Anda di halaman 1dari 15

Hadits Shaheh

Farah Dieba
Lina Tria
Meyla C
Noor Isnaini
Pengertian Hadits Shaheh
 Bahasa :
 Istilah :

‫ص ُل ال َّسنَ ِد َغ ْي ُر ُم َعلَّ ٍل َوالَ َشا‬


ِ َّ‫ض ْب ِط ُمت‬
َّ ‫َما نَقَلَهُ َع ْد ٌل تَا ُم ال‬

Artinya:
"Suatu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil,
sempurna ingatannya, bersambung-sambung
sanadnya, tidak ada cacat yang tersembunyi dan
pengertiannya tidak janggal/berlawanan dengan dalil
yang lebih kuat".
Syarat Hadits Shaheh
1. Perawinya bersifat adil, yang unsur – unsurnya
adalah :
 
a) seorang perawi selalu memelihara kepatuhan dan
ketaatan kepada Allah SWT
b) mampu menjauhi perbuatan maksiat & dosa – dosa
besar (contoh : syirik,durhaka pada ortu,bohong,zina
dll)
c) mampu menjauhi dosa-dosa kecil (contoh: berkata
kotor, ghobah, jajan gabrul, nyontek )
d) tidak melakukan perkara mubah (diperbolehkan)
yang dapat menggugurkan iman, harga diri dan
kehormatan (contoh: jam satu malam seorang ulama
“ngehiq”,memakai sandal selen,kaos kaki diinjak
separo dll) ,
e) tidak mengikuti pendapat salah satu
mazhab/aliran/faham yang bertentangan dengan
dasar syari’at Islam.(contoh aliran sesat di Indonesia
a.l : Ahmadiyah, LDII,Inkarussunnah,NII,JIL
2. Sempurna ingatan (dhabith), artinya ingatan seorang
perawi harus lebih banyak daripada lupanya dan
kebenarannya harus lebih banyak daripada
kesalahannya, menguasai apa yang diriwayatkan,
memahami maksudnya dan maknanya.
DLABIT dibagi menjadi 2, yaitu :
 Al – Dlabitus Shodri
Al – Dlabitul Kitab
Al – Dlabitus Shodri
Seorang perowi yang mempunyai hafalan sangat
sempurna serta memahami isi kandungannya
terhadap hadits – hadits yang diterimanya, dan
kekuatan hafalannya ini sanggup dikeluarkan dan
disampaikan kepada orang lain (para muridnya)
kapanpun dan dimanapun dikehendaki secara spontan
tanpa harus mengingat – ingatnya terlebih dahulu.
Al – Dlabitul Kitab
Seorang perowi yang mempunyai hafalan sangat
sempurna serta memahami isi kandungannya
terhadap hadits – hadits yang diterimanya, hanya saja
ketika menyampaikan hadits kepada orang lain, dia
menyerahkan buku hadits catatan pribadinya agar
dapat dibaca,dipelajari dan difahami ataupun diturun
oleh para muridnya.
3. Sanadnya Muttasil/ bersambung ( tidak terputus)

 SANAD arti menurut bahasa : jalan, thoriq,syari’,


ring-road,way,margi,gank,lorong dll.
 MUTTASIL arti menurut bahasa antara lain:
bersambung,berurutan,berkesinambungan,bergandeng
an,berjajar, gandeng renteng

 sanad muttasil adalah sanad yang selamat dari


keguguran atau dengan kata lain; tiap-tiap rawi dapat
saling bertemu dan menerima suatu berita hadits
langsung dari guru yang memberi hadits tsb sampai
kepada sumbernya yang asli yaitu Rasulullah SAW.
4. Hadits itu tidak ber’illat (penyakit yang samar-samar
yang dapat menodai keshahihan suatu hadits)
 
5. Tidak janggal, artinya tidak ada pertentangan antara
suatu hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul
dengan hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lebih
rajin daripadanya.
 
Macam Macam Hadits Shaheh
1. Hadits Shahih li-dzatih, (‫) الصحيح لذاته‬
 yaitu hadits shahih yang memenuhi syarat-syarat diatas.
Contoh:
ُ ‫ش َها َد ِة أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللا ُ َو أَنَّ ُم َح َّم ًدا َر‬
‫س ْو ُل هللاِ َو إِقَ ِام‬ ٍ ‫سالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
َ :‫س‬ ْ ‫بُنِ َى ْا ِإل‬
‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬َ ‫صالَ ِة َو إِ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو ا ْل َح ِّج َو‬
َّ ‫ال‬

Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu dibangun di atas


lima perkara. Syahadat bahwa tidak ada tuhan selain
Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berhajji dan puasa bulan
Ramadhan.” ( H.R Imam Bukhari Muslim)
2. Hadits Shahih li-ghairih ( ‫) الصحيح لغيره‬
 yaitu hadits yang keadaan perawinya kurang hafidz dan
dlabith tetapi mereka masih terkenal orang yang jujur
hingga karenya berderajat hasan, lalu didapati padanya
jalan lain yang serupa atau lebih kuat, hal-hal yang
dapat menutupi kekurangan yang menimpanya itu.
Contoh:
‫صالَة‬َ ‫اك ِع ْن َد ُك ِّل‬ ِّ ‫ق َعلَى اُ َّمتِى الَ َم ْرتُ ُه ْم بِال‬
ِ ‫س َو‬ ُ َ‫لَ ْوالَ اَنْ ا‬
َّ ‫ش‬
(‫) رواه البخارى والترمذى‬

Seandainya aku tidak menyusahkan ummatku, pastilah


aku perintahkan mereka untuk menggosok gigi tiap
akan shalat (HR Bukhari Tirmidzy)
Kedudukan Hadits Shoheh
Kedudukan hadits shahih sebagai sumber ajaran
Islam lebih tinggi dari kedudukan hadits hasan dan
hadits dla'if, tetapi berada di bawah kedudukan hadits
mutawatir.
Tingkatan Hadits Shoheh
1. ( ‫ ) متفقعايه‬Hadits yang muttafaqun 'alaih atau
muttafaqun 'alaih shihhatihi. Yaitu hadits shahih yang
telah disepakati oleh kedua imam hadits Bukhari dan
Muslim tentang sanadnya.
 
2. ( ‫ ) انفرد به البخا ري‬infarada bihil Bukhari Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri, sedang
Imam Muslim tidak meriwayatkannya. 
5. ( ‫ ) انفرد به مسلم‬infarada bihil Muslim Hadits yang hanya
diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri sedang Imam Bukhari
tidak meriwayatkannya. Para Muhadditsin menamainya dengan
infarada bihi Muslim
 
4. ( ‫ ) صحيح علي شرط البخا ريو مسلم‬shahihun 'ala syarthil Bukhari atau
syarthi Muslim Hadits shahih yang diriwayatkan menurut syarat-
syarat yang dipakai oleh Bukhari dan Muslim, yang disebut
shahihun 'ala syarthi'l Bukhari wa Muslim, sedang kedua imam
tersebut tidak meriwayatkannya.
 
5. (‫) صحيح علي شرط البخا ري‬
shahihun 'ala syarthil Bukhari.
Hadits shahih yang menurut syarat Bukhari, sedang beliau sendiri
tidak men-takhrij-kannya. Hadits yang demikian ini,
 
6.( ‫) صحيح علي شرط مسلم‬
shahihun 'ala syarthil Muslim.
Hadits yang menurut syarat Muslim, sedang Imam Muslim
sendiri tidak men-takhrij-kannya.

 7.(‫ ) صحيح عليغير شرطهما‬shahihun 'ala ghoiri syarthhima. Hadits


shahih yang tidak menurut salah satu syarat dari Imam
Bukhari dan Muslim. Ini berarti bahwa si pen-takhrij tidak
mengambil hadits dari rawi-rawi atau guru-guru Bukhari dan
Muslim, yang telah beliau sepakati bersama atau yang masih
diperselisihkan tetapi hadits yang di-takhrij-kan tersebut
dishahihkan oleh imam-imam hadits yang kenamaan.
Misalnya hadits-hadits shahih yang terdapat dalam Shahih
Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban, dan Shahih Al Hakim.

Anda mungkin juga menyukai