Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

KAJIAN HADITS

A. Takhrij Hadits

1. Pengertian Takhrij

Pengertian takhrij dijelaskan oleh Dr. Mahmud at-

Tahhan adalah Berkumpulnya dua perkara pada sesuatu

yang satu. Sedangkan dalam pengertian-pengertian lain

yang begitu popular ada tiga;(1) al-Istimbat (hal

mengeluarkan), (2) at-tadrib (hal melatih atau

pembiasaan), (3) at-taujih (hal memperhadapkan).(PROF.

DR. M.Syuhudi Ismail, Hal.39)

Sedangkan menurut istilah ada beberapa pengertian

yang sering digunakan oleh ahli hadits diantaranya:

1. Mengemukakan hadits kepada orang banyak dengan

menyebutkan para periwayatnya dalam sanad yang telah

menyampaikan hadits itu dengan metode periwayatan yang

yang mereka tempuh.

2. Ulama hadits mengemukakan hadits yang telah

dikemukakan oleh gurunya atau beberapa kitab tertentu,

atau yang lainnya. Yang susunannya dikemukakan

berdasarkan riwayatnya sendiri, atau para gurunya, atau


temannya, atau orang lain, dengan menerangkan siapa

periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis

yang dijadikan sumber pengambilan.

3. Menunjukkan asal-usul hadits dan mengemukakan sumber

pengambilannya dari berbagai kitab hadits yang disusun

oleh para mukharrij-nya langsung.

4. Mengemukakan hadits berdasarkan sumbernya atau

berbagai sumbernya, seperti kitab-kitab hadits yang

didalamnya disertakan metode periwayatannya dan

sanadnya masing-masing. Dan diterangkan keadaan

periwayat dan kualitas haditsnya.

5. Menunjukkan atau mengemukakan letak asal hadits pada

sumbernya yang asli, yakni berbagai kitab yang

didalamnya dikemukakan hadits itu secara lengkap dengan

sanadnya masing-masing. (PROF. DR. M.Syuhudi Ismail,

Hal.39-40)

2. Sejarah Takhrij

Pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama’

terdahulu mengenai sumber-sumber hadis sangatlah luas

sehingga mereka tidak kesulitan dalam mencari dan

menemukan suatu hadis dalam kitab-kitab tertentu. Lambat

laun, semangat mereka dalam mengkaji ilmu hadis semakin


lemah sehingga berbagai kesulitan mulai didapati. Mereka

sulit menemukan hadis-hadis yang akan dijadikan hujjah

dalam menghadapi berbagai persoalan. Oleh karena itu,

para ulama’ berupaya menyampaikan ilmu yang mereka

miliki dalam mengetahui status suatu hadis. Dari sinilah

lahir sebuah kajian yang dikenal dengan sebutan “Kutub

at- Takhrij” (Kitab-Kitab Takhrij).(Ruslan fariadi, 2017)

3. Tujuan dan Manfaat Takhrij

tujuan pokok dari takhrij hadits adalah untuk

mengemukakan sumber hadits dan menerangkan ditolak

atau diterimanya hadits tersebut. Adapun manfaatnya

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengungkap atau mengetahui asal-usul riwayat

hadits yang diteliti.

b. Untuk mengetahui seluruh riwayat bagi hadits yang akan

diteliti.

c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya syahid dan mutabi’

pada sanad yang diteliti. (PROF. DR. M.Syuhudi Ismail,

Hal.45)
Kritik Sanad Hadist

Terdapat beberapa hadist yang memaparkan tentang melindungi harta dari

pembegalan, diantaranya adalah:

‫ب حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ َعاَل ِء َح َّد َثنَا َخالِ ٌد َي ْعيِن ابْ َن خَمْلَ ٍد َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن‬ٍ ْ‫َح َّدثَيِن َأبُ و ُك ري‬
َ
‫ج اءَ َر ُج ٌل ِإىَل‬: َ ‫ال‬ َ َ‫َج ْع َف ٍر َع ْن الْ َعاَل ِء بْ ِن َعْب ِد ال رَّمْح َ ِن َع ْن َأبِي ِه َع ْن َأيِب ُهَر ْي َر َة ق‬
ُ ‫ت ِإ ْن َج اءَ َر ُج ٌل يُِر‬ ِ َ ‫ال ي ا رس‬ ِ ِ ِ
‫يد‬ َ ْ‫ول اللَّه ََأرَأي‬ ُ َ َ َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َف َق‬ َ ‫َر ُس ول اللَّه‬
‫ت ِإ ْن‬ ِ َ َ‫ال َأرَأيت ِإ ْن قَ اَتلَيِن ق‬ ِ ‫ال فَاَل ُتعط‬ َ َ‫َأخ َذ َم ايِل ق‬
َ ْ‫ال قَات ْل هُ قَ َال ََأرَأي‬ َ ْ َ َ َ‫ك ق‬ َ َ‫ِه َمال‬ ْ ْ
‫ت ِإ ْن َقَت ْلتُهُ قَ َال ُه َو يِف النَّا ِر‬ َ َ‫ت َش ِهي ٌد ق‬
َ ْ‫ال ََأرَأي‬ َ َ‫َقَتلَيِن ق‬
َ ْ‫ال فََأن‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala' telah
menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu Makhlad- telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ja'far dari al-Ala' bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu
Hurairah dia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW seraya
berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang
ingin merampas harta bendaku? ' Beliau menjawab, 'Jangan kamu berikan hartamu
kepadanya! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana jika dia hendak
membunuhku? ' Beliau menjawab, 'Bunuhlah dia! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu
bagaimana pendapatmu kalau dia berhasil membunuhku? ' Beliau menjawab, 'Maka
kamu syahid'. Dia bertanya lagi, 'Bagaimana pendapatmu jika aku yang berhasil
membunuhnya? ' Beliau menjawab, 'Dia yang akan masuk ke dalam api neraka.“
(HR. Muslim no.140)

Status Perawi Hadist

A. Abdullah bin Abi bin Muhammad

Anda mungkin juga menyukai