandarkan kepada Allah Swt. Perbedaan lain adalah hadis qudsi maknanya
dari Allah Swt yang disampaikan melalui suatu wahyu sedangkan redaksinya dari Nabi Saw. Adapun
hadis nabawi, pemberitaan makna dan redaksinya berdasarkan ijtihad Nabi Saw sendiri. Pemberitaan
dalam hadis qudsi disebut taufiqi, adapun pemberitaan dalam hadis nabawi disebut sebagai tauqifi.

Anda mungkin juga menyukai