Anda di halaman 1dari 13

PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN

KUALITAS SANAD

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS / SEMESTER : PMM-1 / 1
1. FATMA LIANA RAHMA 0305182131
2. KANIA UTARI 0305182079
3. NIA SUCIANA 0305183160

DOSEN PENGAMPU :H.MUHAMMAD ROZALI

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
T.A 2018/2019
A. PENDAHULUAN

Hadis merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur’an.Sebelum


menerapkan sesuatu yang baru dalam hidup,ada kalanya kita harus mengetahui asal
muasal dan kualitas dari sesuatu itu.Begitu halnya dengan Hadist,seperti yang diketahui
segala sesuatu perkataan maupun perbuatan dari Nabi Muhammad SAW dituliskan
dalam hadis,sebelum memakainya adakalanya kita harus tau asal-usul,kuantitas,dan
kualitasnya.
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembagian hadis dari segi kualitas
dan kuantitas sanad,dari segi kuantitas sanad meliputi : Mutawatir,Ahad,dan Gharib
dimana hadits mutawatir meliputi : Lafzhi,Ma’nawi,dan Amali;Hadis ahad meliputi:
Azis dan Masyur.Sedangkan hadist dari segi kualitas sanad meliputi : Shahih,Hasan,dan
Dhaif.
Dari makalah ini,diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahimi hadits dari
segi kualitas dan kuantitas sanad sehingga tidak terjadi keragu-raguan dalam mengikuti
amalan yang akan diperbuat dari hadits.Makalah ini disusun sedemekian rupa agar dapat
memahaminya namun masih banyak terdapat kekuranga,mohon sekiranya pembaca
dapat memakluminya,Terima kasih.

.
B. PEMBAHASAN

A. PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS SANAD


1. Hadits Mutawatir
a. Pengertian Hadits Mutawatir
Mutawatir secara kebahasaan adalah isim fa’il dari kata al-tawatur,yang berarti al-
tatabu’1,yaitu berturut-turut. Menurut Ulama Hadis,Mutawatir berarti:
‫ تحيل العادة تواطؤهم على الكذب‬،‫ما رواه عدد كثير‬
Artinya: “Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah besar orang, dan menurut
kebiasaan tidak mungkin mereka sepakat berbohong.”
Maka,Hadis Mutawatir adalah Hadis yang memiliki sanad yang pada setiap
tingkatannya terdiri atas perawi yang banyak dengan jumlah yang menurut hukum adat
atau akal tidak mungkin bersepakat untuk melakukan kebohongan terhadap hadis yang
mereka riwayatkan tersebut.
Syarat Mutawatir:
a. Diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi
b. Adanya keseimbangan antar perawi pada Thabaqat pertama dengan
Thabaqat berikutnya
c. Berdasarkan Tanggapan Panca Indera

b. Pembagian Hadis Mutawatir


1. Mutawatir Lafzhi
Yaitu hadits yang mutawatir lafazh dan maknanya.Misalnya hadits:
‫من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار‬2
Artinya: “Barangsiapa berdusta atasku secara sengaja, maka hendaknya ia
menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
Keterangan:
Dalam Taysir Mushthalah al-Hadits disebutkan hadits ini diriwayatkan oleh lebih
dari 70 orang shahabat, dan jumlah periwayat hadits ini terus bertambah di tingkatan
selanjutnya. Yang juga menyatakan hal ini misalnya adalah al-‘Iraqi.
Sedangkan menurut Ibn ash-Shalah, hadits ini diriwayatkan oleh 62 shahabat.

2. Mutawatir Ma’nawi
Yaitu hadis yang mutawatir namun lafazh nya tidak.
1
M.Agus Solahudin,dkk.Ulumul Hadis.Pustaka Setia.Bandung.2017.hlm 199.
2
Nawir Yuslem.Ulumul Hadis.Mutiara Sumber Widya.hlm 131.
‫ وإنه يرفع حتى يرى‬، ‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم ال يرفع يديه في شيء من دعائه إال في االستسقاء‬
‫بياض إبطيه‬

“Biasanya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak mengangkat kedua tangannya


ketika berdoa, kecuali ketika istisqa. Beliau mengangkat kedua tangannya hingga
terlihat ketiaknya yang putih” (HR. Bukhari no.1031, Muslim no.895)
Terdapat sekitar 100 hadits, dengan redaksi berbeda-beda, namun di dalamnya
mengandung informasi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat
tangan saat berdoa. Masing-masing haditsnya tidak mutawatir, namun informasi tentang
Rasul yang mengangkat tangan saat berdoa pada hadits-hadits tersebut mutawatir.

3. Mutawatir Amali
Yang dimaksud dengan hadis ini ialah:

‫ما علم من الدين باالضرورة وتواتر بين المسلمين ان النبي صلىاهلل عليه وسلم فعله او امربه او غير ذلك‬
‫وهو الذي ينطبق عليه تعريف اإلجماع إنطباقا صحيحا‬
“Sesuatu yang diketahui dengan mudah, bahwa dia termasuk urusan agama dan
telah mutawatir antara umat Islam, bahwa Nabi SAW mengerjakannya menyuruhnya,
atau selain dari itu. Dan pengertian ini sesuai dengan ta’rif Ijma.”

2. Hadits Ahad
a. Pengertian Hadis Ahad
Al-Ahad jama’ dari ahad,menurut bahasa berarti al-wahid atau satu.Dengan
demikian khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.3
Menurut istilah yang di defenisikan para ulama:
‫ما رواه الواحد أواإلثنان فأكثر مما لم تتوفر فيه شروط المشهور اوالمتو اتر‬
Hadis yang diriwayatkan oleh satu orang, atau dua orang, atau lebih, yang
jumlahnya tidak memenuhi persyaratan hadis masyhur, atau hadis mutawatir”.
b. Pembagian Hadits Ahad
1. Hadis Masyhur
Hadis ini dinamakan masyhur karena telah tersebar luas ke masyarakat.Hadis
masyhur ini ada yang berstatus sahih,hasan,dan dha’if.
Contoh hadis masyhur yang shahih:

ْ‫إِ َذا َجا َء أَ َح ُد ُك ْم إِلَى ْال ُج ُم َع ِة فَ ْليَ ْغت َِسل‬

Apabila salah seorang kalian berangkat shalat Jum'at hendaklah dia mandi."
(HR. Muslim)Masyur dapat dibedakan menjadi enam macam yaitu:4

3
Ibid,h.207
4
Ibid,h.211
Masyur di kalangan ahli Hadis,yaitu yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi
atau lebih.Contohnya adalah hadis yang berasal dari Anas r.a.,dia berkata:

ُ‫ و المها ِج َر َم ْن هَ َج َر َما نهَى هللاُ َع ْنه‬, ‫الم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم الم ْسلِ ُموْ نَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan qunut
selama satu bulan setelah berdiri dari ruku’ berdoa untuk (kebinasaan) Ra’l dan
Dzakwan” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Masyhur di kalangan ahli hadits dan ulama dan orang awam, misalnya
ِ ‫ت َش ْهرًا يَ ْد ُعو َعلَى أَحْ يَا ٍء ِم ْن أَحْ يَا ِء ْال َع َر‬
‫ب ثُ َّم‬ َ ‫س أَ َّن َرس‬
َ َ‫ُول هَّللا ِ قَن‬ ٍ َ‫َع ْن أَن‬
ُ‫تَ َر َكه‬
”Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan
tangannya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Masyhur di antara para ahli fuqaha, misalnya ‫ق‬ ‫بغض الحال ل الئ هللا الطال‬
”Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talaq” [HR. Al-Hakim;
namun hadits ini adalah dla’if].

 Masyhur di antara ulama ushul fiqh, misalnya :

‫صلَّى هللا عليه وسلم‬ َ ِ‫ أَ َّن َرس ُْو َل هللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ِ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّاس َر‬
ُ َ‫ ْال َخطَأ ُ َوالنِّ ْسي‬: ‫او َز لِ ْي َع ْن أُ َّمتِي‬
‫ان َو َما ا ْستُ ْك ِرهُوا َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ إِ َّن هللاَ تَ َج‬: ‫قَا َل‬
]‫[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما‬
”Telah dibebaskan dari umatku kesalahan dan kelupaan…..” [HR. Al-Hakim dan
Ibnu Hibban].
  Masyhur di kalangan masyarakat umum, misalnya : ”Tergesa-gesa
adalah bagian dari perbuatan syaithan” [HR. At-Tirmidzi dengan sanad hasan].
 Masyhur di kalangan ahli Nahwu,misalnya: “Sebaik-baiknya hamba
adalah Shuhaib”
2. Hadits Aziz
Secara bahasa: adalah sifat musyabbahah (sifat yang dibentuk dari Masdar Tsulati
Lazim, sebagai penunjukan suatu makna yang menetap pada yang disifati secara tetap),
dari kata (‫ ) َع َّز يَ ِع ُّز‬dengan harokat kasrah yang bermakna sedikit dan jarang, atau berasal
dari (‫ ) َع َّز يَ َع ُّز‬dengan harokat fathah yang bermakna kuat dan menjadi kuat. Dinamakan
demikian mungkin karena hadits tersebut sedikit ataupun jarang, dan mungkin karena
kuatnya hadits tersebut karena datang dari jalan yang lainnya.5
Secara istilah: adalah hadits yang diriwayatkan oleh tidak kurang dari dua orang
dalam seluruh tingkatan sanad.
Contoh hadis Aziz:
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas dan riwayat
Bukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

َ‫س أَ ْج َم ِعين‬ َّ ‫ َحتَّى أَ ُكونَ أَ َح‬،‫الَ يُؤْ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم‬


ِ ‫ب إِلَ ْي ِه ِمنْ َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالنَّا‬

Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintainya
daripada bapaknya, anaknya, dan manusia seluruhnya. (HR. Bukhari, Muslim, At-
Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).6

Hadits ini diriwayatkan dari Anas oleh Qatadah dan ‘Abdul Aziz bin Shuhaib.
Diriwayatkan dari Qatadah oleh Syu’bah dan Sa’id. Diriwayatkan dari ‘Abdul Aziz bin
Shuhaib oleh Isma’il bin ‘Ulliyah dan ‘Abdul Warits dan diriwayatkan dari keduanya
oleh banyak orang.

3. Hadits Gharib
Menurut bahasa,kata gharib adalah shifat musyabbat yang berarti al-munfarid
atau al-ba’id’an aqaribihi,7 yaitu yang menyendiri atau jauh dari kerabatnya.
Menurut istilah Ilmu Hadis 8yaitu hadis yang menyadari seorang perawi dalam
periwayatannya.Hadis ini terbagi atas dua yaitu:
 Gharib Muthlaq, yaitu hadits yang ke-gharib-an sanadnya terdapat pada
pangkal sanad (yakni sahabat), atau hadits yang menyendiri dengan periwayatan satu
orang perawi saja di ujung sanad.
Contohnya :Contohnya adalah hadits tentang niat (Innamal a’malu bi an-Niyyat).
Pada tingkat sahabat hanya seorang perawi saja, yakni Umar bin Khattab, namun setelah
itu mulai tersebar dan menjamur perawi yang meriwayatkan hadits tersebut. Umar bin
Khattab disini adalah sebagai tharfu sanad/aslu sanad, ujung sanad.

5
Ibid.h.213
6
Munzier Suparta.Ilmu Hadis.Depok.Fajar Interpratama Mandiri.2014.h 117
7
Nawir Yuslem.Ulumul Hadis.Mutiara Sumber Widya.hlm.215.
8
M.Agus Solahudin,dkk.Ulumul Hadis.Pustaka Setia.Bandung.2017.hlm.138.
 Gharib Nisbi,Yaitu 9hadis yang diriwayatkan oleh lebih dari seorang
perawi pada asal sanad,namun dipertengahan sanadnya terdapat tingkatan yang
perawinya hanya sendiri.
Contohya: Hadits Malik dari az-Zuhri dari Anas radhiyallahu ‘anhu:

ِ ‫سلَّ َم د ََخ َل َم َّكةَ َو َعلَى َر ْأ‬


‫س ِه ا ْل ِم ْغفَ ُر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫أن النبي‬

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kota Makkah dengan


mengenakan topi baju besi di kepalanya.” HR. Bukhari.

Malik menyendiri dengan riwayat ini dari Az-Zuhri (maksudnya tidak ada yang
meriwayatkan hadits ini dari az-Zuhri kecuali hanya Malik, sementara hadits tersebut
punya banyak jalan lain selain dari az-Zuhri).

B. PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KUALITAS SANAD


1. Hadits Sahih
a. Pengertian Hadits Sahih
Sahih menurut lughat adalah lawan dari “saqim”,yang artinya
sehat lawan sakit,haq lawan batil. Menurut ahli hadis,hadis sahih adalah hadis yang
sanadnya bersambung,dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang
sama,sampai berakhir pada Rasulullah SAW,sahabat,atau tabi’in, bukan hadis yang
syadz (kontroversi) dan terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaannya.10
b. Syarat-Syarat Hadis Sahih
Suatu hadis dapat dinilai sahih,apabila memenuhi syarat berikut :
1) Sanad Hadis tersebut harus beersambung. Maksudnya adalah setiap perawi
menerima Hadis secara langsung dari perawi yang berada diatasnya,dari awal sanad
sampai akhir sanad,dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
sumber Hadis tersebut.
2) Perawinya adalah adil. Setiap perawi Hadis tersebut harus bersifat
adil,yaitu memenuhi kriteria : muslim,balig,berakal,taat beragama,tidak melakukan
perbuatan fisik,dan tidak rusak muru’ah-nya.
3) Perawinya adalah dhabith,artinya perawi Hadis tersebut memiliki
ketelitian dalam menerima Hadis.
4) Bahwa Hadis yang diriwayatkan tersebut tidak syadz. Artinya,Hadis
tersebut tidak menyalahi riwayat perawi yang lebih tsiqat dari padanya.
5) Tidak ber-‘illat

9
Nawir Yuslem.Ulumul Hadis.Mutiara Sumber Widya.hlm.216.
10
M Agus Solahudin.Ulumul Hadis(Tim Desain Pustaka Setia,Bandung,2017)hal.141.
c. Macam-macam Hadis Sahih Beserta Contohnya
Para ulama hadis membagi hadis sahih ini dibagi menjadi dua macam,yaitu :
1. Sahih li dzatihi, yaitu hadis yang memenuhi syarat-syarat atau sifat-sifat
hadis maqbul secara sempurna,yaitu syarat-syarat yang lima sebagaimana tersebut
diatas.
Contoh :
‫لوال أن أشق على أمتي ألمرتهم بالسواك عند كل صالة‬
Hadis ini diriwayatkan melalui jalur Al-A’raj Abu Hurairah.
2. Sahih Li Gairihi,yaitu hadis yang tidak memenuhi secara sempurna syarat-
syarat tertinggi dari sifat sebuah hadis maqbul(a’la sifat al-qubul).
Contoh :

‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال لوال أن أشق على أمتي ألمرتهم بالسواك عند كل صالة‬
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:”Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya akan
aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. at-
Tirmidzi, Kitab ath-Thaharah).

2. Hadits Hasan
a. Pengertian Hadits Hasan
Hasan menurut lughat adalah sifat musybahah dari ‘Al-Husna’ artinya bagus.
Untuk membedakan antara hadis sahih dan hadis hasan,kita harus mengetahui
batasan dari kedua hadis tersebut. Batasannya adalah keadilan pada hadis hasan
disandang oleh orang yang tidak begitu kuat ingatannya,sedangkan pada hadis sahih
terdapat rawi-rawi yang benar-benar kuat ingatannya. Akan tetapi,keduanya bebas dari
keganjilan dan penyakit. Keduanya sebagai hujjah dan kandungan dapat dijadikan
penguat.11
Contoh Hadis Hasan adalah :

ْ‫ْن أَ ِبي م ُْو َسي اأْل َ ْش َع ِري‬


ِ ‫ان ْال َج ْونِي َعنْ أَ ِبي َب ْك ِر ب‬
ِ ‫ض َبعِي َعنْ أَ ِبيْ عِ ْم َر‬
ُّ ‫ان ال‬ َ ‫ح َّد َث َنا قُ َت ْي َب ُة َح َّد َث َنا َجعْ َف ُر بْنُ ُسلَ ْي َم‬
‫ الحديث‬..… ِ‫ت ظِ الَ ِل ال ُّسي ُْوف‬ ْ
َ ْ‫اب ال َج َّن ِة َتح‬ َ
َ ‫ إِنَّ أب َْو‬: ‫هللا ص م‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو ُل‬: ‫ت أَ ِبي ِب َحضْ َر ِة ال َع ُدوِّ َيقُ ْو ُل‬ ُ ْ‫ َسمِع‬: ‫َقا َل‬

Diriwayatkan oleh Tirmidzi,dia berkata,”Telah menceritakan kepada kami


Qutaibah,telah menceritakan kepada kami Ja’far ibn Sulaiman al-Dhaba’i,dari Abi
‘Imran al-Juwayni,dari Abu Bakar ibn Abu Musa al-Asy’ari dia berkata,’aku
mendengar ayah berkata,dihadapan musuh,Rasulullah SAW bersabda,’Sesungguhnya
pintu-pintu surga itu dibawah naungan pedang,..’

11
Ibid,h. 146
Hadis diatas dinyatakan Hasan karena pada sanadnya terdapat Ja’far ini
berada pada kualitas shaduq (tidak sempurna dhabith-nya),sehingga tidak mencapai
tingkatan istiqat sebagai salah satu persyaratan Hadis Sahih.

b. Macam-macam Hadis Hasan

1. Hadis Hasan Lidzatih


Yang dimaksud dengan hadis hasan lidzatih adalah Hadis yang dirinya
sendiri telah memenuhi kriteria hasan sebagaimana yang telah disebutkan diatas,dan
tidak memerlukan bantuan yang lain untuk mengangkatnya kederajat hasan
sebagaimana halnya pada Hasan Lighairihi.
2. Hadis Hasan Lighairihi
Hadis Hasan Lighairihi adalah hadis dhaif yang bukan dikarenakan
rawinya pelupa,banyak salah dan orang fasik,yang mempunyai mutabi’
dan syahid. Hadis dhaif yang karena rawinya buruk hapalan (su’u al-
hifdzi),tidak dikenal identitasnya (matsur) dan mudallis (menyembunyikan
cacat) dapat naik derajatnya menjadi Hadis Hasan Lighairihi karena
dibantu oleh hadis-hadis yang semisal dan semakna atau karena banyak
rawi yang meriwayatkannya.
3. Hadits Dha’if
a. Pengertian Hadits Dha’if
Kata dha’if menurut bahasa,berarti lemah,sebaai lawan kata dari
kuat. Maka sebutan hadis dha’if,secara bahasa berarti hadis yang
lemah atau hadis yang tidak kuat.
Secara istilah,Hadis Dha’if adalah semua hadis yang tidak
terkumpul padanya sifat-sifat bagi hadis yang diterima dan
menurut pendapat kebanyakan ulama; hadis dha’if adalah yang
tidak terkumpul padanya sifat hadis sahih dan hasan.12
b. Klasifikasi Hadits Dha’if
Berdasarkan kepada sebab-sebab ke-dha’ifan suatu Hadis,Hadis
Dha’if terbagi kepada beberapa macam,yaitu :
1. Hadits Mu’allaq
Contohnya :

ُ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه خَ ْيرًا يُفَقِّ ْهه‬

Artinya: “Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka


akan dipahamkan ia dalam (masalah) agama”(Hr. Bukhari).
2. Hadits Mursal

12
Ibid,148
Contohnya :

‫ب َوأَبِي َسلَ َمةَ ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن‬ ِ َّ‫ب ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن ْال ُم َسي‬ ٍ ‫ك ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ ٌ ِ‫ال أَ ْخبَ َرنَا َمال‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يُوسُفَ ق‬
ْ
ُ‫ق تَأ ِمينُه‬ َ َ َّ ‫هَّللا‬
َ َ‫صلى ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم قَا َل إِ َذا أ َّمنَ اإْل ِ َما ُم فَأ ِّمنُوا فَإِنَّهُ َم ْن َواف‬ َّ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَنَّهُ َما أَ ْخبَ َراهُ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أ َّن النَّب‬
َ
َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل آ ِمين‬ َ ِ ‫ب َو َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ ٍ ‫تَأْ ِمينَ ْال َماَل ئِ َك ِة ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِ¯ه َوقَا َل ابْنُ ِشهَا‬

Artinya : “Abdullah bin Yusuf bercerita kepada kami,


katanya Malik bercerita kepada kami dari Ibn Syihab dari
Sa’id bin al-Musayyib dan Abu Salamah bin ‘Abd ar-
Rahman keduanya menceritakan dari Abu Hurairah bahwa
Nabi SAW.,bersabda, ‘jika imam mengucapkan amin, maka
ucapkanlah amin karena sesungguhnya barangsiapa yang
mengikuti ucapan aminnya, yaitu amin malaikat, niscaya
dosa-dosanya yang terdahulu diampuni’. Dan Ibn Syihab
al-Zuhri berkata, ‘Adalah Rasulullah SAW.,mengucapkan
amin.
3. Hadits Mu’dhal
Contoh :

ُ ِ‫ل ِْل َم ْملُوكِ َط َعا ُم ُه َوكِسْ َو ُت ُه بالمعروف َوال ُي َكلَّفُ م َِن ْال َع َم ِل إِال َما يُط‬
‫يق‬

“Hamba sahaya berhak mendapatkan makanan dan


pakaiannya secara ma’ruf (yang sesuai) dan tidak
boleh dibebani pekerjaan, kecuali yang
disanggupinya saja”
4. Hadits Munqathi
Contoh :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫هللا‬ِ ‫ َعلَّ َمنِي َرس ُْو ُل‬:‫ َقا َل‬،‫ْن َعلِي‬ ِ ‫ َع ِن ْال َح َس ِن ب‬،‫ْن َعلِي‬ ِ ‫ َعنْ َع ْب ِد‬،‫م ُْو َسى بْنُ ُع ْق َب َة‬
ِ ‫هللا ب‬
ِ‫ْث ُد َعا ِء ْالقُ ُن ْوط‬ َ ‫ت فِي ْال ِو ْت ِر … َف َذ َك َر َح ِدي‬
ِ ‫َهؤُ الَ ِء ْال َك ْل َما‬

Musa bin Uqbah, dari Abdillah bin Ali, dari Al Hasan bin Ali, ia berkata; Rasulullah
mengajarkan kepadaku beberapa kalimat itu di dalam shalat witir (…) lalu
menyebutkan hadits tentang do’a qunut.

5. Hadits Mudallas

Contoh :

ْ‫ َما مِن‬:‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ ‫ب َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫از‬ َ ‫َعن أَ ِبي إِسْ َح‬
ِ ‫اق َع ِن ْال َب َرا ِء ب‬
ِ ‫ْن َع‬
ِ ‫ْن َي ْل َتقِ َي‬
‫ان‬ ِ ‫مُسْ لِ َمي‬
‫ان إِاَّل ُغف َِر لَ ُه َما َق ْب َل أَنْ َي َت َفرَّ َقا‬
ِ ‫صا َف َح‬
َ ‫َف َي َت‬
Dari Abu Ishaq, dari Al Barra’ bin ‘Azib, ia berkata;
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; Tidakah
dua orang muslim yang saling bertemu lalu berjabat
tangan melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosa
mereka berdua sebelum mereka berpisah

Berdasarkan kepada Dha’if karena tiadanya syarat adil

a. Al-Maudhu,yaitu hadis yang dibuat-buat oleh seseorang(pendusta) yang


ciptaan ini di nisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta,baik
segaja maupun tidak.
b. Hadits Matruk,yaitu hadis yang pada sanadnya ada seorang rawi yang
tertuduh dusta
c. Hadits Mungkar,yaitu hadis yang pada sanadnya terdapat rawi yang jelek
kesalahannya13

C. PENUTUP

13
Munzier Suparta.Ilmu Hadis.Depok.Fajar Interpratama Mandiri.2014.h 152.
Hadits ditinjau dari kualitas sanadnya dibagi menjadi dua,yaitu
Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad.Hadits Mutawatir yaitu hats yang
diriwayatkan oleh sejumlah periwayat yang banyak pada tiap tingkatan
(Thabaqat) sehingga mustahil mereka sepakat untuk berbohong dan proses
tersebut dapat diakui pancaindra.Hadist Mutawatir terbagi atas Mutawatir
Lafdzhi,Mutawatir Ma’nawi,dan Mutawatir A’mali.Hadist Ahad yaitu
khabar yang diriwayatkan oleh satu orang,dua orang,atau lebih yang tidak
mencapai tingkatan mutawatir,hadist Ahad terbagi atas tiga yaitu Ahad
Mashyur,Ahad Aziz,dan Aziz Gharib
. Hadits ditinjau dari segi kualitas sanadnya dibagi menjadi
tiga,yaitu Hadits Shahih,HaditsHasan,Hadits Dha’if.Hadits Shahih adalah
hadits yang sanadnya bersambung,dikutip oleh orang yang adil bagi
cermat dari orang yang sama,yang berakhir pada rasulullah SAW atau
sahabat atau tabi’in.Hadits Shahih terbagi menjadi dua,yaitu Shahih
Lidzatihi dan Shahih Lighairih.
Hadits Hasan disandang oleh orang yang tidak begitu kuat
ingatannya.Hadits dha’if adalah hadits lemah yang tidak terkumpul pada
sifat hadits shahih dan hasan.

Daftar Kepustakaan
Solahudin Agus M dan Agus Suyadi.2017.Ulumul Hadis.Bandung:Tim
Desain Pustaka Setia.

Suparta Munzier.2014.Ilmu Hadis.Depok:Fajar Interpratama Mandiri.

Yuslem Nawir.2001.Ulumul Hadis.PT Mutiara sumber Widya.

Anda mungkin juga menyukai