Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Rifki Dian Pratama
2. Dina Merliana
3. Muhammad Taufik Riansyah
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha ESA, karena atas rahmat dan karunianya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini .
Penyusun,
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................2
C. Rumusan Masalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembagian hadist dari segi kehujahannya dan kebersambungan
sanadnya...........................................................................................2
B. Pembagian hadist dari segi kuantitas periwayatnya.........................14
C. Keadilan Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’at dalam Periwayatan Hadist.16
Bab III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab-kitab hadis yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan
pegangan oleh umat Islam dalam hubungannya dengan hadits sebagai sumber
ajaran Islam adalah kitab-kitab yang disusun oleh para penyusunnya setelah
lama Nabi wafat. Dalam jarak waktu antara kewafatan Nabi dan penulisan
kitab-kitab hadits tersebut telah terjadi berbagai hal yang dapat menjadikan
riwayat hadits tersebut menyalahi apa yang sebenarnya berasal dari Nabi.
Baik dari aspek kemurniannya dan keasliannya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian hadist dari segi kehujahannya?
2. Bagaimana pembagian hadist dari segi kuantitas periwayatnya?
3. Bagaimana pembagian hadist dari segi kualitas kebersambungan
sanadnya?
4. Bagaiman keadilan sahabat, tabi’in dan tabi’at dalam periwayatan hadist?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembagian hadist dari segi kehujahannya
2. Untuk mengetahui pembagian hadist dari segi kuantitas periwayatnya
3. Untuk mengetahui pembagian hadist dari segi kualitas kebersambungan
sanadnya
4. Untuk mengetahui keadilan sahabat, tabi’in dan tabi’at dalam
periwayatan hadist
2
BAB II
PEMBAHASAN
ما اتصل سنده بنقل العدل الضابط ضبطا كامال عن مثله وسلم عن
شذ ود وعلة
“Hadis yang sanadnya bersambung, yang dinukilkan oleh perawi yang
adil dan (jujur dan taqwa), dhabit serta bersih dari keanehan dan
kecacatan”.
3
Imam Bukhori dan Imam Muslim membuat kriteria hadis shahih
sebagai berikut :
1) Muttashil sanadnya
2) Perawi-perawinya adil.
3) Perawi-perawinya dhabit
4) Yang diriwayatkan tidak syadz
5) Yang diriwayatkan terhindar dari illat qadihah (illat yang
mencacatkannya)
4
Analisis terhadap hadits tersebut:
b. Hadist Hasan
Menurut Imam At Tirmidzi, sebagaimana di kutip Ahmad Sutarmaji
hadis hasan adalah :
5
كل حديث يروى ال يكون في اسنده من يتهم با لكذ ب وال يكو ن الح
يث شا ذا ا وير وى من غير وجه ونحو ذ الك
“Setiap hadis diriwayatkan oleh perawi yang tidak disangka berdusta,
tidak syadz (asing) dan diriwayatkan tidak hanya dengan satu sanad”.
Secara bahasa, hasan berarti al-jamal, yaitu indah. Hasan juga dapat
juga berarti sesuatu yang disenangi dan dicondongi oleh nafsu.
Sedangkan para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan hadis
hasan karena melihat bahwa ia meupakan pertengahan antara hadis
shahih dan hadis dha’if, dan juga karena sebagian ulama
mendefinisikan sebagai salah satu bagiannya.
6
“Memberi kabar padaku Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-
Hafidz, menceritakan kepadaku Abu Bakr Ahmad bin Ja’far al-
Qothi’I, menceritakan kepadaku Abdullah bin Hanbal, dia berkata:
telah menceritakan kepadaku ayahku, telah memberi kabar padaku
Zakaria al-Anbari, menceritakan kepadaku Ibrahim bin Abi Thalib,
menceritakan kepadaku Muhammad bin Yahya. Mereka berkata,
menceritakan kepadaku Ya’kub bin Ibrahim bin Sa’d, menceritakan
kepadaku ayahku dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata:
Muhammad bin Muslim az-Zuhri menuturkan dari Urwah dari Aisyah
dia berkata: Rasulullah saw., bersabda Salat dengan bersiwak itu lebih
utama dari pada salat tidak menggunakan siwak dengan keutamaan 70
kali lipat”
Analisis Hadis:
Dari hadis tersebut ada seorang perawi yang perlu dicermati, yaitu
Muhammad bin Ishaq. Hadis itu dikeluarkan oleh Ahmad dalam
musnadnya dan ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dia berkata: “Saya
meragukan keabsahan kabar ini karena saya khawatir ibnu Ishaq tidak
mendengar dari Muhammad bin Muslim (Az Zuhri) dan ia
mentadlisnya”.
7
Sebagaimana hadis shahih yang terbagi menjadi dua macam, hadis
hasan pun terbagi menjadi dua macam, yaitu hasan li-dzâtihi dan
hasan li-ghairihi;
1) Hasan Li Dzâtihi
Hadis hasan li-dzâtihi adalah hadis yang telah memenuhi
persyaratan hadis hasan yang telah ditentukan.
2) Hasan Li-Ghairihi
Hadis hasan li-ghairihi ialah hadis hasan yang tidak memenuhi
persyaratan secara sempurna. Dengan kata lain, hadis tersebut
pada dasarnya adalah hadis dha’if, akan tetapi karena adanya
sanad atau matn (matan/teks) lain yang menguatkannya (syahid
atau tâbi’/mutâbi’), maka kedudukan hadis dha’if tersebut naik
derajatnya menjadi hadis hasan li-ghairih.
2. Hadist Mardud
a. Hadist Dhaif
Menurut Imam At Tirmidzi, sebagaimana dikutip Ahmad Sutarmaji
hadis dhaif adalah:
8
a) Hadis Mursal
Hadis mursal adalah hadis yang dalam sanadnya tidak
menyebutkan sahabat Nabi, sebagai ar-râwiy yang seharusnya
menerima langsung dari Rasulullah s.a.w..
Contoh hadis mursal :
ِ ِّيmm ِعي ِد ب ِْن ْال ُم َسmm ع َْن َس، لَ ِم ِّيmmةَ اََأل ْسmmَرَّحْ َم ِن ْب ِن َحرْ َملmm ِد الmmْع َْن َعب
َأ َّن، ب
د ْال ِع َشا ِءmُ « بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ْال ُمنَافِقِينَ ُشهُو: َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل
.» الَ يَ ْستَ ِطيعُونَهُ َما,ْح
ِ َوالصُّ ب
“Antara kita dan kaum munafik (ada batas), yaitu menghadiri
jama’ah isya dan subuh; mereka tidak sanggup
menghadirinya”.
9
“Rasulullah s.a.w. bila masuk ke dalam mesjid, membaca
“dengan nama Allah, dan sejahtera atas Rasulullah; Ya Allah,
ampunilah dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu
rahmatMu”.
c) Hadis Mu’dhal
Hadis mu’dhal adalah hadis yang gugur dua orang ar-râwiy
(periwayat)-nya, atau lebih, secara beriringan dalam sanadnya.
Contoh hadis mudhal :
» « ال َك ْعبَتَا ِن ِم ْن َم ْي ِس ِر ْال َع َج ِم: ذكر لنا أن نبي هللا صلى هللا عليه وسلم قال
Disebutkan kepada kami bahwa rasulullah s.a.w. Bersabda:
“kedua mata kaki adalah kemudahan bangsa ‘ajam (non-
arab)”. Qatadah yang dimaksud di sini adalah qatadah ad-
di’amah as-sadusi. Riwayatnya dari tabi’in besar sangat
agung, pendapat yang lebih kuat, dalam sanad ini beliau telah
menghilangkan setidaknya dua orang ar-râwiy (periwayat),
yaitu seorang tabi’in dan seorang shahabat.
d) Hadis Mu’allaq
Hadis mu’allaq ialah hadis yang gugur satu ar-râwiy
(periwayat) atau lebih di awal sanad atau bisa juga bila semua
ar-râwiy (periwayat)-nya digugurkan (tidak disebutkan).
10
Contoh; Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitabnya ash-
Shahih, Kitab al-Iman, Bab: Husnu Islami al-Mar’i ia
mengatakan,
ِعي ٍدm ا َسmmَ َرهُ َأ َّن َأبm َار َأ ْخب
ٍ m َأ ْخبَ َرنِي زَ ْي ُد بْنُ َأ ْسلَ َم َأ َّن َعطَا َء ْبنَ يَ َس:ك
ٌ ِال َمال َ َق
لَ َمmm ِإ َذا َأ ْس: ل هللاِ صلى هللا عليه وسلم يَقُو ُلmَ ي َأ ْخبَ َرهُ َأنَّهُ َس ِم َع َرسُو َّ ْال ُخ ْد ِر
َكmmِ َد َذلmانَ بَ ْعmm َو َك، ْال َع ْب ُد فَ َحسُنَ ِإ ْسالَ ُمهُ يُ َكفِّ ُر هَّللا ُ َع ْنهُ ُك َّل َسيَِّئ ٍة َكانَ زَ لَفَهَا
ْف َوال َّسيَِّئةُ بِ ِم ْثلِهَا ِإالَّ َأ ْن ِ صاصُ ْال َح َسنَةُ بِ َع ْش ِر َأ ْمثَالِهَا ِإلَى َسب ِْع ِمَئ ِة
ٍ ضع َ ِْالق
.يَت ََجا َوزَ هَّللا ُ َع ْنهَا
“Telah berkata Malik, telah memberitakan kepada kami Zaid
bin Aslam, bahwa ‘Atha’ bin Yasar memberitahu kepadanya,
bahwa Abu Sa’id al-Khudri memberitahu kepadanya,
bahwasannya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda;
Apabila seseorang masuk Islam, dengan keislaman yang
bagus maka Allah akan menghapuskan semua kejahatannya
yang telah lalu. Setelah itu balasan terhadap suatu kebaikan
sebanyak sepuluh kali sampai 700 kali lipat dari kebaikan itu,
dan balasan kejahatan sebayak kejahatan itu sendiri, kecuali
pelanggaran tehadap Allah.”
11
Suyuthi, Jalaluddin, Al-Lâlî al-Mashnû’ah fi al-Ahâdîts al-
Maudhû’ah, Juz I, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t., h. 97).
b) Hadis matrûk atau hadis mathrûh
hadis matrûk adalah hadis yang diriwayatkan oleh ”orang-
orang yang pernah dituduh berdusta (baik berkenaan dengan
hadis ataupun mengenai urusan lain), atau pernah melakukan
maksiat, lalai, atau banyak wahamnya”.
Contoh hadis matrûk:
رmmد ذكmmا عبدهللا بن محمmmو علي نmmا أبmmم نmmو القاسmmى أبmmا القاضmmأخبرن
يرmmنى عن جوبmmم الجmmرو بن هاشmmا عمmmعبدالرحمن بن صالح األزدى ن
الmmلم قmmه و سmmلى هللا عليmmبي صmmاس عن النmmحاك عن ابن عبmmعن الض
َ ِو ِء َو َعلَ ْي ُك ْم بm الس
َدقَ ِةm ص ُّ عmَ ار
ِ mص َ ُوف فَِإنَّهُ يَ ْمنَ ُع َم ِ َعلَ ْي ُك ْم بِاصْ طَن
ِ ال َم ْعرmَاع
ب الرَّبِّ َع َّز َو َج َّل َ طفِى ُء َغ
َ ض ْ ُالسِّرِّ فَِإنَّهَا ت
(٦ m رقم، ٢٥ أخرجه ابن أبى الدنيا فى قضاء الحوائج (ص
“Hendaklah kalian berbuat ma’ruf, karena ia dapat menolak
kematian yang buruk, dan hendaklah kamu bersedekah secara
tersembunyi, karena sedekah tersembunyi akan memadamkan
murka Allah SWT”. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu
Abi ad-Dunya dari Ibnu Abbas.
c) Hadis Munkar
Hadis munkar ialah: hadis yang diriwayatkan oleh ar-râwiy
(periwayat) yang lemah dan menyalahi ar-râwiy (periwayat)
yang kuat, contoh:
َع ِن، ق َ َحاm ع َْن َأبِي ِإ ْس، ٌرmا َم ْع َمm ن، اق
ِ َّر َّزm ُد الmْا َعبm ن، ك ِ mَِح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َع ْب ِد ْال َمل
َّ ا َمmmَ ” َم ْن َأق: ا َلmmَ فَق, ُ َرابmاهُ اَأْل ْعmmَ َأت، س
َاَل ةmالص ٍ َأ َّن ا ْبنَ َعبَّا، ث ٍ َر ْيmار ْب ِن ُح ِ َزmْال َع ْي
* “ َض ْيفَ َد َخ َل ْال َجنَّة
َّ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو َح َّج ْالبَيْتَ َوقَ َرى ال
“Barangsiapa yang mendirikan shalat, membayarkan zakat,
mengerjakan haji dan menghormati tamu, niscaya masuk
surga.” (HR Abu Ishaq dari Abdullah bin Abbas)”
12
d) Hadis Mu’allal
Hadis mu’allal adalah hadis yang mengandung sebab-sebab
tersembunyi, dan ‘illat yang menjatuhkan itu bisa terdapat
pada sanad, matan, ataupun keduanya.
Contoh:
13
kesanggupan kamu”. (Hadis Riwayat ath-Thabrani dari al-
Mughirah)
g) Hadis Syadz
Hadis syadz adalah hadis yang mengandung keganjilan
dibandingkan dengan hadis-hadis lain yang kuat. Keganjilan
itu bisa pada sanad, pada matan, ataupun keduanya. Contoh :
اmmَ َرةَ ثَنm ق ْالفَا ِك ِه ُّي بِ َم َّكةَ ثَنَا َأبُو يَحْ يَى بْنُ َأبِي َمي َْس
َ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هللاِ بْنُ ُم َح َّم ِد ْب ِن ِإ ْس َحا
ا ِم ٍرmmةَ ْب ِن َعm َاح ع َْن َأبِ ْي ِه ع َْن ُع ْقب
ٍ ََع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يَ ِزي َد ْال ُم ْق ِريُّ ثَنَا ُمو َسى بْنُ ُعلَ ِّى ْب ِن َرب
وْ ُمmmَةَ َو يmَوْ ُم َع َرفmَ ي: لَّ َمm ِه َو َسmلَّى هللاُ َعلَ ْيmص َ َ ق: قَا َل، ُض َي هَّللا ُ َع ْنه
َ ِوْ ُل هللاmال َر ُسm ِ َر
ٍ ْْق ِع ْي ُدنَا َأ ْه ُل اِإْل ْساَل ِم َو ه َُّن َأيَّا ُم َأ ْك ٍل َو ُشر
ب ِ النَّحْ ِر َو َأيَّا ُم التَ ْش ِري
(Rasulullah bersabda): “Hari ‘Arafah, hari Nahr dan hari-hari
Tasyriq adalah hari raya bagi umat Islam, dan hari-hari itu
adalah hari-hari makan dan minum.” (HR al-Hakim dari
Musa bin Ali bin Rabah)
14
Adapun macam macam hadis mutawatir adalah :
a. Hadits mutawatir Lafzhi, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan
lafaz dan makna yang sama, serta kandungan hokum yang sama,
contoh :
2. Hadis Ahad
Menurut istilah hadits ahad berarti hadits yagn diriwayatkan oleh orang
perorangan, atau dua orang atau lebih akan tetapi belum cukup syarat
untuk dimasukkan kedalam kategori hadits mutawatir. Artinya, hadits
ahad adalah hadits yang jumlah perawinya tidak sampai pada tingkatan
mutawatir. Hadis ahad dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Hadis Gharib , yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang
perawi secara sendiri dan tidak dipersyaratkan periwayatan seorang
perawi itu terdapat dalam setiap tingkatan (thabaqah)
periwayatannya, akan tetapi cukup terdapat pada satu tingkatan atau
lebih. Dan bila dalam tingkatan yang lain jumlahnya lebih dari satu,
maka itu tidak mengubah statusnya (sebagai hadits gharib).
b. Hadits ‘Aziz yaitu Suatu hadits yang diriwayatkan dengan minimal
dua sanad yang berlainan rawinya.Contohnya : Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :“Tidaklah beriman salah
15
seorang di antara kamu hingga aku (Nabi) lebih dicintainya daripada
bapaknya, anaknya, serta serta seluruh manusia,.
c. Hadits Masyhur yaitu adalah hadits yang diriwayatkan oleh 3 perawi
atau lebih pada setiap thabaqah (tingkatan) dan belum mencapai
batas mutawatir. Contohnya, sebuah hadits yang berbunyi (artinya) :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil ilmu dengan
melepaskan dari dada seorang hamba. Akan tetapi akan melepaskan
ilmu dengan mengambil para ulama. Sehingga apabila sudah tidak
terdapat seorang yang alim, maka orang yang bodoh akan dijadikan
sebagai pemimpin, lalu memberikan fatwa tanpa didasari ilmu.
Mereka sesat dan menyesatkan”.
16
Allah Telah Menta’dil ( memberikan penilaian adil ) kepada para sehabat
nabi SAW dengan firman – firmannya di dalam kitab suci Al Quran, maka
tidak diperlukan lagi ucapan – ucapan dari manusia – manusia Jahil yang
meragukan dan membantahnya. Dan ini adalah dalil – dalilnya :
ِ الً ِمنَ هَّللاmض
ْ َونَ فmmجَّداً يَ ْبتَ ُغmا ً ُسm َراهُ ْم ُر َّكعmَار ُر َح َما ُء بَ ْينَهُ ْم تِ َُّم َح َّم ٌد َرسُو ُل هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ َم َعهُ َأ ِش َّدا ُء َعلَى ْال ُكف
ٍ ْ زَرm ِل َكmك َمثَلُهُ ْم فِي التَّوْ َرا ِة َو َمثَلُهُ ْم فِي اِأْل ْن ِجي
ع َ mِجُو ِد َذلmالس ُّ رm ِ mَو ِه ِه ْم ِم ْن أ…َثmmي َماهُ ْم فِي ُو ُجmَو ِرضْ َوانا ً ِس
واmmُ َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنmظَ بِ ِه ُم ْال ُكفَّا َر َو َعmزرَّا َع لِيَ ِغيm
ُّ mوقِ ِه يُ ْع ِجبُ الmَأ ْخ َر َج َشطَْأهُ فَآ َز َرهُ فَا ْستَ ْغلَظَ فَا ْستَ َوى َعلَى ُس
29:ت ِم ْنهُ ْم َم ْغفِ َرةً َوَأجْ راً َع ِظيماً)) الفتح ِ َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang - orang yang bersama
dia adalah keras terhadap orang - orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhoan-Nya. Tanda - tanda mereka, tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat - sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam - penanamnya, karena Allah menjengkelkan
hati orang - orang kafir (dengan kekuatan orang - orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath: 29)
“Orang - orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya selama - lamanya. Mereka kekal didalamnya. Itulah
kemenangan yang besar”.
17
ِ َّك َج َع ْلنَا ُك ْم ُأ َّمةً َو َسطًا لِتَ ُكونُوا ُشهَدَا َء َعلَى الن
)143 ( البقرة...اس َويَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِهيدًا َ َِو َك َذل
“Dan demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS.
Al- Baqarah:143)
Adapun Tabi’in mereka adalah murid dan pengikut setia para Sahabat.
Demikian juga Tabi’ut-Tabi’in dalam mengikuti Tabi’in.
ّ : قال ابن قيّم الجوزية
الصحابيّة أولي باألخذ بهاmإن الفتوى باألثار السّلفية والفتاوى
وإن قربها إلي الصّواب بحسب قرب أهلها من عصرm،من أراء المتأ ّخرين وفتويهم
ّ ،الرسول صلوات هللا وسالمه عليه وعلي أله
الصّحابة أولي أن يؤخذبهاmوإن فتاوى
وفتاوى التابعين أولي من فتاوى تابعى التابعين،من فتاوى التابعين...
Ibnul Qoyyim berkata: Sesungguhnya fatwa dari atsar as-Salafus Salih
dan fatwa-fatwa sahabat lebih utama untuk di ambil dari pada
pendapat-pendapat dan fatwa-fatwa mutaakhirin (orang belakang). Karena
dekatnya fatwa terhadap kebenaran sangat terkait dengan
kedekatan pelakunya dengan masa Rasulullah Saw. maka fatwa-fatwa
sahabat lebih didahulukan untuk di ambil dari fatwa-fatwa tabi'in dan
fatwa-fatwa tabi'in lebih di dahulukan dari fatwa-fatwa tabiut-tabiin.
Adapun dalil tentang sahabat , tabi’in, dan tabi’ut tabi’in sebagai berikut:
ُي هللا mَ m ضِ ان َر ٍ m وهُم بِِإحْ َسmmار َوالَّ ِذينَ اتَّبَ ُع
mِ m نصَ ا ِج ِرينَ َواَْألmmَونَ ِمنَ ْال ُمهmmُابِقُونَ اَْأل َّولm الس
َّ َو
وْ ُزmmَكَ ْالفmmِدًا َذلm َت تَجْ ِري تَحْ تَهَا اَْأل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَآ َأب
ٍ َع ْنهُ َوَأ َع َّد لَهُ ْم َجنَّاmَع ْنهُ ْم َو َرضُوا
} التوبة100{ ْال َع ِظي ُم
artinya : Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang – orang Muhajirin dan
orang - orang Anshar dan orang - orang yang mengikuti mereka
dengan ihsan, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah,
dan Allah menyediakan bagi mereka jannah yang mengalir di bawahnya
sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya . Itulah keberuntungan
yang besar. ( at Taubah 100 ).
18
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pembagian hadits bila ditinjau dari kuantitas perawinya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad. Untuk hadits mutawatir juga
dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu : mutawatir ma’nawi dan mutawatir ‘amali.
Sedangkan hadits ahad dibagi menjadi dua macam, yaitu masyhur dan ghairu
masyhur, sedangkan ghairu masyhur dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu,
aziz dan ghairu aziz. Sedangkan hadits bila ditinjau dari segi kualitas hadits
dapat dibagi menjadi dua macam yaitu hadits maqbul dan hadits mardud.
Hadits maqbul terbagi menjadi dua macam yaitu hadits mutawatir dan hadits
ahad yang shahih dan hasan, sedangkan hadits mardud adalah hadits yang
dahif.
Keadilan para sahabat tabi’in dan tabi’ut tabi’in sudah sangat jelas di dalam
alqur’an dan hadits bahwa merekalah pembawa ajaran agama islam setelah
nabi Muhammad saw wafat.
19
B. Saran
Bahwa didalam mempelajari studi hadits hendaklah benar-benar mengetahui
pembagian hadits baik dari segi kuantitas maupun kualitas hadits itu sendiri,
supaya timbul ke ihtiyathan kita dalam menyampaikan hadits, dan untuk bias
membedakan keshahihan suatu hadits harus mengetahui pembagian-
pembagian hadits. Ditakutkan nanti kita termasuk golongan orang-orang yang
menyebarkan hadits-hadits palsu.
20
DAFTAR PUSTAKA
21