Jawaban :
2. Ditinjau dari segi kualitas sanad dan matannya, hadits terbagi menjadi empat. Yakni hadits sahih,
hadits hasan, hadits dha'if dan hadits mawdu'.
Berikut ini contoh haditsnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
َّ َ َ َ ً ُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ ْ َ ْ َّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َّ
َّ الن
ب ِ ِ َ أ ْن َ رجل َسأل،اّلل عنهما ضِ ِ عن عب ِد، عن أ ِ ِب الخ ْ ِي، عن ي َ ِزيد، حدثنا الل ْيث:ال
ِ اّلل ب ِن عم ٍرو ر ق،َحدثنا َع ْم ُرو ْب ُن خ ِال ٍد
َ َ
َ َّ َ ْ َ َ َ َّ ُ ْ : َ
ْ ال َم َعّل َم ْن َع َرفت َو َم ْن ل ْم ت ْعر ُ َ َ َ َّ َ َّ
ف ِ وتقرأ الس، أي ِاإل ْسال ِم خ ْْ ٌي؟ قال تط ِعم الطعام:للا َعل ْي ِه َو َسل َم
ُ َصّل
Artinya: "Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (Imam Bukhari), ia berkata: Al-Laits
menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
"Manakah Islam yang paling baik?' Beliau menjawab: 'Memberikan makanan, dan membaca salam
pada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal'." (HR Bukhari).
3. Hadits dhaif adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat shahih, dan juga tidak menghimpun
sifat-sifat hadits hasan.
Kriteria hadits dhaif yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits shahih dan
hasan. Dengan demikian, hadits dhaif itu bukan tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih, juga
tidak memenuhi persyaratan hadits-hadits hasan. Para hadits dhaif terdapat hal-hal yang
menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari
Rasulullah SAW.
ciri-cirinya :
1. Dalam hadits tersebut ada sanad yang terputus atau tidak bersambung
2.Terdapat kekurangan dalam pribadi perawi hadits seperti kurang adilnya perawi tersebut.
3. Terdapat keadaan dimana hadits tersebut masih mengundang selisih karena ada hadits lain
yang perawinya jauh lebih tsiqah.
4. Adanya kesamaran, atau istilahnya biasa disebut illat, pada hadits tersebut. Hal ini
menyebabkan hadits tersebut menjadi tercemar dan tidak bisa menjadi landasan yang kuat.
5. Adanya kekurangan dalam hal dhobit perawi hadits tersebut.
Sebagian besar ulama memperbolehkan untuk mengamalkan hadits dhaif, selama hadits
tersebut tidak berkaitan dengan akidah, sifat-sifat Allah, dan hukum Islam (fikih).
4. Hadits Maudhu’ yaitu hadits yang dibuat sendiri oleh seorang perawi, lalu menisbahkannya
kepada Rasulullah Saw. Baik secara sengaja maupun tidak. Istilah mudahnya, hadits maudhu’ itu
adalah hadits palsu. Sama maknanya dengan ijazah palsu, polisi palsu, ataupun tangan palsu. Bila
kita sudah mengetahui bahwa suatu hadits merupakan hadits palsu, maka haram hukumnya
menyampaikan hadits itu kepada orang lain. Kecuali untuk menerangkan kepalsuannya.
Rasulullah Saw. bersabda: