Anda di halaman 1dari 33

HADITS SEBAGAI

SUMBER AJARAN
ISLAM
KELOMPOK 4

01 Inggit Utami Puspitasati

02 Mutia Oktaviany
03 Sehan Apriansyah
PENGERTIAN DAN
KEDUDUKAN HADITS
PENGERTIAN HADITS

Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu


yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu
yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada
orang lain.

Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah
SAW, baik itu ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah) , atau perkataan
(Taqririyah)
KEDUDUKAN HADITS
Hadits menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur`an. Hal ini karena,
hadis merupakan mubayyin bagi Al-Qur`an, yang karenanya siapapun
yang tidak bisa memahami Al-Qur`an tanpa dengan memahami dan
menguasai hadits. Al-qur`an merupakan dasar hukum pertama, yang di
dalamnya berisi garis besar syari`at. Dengan demikian, antara Hadits
dengan Al-Qur`an memiliki kaitan erat, yang untuk mengimami dan
mengamalkannya tidak bisa terpisahkan atau berjalan dengan sendiri.
Keabsahan hadits sebagai sumber kedua secara logika
dapat diterima.Di antara ayat-ayat yang menjadi bukti bahwa Hadits
merupakan sumber hukum dalam Islam adalah firman Allah dalam Al-
Qur’an surah An- Nisa’: 80

ْ‫ّللا‬
َ َّ ‫ع‬ َ َ‫ل فَقَدْ أ‬
َْ ‫طا‬ َْ ‫سو‬ َّ ‫( … َمنْ يُ ِط ِْع‬80)
ُ ‫الر‬

“Barangsiapa yang mentaati Rasul, maka sesungguhnya dia telah


mentaati Allah…”
Dalam ayat lain Q.S An-Nisa’ 59, Allah berfirman :

ْ ِ‫سو َلْ َوأُو ِلي اْلَمْ ِْر ِمن ُك ْم فَإ‬


َّ ‫ن تَنَازَ عتُمْ ِفي شَيءْ فَ ُردُّو ُهْ ِإلَى‬
ِْ‫ّللا‬ َّ ‫ّللاْ َوأَ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َ َّ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذِينَْ آَ َمنُوا أَ ِطيعُوا‬
ْ‫سو ِل‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫…و‬
َ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembali kanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya)…”
ILMU HADITS
PENGERTIAN ILMU HADITS

Ilmu Hadits adalah ilmu memfilter mana-mana yang dapat diidentifikasi


sebagai hadits dan mana saja yang bukan. Tak hanya itu, ilmu hadits juga
dapat mengklasifikasi derajat-derajat hadis, yakni sahih, hasan, hingga
dhaif
ISTILAH – ISTILAH DALAM ILMU HADITS
1. Dhabth. Yakni, keteladanan periwayat hadits berdasarkan pada
kekuatan hafalan yang dimilikinya. Seorang yang dhabth memiliki
kesalahan super minim.

2. Adl. Yakni, keteladanan seorang periwayat hadits dinilai berdasarkan


pada ketaatannya dalam beragama.

3. Kadzdzab. Yakni, penilaian yang sangat negatif yang disematkan


kepada seorang periwayat hadits karena sebagaian besar hadis
riwayatnya—jika tidak keseluruhannya—bertentangan dengan realitas
amalan, kehaditsan, dan kesejarahan.
ISTILAH – ISTILAH DALAM ILMU HADITS
4. Mukhalafah. Yakni, metode penyeleksian hadits dengan cara melihat
titik perbedaan dan pertentangan suatu riwayat tertentu dengan
berbagai jalur periwayatan hadits lainnya

5. Marfu. Yakni, hadits yang jalur periwayatannya dan penyandarannya


sampai kepada Rasulullah SAW

6. Shahih li-dzatihi. Yakni, hadits yang dikualifikasi sebagai sahih bukan


karena pertimbangan ragam jalur periwayatannya, melainkan karena
secara intrinsik, hadits ini sudah terkategori sahih berdasarkan
periwayat-periwayat di dalamnya yang bersifat tsiqat.
ISTILAH – ISTILAH DALAM ILMU HADITS

7. Shahih li-ghairihi. Yakni, hadits hasan yang diriwayatkan dengan


berbagai jalur periwayatan sehingga saling menguatkan dan
kemudian menjadi sahih

8. Tadlis. Yakni, keahlian yang dimiliki periwayat hadits yang


menisbahkan sebuah hadits tidak kepada sumbernya langsung

9. Ushul. Yakni, hadits yang diletakkan secara utuh pada awal bab,
kemudian disertakan mutaba’ah-nya dari jalur periwayatan lain
ISTILAH – ISTILAH DALAM ILMU HADITS

10. Ahaduq. Yakni, penilaian posisitif yang biasanya disematkan kepada


para periwayat hadits yang kualitas ke-dhabith-annya kurang, tetapi
memiliki ke-adl-an yang bagus dan hadisnya dapat diterima

11. Matruk. Yakni, hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang tertuduh
melakukan kedustaan.
SANAD
Secara bahasa sanad (‫ )السند‬berarti sandaran. Adapun secara istilah adalah :

‫ل ْالموصلة ِل ْل َمتن‬
ُِ ‫ِس ْل ِسلَةُ الر َجا‬

Rangkaian para periwayat hadits yang menghubungkan sampai kepada


redaksi hadits.

Atau bisa juga didefinisikan :

‫َر َواةُ ْال َح ِديْث ِال ِذيْنَُ نَقَل ْوهُ ِإلَ ْينَا‬

Para periwayat hadits yang menukilkan (menyampaikan) hadits kepada kita.


CONTOH SANAD
ُ‫ُأ َ َّن‬،‫َُّللاُ َع ْنه َما‬
َّ ‫ي‬ َُ ‫ض‬
ِ ‫َّللاِ ْب ِن ع َْمرو َر‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ ُْ ‫ُ َع‬،‫ن أ َ ِبي ال َخ ْي ِر‬
َ ‫ن‬ ُْ ‫ُ َع‬،‫ن يَ ِزي َد‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا اللَّ ْي‬:‫ل‬
ُْ ‫ُ َع‬،‫ث‬ َُ ‫ُقَا‬،‫ح ََدَّثَنَا ع َْم ُرو ْب ُن َخا ِلد‬
ُ‫ُو َم ْنُلَ ْم‬
َ ‫ت‬َ ‫سًلَ َمُ َعُلَىُ َم ْنُ َع َر ْف‬
َّ ‫ُوت َ ْق َرأُال‬،
َ ‫ام‬َ ‫ُالط َع‬ ْ ‫ ت‬:‫ل‬
َّ ‫ط ِعم‬ َُ ‫ُاإل ْسًلَ ِمُ َخُْي ٌر؟ُقَا‬
ِ ‫ي‬ ُّ َ ‫ أ‬:‫سلَّ َُم‬ َ ‫صلَّىُهللاُ َعلَ ْي ِه‬
َ ‫ُو‬ َّ ‫سأ َ َلُالنَّ ِب‬
َ ُ‫ي‬ َ ُ‫َرج اًل‬
ْ ‫ت َ ْع ِر‬
ُ‫ف‬
Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata
: Al-Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu
Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki
bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :“Manakah islam yang paling
baik?”

Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang
engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhari)
CONTOH SANAD

Dari contoh di atas yang disebut sanad adalah : Abul Khair, Umar bin
Khalid, Al-Laits, Yazid, Abul Khair, dan Abdullah bin ‘Amr. Artinya Abdullah
bin ‘Amr mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu
hadits itu disampaikan kepada Abul Khair lalu kepada Yazid lalu kepada Al-
Laits lalu kepada Umar bin Khalid lalu kepada penulis hadits yakni imam Al-
Bukhari.
MATAN
Secara bahasa, matan (‫ )المتن‬berarti tanah yang keras dan tinggi. Sedangkan
secara istilah adalah :

‫سنَ ُد ِم َن ا ْلك َََل ِم‬


َّ ‫َما يَ ْنتَ ِهي إِلَ ْي ِه ال‬

Kalimat setelah berakhirnya sanad suatu hadits.

Dalam artian, apabila rantai sanad telah disebutkan maka setelah itu
adalah matannya. Atau dengan kata lain, matan adalah redaksi hadits itu
sendiri
CONTOH MATAN
ُ‫ُ َع ْن‬،‫ام ٍرُأَبوُس َه ْي ٍل‬ ِ ‫ َحدَّثَنَاُنَافِعُبْنُ َما ِل ِكُب ِْن ُُأَبِيُ َع‬:‫ل‬ َُ ‫ُقَا‬،‫ َحدَّثَنَاُإِ ْس َما ِعيلُبْنُ َج ْعفَ ٍر‬:‫ل‬ َُ ‫ُقَا‬،‫يع‬ َّ ‫َحدَّثَنَاُسلَ ْي َمانُأَب‬
ِ ِ‫وُالرب‬
،‫ف‬ َ َ‫ع َد أَ ْخل‬َ ‫ َو ِإذَا َو‬،‫ب‬ َ َ‫َّث َكذ‬
َ ‫ ِإذَا َحد‬:‫ق ثَالَث‬ ِ ِ‫ آيَةُ ال ُمنَاف‬:‫ل‬ َُ ‫سُلَّ َمُقَا‬ َ ‫صلَّىُهللاُ َعلَ ْي ِه‬
َ ‫ُو‬ َ ُِ‫ُ َع ِنُالنَّ ِبي‬،َ‫ُ َع ْنُأَ ِبيُه َري َْرة‬،‫أَ ِبي ِه‬
َ ‫اؤت ُ ِم َن َخ‬
‫ان‬ ْ ‫َوإِذَا‬

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi' berkata, telah


menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far berkata, telah menceritakan
kepada kami Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir Abu Suhail dari bapaknya dari
Abu Hurairah

dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tanda-tanda


munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika
diberi amanat dia khianat.”
(HR. Bukhari)
RAWI

Rawi ( )‫ )الراوي‬adalah penyampai hadits atau


periwayat hadits, baik itu ia meriwayatkan melalui
lisan maupun tulisan yang ia dengar langsung dari
gurunya.
Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah
yang tidak dapat dipisahkan.
CONTOH RAWI
Rawi atau Periwayat Hadits dari beberapa tingkatan :

1. Periwayat hadits dari tingkatan sahabat : Abu Hurairah, Aisyah, Anas bin
Malik dll.
2. Periwayat hadits dari tingkatan tabiin : Umayyah bin Abdullah bin Khalid,
Sa’id bin Al-Musayyab, dll.
3. Periwayat hadits dari tingkatan mudawwin : Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam An-Nasa’iy, Imam Ahmad, dll
RIJAALUL AL-HADITS
Ilmu Rijaalul Al-Hadits adalah ilmu yang membahas tentang seseorang
yang menyandarkan segala sesuatu kepada Nabi Muhammad Saw.

Ilmu Rijaalul Hadits berguna untuk mengetahui tentang para perawi


yang ada dalam tingkatan sanad hadis. Dengan mengatahui para perawi
itu akan dapat mencegah terjadinya pemalsuan hadis, penambahan
matan hadis, juga dapat mengetahui tingkatan keshahihan tiap-tiap
hadis yang ditemui.
SEJARAH PENULISAN
DAN KODIFIKASI HADITS
SEJARAH PENULISAN DAN KODIFIKASI HADITS
• Pada abad pertama Hijriyah, mulai dari zaman Rasulullah SAW,
masa khulafa rasyidin dan sebagian besar zaman umawiyah, yakni
hingga akhir abad pertama Hijrah, hadits-hadits itu berpindah dari
mulut ke mulut.

• Masing-masing perawi meriwayatkannya berdasarkan kepada


kekuatan hafalannya. Pada masa ini mereka belum terdorong
untuk membukukannya.
SEJARAH PENULISAN DAN KODIFIKASI HADITS

• Kemudian, Abu bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm ingin
membukukan hadits Rasul dan hadits-hadits yang ada pada Al
Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash Shiddieq. karena takut
akan lenyap ilmu disebabkan meninggalnya ulama dan
dimaksudkan jangan ada yang terima selain dari hadits-hadits
Rasulullah SAW.
PARA PENGUMPUL PERTAMA HADITS YANG
TERCATAN SEJARAH
1. Di kota Makkah, Ibnu Juraij (80 H= 669 M – 150 H 767 M).
2. Di kota Madinah, Ibnu Ishaq (.....H = 151 M..... H=768 M), atau Ibnu
Dzi’bin. Atau Malik bin Anas (93 H = 703 M – 179 H = 798 M )
3. Di kota Bashrah, al Rabi’ bin Shabih (.....H =.....M – 160 H = 777 M).
Atau Hammad bin Salamah (176 H ), atau Sa’id bin Arubah
(156H=773M).
4. Di Kufah, Sufyan ats Tsaury ( 161 H ).
5. Di Syam, al Auza’y (156 H ).
6. Di Wasith, Husyaim al Wasithy ( 104 H = 772 M – 188 H = 804 M ).
7. Di Yaman , Ma’mar al Azdy (95 H = 753 M -153 H = 770 M ).
8. Di Rei, Jarir al Dlabby ( 110 H = 728 M – 188 H = 804 M ).
9. Di Khurasan, bin Mubarak (118 H = 735 M - 18 H = 797 M ).
10. Di Mesir, al Laits bin Sa’ad ( 175 M ).
TINGKATAN AL-HADITS
BERDASARKAN KEUTUHAN RANTAI SANAD
(MATAN)
Keutuhan rantai sanad maksudnya adalah setiap penutur pada tiap tingkatan
dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur di
atasnya. Ada beberapa macam-macam hadist yang diklasifikasikan dalam
kategori ini, diantaranya:
1. Hadist Musnad

Hadist yang tergolong musnad jika urutan sanad yang dimiliki tidak
terpotong pada bagian tertentu. Hadits ini juga disebut muttashilus
sanad atau maushul.
BERDASARKAN KEUTUHAN RANTAI SANAD
(MATAN)
2. Hadist Munqathi’

Hadist ini berarti jika sanad putus pada salah satu penutur, atau pada
dua penutur yang tidak berturutan, selain shahabi.

3. Hadist Mu’dlal

Hadist mu'dlal berarti jika sanad terputus pada dua generasi penutur
berturut-turut. Dan hadist Mu’allaq, jika sanad terputus pada penutur 5
hingga penutur 1, alias tidak ada sanadnya
BERDASARKAN KEUTUHAN RANTAI SANAD
(MATAN)
4. Hadist Mudallas

Untuk hadist ini dapat dicontohkan, bila salah satu rawi mengatakan "..si
A berkata .." atau "Hadist ini dari si A.." tanpa ada kejelasan "..kepada
saya.."; yakni tidak tegas menunjukkan bahwa hadist itu disampaikan
kepadanya secara langsung
BERDASARKAN JUMLAH PENUTUR (RAWI)

Dalam poin ini, jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur
dalam tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda
yang menjadi sanad hadist tersebut. Berdasarkan klasifikasi terdapat 2
macam-macam hadist, diantaranya:

1. Hadist mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok


orang dari beberapa sanad. Dan juga tidak terdapat kemungkinan bahwa
mereka semua sepakat untuk berdusta mengenai hal terebut
BERDASARKAN JUMLAH PENUTUR (RAWI)
Hadist mutawatir dapat dibedakan menjadi 2 macam-macam hadist, yakni:

a)Mutawatir lafzhy, yang merupakan lafaz redaksional sama pada tiap


riwayat.
b)Ma’nawy, yang dimana pada redaksional terdapat perbedaan namun
makna sama pada tiap riwayat.

2. Hadist Ahad
Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok orang
namun tidak mencapai tingkatan mutawatir
BERDASARKAN JUMLAH PENUTUR (RAWI)
Hadist ahad dibedakan menjadi tiga macam-macam hadist, antara lain:

a) Gharib: bila hanya terdapat satu jalur sanad. Pada salah satu lapisan
terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain mungkin terdapat
banyak penutur.
b) Aziz: Bila terdapat dua jalur sanad. Dua penutur pada salah satu lapisan,
pada lapisan lain lebih banyak.
c) Masyhur: Bila terdapat lebih dari dua jalur sanad. tiga atau lebih penutur
pada salah satu lapisan, dan pada lapisan lain lebih banyak. Namun, tidak
mencapai derajat mutawatir. Dinamai juga hadits mustafidl.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai