Anda di halaman 1dari 8

PENELITIAN HADIST

Oleh: Ronna Vindy Rosshita

Program Studi Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

e-mail: ronnavindy@yahoo.com

A. PENDAHULUAN

Prof. Dr. Syuhudi Ismail, MA. menjelaskan bahwa untuk meneliti pribadi
periwayat dan metode periwayatannya beberapa hal yang perlu diteliti  adalah  : 

1. Kaidah kesahihan hadis sebagai acuan


            Untuk meneliti hadis, diperlukan acuan. Acuan yang digunakan
adalah kaidah kesahihan hadis bila ternyata hadis yang diteliti bukanlah
hadis mutawatir. hadis sahih ialah hadis yang bersambung sanadnya
(sampai kepada Nabi) diriwayatkan oleh ( periwayat ) yang adil  dan dabit
sampai akhir sanad (didalam hadis itu ) tidak terdapat kejanggalan
(syuzuz) dan cacat (Illat).

2. Segi-segi pribadi periwayat yang diteliti


              Ulama hadis   sependapat bahwa  ada dua hal yang harus diteliti 
pada diri pribadi periwayat hadis untuk dapat diketahui  apakah riwayat
hadis yang dikemukakannya  dapat diterima sebagai hujjah  ataukah harus
ditolak yaitu keadilan dan kedabitannya kriteria  untuk sifat adil itu adalah
(1)beragama islam (2) Mukallaf  (3) Melaksanakan ketentuan agama (4)
memelihara muru’ah dan kriteria untuk sifat dabit adalah (1) hafal dengan
sempurna hadis yang diterimanya (2) mampu menyampaikan dengan baik 
hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain serta mampu memahami
dengan baik hadis yang di hafalnya.

3. Sekitar jar Wat-Ta’dil


              Jarh yang berarti tampak jelasnya sifat pribadi periwayat yang
tidak adil atau buruk di bidang hafalannya dan kecermatannya yang
keadaan itu menyebabkan gugurnya atau lemahnya riwayat yang di
sampaikan oleh periwayat. Kritik terhadap para periwayat hadis yang telah
di kemukakan oleh ulama ahli kritik hadis tidak hanya berkenaan dengan
hal-hal yang terpuji tetapi juga yang tercela untuk menjadi pertimbangan
dapat tidaknya di terima riwayat hadis yang di sampaikan. 

4. Persambungan sanad yang diteliti


            Sanad hadis selain memuat nama-nama periwayat, juga memuat
lambang-lambang  atau lafal-lafal yang memberi petunjuk tentang metode
periwayatannya yang di gunakan oleh masing-masing periwayat yang
bersangkutan. Lambang-lambang yang di gunakan dalam periwayatan
hadis bentuknya bermacam-macam misalnya sami’tu, sami’na haddasana,
haddasani dan anna sebagian dari lambang itu ada yang di sepakati
penggunaannya dan ada yang tidak di sepakati.  Lambang-lambang  yang
di sepakati misalnya sami’tu sami’na, haddasani nawalana dan nawalani.
Kedua lambang  yang di sebutkan pertama di sepakati penggunaannya
dengan metode assama’ metode yang menurut jumhur ulama hadis
memiliki  tingkat akurasi yang tinggi  dalam periwayatan hadis sedangkan
dua lambang  berikutnya  masih di persoalkan tingkat akurasinya.1
Dari lambang-lambang itu dapat di teliti  tingkat akurasi metode
periwayatannya  yang di gunakan oleh periwayat.

5. Meneliti syuzuz dan Illah


             Sanad yang  yang mengandung syuzuz bila sanad yang diteliti
lebih dari satu buah. salah satu langkah penelitian yang sangat penting
untuk meneliti kemungkinan  adanya  syuzuz suatu sanad hadis adalah
dengan membandingkan  semua sanad yang ada  untuk matn  yang topik
pembahasannya sama atau memiliki kesamaan. 
         Meneliti Illat yang dimaksudkan dalam salah satu unsur kesahihan
hadis  ialah illat  yang untuk mengetahuinya diperlukan penelitian lebih
cermat sebab hadis yang bersangkutan tampak sanadnya  berkualitas sahih.
Cara menelitinya antara lain  dengan membandingkan semua sanad yang
ada untuk matn yang isinya semakna.2
1. Kitab-kitab yang diperlukan
2. Kitab-kitab yang membahas biografi singkat para sahabat nabi  yaitu
‫ ب‬ ‫ معرفة أالصحا‬ ‫ ب‬ ‫الستىعا‬    Susunan  Ibn Abdil Barr (wafat 463
             Kitab-kitab yang membahas biografi singkat para periwayat
hadis yang disusun berdasarkan tingkatan para periwayat  (tabaqatur
ruwah)  dilihat dari segi tertentu yaitu :
‫الطبقا ت االكبرى‬  Susunan  Ibn Sa’ad        
3. Kitab yang membahas periwayat hadis secara umum
  ‫االثا ر يخ ااكبر ى‬
4. Kitab yang membahas para periwayat hadis untuk kitab kitab hadis
tertentu
‫االهد يىة واالرشا د فى معرفة اهل االتقة والسدا د‬
5. Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis al-Kutubus-Sittah
yaitu:
‫الكما ل فى أسماء ا الرل\جال‬

1
M.Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2007), hlm 54-71.
2
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis (Jakarta : PT. Bulan Bintang 2007) , hlm 60.
B. PENELITIAN SANAD HADIST

 Penelitian sanad hadist yang penulis teliti yaitu tentang mengatasi kemunkaran

Bunyi riwayat hadis berdasarkan sanad Ahmad dari Yazid tersebut sebagai
berikut:

‫َأخَبَريِن ْ ُش ْعبَةَ َع ْن قَ ْي بْ ِن ُم ْسلِ ٍم َع ْن طَا ِر ِق بْ ِن‬ ِ


ْ ‫َح َّد ثَنَا َعْب ُدااهلل َح َّد ثَىِن ْ أىِب ثَنَايَزيْ ُد‬
َ‫إمَّنَا َكا‬: ‫الصال ِة يِف ْ َي ْوِم العِْي ِد َف َقا َم َر ُج ُل َف َقا َل‬ ّ ‫ب َم ْر َوان َقْب َل‬ َ َ‫ال َح َخط‬ َ َ‫ِش َها ٍب ق‬
‫ك يَا أبَا فُالَ ٍن َف َقا َم أبُ ْو َسعِْي ِد اْخلُ ْد ِر ْي َف َقا‬ ِ ِ َّ ‫ت‬
َ ‫ َف َقا َل َتَر َك َذا ل‬ ‫الصالَة َقْب َل اخْلُطْبَ ِة‬ ِ َ‫ن‬
 ‫ َم ْن َرأ ُمْن َكًرا‬: ‫ َي ُق ْو ُل‬ ‫م‬. ‫ول اهلل ص‬ ُ ‫ت َر ُس‬ ِ ِ ‫ أما ه َذا َف َق ْد قَضى م‬: ‫َل‬
ُ ‫ مَس ْع‬ ‫اعلَْيه‬
َ َ َ َ ّ
ِ ِ ِِ
ِ َ‫أضعف اْإلمْي‬
‫ان‬ ُ َْ ‫ك‬ َ ‫ فَِإ ْن مَلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِ َق ْلبِ ِه َو َذال‬ ‫َف ْلُيغَِّي ْر بِيَده فَِإ ْن مَلْ يَ ْستَ ِطْىع فَبِل َسا نِِه‬
)‫(اخرجه امحد‬3

: Urutan nama pada periwayatan hadis riwayat Ahmad diatas

Periwayat I : Abu Said al-Khudri


Periwayat II : Tariq bin Syihab
Periwayat III : Qais bin Muslim
Periwayat IV : Syu’bah
Periwayat V : Yasid
Periwayat VI : Abi lebih dikenal dengan Ahmad bin Hambal yakni
ayah Abdullah bin Ahmad
Periwayat VII : Abdullah yakni Abdullah bin Ahmad bin Hanbal

Contoh penelitian ini di mulai pada periwayat terakhir, yakni Ahmad bin Hambal
lalu diikuti pada periwayat sebelumnya Ahmad dan seterusnya sampai periwayat 
pertama.

3
Sahih Muslim, bi Syarh an-Nawawi Juz 1 (Mesir : al-Maqtabah al- al Misriyyah, 1924M), hlm 16.
1. Ahmad  Bin Hanbal

(a)    Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal  bin Hilal bin Asad 
asy-Syaibani  Abu Abdillah  al-Marwazi  al-Bagdadi (164-241 H )
(b)   Gurunya dalam periwayatan hadis antara lain : Sufyan bin Uyaynah, Yahya
bin Saad al-Qattan, asy-Syafi’i dan Yazid bin Harun bin Wadi
(c)    Pernyataan para kritikus Hadis tentang dirinya :
(1)   Ibn Ma’in : Saya tidak melihat orang yang lebih baik  pengetahuannnya 
dibidang hadis melebihi Ahmad
(2)   Al-Qattan : Tidak ada orang yang datang kepadaku yang kebaikannya
melebihi Ahmad, dia itu hiasan umat (karena pengetahuan hadis)
(3)   Asy-Syafi’i : Saya keluar dari Bagdad dan di belakang saya tidak ada orang
yang lebih paham tentang islam, lebih zuhud, dan lebih berilmu yang melebihi
Ahmad.
(4)   An-Nasa’i : Ahmad itu salah seorang  ulama siqat ma’mun
(5)   Ibn Hibban : Ahmad itu   hafiz mutqin faqih.
(6)   Ibn Sa’ad : Ahmad itu siqah sabt suduq4
Berdasarkan pernyataan para kritik hadis  tentang diri Ahmad Bin Hambal
tidak seorang kritikus pun yang mencela Ahmad bin Hanbal. Pujian yang
diberikan orang kepadanya  adalah pujan yang berperingkat tinggi. Dengan
demikian pernyataan yang mengatakan bahwa dia telah menerima riwayat hadis
diatas dari Yazid dengan metode as-Sama’ dapat dipercaya  itu berarti bahwa
sanad antara dia dan Yazid dalam keadaan bersambung.

2. Yazid

(a)    Nam Lengkapnya  Yazid bin Harun bin Wadi (wafat 206 H) berasal dari
Bukhara
(b)   Gurunya di bidang periwayatan hadis  yaitu : Sulaiman at-Timi, Syu’bah dan
Sufyan as-Sauri
(c)    Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya antara lain
(1)   Ahmad bin Hanbal : Dia itu penghafal Hadis
(2)   Ibn Al-Madini : Dia salah seorang periwayat yang siqah saya belum melihat
orang yang hafalannya (hadis) melebihi dia
(3)   Ibn Ma’in : Dia itu Siqah
(4)   Al-Ajali : Dia itu Siqah sabt di bidang hadis
(5)   Ibn Abi Syaibah : Saya belum pernah melihat orang yang lebih kuat
hafalannya  melebihi Yazid. 

4
M. Syuhudi Ismail, Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), hlm 94.
(6)   Abu Zur’ah : Kekuatan hafalannya lebih banyak dari pada kecepatannya
dalam membaca. 
(7)   Abu Hatim : Yazid itu Siqah Imam  Saduq dan jangan ditanya lagi apakah 
ada orang yang mampu menyamainya.5
(d)   Tidak ada seorang pun dari kritikus hadis yang mencela pribadi Yazid.
Pujian-pujian orang yang diberikan kepadanya dikemukakan oleh kritikus
berperingkat tinggi dan tertinggi. Dengan demikian pernyataan Yazid yang
mengatakan bahwa dia menerima riwayat Hadis  diatas dari Syu’bah dengan
lambang akhbarana dapat dipercaya kebenarannya. Itu berarti bahwa sanad antara
Yazid dan Sy’bah dalam keadaan bersambung. 

3. Syu’bah

(a)    Nama lengkapnya :  Syu’bah bin Hajjaj bin al-Warad al-Itki al-Azadi al-
Wasiti al-Basri (82-160H)
(b)   Guru Syu’bah di bidang periwayatan hadis banyak sekali yaitu : Tuglub
Ibrahim  bin Amir bin Mas’ud dan Qais bin Muslim
(c)    Pernyataan kritik hadis tentang dirinya
(1)    Ahmad bin Hanbal  : Sekiranya Syu’bah tidak ada niscaya hadis-hadis
hukum lenyap dan tidak ada orang yang lebih baik pengetahuannya di bidang
hadis selain Syu’bah.
(2)    Sufyan as-Sauri : Syu’bah itu amirul mu’min fil  hadis
(3)    Asy-Syafi’i  : Sekiranya Syu’bah tidak ada niscaya hadis di Irak tidak di
kenal orang
(4)    Ibn Sa’aad Dia itu siqah  ma’mun  sabt hujjah
(5)    Al-Ajali Dia itu sigah sabt tetapi agak sedikit ada kesalahan di bidang rijalul
hadis.
(6)    Ad-Daruqutni : Syu’bah banyak mengalami kesalahan di bidang rijalul
hadis  karena kesibukannya untuk lebih menghafal hadis.6

          Hampir seluruh kritikus hadis memuji Syu’bah kekurangannya menurut al-


Ajali dan  ad-Daruqutni dibidang rijalul hadis dan bukan di matn hadis.
Seandainya kesalahan yang dilakukan Syu’bah berkaitan dengan periwayat dan
sanad hadis yang sedang diteliti ini apalagi Syu’bah dalam sanad itu
menggunakan lambang an maka muttabinya perlu diteliti. Dalam hal ini terdapat
dua muttabi’ yakni Sufyan dan Malik bila kedua  muttabi’ atau salah satunya
memenuhi syarat maka sanad antara  Syu’bah  dan Qais bin Muslim bersambung. 

4.  Qais bin Muslim


5
Ibid., hlm 95
6
Ibid., hlm 96
(a)    Nama lengkapnya : Qais bin Muslim al-Jadali al-Udwani Abu Amr

(b)    Gurunya dalam periwayatan hadis yaitu Qais bin Muslim antara lain Tariq
bin Syihab. al-Hasan bin Muhammad bin Hanafiyah, dan Mujahid .

(c)     Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya  antara lain :

(1)   Yahya : Dia berpaham  murji’ah  dia lebih sabt  dari pada  Abu Qais

(2)    Ibn Main : Dia siqah

(3)    Abu Hatim : Dia  siqah

(4)    Abu Daud ; Dia berpaham murji’ah

(5)    An-Nasa’i : Dia siqah  dan berpandangan murji’ah

(6)    Syu’bah : Dia layyin

(7)    Ibnu  Hibban Dia siqah

(8)    Ibn Saad : Dia siqah sabt

(9)    Al-Ajali : Dia Siqah


(10)      Ya’qub  bin Sufyan  : Dia siqah  dan berpandangan murji’ah.7

Para kritikus hadis menilai Qais bin Muslim bersifat siqah  kecuali Syu’bah 
yang menilainya  sebagai layyin. Lafal Layyin  adalah istilah untuk menyebut sifat
periwayat  yang tergolong al-Jarh yang peringkatnya berada paling dekat  dengan
peringkat at-Ta’dil  yang terendah. Syu’bah tidak menjelaskan sebab-sebab yang
melatar belakangi ke layyin –an  Qais bin Muslim. Disegi  yang lain  Syu’bah
sendiri telah dinyatakan oleh Ajali dan ad-Daruqutni, sebgaimana telah
dikemukakan diatas  sebagai ulama yang mengalami kesalahan dalam masalah
ilmu rijal hadis. Karenanya, kritik syu’bah  tidak mengurangi  ke siqat an-Qais

5. Tariqh bin Syihab

(a)    Nama lengkapnya  Tariq bin Syuhab bin Abd Syams bin Hilal  bin Salmah
bin Auf  bin Khusaim  al-Bajailai  al-Ahmasi Abu Abdillah al-Kufi (wafat 123 H )

(b)   Guru dan murid dibidang periwayatan hadis : al-Khulafaur Rasyidin, Bilal,
dan Abu Said al-Khudri.

7
Ibid., hlm 98
(c)    Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya, antara lain

(1)   Yahya bin Main : Dia Siqah

(2)    Al-Ajali : Dia Siqah.8

6. Abu Said al-Khudri

(a)    Nama lengkapnya Sa’ad  bin Malik bin Sanan bin Ubaid  bin Sa’labah bin
Ubaid bin al-Abjar khudrah bin Auf  bin al-Harits bin al-Khasraj al-Ansari  Abu
Said al-Khudri (wafat 63 H/64) 

(b)   Gurunya di bidang periwayatan hadis : Abu Said al-Khudri  banyak


meriwayatkan hadis dari Nabi secara langsung. Dia juga menerima  riwayat hadis
Nabi dari al-Khulafaur Rasyidun, ayahnya saudaranya yang seibu  yang bernama
Qatadah bin Nu’man. 

(c)    Pernyataan para kritikus hadis tentang  dirinya antara lain

(1)  Para gurunya Hanzalah bin Abi Sufyan : Abu Said al-Khudri  itu   sebagian
dari para sahabat  Nabi yang namanya  disebut-sebut  oleh orang banyak karena
kemampuannya  di bidang pemahaman agama islam  yang mendalam.

(2)  Al-Khatib : Dia adalah  salah seorang sahabat nabi yang utama dan hafal 
hadis. 

    Ayah Abu Said  al-Khudri adalah salah seorang sahabat nabi yang gugur
sebagai syahid di peperangan badr. Ketika itu Abu Sa’id  masih setelah dewasa,
Abu Said ikut aktif  mengikuti berbagai peperangan pada zaman Nabi. Dia telah
12 kali peperangan.9

C. MENELITI KEMUNGKINAN  ADANYA SYUZUZ DAN ILLAH

Jika diperhatikan persambungan sanad Ahmad berisi lima tingkat


periwayat di luar para mukharrijnya. Perbedaan itu tidak dengan sendirinya
menjadikan sanad Ahmad memiliki kekurangan. Sebab seluruh periwayat yang
terdapat dalam sanad yang diteliti masing-masing dari mereka bersifat siqat
bahkan sebagian dari para periwayatnya itu kesiqatannya berperingkat tinggi dan
8
Ibid., hlm 100
9
Ibid., hlm 101
sanadnya dalam keadaan bersambung mulai dari mukharrijnya sampai kepada
sumber utama berita, yakni Nabi Muhammad  SAW. Kekuatan sanad Ahmad
yang diteliti makin meningkat bila dikaitkan dengan pendukung berupa mutabi,
sanad yang memiliki mutabi terletak pada sanad-sanad pertama kedua dan
keempat. Dengan demikian hanya sanad-sanad terakhir, ketiga dan mukharrij saja
yang tidak memiliki muttabi. 

D. MENGAMBIL NATIJAH (KESIMPULAN)

Setelah di lakukan penelitian dan metode periwayatannya langkah


berikutnya dalam penelitian sanad hadis  ialah mengemukakan kesimpulan. untuk
hasil penelitian hadis ahad maka natijahnya berisi pernyataan bahwa hadis yang
bersangkutan berkualitas sahih, hasan atau da’if sesuai dengan apa yang di teliti. 

Kesimpulannya hadist yang berisi tentang mengatasi kemunkaran adalah


hadist sahih karena pertimbangan sanadnya bersambung

Anda mungkin juga menyukai