e-mail: ronnavindy@yahoo.com
A. PENDAHULUAN
Prof. Dr. Syuhudi Ismail, MA. menjelaskan bahwa untuk meneliti pribadi
periwayat dan metode periwayatannya beberapa hal yang perlu diteliti adalah :
1
M.Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2007), hlm 54-71.
2
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis (Jakarta : PT. Bulan Bintang 2007) , hlm 60.
B. PENELITIAN SANAD HADIST
Penelitian sanad hadist yang penulis teliti yaitu tentang mengatasi kemunkaran
Bunyi riwayat hadis berdasarkan sanad Ahmad dari Yazid tersebut sebagai
berikut:
Contoh penelitian ini di mulai pada periwayat terakhir, yakni Ahmad bin Hambal
lalu diikuti pada periwayat sebelumnya Ahmad dan seterusnya sampai periwayat
pertama.
3
Sahih Muslim, bi Syarh an-Nawawi Juz 1 (Mesir : al-Maqtabah al- al Misriyyah, 1924M), hlm 16.
1. Ahmad Bin Hanbal
(a) Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad
asy-Syaibani Abu Abdillah al-Marwazi al-Bagdadi (164-241 H )
(b) Gurunya dalam periwayatan hadis antara lain : Sufyan bin Uyaynah, Yahya
bin Saad al-Qattan, asy-Syafi’i dan Yazid bin Harun bin Wadi
(c) Pernyataan para kritikus Hadis tentang dirinya :
(1) Ibn Ma’in : Saya tidak melihat orang yang lebih baik pengetahuannnya
dibidang hadis melebihi Ahmad
(2) Al-Qattan : Tidak ada orang yang datang kepadaku yang kebaikannya
melebihi Ahmad, dia itu hiasan umat (karena pengetahuan hadis)
(3) Asy-Syafi’i : Saya keluar dari Bagdad dan di belakang saya tidak ada orang
yang lebih paham tentang islam, lebih zuhud, dan lebih berilmu yang melebihi
Ahmad.
(4) An-Nasa’i : Ahmad itu salah seorang ulama siqat ma’mun
(5) Ibn Hibban : Ahmad itu hafiz mutqin faqih.
(6) Ibn Sa’ad : Ahmad itu siqah sabt suduq4
Berdasarkan pernyataan para kritik hadis tentang diri Ahmad Bin Hambal
tidak seorang kritikus pun yang mencela Ahmad bin Hanbal. Pujian yang
diberikan orang kepadanya adalah pujan yang berperingkat tinggi. Dengan
demikian pernyataan yang mengatakan bahwa dia telah menerima riwayat hadis
diatas dari Yazid dengan metode as-Sama’ dapat dipercaya itu berarti bahwa
sanad antara dia dan Yazid dalam keadaan bersambung.
2. Yazid
(a) Nam Lengkapnya Yazid bin Harun bin Wadi (wafat 206 H) berasal dari
Bukhara
(b) Gurunya di bidang periwayatan hadis yaitu : Sulaiman at-Timi, Syu’bah dan
Sufyan as-Sauri
(c) Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya antara lain
(1) Ahmad bin Hanbal : Dia itu penghafal Hadis
(2) Ibn Al-Madini : Dia salah seorang periwayat yang siqah saya belum melihat
orang yang hafalannya (hadis) melebihi dia
(3) Ibn Ma’in : Dia itu Siqah
(4) Al-Ajali : Dia itu Siqah sabt di bidang hadis
(5) Ibn Abi Syaibah : Saya belum pernah melihat orang yang lebih kuat
hafalannya melebihi Yazid.
4
M. Syuhudi Ismail, Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), hlm 94.
(6) Abu Zur’ah : Kekuatan hafalannya lebih banyak dari pada kecepatannya
dalam membaca.
(7) Abu Hatim : Yazid itu Siqah Imam Saduq dan jangan ditanya lagi apakah
ada orang yang mampu menyamainya.5
(d) Tidak ada seorang pun dari kritikus hadis yang mencela pribadi Yazid.
Pujian-pujian orang yang diberikan kepadanya dikemukakan oleh kritikus
berperingkat tinggi dan tertinggi. Dengan demikian pernyataan Yazid yang
mengatakan bahwa dia menerima riwayat Hadis diatas dari Syu’bah dengan
lambang akhbarana dapat dipercaya kebenarannya. Itu berarti bahwa sanad antara
Yazid dan Sy’bah dalam keadaan bersambung.
3. Syu’bah
(a) Nama lengkapnya : Syu’bah bin Hajjaj bin al-Warad al-Itki al-Azadi al-
Wasiti al-Basri (82-160H)
(b) Guru Syu’bah di bidang periwayatan hadis banyak sekali yaitu : Tuglub
Ibrahim bin Amir bin Mas’ud dan Qais bin Muslim
(c) Pernyataan kritik hadis tentang dirinya
(1) Ahmad bin Hanbal : Sekiranya Syu’bah tidak ada niscaya hadis-hadis
hukum lenyap dan tidak ada orang yang lebih baik pengetahuannya di bidang
hadis selain Syu’bah.
(2) Sufyan as-Sauri : Syu’bah itu amirul mu’min fil hadis
(3) Asy-Syafi’i : Sekiranya Syu’bah tidak ada niscaya hadis di Irak tidak di
kenal orang
(4) Ibn Sa’aad Dia itu siqah ma’mun sabt hujjah
(5) Al-Ajali Dia itu sigah sabt tetapi agak sedikit ada kesalahan di bidang rijalul
hadis.
(6) Ad-Daruqutni : Syu’bah banyak mengalami kesalahan di bidang rijalul
hadis karena kesibukannya untuk lebih menghafal hadis.6
(b) Gurunya dalam periwayatan hadis yaitu Qais bin Muslim antara lain Tariq
bin Syihab. al-Hasan bin Muhammad bin Hanafiyah, dan Mujahid .
(1) Yahya : Dia berpaham murji’ah dia lebih sabt dari pada Abu Qais
Para kritikus hadis menilai Qais bin Muslim bersifat siqah kecuali Syu’bah
yang menilainya sebagai layyin. Lafal Layyin adalah istilah untuk menyebut sifat
periwayat yang tergolong al-Jarh yang peringkatnya berada paling dekat dengan
peringkat at-Ta’dil yang terendah. Syu’bah tidak menjelaskan sebab-sebab yang
melatar belakangi ke layyin –an Qais bin Muslim. Disegi yang lain Syu’bah
sendiri telah dinyatakan oleh Ajali dan ad-Daruqutni, sebgaimana telah
dikemukakan diatas sebagai ulama yang mengalami kesalahan dalam masalah
ilmu rijal hadis. Karenanya, kritik syu’bah tidak mengurangi ke siqat an-Qais
(a) Nama lengkapnya Tariq bin Syuhab bin Abd Syams bin Hilal bin Salmah
bin Auf bin Khusaim al-Bajailai al-Ahmasi Abu Abdillah al-Kufi (wafat 123 H )
(b) Guru dan murid dibidang periwayatan hadis : al-Khulafaur Rasyidin, Bilal,
dan Abu Said al-Khudri.
7
Ibid., hlm 98
(c) Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya, antara lain
(a) Nama lengkapnya Sa’ad bin Malik bin Sanan bin Ubaid bin Sa’labah bin
Ubaid bin al-Abjar khudrah bin Auf bin al-Harits bin al-Khasraj al-Ansari Abu
Said al-Khudri (wafat 63 H/64)
(1) Para gurunya Hanzalah bin Abi Sufyan : Abu Said al-Khudri itu sebagian
dari para sahabat Nabi yang namanya disebut-sebut oleh orang banyak karena
kemampuannya di bidang pemahaman agama islam yang mendalam.
(2) Al-Khatib : Dia adalah salah seorang sahabat nabi yang utama dan hafal
hadis.
Ayah Abu Said al-Khudri adalah salah seorang sahabat nabi yang gugur
sebagai syahid di peperangan badr. Ketika itu Abu Sa’id masih setelah dewasa,
Abu Said ikut aktif mengikuti berbagai peperangan pada zaman Nabi. Dia telah
12 kali peperangan.9