Anda di halaman 1dari 10

Laporan hasil diskusi

Nama kelompok :

1. Amalia putri nuraini 33010200002


2. Muhammad Arya fathan baihaqi 33010200003

3. Muntamah 33010200006

Diskusi pertama :

1. Penanya
a. Himatul abadiyah , 33010200087
Pertanyaan: jika membahas tentang ulumul hadist, kurang rasanya jika kita belum
mengetahui betul tentang sanad, matan, dan rawi. Untuk itu mohon penjelasan serta contoh
dari ketiganya.
Jawaban : Nama : Amalia putri nuraini
Nim 33010200002
1. Sanad

Secara bahasa sanad (‫ )السند‬berarti sandaran. Adapun secara istilah adalah :

‫ِس ْلِس َلُة الرَج اِل اْلموصلة ِلْلَم تن‬


Rangkaian para periwayat hadits yang menghubungkan sampai kepada redaksi hadits.
[1]
Atau bisa juga didefinisikan :

‫َر َو اُة اْلَحِد ْيث اِّلِذ ْيَن َنَقُلْو ُه ِإَلْيَنا‬

Para periwayat hadits yang menukilkan (menyampaikan) hadits kepada kita.[2]

Dengan kata lain sanad adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari tingkatan
sahabat hingga hadits itu sampai kepada kita.
Berikut ini contoh-contoh sanad dalam hadits yang dituliskan dalam kitab hadits
shahih Bukhari yang ditandai dengan cetak tebal :
Contoh Pertama :

‫ َأَّن‬،‫ َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍر و َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا‬، ‫ َع ْن َأِبي الَخْيِر‬،‫ َع ْن َيِزيَد‬، ‫ َح َّد َثَنا الَّلْيُث‬: ‫ َقاَل‬، ‫َح َّد َثَنا َع ْم ُرو ْبُن َخ اِلٍد‬
‫ َو َتْقَر ُأ الَّسَالَم َع َلى َم ْن َع َر ْفَت َو َم ْن َلْم َتْع ِر ْف‬، ‫ ُتْطِع ُم الَّطَع اَم‬: ‫ َأُّي اِإل ْس َالِم َخْيٌر؟ َقاَل‬: ‫َر ُج اًل َس َأَل الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬

Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata : Al-
Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari
Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi
shallallaahu ‘alaihi wasallam :

“Manakah islam yang paling baik?”

Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang
engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”
(HR. Bukhari)
Dari contoh di atas yang disebut sanad adalah : Abul Khair, Umar bin Khalid, Al-
Laits, Yazid, Abul Khair, dan Abdullah bin ‘Amr.
Artinya Abdullah bin ‘Amr mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam. Lalu hadits itu disampaikan kepada Abul Khair lalu kepada Yazid lalu kepada Al-
Laits lalu kepada Umar bin Khalid lalu kepada penulis hadits yakni imam Al-Bukhari.

Contoh Kedua :

‫ َأَّن َر ُسوَل‬،‫ َع ْن َأِبيِه‬،‫ َع ْن َس اِلِم ْبِن َع ْبِد ِهَّللا‬،‫ َع ِن اْبِن ِشَهاٍب‬،‫ َأْخ َبَر َنا َم اِلُك ْبُن َأَنٍس‬: ‫ َقاَل‬، ‫َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهَّللا ْبُن ُيوُسَف‬
‫ َد ْع ُه‬: ‫ َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫ َو ُهَو َيِع ُظ َأَخ اُه ِفي الَحَياِء‬، ‫ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم َّر َع َلى َر ُج ٍل ِم َن اَألْنَص اِر‬
‫َفِإَّن الَحَياَء ِم َن اِإل يَم اِن‬

Abdullah bin Yusuf telah menceritakan hadits kepadaku (imam Bukhari), ia berkata :
Malik bin Anas mengabarkan padaku (Abdullah bin Yusuf), dari Ibnu Syihab, dari Salim bin
Abdullah, dari bapaknya, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melewati seorang
lelaki dari anshar yang sedang memberikan nasehat pada saudaranya tentang rasa mali
Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tinggalkanlah dia karena
sesungguhnya rasa malu merupakan bagian dari iman.”
(HR. Bukhari)
Dari contoh di atas yang disebut sanad adalah : Abdullah bin Yusuf, Malik bin Anas,
Ibnu Syihab, Salim bin Abdullah, dan bapaknya Salim (Abdullah bin Umar).

Artinya Abdullah bin Umar mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam. Lalu hadits itu disampaikan kepada anaknya yakni Salim bin Abdullah lalu kepada
Ibnu Syihab lalu kepada Malik bin Anas lalu kepada Abdullah bin Yusuf lalu kepada penulis
hadits yakni imam Al-Bukhari.

Sanad berfungsi untuk mengetahui derajat kesahihan suatu hadits. Apabila ada cacat
dalam sanadnya baik itu karena kefasikannya, lemahnya hafalan, tertuduh dusta atau
selainnya maka hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat sahih.

2. Matan

Secara bahasa, matan (‫ )المتن‬berarti tanah yang keras dan tinggi. Sedangkan secara
istilah adalah :

‫َم ا َيْنَتِهي ِإَلْيِه الَّسَنُد ِم َن اْلَكاَل ِم‬

Kalimat setelah berakhirnya sanad suatu hadits.[3]

Dalam artian, apabila rantai sanad telah disebutkan maka setelah itu adalah matannya.
Atau dengan kata lain, matan adalah redaksi hadits itu sendiri.

Berikut contoh-contoh matan dalam hadits yang dituliskan dalam kitab hadits shahih
Bukhari yang ditandai dengan cetak tebal :
Contoh Pertama :

، ‫ َع ْن َو اِقِد ْبِن ُمَحَّمٍد‬،‫ َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة‬: ‫ َقاَل‬،‫ َح َّد َثَنا َأُبو َر ْو ٍح الَحَرِمُّي ْبُن ُع َم اَر َة‬: ‫ َقاَل‬، ‫َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهَّللا ْبُن ُمَحَّمٍد الُم ْسَنِد ُّي‬
‫ ُأِم ْر ُت َأْن ُأَقاِتَل الَّناَس َح َّتى َيْش َهُدوا َأْن َال ِإَلَه‬: ‫ َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬، ‫ َع ِن اْبِن ُع َم َر‬، ‫ َسِم ْع ُت َأِبي ُيَح ِّد ُث‬: ‫َقاَل‬
‫ َفِإَذ ا َفَع ُلوا َذ ِلَك َع َصُم وا ِم ِّني ِد َم اَء ُهْم َو َأْم َو اَلُهْم ِإاَّل ِبَح ِّق‬،‫ َو ُيْؤ ُتوا الَّز َك اَة‬،‫ َو ُيِقيُم وا الَّص َالَة‬،‫ َو َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسوُل ِهَّللا‬،‫ِإاَّل ُهَّللا‬
‫ َو ِحَس اُبُهْم َع َلى ِهَّللا‬، ‫اِإل ْس َالِم‬

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia berkata,
Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah berkata, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar
bapakku menceritakan dari Ibnu Umar,

Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan


untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka
dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah”
(HR. Bukhari)

Contoh Kedua :

‫ َع ْن‬، ‫ َح َّد َثَنا َناِفُع ْبُن َم اِلِك ْبِن َأِبي َعاِم ٍر َأُبو ُس َهْيٍل‬: ‫ َقاَل‬، ‫ َح َّد َثَنا ِإْس َم اِع يُل ْبُن َج ْع َفٍر‬: ‫ َقاَل‬،‫َح َّد َثَنا ُس َلْيَم اُن َأُبو الَّر ِبيِع‬
‫ َو ِإَذ ا اْؤ ُتِم َن‬، ‫ َو ِإَذ ا َو َعَد َأْخ َلَف‬، ‫ ِإَذ ا َح َّدَث َك َذ َب‬: ‫ آَيُة الُم َناِفِق َثَالٌث‬: ‫ َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬،‫ َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة‬،‫َأِبيِه‬
‫َخ اَن‬
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi' berkata, telah menceritakan
kepada kami Isma'il bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Nafi' bin Malik bin
Abu 'Amir Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah

Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tanda-tanda munafik ada
tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat.”
(HR. Bukhari)
3. Rawi

Rawi (‫ )الراوي‬adalah penyampai hadits atau periwayat hadits, baik itu ia


meriwayatkan melalui lisan maupun tulisan yang ia dengar langsung dari gurunya.

Berikut ini contoh rawi atau periwayat hadits dari beberapa tingkatan :
Periwayat hadits dari tingkatan sahabat : Abu Hurairah, Aisyah, Anas bin Malik dll.
Periwayat hadits dari tingkatan tabiin : Umayyah bin Abdullah bin Khalid, Sa’id bin
Al-Musayyab, dll.
Periwayat hadits dari tingkatan mudawwin : Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam
An-Nasa’iy, Imam Ahmad, dll

Penyanggah :
Himatul abadiyah 33010200087
Apakah ada singkatan langsung dari contoh hadist mengenai sanad, rawi, matan

Penjawab :
Muhammad arya fathan baihaqi 33010200003

Sanad sendiri adalah rangkaian periwayat hadist yang menghantarkan pada matan.
Matan adalah isi/redaksi dari hadist tersebut.
Rawi seorang imam yang menyampaikan hadist tersebut sampai ke kita.

2. Penanya :
b. Umar said abdillah
Nim : 33010200065

Didalam makalah terdapat beberapa definisi dalam memaknai hadist, yaitu definisi
menurut ulama ahli hadist, ulama ahli ushul fiqh, dan ulama fiqih. Pertanyaannya apa yang
melatarbelakangi perbedaan pendapat dari ulama – ulama ( hadist, fiqih, dan ushul fiqh)
dalam mendefinisikan hadist?

Penjawab :
Muhammad arya fathan baihaqi 33010200003
Mengapa pengertian hadist itu sendiri berbeda-beda antara ahli ulama bidang fiqh,
ushul fiqh, dan ahli hadist? Tidak lain dikarenakan dan dipengaruhi oleh batasan ataupun
luasnya obyek tinjauan terhadap ilmu itu sendiri, dalam makalah kami, juga disebutkan
bahwasannya perbedaan antar ulama ini dikarenakan kaitan dengan ilmunya itu sendiri, dan
sudah ada contoh perumpamaan di makalah.

c. Penanya :
Faris farela 33010200032
Bagaimana pendapat anda tentang perkembangan hadist pada periode ke 6 (656 H
sampai sekarang)?

Penjawab :
Muntamah 33010200006
Periode perkembangan hadist sejarah perkembangan hadist merupakan masa atau
periode yang telah dilalui oleh hadist darimasa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan,
penghayatan, dan pengalaman umat dari generasi ke generasi. Dengan memerhatikan masa
yang telah dilalui hadist sejak masa timbulnya di zaman Nabi SAW meneliti dan membina
hadist, serta segala hal yang memengaruhi hadist tersebut. Para ulama Muhaditsin membagi
sejarah hadist dalam beberapa periode, yaitu : Periode pertama, periode kedua, periode
ketiga, periode keempat, periode kelima, periode keenam, periode ketujuh.

Untuk penjelasannya –

Periode keenam : Dari abad IV hingga tahun 656 H. Yaitu pada masa ‘Abasiyyah
angkatan kedua, periode ini dinamakan Ashru At- Tahdib wa At- Tartibi wa Al- Istidraqi wa
AL- Jami’. Usaha ulama yang paling menonjol pada periode ini ialah menyusun hadist-
hadist yang disesuaikan dengan bab-bab atau bagian-bagian yang disesuaikan dengan isi
kandungan hadist itu sendiri. Misalnya hadist-hadist yang berhubungan dengan sholat
dikelompokkan menjadi satu. Demikian pula hadist-hadist yang berhubungan dengan akhlak
dikelompokkan menjadi satu. Demikian seterusnya pada hadist-hadist lainnya.
Diskusi kedua
1. Penannya
a. Alifsya nurmi saputri
33010200021
Pertanyaan : berhubungan dengan pertanyaan mbak hima, tolong jelaskan
syarat – syarat menjadi perawi

Penjawab :
Amalia putri nuraini
Syarat menjadi perawi
1. Berakal
2. Islam
3. Dhobit
4. Adil
Penambah :
Difa azri aufa 3301020165
Izin menambahi Jawaban Mbak Amalia, Kebijakan Taqlil Riwayah
dilaksanakan oleh Umar RA dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
terdapat faktor
Politik dan sosial keagamaan yang
Menyebabkan kebijakan ini diambil, di
Antaranya karena terjadinya pergolakan
Politik, perluasan wilayah, munculnya nabi-nabi palsu, banyaknya orang
yang
Murtad dan tidak menjalankan syariat
Islam
Secara
Kaffah disertai
Kekhawatiran sahabat akan munculnya
Hadis palsu.

Kebijakan taqlil al-riwayah memiliki


Beberapa bentuk di antaranya: perintah
Untuk mengurangi periwayatan,
Selektif dan ketat (tastsabbut) dalam
Menerima riwayat dari sahabat lain,
Serta menghukum dan mengancam
Para sahabat yang memperbanyak
Periwayatan hadis-hadis Nabi SAW.
Adapun tujuan utama kebijakan ini
Diambil oleh Abu Bakar dan Umar
Ialah dalam
Rangka menjaga
Keotentikan hadis-hadis Rasulullah
SAW agar terhindar dari kekeliruan
Dan pemalsuan (maudhu’) serta
Sekaligus dalam rangka penjagaan dan
Pemeliharaan al-Qur’an.
Penyanggah :
Mutik khoru fatih 3301020189
Mohon maaf mb ingin bertanya kalau untuk yang adil itu adil yang
bagaimana ya mba ,yang berorientasikan akhirat itu bagaimana
mksudnya?
Penjawab :
Faris Farela
33010200032
Ijin menanggapi mbak
Berorientasikan akhirat itu kurang lebih ya lebih mementingkan akhirat
daripada dunia mbak, mohon maaff jika kurang tepat
Penyanggah :
Mahesa feby l 3301020090
Apakah ada standar untuk penentu kedlobitan

Penjawab :
Muhammad arya fathan baihaqi 33010200003
Standar penentu kedhobitan ada. Antara lain
1. Perawi memahami dengan baik riwayat yang telah didengarnya
2. Perawi hafal dengan baik dan benar riwayat yang telah didengarnya
3. Perawi mampu menyampaikan riwayat yang telah diterima dan
dihafalnya dengan baik
Dan juga kedhabitan bisa diakui dengan persaksian beberapa ulama, dan
juga kesesuaian riwayatnya dengan riwayat perawi lain
Penambah :

Umar said abdillah

Nim : 33010200065
Dalam standar kedlobitan itu bisa diukur dengan pengakuan dari para ulama dan
perawi 2 yang lain bahwa orang itu benar² dhobit (banyak yang mengakui) seperti itu
mungkin mas
2. Penannya:
Nurlia Jazirah 33010200056
Pertanyaaan : Contoh dari ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis dirayah?
Penjawab :
Muntamah
33010200006
Secara teori, ilmu hadits
Dirayah dan ilmu hadits riwayah merupakan dua bagian yang berbeda. Tetapi pada
hakikatnya dua bagian ini tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena setiap periwayatan
hadits tentu memerlukan kepada kaidah yang mengukur shahih atau tidaknya, dan
diterima atau ditolak hadits tersebut. Oleh karena itu, masing-masing ilmu tersebut tidak
mungkin berdiri sendiri.
3. Penanya :
Fahiroh _33010200054
Pertanyaan :
Jelaskan apa yang menjadi penyebab khalifah Umar melarang sahabat besar keluar dari
kota madinah dan melarang memperbanyak periwayatan hadits pada periode ke 2?
Penjawab :
Amalia putri nuraini
33010200002
Agar tidak tersebar hadits2 palsu mbak

Anda mungkin juga menyukai