Anda di halaman 1dari 12

Pembagian Hadist dari Segi

Kuantitas

Disusun oleh:
Silmi Mutia Fajrin (21211797)
Utiya Choirunis (21211824)
Wilandari (21211828)
1.HADIST MUTAWATIR

Secara bahasa , mutawatir adalah isim fa’il dari at-tawatur


yang artinya berurutan. Sedangkan mutawatir menurut
istilah adalah “ apa yang diriwayatkan oleh sejumlah
banyak orang yang menurut kebiasaan mereka terhindar
dari melakukan dusta mulai dari awal hingga akhir sanad.
Atau “hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak
pada setiap tingkatan sanadnya menurut akal tidak
mungkin para perawi tersebut sepakat untuk berdusta dan
memaluskan adist dan mereka bersandarkan dalam
meriwayatkan pada sesuatu yang dapat diketahui dengan
indera seperti pendengaran dan semacamnya.”
A.SYARAT-SYARATNYA :

 Diriwayatkan oleh sejumlah banyak


 Jumlah yang banyak ini berada pada semua tingkata
(thabaqot) sanad
 Menurut kebiasaan tidak mungkin mereka bersengkongkol
atau bersepakat untuk dusta
 Sandaran hadist mereka dengan menggunakan indera
seperti perkataan mereka : kami telah mendengar, atau kami
telah melihat, atau kami telah menyentuh ,atau yang seperti
itu. Adapun jika sandaran mereka menggunakan akal, maka
tidak dapat dikatakan sebagai hadist muttawatir.
B.PEMBAGIAN HADIST MUTAWATIR :

 Mutawatir lafzhi ialah apabila lafazh dan maknanya mutawatir. Misal hadist :
“ Barang siapa yang sengaja berdusta dengan atas namaku maka dia akan
mendapat tempat duduknya dari api neraka.” Hadist ini telah diriwayatkan
lebih dari 70 sahabat, dianatara mereka termasuk 10 orang yang dijamin
masuk surga.
 Mutawatir maknawi ialah maknanya yang mutawatir sedangkan lafazhnya
tidak. Mislanya hadist -hadist tentang mengangkat tanan dalam berdoa.
Hadist ini telah diriwayatkan dari nabi sekitar 100 macam hadist tentang
mengangkat tangan ketikaberdoa , akan tetapi pada perkara yang berbeda -
beda. Perkara yang berbeda ini tidak dikatakan mutawatir ,akan tetapi
kesatuan makna dari perkara-perkara iniu yaitu mengangkat kedua tangan
ketika berdoa termasuk mutawatir jika ditinjau dari pengumpulan hadistnya.

 Pengantar studi ilmu hadis, syaikh manna’ al qaththan . pustaka alkautsar hal. 113
C.HUKUM HADIST MUTAWATIR

 Hadist mutawatir menunjukan pengetahuan yang


bersifat pasti, atau myakinkan .Dengan kata lain,
manusia dipaksa untuk percaya secara mutlak
seakan menyaksikan perkara tersebut dengan
mata kepala sendiri, sehingga tidak mungkin dia
meragukan apa yang dia saksikan sendiri, seperti
itu juga khabar mutawatir. Ole karena itulah,
seluruh khabar mutawatir diterima dan tidak
diperlukan untuk mencari keadaan rawi-rawinya
D.KITAB-KITAB POPULAR TENTANG MUTAWATIR

 Para ulama telah memberikan perhatian mereka dalam


mengumpulkan hadist-hadist mutawatir di dalam satu
kitab yang yang terpisah, sehingga memudahkan para
pencuri ilmu untuk merujuk kepadanya diantaranya:
 Al azhar almutanasirah fi al akhbar al mutawatirah, karya
imam suyuthi, kitab ini tersusun perbab.
 Qaftull Azhar, juga karya Imam suyuthi. Merupakan
ringkasan dari kitab yang pertama.
 Nazmu Al mutanatsir min Al hadist AL mutawatir : karya
Muhammad bin ja’far Al kattani.
2.HADIS AHAD

A.Pengertian hadist Ahad


 Hadis Ahad adalah hadis yang perawinya tidak mencapai,
terkadang mendekati, jumlah mutawatir.
Kata ahad sebagai jamak untuk kata wahid, yang arti
harfiahnya satu. Dengan demikian kata ahad berarti
satuan dari satu suku dari sesuatu. Menurut istilah, hadis
ahad berarti hadis yang diriwayatkan oleh orang-seorang
atau dua orang, atau lebih, akan tetapi belum cukup syarat
padanya untuk dimasukkan sebagai mutawatir.
B.JENIS-JENIS HADITS AHAD

 1. Hadits Masyhur


Secara bahasa, hadits masyhur berasal dari kata 'syaharah' yang bermakna
penampakan sesuatu, kejelasan sesuatu, ketenaran sesuatu dan penyebaran
sesuatu. Sedangkan secara istilah, hadits masyhur adalah hadits yang memiliki
jalan sanad lebih dari dua perawi dan tidak mencapai derajat mutawatir.
 Berikut contohnya yang diriwayatkan dari jalur Ibnu Umar:

ُ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو‬
 ِ ‫ل هَّللا‬
ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بُنِ َي اِإْل ْساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ضان‬ َ ‫صاَل ِة َوِإيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو ْال َحجِّ َو‬
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َّ ‫“ َ َوِإقَ ِام ال‬
 "Islam dibangun diatas lima asas (yaitu) syahadat (persaksian) bahwa tidak

Ilah yang hak kecuali Allah dan syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah,
mendirikan shalat, memberikan zakat, haji dan puasa Ramadlan.”
Dasar dasar ilmu hadis. Dr. Mahmud Ath-Thahhan. Ummul Qura. Hal. 31
2. HADITS AZIZ

 Secara bahasa, kata Aziz adalah shifat musyabbahah dari kata kerja ‘azza-
ya’izzu yang bermakna sedikit atau jarang. Sedangkan secara istilah, hadits
aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang perawi dalam tiap
thabaqat atau tingkatan.
 Jumlah perawi hadits aziz memang lebih sedikit dibandingkan hadits
masyhur, namun lebih kuat karena diriwayatkan melalui jalur tertentu.
 Berikut contoh hadits aziz yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim:
 ‫ون َأ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن‬
َ ‫ الَ يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى َأ ُك‬:‫ قال النَّبِ ُّي صلَّى هللا عليه وسلَّم‬:‫َع ْن َأنَس رضي هللا عنه قال‬
‫اس َأجْ َم ِعين‬ ِ َّ‫“ َوالِ ِده َو َولَ ِد ِه َوالن‬
 Sesunguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah kalian beriman sampai
aku menjadi yang paling ia cintai dari kedua orang tuanya, anaknya dan
semua manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 syaikh manna al qatthan, dalam pengantar studi ilmu hadist, 2015, 110.
3. HADIST GHARIB

 Hadist gharib (‫ )غ{ريب‬dalam bahasa juga sifat musyabbahah(serupa


dengan isim fa’il atau isim maf’ul) yang berarti sendirian ( al-munfarid),
jauh dari kerabat, perantau, asing, dan sulit dipahami. Sedang menurut
istilah : hadist yang perawinya bersendiri di tingkatan mana saja dari
tingkatan-tingkatan sanad.
 Nama lain yang satu arti dengan hadist gharib dalam istilah adalah
hadist fard dalam arti bahasa diartikan tunggal atau satu. Hadist gharib
dan fard mempunyai makna yang sama, yaitu hadist yang terdapat
hanya seorang perawi dalam satu tinggkatan (tabaqah) sanad atau pada
sebagian tinggkatan sanad walaupun dalam salah satu tingkatan saja,
sementara dikalangan tingkatan lain lebih dari satu orang.

 syaikh manna al qatthan, dalam pengantar studi ilmu hadist, 2015, 110.
 Ditinjau dari segi kesendirian periwayatnya, maka hadis garib digolongkan menjadi
dua, yakni garib muthlaq dan garib nisbi.
 Gharib Mutlak
 Artinya : hadist yang gharabahnya (perawi satu orang) terletak pada pokok sanad.
Pokok sanad adalah ujung sanad, yaitu seorang sahabat.
 Atau hadist yang diriwayatkan oleh seorang perawi pada awal sanad.

 Gharib Nisbi
 Artinya : hadist yang terjadi garabahnya (perawian satu orang) di tengah sanad.

Gharabah nibi terbagi menjadi tiga macam, yaitu :


 Muqayyad bi ats-Tsiqah

 Muqayyad bi al-balad

 Muqayyad ‘ala ar-rawi

arbain nurdin,M.Pd.I dan ahmad fajar shodik,M.Th.I, dalam studi hadist (bantul, t.t.), 28–31.
REFERENSI
 arbain nurdin,M.Pd.I dan ahmad fajar shodik,M.Th.I. Dalam
studi hadist, 28–31. bantul, t.t.
 syaikh manna al qatthan. Dalam pengantar studi ilmu hadist,
110, 2015.
  
 Pengantar studi ilmu hadis, syaikh manna’ al qaththan .
pustaka alkautsar hal. 113
 Dasar dasar ilmu hadis. Dr. Mahmud Ath-Thahhan. Ummul
Qura. Hal. 31
  

Anda mungkin juga menyukai